Kelompok : 11
Laporan hasil Praktik Belajar Lapangan (PBL) di Rumah Sakit oleh kelompok 11
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Tahun 2020, telah dikoreksi dan
disetujui oleh pembimbing pada :
Hari : ………………………
Tanggal : ………………………
Menyetujui,
NIP.198703252009122002
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat karunia-
Nya, “LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT“
dapat diselesaikan. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk
memenuhi tugas Sanitasi Rumah Sakit. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Penyehatan ruang perawatan dan lainnya,
Penyediaan air bersih, Pengelolaan limbah cair, Pengelolaan sampah,
Pengendalian vektor dan binatang pengganggu, Desinfeksi dan sterilisasi ruangan,
Penyehatan makanan dan minuman, Pengendalian Penyakit Infeksi, Sterilisasi
peralatan dan media di unit CSSD, Penyehatan tempat pencucian (laundry), dan
Kegiatan K3 di rumah sakit bagi para pembaca dan penulis. Saya sampaikan
terimakasih kepada Ibu Naris Dyah Prasetyawati, S.ST, M.Si, Bapak Sigid
Sudaryanto, SKM, M.Pd, dan Ibu Sri Muryani, SKM, M.Kes selaku dosen mata
kuliah Sanitasi Rumah Sakit yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.
Dalam penyusunan laporan ini penulis telah berupaya dengan maksimal
untuk mendapatan sumber yang valid dan terpercaya, sehingga apa yang di
paparkan dalam laporan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh semua pihak
yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran untuk membantu
penyempurnaan laporan ini.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Tujuan............................................................................................................
C. Sasaran...........................................................................................................
D. Peserta............................................................................................................
E. Waktu dan Tempat.........................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
Dalam rangka upaya kesehatan ini, pemerintah berusaha agar setiap
penduduk memiliki kesempatan untuk memperoleh derajat kesehatan yang
optimal melalui pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan secara menyeluruh. Penyelenggaraan upaya kesehatan
didukung oleh sumber daya kesehatan yang melibatkan tenaga kesehatan,
sarana kesehatan, perbekalan kesehatn, pembiayaan kesehatan,
pengelolaan kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan.
Upaya kesehatan dapat dilakukan melalui pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif),
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Salah satu unsur kesehatan adalah sarana kesehatan. Sarana kesehatan
meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit
umum, rumah sakit khusus dan sarana kesehatan lainnya.
Rumah sakit adalah sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai
misi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat, juga sebagai tempat pendidikan dan
pelatihan tenaga kesehatan serta tempat penelitian dan pengebangan
kesehatan serta tempat peneliian dan pengembangan kesehatan. Salah satu
bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di rumah sakit adalah
sanitasi.
Kegiatan yang dilakukan sanitarian rumah sakit meliputi
Penyehatan ruang perawatan dan lainnya, Penyediaan air bersih,
Pengelolaan limbah cair, Pengelolaan sampah, Pengendalian vector dan
binatang pengganggu, Desinfeksi dan sterilisasi ruangan, Penyehatan
makanan dan minuman, Pengendalian Penyakit Infeksi, Sterilisasi
peralatan dan media di unit CSSD, Penyehatan tempat pencucian
(laundry), dan Kegiatan K3 di rumah sakit.
Kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) mdi rumah sakit PKU
Muhammadiyah Gamping, Sleman merupakan kegiatan pelatihan bagi
mahasiswa jurusan kesehatan lingkungan untuk menerapkan ilmu yang
telah didapat dan memberi pengalaman bagi mahasiswa itu sendiri.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan diadakannya program Praktik Belajar Lapangan
(PBL) mahasiswa diharapkan dapat menerapkan materi yang telah
didapat dari perkuliahan, membandingkan dengan realita yang
dijalani saat melaksanakan PBL, dan terakhir dapat menyusun
laporan sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat dan disetujui.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemantauan lingkungan
fisik di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
b. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme penyediaan air
bersih di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
c. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengelolaan limbah cair
di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
d. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengelolaan sampah di
RS PKU Muhammadiyah Gamping.
e. Mahasiswa dapat mengetahui cara desinfeksi dan sterilisasi
ruangan di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
f. Mahasiswa dapat mengetahui pengendalian vektor dan
binatang pengganggu di RS PKU Muhammadiyah
Gamping.
