Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN MANAJERIAL

PRAKTEK PERKANTORAN MEDIK

LIMBAH DAN SANITASI


RUMAH SAKIT dr. ADNAAN WD PAYAKUMBUH

OLEH :

CINDY FERRYTA ( 20190007 )


ELSA YUSTIKA ADZKIA ( 20190009 )
IRHAMNA YA FADILAH ( 20190037 )

PROGRAM STUDI D-III ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS KESEHATAN
BUKITTINGGI
2022
Pengesahaan Laporan Praktek Perkantoran Medik

NAMA : CINDY FERRYTA


: ELSA YUSTIKA ADZKIA
: IRHAMNA YA FADILAH
NIM : 20190007
: 20190009
: 20190037
PROGRAM STUDI : DIII ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
FAKULTAS : KESEHATAN
TEMPAT PRAKTEK : RSUD dr. ADNAAN WD PAYAKUMBUH
WAKTU PRAKTEK : 07 FEBRUARY 2022 S/d 5 FEBRUARY 2022

Menyatakan Bahwa laporan ini benar


Disetujui oleh

Bimbingan Lapangan Bimbingan Akademik

(Rina F,SKM) (Silvia Adi Putri, SKM, M.Kes )

Disahkan Oleh
Ka. Prodi D-III Administrasi Rumah sakit

( Dr.Erpidawati,SE,M,Pd )
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
sudah memberikan karunia-Nya pada penyusun dalam melaksanakan tugas
Praktek Perkantoran Medik ini. Sehingga akhirnya tersusunlah materi laporan
praktek yang sistematis. Hal ini kami lakukan untuk memenuhi tugas Praktek
Perkantoran Medik. Walaupun waktu cukup singkat, tapi kegiatan ini
menghasilkan sesuatu yang berharga dalam mengaplikasikan ilmu dari
perkuliahan yang sedang kami jalani melalui praktik dalam dunia kerja yang
nyata.
Kami memohonkan saran dan kritiknya apabila terdapat banyak kekurangan
pada hasil laporan Praktik Perantoran Medik yang sudah kami buat. Semoga
laporan ini memberi banyak kegunaan pada semua pihak termasuk saya,
Terimakasih.

Payakumbuh, 7 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang Praktek.........................................................................1
B. Ruang Lingkup Praktek Perkantoran Medik........................................3
C. Tujuan Praktek Perkantoran Medik......................................................5
D. Manfaat Praktek Perkantoran Medik....................................................6
BAB II GAMBAR UMUM RUMAH SAKIT.................................................7
A. Sejarah dan Kegiatan Operasional RSUD dr. ADNAAN WD
Payakumbuh..........................................................................................7
B. Visi, Misi dan Tujuan RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh...............10
C. Sruktur Organisasi................................................................................12
D. Fasilitas Rumah Sakit...........................................................................16
BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK...........................................................20
A. Bentuk Kegiatan Praktek Magang........................................................20
B. Bidang Kerja.........................................................................................23
C. Prosedur Kerja Praktek.........................................................................25
D. Kendala Kerja dan Upaya Pemecahan yang Dilakukan.......................39
BAB IV PENUTUP..........................................................................................47
A. Kesimpulan...........................................................................................47
B. Saran.....................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................48
LAMPIRAN.....................................................................................................49

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek


Praktek perkantoran medik adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mendidik mahasiswa dalam usaha mempersiapkan tenaga madya non medis
yang mempunyai cukup pengetahuan, sikap dan keterampilan dibidang
manajemen perkantoran medik yang mampu bersaing dan berorientasi kepada
etika profesi. Dengan mengikuti praktek perkantoran medik, diharapkan dapat
menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman mahasiswa dalam
mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Praktek Kerja Lapangan dapat meningkatkan keterampilan dan
kemampuan mahasiswa khususnya mahasiswa DIII Administrasi Rumah
Sakit Fakultas Kesehatan & MIPA UMSB, sekaligus penerapan teori-teori
yang didapatkannya selama kuliah. Dimana para mahasiswa akan
mendapatkan pengalaman di dunia kerja khususnya rumah sakit. Selain untuk
memenuhi kewajiban Akademik, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi
penghubung antara dunia kerja dengan dunia pendidikan.
Praktek kerja lapangan adalah penerapan seorang mahasiswa pada
dunia kerja nyata sesungguhnya, yang untuk mengembangkan keterampilan
dan mendapatkan kesempatan dalam menerapkan ilmu pengetahuan, etika
pekerjaan, serta untuk keterampilan yang ada kaitannya dengan kurikulum
pendidikan.
Sanitasi adalah pelaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahaya lainnya. Dengan harapan usaha ini akan menjaga
dan meningkatkan kesehatan manusia. Dengan kata lain pengertian sanitasi
adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi
yang memenuhi persyaratan kesehatan.

1
2

Pelayanan sanitasi lingkungan merupakan salah satu indikator kualitas


pelayanan rumah sakit. Mutu pelayanan dari sanitasi lingkungan harus
menjadi bagian dari pengendalian mutu. Pelayanan rumah sakit, dan harus di
evaluasi secara periodik terhadap konsep, kebutuhan, proses dan hasil yang
diharapkan demi menunjang peningkatan mutu pelayanan.
Kegiatan pengendalian mutu pelayanan sanitasi mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Kegiatan yang
dilakukan di bagian Sanitasi dan Limbah Rumah sakit meliputi pengelolaan
limbah di rumah sakit yang meliputi pemilihan, perencanaan, pengadaan,
memproduksi, penerimaan limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit. Kegiatan
yang dilakukan di bagian limbah rumah sakit meliputi mulai dari tahap
pewadahan, tahap pengagkutan, tahap penyimpanan sementara sampai
dengan tahap pengolahan.
Dampak positif yang paling bermanfaat untuk lingkungan dengan di
terapkan sanitasi rumah sakit adalah pengurangan limbah berbahaya dan
beracun (B3) termasuk di dalamnya limbah infeksius. Selain itu minimasi
limbah sebagai bagian kunci dari penerapan sistem manajemen lingkungan
rumah sakit melalui pendekatan 3R (Reuse, Recycle, dan Recover) dapat
mengurangi pemakaian bahan baku sehingga jumlah limbah yang dihasilakan
relatif lebih sedikit yang berarti juga biaya pengelolaannya lebih murah.
Program studi DIII Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan &
MIPA UMSB sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang
bertanggung jawab terhadap peningkatan sumber daya manusia pada
umumnya dan mahasiswa khususnya telah menempuh berbagai upaya untuk
mencapai peningkatan kualitas mahasiswa nya. Salah satu upaya yang
ditempuh selama ini antara lain dengan mewajibkan mahasiswa mengikuti
mata kuliah Praktek Perkantoran Medik. Mata kuliah ini memberikan
kesempatan pada mahasiswa untuk mencoba memperaktekan teori yang
didapat pada perkuliahan sesuai dengan jurusan mahasiswa yang
bersangkutan. Sebagai tempat melakukan praktek kerja lapangan penulis
3

memilih RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh dan ditempatkan di bidang


Sanitasi dan Limbah.
Pemilihan Rumah Sakit ini dikarenakan Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Adnaan WD Payakumbuh merupakan rumah sakit pendidikan dan telah
bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Sedangkan pemilihan tempat Praktek Lapangan di Sanitasi dan Limbah
disesuaikan dengan mata kuliah yang telah ditempuh yaitu "Sanitasi dan
Limbah". Bagian Sanitasi dan Limbah merupakan perlengkapan penunjang
dalam menyempurnakan dan melengkapi pelayanan medis di rumah sakit
yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi dan kegiatan operasional baik
untuk kepentingan pasien dan pegawai rumah sakit dalam menjalankan
aktivitasnya. Melalui praktek kerja lapangan ini penulis ingin mengetahui
tugas, fungsi, serta kegiatan atau kinerja yang dilakukan pada bagian Sanitasi
dan Limbah Rumah Sakit dan berharap dapat mengetahui lebih dalam lagi
mengenai kegiatan dan kinerja yang dilakukan oleh staff di bagian Sanitasi
dan Limbah Rumah Sakit.

B. Ruang Lingkup Praktek Perkantoran Medik


1. Unit Kerja
Selama praktek di Dr.Adnaan WD Payakumbuh mahasiswa di
tempatkan di Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) bagian
Sanitasi Rumah Sakit yang mengelola:
a) Penyehatan ruang bangunan rumah sakit
b) Pengelolaan limbah cair di rumah sakit
c) Pengelolaan limbah padat di rumah sakit
d) Penyehatan air bersih
e) Pengendalian serangga, Tikus dan Binatang pengganggu
4

2. Jenis Kegiatan
A. Penyelenggaraan penyehatan air
Penyehatan air adalah upaya penangan kualitas dan kuantitas air di
rumah sakit yang terdiri dari untuk keperluan hygiene sanitasi, air
minum, dan air untuk pemakaian khusus agar dapat menunjang
kesinambungan pelayan di rumah sakit.
B. Penyelenggaraan Penyehatan Udara
Untuk mencapai pemenuhan standar baku mutu dan persyaratan
penyehatan udara dalam penyelenggaraan. kesehatan lingkungan
rumah sakit .
C. Penyelenggaraan Penyehatan Tanah
Penyelenggaraan penyehatan tanah dilakukan melalui pencegahan
penurunan kualitas tanah antara lain dengan menjaga kondisi tanah
dengan tidak membuang kontaminan limbah yang menyebabkan
kontaminasi biologi, kimia dan radioaktivitas, seperti lindi, abu
insinerator dan lumpur IPAL yang belum diolah.
D. Penyelenggaraan Penyehatan Sarana dan Bangunan
Untuk mencapai pemenuhan standar baku mutu dan persyaratan
penyehatan sarana dan bangunan dalam penyelenggaraan kesehatan
lingkungan rumah sakit.
E. Penyelenggaraan Pengamanan Limbah dan Radiasi Limbah
Penyelenggaraan Pengamanan Limbah di rumah sakit meliputi
pengamanan terhadap limbah padat domestik, limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3), limbah cair, dan limbah gas.
F. Penyelenggaraan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit
Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit adalah upaya
untuk mencegah dan menegndalikan populasi serangga, binatang
pembawa penyakit lainnya sehinggal tikus, dan keberadaannya tidak
menjadi media penularan penyakit.
5

G. Penyelenggaraan Pengawasan Proses Dekontaminasi Melalui


Disinfeksi dan Sterilisasi
Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya berbagai jenis
mikroorganisme penyakit menular yang dapat menginfeksi pasien,
pengunjung dan staf rumah sakit. Kegiatan.
H. Penyelenggaraan Pengawasan Konstruksi atau Renovasi Bangunan
Rumah Sakit
Pengawasan kesehatan lingkungan kegiatan konstruksi/renovasi
rumah sakit adalah upaya pencegahan, pengendalian dan pengawasan
berbagai sumber-sumber pengotoran, pencemaran dan penularan
penyakit pada area yang terkait dengan kegiatan konstruksi dan atau
renovasi bangunan di rumah sakit.
I. Penyelenggaraan Pengawasan Rumah Sakit Ramah Lingkungan
Rumah sakit ramah lingkungan adalah model operasional kegiatan
rumah sakit dengan berbasis pada pelayanan dengan mengedepankan
kualitas dan keselamatan (quality and safety), efisiensi dan ramah
lingkungan yang berkelanjutan, khususnya terkait dengan konstribusi
rumah sakit pada pencegahan perubahan iklim dan pemanasan global.

C. Tujuan Praktek Perkantoran Medik


1. Tujuan Umum
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami dan
mengetahui tentang kegiatan yang dilakukan di rumah sakit, baik itu.
Bagian Limbah dan Sanitasi rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara penyehatan ruang
bangunan rumah sakit.
b. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengelolaan limbah cair (IPAL)
di rumah sakit.
c. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengelolaan limbah padat di
rumah sakit.
6

d. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengelolaan air bersih di rumah


sakit.
e. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penyehatan linen dan
laundry di rumah sakit
f. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengendalian serangga, tikus,
dan binatang penganggu di rumah sakit.

D. Manfaat Praktek Perkantoran Medik


Perkantoran Medik ada beberapa manfaat praktek yaitu sebagai berikut:
1. Menghasilkan sumber daya manusia yang professional.
2. Mengenalkan mahasiswa atas calon pekerja pada pekerjaan lapangan
3. Menambah pengalaman bekerja
4. Menambah ilmu
5. Melatih mahasiswa untuk menjadi lebih disiplin dan bertanggung jawab
sebelum memasuki dunia kerja professional
BAB II
GAMBAR UMUM RUMAH SAKIT

A. Sejarah dan Kegiatan Operasional RSUD dr. ADNAAN WD Payakumbuh

Payakumbuh sebelum kemerdekaan telah menjadi pusat pelayanan


pemerintahan dan kegiatan sosial Luhak Limo Puluah Koto. Payakumbuh
pada pemerintahan belanda merupakan tempat kedudukan asisten residenyang
menguasai wilayah Limo Puluah Koto yang disebut Afdeeling Limo Puluah
Koto, begitu juga masa pemerintahan jepang. Asalah nama kota Payakumbuh,
terdiri dari dua kata yaitu payo dan kumbuah. Payo dalam bahasa indonesia
berarti rawa rawa dan kumbuh adalah sejenis tanaman yang dahulunya
banyak tumbuh subur. di daerah rawa di Kenagarian Koto Nan Gadang Kota
Payakumbuh kemudian menjadi salah satu kota berkembang di provinsi
Sumatera Barat.
Letak geografis RSUD dr. Adnaan WD adalah ± 1 km sebelah utara
dari pusat Kota Payakumbuh di Kelurahan Labuh Baru dan Balai Kaliki Koto
Nan Gadang Kecamatan Payakumbuh Utara. RSUD dr. Adnaan WD sekarang
ini merupakan pusat rujukan untuk wilayah sekitarnya termasuk wilayah
sebagian Kabupaten Lima Puluh Kota dan Tanah Datar Jumlah penduduk
Kota Payakumbuh pada tahun 2020 sebanyak 5,53 juta jiwa.
RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh berdiri tahun 1923 yang menjadi
sarana pelayanan pengobatan pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang.
Pada tahun 1967 menjadi rumah sakit pembantu Payakumbuh dengan luas
area 3.267 meter persegi dengan 26 tempat tidur dan jumlah personil 30 orang
termasuk 1 orang dokter umum yang merangkap sebagai kepala rumah sakit.
Tahun 1978 1992 status RSUD dr. Adnaan WD adalah tipe D dan pada tahun
1993 menjadi tipe C, memalui SK Menkes No. 191/Menkes/SK/II/1993.

7
8

Bedasarkan Undang-undang no 8 tahun 1956 dan melalui Peraturan


Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970 tanggal 17 Desember 1970,
Kota Payakumbuh ditetapkan sebgai kota kecil yang menjadi daerah tingkat
II dengan wilayah Pemerintahan sendiri. Tanggal dikeluarkannya
Permendagri tersebut diatas, kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota
Payakumbuh. Tahun 1993 berdasarkan SK DPRD Kodya Dati II
Payakumbuh No 1 dikukuhkan nama Rumah Sakit ini "RSUD dr. Adnaan
WD Payakumbuh". Pada tahun 2002 berdasarkan SK Mendagri Nomor 1
tentang Lembaga Teknis Daerah dan dengan SK Walikota Payakuambuh
Nomor 17 Tahun 2009 tanggal 14 Desember, detetapkan RSUD dr. Adnaan
WD sebagai Unit Swadana Daerah dengan menerapkan PPK-BLUD secara
penuh.
Pada aspek manajemen mutu, RSUD dr. Adnaan WD melalui
asessment akreditasi Rumah Sakit pada tahun 2010 dengan status
terakreditasi: LULUS TINGKAT LENGKAP Pengakuan Komisi Akreditasi
Rumah Sakit ( KARS ) tersebut pada dasarnya adalah pengakuan telah
terpenuhinya standar pelayanan Rumah Sakit ynag meliputi 16 ( enam belas )
pelayanan yang terdiri dari : Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam Medis, Pelayanan
Farmasi, K3,Pelayanan Radiologi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan
Kamar Operasi, Pelayanan Pengendalian Infeksi di RS, Pelayanan Perinatal
Risiko Tinggi, Pelayanan Rehabilitasi Medik, Pelayanan Gizi, Pelayanan
Intensif dan Pelayanan Darah.
Tahun 2017 RSUD dr. Adnaan WD melalui assesment akreditasi
Rumah Sakit di nyatakan lulus akreditasi dengan predikat : PARIPURNA dan
dilanjutkan verifikasi tahun 2018. Pengakuan Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) tersebut pada dasarnya adalah pengakuan telah terpenuhinya standar
pelayanan Rumah Sakit yang meliputi 16 (enam belas) pelayanan yang terdiri
dari : Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam Medis, Pelayanan Farmasi,
K3,Pelayanan Radiologi. Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Kamar
9

Operasi, Pelayanan Pengendalian Infeksi di RS, Pelayanan Perinatal Risiko


Tinggi, Pelayanan Rehabilitasi Medik, Pelayanan Gizi, Pelayanan Intensif
dan Pelayanan Darah.
Data Rekam Medis pada tahun 2021 RSUD dr. Adnaan WD
mempunyai kapasitas tempat tidur sebanyak 172 tempat tidur dengan
pelayanan spesialistik; Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Bedah, Spesialis
Anak, Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Spesialis Mata, Spesialis Jiwa,
Spesialis THT, Spesialis Paru, Spesialis Neurology, Spesialis Jantung,
Spesialis Kulit dan Kelamin, Rehab Medik, Patologi Klinik dan Radiology
yang ditunjang dengan peralatan yang cukup memadai.
Dalam era digitalisasi kini banyak orang yang dengan mudahnya
melakukan aktivitasnya lewat akses internet, termasuk melakukan
perbelanjaan secara online via internet atau lebih dikenal sebagai e-
commerce. Bisnis e-commerce sangatlah membutuhkan tenaga dari jasa
pengiriman exspress dalam kaitannya pengantaran barang menuju ke
konsumen akhir. Disinilah peran Sanitasi dan Limbah untuk memperbaiki,
mempertahankan, mengawasi dan mengembalikan kondisi lingkungan yang
bersih untuk mewujudkan kesehatan untuk manusia.
Sanitasi dalam bahasa Inggris berasal dari kata sanitation yang diartikan
sebagai penjagaan kesehatan Ehler dan Steel mengemukakan bahwa sanitasi
adalah usaha-usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor lingkungan
yang dapat menjadi mata rantai penularan penyakit.
Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu
usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh
kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak
perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.
Pengertian sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit dengan
melenyapkan atau mengendalikan faktor-faktor risiko lingkungan yang
merupakan mata rantai penularan penyakit.
Sedangkan menurut Notoadmojo, sanitasi itu sendiri merupakan perilaku
disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah
10

manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya


lainnya dengan harapan usaha ini manusia, sedangkan untuk pengertian dari
sanitasi lingkungan, sanitasi akan menjaga dan meningkatkan kesehatan
manusia, sedangkan untuk pengertian dari sanitasi lingkungan, sanitasi
lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang perumahan,
pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor :965/MENKES/SK/XI/1992, pengertian sanitasi adalah segala
upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi
persyaratan kesehatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Sanitasi yaitu usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang
baik dibidang ksehatan, terutama kesehatan masayarakat. Sehingga sanitasi
lingkungan berarti cara menyehatkan lingkungan hidup terutama lingkungan
fisik, yaitu tanah, air, dan udara.
Jadi dari pengertian di atas bisa disimpukan bahwa sanitasi adalah suatu
usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-
usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan hygiene adalah
bagaimana cara orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat.

B. Visi, Misi dan Tujuan RSUD Dr.Adnaan WD Payakumbuh

Visi :
Rumah sakit yang maju ,bermutu, efektif ,efesien, dan dicintai
masyarakat.

Misi :
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan rujukan komprehensif bagi
masyarakat.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berwawasan mutu dan
keselamatan pasien.
11

3. Menjalankan pengelolaan rumah sakit yang sehat dan keselamatan


pasien.
4. Memberikan nilai positif bagi pelanggan internal dan external di
rumah sakit.

Tujuan :
"Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat".

Tujuan khusus adalah:


1. Melaksanakan pembelajaran (pendidikan, pelatihan, penelitian) dan
pengembangan SDM agar profesional, produktif dan berkomitmen.
2. Melaksanakan pelayanan yang "SMART" (Senyum, manusiawi,
aman, ramah, tepat).
3. Meningkatkan kemampuan keuangan (financial returns) dan
mengelola PS secara mandiri.
4. Meningkatkan kepuasan pelanggan.
12

C. Sruktur Organisasi
a. Struktur Rumah Sakit
Susunan organisasi UPT RSUD dr. Adnaan WD Kota Payakumbuh.
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) harus terdiri dari:
13

1. Direktur
2. Bagian Tata Usaha, membawahi 3 Subbagian yang terdiri dari:
a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b) Sub Sub Bagian Keuangan dan
c) Bagian Perencanaan dan Program
3. Bidang Pelayanan, membawahi 2 Seksi yang terdiri dari:
a) Seksi Pelayanan Medis dan
b) Seksi Keperawatan
4. Bidang Penunjang, membawahi 2 seksi yang terdiri dari:
a) Seksi penunjang Medis dan
b) Seksi penunjang Non Medis
5. Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Humas membawahi 2 Seksi yang
terdiri dari:
a) Seksi Diklat, Mutu dan Humas dan
b) Seksi Promosi Kesehatan dan SIM RS f. Kominte-komite
6. SPI
7. Kelompok Jabatan Fungsional

Deskripsi Tugas
1. UPT RSUD mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional
di bidang pelayanan kesehatan secara pendidikan dan pelatihan untuk
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat 1 yaitu:
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
dengan standar pelayanan kesehatan.
b. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sdm dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan
c. pelaksanaan administrasi rumah sakit.
2. Tugas direktur RSUD yaitu sebagai berikut:
a. membantu kepala dinas dalam melaksanakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan kegiatan mengendalikan dan mengkordinasi,
b. memimpin, pelayanankesehatan
14

c. mengkoordinasikan pelaksanaan standar pelayanan dibidang


kesehatan
d. melaksanaan tugas dibidang pelayanan kesehatan rumah sakit
3. Bagian tata usaha mempunyai tugas :
a. mengkoordinasi kegitan kesekretariatan untuk kelancar pelaksanaan
tugas rumah sakit
b. melaksanakan pembinaan organisasi di lingkungan rumah sakit
c. mengelola administraasi umum di rumah sakit
d. melaksanakan pengelolaan perlengkapan rumah sakit
4. Tugas bagian sub bagian umum dan kepegawaian yaitu :
a. menyusun rencana kerja sub bagian sesuai dengan rencana kerja
bagian
b. menyiapkan bahan dan data dalam rangka perencanaan pelaksanaan,
dan evaluasi dalam kegiatan sub bagian
c. mengatur administrasi surat masuk dan keluar sesuai dengan
ketentuan dinas yang berlaku
5. Tugas sub bagian keuangan :
a. menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan, laporan
keuangan dan dokumen keuangan dengan ketentuan yang berlaku
b. menyusun rencana kerja sub bagian keuangan c. menjelaskan kepada
bawahan tentang pembagian kerja
c. memproses dokumen pelaksanaan anggaran kegiatan.
6. Sub bagian perencanaan tugasnya yaitu:
a. menghimpun dan menelaah perUU terkait dengan perencanaan dan
penganggaran
b. mengevaluasi perencanaan dan penganggaran.
c. mengawasi masalah yang terjadi pada sub perencanaan.
7. Tugas bidang pelayanan:
a. menyusun prosedur kerja dibidang pelayanan
b. memimpin dan mengarahkan SDM sehingga menghasilkan hasil
yang maksimal
15

c. memberikan petunjuk kepada bawahan dengan aturan yang berlaku.


8. Seksi pelayanan medis:
Merencanakan, mengendalikan,dan mengevaluasi pelaksanaan pelayanan
medis dan membantu kepala bidang dalam melaksanakan kebijakan
dipelayanan medik.
9. Tugas seksi penunjang medis:
Mengkoordinasi, mengendalikan dan melakukan pemantauan kebutuhan
kegiatan di instalasi farmasi,radiologi,laboratorium,gizi dan rehabilitasi
medis.
10. Tugas seksi penunjang non medis :
Mengendalikan kebutuhan dan kegiatan di seksi penunjang non medis,
instalasi sarana dan prasarana rumah sakit (IPS RS), laundry dan CSSD.

b. Struktur IPSRS
16

D. Fasilitas Rumah Sakit


1. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

2. Pelayanan Instalasi Rawat Jalan


a. Poliklinik Umum
b. Poliklinik Penyakit Dalam
c. Poliklinik Anak
d. Poliklinik Bedah
e. Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
f. Poliklinik Gigi
g. Poliklinik Mata
h. Poliklinik THT (Telinga.Hidung, Tenggorokan)
i. Poliklinik Paru & DOTS (Directly Observed Treatment Short
Course)
j. Poliklinik Saraf
k. Poliklinik Jantung Dan Pembuluh Darah
l. Poliklinik Jiwa
m. Poliklinik Kulit Kelamin
n. Klinik Konsultansi Gizi
o. Poliklinik Medical General Check UP

3. Pelayanan Instalasi Rawat Inap Khusus


a. ICU (Intensive Care Unit)
b. CVCU (Cardiovasculer Care Unit)
c. NICU (Neonatal Intensive Care Unit) PERINATOLOGI

4. Pelayanan Rawat Inap


a. Ruang Melati - Rawatan Anak
b. Ruang Cempaka I & II = Rawat Penyakit Dalam,Jantung & Kulit
c. Ruang Teratai = Rawatan Bedah Umum,Mata,THT dan
Orthopedi Ruang Dahlia = Rawatan Paru dan Saraf
d. Ruang Mawar = Rawatan Kebidanan & Kandungan
17

e. Kamar Bersalin
f. VIP

5. Pelayanan Penunjang Medik


a. Pelayanan Rehabilitas Medik/Fisioterapi
b. Pelayanan Radiologi
c. Pelayanan Farmasi/Obat-obatan
d. Pelayanan Laboratorium
e. Pelayanan Gizi
f. UTDRS (unit pelayanan transfusi darah)

6. Pelayanan Khusus
a. EKG (Elektrokardiographi)
b. USG (Ultrasonography)
c. Hemodialisa
d. Endoscopy
e. Treadmil
f. Echocardiography
g. CT Scan

7. Pelayanan Non Medis


a. Pelayanan Ambulance
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c. Pelayanan Rekam Medis & SIMRS
d. Pelayanan PKRS ( Promosi Kesehatan Rumah Sakit), ULP (Unit
Layanan Pengaduan) dan Informasi
e. ROHIS (Rohaniwan Islam )
f. CSSD (Central Sterile Supply Departement)
g. Pelayanan Pemulasaran jenazah
18

8. Fasilitas Lainnya
a. Mesjid
b. Kantin
c. Bank Nagari Serta ATM
d. ATM BRI dan ATM BNI 46
e. Koperasi KPN Husada
f. Parkir
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK

A. Bentuk Kegiatan Praktek Magang


Bentuk kegiatan yang dilakukan pada instansi Sanitasi dan Limbah
Rumah Sakit RSUD Dr.Adnaan WD Payakumbuh antara lain :
1. Obeservasi
Observasi adalah suatu penelitian yang dijalankan secara sistematis
dan disengaja diadakan dengan menggunakan alat indera (terutama mata)
atas kejadian-kejadian yang langsung dapat ditangkap pada waktu
kejadiaan (Prof.Dr.Bimo Walgito, 2019).
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diserahkan pada suatu
masalah tertentu yang merupakan proses tanya jawab dimana dua orang
atau lebih berhadapan secara fisik. Mahasiswa melakukan wawancara
untuk mendapatkan penjelasan tentang bagian struktur organisasi, bidang
kerja, dan akur kerja pada setiap bagian Senitasi dan Limbah dan tugas
dari staff yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
serta mendapatkan penjelasan dari masalah-masalah yang sebelumnya
kurang jelas untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh atau
dikumpulkan bener-bener akurat.

Bidang-bidang kegiatan praktek magang :


1. Penyehatan ruang bangunan rumah sakit
2. Pengelolaan limbah cair di rumah sakit (IPAL)
3. Pengelolaan limbah padat di rumah sakit
4. Pengelolaan air bersih di rumah sakit
5. Penyehatan linen dan laundry
6. Pengendalian serangga, tikus,dan binatang penganggu

20
21

1. Penyehatan ruang bangunan rumah sakit


Hasil observasi pada penyehatan ruang bangunan rumah sakit :
a. Rumah sakit memiliki 3 wc pria dan wanita yang terpisah dan
memiliki 3 wc gabung antara pria dan wanita.
b. Tersedianya toilet untuk disabilitas di ruangan rawat jalan,
penunjang medic, dan IGD.
c. Lantai rumah sakit sudah terbuat dari bahan yang kuat, kedap
air, permukaan rata, tidak licin, bewarna terang, dan mudah
dibersihkan dan lantai yang selalu kontak dengan air sudah
memiliki kemiringan yang cukup kearah saluran pembuangan
air limbah.
d. Pintu utama rumah sakit yang di lalui brankar sudah memiliki
bukaan 120 cm, dan pintu akses tempat tidur pasien sudah
memiliki lebar bukaan 90 cm.
e. Di ruangan perawatan pasien sudah memiliki bukaan jendela
yang dapat terbuka secara maksimal untuk kepentingan
pertukaran udara
f. Atap rumah sakit kuat, tidak bocor, tahan lama dan tidak
menjadi tempat perindukan serangga,tikus dan binatang
penggangu lainnya.
g. Langit-langit rumah sakit sudah kuat,cberwaarna terang, dan
mudah dibersihkan, dan tidak mengandung unsur yang dapat
membahayakan pasien maupun berjamur.
h. pada ruangan operasi dan ruang perawatan intensif, bahan
langit-langit sudah memiliki tingkat ketahanan api (TKA)
minimal 2 jam .
2. Pengelolaan limbah cair di rumah sakit (IPAL)
Hasil observasi pengelolaan limbah cair di rumah sakit :
 Hasil pengolahan limbah cair sudah memenuhi baku mutu
22

3. Pengelolaan limbah padat di rumah sakit


Hasil observasi pengelolaan limbah padat di rumah sakit :
a. Sudah dilakukannya pemilahan limbah medis dan non medis pada
setiap ruangan
• Kantong sampah berwarna kuning untuk sampah medis
• Kantong sampah bewarna hitam untuk sampah non medis
• Safety Box untuk sampah jarum suntik atau materi padat sudut
kurang dari 90 derajat
b. Lama penyimpanan limbah B3 sudah memenuhi ketentuan
c. Sudah memiliki TPS limbah domestik
d. Pengangkutan sampah infeksius di lakukan 1 kali seminggu dan
pengangkutan sampah non infeksius dilakukan setiap hari
e. Suhu penyimpanan sampah infeksius selalu di bawah -5 derajat
celcius
f. Pengangkutan sampah non infeksius dari setiap ruangan ke TPS
dilakukan dua kali sehari
4. Pengelolaan air bersih di rumah sakit
Hasil observasi pengelolaan air bersih di rumah sakit :
a. Sumber air bersih berasal dari air PDAM
5. Penyehatan linen dan laundry
Hasil observasi dan wawancara penyehatan linen dan laundry di rumah
sakit :
a. Tidak tersedianya air panas untuk mencuci, tapi sudah terdapat
alat pengatur suhu otomatis pada mesin pencucian nya sehingga
tidak di perlukan lagi air panas.
b. Sudah di lakukan pemilahan antara linen infeksius dan non
infeksius
c. Sudah dilakukan pencucian secara terpisah antata linen infeksius
dan non infeksius
d. Belum tersedia ruang pemisahan antara linen bersih dan linen
kotor
23

B. Bidang Kerja
Praktek kerja lapangan (PKL) dilaksanakan di RSUD dr. Adnaan WD
Payakumbuh. Dilaksanakan selama satu bulan, selama 6 hari kerja yaitu dari
hari Senin-Sabtu dari pukul 07.30-14.00 WIB. Praktek ditempatkan di
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) bagian Sanitasi dan
Limbah Rumah Sakit.
Kesehatan lingkungan adalah upaya perlindungan, pengelolaan dan
modifikasi lingkungan yang di arahkan menuju keseimbangan ekologi pada
tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat (Arifin 2009).
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat
mengandung mikroorganisme pathogen bersifat infeksius, bahan kimia
beracun, dan sebagian bersifat radioaktif (Depkes, 2006).
Sanitasi adalah upaya penyehatan dan pengawasan lingkungan rumah
sakit yang mungkin menimbulkan penyakit dan gangguan kesehatan
masyarakat setinggi tingginya (Depkes RI, 2009). Sanitasi merupakan usaha
kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaan terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan.
Adapun bidang kerja di bagian sanitasi dalam rumah sakit yaitu:
1. Bagian penyehatan ruang bangun rumah sakit (sanitasi)
Dengan uraian tugas :
a. Melaksanakan pengawasan dan perbaikan sarana kebersihan dan
sanitasi
b. Membuat pencatatan pemantauan kebersihan kinerja cleaning
service
c. Membuat laporan harian kinerja pengawasan sanitasi ruang
bangunan rumah sakit
d. Melaporkan hasil pemantauan ke ka. sie penunjang non medis satu
kali sebulan
e. Melakukan evaluasi kinerja cleaning service satu kali sebulan
f. Menindak lanjuti hasil pengawasan
24

g. Berkoordinasi dengan ka. ruangan/ka. instalasi/ka. unit tentang hasil


pengawasan dan pemantauan
h. Konsultasi dan koordinasi ke kepala bidang penunjang tentang
pengawasan yang dilakukan
i. Menyusun perencanaan pelayanan kebersihan dan sanitasi
j. Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan pengawasan
kebersihan dan sanitasi

2. Bagian pengelolaan dan pengawasan limbah cair di rumah sakit (IPAL)


a. Memantau dan mencatat meteran IPAL setiap hari
b. Melakukan kegiatan kaporisasi air
c. Melakukan pemantauan kinerja mesin IPAL
d. Melakukan pembersihan rutin pada kolam indikator satu kali
seminggu
e. Melakukan pengurasan pada IPAL sekali seminggu
f. Melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada bagian mesin IPAL
(mengunakan pihak ke 3 jika dibutuhkan)
g. Melakukan pengecekan lab pada air yang sudah di kaporisasi sekali
sebulan

3. Melakukan pengelolaan limbah padat di rumah sakit (B3)


a. Mengawasi pemilahan sampah medis dan non medis
b. Mengawasi proses pengangkutan limbah medis dan non medis
c. Melakukan pencatatan laporannya berat limbah medis dan non medis
yang akan di bawa oleh transporter (pihak ke 3)

4. Pengelolaan air bersih di rumah sakit


a. Melakukan pencatatan meteran air bersih
b. Membuat laporan pencatatan air bersih
c. Memantau saluran pipa air bersih
d. Melakukan pengecekan lab air bersih sekali sebulan
25

e. Melakukan program monitoring air debit air bersih dengan cara


mencatat pada alat ukur debit

5. Penyehatan linen dan laundry


a. Melakukan pembersihan, pengurasan, pembilasan, menggunakan
disinfektan dengam dosis yang di syaratkan.

6. Pengendalian serangga, tikus,dan binatang penganggu


a. Melakukan pengawasan lingkungan yang menyebabkan munculnya
serangga, tikus, dan binatang penganggu
b. Melakukan tindakan penanganan jika terdapat serangga, tikus, dan
binatang penganggu
c. Melakukan penyemprotan disinfektan

C. Prosedur Kerja Praktek

1. Penyehatan Ruang Bagunan Rumah Sakit


Prosedur kerja penyehatan ruang bangunan rumah sakit antara lain:
 Melihat sarana sanitasi lingkungan.
 Memeriksa ruangan dalam dan bagian wc seperti lantai, closet,
wastafel, pada ruangan IGD, rawat inap, rawat jalan, dan ruang
penunjang.
 Melakukan pemilahan sampah dalam ruangan, memakai plastik
kuning untuk menampung limbah infeksius dan plastik hitam untuk
menampung limbah non infeksius.
 Melakukan pengawasan pengelolaan linen dan gizi
26

Alur atau proses pengajuan perbaikan di sanitasi dan bangunan di rumah


sakit :
1. Tim sanitasi dan bangunan akan melakukan pengobservasian ke
lapangan atau melihat langsung lingkungan di wilayah rumah sakit
2. Jika ada kerusakan di ruangan,bagian ruangan akan melaporkan ke
IPS RS di bagian sanitasi bangunan
3. Bagian sanitasi membuat laporan ke kabid penunjang medis,
melalui kasi penunjang, untuk di buatkan telahaan staff, setelah
telahaanstaff tersebut di buat di serahkan kepada direktur unuk di
mintai persetujuan
4. Jika disetujui atau tidak di setujui kembali lagi ke IPS RS
5. Jika di setujui oleh direktur petugas langsung melakukan perbaikan
6. Jika tidak di setujui berkas akan di simpan sebagai catatan sanitasi
bangunan

2. Proses Pengelolaan Limbah Cair (IPAL) di Rumah Sakit


Proses kerja IPAL

IPAL
27

Prosesnya:
Sumber limbah IPAL berasal dari :
1. Laundry
2. Instalasi Gizi
3. Laboratorium
4. Fasilitas lainnya
Proses pengelolaan air limbah (IPAL)
1. Pertama air limbah dari beberapa sumber kegiatan ditampung dalam
suatu bak penampung atau pengumpul yang disebut dengan Bak
Equalisasi. Bak equalisasi ini berfungsi untuk menampung air limbah
sementara. Pada bak equalisasi ini Terdapat 3 buah bak equalisasi yang
berfungsi untuk menyaring kotoran limbah yang terbawa oleh aliran air
limbah. Setelah melalui penyaringan di 3 bak equalisasi tersebut.
2. air limbah kemudian di pompa dengan pompa celup untuk di alirkan ke
bak equalisasi anaerob.
28

3. Sebelum itu pada instalasi gizi sebelum masuk ke bak equalisasi


anaerob lemak minyak hasil olahan dari dapur gizi di greasetrap atau di
saring terlebih dahulu agar pipa tidak tersumbat oleh minyak, begitupun
dengan limbah linen di laundry agar zat-zat kimia tidak ikut masuk ke
bak equalisasi anaerob. Pada laboratorium di lakukan pretreatment
terlebih dahulu sebelum masuk ke bak equalisasi anaerob.
4. Kemudian dari bak equalisasi anaerob ini air limbah di pompa dengan
pompa submersible untuk di alirkan ke tanki biofilter.
5. Terdapat tiga tanki biofilter untuk proses pengendapan, yang berfungsi
untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik
tersuspensi. Selain sebagai tangki pengendapan, juga berfungsi sebagai
pengurai senyawa organik.
6. Dari bak pengendap akhir lanjut ke UV System melewati flow meter.
UV System berfungsi untuk menentralisasi kuman/bakteri dengan
sistem penyinaran panas lampu (ultraviolet) yang terpasang dalam UV
System. Air limbah dari proses UV System selanjutnya di saring dari
berbagai lumut (sistem airasi) kemudian baru mengalir ke kolam ikan/
kolam indikator.
7. Kolam indikator ini berfungsi untuk memudahkan deteksi mutu air
limbah, dengan ikan hias (ikan yang sangat rentan mati bila hasil
treatment IPAL masih kurang bagus).
8. Selanjutnya air melimpah ke 3 kolam kecil di kolam ini di injeksikan
air kaporit yang berfungsi untuk menetralisir bakteri/kuman.
Dosis kaporit diatur dengan Dosing Pump, dengan perbandingan 100
gram kaporit dengan 150 liter air bersih. Kaporit yang dipakai
berbentuk powder.
9. Setelah itu air di alirkan ke pipa badan air, dan berakhir di sungai.
29

Rutinitas pengontrolan peralatan mesin IPAL:


1. Panel Kontrol IPAL
Lakukan pengecekan dan pengontrolan panel kontrol IPAL, pastikan
semua kontrol peralatan IPAL dalam kondisi setting otomatis.

2. Pompa Submersible
Secara rutin di cek dan 2 minggu sekali di bersihkan, kalau ada kotoran
benda padat segera dibersihakan, karena akan menyebabakan pompa
mengalami masalah dan mesin raotor pompa terbakar.

3. Ring Blower / Air Suplier


 Secara rutin di cek jika ada kotoran benda padat dan debu yang
menempel di filter isap segera dibersihkan.
 Bila timbul suara mendenging keras dan kasar segera di cek
mungkin ada gesekan logam sudah aus, segera lakukan. pembersihan
dan penggantian bearin.

4. Reaktor Biofilter dan Sparator Biofilter


Secara periodik, lakukan drain sesuai prosedur untuk mengurangi
lumpur sisa treatment pada biofilter.
Sisa treatment yang terkumpul di bagian dasar biofilter di sirkulasi ke
equalisasi, yang berfungsi juga sebagai tempat penampungan dan
penguraian sisa perawatan kecuali lumpur dalam bentu padat (pasir atau
lumpur tanah) harus dikuras bila jumlahnya sudah terlalu banyak
(kurang lebih 20 tahun sekali). Pasir atau lumpur tanah biasanya berasal
dari alas kaki sandal/ sepatu pegawai ataupun pengunjung ketika ke
kamar mandi.
30

5. Bak Penampungan Awal Limbah (Bak Equalisasi)


Secara berkala dibersihkan kotoran benda padat seperti plastik, kain,
kayu, pasir dll yang terikat di bak equalisasi, agar tidak terjadi
penumpukan kotoran benda padat yang berlebihan, juga untuk
menghindari kerusakan pompa imput biofiter.
Lakukan pengurasan dengan mobil sedot tinja,apabila endapan sisa
treatment yang tidak dapat terurai oleh bakteri penguraian (pasir,
lumpur tanah, plastik) jumlah sudah sangat berlebihan (15 s/d 25
tahun).

6. Stop Kran Air Suplier (Gate Valve)


Gate valve/stopkran di air suplay sudah diset jangan dirubah-rubah
karena akan merubah pembagian suplay udara dan menyebabkan hasil
teartment bau.

7. Gate Valve/Stof Kran Sirkulasi Pompa Input Biofilter


Gate valve/stopkran sirkulasi pada pompa input biofilter sudah disetting
jangan dirubah-rubah karena akan menyebabkan debit air limbah yang
keluar dari IPAL berlebih dan menyebabkan hasil treatment bau.

8. Otomatis Pompa (Water Level Kontrol)


Secara rutin water kontrol dicek, apabila tali pengait
tersangkut/otomatis rusak segera diperbaiki atau diganti dengan yang
baru.

9. Sistem Dosing Pump (Clorinasi)


 Secara rutin kaporit dicek jangan sampai mati atau terlalu besar
injeksinya.
 Besarnya kaporit yang menetes disetting dari dosing pump yang
sudah di setting beroperasional secara otomatis.
31

 Secara berkala dicek apabila cairan kaporit habis lakukan pengisian


ulang.

10. Saluran Air Limbah


Secara rutin pompa dicek dan dibersihkan, dan cek kebutuhan
secararutin lewat bak control dan bersihkan benda padat yang terikut
disaluran.

11. Perawatan Laboratorium


Secara rutin lab pretreatment dicek dilakukan drain setiap 1 bulan
sekali.

12. Greasetrap Dapur (Gizi)


Secara rutin geasetap gizi/ dapur dicetak dan dibersihkan jika deposit
lemak sudah lebih banyak atau jika ada benda padat lainnya yang
lainnya.

13. Greasetrap Laundry


Bundy loundry Secara rutin greasetrap loundry dicek dan dibersihkan
padat yang lainnya.

14. Alat Pengukur Air (Flowmeter)


Secara berkala dicek, apabila terjadi pengembatan pada flow meter
segera dibersihan, dengan cara membuka fleng pada flowmeter.

15. UV Sistim
Secara berkala dicek, apabila lampu pada uv sistem tidak menyala
rusak,segera dilakukan penggantian, tanda kalau lampu UV tidak
menyala berupa lampu indikator berwarna merah dan sirine berbunyi,
sensor yang tersebut terpasang dekat UV sistem.
32

16. Kolam Indikator


Secara berkala dicek, apabila kolam indikator kotor segera (2 s/d 3)
minggu sekali.
Pemeriksaan kualitas air limbah dilakukan 2X1 tahun yang meliputi
pemeriksaan mikrobiologi dan kimia yang dilakukan oleh UPTD
Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

3. Proses Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit


Limbah Medis
Limbah medis padat adalah limbah yang terdiri dari limbah
infeksius limbah petalogi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer. dengan
kandungan logam berat yang tinggi. Limbah medis terbagi atas beberapa
yaitu:

1. Limbah infeksius
Adalah limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi
penyakit menular. Limbah ini dapat menjadi sumber penyebab penyakit
pada petugas, pasien, pengunjung,maupun masyarakat sekitar. Yang
termasuk limbah infeksius dirumah sakit yaitu darah dan cairan tubuh,
organ tubuh biasanya di hasilkan pada saat pembedahan.
Hasil buangan dari aktivitas medis yang menggandung bahan infeksius
dan benda yang terkontamasi langsung dengan pasien :
 kapas
 Perban
 Sarung tangan
 Masker
 Underpad
 Spuuit tanpa jarum
 Kantong urine
 Slang infus
33

2. Limbah non-infeksius
Adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan di luar medis yang
berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat di
manfaatkan kembali apabila teknologi penyimpanannya pada tempat
sampah berplastik hitam.

Limbah non-infeksius atau non organik dapat terbagi dua yaitu:


a. Organik yang bisa terurai
Adalah sampah yang berasal dari sisa makluk hidup yang mudah
terurasi secara alami tanpa campur tangan manusia seperti :
1. Sisa makanan
2. Dedaunan
3. Ranting kayu yang kecil.

b. Organik sulit terurai


Adalah sampah yang barasal atau dihasilkan dari bahan-bahan
yang bukan berasal dari alam melainkan dari hasil produksi atau
pengolahan barang tertentu seperti:
1) Plastik
2) Bungkus obat
3) Kertas
4) Bungkus alat steril

3. Limbah benda tajam


Limbah benda tajam adalah materi padat yang memiliki sudut
kurang dari 90 derajat, dapat menyebabkan luka iris atau tusukan
seperti:
 Suntik Jarum
 Set infus
 Ampal atau vial obat
34

Limbah-limbah tersebut di timbulkan dari ruangan atau luar ruangan


yang berasal dari:
 Karyawan
 Pasien
 Keluarga pasien

Proses pengambilan sampah atau limbah infeksius di RSUD dr. Adnaan


WD Payakumbuh
1. Proses pengangkutan sampah medis dan non mcdis di lakukan 2 kali
sehari, pagi pukul 06:10 WIB dan siang pukul 13:10 WIB.
2. Sampah-sampah tersebut di bedakan berdasarkan warna kantongnya,
seperti:
 kantong sampah berwarna kuning untuk sampah medis
 kantong sampah bewarna hitam untuk sampah non medis
 Safety Box untuk sampah jarum suntik atau materi padat sudut
kurang dari 90 derajat
3. Pengambilan barang medis dan non medis di ruangan dilakukan
pengambilan oleh CS ruangan dan dikumpulkan di satu titik yang
berada di belakang, kemudian akan diambil oleh CS lapangan untuk
dibawa ke TPS.
4. Sampah medis di kumpulkan di TPS yang berada di luar ruangan
RSUD dan di kumpulkan selama satu minggu, dan sampah non
medis akan dilakukan pengangkutan setiap hari Dan sampah medis
setelah satu minggu akan dilakukan pengangkutan oleh pihak ketiga.
Sebelumn pengangkutan akan dilakukan penimbangan sampah dan
di catat berapa kg sampah B3 dalam satu minggu.
5. Rumah sakit tidak melakukan pemusnahan atau pembakaran
sampah, maka dari itu pihak Rumah sakit bekerja sama dengan pihak
ketiga yaitu dengan PT. ANDALAS BUMI LESTARI, yang akan
bekerjasama dengan PT WASTEC INTERNATIONAL CILEGON,
perihal kerjasama pemusnahan linibah B3 yang ramah lingkungan.
35

6. Semua kendaraan, fasilitas pemusnahan dan personel yang terlibat


dan digunakan untk melaksanakan jasa transportasi dan pemusnahan.
limbah B3 menurut penjanjian kerjasama ini sudah mememnuhi
persyaratan atau rekomendasi persetujuan yang disyaratkan oleh
undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku.

4. Proses Pengelolaan Air Bersih di Rumah Sakit


Air bersih adalah air sehat yang digunakan untuk kegiatan manusia
dan harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari
berbahan kimia yang dapat mencemari air tersebut (Dwijosaputro, 1981).
Air bersih merupakan air yang harus bebas dari mikroorganisme penyebab
penyakit dari bahan kimia yang dapat merugikan kesehatan manusia
maupun makhluk hidup lainnya.
Cara penggecekan air bersih di RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh :
Mengamati pemakaian debit air bersih setiap hari yang berada di empat
titik yang berbeda yaitu:
 Cempaka
 Depan IGD
 Depan Bank BRI
 Samping Bank Nagari

1. Meteran Cempaka
Meteran cempaka mengalir ke gedung cempaka ! ke cempaka 2, ke
koperasi belakang ruang direktur ke IPSRS, gedung kuning Gedung
kuning: gizi, laundry kantor Alur cempaka: pipa PDAM masuk ke
reserfoir (bak penampungan air ) dari reserfoir bawah ke reserfoir atas.
Dari reserfoir bawah gedung kuning baru naik ke reserfoir atasnya baru
ke kantor gizi dan laundry.
36

2. Meteran IGD
a. Reserfoir bawah farması didistribusikan untuk gedung farmasi dan
HD.
b. Reserfoir bawah MR mengalir ke poli atas dan wc umura.
c. Aliran grafitasi
 Poli bawah
 Kantin
 Laboratorium
 Radiologi
 Mesjid
 Teratai
 Fisiotrapi
 UPA Salinan Endo IGD
 Kamar dokter jaga
 Melati
 Dahlia UTDR RS
 Gudang
 VIP

3. Meteran ATM BRI


Mengalir ke ruangan mawar dengan aliran gravitasi

4. Meteran Bank Nagari


Dari ruang bawah naik ke ruang atas gedung kemuning didistribusikan
ke ruangan :
a. Poli kebidanan
b. Poli anak
c. Gedung kemuning : Jssd, laboratorium, IGD, PERI, Natologi, ICU,
ICCU, NICU.
Semua titik meteran yang berada di sekitar rumah sakit berjalan dengan
baik dan lancar sesuai dengan yang telah di tetapkan.
37

Cara pengawasan air bersih di rumah sakit :


 Mencatat perubahan debit air bersih ke dalam buku harian debit air
bersih.
 Menginput data ke dalam file yang sudah ada.
Guna mengamati debit air bersih adalah untuk melihat kuantitas
air bersih berjalan dengan baik, jika tidak di pantau akan
perkembangannya maka akan berpengaruh buruk bagi keadaan rumah
sakit dapat menimbulkan kurangnya air bersih untuk pasien dan
keluarga pasien maupun pihak rumah sakit (tenaga kesehatan).

5. Proses Pengendalian Serangga, Tikus, dan binatang Penganggu


Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya
adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang
pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor
penularan penyakit.
Cara pengendalian serangga, tikus dan binatang penganggu di
RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh :
1. Pengendalian nyamuk
 Pengamatan Jentik
Pengamatan jentik Aedes sp. dilakukan secara berkala di setiap
sarana penampungan air, sekurang-kurangnya setiap 1 (satu)
minggu untuk mengetahui adanya atau keadaan populasi jentik
nyamuk, dilakukan secara teratur. Selain itu dilakukan juga
pengamatan jentik nyamuk spesies lainnya di tempat-tempat yang
potensial sebagai tempat perindukan vektor penyakit malaria di
sekitar lingkungan rumah sakit seperti saluran pembuangan air
limbah.
 Pengamatan lubang dengan kawat kasa.
Setiap lubang di dinding harus ditutup dengan kawat kasa untuk
mencegah nyamuk masuk.
38

2. Pengendalian kecoa
 Mengamati keberadaan kecoa yang ditandai dengan adanya
kotoran, telur kecoa, dan kecoa hidup atau mati di setiap
ruangan.
 Pengamatan dilakukan secara visual dengan bantuan senter,
setiap 2 (dua) minggu.
 Bila ditemukan tanda-tanda keberadaan kecoa maka segera
dilakukan upaya pemberantasan.

3. Pengendalian tikus
 Mengamati/memantau secara berkala setiap 2 (dua) bulan di
tempat-tempat yang biasanya menjadi tempat
perkembangbiakan tikus yang ditandai dengan adanya
keberadaan tikus antara lain : kotoran, bekas gigitan, bekas
jalan, dan tikus hidup. Ruang-ruang tersebut antara lain di
daerah bangunan tertutup (core) rumah sakit, antara lain dapur,
ruang perawatan, laboratorium, ICU, radiologi, UGD, ruang
operasi, ruang genset/panel, ruang administrasi, kantin, ruang
bersalin, dan ruang lainnya.

4. Pengendalian binatang pengganggu lainnya


 Mengamati/memantau secara berkala anjing,ular,ayam,dll.
39

C. Kendala Kerja dan Upaya Pemecahan yang Dilakukan

1. Kendala kerja
a. Penyehatan ruang bangunan rumah sakit
 Untuk toilet pengunjung pria dan wanita masih belum semuanya
dipisahkan dan masih banyak yang di gabung.
 Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus, namun
sebagian masih ada yang belum berbentuk konus, seperti ruang
bangsal perawatan dan rawat jalan.
 Pintu untuk toilet dan perawatan pasien belum terbuka keluar
dan lebar.
a. Pengelolaan limbah cair di rumah sakit (IPAL)
 Flow meter air IPAL tidak berjalan, karena saat melakukan
pengecekan flow meter air IPAL, angka yang di keluarkan oleh
flow meter selalu sama.
 Pembersihan greatstreap gizi oleh cleaning service belum
menggunakan APD (hanya menggunakan masker)
2. Pemecahan masalah
a. Penyehatan ruang bangunan rumah sakit
 Untuk toilet pengunjung pria dan wanita seharusnya dibuatkan
tambahan wc yang terpisah.
 Menurut peraturan menteri kesehatan RI nomor 7 tahun 2019
menyatakan :
 Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk
konus, sedangkan di rumah sakit ini sebagiannya masih
ada yang belum, dan masih menggunakan pertemuan
dinding dengan lantai yang berbentuk siku, seperti pada
ruangan bangsal perawatan, dan rawat jalan
 Dan pintu untuk toilet dan perawatan pasien seharusnya
terbuka keluar dan lebar, sementara di rumah sakit ini
pintu toilet masih ada yang di dorong ke dalam.
40

b. Pengelolaan limbah cair di rumah sakit (IPAL)


 Flow meter air IPAL tidak berjalan. Beberapa cara yang dapat di
lakukan untuk memperbaiki penyebab flow meter air yang tidak
berjalan :
1) Memeriksa Gate, Kabel, dan RCV
Pada pemeriksaan pertama, lakukan tes tekanan pada
meteran. Ketika skala normal flow tidak memenuhi standar
minimum, periksa apakah gate telah terbuka dengan benar atau
tidak. Kemudian periksa juga kabel dan solenoid perangkat.
2) Lepas FLow Meter dari Sambungan
Sebelum melepaskan perangkat dari sambungan,
pastikan bahwa sistem pada kondisi off. Lepas dengan cermat
dan perlahan, karena dapat merusak salah satu kabelnya jika
tidak hati-hati. Kemudian lakukan tes pada paddle wheel apakah
berfungsi dengan benar atau tidak.
3) Membersihkan Kotoran pada Dinding Pipa
Setelah memastikan tidak ada masalah pada komponen
elektrikal meteran, periksa dan bersihkan dinding pipa dari
segala jenis kotoran. Menggunakan bahan kimia yang aman atau
sabun dan air bersih.
4) Pasang Kembali Seperti Semula
Bila pemeriksaan dan pembersihan komponen telah
selesai, pasang kembali semua bagian dengan berhati-hati.
Terutama saat memasang pin pada ring, dan jangan lupa
merapikan kabel yang telah dipotong. Selanjutnya, lakukan
kembali tes tekanan.
Jika masih tidak berjalan, solusinya memanggil teknisi untuk
memperbaikinya karena teknisi lebih tau di bagian mana pada
IPAL yang sedang mengalami masalah.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan praktek kerja lapangan di RSUD dr. ADNAN
WD Payakumbuh, banyak pengetahuan dan pembelajaran yang penulis
dapatkan. Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yang
penulis dapatkan dari praktek kerja lapangan ini, yaitu:
1. Sanitasi merupakan upaya penyehatan dan pengawasan lingkungan
rumah sakit yang mungkin menimbulkan penyakit dan gangguan
kesehatan masyarakat.
2. Limbah rumah sakit merupakan semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun
gas yang dapat mengandung mikroorganisme pathogen bersifat
infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat radioaktif.
Pengelolaan sanitasi dan limbah merupakan aktifitas yang sangat
penting di rumah sakit karena menjamin terjaganya kebersihan air dan juga
lingkungan yang ada di rumah sakit.

B. Saran
Didalam hal apapun pasti masih ada kekurangan yang muncul, namun
dapat diperbaiki begitu juga semua pihak yang terlibat dalam kegiatan Praktik
Kerja Lapangan di RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh ini yang telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
Ada beberapa saran yang akan penulis ajukan untuk dapat
diperhatikan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan tahun yang akan
datang, diharapkan informasi yang berkaitan dengan kegiatan PKL ini dapat
disampaikan dengan baik, transparan, dan tidak mendadak. Diharapkan
program PKL semakin baik di tahun yang akan datang dan dapat memberikan
pengalaman serta pengetahuan tentang dunia kerja.

47
DAFTAR PUSTAKA

Humas rshs.2013.” Limbah Rumah Sakit”,https://web.rshs.or.id/limbah-rumah-


sakit/, diakses pada 9 Februari 2022 pukul 09.00.
Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 7 tahun 2019,
tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Lembaran RI Tahun 2019,
No 7.
Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
1096/MENKES/PER/VI/2011, tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga.
Lembaran RI Tahun 2011 No 1096.

48
LAMPIRAN

(Bak Equalisasi 1) (Bak Equalisasi 2)


Dari bak equalisasi satu di saring
kemudian melimpah, dan masuk ke bak
equalisasi 2

(Bak Equalisasi 3)
Lanjut masuk ke bak equalisasi 3, dari bak equalisasi 3 di pompa masuk ke
bak equalisasi anaerob pada IPA

49
50

Bak equalisasi anaerob di bawah kolam


indikator Meteran air IPAL (INLET)
menunjukkan berapa banyak air limbah
yang masuk

Tanki Biofilter IPAL


51

(UV Sistim) (Sistim Airasi)


yaitu sebagai alat disinfeksi air yang yaitu sebagai alat saring dari berbagai
dapat memusnahkan mikroorganisme lumut yang terdapat di dalam air.
yang dapat menimbulkan penyakit.

(Kolam Indikator)
yaitu tempat penampungan air limbah
yang sudah bersih dan jenih. (Bak Kapolarisasi)
yaitu tempat pemberian kaporit
berfungsi untuk menetralisir
bakteri/kuman.
52

(Mesin Blower IPAL) (Air Kaporit)


yaitu berfungsi untuk penyembur udara Berguna untuk membunuh
yang didalam air,untuk memasuk microorganisme pathogen yang ada di
oksigen dalam udara yang di butuhkan dalam air.
oleh bakteri aerob.

Mesin prominent (mesin pom)


yaitu alat untuk menginjek zat kimia pada aliran air.
53

Mesin OUTLET pada IPAL berfungsi


sebagai meteran air yang sudah di
saring oleh mesin penyaring.

Pencatatan meteran IPAL


54

Tempat penyimpanan air besih yang


berasal dari PDAM

Pencatatan meteran air bersih di Pencatatan meteran air bersih di depan


samping ATM bank BRI ruang cempaka
55

Pencatatan meteran air bersih di depan Pencatatan meteran air bersih di


IGD samping ATM Bank Nagari
56

Hasil lab pemeriksaan air bersih


57

(Cold Storage) (Truk PT. Andalas Bumi Lestari)

Proses pengangkutan limbah padat infeksius dari cold storage ke dalam truk
pengangkut limbah infeksius oleh truk PT. Andalas Bumi Lestari

Penimbangan sampah infeksius dan pencatatan berat sampah infeksius oleh


petugas

Penimbangan sampah benda tajam menggunakan safety box sebagai media


atau tempat penyimpanan sampah benda tajam.
58

Lembaran manifes sebagai bukti pengangkutan sampah infeksius


59

Tempat penyimpanan limbah non infeksius ( oli bekas,lampu, dll )

(Non Infeksius) (Infeksius)


Pemilahan sampah infeksius dan non infekius di dalam ruangan

Ruangan tempat pengelolaan linen di RSUD dr.


ADNAN WD Payakumbuh
60

Proses pencucian linen kotor dengan mesin cuci

Pengeringan linen yang sudah siap di cuci dan siap untuk di setrika

Proses penyetrikaan
61

Laporan harian sanitasi dan penyehatan bangunan rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai