Anda di halaman 1dari 169

EVALUASI DAN PERENCANAAN

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS

DI RUMAH SAKIT BIOMEDIKA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana S-1

Program Studi Teknik Lingkungan

Disusun Oleh :

NI MADE PUSPAYENI

NIM : 215.3001

SEKOLAH TINGGI TEKNIK LINGKUNGAN

MATARAM

2018
iii
PERNYATAAN

Nama : Ni Made Puspayeni

NIM : 215.3001

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi berjudul “Evaluasi dan

Perencanaan Pengelolaan Limbah Padat Medis Di Rumah Sakit Biomedika”

adalah benar-benar karya sendiri, dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan

ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh

dari skripsi tersebut.

Mataram,

Yang membuat pernyataan,

( Ni Made Puspayeni )

iii
ABSTRAK

Rumah Sakit Biomedika adalah salah satu penyedia jasa pelayanan


kesehatan, dimana dalam aktivitasnya menghasilkan limbah baik limbah padat,
cair dan gas. LimbahP medis yang tidak tertangani dengan benar akan mencemari
lingkungan Rumah Sakit dan sekitarnya. Walaupun Rumah Sakit telah
melaksanakan pengelolaan limbah padat medis tapi dirasa belum optimal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengelolaan limbah
padat medis di Rumah Sakit Biomedika, mengevaluasi dan menganalisis serta
menyusun perencanaan sistem pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit
Biomedika. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam,
observasi, pengukuran timbulan limbah dan dokumentasi. Teknik analisis data
adalah dengan analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT digunakan untuk
menyususn strategi pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengelolaan limbah padat
medis belum optimal, belum sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1204 tahun 2004, hasil
evaluasi sumber daya manusia, teknik pengumpulan dan pengangkutan,
penyimpanan sementara limbah padat medis serta teknik pengemasan dan
pemusnahan limbah padat medis masih kurang. Untuk itu perlu dilakukan
penyusunan perencanaan sistem pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit
Biomedika seperti perbaikan struktur organisasi unit pengelola sanitasi,
penambahan dan pelatihan 1 orang pengawas dan penetapan 3 orang petugas
pengangkut limbah padat medis, perencanaan pengadaan 1 buah trolly dan drum
plastik, 3 buah kontainer limbah di TPS B3, perencanaan rute pengangkutan
limbah padat medis, perencanaan relokasi TPS B3 dimensi 3m x 2,25m x 3m dan
perencanaan anggaran pengelolaan limbah padat medis dalam kurun waktu 5
tahun mendatang (tahun 2019 s/d tahun 2023) adalah sebesar Rp.3.358.122.000,-
(tiga milyar tiga ratus lima puluh delapan juta seratus dua puluh dua ribu rupiah).

Kata kunci : Pengelolaan Limbah padat medis, evaluasi, perencanaan,


Rumah Sakit Biomedika

iv
ABSTRACT

Biomedika Hospital is one of the health service providers, where in its


activities produce waste both solid, liquid and gas. Medical waste that is not
handled properly will pollute the environment of the Hospital and surrounding
areas. Although the Hospital has carried out the management of medical solid
waste but it is not yet optimal.
The purpose of this research is to know the system of medical solid waste
management at Biomedika Hospital, to evaluate and to analyze and to arrange
planning of medical solid waste management system at Biomedika Hospital. Data
collection was done by in-depth interview, observation, measurement of waste
generation and documentation. Data analysis with qualitative descriptive analysis
and SWOT analysis was used to establish a strategy of solid waste management in
Biomedika Hospital
The results showed that the medical solid waste management system is not
optimal yet, not in accordance with the standards set forth in the Decree of the
Minister of Health of the Republic of Indonesia number 1204 of 2004, the results
of human resources evaluation, collection and transportation techniques,
temporary storage of medical solid waste and packaging and disposal techniques
medical solid waste is still lacking. Therefore, it is necessary to prepare the
planning of medical solid waste management system at Biomedika Hospital such
as improvement of organizational structure of sanitation management unit,
addition and training of 1 supervisor and determination of 3 personnel of solid
waste medical transporter, procurement planning of 1 trolly and plastic drum, 3
pieces waste containers at temporary waste shelter B3, planning of medical solid
waste transport routes, relocation planning of temporary waste shelter, dimension
3m x 2,25m x 3m and the planning budget for the management of medical solid
waste within the next 5 years (from 2019 to 2023) is Rp.3.358.122.000, - (three
billion three hundred fifty eight million one hundred twenty two thousand rupiah).

Keywords: Medical solid waste management, evaluation, planning, Biomedika


Hospital

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat, kasih dan karunia Nya yang luar biasa sehingga dapat

terselesaikannya skripsi dengan judul “EVALUASI DAN PERENCANAAN

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT BIOMEDIKA”

Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

derajad Sarjana S-1 Program Studi Teknik Lingkungan di Sekolah Tinggi Teknik

Lingkungan Mataram.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa, tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak tidaklah mungkin skripsi ini dapat tersusun. Sehingga pada kesempatan ini

pula perkenankanlah penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Drs. H. Nasaruddin, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknik

Lingkungan Mataram

2. Nasruddin S.Sos, MM, selaku Pembantu Ketua I Sekolah Tinggi

Teknik Lingkungan Mataram

3. Ida Ayu Oka Suwati S.ST., M.Sc., selaku Ketua Prodi S1 Teknik

Lingkungan Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram

4. Wahyudin, S.T., M.Eng, selaku Dosen Pembimbing Utama dan yang

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Putu Bagus Herry Sumadiyanto, S.T., selaku Dosen Pembimbing

Pendamping dan yang membantu dalam penyusunan skripsi ini.

vi
6. Direktur Rumah Sakit Biomdika beserta staf yang memberikan

kesempatan untuk melakukan penelitian.

7. Semua Dosen Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan yang telah memberi

pengajaran dan pengarahan serta bantuannya selama pendidikan.

7. Semua keluarga yang telah memberikan dorongan, semangat, dan doa

sehingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Terakhir buat semua pihak yang telah membantu terselesaikannya

skripsi ini.

Skripsi ini masih terdapat beberapa kesalahan baik dalam penulisan

maupun hasil yang dicapai maka dari itu saran demi kesempurnaan untuk masa

yang akan datang selalu terbuka. Penyusun berharap, semoga skripsi ini akan

memberikan manfaat untuk berbagai pihak khususnya kepentingan studi.

Mataram, Juni 2018

Penyusun,

Ni Made Puspayeni

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................. ................................ i

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………ii

HALAMAN PERNYATAAN……………..…………………………………… iii

ABSTRAK……………………………………………………………………… iv

KATA PENGANTAR………………………………………………………… ...vi

DAFTAR ISI........................................................................................ ................viii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. ... xi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………........…xiv

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….….1

1.1. Latar Belakang................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................... 3

1.3. Batasan Penelitian……………………………………………………………4

1.4. Tujuan Penelitian............................................................................................ 4

1.4.1. Tujuan Umum....................................................................................... 4

1.4.2. Tujuan Khusus...................................................................................... 4

1.5. Manfaat Penelitian...................... ................................................................... 5

1.5.1. Bagi Rumah Sakit Biomedika .............................................................5

1.5.2. Bagi Program Pendidikan Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan ..... ....5

1.5.3. Bagi Masyarakat................................................................................ .5

viii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ………………………...……………....6

2.1. Rumah Sakit.................................................................................................. 6

2.1.1. Pengertian Rumah Sakit……………………………………………...6

2.1.2. Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit…………………………………...7

2.1.3. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit……………………….9

2.2. Limbah Rumah Sakit…………………………………………………… ....10

2.2.1. Pengertian Limbah Rumah Sakit…………………………………….10

2.2.2. Karakteristik Limbah Rumah Sakit…………………..…………...…11

2.2.3. Katagori Limbah Padat Medis……………………………………….13

2.2.4. Sumber dan Komposisi Limbah Padat Medis Rumah Sakit………....13

2.2.5. Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit……………...……….……14

2.3. Evaluasi ………………………………………………….…………….…...15

2.3.1. Pengertian Evaluasi……………………………….………………......15

2.3.2. Tujuan Evaluasi………………………………………….……………15

2.3.3. Ruang Lingkup Evaluasi…………………..……………..…………...16

2.4. Perencanaan…................................................................................................23

2.4.1. Pengertian Perencanaan…………………………………...……...…..24

2.4.2. Tujuan Perencanaan…………………………………………………..24

2.4.3. Fungsi Perencanaan……………………………….......……………...24

2.4.4. Manfaat Perencanaan…………………………………………………25

2.4.5. Tahapan Perencanaan…………………………………………………25

2.5. Kerangka Teori Penelitian…………………………………………………..27

BAB III METODE PENELITIAN ……………………… ………………..28

ix
3.1. Lokasi Penelitian…………………………….……………………..…….....28

3.2. Objek Penelitian………….............................................................................28

3.3. Waktu Penelitian………….................................... ....................... ...............28

3.4. Variabel Penelitian………………………………………………………….28

3.5. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………29

3.6. Alat dan Bahan/Instrumen Penelitian………………………………………33

3.7. Batasan Operasional Alat dan Bahan…………………………………...….33

3.8. Kerangka Berpikir…………..………………………………………………35

3.9. Rencana Perekayasaan...................................................................................36

3.10. Tahapan Penelitian………………..……….................................................36

3.11.Teknik Analisis Data………………………………………………………39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………….…………..56

4.1. Hasil Penelitian…………………………………………….…………...….56

4.2. Pembahasan…………………………………….…………………………..80

BAB V. PERENCANAAN…………………………………………...……….105

5.1. Tujuan Perencanaan……………………………………………………….105

5.2. Ruang Lingkup Perencanaan……………………...………………………105

BAB VI. PENUTUP………………………………………………………...…130

6.1. Kesimpulan……………......………………………………………………123

6.2. Saran………………………………………………………………………124

Daftar Pustaka……………………………..…………………………..……….125

Daftar Lampiran………………………………………………………………..127

x
DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

II.1 Komposisi Limbah Padat Medis dari Berbagai Ruangan………………..14

II.2 Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai Katagorinya…...….21

III.1 Pengelompokkan dan Coding Informan…………………………………40

III.2 Form Matriks Lingkungan Internal……………………………………...50

III.3 Form Matriks Lingkungan Eksternal…………………………………….53

III.4 Form Matriks SWOT…………………………………………………….54

IV.1 Tenaga Pengelola Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika........60

IV.2 Hasil Penilaian Observasi dan Telaah Dokumen Sumber Daya Manusia

dalam Pengelolaan Limbah Padat Medis………………………………. .62

IV.3 Rencana Kegiatan Anggaran Rumah Sakit Biomedika Tahun 2018…….63

IV.4 Hasil Penilaian Jumlah Anggaran yang Dialokasikan dalam

Pengelolaan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika………….65

IV.5 Hasil Penilaian Tentang Perundangan dan Kebijakan yang

Diterapkan di Rumah Sakit Biomedika……………………………....... 67

IV.6 Hasil Penilaian Peran Serta Masyarakat dalam Pemilahan dan

Pewadahan/Membuang Sampah pada Tempatnya………………………68

IV.7 Hasil Penilaian Observasi Teknik Minimasi, Pemindahan dan

Pewadahan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Biomedika………….71

xi
IV.8 Hasil Penilaian Observasi Teknik Pengumpulan dan Pengangkutan

Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika………………………73

IV.9 Hasil Penilaian Observasi Teknik Penyimpanan Sementara/TPS B3 di

Rumah Sakit Biomedika …………………………………………….....74

IV.10 Jumlah Sarana/Prasarana Pengelolaan Limbah Padat Medis di

Rumh Sakit Biomedika…………………………………………………76

IV.11 Hasil Penilaian Obsevasi Teknik Pengemasan dan Pemusnahan

Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika………………………76

IV.12 Jumlah Timbulan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika

Yang Ditimbang dalam Seminggu dari Tanggal 9 s/d 15 April 2018…..77

IV.13 Jumlah Timbulan Limbah Padat Medis yang Dikelola di Rumah Sakit

Biomedika (Data Bulan April 2018)……………………………………78

IV.14 Analisa Daftar Kebutuhan Anggaran berdasarkan Peningkatan Kegiatan

dan Jumlah Pasien tahun 2018………………………………….………87

IV.15 Faktor-Faktor Internal dan Eksternal dalam Analisis SWOT

Pengelolaan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika…………99

IV.16 Perhitungan Kekuatan dan Kelemahan (Kondisi Internal) Organisasi…100

IV.17 Perhitungan Peluang dan Ancaman (Kondisi Eksternal) Organisasi…...101

IV.18 Matrik SWOT…………………………………………………………...103

V.1 Penempatan Pewadahan Limbah Padat Medis Rumah Sakit Per unit

Penghasil Limbah………………………………………………………114

V.2 Kebutuhan Kantong Plastik dalam Pengelolaan Limbah Padat Medis

dalam Satu Bulan di Rumah Sakit Biomedika……………………...…115

xii
V.3 Kebutuhan APD dan Sarana dalam Pengumpulan dan Pengangkutan

Limbah di Rumah Sakit Biomedika……………….…………………..116

V.4 Rencana Kegiatan Anggaran Pengelolaan Limbah di Rumah Sakit

Biomedika Tahun 2019-2023……………………………………….....121

xiii
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Halaman

II.1. Kerangka Teori………………………………………………….……...27

III.1 Kerangka Berpikir.………………………………….………………….35

IV.1 Struktur Organisasi Bagian Pemeliharaan dan Sarana……………..….58

IV.2 Prosentase Anggaran Pengelolaan Limbah Padat Medis sesuai

dengan Peruntukkannya..………………………………………………64

IV.3 Bagan Pengelolaan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika

Berdasarkan Hasil Penelitian…………………………………………..79

IV.4 Diagram Posisi Manajemen Pengelolaan Limbah Padat Medis di

Rumah Sakit Biomedika………………………………………………102

V.1 Struktur Organisasi Unit Pengelola Sanitasi sesuai dengan Permenkes

No. 56 Tahun 2014………………………………………………….. .108

V.2 Denah Penyimpanan Limbah Padat Medis pada TPS B3………….…117

V.3 Denah Rencana Relokasi Pembangunan TPS B3 dan Rute

Pengangkutan Limbah Padat Medis ………………………………….118

V.4 Denah Detail Bangunan TPS B3……………………………………...119

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran Halaman

1 Form. Wawancara bagi Direktur Rumah Sakit………………………….127

2 Form. Wawancara bagi penanggung jawab Instalasi Sanitasi dan PPI….128

3 Form.Wawancara bagi Bagian Tata Usaha ………………...…………... 129

4 Form. Wawancara bagi Bagian Keuangan….…….………………….......130

5 Form. Wawancara bagi Bagian Perlengkapan……………..……..............131

6 Form. Wawancara bagi Bagian Pemeliharaan dan Sarana……………….132

7 Form. Wawancara bagi Petugas Laboratorium dan Farmasi......................133

8 Form. Wawancara bagi Ruang Rawat Inap……………………................134

9. Form Penilaan Obervasi dan Telaah Dokumen SDM Dalam

Pengelolaan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika…………..135

10. Form Penilaian tentang Anggaran yang Dialokasikan Dalam

Pengelolaan Limbah Pasat Medis di Rumah Sakit Biomedika ………….136

11. Form penilaian tentang Regulasi yang diterapkan di Rumah

Sakit Biomedika……………………………………….………………....137

12. Form. Pedoman Observasi PSM………...……………….…...……….... 138

13. Form. Observasi Penggunaan APD……………………...………....……139

14. Form. Pengukuran Volume/Timbulan Limbah…………………………...140

15. Dokumentasi…………..……………………………………………….....141

16. Hasil Wawancara…………………………………………..…………..…144

17. Data Timbulan Limbah dalam bulan April 2018…………………………147

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit adalah salah satu industri jasa yang memberikan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat dan berfungsi sosial serta menyelenggarakan kegiatan

rumah sakit yang meliputi kuratif (pengobatan penyakit), preventif (pencegahan

penyakit), promotif (pembinaan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan

kesehatan). Aktivitas rumah sakit akan menghasilkan sejumlah hasil samping

berupa limbah, baik limbah padat, cair, dan gas yang mengandung kuman

patogen, zat-zat kimia serta alat-alat kesehatan yang pada umumnya bersifat

berbahaya dan beracun (Paramita, 2007).

Limbah padat medis terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah

benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah

radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam

berat yang tinggi. Kebanyakan dari limbah medis sudah terkontaminasi oleh virus,

bakteri, racun dan bahan radioaktif yang berbahaya, yang bersumber dari

pelayanan medis, perawatan gigi, laboratorium, farmasi atau penelitian uang

menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius dan berbahaya. Limbah inilah yang

kalau tidak dikelola dengan benar akan berdampak kesehatan bagi petugas,

pasien, pengunjung, masyarakat sekitar rumah sakit, bahkan pada lingkungan.

Pengelolaan limbah padat medis adalah isu baru karena memiliki dampak

langsung terhadap risiko kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan. Resiko

1
2

penularan akan muncul saat pemilahan dari sumbernya, proses pengumpulan,

pengangkutan, penyimpanan hingga pengemasan. Resiko terbesar adalah saat

terjadinya kontak langsung tubuh dengan benda-benda tajam (seperti jarum, pisau,

pecahan kaca, dan gelas). Untuk itu, perlu prosedur dalam pengelolaannya, antara

lain pewadahan yang tepat, mencegah terjadinya kontak fisik dengan limbah,

menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan, masker, goggles dan lain - lain),

membatasi jumlah petugas yang menangani limbah, dan menghindari tumpahan

dan kemungkinan kecelakaan.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2016) bahwa persentase rumah sakit

yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar sebesar 17,36%.

Propinsi Nusa Tenggara Barat, persentase capaian pengelolaan limbah medis

sesuai standar baru mencapai 20,69%. Keberhasilan sistem pengelolaan limbah

padat medis berkaitan erat dengan Regulasi, Sumber daya manusia, Keuangan,

dan Proses pengelolaan limbah padat medis.

Rumah Sakit Biomedika sebagai salah satu rumah sakit swasta di

Mataram, beroperasi sejak 26 Juni 2002, dengan luas lahan 4500 m². Rumah

Sakit Biomedika memiliki jumlah tempat tidur 50 bed dengan tingkat hunian atau

Bed Occupancy Ratio (BOR) adalah 35,2%, sedangkan LOS (Lenght of Stay) atau

rata-rata lama waktu tinggal pasien di rumah sakit adalah 2,73 hari (profil

Biomedika, 2017). Askarian, dalam Rahno, et al (2015) factor yang

mempengaruhi volume limbah medis yang dihasilkan rumah sakit antara lain

tingkat hunian (Bed Occupancy Rate/BOR), jenis tindakan medis perawatan yang

diberikan dan jumlah kunjungan pasien.


3

Pengelolaan limbah padat medis dilakukan oleh petugas ruangan, cleaning

service dan petugas pengangkut limbah padat medis, belum mengikuti alur/rute

terdekat. Limbah ditampung dalam gudang penyimpanan limbah padat medis,

tidak memakai bak khusus, tidak ada pengkodean dan tidak ada penetapan jadwal

pengangkutan, dan petugas pengangkut limbah padat medis belum pernah

mendapatkan pelatihan.

Rumah Sakit Biomedika saat ini menggunakan jasa pihak ketiga yang

sudah mempunyai izin mengolah limbah B3, akan tetapi proses pengangkutan

limbah padat medis oleh pihak ketiga tidak teratur yaitu satu bulan sekali atau

menunggu sampai penampungan penuh.

Meninjau dari permasalahan di Rumah Sakit Biomedika, maka perlu

adanya evaluasi sistem pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit

Biomedika agar sesuai dengan Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Oleh karena itu, peneliti

mengambil judul penelitian yaitu “Evaluasi Dan Perencanaan Pengelolaan

Limbah Padat Medis Di Rumah Sakit Biomedika”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sistem pengelolaan limbah padat medis yang dilakukan di

Rumah Sakit Biomedika?

2. Apakah sistem pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit

Biomedika telah sesuai dengan standar?


4

3. Bagaimana perencanaan pengelolaan limbah padat medis di Rumah

Sakit Biomedika?

1.3. Batasan Penelitin

Adapun batasan-batasan dalam penelitian ini adalah :

1. Pembahasan dalam penelitian ini adalah limbah padat medis Rumah

Sakit Biomedika

2. Periode perencanaan mengambil kurun waktu 5 tahun mendatang

dengan variable struktur organisasi unit pengelola sanitasi, sumber

daya manusia (SDM), Penguatan SOP, teknik pengelolaan limbah

padat medis, dan finansial

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah :

1.4.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui, mengevaluasi, menganalisis dan merencanakan

pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui sistem pengelolaan limbah padat medis di Rumah

Sakit Biomedika.

2. Mengevaluasi dan menganalisis pengelolaan limbah padat medis

di Rumah Sakit Biomedika.

3. Merencanakan pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit

Biomedika.
5

1.5. Manfaat Penelititian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan praktis.

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

keilmuwan, dalam hal pengelolaan lingkungan, sedangkan secara praktis

manfaatnya adalah :

1.5.1. Bagi Rumah Sakit Biomedika

1. Dapat dijadikan sebagai rekomendasi dalam melakukan perbaikan

pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menentukan

kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan limbah padat medis

rumah sakit.

1.5.2. Bagi Program Pendidikan Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan

1. Memberikan sumbangan pemikiran secara teoritis bagi penerapan

dan perkembangan disiplin ilmu di bidang Teknik Lingkungan.

2. Sebagai bahan informasi bagi peminat dan peneliti selanjutnya

untuk mengembangkan penelitian lebih mendalam.

1.5.3. Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat bahwa limbah medis rumah sakit

sangat bersifat infeksius, berbahaya dan perlu di kelola dengan baik dan

benar. Untuk itu perlu kerjasama dan masukannya untuk peningkatan

mutu pelayanan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit

2.1.1.Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

(Undang Undang Republik Indonesia No.44, 2009).

Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial

dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna

(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan

penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik

(World Health Organization dalam Oktavianty, 2016)

Rumah sakit adalah salah satu industri jasa yang memberikan

pelayanan kesehatan bagi orang banyak, dimana dalam hal memberikan

pelayanan kepada masyarakat rumah sakit akan menghasilkan limbah

dari kegiatan pelayanan yang diberikannya (Sirait dkk, 2015)

Rumah sakit adalah suatu sarana kesehatan yang

menyelenggarakan sarana kesehatan yang menyertakan upaya

kesehatan rujukan, dan dalam ruang lingkup ilmu kesehatan

masyarakat, termasuk didalamnya upaya pencegahan penyakit

6
7

mulai dari diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, perawatan

intensif dan rehabilitasi orang sakit sampai tingkat penyembuhan

optimal (Adisasmito, dalam Asmarhany, 2014)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan

lingkungan rumah sakit, rumah sakit adalah sarana pelayanan

kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat atau

dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan

terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.

Dari paparan diatas disimpulkan bahwa rumah sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan paripurna (komprehensif), yang dalam

kegiatan pelayanan kesehatan akan menghasilkan limbah yang dapat

menjadi tempat penularan penyakit, serta menimbulkan dampak negatif

terhadap lingkungan dan gangguan kesehatan.

2.1.2.Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan

pengelolaannya. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah

Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit

Khusus.

1. Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua

bidang dan jenis penyakit.

2. Rumah Sakit Khusus sebagaimana memberikan pelayanan utama

pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan


8

disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan

lainnya

Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang

dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus

diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan

Rumah Sakit, terdiri atas:

1. Rumah Sakit umum kelas A;

2. Rumah Sakit umum kelas B

3. Rumah Sakit umum kelas C;

4. Rumah Sakit umum kelas D.

Secara umum, unit operasional rumah sakit terdiri dari tiga

bagian besar, yakni unit kegiatan pelayanan medik, unit kegiatan

penunjang medik dan unit kegiatan penunjang nonmedik.

Pengelompokan unti-unit tersebut dapat disajikan sebagai berikut:

1. Unit kegiatan pelayanan medik yang di dalamnya terdiri unit

kegiatan layanan rawat inap, unit kegiatan layanan rawat jalan, unit

kegiatan layanan gawat darurat, unit kegiatan layanan perawatan

intensif, dan unit kegiatan layanan bedah/operasi.

2. Unit kegiatan penunjang medik, terdiri dari unit kegiatan

laboratorium, unit kegiatan radiologi, unit kegiatan farmasi, unit

kegiatan dapur, unit kegiatan sterilisasi, unit kegiatan anestesi, unit

kegiatan haemodialisis, unit kegiatan diagnosis, dan unit medik.


9

3. Unit kegiatan penunjang nonmedik, terdiri dari unit kegiatan

sanitasi, unit kegiatan logistik, unit kegiatan linen dan laundry, unit

kegiatan rekam medik, unit kegiatan sarana dan prasarana fisik, serta

unit kegiatan mekanikal dan elektrikal (Hapsari, 2010).

2.1.3. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit

Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit (SMLRS) adalah

sistem pengelolaan lingkungan yang merupakan bagian dari rangkaian

manajemen di rumah sakit yang meliputi pendekatan struktur

organisasi, kegiatan perencanaan, pembagian tanggung jawab dan

wewenang, praktik menurut standar operasional, prosedur khusus,

proses berkelanjutan dan pengembangan sumber daya manusia untuk

mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji, mengevaluasi, dan

mensinergikan kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit

(Adisasmito, dalam Asmarhany, 2014)

Konsep manajemen lingkungan rumah sakit merupakan bagian

dari kegiatan penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk

melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang

bersumber dari limbah rumah sakit. Upaya pengelolaan limbah rumah

sakit dapat dilaksanakan dengan menyiapkan perangkat lunaknya yang

berupa peraturan, pedoman dan kebijakan yang mengatur pengelolaan

dan peningkatan kesehatan di lingkungan rumah sakit (Adisasmito,

dalam Oktavianty, 2016)


10

2.2. Limbah Rumah Sakit

2.2.1.Pengertian limbah Rumah Sakit

Sampah medis atau limbah klinis adalah limbah yang berasal

dari pelayanan medik, perawatan gigi, farmasi, penelitian, pengobatan,

perawatan atau pendidikan yang menggunakan bahan – bahan yang

beracun, infeksius, berbahaya atau bias membahayakan kecuali jika

dilakukan pengamanan tertentu (Fauziah dkk, dalam Febrina, 2012).

Menurut EPA/U.S Environmental Protection Agancy, limbah

medis adalah semua bahan buangan yang dihasilkan dari fasilitas

pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, bank darah, praktek

dokter gigi, klinik hewan, serta fasilitas penelitian medis dan

laboratorium.

Limbah medis padat rumah sakit adalah semua limbah rumah

sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang

terdiri dari limbah medis padat dan non-medis (Darmawati dkk, 2016).

Limbah rumah sakit adalah limbah yang mencakup semua

buangan yang berasal dari kegiatan pelayanan rumah sakit dalam

bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat

mengandung mikroorganisme pathogen bersifat infeksius, bahan

kimia beracun, dan berbahaya.


11

2.2.2.Karakteristik Limbah Rumah Sakit

Berdasarkan potensi bahaya yang terkandung dalam limbah

medis padat, maka jenis limbah padat dapat digolongkan sebagai

berikut:

1. Limbah infeksius

Limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak

secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam

jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit

pada manusia rentan, limbah berasal dari pembiakan dan stock

bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan

bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan

bahan yang sangat infeksius.

2. Limbah benda tajam

Limbah yang berupa objek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi

ujung, atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk

kulit, seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet

pasteur, pecahan gelas, dan pisau bedah.

3. Limbah jaringan tubuh

Jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah, dan cairan

tubuh biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau autopsi.

4. Limbah sitotoksik

Limbah Sitotoksik adalah bahan yang terkontmainasi atau

memungkinkan terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama


12

peracikan, pengangkutan atau dalam terapi sitotoksik atau yang biasa

disebut dengan sisa obat pembunuh sel yang digunakan untuk

mengobati penyakit kanker.

5. Limbah farmasi

Limbah yang berasal dari obat-obatan yang kadaluwarsa obat-obatan

yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau

kemasan yang terkontaminasi, obat-obatan yang dikembalikan oleh

pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obatan yang tidak lagi

diperlukan oleh institusi yang bersangkutan, dan limbah yang

dihasilkan selama produksi obat-obatan.

6. Limbah kimia

Limbah yang dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan

medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.

7. Limbah radioaktif

Bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari

penggunaan medik atau riset radionucleida. Limbah ini dapat berasal

antara lain dari tindakan kedokteran nuklir, radioimmunoassay, dan

bakteriologis, dapat berbentu padat, cair, dan gas.

8. Limbah plastik

Bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit, dan sarana

pelayanan kesehatan lain, seperti syringes dan selang.


13

2.2.3. Kategori Limbah Padat Medis

Dalam kaitan dengan pengelolaan limbah padat medis, golongan

limbah padat medis dapat dikategorikan menjadi lima jenis (Hapsari,

2010) berikut:

1. Golongan A, terdiri dari: dressing bedah, swab, dan semua bahan

yang bercampur dengan bahan-bahan tersebut, bahan-bahan linen

dari kasus penyakit infeksi, serta seluruh jaringan tubuh menusia,

bangkai atau jaringan hewan dari laboratorium dan hal-hal lain yang

berkaitan dengan swab dan dressing.

2. Golongan B, terdiri dari: syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan

gelas, dan benda-benda tajam lainnya.

3. Golongan C, terdiri dari: limbah dari ruang laboratorium dan post-

partum kecuali yang termsuk dalam golongan A.

4. Golongan D, terdiri dari: limbah bahan kimia dan bahan-bahan

farmasi tertentu.

5. Golongan E, terdiri dari: pelapis bed-pan disposable, urinoir,

incontinence-pad, dan stamage bags .

2.2.4.Sumber dan Komposisi Limbah Padat Medis Rumah Sakit

Setiap ruangan/unit kerja di rumah sakit merupakan penghasil

limbah. Limbah Pelayanan rumah sakit, baik limbah padat, cair dan gas

dapat mengandung kuman pathogen, zat-zat kimia serta alat-alat

kesehatan yang pada umumnya berbahaya dan beracun. Jenis limbah


14

dari setiap ruangan berbeda-beda sesuai dengan penggunaan dari setiap

ruangan/unit yang bersangkutan, seperti tertera pada tabel II.1.

Tabel II.1: Komposisi Limbah Padat Medis dari Berbagai Ruangan.

No Ruangan Komposisi Limbah Padat Medis

1. Bedah Kapas, Bekas perban, kassa, potongn tubuh,


Central jarum suntik, ampul, spuit, kateter, sarung
tangan, infus set, botol obat, selang
2. Rontgen Kapas, film, sarung tangan, spuit, tissue

3. Rehab.Medik Kapas, sarung tangan, masker

4. IGD Bekas perban, kapas, jarum suntik, ampul,


kassa, kateter, infus set, sarung tangan, selang
5. ICU Botol infus, kapas, bekas perban, kassa, jarum
suntik, spuit, kateter, sarung tangan, ampul,
masker
6. Patologi Jaringan tubuh, kapas, perban, kassa, jarum
suntik, ampul, kateter, infus set, sarung tangan
7. Ruang Kapas, masker, sarung tangan
jenazah
8. Laboratorium Botol, jarum, pipet, kardus dan kemasan

9. Rawan Inap Bekas perban, botol infus, kateter, selang,


kapas
10. Poliklinik Jarum suntik, kapas, potongan jaringan tubuh,
bekas perban
11. Farmasi Obat kedaluwarsa

Sumber : Triana (2006)

2.2.5.Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit

Pengelolaan limbah rumah sakit harus dilakukan dengan benar,

efektif dan memenuhi persyaratan sanitasi. Sebagai sesuatu yang tidak

dimanfaatkan lagi, tidak disenangi, dan yang harus dibuang maka

limbah harus dikelola dengan baik. Syarat yang harus dipenuhi dalam
15

pengelolaan limbah adalah tidak mengkontaminasi udara, air/tanah, tidak

menimbulkan bau, tidak menyebabkan kebakaran, dan sebagainya.

Suatu kebijakan dari manajemen dan prosedur-prosedur tertentu yang

berhubungan dengan segala aspek dalam pengelolaan limbah rumah sakit

sangat diperlukan dalam pengelolaan limbah rumah sakit.

Menurut Kepmenkes RI No. 1204 (2004) pengelolaan limbah

medis yaitu rangkaian kegiatan mencakup segregasi, pengumpulan,

pengangkutan, penyimpanan, pengolahan dan penimbunan limbah medis.

Beberapa bagian penting dalam pengelolaan limbah rumah sakit

yaitu minimasi limbah, pelabelan dan pengemasan, transportasi,

penyimpanan, pengolahan dan pembuangan limbah. Proses pengelolaan ini

harus menggunakan cara yang benar serta memperhatikan aspek

kesehatan, ekonomis, dan pelestarian lingkungan.

2.3. Evaluasi

2.3.1.Pengertian Evaluasi (The Indonesian Public Health Portal)

Evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam

membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang

telah ditetapkan kemudian dibuat suatu kesimpulan dan penyusunan

saran pada setiap tahap dari pelaksanaan program.

2.3.2.Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu program,

memberikan justifikasi atau penggunaan sumber-sumber yang ada


16

dalam kegiatan, memberikan kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah

setiap hasil yang telah direncanakan.

2.3.3.Ruang Lingkup Evaluasi

Ruang lingkup evaluasi dibedakan atas 4 kelompok, yaitu:

1. Evaluasi terhadap masukan (input) meliputi pemanfaatan berbagai

sumber daya manusia , sumber daya finansial, tuntutan, dukungan

masyarakat

2. Evaluasi terhadap proses (process) dititikberatkan pada pelaksanaan

program, apakah sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau tidak,

3. Evaluasi terhadap keluaran (output) adalah penilaian terhadap hasil

yang dicapai,

4. Evaluasi terhadap dampak (impact) mencakup pengaruh yang timbul

dari program yang dilaksanakan.

Berdasarkan Uraian tersebut diatas maka aspek yang dievaluasi dalam

penelitian ini adalah :

1. Sumber Daya Manusia

Tenaga sanitasi rumah sakit adalah unsur utama yang bertanggung

jawab terhadap layanan sanitasi rumah sakit. sehingga memerlukan

tenaga dengan kualifikasi sebagai berikut:

Tenaga sanitasi yang meliputi:

1) Sarjana (S1) kesehatan lingkungan atau D IV kesehatan lingkungan

( RSU kelas A dan B).


17

2) Sarjana Muda/ D III kesehatan lingkungan atau D III politeknik

lingkungan ( RSU kelas C dan D )

3) Sanitarian lulusan SPPH yang diperlukan.

4) Tenaga lain yang terlatih.

Tenaga pengelola limbah medis rumah sakit meliputi ( Depkes RI,2004):

1) Sampah dari tiap unit pelayanan fungsional dalam rumah sakit

dikumpulkan oleh tenaga perawat khususnya yang menyangkut

pemisahan sampah medis dan non medis, sedang ruang lain dapat

dilakukan oleh petugas kebersihan.

2) Proses pengangkutan sampah dilakukan oleh tenaga dengan

kualifikasi SMP ditambah latihan khusus.

3) Pengawas pengelolaan sampah rumah sakit dilakukan oleh tenaga

sanitasi dengan kualifikasi D1 ditambah latihan khusus.

4) Tenaga Pengelola limbah padat medis wajib melaksanakan kegiatan

sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

2. Finansial

Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang

merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala

sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan

dengan berapa jumlah uang yang harus disediakan untuk investasi,

membiayai operasional (gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan

dan harus dibeli) serta biaya pemeliharaan. (Hapsari, 2010)


18

3. Regulasi

Komponen yang paling penting di dalam menjalankan sistem

Pengelolaan limbah padat medis adalah dukungan dari manajemen puncak.

Nilai- nilai yang ditentukan oleh manajemen puncak berupa kebijakan

yang memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk dan

menjalankan sistem manajemen lingkungan rumah sakit. Seluruh

komponen rumah sakit melaksanakan protap/nilai - nilai yang telah

ditetapkan manajemen untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan

secara efektif dengan cara memenuhi peraturan perundang - undangan

yang berlaku sehingga mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.

4. Peran Serta Masyarakat

Masyarakat di dalam lingkungan rumah sakit yang terdiri dari pasien,

pengunjung dan karyawan memberikan kontribusi kuat terhadap

pengotoran lingkungan rumah sakit. Aktivitas pelayanan dan perkantoran,

pedagang asongan, prilaku membuang sampah dan sejumlah barang atau

bingkisan yang dibawa oleh pengunjung/tamu menambah jumlah sampah

dan mengotori lingkungan rumah sakit. Peran serta masyarakat dalam

pengelolaan limbah padat medis dapat diartikan sebagai keikutsertaan,

keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan limbah baik langsung

maupun tidak langsung. Masyarakat dapat berperan serta dalam

melakukan kegiatan pemilahan dan pewadahan/ membuang sampah pada

tempatnya, sesuai dengan komposisinya (Misgiono dkk, 2014).


19

5. Teknik Pengelolaan Limbah Padat Medis Rumah sakit

Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004

tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. Dalam

pelaksanaan pengelolaan limbah rumah sakit meliputi:.

1) Minimasi Limbah

Minimiasi limbah merupakan suatu teknik yang

memfokuskan kegiatannya pada reduksi sumbernya ataupun

melakukan aktivitas daur ulang yang dapat mereduksi baik volume

ataupun toksisitas limbah yang dihasilkan.

2) Pemilahan dan Pewadahan

Pemilahan jenis limbah medis padat dimulai dari sumber sesuai

dengan jenis limbahnya. Setelah dilakukan pemilahan limbah padat

medis yang dihasilkan dari setiap unit perawatan maupun

penunjang perawatan dikumpulkan berdasarkan pemilahan jenis

limbah padat sesuai dengan peraturan dan kebijakan.

Masing – masing rumah sakit dan mengacu pada KEPMENKES

Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004. Tempat pewadahan yang

digunakan bentuk, ukuran dan jumlah harus disesuaikan dengan

jenis dan jumlah limbah serta kondisi setempat.

Berikut ini persyaratan pewadahan limbah medis padat:

1) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap

air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian

dalamnya, misalnya fiberglass.


20

2) Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat

pewadahan yang terpisah dengan limbah padat non medis.

3) Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari

apabila 2/3 bagian telah terisi limbah.

4) Untuk benda - benda tajam hendaknya ditampung pada tempat

khusus (safety box) seperti botol atau karton yang aman.

5) Tempat pewadahan limbah medis padat infeksius dan sitotoksik

yang tidak langsung kontak dengan limbah harus segera di

bersihkan dengan larutan disinfektan apabila akan dipergunakan

kembali, sedangkan untuk kantong plastik yang telah dipakai dan

kontak langsung dengan limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi.

Untuk memudahkan dalam pemilahan dari sumber, maka pewadahan

atau penampungan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan

dengan penggunaan wadah dan label yang sesuai kategori (Tabel II.2).

Kantong plastik pelapis tempat pewadahan limbah medis padat

digunakan untuk memudahkan dalam pengosongan dan

pengangkutan. Kantong plastik membantu membungkus limbah

waktu pengangkutan sehingga mengurangi kontak langsung

mikroba dengan manusia, dan mengurangi bau, tidak terlihat

sehingga memberi rasa estetis dan memudahkan dalam pencucian

tempat sampah.

Pengangkutan limbah padat medis dilakukan setiap hari dengan

menggunakan trolly dilengkapi drum, untuk mencegah limbah tercecer.


21

Semua kegiatan pengangkutan/transportasi dilakukan oleh petugas

pengangkut limbah padat medis dengan memakai rute terpendek.

Ketentuan wadah dan label ditetapkan sesuai dengan Kepmenkes nomor

1204 tahun 2004 seperti pada tabel II.2.

Tabel II.2. Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai
Kategorinya

No Katagori Warna Lambang Keterangan


Container
/kantong
plastic
1 Radioaktif Merah Kantong, boks
timbale dengan
symbol
Radioaktif
2 Sangat Kuning Kantong plastic
Infeksius kuat, anti bocor,
atau container
yang dapat
disterilisasi
dengan otoclaf
3 Limbah Kuning Kantong plastic
Infeksius, kuat dan anti
patologi bocor atau
dan container
anatomi
4 Sitotoksis Ungu Kontainer kuat
dan anti bocor

5 Limbah Coklat Kantong plastic


kimia dan atau container
farmasi
Sumber: Kepmenkes RI No. 1204 (2004)

Alat pelindung diri yang harus tersedia bagi semua pekerja yang

bertugas mengelola limbah medis rumah sakit, yaitu: (1) helm, dengan

atau tanpa penutup wajah, (2) masker wajah untuk petugas limbah dan
22

masker debu untuk petugas insenerator, (3) pelindung mata (safety

goggle), (4) overall, wearpack atau pakaian bertangan panjang, (5)

celemek untuk industry (apron), (6) pelindung kaki atau sepatu boot

industri, dan (7) berbagai sarung tangan dengan berbagai ukuran, steril

dan non-steril, termasuk lateks berat, vinil, kulit kedap air dan bahan

tehan tusukan lainnya (A.Pruss dkk, dalam Asmarhany,2014)

3) Penyimpanan/Tempat penampungan sementara

Pada prinsipnya limbah medis harus sesegera mungkin

ditreatment setelah dihasilkan dan penyimpanan merupakan

prioritas akhir bila limbah benar-benar tidak dapat langsung diolah.

Faktor penting dalam penyimpanan (Reinhardt, dalam Atik, 2011):

melengkapi tempat penyimpanan dengan cover atau penutup,

menjaga agar areal penyimpanan limbah medis tidak tercampur

dengan limbah non-medis, membatasi akses sehingga hanya

orang tertentu yang dapat memasuki area serta, lebeling dan

pemilihan tempat penyimpanan yang tepat. Konstruksi tempat

penampungan sementara bisa dari dinding semen atau kontainer

logam dengan syarat yaitu kedap air, mudah dibersihkan, dan

tertutup rapat. Pada tempat penampungan sementara harus diberi

simbol atau petunjuk yang menginformasikan bahwa bak tersebut

menampung limbah yang berbahaya sehingga tidak ada orang

lain selain petugas yang bersentuhan dengan kantong limbah yang

telah dikumpulkan.
23

Bagi rumah sakit yang memiliki incinerator dilingkungannya

harus membakar limbahnya selambat-lambatnya 24 jam. Bagi rumah

sakit yang tidak memiliki insinerator, maka limbah medis padatnya

harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau

pihak lain yang pempunyai insinerator untuk dilakukan pemusnahan

selambat-lambatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang.

5) Pengemasan dan Pemusnahan

1. Limbah medis padat tidak diperbolehkan dibuang langsung ke tempat

pembuangan akhir limbah domestik sebelum aman bagi kesehatan.

2. Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat

disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis

padat yang ada, dengan pemanasan menggunakan otoklaf atau

dengan pembakaran menggunakan incinerator atau bekerjasama

dengan puhak ketiga.

6. Timbulan Limbah Padat Medis

Berat sampah medis (dalam satuan kg) per hari yang dihasilkan di

Rumah Sakit Biomedika, berat sampah ditimbang dengan menggunakan

timbangan pegas

2.4. Perencanaan

Perencanaan merupakan salah satu komponen penting karena apabila

gagal membuat perencanaan akan mengalami kendala dalam melakukan

kegiatan selanjutnya. Fase perencanaan dari siklus perbaikan berkelanjutan


24

membutuhkan perumusan perencanaan untuk memenuhi tujuan – tujuan dan

sasaran kebijakan (Adisasmito dalam Oktavianty, 2016).

2.4.1.Pengertian Perencanaan

Perencanaan adalah proses dasar dari manajemen untuk

menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar

tujuan dapat tercapai.

Perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan

organisasi dan penentuan strategi, kebijakan, proyek, program,

prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan.

2.4.2.Tujuan Perencanaan

Tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan merupakan jalan atau cara untuk mengantisipasi dan

merekam perubahan “a way to anticipate and offset change”

2. Perencanaan juga bisa menghindari atau setidak-tidaknya

memperkecil tumpang-tindih dan pemborosan “wasteful”

pelaksanaan aktivitas-aktivitas

3. Perencanaan menentukan tujuan dan standar yang hendak dipakai

untuk memudahkan pengawasan.

2.4.3.Fungsi Perencanaan

Fungsi dari perencanaan adalah sebuah proses diambilnya

keputusan berhubungan dengan hasil yang diinginkan, dengan

menggunakan sumber daya dan pembentukan sebuah sistem


25

komunikasi yang sangat mungkin adanya pelaporan dan pengendalian

hasil akhir dan juga perbandingan hasil-hasil itu dengan rencana yang

dibuat.

2.4.4.Manfaat Perencanaan

Manfaat dari perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Sebuah bentuk perencanaan bisa membuat pelaksanaan tugas

menjadi lebih tepat dan aktivitas setiap unit akan terorganisir dengan

baik menuju arah yang sama.

2. Sebuah perencanaan yang disusun dari penelitian yang akurat akan

menghindarkan adanya kesalahan yang bisa saja terjadi.

3. Suatu perencanaan mencakup standar atau batasan tindakan dan

biaya akan menjadikan mudah pelaksanaan pengawasan

4. Perencanaan dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan

aktivitas sehinga aparat pelaksana memiliki irama atau gerak dan

pandangan yang sama untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.4.5. Tahapan Perencanaan

Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan :

Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.

Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan

atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.

Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini.

Pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan yang hendak

di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian


26

tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut

waktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini

dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana

kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan informasi terutama

SDM, Finansial, Regulasi, Teknik Pengelolaan Limbah padat Teknis

dan data statistik yang didapat melalui komunikasi dalam organisasi.

Tahap 3 : Mengidentifikasi segala peluang dan ancaman.

Segala kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman perlu

diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam

mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor

lingkungan intrenal dan eksternal yang dapat membantu organisasi

mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau

pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta

ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian

esensi dari proses perencanaan.

Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk

pencapaian tujuan.

Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan

berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian

alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling

memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.


27

2.5. Kerangka Teori Penelitian

Rumah Sakit

Aspek Pengelolaan Limbah padat Medis Rumah


Sakit
1. Sumber Daya Manusia
2. Finansial
3. Regulasi
4. Peran serta Masyarakat
5. Teknik Pengelolaan Limbah Padat Medis Rumah
Sakit :
a.Minimasi Limbah, Pemilahan dan Pewadahan
b.Pengumpulan,pengangkutan
c.penyimpanan/Tempat penampungan
sementara
d.Pengemasan dan pemusnahan

Jumlah Timbulan
Limbah

Limbah
Rumah Sakit

Total Limbah
terangkut/terkelola

Perencanaan Pengelolaan Limbah Padat Medis Rumah


Sakit:
1. SDM 2. Finansial
3. Regulasi 4. Teknik Pengelolaan
Limbah padat medis

Gambar II.1. Kerangka Teori Penelitian


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi / Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah Rumah sakit Biomedika Mataram, Jl. Bung Karno

No.143, Pagutan Kecamatan Mataram Kota Mataram

3.2. Obyek Penelitian

Pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika

3.3. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juni 2018

3.4. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas/independen :

1).SDM: Kualifikasi tenaga, tupoksi, kinerja/penerapan SOP,

2).Finansial: Investasi (Gudang limbah medis dan peralatan),

Operasional (Gaji Cleaning service dan biaya pengangkutan oleh

pihak ketiga), pemeliharaan (pengadaan desinfektan)

3).Regulasi (Peraturan Eksternal dan Peraturan Internal, SOP),

4).Peran serta masyarakat (Pemilahan, pewadahan/Membuang sampah

pada tempatnya).

5).Teknik Pengelolaan limbah padat medis (Minimasi limbah,

Pemilahan dan Pewadahan, Pengumpulan dan Pengangkutan,

Penyimpanan sementara, Pengemasan dan pemusnahan).

28
29

2. Variabel terikat/dependen : Kualitas pengelolaan limbah padat medis

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data

merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian.

Beberapa teknik pengumpulkan data:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan

sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap –

cakap secara tatap muka menggunakan pedoman wawancara.

Pengumpulan Data dalam penelitian ini memakai purposive sampling

yaitu Teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu, agar

data yang diperoleh bisa lebih refresentatif.

Wawancara mendalam dilakukan kepada Informan dalam hal ini adalah:

1) Direktur Rumah Sakit Biomedika, untuk mendapatkan informasi

tentang Peraturan serta Kebijakan yang sudah diterapkan di Rumah

Sakit Biomedika

2) Penanggung Jawab Sanitasi rumah sakit, untuk mendapatkan

informasi tentang SDM yang mengelola limbah padat medis, tupoksi

masing-masing petugas, SOP yang terkait pengelolaan limbah padat

medis serta perencanaan terkait penyediaan sarana/prasarana

pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika.


30

3) Kepala Bagian Tata Usaha, untuk mendapatkan informasi tentang

adanya sosialisasi Kebijakan yang sudah disyahkan oleh Direktur

Rumah Sakit Biomedika, monitoring dan evaluasi pengelolaan

limbah padat medis.

4) Kepala Bagian Keuangan, untuk mendapatkan informasi tentang

implementasi dan komitmen dalam Finansial (penganggaran untuk

investasi, operasional dan pemeliharaan) serta evaluasi terhadap

pelaksanaan pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit

Biomedika. Instrumen yang dipakai adalah pedoman wawancara,

perekam suara.

5) Petugas Laboratorium dan Petugas Farmasi untuk mengetahui terkait

minimasi limbah yang dilakukan di Rumah Sakit Biomedika.

Instrumen yang dipakai pedoman wawancara dan perekam suara.

6) Kepala Bagian Perlengkapan untuk mengetahui kebutuhan yang

sudah dialokasikan dalam pengelolaan limbah padat medis.

7) Kepala Bagian Pemeliharaan dan Sarana untuk mengetahui sarana

dan prasarana dalam pengelolaan limbah padat medis.

8) Komite Pencegahan dan pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS)

dan Bagian Ruangan Rawap inap untuk mengetahui Standart

Operating Prosedure (SOP) dan pelaksanaan pengelolaan limbah

padat medis.
31

9) Petugas pengelola limbah padat medis (Cleaning service, petugas

pengangkut limbah padat medis). Pada saat ini wawancara digabung

dengan observasi dan dicatat pada cacatan lapangan.

2. Observasi

Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan

pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk

memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah

penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek,

kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang.

Pada penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh informasi

tentang :

1) Teknik pengelolaan Limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika

mulai dari teknik minimasi limbah, pemilahan dan pewadahan

limbah, pengumpulan dan pengangkutan, penyimpanan/tempat

penampungan sementara, Pengemasan dan pemusnahan.

Observasi dilakukan di setiap ruangan penghasil limbah medis

(ruang farmasi, laboratorium, ruang tindakan medis, ruang rawap

inap, IGD, ruang obsgyn, ruang operasi dan lain nya) dengan

menggunakan lembar observasi, kamera.

2) Kinerja petugas/penerapan SOP

SOP adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang

dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi

yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat


32

penyelenggaraan, dan aktor yang berperan dalam kegiatan. SOP

disyahkan oleh Direktur rumah sakit selanjutnya seluruh komponen

wajib menerapkan sesuai dengan arahan yang terdapat dalam SOP.

Disamping kamera, SOP tersebut akan dijadikan sebagai instrument

dalam penilaian kinerja petugas.

3) Observasi penggunaan APD

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib

digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga

keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. APD

wajib dilakukan oleh pekerja yang kontak langsung dengan limbah

padat medis, seperti petugas pemilah limbah, cleaning service, dan

petugas pengelola limbah padat medis. Instrumen yang dipakai

lembar observasi, camera dan catatan lapangan.

4) Observasi terhadap peran serta masyarakat dalam pemilahan dan

pewadahan limbah/membuang sampah pada tempatnya sesuai

komposisinya. Instrumen memakai lembar observasi dan camera.

3. Studi dokumen/Telaah dokumen

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif

dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang ada di

Rumah Sakit Biomedika, seperti: data SDM, Finansial, Kebijakan, SOP,

Jumlah timbulan limbah padat medis, Propil Rumah Sakit, dan

sebagainya. Instrumen yang dipakai adalah kamera, alat tulis menulis

dan buku cacatan.


33

4. Pengukuran timbulan limbah padat medis selama 7 hari. Data ini dipakai

crosscheck data timbulan limbah medis padat di Rumah Sakit

Biomedika. Instrumen yang dipakai adalah neraca dan catatan lapangan.

3.6. Alat dan Bahan/Instrumen Penelitian

1. Human Instrumen

2. Alat-alat bantu : Pedoman wawancara, SOP, Lembar observasi, Alat

pengukur timbulan limbah (Neraca), Kamera, Alat tulis menulis, Catatan

lapangan, Laptop, Alat perekam suara.

3.7. Batasan Operasional Alat dan Bahan

1. Instrumen utama yang digunakan untuk pengumpulan data adalah

human instrument. Peran peneliti sebagai key instrument, Kedudukan

peneliti sangat Kompleks selain sebagai perencana, ia juga bertugas

sebagai pengumpul data, penafsir data, dan pada akhirnya juga ia harus

berperan sebagai pelapor hasil penelitian itu sendiri.

2. Peneliti akan menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data

seperti (Rahman dkk, 2017):

1) Pedoman wawancara, untuk memperoleh informasi dari

terwawancara, dimana pewawancara bebas melakukan interview

dengan hanya menggunakan pedoman yang memuat garis besarnya

saja. Pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman

wawancara semi terstruktur, yaitu bermula ditanyakan pertanyaan

yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dengan


34

mengorek keterangan lebih lanjut (Arikunto, dalam Asmarhany,

2014:48).

2) SOP, digunakan sebagai dasar untuk menilai tentang penerapan SOP

dalam pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika.

3) Lembar observasi, digunakan untuk pemusatan perhatian terhadap

suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan

data. Bentuk instrumen observasi yang digunakan adalah kategori

system, yaitu sistem pengamatan yang membatasi pada sejumlah

variable

4) Alat pengukur timbulan limbah (Neraca), digunakan untuk

melakukan pengukuran massa suatu benda. Benda yang akan diukur

massanya, digantung pada pengait neraca. skala yang di tunjukan

oleh penunjuk neraca, sama dangan nilai massa benda yang diukur.

5) Kamera, digunakan untuk mendokumentasikan selama proses

penelitian berlangsung. Subjek penelitiannya dapat berupa buku-

buku, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan lainnya.

6) Alat tulis menulis, digunakan untuk mencatat segala informasi

berkaitan dengan pengelolaan limbah medis padat.

7) Catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang

didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian

kualitatif
35

8) Laptop, digunakan untuk mengedit, mengolah data dan menyusun

hasil penelitian.

9) Alat perekam suara, untuk memudahkan peneliti dalam mengingat

pada saat mencatat kembali hasil wawancara.

3.8. Kerangka Berpikir

Pra Pranelitian :
-Mengumpulkan referensi
-Melakukan Peninjauan awal RS
-Specifikasi ruang lingkup penelitian

Pengumpulan data RS

Sumber Daya Finansial Regulasi Peran Serta Teknik


Manusia Alokasi 1.Peraturan Masyarakat Pengelolaan
1.Kualifikasi anggaran Eksternal 1.Pemilahan Limbah Padat
tenaga untuk : 2.Peraturan 2.Pewadahan/ Medis
2.Tupoksi 1.Investasi Internal membuang 1.Minimasi,Pemila
3.Kinerja/Pe 2.Operasio 3.SOP sampah pada han,Pewadahan
nerapan nal tempatnya 2.Pengumpulan,Pe
SOP 3.Pemelihara 3.Pemahaman ngangkutan
an tentang 3.Penyimpanan
limbah padat Sementara
medis 4.Pengemasan,Pe
musnahan

Evaluasi dan Perencanaan

Kesimpulan dan Saran

Gambar III.1. Kerangka Berpikir


36

3.9. Rencana Perekayasaan

Penelitian ini dirancang sebagai penelitian evaluasi, bersifat

observasional deskriptif yang dilakukan dengan melakukan pengamatan,

pengukuran dan observasi terhadap obyek yang diamati yaitu pengelolaan

limbah padat medis di Rumah sakit Biomedika serta wawancara terhadap

petugas kebersihan. Dilakukan wawancara terhadap manajemen puncak dan

petugas pengelola limbah padat medis tentang pengelolaan limbah padat

medis di rumah sakit Biomedika. Observasi, pengukuran dan evaluasi

dilakukan terhadap sumber limbah, komposisi limbah, jumlah (berat)

timbulan limbah, sumber daya, protap dan proses pengelolaan limbah padat

medis (Triana,2006).

Penelitian ini menggunakan analisa kualitatif yaitu menganalisa

beberapa variabel yang diteliti (Sumber daya manusia, Finansial, Regulasi,

Peran serta masyarakat, dan Teknik Pengelolaan Limbah padat medis).

Variabel kajian tersebut berupa data-data kualitatif yang akan dideskripsikan

untuk memperoleh keterangan yang memadai dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit

Biomedika, selanjutnya diolah menjadi informasi yang bermanfaat untuk

dipergunakan dalam pengambilan keputusan (Hapsari, 2010).

3.10. Tahapan Penelitian

Ada tiga tahapan penelitian yaitu tahap prapenelitian, tahap kegiatan

penelitian, dan tahap analisis intensif/pasca penelitian (Basrowi, dalam

Asmarhany,2014 ).
37

3.10.1. Tahap Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian antara lain:

1. Pemberitahuan awal di Rumah Sakit Biomedika tanggal 21 Januari

2018

2. Dilakukan pengambilan data awal dari tanggal 2 Februari 2018

sampai tanggal 4 Februari 2018 dengan cara pengamatan dan

wawancara.

3. Mengumpulkan referensi/ Studi literatur sebagai acuan dalam

membantu menganalisis pengelolaan limbah medis padat rumah

sakit

4. Persiapan alat, bahan dan instrument penelitian yaitu pedoman

wawancara, dokumen observasi, penentuan titik observasi serta

pengecekan ulang alat perekam suara dan camera sebagai alat

bantu penelitian.

3.10.2. Tahap Kegiatan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu:

1. Pengumpulan Data Sekunder berupa : data SDM, Finansial,

Kebijakan, SOP, Jumlah timbulan limbah padat medis, Propil

Rumah Sakit.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan bersama informan pada bulan April

2018, dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Informan kunci


38

Direktur Rumah Sakit Biomedika, Penanggung Jawab sanitasi

rumah sakit, Bagian Tata Usaha, Bagian Keuangan, Bagian

Perlengkapan, Bagian Pemeliharaan dan Sarana Petugas, Kepala

keperawatan dan PPIRS, Pengelola limbah padat medis (Petugas

laboratorium, Petugas farmasi, Cleaning service dan Petugas

pengangkut limbah padat medis), lalu meminta informan

selanjutnya sebagai narasumber dengan menggunakan pedoman

wawancara. Adapun beberapa tahapannya yaitu:

1) Diatur pertemuan untuk konfirmasi penelitian supaya peneliti

dan informan kunci dapat dilakukan wawancara.

2) Dilakukan wawancara untuk semua informan kunci secara

bergiliran

3. Pengamatan

Dilakukan pengamatan di setiap ruangan penghasil limbah (data

primer) untuk mengamati proses pemilahan, pewadahan, daur

ulang, pengumpulan, pengangkutan, pemusnahan, dan

pembuangan akhir limbah padat medis. Selain itu juga mengamati

penerapan SOP dan penggunaan alat pelindung diri oleh semua

petugas yang kontak dengan limbah medis padat. Pengamatan

perilaku observe, serta pencatatan.

4. Pengukuran timbulan limbah/Data primer

Pengukuran dilakukan dengan menimbang berat limbah padat

medis selama tujuh hari dari semua unit penghasil limbah medis,
39

tujuannya sebagai pembanding dengan jumlah timbulan limbah

pada data skunder.

5. Dokumentasi

Dilakukan pencatatan serta analisis singkat, dan pengambilan foto

pada setiap langkah yang sudah dilakukan.

3.10.3. Tahap Pasca Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini antara lain:

1. Perekapan semua data yang telah dikumpulkan, membuat catatan

yang lebih rapi sebagai data mentah.

2. Melakukan pengecekan keabsahan data/Triangulasi adalah dengan

cara membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara. Serta dengan cara membandingkan data hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

3. Pembandingan data hasil observasi atau praktik pengelolaan limbah

medis padat dengan peraturan/kebijakan yang ada di rumah sakit.

4. Analisa data, dengan teknik persentase, membandingkan data yang

sudah didapat dengan peraturan yang berlaku yaitu Kepmenkes

No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan

lingkungan rumah sakit

5. Menyajikan data, dibuat kesimpulan dalam bentuk laporan skripsi

3.11. Teknik Analisis Data

Dalam Analisa data meliputi kegiatan pengolahan data, Analisa

data dan penyimpulan data.


40

1. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data terdiri dari seleksi data

koding, pengelompokkan dan tabulasi data. Penggunaan dari teknik

koding untuk mengolah data kualitatif dari wawancara. Teknik

koding merupakan langkah yang dilakukan seorang peneliti untuk

mendapatkan gambaran fakta sebagai satu kesatuan analisis data

kualitatif dan teknik mengumpulkan serta menarik kesimpulan

analisis psikologis terhadap data yang diperoleh.

Pengelompokkan dan coding informan seperti tabel III.1

Tabel.III.1 Pengelompokkan dan Coding Informan

Informan Kode

Direktur Rumah Sakit P1

Penanggung Jawab Pengelola Sanitasi P2

Kabid Ketatausahaan P3

Kabid Keuangan P4

Bagian perlengkapan P5

Petugas Laboratorium P6

Petugas Farmasi P7

Bagian Ruangan Rawat Inap P8

Komite PPIRS P9

Bagian Pemeliharaan dan Sarana P10

Cleaning Service I 1-13


41

Pengelompokkan dan tabulasi data :

1) SDM meliputi : Kualifikasi tenaga, Tupoksi dan kinerja

petugas/penerapan Standard Operating Prosedure (SOP) .

Data diambil dari hasil wawancara Penanggung Jawab Sanitasi,

telaah dokumen dan wawancara kepada bagian Tata Usaha,

telaah dokumen dan wawancara kepada Komite PPIRS,

wawancara dan observasi kepada Petugas pengangkut limbah

padat medis dan Cleaning service di Rumah Sakit Biomedika.

Form penilaian tentang sumber daya manusia dalam pengelolaan

limbah di Rumah Sakit Biomedika seperti pada lampiran 9.

2) Finansial : Alokasi anggaran untuk : Investasi (Gudang limbah

medis dan peralatan), Operasional (Gaji cleaning service dan

biaya pengangkutan oleh pihak ketiga), Pemeliharaan

(pengadaan desinfektan).

Sumber data dari Data skunder (RKA) Rumah Sakit Biomedika,

dan hasil wawancara Bidang Keuangan Rumah Sakit, pengelola

sanitasi dan bidang perlengkapan.

Form penilaian tentang anggaran yang dialokasikan dalam

pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika

seperti pada lampiran 10.

3) Regulasi meliputi : Peratutan eksternal, Peraturan internal dan

SOP
42

Data diambil dari Wawancara kepada Direktur Rumah Sakit

Biomedika, Bagian Tata Usaha, Komite PPIRS dan Dokumen-

dokumen, peraturan (ekternal dan internal), SOP yang dipakai

dasar dalam pengelolaan limbah padat medis rumah sakit.

Form penilaian tentang Regulasi yang diterapkan di Rumah Sakit

Biomedika seperti dalam lampiran 11

4) Peran serta masyarakat meliputi : Peran serta masyarakat dalam

pemilahan dan pewadahan/membuang sampah pada tempatnya.

Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara kepada

pengunjung Rumah Sakit Biomedika.

Form penilaian tentang PSM kepada pengunjung Rumah Sakit

Biomedika seperti pada lampiran 12

5) Teknik pengelolaan limbah padat medis meliputi : Minimasi,

pemilahan dan pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan,

penyimpanan sementara, pengemasan dan pemusnahan.

Data diambil dari observasi pengelolaan limbah padat medis di

Rumah Sakit Biomedika.

Form penilaian tentang teknik pengelolaan limbah padat medis di

Rumah Sakit Biomedika seperti pada lampiran 13-16


43

2. Analisa Data

1) Analisa Univariat.

Analisa univariat merupakan analisa yang dilakukan

terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.

Hasil observasi dalam penelitian ini dinyatakan dengan angka 1 bila

sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak pada hal yang

diobservasi dan angka 0 bila tidak sesuai, kemudian dijumlahkan,

dibandingkan dengan item yang tersedia/dipersyaratkan dan

diperoleh hasil persentase.

Untuk menganalisa dilakukan dengan teknik persentase setiap item

pernyataan dengan rumus (Sugiono, 2008 ):

P = f/N x 100 %

Dimana :

P = Hasil prosentase

f = Skor item yang dilaksanakan/sesuai

N = Skor total

Kemudian dimasukkan ke dalam kriteria berikut :

Baik : jika nilai P =76 – 100%

Cukup : jika nilai P = 60 – 75%

Kurang : jika nilai P = <60%

2) Analisis congruence (kesesuaian)

Analisis congruence (kesesuaian) merupakan analisis, dimana

peneliti membandingkan antara apa yang ditemukakan (hasil


44

wawancara) dengan apa yang terjadi dalam kegiatan (observasi).

Dalam hal ini peneliti menganalisis apakah kebijakan maupun

protap telah sesuai dengan pelaksanaanya di lapangan atau terjadi

penyimpangan. Dengan demikian dapat menentukan rekomendasi

solusi/rencana tindak lanjut untuk mengatasinya.

3) Analisis SWOT

Segala kekuatan dan kelemahan serta pendukung dan

hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan

organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui

faktor-faktor lingkungan intrenal dan eksternal yang dapat

membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang mungkin

menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi

keadaan, masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin

terjadi di waktu mendatang adalah bagian esensi dari proses

perencanaan.

Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan

pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan

pengklasifikasian dan pra-analisis.

Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data

eksternal dan data internal.


45

a. Matrik Faktor Strategi Internal

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan

diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Factors Analysis Strategic)

disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut

dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan. Tahapnya

adalah:

1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan

perusahaan dalam kolom 1.

2) Beri bobot masing-masing faktor (dalam kolom 2) dengan

skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak

penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap

posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya

tidak boleh melebihi skor total 1,0.

3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor

dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai

dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap

kondisi perusahaan yang bersangkutan. Kekuatan yang semakin

besar diberi rating 4, tetapi jika kekuatannya kecil diberi rating 1.

Pemberian nilai rating kelemahan adalah kebalikannya.

Misalnya, jika nilai kelemahannya sangat besar ratingnya

adalah 1. Sebaliknya, jika nilai kelemahannya sedikit ratingnya 4.

4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.


46

5) Jumlahkan skor pembbotan (pada kolom 4), untuk memperoleh

total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai

total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu

bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.

Cara-cara penentuan rating faktor-faktor lingkungan internal adalah

sebagai berikut:

1. Kekuatan

1) Ada SDM pengelola sampah rumah sakit

a) Jika jumlah SDM > 15 diberi rating 4

b) Jika jumlah SDM 10 – 15 diberi rating 3

c) Jika jumlah SDM 5 – 10 diberi rating 2

d) Jika jumlah SDM < 5 diberi rating 1

2) Ada anggaran untuk pengelolaan sampah rumah sakit

a) Jika anggaran yang tersedia > Rp 500.000.000,00 diberi

rating 4

b) Jika dana/anggaran yang tersedia Rp 350.000.000,00 –

500.000.000,00 diberi rating 3

c) Jika dana/anggaran yang tersedia Rp 200.000.000,00

– 350.000.000,00 diberi rating 2

d) Jika dana/anggaran yang tersedia < Rp 200.000.000,00

diberi rating 1
47

3) Ada job description pengelolaan sampah

a) Jika job description sangat detail diberi rating 4

b) Jika job description detil diberi rating 3

c) Jika job description tidak detil diberi rating 2

d) Jika tidak ada job description diberi rating 1

4) Ada sarana dan prasarana untuk pengelolaan sampah

a) Jika sarana dan prasarana sangat lengkap diberi rating 4

b) Jika sarana dan prasarana lengkap diberi rating 3

c) Jika sarana dan prasarana tidak lengkap diberi rating 2

d) Jika tidak ada sarana dan prasarana diberi rating 1

5) Ada Keputusan Direktur Rumah Sakit nomor

5370/419/IV/RSB/2017 tentang Pengelolaan Limbah di Rumah

Sakit Biomedika

a) Jika ada Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang

Pengelolaan Limbah di Rumah Sakit Biomedika dan sudah

dilaksanakan diberi rating 4

b) Jika ada Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang

Pengelolaan Limbah di Rumah Sakit Biomedika dan tidak

rutin dilaksanakan diberi rating 3

c) Jika ada Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang

Pengelolaan Limbah di Rumah Sakit Biomedika dan tidak

dilaksanakan diberi rating 2


48

d) Jika tidak ada Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang

Pengelolaan Limbah di Rumah Sakit Biomedika diberi

rating 1

6) Ada SOP pengelolaan sampah umum dan sampah medis

a) Jika SOP sangat detail diberi rating 4

b) Jika Protap detil diberi rating 3

c) Jika Protap tidak detil diberi rating 2

d) Jika tidak ada Protap diberi rating 1

2. Kelemahan

1) Belum semua petugas pengelola limbah mengikuti pelatihan

a) Jika semua petugas belum mengikuti pelatihan diberi rating 1

b) Jika >4 petugas belum pernah mengikuti pelatihan diberi

rating 2

c) Jika 2– 4 petugas belum pernah mengikuti pelatihan diberi

rating 3

d) Jika hanya 1 petugas belum pernah mengikuti pelatihan diberi

rating 4

2) Belum ada petugas pengawas dan petugas pengangkut limbah

medis khusus sesuai kualifikasi

a) Jika tidak ada petugas diberi rating 1

b) Jika petugas ada tapi tidak sesuai dengan kualifikasi diberi

rating 2
49

c) Jika salah satu petugas ada dan sesuai dengan kualifikasi

diberi rating 3

d) Jika Kedua petugas ada dan sesuai dengan kualifikasi diberi

rating 4

3) Perencanaan pengelolaan limbah kurang detail/spesifik

a) Jika tidak ada perencanaan diberi rating 1

b) Jika perencanaan tidak detail/spesifik diberi rating 2

c) Jika perencanaan detail/spesifik diberi rating 3

d) Jika perencanaan sangat detail/spesifik diberi rating 4

4) Kurang terpenuhinya standar pengelolaan sampah

a) Jika pelaksanaan pengelolaan limbah sangat tidak memenuhi

standar diberi rating 1

b) Jika pelaksanaan pengelolaan limbah tidak memenuhi standar

diberi rating 2

c) Jika pelaksanaan pengelolaan limbah memenuhi standar

diberi rating 3

d) Jika pelaksanaan pengelolaan limbah sangat memenuhi

standar diberi rating 4

5) Belum ada trolly khusus pengangkut limbah medis

a) Jika trolly tidak ada diberi rating 1

b) Jika trolly ada dan tidak memenuhi standar diberi rating 2

c) Jika trolly ada kurang memenuhi standar diberi rating 3

d) Jika trolly ada dan sangat memenuhi standar diberi rating 4


50

Tabel III. 2. Form Matriks Lingkungan Internal

Faktor Bobot (B) 1,0-0,0 Rating (R) 4-1 BxR


Internal (Sangat penting- (sangat baik-sangat
tidak penting) tidak baik)
Kekuatan/
Strength (S)

Kelemahan
Weaknesses (W)

Total

Sumber: Rangkuti, dalam Hapsari (2010)

b. Matrik Faktor Strategi Eksternal

Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui

terlebih dahulu EFAS (External Factors Analysis Strategic). Berikut ini

adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS):

1) Susunlah faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman bagi

perusahaan dalam kolom 1.

2) Beri bobot masing-masing faktor (dalam kolom 2) dengan skala

mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Faktor-

faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap

faktor strategis.

3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1

(poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi

perusahaan yang bersangkutan. Peluang yang semakin besar diberi

rating 4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating 1. Pemberian nilai

rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai


51

ancamannya sangat besar ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai

ancamannya sedikit ratingnya 4.

4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.

5) Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap

faktor-faktor strategis eksternalnya.

Cara-cara penentuan Rating faktor-faktor lingkungan eksternal sebagai

berikut :

1. Peluang

1) Kerjasama dengan PT. Artama Sentosa, Rumah Sakit lain dan distributor

a) Jika ada kerjasama dengan >3 institusi/instasi lain diberi rating 4

b) Jika ada kerjasama dengan 1 – 3 institusi/instasi lain diberi rating 3

c) Jika ada kerjasama dengan institusi/instasi lain tetapi tidak

dilaksanakan diberi rating 2

d) Jika tidak ada kerjasama dengan institusi lain diberi rating 1

2) Adanya tempat pelatihan/pendidikan untuk meningkatkan

keahlian pengelolaan sampah rumah sakit

a) Jika ada banyak tempat pelatihan/pendidikan diberi rating 4

b) Jika ada cukup tempat pelatihan/pendidikan diberi rating 3

c) Jika ada tempat pelatihan/pendidikan tetapi terbatas diberi rating 2

d) Jika tidak ada tempat pelatihan/pendidikan diberi rating 1


52

3) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1204 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

a) Jika ada Keputusan Menteri Kesehatan tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit dan sudah dilaksanakan diberi rating 4

b) Jika ada Keputusan Menteri Kesehatan tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit dan akan dilaksanakan diberi rating 3

c) Jika ada Keputusan Menteri Kesehatan tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit dan tidak dilaksanakan diberi rating 2

d) Jika tidak ada Keputusan Menteri Kesehatan tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit diberi rating 1

2. Ancaman

1) Adanya pencemaran lingkungan yang menyebabkan masyarakat protes

a) Jika ada pencemaran lingkungan dan ada banyak masyarakat yang

protes diberi rating 1

b) Jika ada pencemaran lingkungan dan ada sebagian masyarakat yang

protes diberi rating 2

c) Jika ada pencemaran lingkungan dan tidak ada masyarakat yang

protes diberi rating 3

d) Jika tidak ada pencemaran lingkungan dan tidak ada

masyarakat yang protes diberi rating 4

2) Adanya lokasi TPS transit dapat menyebabkan masyarakat umum

mencari keuntungan dari limbah medis tanpa memikirkan bahaya bagi

dirinya dan orang lain


53

a) Jika ada > 10 oknum diberi rating 1

b) Jika ada 5 – 10 oknum diberi rating 2

c) Jika ada < 5 oknum diberi rating 3

d) Jika tidak ada oknum diberi rating 4

Tabel III.3: Form Matriks Lingkungan Eksternal

Faktor Eksternal Bobot (B) Rating (R) BxR


1,0-0,0 4-1
(Sangat (sangat baik-
penting-tidak sangat tidak
penting) baik)
Peluang/
Opportunities(O)
Ancaman/
Threats (T

Total

Sumber: Rangkuti, dalam Hapsari (2010)

Faktor-faktor lingkungan internal dari Matrik Faktor Internal dan faktor-

faktor lingkungan eksternal dari Matrik Faktor Eksternal di atas

selanjutnya dimasukkan ke dalam Diagram Matrik SWOT, seperti tabel

III.14
54

Tabel III.4: Form Matriks SWOT

Strengths (S) Weaknesses (W)


1 1
ALI 2 2
3 3
ALE 4 4
Dst Dst
Opportunities (O) Strategi S-O Strategi W-O
1 1 1
2 2 2
3 3 3
Dst Dst Dst
Treaths (T) Strategi S-T Strategi W-T
1 1 1
2 2 2
3 3 3
Dst Dst Dst
Keterangan : ALI = Analisis Lingkungan Internal

ALE = Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis pengelolaan limbah padat medis rumah sakit dengan menggunakan

Analisis checklist (observasi) digunakan untuk menemukan masalah, penyebab

masalah, dan pemecahan masalah dari sisi internal rumah sakit, sedangkan

analisis SWOT digunakan untuk menganalisis faktor internal (data yang

diperoleh dari analisis) dan faktor eksternal sehingga dapat diperoleh strategi

yang cocok untuk perencanaan pengelolaan limbah padat medis yang lebih baik.

3.12. Kesimpulan

Kesimpulan adalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang

utuh. Simpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Pada tahap

ini, membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika,

mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan

mempelajari secara berulang terhadap data yang ada, pengelompokan data

yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan. Langkah


55

selanjutnya yaitu pelaporan hasil penelitian secara lengkap (Basrowi,

dalam Asmarhany,2014)

Teknik yang dipakai adalah Teknik Generaliasi yaitu membuat kesimpulan

dengan menarik satu kesimpulan umum, sesuai hasil dari Evaluasi

pengelolaan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Hasil pengumpulan data baik itu melalui wawancara mendalam kepada

informan, melakukan observasi/pengamatan sistematis dan checklist dengan

wawancara singkat kepada cleaning service selaku pelaksana pengelolaan limbah

padat medis di Rumah sakit Biomedika akan dideskripsikan dan selanjutnya untuk

menjaga keakuratan data yang diperoleh dalam penelitian ini, dilakukan

triangulasi sumber dengan cara crosscheck hasil jawaban informan satu dengan

yang lainnya dan tiangulasi metode dengan menggunakan metode wawancara,

observasi dan telaah dokumen.

Jumlah informan yang diambil dengan wawancara mendalam dalam

penelitian ini ada 10 orang yang dianggap sebagai orang yang paling tahu dan

bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengelolaan limbah padat medis di

Rumah Sakit Biomedika. Informan tersebut antara lain Direktur Rumah Sakit,

Petugas pengelola sanitasi, Bidang Keuangan, Bidang Tata Usaha, Bagian

Perlengkapan, Petugas Laboratorium, Petugas Farmasi, Bagian Pemeliharaan dan

Sarana, Petugas Rawat Inap dan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Rumah Sakit (PPIRS). Untuk wawancara singkat dengan cleaning service peneliti

menanyakan kepada 1 orang koordinator sekaligus sebagai pengawas dan 12

pelaksana cleaning service.

56
57

Berikut ini dijabarkan secara rinci hasil penelitian mengenai pengelolaan

limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika.

4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Biomedika

Rumah Sakit Biomedika beralamat di Jl. Bung Karno No.143,

Pagutan Kecamatan Mataram Kota Mataram. Berdiri sejak 21 Oktober

1986 dengan Izin Operasional, Keputusan Walikota No: 410/VI/2011.

Rumah sakit Biomedika adalah Rumah Sakit Umum Swasta dan termasuk

Rumah Sakit Umum kelas D dengan Luas lahan adalah 2.500 m2.

Rumah Sakit Biomedika mempunyai jumlah tempat tidur sebanyak 50

tempat tidur, memberikan pelayanan umum dan pelayanan kedokteran

Spesialis dengan ketenagaan berjumlah 147 orang yang terdiri dari tenaga

medis, tenaga Keperawatan, tenaga penunjang medis dan tenaga non

medis umum. Rumah sakit juga menampung pelayanan rujukan dengan

fasilitas yang ada terdiri atas pelayanan medis meliputi instalasi rawat

jalan, instalasi gawat darurat, perawatan itensif (ICU), rawat inap, bedah,

anestesi, dan pelayanan penunjang medis meliputi laboratorium, radiologi,

farmasi, gizi, rekam medik, sterilisasi dan laundry.

Penyelenggara penyehatan lingkungan rumah sakit adalah Direksi

rumah sakit dibantu oleh beberapa orang tenaga di bidang kesehatan

lingkungan/ pengelola sanitasi.

Berdasarkan telaah dokumen bahwa tenaga di bidang kesehatan

lingkungan/pengelola sanitasi berada dibawah Kabid Umum dan


58

Operasional dan anggota dari Bagian Pemeliharan dan Sarana serta

menjadi anggota dalam Komite PPIRS, seperti tertera pada gambar IV.1

Direktur Rumah
Sakit Biomedika Komite Medik
Ketua : dr. Shelly
Olivia Rhamdani
Sekretaris : Nyoman Ari
Wardani
Wadir Pelayanan Umum Anggota :
& Keuangan 1 Komite Medis
2 Laboratorium
3 Farmasi
4 Gizi
Kabid Umum &
5 IPAL
Operasional 6 Sarana
7 Linen
8 Kamar Operasi
9 UGD
Bagian Pemeliharaan & Sarana 10 ICU
11 Unit Sterilisasi
Koordinator: Sulhi Fajri 12 Ranap
Anggota : 13 Radiologi
1.Bambang Trisnanto, ST
2.Alam Bao Umar
3.Abdul Ishak
4.Putu Bagus Herry S, ST

Gambar IV.1. Struktur Organisasi Bagian Pemeliharaan dan


Sarana

4.1.2. Sumber Daya Manusia (SDM)

Berdasarkan telaah dokumen dan wawancara, tenaga yang terlibat

dalam pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika adalah

1 orang tenaga pengelola sanitasi, 1 orang koordinator Cleaning service

dan 12 orang cleaning service yang bekerja dalam 3 shiff, yaitu 5 orang

shiff pagi, 4 orang shiff siang dan 1 orang shiff malam dan 2 orang libur.

Begitu seterusnya diatur secara bergantian.


59

1. Kualifikasi tenaga :

a. Petugas pengelola sanitasi 1 orang berpendidikan S1 Teknik

Lingkungan, pernah mengikuti pelatihan tentang pengelolaan

limbah dan mempunyai pengalaman kerja dalam pengelolaan

limbah selama 7 tahun

b. Tenaga Pengawas (Pinjaman dari pihak ketiga) tamatan SMA,

belum pernah mengikuti pelatihan tentang pengelolaan limbah

lama kerja adalah 1 tahun.

c. Tenaga pengangkut limbah padat medis khusus tidak ada, selama

ini kegiatan pengangkutan dibebankan kepada semua cleaning

service yang kebetulan kena shiff pada waktu itu.

Kualifikasi 12 orang cleaning service tersebut adalah 1 orang tamat

SMP dan 11 orang tamatan SMA sederajat dan baru 4 orang yang

sudah mendapatkan pelatihan.

2. Tugas dan fungsi masing-masing pengelola limbah

a. Petugas pengelola limbah bertugas sebagai penanggung jawab

pengelolaan limbah secara keseluruhan, baik limbah cair, limbah

padat medis dan limbah non medis, dan dibantu oleh koordinator

dan cleaning service

b. Koordinator cleaning service bertugas memantau pelaksanaan

pengelolaan sampah. Pemantauan dilakukan dengan cara

berkeliling melihat pelaksanaan pengelolaan limbah.


60

c. Cleaning service bertugas membersihkan ruangan,

mengumpulkan dan mengangkut limbah padat medis dari sumber

penghasil limbah padat medis. Pengangkutan dilakukan sebanyak 3

kali sehari, yaitu pagi hari jam 06.00 WITA, siang hari jam 14.00

WITA, dan malam jam 18.00 WITA.

Tidak ada petugas khusus pengangkutan limbah padat medis, Setiap orang

dari cleaning service yang kebetulan kena shiff langsung menjadi petugas

pengangkut limbah padat medis, mengambil limbah per ruangan,

mengumpulkan dan melakukan pengangkutan ke TPS. Rincian tenaga

pengelola limbah padat medis adalah seperti tertera pada tabel IV.1

Tabel.IV.1. Tenaga Pengelola Limbah Padat Medis di Rumah Sakit


Biomedika

No Tenaga Jumlah Pendidikan Status Lama Kerja


Pengelola Kepegawaian
1 Petugas 1 S1 Teknik Pegawai tetap 7 tahun
pengelola Lingkungan
Sanitasi

2 Koordinator 1 SMA Pegawai pihak 1 tahun


Cleaning ke tiga Trust
Service

3 Cleaning 12 SLTP/SLT Pegawai pihak ±4 bl-2 tahun


Service A sederajat ketiga Trust

Sumber : Hasil Analisis, 2018

Ketika ditanyakan kepada informan, menurut informan memang

belum ada tenaga khusus yang bertugas sebagai pengangkut limbah padat
61

medis, sehingga tugas pengangkutan limbah padat medis sekaligus

dikerjakan oleh cleaning service.

Dalam menjalankan kegiatan pengelolaan limbah padat medis di

Rumah Sakit Biomedika, 9 orang mengatakan belum pernah mengikuti

pelatihan khusus tentang pengelolaan limbah medis, dan ini dibenarkan

oleh koordinator cleaning service atau 70 % tenaga yang saat ini terlibat

dalam pengelolaan limbah padat medis belum pernah mendapatkan

pelatihan khusus tentang pengelolaaan limbah medis, mereka hanya

mendapatkan pengarahan dari seniornya tata cara mengumpulkan limbah

padat medis dan bagaimana cara mengikatnya.

Berikut hasil penilaian Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan limbah

padat medis di Rumah Sakit Biomedika seperti tabel IV.2


62

Tabel IV. 2 : Hasil Penilaian Observasi dan Telaah Dokumen Sumber


Daya Manusia dalam Pengelolaan Limbah Padat Medis.

No Komponen Tugas / Kegiatan Indikator dipersyaratkan F

1 Kualifikasi tenaga:
1) Pen.Jawab Instalasi Sanitasi Minimal tenaga Sanitarian 1
(D3)
2) Pengawas Pengelolaan D1 ditambah latihan khusus 0
Limbah
3) Petugas pengangkut limbah SMP ditambah latihan khusus 0
2 Tupoksi:
4) Pengelolaan Limbah medis Dilakukan oleh perawat / 1
padat dari tiap unit petugas unit pelayanan
pelayanan dilakukan
pemisahan sesuai jenis dan
komposisi
5) Pengelolaan limbah medis Dilakukan oleh tenaga 1
padat diluar unit pelayanan kebersihan/cleaning service
6) Proses pengangkutan limbah Dilakukan tenaga
padat medis kebersihan/Petugas 1
pengangkut limbah
7) Pengawas pengelolaan Dilakukan oleh tenaga 0
limbah Sanitasi, kualifikasi D1
3 8) Penerapan SOP Seluruh pengelola limbah 0
padat medis ber pedoman
pada SOP
Total Skor (f) 4
Jumlah Skor Maksimal (N) 8
Prosentase : 4/8 x 100% = 50%
Sumber: Permenkes 1204/2004

4.1.3. Finansial

Perencanaan keuangan belum dilakukan secara rinci dan baik,

hanya disesuaikan dengan kebutuhan dan diminimalisir pengeluarannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Keuangan dan Pajak

Rumah Sakit Biomedika, bahwa biaya pengelolaan limbah padat medis di


63

Rumah Sakit Biomedika berasal dari dana kebersihan Rencana Kegiatan

Anggaran (RKA) Rumah Sakit.

Anggaran untuk pengelolaan limbah dalam setahunnya sebanyak

Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Setelah dikurangi biaya untuk

limbah cair dan limbah domestik maka dana khusus untuk limbah padat

medis adalah Rp.34.520.000,-(tiga puluh empat juta lima ratus dua puluh

ribu rupiah). Dana tersebut untuk biaya pengadaan kantong plastik kuning,

pemrosesan akhir oleh pihak ketiga serta biaya pemeliharaan dan

desinfektan. Dalam realisasi anggaran, rencana belanja diusulkan oleh

bagian perlengkapan dan petugas pengelola sanitasi sesuai dengan

kebutuhan. Sedangkan untuk gaji cleaning service diatur dalam MOU

pihak ketiga TRUST dalam rekening sendiri sebesar Rp.27.000.000,- (Dua

puluh tujuh juta rupiah) perbulan. Jadi setahun untuk cleaning service

sebesar Rp. 324.000.000,- (Tiga ratus dua puluh empat juta rupiah).

Untuk lebih jelasnya kami tampilkan prosentase dari dana

Rp.50.000.000,- (lima juta rupiah) tersebut seperti pada tabel IV.3.

Tabel IV.3. Rencana Kegiatan Anggaran Rumah Sakit Biomedika Tahun


2018.

No Keperluan Jumlah (Rp)


1 Pengadaan kantong plastik kuning 10.920.000,-
2 Pemrosesan akhir dengan pihak ketiga 12.600.000,-
3 Pembelian desinfektan dan pemeliharaan 11.000.000,-
Jumlah 34.520.000,-

Sumber: Hasil Analisis, 2018.


64

Jika dana pengelolaan limbah diprosentasekan sesuai dengan

peruntukkannya seperti tertera pada gambar IV.2

Prosentase Anggaran Pengelolaan Limbah Padat


Medis sesuai peruntukkannya

Pengadaan kantong plastik kuning Biaya angkut oleh pihak ketiga


Biaya pemeliharaan dan desinfektan

32% 32%

36%

Gambar IV.2: Prosentase Anggaran Pengelolaan Limbah Padat Medis


sesuai peruntukannya.
Sumber: Hasil Analisis, 2018

Ketika ditanyakan kepada Informan bahwa kebutuhan kantong

plastik setelah dirinci sesuai kebutuhan, seterusnya diusulkan kepada

Bagian Keuangan, demikian juga dengan kebutuhan anggaran pemrosesan

akhir dengan pihak ketiga, langsung diusulkan kepada Bagian Keuangan.

Hasil penilaian Jumlah anggaran yang dialokasikan dalam pengelolaan

limbah di Rumah Sakit Biomedik adalah seperti pada tabel IV.4


65

Tabel IV.4 Hasil Penilaian Jumlah Anggaran yang Dialokasikan dalam


Pengelolaan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika

No Jenis Kegiatan/Alokasi Anggaran (f)


.
1 Investasi
1) Gudang limbah medis 1
2) Peralatan (Tempat sampah medis, 1
Kantong plastic, APD)
2 Operasional
3) Gaji Cleaning Service 1
4) Biaya pengangkutan oleh pihak ketiga 1
3. Rehabilitasi
5) Pengadaan desinfektan 1
Total Skor (f) 5

Jumlah Skor Maksimal (N) 5

Prosentase : 5/5 x 100% = 100%

Sumber: Analisis, 2018

4.1.4. Regulasi

Kebijakan merupakan landasan yang mendasari sebuah organisasi

dalam menjalankan tugas-tugasnya. Dengan adanya kebijakan, tugas dari

masing-masing organisasi lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan telaah dokumen dan wawancara kami dengan Direktur

Rumah Sakit Biomedika dan informan lainnya, bahwa Regulasi/kebijakan

yang mendasari pengelolaan limbah padat Rumah Sakit yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit


66

4. Keputusan Direktur Rumah Sakit Biomedika Nomor

5370/419/IV/RSB/2017 tentang Pengelolaan Limbah Di Rumah

Sakit Biomedika

5. SOP Pengelolaan limbah benda tajam dan SOP pengelolaan

limbah infeksius dan cairan tubuh

Selain telaah dokumen tersebut, hasil wawancara yang dilakukan

dengan informan juga mengatakan hal demikian. Menurut informan

kebijakan yang mendasari pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit

Biomedika yaitu lebih berpedoman kepada Surat Keputusan dari Menteri

Kesehatan Nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan lingkungan

Rumag Sakit.

Berdasarkan telaah dokumen keberadaan SOP pengelolaan limbah

padat medis di Rumah Sakit Biomedika sudah dibuat secara baku dan

disyahkan oleh Direktur Rumah Sakit Biomedika. Prosedur pengelolaan

limbah padat medis sudah tercantum dalam dokumen Standar Operating

Prosedure pada Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Rumah Sakit.

Menurut informan hanya membuat program pencegahan dan

pengendalian infeksi serta memberikan imbauan kepada pelaksana medis

agar selalu bekerja sesuai dengan SOP, sedangkan penjelasan secara rinci

tercantum dalam prosedur standar pada dokumen PPIRS. Ketika

ditanyakan kenapa prosedur tersebut dimasukkan ke dalam dokumen

PPIRS, informan mengatakan bahwa pengelolaan limbah yang tidak baik


67

dapat mengakibatkan resiko infeksi, sehingga kegiatan pencegahan dan

pengendalian infeksi termasuk dalam lingkup kerja PPIRS.

Hasil Penilaian tentang Perundangan dan Kebijakan yang diterapkan di

Rumah Sakit Biomedika seperti pada tabel IV.5

Tabel IV.5. Hasil Penilaian tentang Perundangan dan Kebijakan yang


Diterapkan di Rumah Sakit Biomedika

No Regulasi F

1 Buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia 1

2 Undang-Undang No.44 tentang Rumah Sakit 1

3 Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 1
Tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit
4 Kebijakan internal yang dibuat oleh Direktur Rumah 1
Sakit
5 Standar Operasional Prosedur yang disyahkan oleh 1
Direktur Rumah Sakit
Total Skor (f) 5

Jumlah Skor Maksimal (N) 5

Prosentase : 5/5 x 100% = 100 %

Sumber: Hasil Analisis, 2018.

4.1.5. Peran Serta Masyarakat

Selama ini belum pernah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan

lingkungan terhadap masyarakat sekitar Rumah Sakit. Wawancara

dilakukan pada lima orang penunggu pasien di ruang Citarum, Ruang

Raflesia, Ruang klas III dan Ruang Bougenvile. Setelah dilakukan

observasi dan wawancara singkat dengan masyarakat pengunjung Rumah

Sakit, mereka memang sudah membuang sampah pada tempat yang


68

disediakan (bak sampah dengan kantong plastic hitam di depan ruangan),

tetapi saat ditanya mengenai tempat sampah dengan lapis kantong plastic

kuning yang juga ada di sekitar mereka, tidak mengetahui fungsi tempat

sampah dengan plastik kuning tersebut.

Hasil observasi peran serta masyarakat dalam pemilahan dan

membuang sampah pada tempatnya seperti terlihat pada tabel IV.6.

Tabel IV.6 Hasil Penilaian tentang Peran Serta Masyarakat dalam


Pemilahan dan Pewadahan/Membuang Sampah pada Tempatnya

No Kriteria F1 F2 F3 F4 F5
1 PSM dalam pemilahan 1 1 1 1 1
limbah
2 PSM dalam 1 1 1 1 1
Pewadahan/membuan
g sampah pada
tempatnya
3 Paham tentang limbah 0 0 0 0 0
infecsius
Total Skor (f) 2 2 2 2 2

Jumlah Skor 3 3 3 3 3
Maksimal (N)
Prosentase 66,67 66,67 66,67 66,67 66,67
% % % % %

Sumber: Hasil Analisis, 2018

4.1.6. Teknik Pengelolaan Limbah Padat Medis

1. Teknik Minimasi, Pemilahan dan Pewadahan limbah padat medis

Berdasarkan telaah dokumen, pengelolaan limbah padat medis

dari tiap unit pelayanan dilakukan pemisahan sesuai dengan jenis dan

komposisi limbah padat, dilakukan oleh perawat/petugas unit

pelayanan, sedangkan cleaning service melakukan kegiatan


69

kebersihan ruangan, menyiapkan kantong plastik berwarna sesuai

dengan kategori, diberikan kepada perawat/petugas terkait.

Berdasrkan hasil observasi di ruang IGD, kegiatan pemilahan

sudah dilakukan, terlihat ada tiga jenis pemisahan yaitu safety box

untuk limbah benda tajam, limbah infeksius dalam tempat sampah

berlapis kantong plastik warna kuning, dan tempat sampah dengan

plastik warna hitam untuk limbah non infeksius.

Berdasarkan hasil wawancara di ruang apotik, bahwa

belakangan ini tidak ada obat yang kedaluwarsa, karena sebelum jatuh

tempo, obat-obat tersebut kami bawa kembali ke gudang farmasi dan

selanjutnya adalah tanggung jawab apoteker.

Berdasarkan hasil observasi, di gudang farmasi tidak ada

tempat sampah farmasi, sehingga kalau ada obat tercecer atau botol

obat cair yang pecah akan dibawa ke ruang perawatan.

Kegiatan pemilahan limbah medis dengan limbah non medis

sudah dilakukan di unit-unit penghasil limbah medis yang lain, seperti

di poli rawat jalan, linen, terbukti dengan disediakannya dua buah

tempat sampah yang dilapisi kantong plastik yang berbeda yaitu

kantong plastik kuning untuk limbah padat medis dan kantong plastik

hitam untuk limbah non medis. Tempat sampah tersebut terbuat dari

bahan yang permukaannya halus, mudah dibersihkan, tertutup dan

tahan karat. Untuk unit-unit penghasil limbah benda tajam seperti di

ruang Laboratorium, ruang tindakan, disediakan juga tempat khusus


70

benda tajam (Safety box) yang terbuat dari kardus, kuat dan tahan

tusukan. Petugas yang melakukan pemilahan adalah semua tenaga

medis dan paramedis yang dalam kegiatannya menghasilkan limbah

padat medis dan sudah memakai APD.

Khusus untuk ruang rawat inap, tempat sampah yang dilapisi

kantong plastik warna kuning hanya diletakkan di ruang jaga perawat,

begitu juga dengan safety box, sedangkan di kamar-kamar pasien

hanya tersedia tempat sampah non medis, yaitu tempat sampah yang

dilapisi plastik warna hitam. Namun berbeda dengan di ruang partus

dan OK, tempat sampah dengan plastik kuning ada di setiap tempat

tidur. Setelah kami melakukan observasi ke ruang perawat rawat inap,

ditemukan botol obat masih memakai tempat sampah plastik hitam,

ditemukan masker ada di tempat sampah non medis. Hasil observasi

di lokasi penimbangan, botol infus berada di tempat limbah non

medis.

Untuk limbah radioaktif yang berasal dari Instalasi Radiologi

diserahkan dan dikelola dengan pihak ketiga. Hasil penilaian

observasi teknik minimasi, pemilahan dan pewadahan limbah padat

medis di Rumah Sakit Biomedika seperti pada tabel.IV.7.


71

Tabel.IV.7 Hasil Penilaian Observasi Teknik Minimasi, Pemilahan dan


Pewadahan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika

No. Indikator dipersyaratkan F

1 Minimasi dan Pemilahan sampah pada Sumbernya 1

2 Terdapat tempat penampungan sampah di ruang 1


rawat perawatan
3 Terdapat tempat penampungan sampah di ruang Tindakan medic 1
4 Terdapat tempat penampungan sampah di ruang 1
obstetric/bersalin
5 Terdapat tempat penampungan sampah di ruang 1
emergency/ruang gawat darurat
6 Terdapat tempat penampungan sampah di ruang Farmasi 0
7 Terdapat tempat penampungan sampah di unit Laboratorium 1
8 Tempat penampungan sampah med is yang digunakan kuat, 1
tahan karat, kedap air
9 Tempat penampungan sampah yang digunakan memiliki tutup 1
kedap air
10 Tempat penampungan sampah benda tajam harus anti bocor dan 1
anti tusuk
11 Tempat penampungan sampah didesinfeksi setelah 0
dikosongkan
12 Tampungan sampah radioaktif dilapisi plastik warna merah 0
berwarna merah
13 Tampungan sampah infeksius , patologi ,Anatomi dilapisi 1
plastic warna kuning
14 Tampungan sampah citotoksis dilapisi plastik warna ungu 0
berwarna ungu
18 Tampungan sampah farmasi dan kimia dilapisi plastik warna 0
coklat
19 Tampungan sampah domestik dilapisi plastik berwarna hitam 1
20 Petugas dilengkapi dengan APD 1
Total Skor (f) 15
Jumlah Skor Maksimal (N) 20
Prosentase : 15/20 x 100% = 75 %
Sumber: Hasil Analisis, 2018
72

2. Pengumpulan dan Pengangkutan

Berdasarkan observasi, kegiatan pengumpulan dan

pengangkutan limbah padat medis dari setiap ruangan penghasil

limbah dilakukan oleh cleaning service yang bekerja di masing-

masing ruangan. Jadwal pengumpulan dan pengangkutan adalah 3 kali

sehari yaitu pagi jam 06.00 WITA, siang jam 14.00 WITA dan sore

jam 18.00 WITA. Tetapi khusus di ruang ICU, cleaning service akan

mengumpulkan limbah medis atas seizin petugas ruangan.

Berdasarkan hasil observasi pengambilan limbah padat medis di

setiap ruangan dilakukan oleh cleaning service, sudah memakai APD,

tetapi setelah kantong plastik diikat, langsung digantung pada trolly

pembersih ruangan, pengumpulan tidak memakai tempat khusus,

begitu pula pengangkutan tidak memakai trolly khusus. Cleaning

service membawa trolly pemberih ruangan tersebut dengan kantong

plastik tergantung keliling dari satu ruangan ke ruangan lain,

menyusuri koridor-koridor yang dilewati oleh seluruh pengunjung

Rumah Sakit. Jadi cleaning service melakukan pengangkutan limbah

padat medis secara manual dan tidak memakai trolly khusus.

Untuk penggunaan APD, berdasarkan telaah dokumen, bahwa

setiap petugas yang kontak langsung dengan limbah padat medis

wajib menggunakan APD seperti petugas pemilah limbah padat

medis, petugas pengangkutan, petugas pengemasan dan cleaning

service.
73

Berdasarkan observasi pada saat cleaning service melakukan

kegiatan pengumpulan dan pengangkutan limbah padat medis, semua

clening service sudah menggunakan APD, tetapi pada saat

membersihkan ruangan, 8 orang tidak memakai sarung tangan, 2

orang tidak memakai masker.

Hasil penilaian observasi teknik pengumpulan dan pengangkutan

limbah padat medis, terlihat pada tabel IV.8

Tabel IV.8 Hasil Penilaian Observasi Teknik Pengumpulan dan


Pengangkutan Limbah Padat Medis di RS. Biomedika

No Katagori yang dipersyaratkan Frekuensi


(f)
1 Pengumpulan dilakukan apabila 2/3 bagian dari 1
wadah terisi limbah
2 Sarana pengangkut sampah yang 0
digunakan adalah kereta/troli khusus limbah
medis
3 Kereta pengangkut sampah yang 0
digunakan dalam keadaan baik/tidak bocor
4 Kereta pengangkut limbah medis yang 0
digunakan kedap air
5 Kereta pengangkut limbah medis yang 0
digunakan memiliki tutup
6 Petugas dilengkapi APD 1
7 Terdapat jalur khusus pengangkut limbah medis 0
8 Kereta pengangkut Limbah medis didesinfektan 0
setelah digunakan
Total Skor (f) 2
Jumlah Skor Maksimal (N) 8
Persentase : 2/8 x 100% = 25 %
Sumber: Hasil Analisis, 2018
74

3. Penyimpanan Sementara

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di tempat

penyimpanan sementara limbah B3 Rumah Sakit Biomedika terlihat

cukup bersih walaupun tidak besar (1.25 m x 3,25 m), kedap air dan

ditambahkan papan untuk tempat Safety box dan plastik besar untuk

limbah infeksius. Tidak memakai ember/bak sampah besar. Sudah ada

pengkodean untuk limbah B3 dan limbah infeksius tapi jadwal

pengangkutan tidak ada. Lokasi ditinjau dari akses mobil pengangkut

limbah padat medis keluar rumah sakit agak sulit, karena berada agak

ke dalam dan di depannya ada kursi tunggu pasien.

Hasil penilaian observasi tempat penyimpanan sementara B3 di

Rumah Sakit Biomedika seperti pada tabel IV.9.

Tabel IV.9. Hasil Penilaian Observasi Teknik Penyimpanan


Sementara/TPS B3 di Rumah Sakit Biomedika

No. Katagori yang dipersyaratkan F

1 Rumah sakit wajib memiliki tempat 1


penampungan limbah medis sementara
2 Ada kontainer limbah sesuai kategori limbah, rapi- 0
teratur
3 Penyimpanan limbah medis padat dalam troly khusus 0
dan diberikan label
4 Penyimpanan limbah medis padat max. 48 jam/2 hari 0
berada pada penyimpanan sementara
5 Akses mobil pengangkut limbah medis keluar Rumah
Sakit dekat dan aman
Total Skor (f) 1
Jumlah Skor Maksimal (N) 5
Prosentase: 1/5 x 100% = 20%
Sumber: Hasil Analisis, 2018
75

4. Pengemasan dan pemusnahan

Berdasarkan telaah dokumen untuk pemusnahan limbah padat

medis, Rumah Sakit Biomedika bekerjasama dengan PT. Artama

Sentosa Indonesia dengan plat mobil L.8202 UQ. Dalam surat

kerjasama tidak ada dicantumkan berapa sekali pihak ketiga akan

mengambil limbah padat medis Rumah Sakit Biomedika, hanya saja

kalau gudang sudah penuh atau sewaktu-waktu dapat langsung

menghubungi pihak ketiga.

Setelah dilakukan observasi mengenai pengemasan dan

pengangkutan keluar Rumah Sakit, Petugas sudah memakai APD, tapi

perlakukan petugas terhadap limbah padat medis tidak melakukan

pengemasan dengan baik, sehingga pada waktu limbah padat medis

ditimbang, terlihat ada kantong plastik yang robek. Pihak ketiga tidak

berusaha menambah lapis kantong plastik lagi tapi langsung

menimbangnya.

Dengan trolly sampah domestik dipakai untuk mengangkut

limbah padat medis menuju belakang truk pengangkut Limbah medis

PT Artama Sentosa Indonesia. Setelah selesai pengangkutan, trolly

maupun gudang limbah B3 tidak di desinfektan.

Berdasarkan data yang diperoleh, adapun sarana dan prasarana

pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika seperti

tertera pada tabel IV.10


76

Tabel IV.10 Jumlah Sarana/Prasarana Pengelolaan Limbah Padat


Medis di Rumah Sakit Biomedika

No Jenis Sarana Jumlah Khusus Keadaan


Infeksius
Semua
1 Gudang Limbah B3 1 1 Baik

2 Ember untuk linen 8 8 Baik

3 Bak sampah besar 12 4 Baik

4 Bak sampah sedang 46 15 Baik

5 Safety Box 15 15 Baik

6 Trolly Medis 1 1 Rusak

Sumber: Hasil Analisis, 2018

Hasil penilaian observasi teknik pengemasan dan pemusnahan limbah

padat medis di Rumah Sakit Biomedika seperti tertera pada tabel IV.11

Tabel IV.11 Hasil Penilaian Obsevasi Teknik Pengemasan dan


Pemusnahan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit
Biomedika

No Katagori yang disyaratkan F

1 Pengemasan pada tempat yang kuat 1


2 Ada pengkodean untuk tiap limbah 1
3 Ada jadwal Pengangkutan keluar RS 0
4 Pengangkutan keluar Rumah sakit harus 1
menggunakan kendaraan khusus
5 Pasca pengangkutan baik kendaraan pengangkut 0
limbah medis atau Gudang limbah medis harus di
desinfektan
6 Petugas dilengkapi dengan APD 1
7 Pemusnahan limbah medis selambat-lambatnya 48 0
jam pada musim hujan dan 24 jam pada suhu ruang
8 Semua timbulan limbah medis harus terkelola 1
dengan benar
77

No Katagori yang disyaratkan F


9 Ada MOU dengan pihak ketiga 1
10 Evaluasi pihak ketiga apakah sesuai dengan Isi 0
MOU
Total Skor (f) 6
Jumlah Skor Maksimal (N) 10
Prosentase: 6/10 x 100% = 60%
S
Sumber: Hasil Analisa, 2018

4.1.7. Jumlah limbah padat medis yang dikelola

Jumlah timbulan limbah di Rumah Sakit Biomedika setelah

ditimbang dalam seminggu dari tanggal 9 s/d 15 April 2018 sebanyak 57,5

kg seperti tertera pada tabel IV.12

Tabel IV.12. Jumlah Timbulan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit


Biomedika yang Ditimbang dalam Seminggu dari Tanggal
9 s/d 15 April 2018

No Waktu Hari (Jumlah limbah dalam Kg) Total

Penimbangan 1 2 3 4 5 6 7 (Kg)

1 Pagi 1 3,5 4 3 4 10 3 28,5

2 Siang 2 5 5 8 3 2 2 27

3 Malam 0 1 0 0 0 1 0 2

Total 3 9,5 9 11 7 13 5 57,5

Rata-rata perhari 8,2143

Sumber: Data primer, 2018


Timbulan limbah padat medis rata-rata per hari di Rumah

Sakit Biomedika adalah sebanyak 8,2143 kg. Produksi sampah medis


78

lebih banyak pada pagi hari yaitu rata-rata 4,071 kg/hari, sedangkan

pada siang hari rata-rata adalah 3,857 kg/hari.

Berdasarkan telaah dokumen mengenai jumlah timbulan limbah

di Rumah Sakit Biomedika, bahwa jumlah timbulan limbah padat medis

pada bulan April dari tanggal 28 Maret s/d 27 April 2018 sebanyak

266,5 kg, dan ditimbang oleh pihak ketiga pada tanggal 27 April

sebanyak 266,5 kg, seperti tertera pada tabel IV.13

Tabel IV.13 Jumlah Timbulan Limbah Padat Medis yang Dikelola di


Rumah Sakit Biomedika (Data Bulan April 2018)

No Waktu Jumlah Timbulan Jumlah limbah


Peengumpulan limbah (kg) Dikelola (kg)
1 Pagi 144,5

2 Siang 99

3 Malam 23

Total 266,5 266,5

Sumber: Form Catatan Penimbangan Rumah Sakit Biomedika

4.1.8. Ringkasan Pengelolaan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit

Biomedika hasil penelitian

Dari hasil triangulasi di lapangan didapat bagan pengelolaan

limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika seperti gambar IV.3.


79

Sumber Daya Manusia

Belum ada tenaga khusus


sebagai pengawas dan tenaga Belum ada pelatihan bagi
pengangkut khusus limbah tenaga pengelola limbah
padat medis Sumber Penghasil padat medis
Limbah Padat Medis

Kualifikasi pendidikan tidak Penerapan SOP dan


sesuai yang dipersyaratkan penggunaan APD kurang
Minimasi dan
Pemilahan

Limbah infeksius ditampung Limbah benda tajam


dengan menggunakan ditampung dengan
kantong plastic kuning menggunakan safety box

Limbah padat medis dikumpulkan dan


diangkut tidak memakai trolly khusus tapi
digantung pada trolly pembersih ruangan

Sebelum ke TPS B3, limbah padat


medis dibawa ke TPS transit (terbuka),
ditimbang dan dicatat

Limbah padat medis diangkut ke TPS


B3 secara manual/tidak memakai trolly,
melewati koridor pengunjung.

Qontainer limbah di TPS B3 tidak ada


dan tanpa pengkodean

Pengemasan dan pemusnahan bekerja sama dengan pihak


ketiga PT.Artama Sentosa, tidak ada jadwal pengangkutan,
dan pasca pengangkutan wadah dan gudang tidak
didesinfektan

Gambar IV.3 Bagan Pengelolaan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika
Berdasarkan Hasil Penelitian
80

4.2 Pembahasan

Penelitian ini bersifat Observasional Kualitatif dengan pendekatan

deskriptif sehingga pengumpulan data sangat ditentukan oleh keterampilan

dan kemampuan pewawancara dalam menggali dan mendapatkan

informasi yang lengkap. Informan yang dipakai untuk penggalian

informasi adalah 10 orang informan tertentu, 1 orang koordinator cleaning

service dan 12 orang cleaning service serta 5 orang pengunjung Rumah

Sakit.

Sesuai dengan data primer jumlah timbulan limbah padat medis di

Rumah Sakit Biomedika rata-rata per hari adalah 8,2143 kg. Keseluruhan

data yang dianalisa sebagian besar adalah data primer sehingga akan

dilakukan crosscheck dengan data skunder dan akan dibandingkan dengan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1204 tahun

2004.

Berikut ini dipaparkan secara rinci pembahasan hasil penelitian

mengenai pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika

4.2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Biomedika

Kehadiran struktur organisasi mutlak ada didalam suatu kegiatan

bisnis dan menjadi komponen penting dari manajemen organisasi.

Disamping itu dalam struktur organisasi perlu menempatkan orang-

orangnya yang mempunyai keterampilan (kompetensi) sesuai dengan

bidang pekerjaannya dan yang tak kalah penting terdapat pembagian

pekerjaan (job description) yang jelas dan tegas sebagai pedoman kerja.
81

Didalam struktur organisasi, orang-orangnya harus mempunyai tugas,

wewenang dan tanggung jawab didalam departemen (unit kerjanya)

masing-masing, terdapat tata hubungan diantara departemen, koordinasi

internal dan eksternal, dan fungsi kontrol dari manajemen. Setiap

organisasi harus memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati dan

standar yang harus dipenuhi (Siagian dalam Jabar, 2014).

Hasil telaah dokumen bahwa terdapat ketimpangan dalam Struktur

Organisasi Rumah Sakit Biomedika. Dalam Struktur Organisasi Rumah

Sakit Biomedika, unit/bagian pengelola sanitasi sebagai anggota dari

Bagian pemeliharaan dan sarana, artinya dalam melaksanakan tugas bukan

sebagai penanggung jawab melainkan sebagai pelaksana.

Program sanitasi di rumah sakit terdiri dari penyehatan

bangunan dan ruangan, penyehatan makanan dan minuman, penyehatan

air, penyehatan tempat pencucian umum termasuk tempat pencucian

linen, pengendalian serangga dan tikus, sterilisasi/desinfeksi,

perlindungan radiasi, penyuluhan kesehatan lingkungan, pengendalian

infeksi nosokomial, dan pengelolaan sampah/limbah (Depkes RI, 2004).

Sebagai penanggung jawab sanitasi harus mampu melaksanakan fungsi

dinamisnya sehingga pengelolaan limbah padat medis mulai dari

perencanaan akan kebutuhan sarana, tenaga pengelola limbah padat

medis, pelaksanaan, pembinaan dan evaluasi dapat berjalan maksimal

serta kerjasama lintas unit/komite dapat berjalan oftimal.


82

4.2.2 Sumber Daya Manusia

1. Kualifikasi tenaga

Jika dilihat dari kondisi sumber daya manusia dalam operasional

pengelolaan limbah padat medis secara umum belum cukup. Hanya ada

tenaga pengelola sanitasi 1 orang, tenaga pengawas pengelolaan Limbah

padat medis dan tenaga pengangkut limbah padat medis belum ada,

Selama ini dilakukan oleh cleaning service dengan kualifikasi tamat SMP

dan SMA sederjat, yang juga sebagian besar (70%) belum mendapatkan

pelatihan khusus pengelolaan limbah medis. Cleaning service bertugas

dalam proses pembersihan rutine, pengumpulan limbah baik limbah padat

medis mapun non medis sekaligus bertugas dalam pengangkutan.

2. Tupoksi

Berdasarkan penelitian Nurchotimah, dalam Arestria, 2009 dengan

disediakannya kualifikasi tenaga yang jelas, seperti tenaga pengawas

pengelolaan limbah padat medis maupun tenaga pengangkut khusus

limbah padat medis maka pengawasan dapat lebih optimal dan

pengangkutan juga bisa dilakukan secara kolektif sehingga dapat

mengefisienkan fasilitas dan tenaga. Pembagian tugas, fungsi dan

tanggungjawab akan lebih jelas, dengan demikian tenaga pengelola

sanitasi dapat memantau kualitas pengelolaan limbah padat medis dengan

baik dan dapat memberikan pengarahan secara langsung jika ditemukan

kesalahan dalam pengelolaan.

Berdasarkan pengamatan, tupoksi cleaning service cukup banyak.


83

Pelimpahan tugas yang banyak, akan menyita waktunya sebagai

pembersih ruangan, menyebabkan hasil kerja petugas tidak akan

maksimal dan dapat membahayakan karena yang dikelola adalah limbah

medis yang bersifat infeksius, maka perlu menata ulang tugas pokok dan

fungsi dari masing-masing petugas pengelola limbah medis.

2) Penerapan SOP

Hartatik, dalam Rahno, et al (2015) mengatakan bahwa salah satu

aspek penting dalam mewujudkan pelayanan yang profesional, efektif dan

efisien adalah penerapan Standard Operating Prosedure (SOP) dalam

seluruh proses kegiatan pelayanan. SOP merupakan hal penting karena

merupakan pedoman atau acuan dalam melaksanakan kegiatan sesuai

tugas pokok dan fungsi, sekaligus sebagai alat penilaian sejauh mana

kegiatan telah berjalan secara efektif dan efisien.

Hasil observasi di setiap unit penghasil limbah medis, dalam

kegiatan pemilahan dan pewadahan limbah medis, tidak semua petugas

menerapkan aturan yang tertera dalam SOP, terbukti limbah botol

ditempatkan di tempat sampah dengan lapis kantong plastic hitam. Selain

itu limbah masker dan botol infus juga terbuang pada limbah non medis.

Walaupun SOP sudah dibagikan oleh Komite PPIRS, tapi perlu komitmen

bagi semua unit pelayanan medis untuk mentaati ketentuan dalam SOP.

Berdasarkan triangulasi di lapangan dan kepustakaan didapat nilai

Evaluasi kepatuhan SDM sebesar 50 % (Kurang), artinya bahwa ada


84

komponen yang tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan, seperti

kualifikasi pendidikan dan pelatihan khusus pengelolaan limbah medis.

Menurut Margono, dalam Arestria (2009) jika pendidikan yang

dimiliki tenaga pengelola limbah padat medis tidak sesuai dengan standar

yang ditetapkan maka akan berpengaruh terhadap hasil dari pelaksanaan

pengelolaan limbah medis di rumah sakit tersebut

Mengacu pada hasil penelitian dan kepustakaan tidak sesuainya

kualifikasi pendidikan tenaga pengelola limbah padat medis seperti yang

dipersyaratkan serta belum pernah mendapatkan pelatihan khusus tentang

pengelolaan limbah medis, dapat mempengaruhi proses pelaksanaan

pengelolaan limbah sehingga menyebabkan hasil dari pelaksanaan

pengelolaan tidak maksimal sesuai standar yang telah ditetapkan dan

berdampak pula pada terjadi kesalahan dalam pengelolaan.

Untuk meningkatkan kualitas tentang pengelolaan limbh padat

medis, pihak Rumah Sakit Biomedika perlu melakukan penambahan

jumlah SDM pengelola limbah medis minimal 2 orang yaitu untuk

menangani pengawasan terhadap pengelolaan limbah padat medis dan

sebagai petugas pengangkut khusus limbah padat medis. Dari segi

pengalaman kerja, diantara petugas cleaning service bervariasi antara 4

bulan sampai dengan 2 tahun. Apa yang mereka ketahui dan mereka

laksanakan hanya rutinitas. Diharapkan dari mereka yang senior akan

dapat menularkan ilmu tapi diantara yang seniorpun ada yang belum

mendapatkan pelatihan. Jadi untuk petugas yang belum mengikuti


85

pelatihan tentang pengelolaan limbah padat medis, perlu adanya

peningkatan keterampilan dengan memberikan pelatihan khusus tentang

pengelolaan limbah medis sehingga mereka paham akan bahaya limbah

medis dan dampaknya pada petugas, pasien dan masyarakat, serta

perbaikan perencanaan yang dilakukan secara terpadu dan menyeluruh

yang meliputi SDM, prosedur pelaksanaan, serta sarana dan prasarana.

4.2.3 Finansial

Menurut Adikoesumo, dalam Arestria (2009), Anggaran adalah

rencana kerja yang dijabarkan dalam bentuk uang. Jadi anggaran

merupakan rencana berisi ramalan pendapatan yang akan diterima serta

pengeluaran yang terjadi pada tahun mendatang. Anggaran untuk

pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika di alokasikan

dalam Rencana Anggaran Kegiatan Rumah Sakit tahun 2018 sebesar Rp.

34.520.000,00 (tiga puluh empat juta lima ratus dua puluh ribu rupiah).

Dari tabel 4.3 dapat dilihat persentase anggaran per kegiatan. Prosentase

rencana penggunaan anggaran yang paling tinggi adalah biaya

pemusnahan oleh pihak ketiga PT. Artama Sentosa Indonesia, desinfektan

dan pemeliharaan, menyusul rencana anggaran untuk pengadaan kantong

plastic kuning..

Dari hasil observasi dan wawancara dengan informan, bahwa dana

tersebut diakui masih kurang. sehingga pada waktu pengusulan anggaran

selalu berpegang pada skala prioritas sehingga harus diminimalisir dan

sesuai kebutuhan.
86

Adisasmita, dalam Rahno, et al (2015) mengatakan bahwa

terbatasnya anggaran yang tersedia menyebabkan pengelolaan kesehatan

lingkungan tidak menjadi prioritas dalam upaya pelayanan kesehatan. Hal

ini menyebabkan aspek lingkungan fisik pada fasilitas pelayanan

kesehatan menjadi tidak diperhatikan.

Hasil evaluasi anggaran yang dialokasikan dalam pengelolaan

limbah adalah 100 % (Baik), artinya bahwa sudah ada perhatian Rumah

Sakit mengenai pengelolaan limbah medis walaupun terbatas, seperti

persediaan kantong plastic selalu ada pada waktu dibutuhkan dan juga bak

sampah sesuai katagori sudah ada di setiap unit penghasil limbah padat

medis. Walaupun begitu seharusnya selalu dievaluasi mengenai

peningkatan kegiatan pelayanan medis, peningkatan kunjungan dan hunian

pasien yang akan berakibat pada peningkatan timbulan limbah padat medis

dan penambahan kebutuhan kantong plastic.

Dengan adanya penambahan kegiatan pelayanan medis dan peningkatan

jumlah pasien maka biaya untuk pemusnahan oleh pihak ketiga juga akan

lebih meningkat. Kebutuhan anggaran yang belum terpenuhi dapat

mengakibatkan pengelolaan limbah tidak akan sesuai dengan standar yang

ditetapkan, maka perlu penambahan anggaran pengelolaan limbah minimal

Rp.97.132.000,00 (Sembilan puluh tujuh juta seratus tiga puluh dua ribu

rupiah). Jumlah tersebut dihitung berdasarkan adanya peningkatan

kegiatan pelayanan medis, peningkatan jumlah pasien dan kebutuhan

kantong plastic selama setahun seperti pada tabel IV.14


87

Tabel. IV.14 Analisa Daftar Kebutuhan Anggaran berdasarkan


Peningkatan Kegiatan dan Jumlah Pasien tahun 2018

No Jenis kegiatan Satuan Harga Jumlah Total(Rp)


Satuan(Rp)
1 -Pengadaan Bks 25.000 30x12x25.000 9.000.000
plastic kuning
uk.40(1 bks
/hr)
-Pengadaan 2x4x12x
plastic kuning Bks 20.000 20.000 1.920.000
uk.90 (2
bks/1mg)

2 Biaya kg 34.000 266,5x12x 108.732.000


pengangkutan 34.000
pihak ketiga
3 Biaya paket 1.000.000 12x1.000.000 12.000.000
pemeliharaan
dan
desinfektan
Jumlah 131.652.000
kebutuhan
Jumlah yang 34.520.000
ada
Kekurangan 97.132.000

4.2.4 Regulasi

Dari hasil telaah dokumen dan wawancara yang dilakukan di

Rumah Sakit Biomedika, diketahui bahwa pengelolaan limbah padat medis

didasari dengan adanya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan Rumah

Sakit. Dengan berlandaskan peraturan tersebut selanjutnya dibuat

kebijakan internal berupa Keputusan Direktur Rumah Sakit Biomedika dan

di terjemahkan dalam bentuk Standar Operasional Prosedur (SOP) dan

Panduan Pengelolaan Limbah Medis.


88

Satrianegara, (2016) mengatakan bahwa diperlukan komitmen

manajemen puncak yang dijabarkan dalam penerbitan surat keputusan,

perencanaan, prioritas program kesehatan lingkungan Rumah Sakit sampai

pada evaluasi, diseminasi data serta sosialisasi program kesehatan kepada

masyarakat sekitar.

Hasil penilaian telaah dokumen perundangan dan kebijakan yang

diterapkan di Rumah Sakit Biomedika adalah 100 % (Baik), kebijakan

eksternal maupun internal yang mendasari pengelolaan limbah di Rumah

Sakit Biomedika sudah ada, artinya pengelolaan limbah padat medis di

Rumah Sakit Biomedika secara umum dapat dipertanggungjawabkan

secara hukum. Namun semua itu harus dibuktikan dengan penerapan

komponen-komponen sistem pengelolaan limbah padat medis di setiap

unit-unit terkait, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif

terhadap lingkungan.

4.2.5 Peran Serta Masyarakat

Hasil penilaian observasi peran serta masyarakat dalam pemilahan

dan membuang sampah pada tempatnya adalah 66,67 % (cukup), semua

responden menyatakan membuang sampah pada tempatnya, tetapi pada

proses pelaksanaannya responden tidak tahu apa fungsi dari tempat

sampah dengan kantong plastik warna kuning. Untuk sampah non medis

Rumah Sakit hanya menyediakan satu tempat sampah, dimana itulah

satu-satunya tempat membuang sampah dari sisa makanan tanpa

pemilahan antara organik dan anorganik. Karena pihak rumah sakit juga
89

menyediakan tempat sampah dengan lapis kantong plastik warna kuning

di depan ruang perawat (diluar ruangan), seharusnya ada penyuluhan

oleh pihak sanitasi rumah sakit kepada masyarakat tentang limbah

medis, sehingga masyarakat mengerti jenis-jenis limbah medis dan

bahaya dari limbah medis yang tidak terkelola dengan baik, dengan

demikian masyarakat akan sadar dan ikut serta dalam pengelolaan

limbah di lingkungan rumah sakit. Sebenarnya harus ada papan

peringatan untuk membuang sampah pada tempatnya, baik itu limbah

medis maupun non medis. Walaupun sudah ada tulisan infeksius tapi

pengetahuan masyarakat yang kurang karena penyuluhan tidak rutin

dilakukan, sangat berbahaya bagi pengunjung yang membawa anak kecil,

akan mempermainkan injakan kaki tempat sampah tersebut dan berusaha

membuka tempat sampah infeksius. Penyuluhan yang ha nya sebatas

tulisan singkat dan kurang memberi informasi yang lebih lengkap

tentu akan membahayakan orang-orang di lingkungan rumah sakit.

Seharusnya rumah sakit menyiapkan bahan-bahan informasi yang lengkap

tentang pentingnya pengelolaan limbah rumah sakit secara tepat demi

terciptanya lingkungan yang sehat dalam bentuk poster, handout,

famflet dan buku pegangan.

4.2.6. Teknik Pengelolaan Limbah Padat Medis

Dilihat dari segi proses pelaksanaan pengelolaan limbah padat medis,

masih ada kekurangan yang ditemukan selama penelitian. Penerapan

warna kantong plastic sebagai pelapis tempat sampah belum mengacu


90

pada Peremnkes 1204 tahun 2004. Limbah farmasi belum terkelola. Semua

limbah hasil aktivitas medis diseragamkan seperti limbah infeksius

sehingga kantong yang disediakan adalah hanya warna kuning dan hitam

untuk limbah non infeksius.

Teknik dalam proses pengelolaan limbah padat medis meliputi beberapa

tahapan sebagai berikut:

a) Minimasi, pemilahan dan Pewadahan

Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan, menggunakan bahan

yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa, menghabiskan

bahan dari setiap kemasan, mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat

diantar oleh distributor merupakan langkah dalam minimasi limbah medis.

Petugas farmasi dan laboratorium harus dapat memonitor kegiatan

tersebut. Rumah Sakit Biomedika sudah melakukan minimasi limbah

antara lain dengan mengecek tanggal kedaluwarsa dan memesan bahan

sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Menurut Apoteker, 1 tahun terakhir

tidak ada obat yang kedaluwarsa.

Pemilahan merupakan proses pengelompokkan antara limbah padat

medis dengan non medis. Dengan adanya pemilahan diharapkan

pengelolaan limbah padat medis sampai pada tahap pemusnahan lebih

mudah untuk dilakukan dan resiko yang ditimbulkannya akan lebih kecil.

Metode pemilahan dari sumber merupakan metode effisiensi yang dapat

mengurangi beban kerja dan memudahkan dalam proses pengangkutan dan

pengemasan.
91

Hasil penilaian observasi teknik minimasi, pemilahan dan

pewadahan limbah padat medis adalah 75 % (Cukup). Ketidaksesuaian

terdapat pada limbah farmasi. Pada ruang farmasi tidak tersedia tempat

sampah. Pewadahan limbah farmasi tidak memakai warna coklat, petugas

apotik tidak mengetahui bahwa tumpahan obat dan obat kedaluarsa adalah

termasuk limbah medis, dan petugas tidak tahu warna kantong pelapis

tempat sampah untuk limbah farmasi. Tetapi secara umum pemilahan dari

sumber antara limbah medis dan non medis di Rumah Sakit Biomedika

telah dilakukan oleh pihak Rumah Sakit. Untuk penampungan limbah

medis menggunakan tempat penampungan sampah dengan lapis kantong

plastik warna kuning. Pemilahan terhadap limbah medis yang berupa

benda tajam seperti jarum suntik, pecahan ampul dan benda tajam lainnya

menggunakan tempat khusus benda tajam (Safety box) berupa kardus. Hal

ini sudah sesuai dengan Kepmenkes nomor 1204 tahun 2004 tentang

pewadahan limbah medis yang menyatakan untuk benda-benda tajam

hendaknya ditampung pada tempat khusus (safety box) seperti botol atau

kertas karton yang aman.

WHO, dalam Rahno, et al (2015), limbah medis dikumpulkan pada

tempat yang telah disediakan sesuai peruntukkannya. Untuk benda tajam

sebaiknya ditampung pada tempat khusus (safety box) seperti botol.

Pada saat dilakukan observasi di ruang perawat rawat inap

ditemukan ketidaksesuaian atau kesalahan pada waktu pemilahan.

Kemungkinan disebabkan petugas tidak peduli terhadap dampak yang


92

ditimbulkan atau kemungkinan karena kebiasaan petugas medis yang baru.

Petugas medis di ruang perawat membuang botol injeksi di tempat sampah

dengan lapis kantong plastik warna hitam. Pembuangan masker dan botol

infus berada pada limbah non medis.

Untuk menerapkan pengelolaan limbah medis secara efektif

seharusnya komite PPIRS secara berkesinambungan melakukan sosialisasi,

menginformasikan terutama bagi petugas yang baru. Mengevaluasi dan

mengontrol pelaksanaan pengelolaan limbah padat medis di masing-

masing ruang, agar tidak akan terjadi lagi kesalahan dalam pewadahan,

sehingga kegiatan pemilahan dan pewadahan dapat diterapkan sesuai

standar.

b) Pengumpulan dan Pengangkutan

Proses pengumpulan dan pengangkutan dilakukan oleh cleaning

service yang kebetulan kena shiff saat itu. Pada proses pengumpulan,

maksimal 2/3 bak sampah terisi sudah harus diambil. Rumah Sakit

Biomedika pada proses pelaksanaannya pengambilan limbah dilakukan

sesuai waktu pengambilan yang sudah ditetapkan, jadi walaupun belum

penuh 2/3 nya limbah akan diambil. Biasanya timbulan limbah yang

paling banyak adalah di ruang laboratorium, IGD dan OK. Sewaktu-waktu

kalau tempat sampah sudah penuh maka petugas medis akan memanggil

cleaning service. Petugas cleaning service dalam pengambilan,

pengumpulan dan pengangkutan sudah memakai APD.


93

Hasil penilaian observasi Teknik pengumpulan dan pengangkutan

limbah padat medis adalah 25 % (Kurang). Permasalahan terjadi pada saat

pengambilan, limbah langsung diikat setelah itu digantungkan pada trolly

pembersih ruangan, bukan trolly khusus pengangkut limbah medis. Jadi

trolly pembersih ruangan dengan limbah medis yang tergantung tersebut

dibawa keliling dari satu ruangan ke ruangan lain menyusuri koridor

pengunjung Rumah Sakit. Hal ini tidak sesuai dengan Kepmenkes nomor

1204 tahun 2004, bahwa pengangkutan limbah padat medis dilakukan

setiap hari dengan menggunakan trolly dilengkapi drum tertutup, untuk

mencegah limbah tercecer. Semua kegiatan pengangkutan dilakukan oleh

petugas pengangkut limbah padat medis dengan memakai rute terpendek.

Tidak tersedianya trolly khusus pengangkut limbah padat medis ini

menunjukkan kurangnya perhatian pihak Rumah Sakit tentang dampak

dan bahaya yang ditimbulkan akibat pengelolaan limbah padat medis,

seperti Infeksi nosocomial. Perlu dicarikan alternatif agar pengangkutan

limbah ke TPS melewati jarak terpendek, misalnya dengan cara memotong

rute pengangkutan per unit-unit penghasil limbah.

Trolly yang digunakan harus (Wilson, dalam Atik, 2011) :

a. Trolly dilengkapi dengan cover,

b. Tidak digunakan untuk mengumpulkan selain limbah medis,

c. Mudah dipindahkan tanpa menimbulkan tumpahan, kecelakaan, luka

d. Diberi pelebelan atau warna


94

Dalam hal ini Rumah Sakit harus dapat menyediakan trolly khusus

limbah padat medis. Anggaran untuk pemeliharaan sarana seperti tertera

pada tabel 4.3 semestinya bisa dipergunakan untuk pengadaan atau

perbaikan trolly yang sudah rusak. Dibutuhkan perhatian, kepedulian dan

komitmen dari semua pengambil kebijakan di Rumah Sakit Biomedika.

3. Penyimpanan Sementara

WHO, dalam Rahno, et al (2015) menyarankan kepada setiap

rumah sakit untuk menyediakan tempat penampungan sementara limbah

medis yang memiliki lantai yang kokoh, impermiabel, drainasenya mudah

dibersihkan dan di desinfeksi.

Hasil penilaian observasi teknik penyimpnan Sementara limbah B3

adalah 20 % (Kurang). Rumah Sakit Biomedika sudah memiliki tempat

penampungan limbah padat medis dengan ukuran 1,25m x 3,25m x 3m,

tapi tempat penampungan limbah padat medis tidak memakai kontainer

hanya memakai kantong besar ukuran 90x100. Karena penyimpanan

limbah padat medis terlalu lama, jadi overload, sehingga ditumpuk di

lantai. Sudah ada pengkodean yaitu limbah infecsius, limbah botol,

limbah B3. Untuk itu di dalam TPS B3 pihak Rumah Sakit harus

menyiapkan 3 buah container, sedangkan untuk limbah benda tajam sudah

dalam safety box.

Untuk menampung timbulan limbah 266,5 kg per bulan, tempat

penampungan sementara tersebut memang terhitung kecil. Untuk


95

mengatasi hal tersebut, sebenarnya penjadwalan pemusnahan oleh pihak

ketiga dapat diatur.

Penyimpanan limbah padat medis lebih dari 48 jam tidak

dibenarkan. Kepmenkes nomor 1204 tahun 2004 menyebutkan bahwa

penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada

musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.

Limbah tidak boleh terlalu lama disimpan, karena pada suhu kamar dapat

mendorong pertumbuhan agen penyakit, selain itu pula juga karena

pertimbangan estetika.

Beberapa factor penting dalam penyimpanan (Reinhardi, dalam

Atik, 2011) yaitu :

a. Melengkapi tempat penyimpanan limbah dengan cover atau penutup

b. Menjaga agar areal penyimpanan limbah medis tidak tercampur dengan

limbah non medis

c. Mambatasi akses, hanya orang tertentu yang dapat memasuki area

d. Labeling dan pemilihan tempat penyimpanan yang tepat.

Berdasarkan observasi penyimpanan limbah sementara (transit)

harus diberhentikan, karena tempat tersebut tidak memenuhi syarat seperti

lokasi terbuka, limbah medis tercampur dengan limbah non medis, akses

lalu lalang cukup tinggi. Segala kegiatan yang berhubungan dengan limbah

medis di lokasi tersebut harus dihentikan. Kegiatan penimbangan timbulan

limbah medis hanya dilakukan di TPS B3.

4. Pengemasan dan Pemusnahan


96

Tahap akhir dari proses pengelolaan limbah medis adalah

pengemasan dan pemusnahan. Pemusnahan limbah padat medis di Rumah

Sakit Biomedika dilakukan di luar Rumah Sakit, bekerjasama dengan

pihak ketiga PT Artama Sentosa Indonesia dengan plat mobil L.8202 UQ.

Dalam proses pengemasan dan penimbangan petugas sudah memakai

APD.

Hasil penilaian observasi teknik pengemasan dan pemusnahan

limbah padat medis adalah 60 % (kurang). Pengemasan tidak dilakukan

dengan baik dan aman sehingga pada waktu limbah ditimbang ada yang

robek. Tidak ada jadwal pengangkutan limbah padat medis ke luar Rumah

Sakit. Pihak ketiga melakukan pengangkutan kalau ada panggilan dari

pihak rumah sakit. Kelemahan ada pada isi MOU, tidak dicantumkan

kapan dan berapa hari sekali pihak ketiga melakukan pengangkutan limbah

dari pihak pertama, sehingga kapanpun pihak pertama menelpon pihak

ketiga, maka transaksi pengangkutan dilakukan. Dengan pengaturan

jadwal pengangkutan limbah padat medis keluar Rumah Sakit akan

membuat TPS tersebut selalu rapi dan limbah tidak menggunung.

Pengangkutan limbah padat medis dari gudang ke mobil limbah B3

memakai trolly sampah domestic yang terbuat dari kayu. Setelah

pengangkutan trolly maupun gudang limbah B3 tidak di desinfektan.

5. Timbulan limbah

Berdasarkan telaah dokumen yang diperoleh dari laporan rekapitulasi

jumlah limbah medis yang dihasilkan Rumah Sakit Biomedika pada bulan
97

April 2018 adalah 266,5 kg, Limbah yang ditimbang oleh pihak ketiga

adalah 266,5 kg (sesuai dengan jumlah timbulan limbah). Rata-rata

timbulan limbah medis perhari dari data primer adalah 8, 2143 kg/hari.

Hasil penelitian Askarian, dalam Rahno, et al (2015) factor yang

mempengaruhi volume limbah medis yang dihasilkn rumah sakit antara

lain tingkat hunian (Bed Occupancy Rate/BOR), jenis tindakan medis

perawatan yang diberikan dan jumlah kunjungan pasien.

Tetapi jika dihitung dari ketentuan WHO, dengan menggunakan asumsi

paling rendah yaitu limbah padat yang dihasilkan pertempat tidur perhari 1

kg, maka dengan persentase BOR 35,2%, limbah medis yang dihasilkan

adalah 1,76 kg/hari. Dengan perhitungan sebagai berikut:

50 tempat tidur x 35,2 % x 1 kg/tempat tidur/hari x 10% = 1,76 kg/hari

Menurut US. Departemen of Health and Human Service (1990)

dalm penelitian Elfianty (2003), factor-faktor yang mempengaruhi jumlah

limbah rumah sakit yaitu kuantitas dan kualitas limbah rumah sakit,

dimana kuantitas dan kualitas limbah akan tergantung pada tipe rumah

sakit, ukuran rumah sakit, tingkat hunian rumah sakit, ratio inpatient/out

patient dan lokasi geografis.

Jadi kalau dilihat dari factor-faktor tersebut, Jumlah timbulan limbah di

Rumah Sakit Biomedika dipengaruhi oleh tipe rumah sakit kelas D, BOR

35,2 % pada tahun 2017, dan letak geografis yang cukup strategis. Selain

itu juga dapat dipengaruhi oleh jenis penyakit yang diderita pasien, jenis
98

kegiatan pelayanan medis serta kualitas pada saat melakukan pengelolaan

limbah medis mulai dari pemilahan sampai pada tahap pemusnahan.

Penambahan kegiatan pelayanan medis pada bulan April 2018 adalah

adanya acara bakti sosial operasi bibir sumbing, yang menyebabkan

timbulan limbah padat medis dari ruang OK cukup banyak ( dari total

limbah padat medis)

6. Analisa SWOT

Analisis SWOT dimulai dengan mengkaji sumber daya

internal dan kondisi lingkungan eksternal Rumah Sakit Biomedika.

Faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal

(peluang dan ancaman) dalam pengelolaan sampah di Rumah Sakit

Biomedika tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.15.


99

Tabel 4.15. Faktor-faktor Internal dan Eksternal dalam Analisis SWOT


Pengelolaan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika.

Kekuatan Kelemahan
(Strengths) (Weakness)
I 1. Ada SDM pengelola limbah 1 . Belum semua petugas pengelola
N medis rumah sakit limbah mengikuti pelatihan
T 2. Ada anggaran untuk pengelolaan 2. Belum ada petugas pengawas
E limbah rumah sakit dan petugas pengangkut limbah
R 3. Ada job description/tupoksi medis khusus sesuai kualifikasi
N pengelolaan limbah 3 . Perencanaan anggaran
A 4. Ada sarana dan prasarana pengelolaan limbah kurang
L untuk pengelolaan sampah detail/spesifik
5. Ada Kebijakan Internal yaitu 4. Kurang terpenuhinya standar
Keputusan Direktur Rumah pengelolaan limbah
Sakit nomor 5. Belum ada trolly khusus
5370/419/IV/RSB/2017 tentang pengangkut limbah medis
Pengelolaan Limbah di Rumah
Sakit Biomedika
6. Ada SOP (Standar Operasional
Prosedur) pengelolaan limbah
medis
Peluang Ancaman
(Opportunities) (Threats)
E
K 1. Kerjasama dengan Pihak ketiga 1. Adanya pencemaran
S PT.Artama Sentosa dalam lingkungan yang menyebabkan
T pemusnahan limbah medis masyarakat protes
E 2. Adanya tempat 2. Adanya lokasi TPS transit dapat
R pelatihan/pendidikan untuk menyebabkan masyarakat umum
N meningkatkan keahlian mencari keuntungan dari limbah
A pengelolaan sampah rumah sakit medis tanpa memikirkan
L 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI bahayanya bagi dirinya dan orang
No.1204 tentang Persyaratan lainorang lain
Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit

Selanjutnya kita melakukan pembobotan, untuk mengetahui nilai

kelemahan dan kekuatan organisasi serta peluang maupun ancaman yang ada

di lingkungan luar Instalasi Sanitasi, sehingga dapat dibuat suatu pedoman


100

perencanaan pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika seperti

tabel IV.16 dan tabel IV.17

Tabel IV.16. Perhitungan Kekuatan dan Kelemahan (Kondisi Internal)


Organisasi

No Kondisi internal organisasi Bobot Rating Nilai

Kekuatan:
1. Ada SDM pengelola limbah medis rumah 0,2 3 0,6
sakit
2. Ada anggaran untuk pengelolaan limbah rumah 0,2 3 0,6
sakit
3. Ada job description pengelolaan limbah 0,1 2 0,2
4. Ada sarana dan prasarana untuk
pengelolaan limbah 0,2 2 0,4
5. Ada Kebijakan Internal yaitu Keputusan 0,2 4 0,8
Direktur Rumah Sakit nomor
5370/419/IV/RSB/2017 tentang Pengelolaan
6 Limbah di Rumah Sakit Biomedika 0,1 2 0,2
Ada SOP (Standar Operasional Prosedur)
pengelolaan limbah medis

Jumlah nilai kekuatan 2,8


Kelemahan:
1. Belum semua petugas pengelola limbah 0,2 2 0,4
mengikuti pelatihan
2. Belum ada petugas pengawas dan petugas 0,2 2 0,4
pengangkut limbah medis khusus sesuai
kualifikasi
3. Perencanaan anggaran pengelolaan limbah kurang 0,2 2 0,4
detail/spesifik
4. Kurang terpenuhinya standar pengelolaan 0,2 2 0,4
limbah
5 Belum ada trolly khusus pengangkut limbah 0,2 1 0,2
medis

Jumlah nilai kelemahan 1,8


Selisih kekuatan dan kelemahan 1,0
101

Tabel IV.17. Perhitungan Peluang dan Ancaman (Kondisi Eksternal)


Organisasi

No Kondisi eksternal organisasi Bobot Rating Nilai

Peluang:
1. Kerjasama dengan Pihak ketiga PT.Artama 0,3 3 0,9
Sentosa dalam pemusnahan limbah medis
2. Adanya tempat pelatihan/pendidikan untuk 0,2 3 0,6
meningkatkan keahlian pengelolaan sampah
rumah sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1204 tentang 0,3 4 1,2
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Jumlah nilai peluang 2,7
Ancaman:
1. Adanya pencemaran lingkungan yang 0,2 3 0,6
menyebabkan masyarakat protes
2. Adanya lokasi TPS transit dapat menyebabkan 0,3 4 1,2
masyarakat umum mencari keuntungan dari
limbah medis tanpa memikirkan bahaya bagi
dirinya dan orang lainorang lain
Jumlah nilai ancaman 1,8
Selisih peluang dan ancaman 0,9

Hasil perhitungan faktor-faktor internal dan eksternal Rumah Sakit

Biomedika sebagaimana tercantum pada tabel IV.15 dan tabel IV.16

menunjukkan bahwa dari segi internal organisasi mempunyai kekuatan

yang lebih besar dibandingkan kelemahannya dan dari segi

eksternal organisasi mempunyai peluang yang lebih besar dibandingkan

ancaman yang akan dihadapi.

Penilaian analisis SWOT menunjukkan hasil sebagai berikut:

1. Analisis nilai pada kondisi internal organisasi menunjukkan

nilai kekuatan adalah 2,8 dan kelemahan adalah 1,8. Jadi, kekuatan

organisasi lebih besar 1,0 poin dibandingkan dengan kelemahannya.


102

2. Analisis nilai pada kondisi eksternal organisasi menunjukkan

nilai peluang adalah 2,7 dan ancaman adalah 1,7. Jadi, peluang yang

ada lebih besar 0,9 poin dibandingkan dengan ancaman yang akan

dihadapi.

Dengan demikian posisi kinerja manajemen Rumah Sakit

Biomedika berada di kuadrant I. Ini merupakan situasi yang sangat

menguntungkan. Rumah Sakit memiliki kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan

dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif (Growth oriented strategy), terlihat pada gambar IV.4.

Opportunity

(1, 0,9)
(-,+) (+,+)
Ubah Strategi Progresif
Kuadran I
Kuadran III
Weakness Strength

Kuadran IV Kuadran II

(-,-) (+,-)
Strategi Bertahan Diversifikasi Strategi

Threath

Gambar IV.4 Diagram Posisi Manajemen Pengelolaan Limbah Padat


Medis di Rumah Sakit Biomedika

Faktor-faktor lingkungan dari matrix factor internal dan factor-factor

lingkungan ekternal dari matrik factor ekternal terangkum dalam Matrik

SWOT seperti pada tabel IV.18


103

Tabel 4.18. Matrik SWOT

Kekuatan Kelemahan
(Strengths) (Weaknesses)
Faktor internal
1. Ada SDM pengelola limbah 1. Belum semua petugas
rumah sakit pengelola limbah
2. Ada anggaran untuk mengikuti pelatihan
pengelolaan limbah rumah 2. Belum ada petugas
sakit pengawas dan petugas
3. Ada tupoksi pengangkut limbah
pengelolaan limbah medis sesuai kualifikasi
4. Ada sarana dan prasarana 3. Perencanaan anggaran
untuk pengelolaan limbah pengelolaan limbah kurang
5. Ada Keputusan Direktur detail/spesifik
Rumah Sakit 4. Kurang terpenuhinya
Faktor Eksternal 6. Ada SOP standar pengelolaan
Limbah
5. Belum ada trolly khusus
pengangkut limbah medis
Peluang Strategi SO Strategi WO
(Opportunities) (Peluang-Kekuatan) (Peluang-Kelemahan)
1. Kerjasama dengan pihak 1. Memanfaatkan struktur 1. Meningkatkan kemampuan
ketiga dan distributor organisasi yang mantap petugas melalui
2. Adanya tempat dalam mengoptimalkan pelatihan/pendidikan
pelatihan/pendidikan untuk pengelolaan limbah rumah sakit 2. Menyusun rencana
meningkatkan keahlian 2. Memanfaatkan dana yang ada pengelolaan limbah yang
pengelolaan sampah rumah secara maksimal untuk lebih detil sesuai standar
sakit mengoptimalkan pengelolaan Keputusan Menteri Kesehatan
4. Keputusan Menteri sampah rumah sakit 3. Meningkatkan pelaksanaan
Kesehatan RI No. 1204 3. Meningkatkan kualitas SDM pengelolaan sampah sesuai
tentang Persyaratan dengan pelatihan/pendidikan dengan standar Peraturan
Kesehatan Lingkungan 4. Menyediakan sarana dan Menteri Kesehatan
Rumah Sakit prasarana sesuai standar
Keputusan Menteri Kesehatan
5. Menyusun SOP pengelolaan
limbah yang jelas sesuai
dengan Keputusan
Menteri Kesehatan
Ancaman Strategi ST Strategi WT
(Threats) (Ancaman-Kekuatan) (Ancaman-Kelemahan)
1. Adanya pencemaran 1. Mendayagunakan semua unit 1. Meningkatkan kualitas
lingkungan yang organisasi sesuai dengan tugas petugas untuk mencegah
menyebabkan masyarakat dan kewenangannya untuk terjadinya pencemaran
protes mengelola limbah untuk lingkungan
2. Adanya lokasi TPS transit mencegah terjadinya 2. Memperbaiki perencanaan
menyebabkan masyarakat pencemaran lingkungan pengelolaan limbah supaya
umum mencari keuntungan 2. Mengadakan penyuluhan memenuhi standar sehingga
dari limbah medis tanpa kepada masyarakat tentang mencegah terjadinya
memikirkan bahaya bagi bahaya sampah terutama pencemaran
dirinya dan orang lain sampah medis 3. Memperketat pelaksanaan
pengelolaan limbah sesuai
standar sehingga dapat
mencegah kesempatan
memanfaatkan limbah medis
104

Berdasarkan hasil penelitian Rumah Sakit Biomedika mempunyai

kekuatan dan peluang yang besar, sehingga strategi yang cocok dalam

perencanaan pengelolaan limbah padat medis adalah strategi SO

(Strengths- Opportunities), yaitu memanfaatkan seluruh kekuatan untuk

merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya, seperti:

1. Memanfaatkan struktur organisasi yang mantap dan instalasi yang

mandiri, untuk meningkatkan kerjasama institusi/instansi dalam

mengoptimalkan pengelolaan limbah medis rumah sakit

2. Meningkatkan kualitas SDM dengan pelatihan/pendidikan

3. Mengoptimalkan anggaran Pengelolaan limbah

4. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai standar Kepmenkes

5. Menyusun SOP pengelolaan limbah yang jelas sesuai dengan

Keputusan Menteri Kesehatan

6. Menyusun perencanaan pengelolaan limbah yang jelas sesuai

dengan Kepmenkes
BAB V

PERENCANAAN

Rumah Sakit Biomedika menghasilkan limbah yang dibedakan menjadi 2

jenis, yaitu limbah medis dan limbah non medis. Pengelolaan limbah

dilaksanakan oleh cleaning service dan dibawah pengawasan petugas dari

Pengelola Sanitasi Rumah Sakit dan kerjasama dari seluruh unit penghasil limbah

di Rumah Sakit Biomedika.

Jumlah timbulan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika adalah

rata-rata 8,2143 kg/hari, dimana jumlah sampah yang terkelola setiap bulan di

Rumah Sakit Biomedika untuk limbah padat medis adalah sebanyak 266,5 kg.

Limbah tesebut bersifat infeksius, dapat mengganggu kesehatan

masyarakat dan kelestarian lingkungan ataupun ekosistem di dalam dan sekitar

rumah sakit. Apabila pengelolaan limbah ini tidak dilaksanakan secara

saniter, maka akan menyebabkan gangguan terhadap kelompok masyarakat di

dalam maupun di luar rumah sakit.

Menurut peneliti beberapa variable yang sangat berpengaruh terhadap

pengelolaan limbah padat medis yaitu regulasi, sumber daya manusia (SDM),

teknik pengelolaan limbah padat medis dan finansial. Variable tersebut harus

dikaji dengan matang, dirumuskan melalui suatu perencanaan untuk memenuhi

tujuan dan sasaran kebijakan (Adisasmito dalam Oktavianty, 2016).

Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dan

105
106

hasil penelitian serta Analisa SWOT pengelolaan limbah padat medis di Rumah

Sakit Biomedika, maka disusun suatu perencanaan dalam penatalaksanaan

pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit Biomedika.

5.1 Tujuan

Tujuan disusunnya perencanaan pengelolaan limbah padat medis adalah:

a. Mencegah atau menghindari dampak negatif dari limbah padat medis

b. Sebagai acuan untuk pelaksanaan tugas berkaitan dengan lingkup kerja

dalam pengelolaan limbah padat medis sehingga aman bagi manusia dan

lingkungan

c. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi petugas dalam

pengelolaan limbah padat medis

d. Dapat meningkatkan pengetahuan bagi pihak manajemen Rumah Sakit

Biomedika dalam pengambilan keputusan dalam pengelolaan limbah padat

medis

e. Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan

kerja bagi petugas pengelola limbah padat medis

5.2. Ruang Lingkup Perencanaan

5.2.1. Unit Organisasi

Secara umum, unit operasional rumah sakit terdiri dari tiga bagian

besar, yakni unit kegiatan pelayanan medik, unit kegiatan penunjang medik

dan unit kegiatan penunjang nonmedik. Kepala Rumah Sakit atau direktur

Rumah Sakit menetapkan lingkup pelayanan atau bidang yang masuk dalam
107

unsur pelayanan penunjang medis dan unsur pelayanan penunjang non medik

(Perpres nomor 77 tahun 2015)

Unit kegiatan penunjang non medik, terdiri dari unit kegiatan sanitasi, unit

kegiatan logistik, unit kegiatan linen dan laundry, unit kegiatan rekam medik,

unit kegiatan sarana dan prasarana fisik, serta unit kegiatan mekanikal dan

elektrikal (Hapsari, 2010)

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 56 tahun 2014, bahwa

pelayanan penunjang nonklinik adalah meliputi pelayanan laundry/linen, jasa

boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang,

ambulans, sistem informasi dan komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem

penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air

bersih.

Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit (SMLRS) adalah sistem

pengelolaan lingkungan yang merupakan bagian dari rangkaian manajemen di

rumah sakit yang meliputi pendekatan struktur organisasi, kegiatan

perencanaan, pembagian tanggung jawab dan wewenang, praktik menurut

standar operasional, prosedur khusus, proses berkelanjutan dan

pengembangan sumber daya manusia untuk mengembangkan, menerapkan,

mencapai, mengkaji, mengevaluasi, dan mensinergikan kebijakan lingkungan

dengan tujuan rumah sakit (Adisasmito, dalam Asmarhany, 2014)

Berdasarkan Analisa SWOT dengan memanfaatkan struktur organisasi yang

mantap dan instalasi sanitasi yang mandiri, dapat meningkatkan kerjasama

institusi/instansi dalam mengoptimalkan pengelolaan limbah padat medis


108

rumah sakit. Mekanisme dalam struktur organisasi Unit pengelola sanitasi

sesuyai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 56 tahun 2014 seperti

pada gambar V.1

Direktur
RS Biomedika

Wadir Pelayanan
Umum dan Keuangan

Seksi Penunjang
Kegiatan Penunjng Non Medik
non medik
1. Laundry/linen,
2. jasa boga/dapur,
3.Teknik dan
pemeliharaan Komite PPIRS
fasilitas,
4.Pengelolaan - Unit
limbah, Pengelola
5.Gudang, Limbah
6.Ambulans, Unit Prasarana
7.Sistem informasi
dan komunikasi,
8.Pemulasaraan Pengawas
jenazah, Pengelolaan
9.Sistem Limbah padat
penanggulangan medis
kebakaran,
10.Pengelolaan gas
medik,
Keterangan:
11.Pengelolaan air 1. Tenaga
bersih pengangkut LPM Garis Komando
2. Cleaning Service Garis Koordinasi

Gambar V.1. Struktur Organisasi Unit Pengelola Sanitasi sesuai dengan


Permenkes no. 56 tahun 2014.
109

Dalam pelaksanaan tugas keseharian diharapkan kesinergisan antara tugas pokok

dan tugas integrasi. Tugas pokok adalah pengelola sanitasi Rumah Sakit salah

satunya adalah pengelolaan Limbah padat medis dan tugas intergrasi adalah tugas

kerjasama dengan unit-unit yang lain seperti Bagian pemeliharaan & sarana dan

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS).

5.2.2. Sumber Daya Manusia (SDM)

Petugas sanitasi rumah sakit adalah paling dominan menentukan hasil

layanan dalam usaha pelayanan sanitasi rumah sakit. Peranan tenaga sanitasi

rumah sakit diharapkan menjadi unsur (provider) utama yang bertanggung

jawab terhadap layanan sanitasi rumah sakit. Untuk itu dilakukan perencanaan

penambahan SDM dalam pengelolaan limbah padat medis, yaitu:

1. Pendidikan

a) Tenaga sanitasi yang meliputi:

Penetapan 1 orang penanggung jawab kesehatan lingkungan rumah

sakit/pengelola sanitasi, pendidikan S1 Teknik Lingkungan.

b) Tenaga pengelola limbah rumah sakit meliputi:

1) Perekrutan tenaga Pengawas pengelolaan limbah rumah sakit ,

kualifikasi D3 ditambah latihan khusus.

2) Penetapan 3 orang tenaga pengangkut limbah khusus padat medis

(sesuai dengan shiff) , kualifikasi SMP ditambah latihan khusus.


110

2. Tupoksi

a. Penanggung Jawab Kesehatan Lingkungan/Pengelola Sanitasi

Adapun tugas-tugas Penanggung Jawab Kesehatan Lingkungan/

Pengelola sanitasi rumah sakit yaitu:

1) Membuat perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pengelolaan

limbah padat medis

2) Mengembangkan prosedur rutin termasuk manual mutu untuk

pelaksanaannya.

3) Melakukan koordinasi antar unit-unit pengelola limbah padat medis,

bidang pemeliharaan dan sarana, Komite PPIRS

4) Melatih dan mengawasi karyawan-karyawan tertentu termasuk

petugas cleaning service.

5) Membagi tugas dan tanggung jawab.

6) Melapor kepada atasan atau pimpinan rumah sakit.

Petugas yang berwenang dalam pelaksanaan usaha sanitasi rumah

sakit merupakan kunci dalam panitia/komite keamanan dan harus

melaksanakan tugasnya dalam pengawasan infeksi. Petugas harus

melakukan suatu pengamatan (surveilence) sanitasi yang efektif dan

melaporkan pelaksanaan programnya kepada pimpinan rumah sakit.

a. Tenaga Pengawas

Adapun tugas tenaga pengawas pengelolaan limbah padat medis rumah

sakit adalah :
111

1) Membuat rencana kerja mengenai pengawasan pengelolaan limbah

rumah sakit

2) Melaksanakan/mengkoordinir pemilahan dan pewadahan limbah

padat medis sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dari

Kementerian Kesehatan RI

3) Melaksanakan pengawasan dan perbaikan teknik pengelolaan limbah

rumah sakit

3) Melaksanakan pengawasan kelengkapan sarana dan penggunaan

APD di lapangan

4) Membantu perencanaan kebutuhan sarana pengelolaan limbah rumah

sakit

5) Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan pengawasan

pengelolaan limbah padat medis

6) Membuat Rekapan/pencatatan timbulan limbah padat medis dan

pelaporan kegiatan pengelolaan limbah padat medis

c) Tenaga Pengangkut limbah padat medis

Adapun tugas dan fungsi tenaga pengangkut limbah padat medis:

1) Melaksanakan pengumpulan, pengangkutan limbah padat medis

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dari Kementerian

Kesehatan RI

2) Melaksanakan pengaturan penampungan sementara di TPS B3

3) Melaksanakan penimbangan timbulan limbah medis dan

mencatatnya dalam catatan harian timbulan limbah


112

3. Kinerja

Kinerja adalah bagaimana semua unit pengelola limbah dapat mentaati

prosedur yang sudah ditetapkan dan disyahkan Direktur Rumah Sakit.

5.2.3. Penguatan pada Standart Operating Prosedure (SOP)

Jenis Standart Operating Prosedure (SOP) dalam pengelolaan limbah:

a. SOP Pengelola Sanitasi

b. SOP Pengawas pengelolaan limbah Rumah Sakit

c. SOP Pemilahan dan pewadahan/Pengelolaan limbah infeksius, limbah

benda tajam, limbah farmasi, limbah radiologi dan limbah sitotoksin.

d. SOP Pengumpulan dan pengangkutan limbah padat medis

e. SOP Pengelolaan TPS B3

f. SOP pengemasan dan pengangkutan limbah keluar rumah sakit

g. SOP penanganan tumpahan limbah infeksius

5.2.4. Teknik Pengelolaan Limbah Padat Medis

1. Minimasi, pemilahan dan pewadahan Limbah padat medis

a. Minimasi limbah

Petugas Laboratorium dan Farmasi melakukan minimasi limbah padat

perawatan dan kebersihan. medis seperti :

1) Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah

sebelum membelinya.

2) Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.

3) Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara

kimiawi.
113

4) Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam

kegiatan

5) Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai

menjadi limbah bahan berbahaya dan beracun.

6) Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan

7) Menggunakan bahan-bahan yang diproduksi lebih awal untuk

menghindari kadaluarsa.

8) Menghabiskan bahan dari setiap kemasan

9) Mengecek tanggal kadaluarsa bahan-bahan pada saat diantar oleh

distributor.

b. Pemilahan dan Pewadahan Limbah

1) Teknik pemilahan

Dilakukan pemilahan jenis limbah padat medis mulai dari sumber

yang terdiri dari limbah infeksius, limbah benda tajam, limbah

farmasi, limbah sitotoksis, limbah laboratorium/kimiawi, dan

limbah radioaktif

2) Teknik pewadahan limbah padat medis:

a) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat,

kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada

bagian dalamnya, misalnya fiberglass.

b) Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia

tempat pewadahan sesuai dengan karakteristik limbah.


114

Penempatan pewadahan limbah rumah sakit per unit penghasil

limbah seperti tabel V.1 dan V.2

Tabel V.1 Penempatan Pewadahan Limbah Padat Medis Rumah Sakit


per Unit Penghasil Limbah.

No Unit Penghasil Pewadahan/Tempat Sampah


Limbah
Infeksius Botol Safety box Farmasi Ember Linen
Sedang Besar

1 IGD 1 1

2 Laboratorium 4 4

3 Ruang 2
Apotikdan
Farmasi
4 Radiologi 1 1

5 OK 4 2 2

6 VK 1 1 1

7 Endoskopi 1 1

8 ICU 2 1 1 1

9 Ruang 1 1 2
Perawat atas
10 Ruang 1 1 2
Perawat
Bawah
11 Linen 1

12 Spoolhook 1

13 Poli rawat 1 1
jalan Paru
14 Poli rawat 1 1
jalan penyakit
dalam
Jumlah 18 2 3 13 2 8
115

Tabel V.2. Kebutuhan Kantong Plastik dalam Pengelolaan Limbah Padat


Medis dalam 1 bulan di Rumah Sakit Biomedika

No Katagori Warna Kantong Plastik


limbah
Kuning Coklat Merah
Uk.40 Uk.90 /Dus
1 Infeksius 40 bks 900 lb

2 Farmasi/Bahan Dus
Kimia
3 Radiologi 90 lb

4 Benda Tajam Dus

5 Domestik

Total 40 bks 900 lb Dus 90 lb

Hasil Analisa 2018

2. Pengumpulan dan Pengangkutan

1) Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah

menggunakan trolli dengan drum khusus yang tertutup.

Direktur menetapkan 1 orang per shiff (3 orang) petugas khusus

pengangkut limbah medis, yang sudah pernah mendapatkan pelatihan

khusus pengelolaan limbah medis.

2) Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat

pelindung diri.

Kebutuhan APD dan sarana pengangkut seperti pada Tabel V.3


116

Tabel V.3 Kebutuhan APD dan Sarana dalam Pengumpulan dan Pengangkutan
Limbah di Rumah Sakit Biomedika

No Nama Keperluan/Jumlah
sarana Petugas Petugas Cleaning Petugas Petugas Total
Medis Pengangkut Service Linen pengawas
limbah
1 APD:
Topi 3 12 2 17
Masker 88 3 12 2 1 106
Handscoon 88 3 12 2 1 106
Pakaian 3 12 2 17
Kerja
Sepatu 3 12 2 17
2 Sarana
Trolly 1 1
Drum 1 1
Kontainer 3 3

3) Semua kegiatan pengangkutan dilakukan oleh petugas pengangkut limbah

padat medis dengan memakai rute terpendek.

Adapun rencana rute pengangkutan limbah padat medis adalah seperti

berikut:

a) Rute 1 adalah untuk pengambilan limbah ruang perawat lantai atas.

b) Rute 2 adalah pengambilan limbah ruang ICU, Farmasi, ruang

spoolhook, ruang perawat lantai bawah.

c) Rute 3 adalah pengambilan limbah padat medis ruang OK, VK, Linen

dan endoscopy.
117

d) Rute 4 adalah pengambilan limbah padat medis ruang Laboratorium,

Rontgen/Radiologi, Apotik, Poli Paru, Poli Penyakit Dalam, IGD.

3. Penyimpanan/TPS Limbah medis

1) Melengkapi tempat penyimpanan limbah dengan container dan cover

atau penutup. Direncanakan dalam TPS di letakkan 3 kontainer limbah

yaitu untuk container limbah B3 non medis, kontainer limbah botol dan

container limbah infeksius.

2) Memberikan kode/label

Setiap kontainer diatasnya diberikan kode dan label

Denah penyimpanan limbah padat medis pada TPS B3 di Rumah Sakit

Biomedika seperti tertera pada gambar V.2

Keterangan:
2 1
Volume container: 240 liter
3 1 : Kontainer limbah B3 non medis

2 : Safety Box
4
3 : Kontainer limbah Botol

4: Kontainer limbah Infeksius

Gambar V.2 Denah Penyimpanan Limbah Padat Medis pada TPS B3

Seiring dengan pertambahan penduduk dan berkembangnya Kota

Mataram, dimungkinkan untuk peningkatan kegiatan dan pelayanan

Kesehatan di Rumah Sakit Biomedika. Peningkatan pasien akan

menyebabkan timbulan limbah akan semakin meningkat. Perlu disiasati

lokasi TPS B3 yang lebih kompeten, serta rute pengangkutan yang

terpendek seperti tertera pada denah gambar V.3.


S T X
p
R.Gi R.Re R.Rawat Inap Bawah
bawah a
R.Ra R.Ra Lin R.Do Lab M Poli
R. o zi kam n
wat wat en kter
Dapur o Medi g Inap Inap
l
k g
h a R.
o R.K KTU
U l eua
t R. Poli
nga
R.Do Ront
2
n
R.Perl kter gen
TPS B3
engka
pan Existing

R. A
R.Far
Di p
S masi
re o
Rute 2 Rute 3 kt ti
Rute 1 ur k
R.Raw
at Inap R.Ra R.P R. R. T R. R.Pe R.
ICU a
wat era Ra Ra VK muli Ster
n
Inap wat wat wat g
han il
Baw
Ina Ina g
R
p p a
ah
R.E
P P
K.Mayat ndo l o o
t
sko
R. R.Al
li Li
R.CS py 2
OK P
Sara
at P
X na ar
u D

TPS/
kontainer IGD
Domestik Relokasi TPS B3
Rute 4

Gambar V.3 Denah Rencana Relokasi Pembangunan TPS B3 dan Rute Pengangkutan Limbah Padat Medis

118
Keterangan :

a. Unit penghasil limbah lantai atas adalah rute 1

b. Unit penghasil limbah dengan warna merah adalah rute 2

c. Unit penghasil limbah dengan warna hijau adalah rute 3

d. Unit penghasil limbah dengan warna biru adalah rute 4

Relokasi TPS B3 adalah di bagian belakang sisi samping Area Rumah

Sakit Biomedika, bersebelahan dengan lokasi TPS/kontainer limbah

domestik. Rencana relokasi TPS B3 mengambil lahan dengan luas 3m x

2,25m seperti denah gambar V.4. Struktur Fisik bangunan mengikuti

persyaratan struktur bangunan limbah B3.

4m ke dapur

TPS 3,75m TPS B3 3m


Domestik
2,25m

Gambar V.4 Denah Detail Bangunan TPS B3

4. Pengemasan dan pemusnahan

1) Pengangkutan keluar rumah sakit menggunakan kendaraan dari PT.

Artama Sentosa Indonesia sesuai dengan MOU yang sudah disepakati.

2) Pengangkutan limbah ke kendaraan limbah B3 memakai trolly khusus

limbah padat medis

119
120

Dengan volume container 240 liter = 32,10 kg (Amien, et, al. 2015),

maka dengan 2 kontainer 240 liter = 64,20 kg, sedangkan timbulan

limbah perhari 8,241 kg maka dalam waktu 7 hari limbah pada TPS B3

sudah harus terangkut oleh pihak ketiga.

Penetapan dalam MOU harus tercantum dalam salah satu ayat, bahwa

pihak ketga akan mengangkut limbah padat medis di Rumah Sakit

Biomedika setiap 1 minggu sekali.

3).Prosedur pengemasan sesuai dengan SOP pengemasan dan

pemusnahan.

5.2.6. Finansial

Sumberdaya yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan suatu

kegiatan, selain sumber daya manusia adalah adanya anggaran yang

memmadai dalam upaya membiayai seluruh opeasional kegiatan.

Unit pengelola Sanitasi membuat Rencana Kegiatan Anggaran (RKA)

berdasarkan hasil evaluasi dan analisa kegiatan pengelolaan limbah di

Rumah Sakit Biomedika. Rencana Anggaran diusulkan ke bagian penunjang

non medis untuk ditelaah dan minta persetujuan Direktur Rumah Sakit

melalui Wadir Pelayanan Umum dan Keuangan.

Anggaran direncanakan dalam kurun waktu 5 tahun mendatang seperti

tertera pada tabel V.4


Tabel V.4. Rencana Kegaiatan Anggaran Pengelolaan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika tahun 2019-2013

No Jenis Kegiatan Satuan Volume Harga Total Anggaran/Tahun (dalam Ribuan Rupiah) Sumber
Satuan
2019 2020 2021 2022 2023

1 Gaji Cleaning Rp 1 paket/ 31.000.000 372.000 372.000 372.000 372.000 372.000 UMK Kota
Service, bulan Mataram
Jasa pihak ketiga Rp 7.000.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 2018
2 Pengadaan
kantong plastic
1) Ukuran 40 bks 384 29.000 11.136 11.136 11.136 11.136 11.136 Survey harga
kuning “Nuansa
2) Ukuran 60 lbr 10.800 2.000 21.600. 21.600 21.600 21.600 21.600 Plastik”
kuning
3 Biaya Kesepakatan
pemusnahan oleh dengan pihak
pihak ketiga Kg 3.198 35.000 111.930 111.930 111.930 111.930 111.930 ketiga

4 Biaya Analisa
pemeliharaan & Paket 12 1.000.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 Bagian
desinfektan perlengkapan
5 Pengadaan sarana
-Kontainer limbah Bukalapak.
di TPS Bh 3 939.000 - 2.817 com
-Drum plastik Bh 1 210.000 210
-Trolly limbah Bh 1 750.000 750
medis Krisbow

121
122

No Jenis Kegiatan Satuan Volume Harga Total Anggaran/Tahun (dalam Ribuan Rupiah) Sumber
Satuan 2019 2020 2021 2022 2023

6 Pengadaan: Tokopedia.
-Safety Box 5 lt Bh 360 5.500 1.980 1.980 1.980 1.980 1.980 com
-Safety Box 12,5
lt Bh 1200 38.700 46.440 46.440 46.440 46.440 46.440

7 Pengadaan APD:
-Sensi Masker Ktk 1.080 31.000 33.480 33.480 33.480 33.480 33.480 Bukalapak.
-Sensi Glover Ktk 720 50.000 36.000 36.000 36.000 36.000 36.000 com
-Gloves CS psng 204 22.000 4.488 4.488 4.488 4.488 4.488
-Topi Bh 17 40.000 680 680 680 680 680
-Sepatu Psng 17 139.000 2.363 2.363 2.363 2.363 2.363
-Pakaian kerja Psng 17 200.000 3.400 3.400 3.400 3.400 3.400

8 Pembangunan/ m² 6,75 4.720.000 31.860 Standar


Relokasi PS B3 Satuan Harga
(SSH)
Pemerintah
Kota
Mataram
2018
Total 665.457 667.314 696.357 664.497 664.497

Sumber: Hasil Analisa, 2018


BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Sistem Pengelolaan Limbah Padat Medis di Rumah Sakit

Biomedika belum optimal, belum sesuai dengan standar yang ditetapkan

dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1204

tahun 2004,

Hasil Evaluasi pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit

Biomedika menunjukkan bahwa Kinerja pengelolaan Limbah padat

Medis seperti ketersediaan sumber daya manusia (SDM), teknik

pengumpulan dan pengangkutan, penyimpanan sementara limbah padat

medis serta teknik pengemasan dan pemusnahan limbah padat medis oleh

pihak ketiga masih kurang.

Perencanaan sistem pengelolaan limbah padat medis di Rumah

Sakit Biomedika adalah perbaikan struktur organisasi unit pengelola

sanitasi Rumah Sakit, penambahan dan pelatihan 1 orang petugas

pengawas dan penetapan 3 orang (sesuai dengan shiff) petugas pengangkut

limbah padat medis, perencanaan pengadaan 1 buah trolly dan drum

plastik, 3 buah container limbah di TPS B3, perencanaan rute

pengangkutan limbah padat medis, perencanaan Relokasi TPS B3, dengan

ukuran dimensi 3m x 2,25m x 3m dan Perencanaan anggaran pengelolaan

limbah padat medis dalam kurun waktu 5 tahun mendatang (tahun 2019

123
124

s/d tahun 2023) adalah sebesar Rp.3.358.122.000,- (tiga milyar tiga ratus

lima puluh delapan juta seratus dua puluh dua ribu rupiah).

6.2. Saran

Perlu adanya pelatihan/peningkatan kualitas SDM pengangkut

limbah padat medis, mempekerjakan tenaga cleaning service yang sudah

mempunyai sertifikat pelatihan pengelolaan limbah medis, peningkatan

monitoring dan evaluasi pengelolaan limbah padat medis sehingga

hasilnya lebih optimal sesuai yang diharapkan. Untuk penelitian lanjutan

dapat menganalisis proyeksi timbulan limbah padat medis dan sistem

pengelolaan limbah domestik di rumah sakit.


125

DAFTAR PUSTAKA

Arestria, Dian Fitri. 2009. Analisis Sistem Pengelolaan Limbah Medis Di Rumah
Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto(Rumkitpolpus RS.Sukanto)
2009. Depok: Universitas Indonsia

Atik, Adel Muftah Amro. 2011. Evaluasi Pengelolaan Limbah Padat Secara
Terpadu Di Rumah Sakit. Jurnal Dian Vol. 11. Semarang: Universitas
Diponogoro

Asmarhany, Candra Dewi. 2014. Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah


Sakit Umum Daerah Kelet Kabupaten Jepara. Semarang: Universitas
Negeri Semarang

Biomedika, 2017. Profil Biomedika. Mataram

Depkes RI, 2016. Propil Kesehatan Indonesia. Jakarta

Darmawati, Zaenal Akhmadi dan Moh. Adib. 2016. Pengelolaan Limbah Padat
Medis Di Rumah Sakit Umum Daerah DR. Agoesdjam Ketapang. Volume 8.
Pontianak. Poltekkes

Febrina, Rahma. 2012. Sistem Pengelolaan Sampah Padat Di Rumah Sakit X


Jakarta Tahun 2011. Depok: FKM UI

Hapsari, Riza. 2010. Analisis Pengelolaan Sampah Dengan Pendekatan Sistem Di


RSUD DR. Moewardi Surakarta. Semarang: Universitas Diponogoro

Hendra Amien, Anita Dewi Moelyaningrum, Rahayu Sri Pujiati. 2015. Timbulan
Limbah Padat Medis Di Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember. Artikel
Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa. Jember: Universitas Jember

Ismail Jabar, B. Isyandi dan Susi Hendriani. 2014. Pengaruh Motivasi dan
Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja dan Implikasinya terhadap Disiplin
Kerja Tenaga Paramedis pada Rumah Sakit Umum Daerah DR.M.Pratomo
Kabupaten Rokan Hilir. Jurnal Ekonomi. Volume 22.

Kepmenkes 1204, 2004. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit,


Jakarta: Depkes RI

Misgiono,Onny Setiani, Budiyono. 2014. Evaluasi Manajemen Limbah Padat


Dan Cair Di RSUD Mimika. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia,Vol.
13.
126

Oktavianty, Helda Puspa. 2016. Analisis Sistem Manajemen Lingkungan Rumah


Sakit Dalam Aspek Pengelolaan Limbah Medis Padat ( Study Kasus Rumah
Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal ). Semarang: Universitas Negeri
Semarang

Paramita, Nadia. (2007). Evaluasi Pengelolaan Sampah Rumah Sakit Pusat


Angkatan Darat Gatot Soebroto. Jurnal Presipitasi.Vol. 2. ISSN 1907-187X.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56. 2014. Klasifikasi


dan Perizinan Rumah Sakit. Depkes RI: Jakarta

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77. 2015. Pedoman Organisasi


Rumah Sakit. Depkes RI: Jakarta

Rahno Dionisius, Jack Roebijoso, Amin Setyo Leksono. 2015. Pengelolaan


Limbah Medis Padat Di Puskesmas Barong Kabupaten Manggarai Timur
Propinsi Nusa Tenggara Timur. J-PAL, Vol. 6, No. 1, 2015 ISSN: 2087-
3522 E-ISSN: 2338-1671

Rahman Fadhilah, Sarto, Susi Iravati. 2017. Evaluasi Pengelolaan Sampah di


Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Hadji Boejasin Pelaihari, Jurnal
Kebijakan Kesehatan Indonesia, Volume 06
Sirait,A.A.F.D,A,NAZRIATI,E. 2015. Analisis Pengelolaan Limbah Medis Di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungtua Kabupaten Padang Lawas
Utara Propinsi Sumatera Utara. Jurnal Ilmu Lingkungan. ISSN 1978-5283
Satrianegara, M. Fais. 2016. Pendekatan Analisis Manajemen Kebijakan Dalam
Pengelolaan Limbah Rumah Sakit. ISSN : 2443—1141 Volume 2, NO. 2.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA

Triana Nenny, Soedjajadi Keman. 2006. Evaluasi Pengelolaan Sampah Padat Di


Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.3
To’Biri. 2015, Nowin Duma. 2015. Pengelolaan Limbah Padat Medis di RSUD
Nunukan Kabupaten Nunukan. Samarinda: Politeknik Pertanian Negeri

The Indonesian Public Health Poertal. 2016. Pengertian dan Tujuan Evaluasi.
Public Health Home

UU RI No.36. 2009. Kesehatan. Depkes RI: Jakarta

UU RI No.44. 2009. Rumah Sakit. Depkes RI: Jakarta

Yunizar, Ahmad. 2004. Sistem Pengelolaan Limbah padat pada RS


Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin, Artikel II, Vol 1 No.1
127

Lampiran 1

Wawancara bagi Direktur Rumah Sakit

Nama/Kode : P1

Jabatan : Direktur

Pertanyaan :

1. Pengelolaan limbah adalah kegiatan yang melibatkan banyak orang, maka

untuk itu perlu ditetapkan suatu kebijakan yang akan menjadi

konsep/deklarasi mengenai suatu pedoman , arah dan dasar dalam

pengelolaan limbah medis padat dirumah sakit…………….

Jadi bagaimana dengan disini doc? Apakah rumah sakit sudah

membuat dan mengeluarkan suatu kebijakan tentang pengelolaan

limbah medis ?

2. Apakah kebijakan tersebut sudah disosialisasikan ?

3. Bagaimana dengan tupoksi mereka dalam pengelolaan sampah ?

4. Apakah ada rencana penambahan ruangan, penambahan kegiaatan untuk 5

tahun mendatang?
128

Lampiran 2

Wawancara bagi Penanggung jawab Instalasi Sanitasi dan PPI

Nama/Kode : P2 dan P9

Pendidikan :

Lama kerja :

Status Kepeg. :

Pertanyaan :

1. Bagaimana komitmen saudara dalam menjalankan kebijakan tentang

pengelolaan limbah medis ?

- Mohon penjelasan dengan tupoksi saudara?

- Bagaimana dengan penerapan SOP ?

- Bagaimana dengan Perencanaan tentang pengelolaan limbah?

- Siapa yang melakukan Evaluasi ?

- Apa saja kendala?


129

Lampiran 3

Wawancara bagi Bagian Tata Usaha

Nama/kode : P3

Pendidikan :

Lama Kerja :

Status Kepeg. :

Pertanyaan :

1. Bagaimana konmitmen saudara dengan kebijakan tentang pengelolaan

limbah medis ?

- Apakah kebijakan sudah disosialisasikan?

- Bagimana cara Memonitor penerapan kebijakan?

- Apakah pernah dilakukan Evaluasi tentang SDM pengelola limbah?


130

Lampiran 4

Wawancara bagi Bagian Keuangan

Nama /Kode : P4

Pendidikan :

Lama kerja :

Status kepegawaian :

Pertanyaan

1. Bagaimana implementasi dan komitmen saudara tentang kebijakan

pengelolaan Limbah medis ?

- Apakah anggaran pengelolaan limbah sudah ada dalam

pengganggaran?

- Bagaimana sistim pengusulan anggaran?

- Berapa besar anggaran yang dialokasikan tahun 2018?

- Untuk keperluan apa saja anggaran tersebut?


131

Lampiran 5

Wawancara bagi Bagian Perlengkapan

Nama /Kode : P5

Pendidikan :

Lama kerja :

Status kepegawaian :

Pertanyaan

1. Bagaimana implementasi dan komitmen saudara tentang kebijakan

pengelolaan Limbah medis ?

- Apa saja tupoksi bagian perlengkapan?

- Bagaimana sistim pengusulan anggaran?

- Menurut bagian perlengkapan apakah dana tersebut sudah cukup ?

- Berapa kebutuhan kantong plastic dalam sebulan ini?

- Siapa yang menyiapkan sarana/prasarana kalau ada yang rusak?


132

Lampiran 6

Wawancara bagi Bagian Pemeliharaan dan Sarana

Nama /Kode : P10

Pendidikan :

Lama kerja :

Status kepegawaian :

Pertanyaan

1. Bagaimana implementasi dan komitmen saudara tentang kebijakan

pengelolaan Limbah medis ?

- Apa saja tupoksi bagian Pemeliharaaan dan Sarana?

- Bagaimana sistim pengusulan anggaran?

- Menurut cleaning service bahwa trolly yang ada sudah rusak,

bagaimana sistem penganggaran untuk perbaikan sarana ?


133

Lampiran 7

Wawancara bagi Petugas Laboratorium dan Farmasi

Nama /Kode : P6 dan P7

Pendidikan :

Lama kerja :

Status kepegawaian :

Pertanyaan

2. Bagaimana implementasi dan komitmen saudara tentang kebijakan

pengelolaan Limbah medis ?

- Apa saja yang harus dilakukan agar tidak ada limbah farmasi dan

bahan kimia?

- Apa saja jenis dan komposisi Limbah dalam ruangan ini?

- Bagaimana dengan penerapan SOP

- Berapa ada tempat sampah diruangan ini, untuk apa saja?


134

Lampiran 8

Wawancara bagi Bagian Ruang Rawat inap

Nama /Kode : P8

Pendidikan :

Lama kerja :

Status kepegawaian :

Pertanyaan

1 Bagaimana implementasi dan komitmen saudara tentang kebijakan

pengelolaan Limbah medis ?

- Apa saja jenis dan komposisi Limbah dalam ruangan ini?

- Bagaimana dengan penerapan SOP

- Berapa ada tempat sampah diruangan ini, untuk apa saja?

- Siapa yang bertugas dalam pemilahan dan pewadahan

- Berapa kali limbah dikumpulkan, dan siapa petugas pengumpul

limbah?

- Apakah limbah pernah sampai meluber?


135

Lampiran 9

Form Penilaan Obervasi dan Telaah Dokumen SDM Dalam Pengelolaan


Limbah Padat Medis di Rumah Sakit Biomedika

Berikan angka 1 bila sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak pada
individu yang diobservasi,dan angka 0 bila tidak sesuai

No Komponen Tugas / Indikator Hasil Keterangan


Kegiatan dipersyaratkan Observasi
(f)
1 Kualifikasi tenaga:
1) Pen.Jawab Instalasi Minimal tenaga P=f/Nx100
Sanitasi Sanitarian ( D3 ) %
2) Pengawas D1 ditambah
Pengelolaan Limbah latihan khusus
3) Petugas pengangkut SMP ditambah
limbah latihan khusus
2 Tupoksi:
9) Pengelolaan Limbah Dilakukan oleh
medis padat dari tiap perawat / petugas
unit pelayanan unit pelayanan
dilakukan pemisahan
sesuai jenis dan
komposisi
10) Pengelolaan Dilakukan oleh
limbah medis padat tenaga
diluar unit pelayanan kebersihan/cleanin
g service
11) Proses Dilakukan tenaga
pengangkutan kebersihan/Petugas
limbah padat medis pengangkut limbah
Dilakukan oleh
12) Pengawas tenaga Sanitasi,
pengelolaan limbah kualifikasi D1

3 Penerapan SOP Seluruh pengelola


limbah padat medis
berpedoman pada
SOP
Total Skor (f)
Jumlah Skor Maksimal (N) 8
Prosentase
136

Lampiran 10

Form Penilaian tentang Anggaran yang Dialokasikan Dalam


Pengelolaan Limbah Pasat Medis di Rumah Sakit Biomedika

Berikan angka 1 bila sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak
pada individu yang diobservasi,dan angka 0 bila tidak sesuai

No Jenis Kegiatan/ Frekuensi Keterangan


. Alokasi Anggaran (f)
1 Investasi
1. Gudang limbah medis P=f/Nx100
2. Peralatan (Tempat sampah non %
medis, Tempat sampah medis,
Kantong plastic sampah, APD)
2 Operasional
1. Gaji Cleaning Service
2. Biaya pengangkutan oleh pihak
ketiga
3. Rehabilitasi
7. Pengadaan desinfektan
Total Skor (f)
Jumlah Skor Maksimal (N) 5
Prosentase
137

Lampiran 11

Form penilaian tentang Regulasi yang diterapkan di Rumah Sakit


Biomedika

Berikan angka 1 bila sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak
pada individu yang diobservasi,dan angka 0 bila tidak sesuai

No Regulasi Frekuensi Keterangan


1 Buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di
Indonesia P=f/Nx100
2 Undang-Undang No.44 tentang Rumah %
Sakit
3 Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004
Tentang persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
4 Kebijakan internal yang dibuat oleh
Direktur Rumah Sakit
5 Standar Operasional Prosedur yang
disyahkan oleh Direktur Rumah Sakit
Total Skor (f)
Jumlah Skor Maksimal (N) 5
Prosentase
138

Lampiran 12

FORM OBSERVASI PSM

I. IDENTITAS SUBYEK

1. Nama :

2. Alamat :

2. Hari/tgl observasi :

3. Tempat observasi :

4. Waktu :

II. ASPEK YANG DIAMATI : Peran Serta Masyarakat dalam pemilahan

dan pewadahan limbah rumah sakit

JUK Berikan angka 1 bila sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak pada

individu yang diobservasi,dan angka 0 bila tidak sesuai

No Kriteria f f f f f
1 2 3 4 5

1 PSM dalam pemilahan


limbah
2 PSM dalam
Pewadahan/membuang
sampah pada tempatnya
3 Paham tentang limbah
infecsius
Total Skor (f)
Jumlah Skor Maksimal 3 3 3 3 3
(N)
Prosentase
139

Lampiran 13

PEDOMAN OBSERVASI “CHECK LIST”

I. IDENTITAS SUBYEK

1. Hari/tgl observasi :

2. Tempat observasi :

3. Waktu :

II. ASPEK YANG DIAMATI : Minimasi, Pemilahan dan Pewadahan

Limbah Padat Medis

JUK Berikan angka 1 jika sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak pada

individu yang diobservasi, dan angka 0 jika tidak sesuai.

No. Indikator dipersyaratkan Hasil


Observasi
1 Minimasi dan Pemilahan sampah pada
Sumbernya
2 Terdapat tempat penampungan sampah di ruang
rawat perawatan
3 Terdapat tempat penampungan sampah di ruang
pelayanan medic
4 Terdapat tempat penampungan sampah di ruang
obstetric/bersalin
5 Terdapat tempat penampungan sampah di ruang
emergency/ruang gawat darurat
6 Terdapat tempat penampungan sampah di ruang
Farmasi
7 Terdapat tempat penampungan sampah di unit
Laboratorium
8 Tempat penampungan sampah med is yang
digunakan kuat, tahan karat, kedap air
Kuat
9 Tempat penampungan sampah yang
digunakan memiliki tutup
10 kedap
Tempatairpenampungan sampah benda tajam
harus anti bocor dan anti tusuk
Tutup
140

No. Indikator dipersyaratkan Hasil


Observasi
11 Tempat penampungan sampah didesinfeksi
setelah dikosongkan
12 Tampungan sampah radioaktif dilapisi
plastic warna merah
berwarna merah
13 Tampungan sampah infeksius , patologi
,Anatomi dilapisi plastic warna kuning
berwarna kuning
14 Tampungan sampah citotoksis dilapisi
plastic warna ungu
18 berwarna
Tampungan ungusampah farmasi dan kimia
dilapisi plastic warna coklat
plastik berwarna
19 Tampungan coklat
sampah domestik dilapisi plastic
berwarna hitam
20 Petugas dilengkapi dengan APD
kategori sampah
Total Skor (f)
Jumlah Skor Maksimal (N) 20
Prosentase
141

Lampiran 14

PEDOMAN OBSERVASI “CHECK LIST”

I. IDENTITAS SUBYEK

1. Hari/tgl observasi :

2. Tempat observasi :

3. Waktu :

II. ASPEK YANG DIAMATI : Teknik Pengumpulan dan pengangkutan

Limbah padat medis

JUK Berikan angka 1 bila sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak pada

individu yang diobservasi,dan angka 0 bila tidak sesuai

No. Katagori yang dipersyaratkan Hasil


Observasi
1 Pengumpulan dilakukan apabila 2/3 bagian dari wadah
terisi limbah
2 Sarana pengangkut sampah yang digunakan
adalah kereta/troli khusus limbah medis
3 Kereta pengangkut sampah yang digunakan
dalam keadaan baik/tidak bocor
4 Kereta pengangkut sampah yang digunakan kedap
Air
5 Kereta pengangkut sampah yang digunakan
memiliki tutup
6 Petugas dilengkapi APD

7 Terdapat jalur khusus pengangkut limbah medis

8 Kereta pengangkut limbah medis di desinfektan


setelah digunakan
Total Skor (f)

Jumlah Skor Maksimal (N) 8

Prosentase
142

Lampiran 15

PEDOMAN OBSERVASI “CHECK LIST”

I. IDENTITAS SUBYEK

1. Hari/tgl observasi :

2. Tempat observasi :

3. Waktu :

II. ASPEK YANG DIAMATI : Penyimpanan/ TPS Medis

JUK Berikan angka 1 bila sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak pada

individu yang diobservasi,dan angka 0 bila tidak sesuai

No. Katagori yang dipersyaratkan Hasil Observasi

1 Rumah sakit wajib memiliki tempat


pembuangan
2 sementara
TPS limbah(TPS)
medissendiri
sesuai dengan persyaratan
(kedap air, ada ventilasi, rapi-teratur
3 Penyimpanan limbah medis padat dalam troli khusus
dan diberikan label
4 Penyimpanan limbah medis padat max 48 jam/2
hari berada pada penyimpanan sementara
Total Skor (f)

Jumlah Skor Maksimal (N) 4

Prosentase
143

Lampiran 16

PEDOMAN OBSERVASI “CHECK LIST”

I. IDENTITAS SUBYEK

1. Hari/tgl observasi :

2. Tempat observasi :

3. Waktu :

II. ASPEK YANG DIAMATI : Teknik Pengemasan dan Pemusnahan

JUK Berikan angka 1 bila sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak pada

individu yang diobservasi,dan angka 0 bila tidak sesuai.

No Katagori yang disyaratkan Hasil


Obsevasi
1 Pengemasan pada tempat yang kuat
2 Ada jadwal Pengangkutan keluar RS
3 Ada Pengkodean limbah B3

4 Pengangkutan keluar Rumah sakit harus


menggunakan kendaraan khusus

5 Pasca pengangkutan baik kendaraan pengangkut


limbah medis atau Gudang limbah medis harus di
desinfektan
6 Petugas dilengkapi APD
7 Pemusnahan limbah medis selambat-lambatnya 48
jam pada musim hujan dan 24 jam pada suhu ruang

8 Ada MOU dengan pihak ketiga


10 Evaluasi pihak ketiga apakah sesuai dengan Isi
MOU
Total skor (f)
Jumlah Skor Maksimal (N) 10
Prosentase
144

Lampiran 17

FORM OBSERVASI PENGGUNAAN APD

I. IDENTITAS SUBYEK

1. Nama :

2. Pendidikan :

3. Lama Kerja :

4. Status kepegawaian :

5. Hari/tgl observasi :

6. Tempat observasi :

7. Waktu :

II. ASPEK YANG DIAMATI : Penggunaan APD

JUK Berikan angka 1 bila sesuai dengan pernyataan atau gejala yang nampak pada

individu yang diobservasi,dan angka 0 bila tidak sesuai

No. Indikator yang disyaratkan F


1. Petugas memakai sarung tangan khusus (disposable
gloves/heavy duty gloves ) sewaktu bekerja.
2. Petugas memakai pakaian kerja sewaktu bekerja
3. Petugas memakai topi sewaktu bekerja
4. Petugas memakai pelindung kaki/boot sewaktu
Bekerja
5. Petugas memakai masker sewaktu bekerja
Total Skor (f)
Jumlah Skor Maksimal (N) 5
Prosentase
145

Lampiran 18

FORM: Pengukuran Volume /timbulan Limbah

Komposisi Volume /timbulan Limbah Total Volume


limbah Timbulan Limbah
1 2 3 4 5 6 7 limbah Terangkut/
dikelola
Pagi

Siang

Malam

Jumlah
Rata-Rata
perhari
146

Lampiran 19

Dokumentasi

Pemilahan dan pewadahan di Pemilahan dan pewadahan di


Ruang Poli penyakit dalam ruang laboratorium

Pemilahan dan pewadahan di Luar Pemilahan dan pewadahan di


Ruang Perawat atas Luar ruang Perawat bawah

Masker dibuang di tempat sampah Botol infus berada di tempat


dengan kantong plastik hitam di limbah domestik di ruang TPS
luar ruang perawat bawah transit
147

Proses Pengambilan dan Pengumpulan limbah


pengumpulan Limbah padat medis digantungkan pada trolly
pembersihan ruangan

Trolly dengan limbh dibawa Limbah dibawa manual oleh


keliling dari ruangan satu ke cleaning service ke TPS B3
ruangan lain

TPS pada hari ke 4 masih rapi TPS hari ke 25 limbah sudah


ruangan cukup kondusif menumpuk dan ruangan tidak
bisa ditutup
148

Pengemasan dilakukan di lorong Penimbangan dan pengangkutan


depan TPS B3 memakai trolly domestik

Kantong plastik ada yang sobek, Kendaraan khusus limbah B3, PT


karena tidak rapi waktu Artama Sentosa Indonesia
penyimpanan

Rencana Lokasi TPS B3 (Baru) Rencana pintu masuk ke TPS B3


149

Lampiran 20

Hasil wawancara :

Mengenai pengelolaan limbah padat medis di Rumah Sakit Biomedika.

“ Petugas pengelola sanitasi hanya 1 orang, bertanggung jawab dalam


pengelolaan limbah cair, dan limbah padat. Dalam pelaksanaan kegiatan
sehari-hari kami tunjuk salah satu dari pihak ketiga dalam hal ini trust
sebagai koordinator/pengawas pengelolaan sampah.”(P2)

“Saya tidak merencakan anggaran pengangkutan oleh pihak ketiga,


karena tidak tentu jumlahnya, kadang limbah banyak, kadang sedikit
tergantung kegiatan Rumah Sakit, jadi setelah limbah ditimbang langsung
mengusulkan anggarannya ke Bagian Keuangan.”(P2)

“TPS kita memang sempit, tadinya di tempat penimbangan, tepat, akses


mobil pengangkut pihak ketiga lancar, tetapi karena dibangun untuk
kamar mayat jadi penyimpanan sementara dipindahkan kesini.”(P2)

“Tenaga pengelola sanitasi kami hanya memiliki 1 orang tenaga, maklum


rumah sakit ini tergolong rumah sakit kecil. Saat ini kami kira sudah
cukup satu saja dulu, toh juga sudah dibantu oleh koordinator cleaning
service. Ya kedepannya mungkin akan kami tambah lagi.”(P3)

“Saya membuat rencana belanja sesuai kebutuhan setiap hari, lalu


mengusulkannya ke Bagian Keuangan. Biasanya dalam keadaan pasien
normal kami rencanakan membeli kantong plastic kuning dan hitam
ukuran 40 masing-masing 1 bungkus dan kantong plastic kuning dan
hitam ukuran 60 masing-masing 2 bungkus. Itu yang rutin sedangkan
pembelian tempat sampah dilakukan hanya kalau ada yang rusak, untuk
itu kami sarankan agar telaten dalam pemeliharaannya.”(P5)

“Untuk pengelolaan limbah medis, kita telah berpedoman kepada


Kepmenkes RI nomor 1204 tahun 2004 dan Undang-Undang tentang
Rumah Sakit lainnya, seperti yang tertera dalam Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Biomedika.”(P6)

SOP sudah diterapkan, baik itu SOP pengelolaan benda tajam dan SOP
pengelolaan limbah infeksius sehingga disini mungkin paling banyak ada
tempat sampah, di ruang tindakan, di pewarnaan dan di pencucian
alat.”(P6)

“Memang benar bahwa sebelum expired, obat dari ruang apotik


dikembalikan ke gudang farmasi, dan selanjutnya dibuatkan berita acara
150

untuk diretur. Kami berusaha meminimalkan obat yang kedaluwarsa.


Untuk tempat sampah farmasi disini tidak ada, mungkin karena gudang
kami sempit, jadi digabung dengan tempat sampah infecsius di ruang
perawat.”(P7)

“Pemilahan limbah padat medis dengan non medis sudah dilakukan, itu
sesuai dengan SOP. Yang melakukan pemilahan adalah kami tenaga
medis, bidan atau perawat. Setelah penuh barulah kami panggil cleaning
service untuk pengambilan dan pengumpulan.”(P8)
“Disamping berdasarkan Kepmenkes nomor 1204 tahun 2004, kita disini
juga bekerja sesuai dengan SOP masing-masing kegiatan. Untuk
pengelolaan Limbah kita mempunyai SOP tentang pengelolaan limbah
benda tajam dan SOP tentang pengelolaan limbah infecsius.”(P8)

“Astaga! Maaf bu, siapa tadi yang membuang disini. Ya, kami sudah tahu,
sebenarnya membuangnya di tempat sampah dengan kantong plastik
kuning.”(P 8)

“Ya, kami dari Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah


Sakit (PPIRS) menilai bahwa penyelenggaraan pengelolaan limbah medis
sudah mengacu pada Kepmenkes 1204 tahun 2004. Disamping itu ada
juga Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit juga mengatur tentang
itu.”(P9)

“SOP mengenai pengelolaan limbah sudah lengkap semua, ada di PPIRS


yaitu SOP pengelolaan limbah benda tajam, pengelolaan limbah infeksius.
Secara rinci prosedurnya ada di SOP karena sudah baku dan sudah
disyahkan oleh Direktur rumah sakit, Tugas kami menghimbau semua unit
pelaksana medis agar bekerja sesuai dengan SOP, disamping itu panduan
pengelolaan limbah medis juga sudah ada.”(P9)

“Troly kami sedang rusak, dan kami sudah mengusulkan ke bagian


perlengkapan untuk perbaikan, tetapi mungkin pengeluaran ada yang
lebih prioritas sehingga usulan kami tidak dapat direalisasikan. Tetapi
besok kami akan coba untuk mengusulkannya kembali.”(P10)

“Ya. Sebagai koordinator cleaning service tugas saya adalah melakukan


pengawasan terhadap semua pekerjaan cleaning service, mengambil
limbah padat, mengumpulkan, melakukan pengangkutan, menimbang
timbulan limbah baik limbah padat medis maupun limbah non medis dan
mencatatnya.”(I 1)

“Tenaga khusus tidak ada. Sebenarnya tugas kami di cleaning service,


tapi karena tenaga dari pihak rumah sakit sudah tua, lalu dipindahkan
sebagai tukang kebun, dan pekerjaan pengangkutan diserahkan kepada
kami.”(I 3)
151

“Tapi khusus di ruang ICU, petugas akan memanggil kami. Setelah itu
baru berani kani bersihkan.”(I 4)

“Jadwal kami sudah ada, pengangkutan dilakukan tiga kali dalam sehari,
jadi sebelum pertukaran Shiff kegiatan pengambilan, pengumpulan dan
pengangkutan limbah medis per ruangan sudah dilakukan, ditimbang,
dicatat ditempat ini sebelum diangkut ke TPS B3.”(I 5)

“Sebelum pengangkutan ke TPS B3, limbah padat medis terlebih dahulu


dibawa kesini, ditimbang dan dicatat, setelah itu baru dibawa ke TPS B3.
Kita menimbang disini, supaya sekaligus kita juga menimbang sampah
domestik. Kemarin-kemarin kita memakai trolly, tapi saat ini lagi rusak
dan kerusakan sudah kami laporkan. jadi kita mengangkutnya manual
saja.”(I 6)
“Ya bu, seringkali botol infus dan masker ada di tempat sampas non
medis, makanya kami keluarkan supaya tidak terlihat nanti di sampah
domestic.”(I 7)
“Belum pernah ada pelatihan khusus tentang pengelolaan medis bagi
petugas cleaning service. Diantara kami hanya 4 orang yang sudah
mendapatkan pelatihan karena mereka senior kami dan sudah lama
bekerja disini.”(I 8)

“Kalau mengumpulkan limbah padat medis di setiap ruangan dan


mengangkutnya ke TPS kami selalu memakai masker dan sarung tangan,
tapi kalau bekerja di luar ruangan, kami sering tidak memakai karena
tidak berhubungan dengan limbah infecsius.”(I 9)

“Pada waktu perekrutan, tidak ada pelatihan khusus tentang pengelolaan


limbah medis, cuma dikasi tahu tata cara mengikat dan penjelasan lainnya
dari petugas sebelumnya.”(I 13)

“Saya menunggu keluarga disini hanya sore hari sampai pagi, saya tidak
mendengar ada penyuluhan, mungkin pagi ya. Mengenai membuang
sampah sisa makanan saya membuang pada tempat sampah yang sudah
disiapkan di depan ruangan. Tapi tempat sampah dengan plastik warna
kuning, mungkin yang kotor-kotor ya, kurang tahu saya.”(M2)

“Saya membuang sampah sisa makanan di tempat sampah di


depan ruangan ini. Tidak pernah memperhatikan apa tulisan diatas bak
sampah warna kuning itu. Selama saya disini belum pernah ada
penyuluhan tentang itu.”(M5)
152

Laampiran 21

Data Timbulan Limbah di Rumah Sakit Biomedika Bulan April 2018


153
154

Anda mungkin juga menyukai