g. Mahasiswa dapat mengetahui penyehatan makanan dan
minuman di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
h. Mahasiswa dapat mengetahui penyehatan tempat penyucian
(loundry) di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
i. Mahasiswa dapat mengetahui kegiatan K3 di RS PKU
Muhammadiyah Gamping.
j. Mahasiswa dapat mengetahui pengendalian penyakit
infeksi (PPI) di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
C. Sasaran
Kegiatan PBL ini ditujukan kepada mahasiswa semester empat
prodi DIII Kesehatan Lingkungan untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman yang berkaitan dengan mata kuliah yang selama ini di
pelajari.
D. Peserta
Peserta kegiatan PBL diikuti oleh seluruh mahasiswa semester empat
prodi DIII Kesehatan Lingkungan yang tersebar di beberapa rumah sakit.
Untuk Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping diikuti oleh empat
mahasiswa yaitu :
1. Rara Angesti Sekarlangit (P07133118033)
2. Yetty Dwi Kurniawati (P07133118037)
3. Ruci Caraka Wedha Utamie (P07133118040)
4. Afifah Nur Anggraini (P07133118048)
E. Waktu dan Tempat
Praktik Belajar Lapangan (PBL) dilaksanakan di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gamping yang dimulai tanggal 13 April 2020
sampai dengan tanggal 15 Mei 2020.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Rumah Sakit
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.340/MENKES/PER/III/2010 “Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan rawat darurat”.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, menyatakan bahwa “Rumah
sakit adalah sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang
sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan
penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan.”.
Dari pengertian diatas rumah sakit melakukan beberapa jenis
pelayanan, diantaranya adalah pelayanan medis, pelayanan penunjang
media, pelayana perawatan, pelayanan rehabilitas, pencegahan dan
peningkatan kesehatan, juga dapat menjadi tempat pendidikan atau
pelatihan medis, menjadi tempat penelitian dan pengembangan
teknologi bidang kesehatan. Sehingga perlu adanya penyelenggaraan
kesehatan rumah sakit yang dilaksanakan sesuai dengan syarat dan
ketentuan undang-undang.
2. Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, dapat menjadi tempat
penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan. Sehingga untuk menghindari hal-
hal merugikan yang kemungkinan dapat ditimbulkan dari aktivitas
pelayanan kesehatan perlu dilalukan penyelenggaraan kesehatan
lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit meliputi :
1. Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
2. Persyaratan hygiene dan sanitasi makanan minuman
3. Penyehatan air
4. Pengelolaan limbah
5. Pengelolaan tempat pencucian linen (laundry)
6. Pengendalian serangga, tikus, dan binatang pengganggu
lainnya
7. Dekontaminasi melalui disinfeksi dan sterilisasi
8. Persyaratan pengamanan radiasi
9. Upaya promosi kesehatan dari aspek kesehatan lingkungan
B. Materi Lain
1. Inspeksi Lingkungan Fisik Rumah Sakit
Lingkungan rumah sakit meliputi ruang bangunan dan halaman
rumah sakit. Inspeksi lingkungan rumah sakit meliputi sanitasi
bangunan fisik dan kelengkapannya, pencahayaan di dalam ruangan,
penghawaan ruang bangunan, kebisingan di lingkungan rumah sakit
dan dalam ruangan, serta kebersihan ruang bangunan dan halaman
rumah sakit.
1. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit
a. Lingkungan bangunan rumah sakit harus mempunyai batas
yang jelas, dilengkapi dengan pagar yang kuat dan tidak
memungkinkan orang atau binatang peliharaan keluar
masuk dengan bebas.
b. Luang banguna dan halaman harus disesuaikan dengan luas
lahan keseluruhan, sehingga tersedia tempat parkir yang
memadai dan dilengkapi dengan rambu parkir.
c. Lingkungan bangunan rumah sakit harus bebas dari banjir.
Jika berlokasi di daerah banjir haus menyediakan
fasilitas/teknologi untuk mengatasinya.
d. Lingkungan rumash sakit harus kawasan bebas rokok.
e. Lingkungan bangunan tumah sakit harus dilengkapi
penerangan dengan intensitas cahaya yang cukup.
f. Lingkungan rumah sakit harus tidak berdebu, tidak becek
atau tidak terdapat genangan air dan dibuat landai menuju
ke saluran terbuka atau tertutup, tersedia lubang penerima
air masuk dan disesuaikan dengan luas halaman.
g. Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus
tertutup dan terpisah, masing-masing dihubungkan
langsung dengan instalasi pengolahan air limbah.
h. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat
tertentu yang menghasilkan sampah harus disediakan
tempat sampah.
i. Lingkungan, ruang, dan bangunan rumah sakit harus selalu
dalam keadaan bersih dan tersedia fasilitas sanitasi secara
kualitas dan kuantitas yang memenuhi persyaratan
kesehatan, sehingga tidak memungkinkan sebagai tempat
bersarang dan berkembangbiaknya serangga, binatang
pengerat, dan binatang pengganggu lainnya.
2. Konstruksi Bangunan Rumah Sakit
a. Lantai
1) Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air,
permukaan rata, tidak licin, warna terang, dan mudah
dibersihkan.
2) Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai
kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuangan air
limbah.
3) Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk
konus/lengkung agar mudah dibersihkan.
b. Dinding
Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan
menggunakan cat yang tidak luntur serta tidak
menggunakan cat yang mengandung logam berat.
c. Ventilasi
1) Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di
dalam kamar/ruang dengan baik.
2) Luas ventilasi alamiah minimum 15% dari luas lantai.
3) Bila ventilasi alamiah tidak menjamin adanya
pergantian udara dengan baik, kamar atau ruangan
harus dilengkapi dengan penghawaan buatan/mekanis.
4) Penggunaaan ventilasi buatan/mekanis harus
disesuaikan dengan bentuk ruangan.
d. Atap
1) Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat
perindukan serangga, tikus, dan hewan pengganggu
lainnya.
2) Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi
dengan penangkal petir.
e. Langit-langit
1) Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah
dibersihkan.
2) Langit-langit tingginya minimal 2,70 meter dari lantai.
3) Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari
kayu harus anti rayap.
f. Kontruksi
Balkon, beranda dan talang harus sedemikian sehingga
tidak terjadi genangan air yang dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk Aedes.
g. Pintu
Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar dan dapat
mencegah masuknya serangga, tikus, dan hewan
pengganggu lainnya.
h. Jaringan Instalasi
1) Pemasangan jaringan instalasi air minum, air bersih, air
limbah, gas, listrik, sistem penghawaan, sara
komunikasi dan lain-lain harus memenuhi persyaratan
teknis kesehatan agar aman digunakan untuk tujuan
pelayanan kesehatan.
2) Pemasangan pipa air minum tidak boleh bersilangan
dengan pipa air limbah dan tidak boleh bertekanan
negatif untuk menghindari pencemaran air minum.
i. Lalu Lintas Antar Ruangan
1) Pembagian ruangan dan lalu lintas antar ruangan harus
didisain sedemikian rupa dan dilengkapi dengan
petunjuk letak ruangna, sehingga memudahkan
hubungan dan komunikasi antar ruangan serta
menghindari risiko terjadinya kecelakaan dan
kontaminasi.
2) Penggunaan tangga atau elevator dan lift harus
dilengkapi dengan sarana pencegahan kecelakaan
seperti alarm suara dan petunjuk penggunaan yang
mudah dipahami oleh pemakainnya, atau untuk lift 4
(empat) lantai harus dilengkapi ARD (Automatic
Reserve Divided) yaitu alat yang dapat mencari lantai
terdekat bila mati listrik.
3) Dilengkapi dengan pintu darurat yang dapat dijangkau
dengan mudah bila terjadi kebakaran atau kejadian
darurat lainnya dan dilengkapi ram untuk brankar.
j. Fasilitas Pemadam Kebakaran
Bangunan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas
pemadam kebakaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Ruang Bangunan
Pemantauan ruang bangunan dan penggunaannya harus sesuai
dengan fungsi serta memenuhi persyaratan kesehatan yaitu
dengan pengelompokkan ruangan berdasarkan tingkat risiko
terjadinya penularan penyakit sebagai berikut :
a. Zona dengan Risiko Rendah
Zona dengan risiko rendah meliputi : ruang administrasi,
ruang komputer, ruang pertemuan, ruang perpustakaan,
ruang resepsionis, dan ruang pendidikan latihan.
b. Zona dengan Risiko Sedang
Zona risiko sedang meliputi : ruang rawat inap bukan
penyait, rawat jalan, ruang ganti pakaian, dan ruang tunggu
pasien.
c. Zona dengan Risiko Tinggi
Zona risiko tinggi meliputi : ruang isolasi, ruang perawatan
intensif, laboratorium, ruang penginderaan medis (madical
imaging), ruang bedah mayat (autopsy), dan ruang jenazah.
d. Zona dengan Risiko Sangat Tinggi
Zona dengan risiko sangat tinggi meliputi : ruang operasi,
ruang bedah mulut, ruang perawatan gigi, ruang gawat
darurat, ruang bersalin, dan ruang patologi.
4. Kualitas Udara Ruang
a. Tidak berbau (terutama bebas dari H2S dan Amoniak)
b. Kadar debu (particulate matter) berdiameter kurang dari 10
micron dengan rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam
tidak melebihi 150 µg/m3, dan tidak mengandung debu
asbes.
5. Pencahayaan
Pencahayaan, penerangan, dan intensitasnya di ruangan umum
dan khusus harus sesuai dengan peruntukkannya.
6. Penghawaan
Persyaratan penghawaan untuk masing-masing ruang atau unit
seperti beriku :
a. Ruang-ruang tertentu seperti ruang operasi, perawatan bayi,
laboratorium, perlu mendapatkan perhatian yang khusus
karena sifat pekerjaan yang terjadi ruang-ruang tersebut.
b. Ventilasi ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih
positif sedikit (minimum 0,10 mbar) dibandingkan ruang-
ruang lain di rumah sakit.
c. Sistem suhu dan kelembaban hendaknya didisain
sedemikian rupa sehingga dapat menyediakan suhu dan
kelembaban.
7. Kebisingan
Kebisingan diruang perawatan tidak boleh melebihi 45
dBA, di ruang poliklinik maksimum 80 dBA, laboratorium
maksimum 68 dBA, ruang cuci dapur maksimum 75 dBA.
8. Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit
Perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah
toilet dan jumlah kamar mandi adalah jika jumlah tempat tidur
10 maka jumlah toilet dan kamar mandi 1. Setiap penambahan
10 tempat tidur harus ditambah 1 toilet & 1 kamar mandi.
Indeks perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah toilet
dan jumlah kamar mandi adalah jika jumlah karyawan 20 maka
jumlah toilet 1 dan jumlah kamar mandi 1. Setiap penambahan
20 karyawan harus ditambah toilet 1 & kamar mandi 1.
9. Jumlah Tempat Tidur
Perbandingan jumlah termpat tidur dengan luas lantai untuk
kamar perawatan dan kamar isolasi sebagai berikut :
a. Ruang Bayi
1. Ruang perawatan minimal 2 m2/tempat tidur
2. Ruang isolasi minimal 3,5 m2/tempat tidur
b. Ruang Dewasa
1. Ruang perawatan minimal 4,5 m2/tempat tidur
2. Ruang isolasi minimal 6 m2/tempat tidur
10. Lantai dan Dinding
Lantai dan dinding harus bersih, dengan tingkat kebersihan
sebagai berikut :
a. Ruang operasi : 0 – 5 CFU/cm2 dan bebas patogen dan gas
gangren
b. Ruang perawatan : 5 – 10 CFU/cm2
c. Ruang Isolasi : 0 – 5 CFU/cm2
d. Ruang UGD : 5 – 10 CFU/cm2
2. Penyediaan Air Bersih
Limbah deidefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha atau
kegiatan manusia. Karakteristik atau sifat air limbah yang dihasilkan oleh
rumah sakit dibedakan menjadi tiga bagian besar, yaitu karakteristik fisik,
kimia dan biologi.
1. Sifat Fisik
Padatan total adalah padatan yang tersisa dari penguapan dan sampel
limbah cair pada temperatur 103-105ºC.
b. Bau
Limbah cair berpotensi mengandung senyawa berbau ataupun
senyawa yang potensial menghasilkan bau selama proses pengolahan limbah
cair.
c. Temperatur
d. Kepadatan
e. Warna
a. Kekeruhan
2. Sifat Kimia
- Zat Organik :
a. Protein
c. Karbohidrat
Beberapa karbohidrat seperti gula larut dalam air sedangkan pati tidak
dapat larut dalam air dan meskipun stabil dapat diubah dalam bentuk gula oleh
aktivitas mikroba
d. Pestisida
Parameter limbah cair yang tergolong dalam zat organik antara lain
sebagai berikut :
a. pH
Kadar pH yang baik adalah kadar pH dimana memungkinkan
kehidupan biologis di dalam air berjalan baik. pH yang baik untuk limbah
adalah netral (pH 7).
b. Alkalinitas
c. Logam
d. Gas
Nitrogen, CO2, H2S, NH3 dan CH4. Gas-gas ini berasal dari
dekomposisi zat organik dalam air limbah.
3. Sifat Biologi
a. Bakteri
b. Jamur
c. Alga
Alga dapat memberikan gangguan pada air, seperti timbulnya bau dan
rasa yang tidak diinginkan.
a. BOD
b. COD
c. E-Coli
Escherchia coli atau biasa disingkat E-coli adalah satu jenis spesies
utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri ini ditemukan pada usus
besar manusia.
d. TSS
Total Suspended Solid (TSS) adalah ukuran dari zat padat tersuspensi
di dalam air limbah, limbah cair atau perairan yang ditentukan oleh jumlah
berat lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami pengeringan
e. Deterjen
Deterjen adalah golongan molekul organik, dalam air zat ini akan
menimbulkan buih dan selama proses aerasi buih tersebut akan berada di atas
permukaan gelembung udara.
g. Amonia
h. Phospat
Phospat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari satu
atom fosforus dan empat oksigen. Fosfat merupakan satu-satunya bahan galian
(diluar air) yang mempunyai siklus, unsur fosfor di alam diserap oleh mahluk
hidup, senyawa fosfat pada jaringan mahluk hidup yang telah mati terurai,
kemudian terakumulasi dan mengendap. Kandungan phosphat yang tinggi
menyebabkan suburnya alga dan organisme lainnya. Phosphat kebanyakan
berasal dari bahan pembersih yang mengandung senyawa phosphat.
a. Penguraian Anaerob
Jumlah bak konaktor anaerob bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan
kualitas dan jumlah air yang diolah. Penguraian zat organic akan dilakukan
mikroorganisme. Bakteri anaeobic akan tumbuh pada permukaan media,
mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum terurai
di bak pengendap. Air limpasan dari bak anaerob akan dialirkan ke bak
konaktor aerob.
Didalam bak konaktor aerob diisi dengan media bahan kerikil, plastik
(polyethylene), batu apung atau bahan serat sambil diaerasi atau dihembus
dengan udara sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat
organic yang ada dalam air limbah menempel pada permukaan media. Dengan
demikian air limbah akan kontak dengan mikroorganisme yang tersuspensi
dalam air maupun yang menempel pada permukaan media, hal tersebut dapat
meningkatkan efisiensi penguraian zat organic, deterjen serta mempercepat
proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan amonia menjadi lebih besar.
Dari bak aerasi air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak
pengendap akhir lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme
diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa
sirkulasi. Sedangkan air limpasan dialirkan ke bak khlorinasi dan dapat
dibuang langsung ke saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan
aerob selain dapat menurunkan zat organic (BOD, COD), ammonia, deterjen,
padatan tersuspensi (SS), phosphat dan lainnya.
4. Pengelolaan Sampah
Unit sanitasi rumah sakit sebagai bagian dari organisasi rumah sakit
dalam melaksanakan fungsi organisasinya mengikut alur atau mekanisme
yang disebut suatu system yang meliputi input, proses dan output. Demikian
halnya dengan pengelolaan sampah di RS PKU Muhammadiyah Gamping
berupa input yang meliputi perencanaan pengelolan sampah, proses yang
meliputi pelaksanaan pengelolaan sampah, proses yang meliputi pelaksanaan
pengelolaan sampah, dan output yang meliputi hasil pengelolaan sampah.
6. K3 Rumah Sakit
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP