Oleh :
RORA FITRI DEWANTI
NPM. 19131011126
1
ANALISIS PENAMBAHAN RUANG RAWAT INAP VIP DI
RSUD BESEMAH KOTA PAGAR ALAM
TAHUN 2021
Oleh :
RORA FITRI DEWANTI
NPM 19131011126
Puji syukur ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan
Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil tesis ini dengan
Judul “Analisis Penambahan Ruang Rawat Inap VIP Di RSUD Besemah Kota
Pagar Alam Tahun 2021”. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dr. Nani Sari Murni, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat Bina Husada Palembang.
2. Ibu Dr. Lilis Suryani, S.Pd, M.Si selaku Pembimbing Satu yang telah
membimbing dalam pembuatan tesis ini.
3. Ibu Heriziana Hz, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Kedua yang telah
membimbing dalam pembuatan tesis ini.
4. Ibu Ersita, S.Kep, Ners. M.Kes dan ibu Dewi Suryanti, S.ST,M.Kes selaku
penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam perbaikan tesis ini.
5. Bapak dr. Ferdinand Sp,KK selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Besemah Kota Pagar Alam beserta seluruh staf yang telah memberikan
izin dan bantuan bagi penulis sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan
lancar.
6. Teman-teman semua mahasiswa/i Program Studi Magister Kesehatan
Masyarakat khususnya Administrasi Kebijakan Kesehatan STIK Bina
Husada Palembang.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap bahwa tesis ini
yang jauh dari kesempurnaan dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
vi
ABSTRAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
Tesis, 09 Agustus 2021
viii
ABSTRACT
BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
Student Thesis, 09 Agust 2021
This research is based on the tendency of the use of the VIP inpatient
room at RSUDB to continue to increase. Waiting list per day on average up to 10
queues. The addition of a VIP inpatient room requires a hospital plan that is truly
based on the environmental conditions encountered in accordance with the wishes
and needs of the people of Pagar Alam City.
This study aims to get an idea of how much additional inpatient rooms
are needed to be realized so as to produce an effective and accountable plan. This
research is a case study research using quantitative and qualitative approaches.
The research informants were 6 people from the management of the Pagar Alam
City Hospital. The data used were taken from document review, in-depth
interviews and observations. Data analysis was carried out using SWOT analysis.
This research was conducted from May to July 2021.
The results of the SWOT analysis of the addition of VIP inpatient rooms
are in the matrix it can be seen that the position of Besemah Hospital is at 1.07 on
Strength and 0.97 on Opportunity. So Besemah Hospital is quite feasible to add a
VIP inpatient room and can provide benefits if the Strength factor is optimized
and can take full advantage of the Opportunity factor.
The conclusion from the results of this study is that the addition of a VIP
inpatient room at Besemah Hospital is a necessity considering the opportunities,
challenges, weaknesses and strengths that exist through strategic efforts to
minimize existing threats from internal and internal owned of Besemah Hospital
ix
DAFTAR ISI
x
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 36
BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................... 69
5.1 Analisis Faktor Internal terhadap Penambahan Ruang Rawat Inap VIP
RSUDB ........................................................................................................... 69
5.2 Analisis Faktor Eksternal terhadap Penambahan Ruang Rawat Inap VIP
RSUDB ........................................................................................................... 73
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 78
6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 78
6.2 Saran .................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Keterangan
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
AVLOS Average Length of Stay
BPS Badan Pusat Statistik
BLUD Badan Layanan Umum Daerah
BOR Bed Occupancy Ratio
BTO Bed Turn Over
Dinkes Dinas Kesehatan
EFAS External Factors Analysis Summary
IFAS Internal Factors Analysis Summary
IGD Instalasi Gawat Darurat
LTD Lembaga Teknis Daerah
Kemenkes Kementerian Kesehatan
PAD Pendapatan Asli Daerah
Permenkes Peraturan Menteri Kesehatan
PP Peraturan Pemerintah
Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat
RS Rumah Sakit
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah
SDM Sumber Daya Manusia
SOP Standar Operasional Pelayanan
Subbag Sub Bagian
SWOT Strength, Weakness, Opportunities,
Threats
TOI Turn Over Interval
UGD Unit Gawat Darurat
UU Undang-Undang
VIP Very Important Person
xii
DAFTAR TABEL
xiii
Tabel 4.21 Faktor Eksternal RSUDB. ................................................................... 67
Tabel 4.22 Strategi Hasil Analisa SWOT RSUD. ................................................ 68
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Umum Daerah Besemah (RSUDB) adalah rumah sakit umum
rujukan tipe C, satu-satunya milik Pemerintah Kota Pagar Alam yang mulai
beroperasi sejak tahun 1989 – 1992 dengan tipe D dan pada tahun 2020 menjadi
rumah sakit tipe C dan menjadi pusat rujukan seluruh puskesmas di Kota Pagar
Alam, jumlah penduduk Kota Pagar Alam yaitu 137,909 jiwa (Profil Dinkes
Pagar Alam, 2020).
menengah ke atas, yaitu masih kurangnya jumlah ruangan rawat inap dengan
kategori ruang VIP. Hal ini merupakan salah satu alasan RSUDB melakukan
perencanaan penambahan ruang rawat inap VIP sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas sekaligus sebagai upaya
untuk meningkatkan pendapatan RSUDB yang juga dapat meningkatkan
kesejahteraan karyawan RSUDB.
Letak geografi RSUD Besemah yang mudah dijangkau oleh masyarakat
yang berasal dari 2 Kabupaten menjadi keuntungan, diantaranya adalah kabupaten
Lahat dan Kabupaten Empat Lawang. Namun banyak pasien yang berasal dari
Kota Pagar Alam dan sekitarnya berobat ke luar Kota Pagar Alam seperti
Palembang dan Jakarta untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang lebih baik
padahal jarak tempuh ke Kota Palembang cukup jauh untuk ditempuh pasien yang
sedang sakit.
Total tempat tidur di RSUD Besemah tahun 2020 berjumlah 165 TT dengan
jumlah tempat tidur VIP 6 tempat tidur, rata-rata perhari daftar tunggu pasien
untuk masuk ke ruang VIP adalah 10 pasien perhari sehingga kebutuhan untuk
tempat tidur VIP masih dirasa kurang. Kurangnya kamar VIP di RSUD Besemah
terkadang mendapat keluhan dari pasien karena terlalu lama menunggu untuk
dapat masuk ke kamar VIP.
Dalam hal ini perlu dilakukan suatu studi khusus untuk meneliti faktor
eksternal dan internal rumah sakit. Gambaran ini berfungsi mengarahkan dan
memberikan dasar bagi penambahan ruang rawat inap. Analisis faktor internal
RSUDB meliputi kondisi: Ketenagaan, Keuangan, Standar kerja, Pola Kunjungan
Pasien, dan Struktur Organisasi. Selanjutnya penting dilakukan kajian Faktor
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi RSUD Besemah Kota Pagar Alam
RSUD Besemah, dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk
pengambilan kebijakan penambahan RSUDB termasuk di dalamnya penambahan
ruang rawat inap VIP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berbagai status rumah sakit telah ditetapkan oleh Pemerintah agar mampu
mengakomodir kebutuhan pengelolaan rumah sakit. Keragaman status tersebut
antara lain rumah sakit sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Non Swadana,
Swadana, Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), Perusahaan
Jawatan (Perjan), dan Badan Layanan Umum (BLU). Status ini ditetapkan pada
Rumah Sakit Pemerintah yang kepemilikannya ada di tangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.
Dalam PMK No 3 Tahun 2020 ini, Pelayanan Medik di Rumah Sakit tetap
dibagi menjadi 3 Kategori, yaitu:
1. Pelayanan Medik Umum, berupa Pelayanan Medik Dasar
2. Pelayanan Medik Spesialis berupa;
a) Pelayanan Medik Dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Obgyn)
b) Pelayanan Medik Spesialis Lain
3. Pelayanan Medik Subspesialis
a) Pelayanan Subspesialis Dasar
b) Pelayanan Subspesialis Lain
Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien
oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, dimana pasien
diinapkan di suatu ruangan di puskesmas ataupun rumah sakit. Ruang rawat inap
adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa
bangsal yang dihuni oleh banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap di
banyak rumah sakit sudah sangat mirip denagn kamar-kamar hotel. Pasien yang
berobatt jalan di Unit Rawat jalan, akan mendapatkan surat rawat dari dokter yang
merawatnya, bila pasien tersebut memerlukan perawatan di dalam rumah sakit,
atau menginap di puskesmas atau rumah sakit
pemantauan
terus
menerus
funsi vital
pasien.
3 Ruang Konsultasi Ruang untuk 9-16 m2 Meja, kursi,
melakukan lemari arsip,
konsutasi oleh telepon/
profesi kesehatan intercom,
kepada pasien dan peralatan
keluarganya kantor
lainnya
4 Ruangan Ruangan untuk 12-25 m2 Lemari alat
Tindakan melakukan perikas &
tindakan kepada obat tempat
pasien baik berupa tidur
tindakan invasive periksa,
ringan maupun tangga
non-invasive rodstol,
wastafel,
lampu
periksa,
tiang infuse
dan
kelengkapa
n lainnya.
5 Ruang Ruangan untuk 3-5 m2/ Meja, kusi,
Administrasi/ menyelenggarakan petugas (min 9 lemari arsip,
Kantor kegiatan m2) telepon/
administrasi intercom,
khususnya computer,
pelayanan pasien di printer dan
ruang rawat ianap peralatan
yaitu berupa kantor
registrasi & lainnya.
pendataan pasien,
penandatanganan
surat pernyataan
keluarga paseien
apabila diperlukan
tindakan operasi
6 Ruang Dokter Ruang Dokter 9-16 m2 Tempat
terdiri dari 2 bagian tidur, sofa,
: lemari,
1.Ruang Kerja meja/ kursi,
2.Ruang Istirahat/ wastafel
Kamar jaga
7 Ruang Perawat Rung istirahat 9-16 m2 Sofa,
perawat lemari,
meja/kursi,
wastafel
8 Ruang Kepala Ruang tempat kerja 8-16 m2 Lemari,
Instalasi Rawat kepala ruangan meja/kursi,
Inap melakukan sofa,
manajemen asuhan komputer,
dan pelayanan printer, dan
keperwatan peralatan
diantaranya lainnya.
pembuatan
program kerja dan
pembinaan
9 Ruang Linen Tempat Min. 4 m2 Lemari
Kebersihan penyimpanan linen
steril/ bersih
10 Rung Linen Kotor Ruangan Min. 4 m2 Bak
penyimpanan bhan penampung
linen kotor yang linen kotor
telah digunakan di
ruang perawatan
sebelum dibawa ke
ruang cuci
(laundry)
11 Gedung Kantor Fasilitas Untuk 4-6 m2 Kloset leher
(Spoolhoek/ dirty membuang kotoran angsa, kran
Utility) bekas pelayanan air bersih
pasien khusunya (Sink) Ket :
berupa cairan tinggi bibir
spoolhoek berupa kloset 80 –
bak/ kloset yang 100 m dari
dilengkapi dengan permukaan
leher angsa (water lantai.
seat)
12 KM/ WC (Pasien, KM/ WC @KM/ WC Kloset,
Petugas, Pria/ wanita wastafel,
Pengunjung) luas 2-3 m2 bak air
lainnya
14 Gudang Bersih Ruangan untuk Min. 6 m2 Lemari
penyimpanan alat-
alat medisdan
bahan-bahan habis
pakai yang
diperlukan
15 Janitor/ Ruang Ruang untuk Min. 4-6 m2 Lemari/ rak
Petugas menyimpan alat-
Kebersihan alat kebersihan/
cleaning service.
Pada ruang ini
terdapat area basah
16 Ruang Evakuasi Ruangan untuk Sesuai Instalasi
Pasien evakuasi pasien kebutuhan Telepon.
bila terjadi bencana Kamera
internal pada ruang CCTV
perawatan
(khususnya pada
bangunan
bertingkat)
Sumber Pusat Sarana dan Prasarana Peralatan Departemen Kesehatan RI 2004
Ruang VIP perlu dirancang agar mencerminkan suatu gambaran yang baik
dari rumah sakit dan pengguna fasilitas VIP dapat merasakan kenyamanan. Ruang
VIP dilengkapi dengan permadani, penempatan dari tempat duduk yang ditata
untuk pengunjung VIP, tumbuhan hidup, ruang tunggu harus diatur dengan
menarik. Ruangan pasien yang dianjurkan adalah ukuran minimum kamar-satu
bed pasien tidak kurang dari 11,61 m2, (125 feet2) dengan lebar minimal 3,81
meter. Banyak rumah sakit yang memiliki ruangan VIP cukup luas sehingga dapat
menampung 2 tempat tidur; dan kondisi ini juga memberikan keluwesan terhadap
penambahan kapasitas tempat tidur mendatang (Kunders, 2004).
karakteristik tenaga medis dan perawat, pasien, keadaan keuangan, efisiensi biaya,
organisasi, peningkatan produktifitas, penggunaan pelayanan dan fasilitas.
2.3 Studi Kelayakan Penambahan Ruang Rawat Inap VIP Rumah Sakit
Menurut Kasmir dan Jafkar (2012), Studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang
akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan). A feasibility study is an analysis of how successfully a project can be
completed, accounting for factors that affect it such as economic, technological,
legal and scheduling factors. Project managers use feasibility studies to determine
potential positive and negative outcomes of a project before investing a
considerable amount of time and money into it (Investopedia, 2017)
ditetapkan aspek yang perlu dikaji dari faktor internal rumah sakit, meliputi: (1)
Ketenagaan, (2) Keuangan, (3) Standar kerja, (4) Pola kunjungan pasien, dan (5)
Struktur organisasi.
Faktor demografi merupakan salah satu faktor eksternal rumah sakit yang
harus dianalisis sebagai komponen penambahan rumah sakit. Kementrian
Kesehatan (2014), menetapkan bahwa data demografi yang harus dipahami untuk
penambahan fasilitas kesehatran, seperti rumah sakit, yaitu: luas wilayah, jumlah
penduduk, angka kepadatan penduduk, distribusi penduduk menurut umur, jenis
kelamin, perkawinan, dan lainnya yang berkaitan dengan kependudukan.
Faktor sosio ekonomi perlu dikaji dalam upaya penambahan rumah sakit.
Komponen penting yang perlu dikaji dari aspek sosio ekonomi, meliputi: tingkat
pendidikan, variasi pekerjaan, pendapatan per kapita dari penduduk yang akan
dikembangkan dan kecenderungan pertumbuhan untuk memperkirakan
kemampuan biaya kesehatan (Kemenkes,2014). Menurut Trisnantoro (2005),
faktor sosio ekonomi masyarakat erat kaitannya dengan pola pencarian pelayanan
kesehatan. Dalam analisis faktor eksternal, mengetahui kemampuan masyarakat
membayar pelayanan kesehatan dilakukan melalui analisis demand (permintaan).
Rumah sakit harus memperhatikan keadaan masyarakat, tingkat ekonomi atau
medik di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu; (b) Untuk mendapatkan
proyeksi kebutuhan akan jumlah dan jenis sarana/fasilitas dan peralatan, tenaga
dan dana yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu; (c) Untuk mendapatkan
proyeksi secara umum kemampuan pembiayaan yang ada untuk melaksanakan
rencana penambahan. Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui kondisi
kekuatan dan kelemahan (faktor internal) dan kondisi peluang dan ancaman
(faktor eksternal) rumah sakit sebagai aspek yang akan dikaji dalam studi
kelayakan penambahan rumah sakit, khususnya penambahan ruang rawat inap
VIP RSUD Besemah tahun 2021.
Berdasarkan uraian di atas, maka kajian kondisi rumah sakit dalam rangka
penambahan ruang rawat VIP, menggunakan variabel: (1) Faktor internal untuk
kajian kekuatan dan kelemahan, meliputi kondisi tenaga kesehatan, keuangan,
peralatan, prosedur kerja, pola kunjungan pasien, dan struktur organisasi; dan (2)
Faktor eksternal untuk kajian peluang dan ancaman, meliputi: morbiditas dan
mortalitas penyakit, demografi, sosio ekonomi, pola pencarian pelayanan
kesehatan, dan geografi/ lokasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
diuraikan pada studi kepustakaan maka kerangka berpikir penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growthoriented strategy).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa tahapan analisis IFE dan EFE adalah sebagai
berikut:
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada tahun 1920 di Pagar Alam telah terdapat Rumah Sakit yang didirikan
oleh Sembilan Maatschapy untuk memberikan Pelayanan Kesehatan bagi
karyawan (Contracten) Maatschapy Perkebunan didaerah Pasemah Landen
(Tanah Besemah) yang dinamakan “Juliana Hospital Van Negen Onderneming”
pada saat itu dikelola dr. H. J Zurbeek. Atas Prakarsa beberapa perkebunan milik
Kolonial Belanda yaitu Perkebunan Teh Gunung Dempo, Perkebunan Karet Suka
Cinta, Perkebunan Kopi Padang Karet dan Perkebunan Teh Tanjung Keling, maka
pada tahun 1931 didirikanlah Fasilitas Kesehatan Rawat Inap oleh Pemerintah
Kolonial Belanda bertempat di Balai Istirahat.
Pada zaman pendudukan Jepang dari tahun 1942 s/d 1945 sebagian dari zaal
Rumah sakit tersebut digunakan untuk asrama bagi taruna pendidikan Militer
Jepang Gyo Gun. Seiring dengan kemerdekaan yang di raih oleh bangsa Indonesia
maka Balai Istirahat dijadikan Asrama tentara dan pada tahun 1954 didirikanlah
Rumah Sakit Umum Pagar Alam yang bertempat di jalan Ade Irma Suryani
Nasution (Depan Polsek Pagar Alam Utara) pada tahun 1958 Rumah Sakit Umum
Pagar Alam diresmikan oleh Wakil Presiden Pertama R.I Bung Hatta.
German bernama : Hans Smith Gramel. Tahun 1958 – 1960 bertugas seorang
dokter berkebangsaan India yang bernama dr. Ray Khumar Santra. Th. 1958
Rumah Sakit Umum Pagar Alam diresmikan oleh Wakil Presiden R.I Bung Hatta.
Tahun 1972 – 1975 karena kebijakan pemerintah Pusat nama Rumah Sakit Umum
Pagar Alam menjadi Puskesmas Pembina Pagar Alam dengan Rawat Inap di
pimpin oleh dr.Hadhimulyon, walaupun berubah status dari Rumah Sakit Umum
menjadi Puskesmas Rawat Inap namun masyarakat tetap menamakannya Rumah
Sakit Umum Pagar Alam. Tahun 1984 – 1989 Puskesmas Pagar Alam dipimpin
oleh dr. Netty Herawati. Pada saat pimpinan dokter Netty perkembangan
pelayanan kesehatan sangat meningkat baik rawat inap maupun rawat jalan
Tahun 1989 – 1992 Puskesmas Pagar Alam dipimpin oleh dr. Ida Fitriati.
Dipimpin oleh seorang dokter Teladan Tingkat Nasional, Puskesmas Pagar Alam
berkembang lebih pesat lagi. Dengan jumlah Tempat Tidur sebanyak 20 Buah,
BOR ( Efisiensi pemakaian TT ) mencapai 80%. Tahun 1999 – 2003 di pimpin
oleh dr. Rasyidi Amri.MT pada tahun 2001 seiring dengan Kotif Pagar Alam
menjadi Kota Pagar Alam Status Puskesmas Rawat Inap Pagar Alam menjadi
Kantor Pelayanan Kesehatan ( setara RS tipe D ).
A. Direktur
B. Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Umum
Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
Sub Bagian Keuangan
C. Bidang Pelayanan dan Keperawatan
Kasi Keperawatan
Kasi Pelayanan
D. Bidang Rekam Medik / Program Diklat
Kasi Rekam Medik
Kasi Program, Diklat dan Evaluasi
E. Bidang Penunjang
Kasi Penunjang Diagnostik
Kasi Sarana dan Prasarana
F. Komite Keperawatan dan Staf Medik Fungsional
G. Komite Medik dan Staf Medik Fungsional
H. Satuan Pengawas Internal
I. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari :
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Komite Medik
Komite Keperawatan
Komite Etik dan Hukum
Komite Farmasi dan Terapi
Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4.1.4 Sumber Daya Manusia
RSD Besemah
No Uraian TOTAL
PNS TKS
15 Ahli rontgen 3 1 4
16 Perawat (DIII) 61 53 114
17 Perawat Anasthesi (DIII) 3 0 3
18 Perawat (DIV) 3 0 3
19 Perawat gigi 2 1 3
20 Keperawatan Ners (S1) 4 8 12
21 Perawat (S1) 2 7 9
22 Sanitarian 3 2 5
23 Tehnik Medis (DIII) 1 0 1
24 Fisioterapi 8 3 11
25 Optik 2 0 2
Total 195 122 317
(Sumber : Profil RSUD Besemah Tahun 2020)
1. Pelayanan Radioterapi
2. Pelayanan kedokteran Nuklir
3. Pelayanan Kemoterapi
4. Pelayanan Donor Organ dan Immunosupresi
5. Pelayanan HIV-AIDS
Tabel 4.2 Jumlah Tempat Tidur RSUD Besemah Kota Pagar Alam
TT
Jenis yang Kelas Kelas Kelas Tanpa
No Isolasi Ket
Ruangan Ters I II III Kelas
edia
Ruang
Rawat
1. Inap 22 0 4 4 14 0
Penyakit
Dalam I
Ruang
Rawat
2. Inap 22 0 4 4 14 0
Penyakit
Dalam II
Ruang
3. 18 0 4 4 10 0
Rawat
Inap
Bedah I
Ruang
Rawat
4. 17 0 4 4 9 0
Inap
Bedah II
Tanpa
Kelas
Ruang
Ruang
5. Rawat 17 0 4 4 7 2
Non
Inap Anak
Infeks
i
Ruang
Inkub
6. Rawat 10 0 0 0 0 10
ator
Inap Bayi
Ruang
Rawat
7. Inap 13 0 2 4 7 0
Perawatan
Kebidanan
Ruang
8. Rawat 7 0 0 0 0 7
Inap VIP
Ruang
9. Rawat 12 0 0 0 0 12
Inap ICU
Ruang
Rawat
10. 1 0 0 0 0 1
Inap
NICU
Ruang
Rawat
Inap
Isolasi
11. (Natural 26 26 0 0 0 0
Air
Flow/Tanp
a
Ventilator)
Total 165 26 22 24 61 32 165
(Sumber : Profil RSUD Besemah Tahun 2020)
Kondisi internal dalam penelitian ini adalah keadaan segala sesuatu yang
dimiliki rumah sakit yang bersifat material maupun non material, yang dalam
penelitian ini diukur dari aspek ketenagaan, SPO dan Struktur Organisasi,
keuangan, sarana dan prasarana, dan pola kunjungan pasien.
A. Analisis Situasi Ketenagaan
Tabel 4.3. Analisis Situasi Ketenagaan di RSUD Besemah Kota Pagar Alam
Sampai Desember 2020
NO TENAGA KESEHATAN TOTAL
1 Jumlah Dokter Spesialis 12
2 Jumlah Dokter Umum 12
3 Jumlah Dokter Gigi 2
4 Jumlah Bidan 59
5 Jumlah Perawat 141
6 Jumlah Tenaga Kefarmasian 25
7 Jumlah Tenaga Gizi 8
8 Jumlah Tenaga Kesmas 20
9 Jumlah Tenaga Sanitarian 5
10 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 1
11 Jumlah Fisioterapis 11
12 Jumlah Ahli Radiologi 4
13 Jumlah ahli Labor 14
14 Jumlah ahli Optik 2
Total 317
(Sumber : Profil RSUD Besemah Tahun 2020)
SDM Rumah Sakit Besemah Kota Pagar Alam terus berkembang baik,
seiring dengan perkembangan jenis pelayanan. Meliputi jenjang pendidikan
tingkat menengah setingkat SLTP sampai jenjang S2. Total jumlah SDM pada
tahun 2020 berjumlah 317 orang yang terdiri dari PNS 195 orang dan Tenaga
Sukarela 122. Berdasarkan jenjang pendidikan tenaga terbanyak adalah kelompok
D-III, sedangkan jenis pendidikan terbanyak adalah tenaga perawat.
Berikut beberapa petikan wawancara dengan pihak manajemen RSUDB
sebagai berikut : “
“…SDM kita baik TKS dan PNS saya rasa sudah cukup banyak dengan
kualifikasi pendidikan yang beragam. Untuk kualitas tentu sebagaian besar
pegawai kita bekerja sesuai dengan SOP nya namun tidak di pungkiri, masih
ada yg mungkin masih bekerja belum memenuhi standar operasional prosedur
dapat dilihat dari beberapa pasien yang komplen dengan pelayanan Rumah
Sakit besemah... Kalau untuk peningkatan mutu SDM kita sudah
menyekolahkan 3 orang dokter umum mengambil spesialis agar terpenuhi
standar RS tipe C..”
”...SDM kita cukup lah kalau untuk penambahan ruang rawat inap,
untuk tahun 2021 kita mengajukan ke BKPSDM penambahan untuk tenaga
dokter umum dan yang lainnya...”
Jika ditinjau dari petikan wawancara diatas SDM RSUD Besemah sudah
mencukupi jika dilakukan penambahan ruang rawat inap sekalipun, jumlah tenaga
baik medis dan para medis di rasa cukup .
B. Standar Operasional Prosedur dan Struktur Organisasi
Aspek lain dalam analisis faktor internal penambahan VIP RSUDB adalah
aspek SPO dan struktur organisasi. Hasil observasi menunjukkan bahwa struktur
organisasi RSUDB dinilai sudah memadai untuk penambahan ruang rawat inap
VIP. Struktur Organisasi Berdasarkan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Besemah Kota Pagar Alam Nomor : 445/026/RSUDB/2016 Tanggal 24
Mei 2016. Struktur organisasi tersebut sudah sesuai dengan Permenkes No 3
2020
“SPO kita juga jelas sudah ada…analisis beban kerja di lakukan tiap
tahun oleh bagian umum…”
Tabel 4.5. Perhitungan Investasi Awal Penambahan Ruang Rawat Inap VIP
di RSUD Besemah Kota Pagar Alam
No Rincian Uraian Anggaran yang diusulkan
Pembangunan Penambahan
1 gedung Rawat Inap 24.669.140.000
luas perkamar 30 m2 biaya
permeter 9.840.000/m2 5.608.800.000
30 m2 x 9.840.000 =
295.200.000 biaya perkamar
19 unit kamar
19 x 295.200.000 =
5.608.800.000
Meubeler dan fasilitas 4.391.200.000
penunjang lainnya
Alat Kesehatan/ sarana
2 prasarana perkamar 14.669.140.000
772.060.000 x 19 kamar
Uraian Satuan Harga
Alat Kesehatan 545.600.000
Bed Pasien Unit 97.000.000
Bedsite Cabinet Unit 5.000.000
Tiang Infus Unit 2.100.000
Pasien Monitor Unit 110.000.000
Stetoskop Pcs 2.500.000
Thermometer Gun Pcs 3.000.000
Sp02 Pcs 1.000.000
EKG Unit 75.000.000
Ventylator Unit 250.000.000
Sarana prasarana 226.460.000
Sofa Bed Set 10.000.000
Lemari Fartisi Buah 3.000.000
Kulkas Buah 4.000.000
TV + Parabola Set 5.000.000
AC Unit 3.000.000
Linen Set Buah 1.000.000
Hordeng Meter 300.000
Keset Buah 50.000
Gayung Buah 10.000
Tempat Sampah Buah 100.000
Nurse Station Set 50.000.000
System bel panggilan perawat Unit 150.000.000
TOTAL 24.669.140.000
( Sumber: Rencana Anggaran Perencanaan RSUDB Tahun 2020)
Tabel 4.8 Sarana dan Prasarana RSUD Besemah Kota Pagar Alam
NO Nama Peralatan Medis Keterangan
1 Peralatan 9 Poliklinik Lengkap
2 Peralatan Ruang Rawat Inap Lengkap
3 Laboratorium lengkap Lengkap
4 USG Lengkap
5 Janitor Lengkap
6 Examination Lengkap
7 Rontgen Lengkap
8 EKG Lengkap
9 Dental Klinik Lengkap
10 Peralatan Operasi Mayor dan Minor Lengkap
11 Fisioterapi Lengkap
12 Immunization Lengkap
13 THT Set Lengkap
14 Pharmasi Store Lengkap
15 Examination ECG dan Spirometri Lengkap
16 Sterilisator Lengkap
(Sumber : Profil RSUDB Tahun 2020
Tabel 4.11. Nilai BOR (%) Rawat Inap RSUD Besemah Tahun 2016-2020
Tahun Jumlah Pasien LOS (hari) BOR (%)
2016 10.119 3 hari 66 %
2017 8736 3 hari 56 %
2018 8866 3 hari 65 %
2019 9408 3 hari 69,31 %
2020 6447 3 hari 48 %
Nilai BOR Ideal: 60-85%
(Sumber : Rekam Medik RSUDB Tahun 2020)
Estimasi jumlah pasien ruang perawatan VIP RSUDB untuk tahun 2021-
2025 dengan LOS (Length Of Stay) rata-rata 3 hari dan 7 tempat tidur dengan
asumsi BOR tahun pertama menggunakan nilai pertumbuhan rata-rata kunjungan
rawat inap RSUDB tahun 2016-2020 yaitu 15% dan diasumsikan BOR setiap
tahun meningkat sebanyak 8%, dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Estimasi Jumlah Kunjungan Rawat Inap VIP RSUDB
Tahun 2021 – 2025
Tahun Total LOS Perkiraan Jumlah
Tempat BOR Pasien
Tidur
2021 7 3 52 % 489
2022 7 3 56 % 528
2023 7 3 60 % 570
2024 7 3 63 % 615
2025 7 3 67 % 664
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat diproyeksikan pasien ruang rawat VIP
hingga tahun 2025 mencapai 664 orang. Hal ini di dukung dengan hasil
wawancara dengan Kasi Rekam Medis sebagai berikut
“...Dari jumlah pasein dapat dilihat dari jumlah pasien dan BOR RS
pada tahun 2020 memang pasien kita turun karena di batasi nya jumlah
kunjungan ke RS kita… namun di 2021 ini pasein kita kembali full karena
terjadi lonjakan pasien .. ini saja ruangan perawatan kita khusus isolasi jadi
ditambah… mungkin memang sudah seharusnya ruang perawatan RS di
tambah…”
“...menurut saya, karena VIP ini selalu full banyak pasien kelas 1
BPJS ataupun umum minta di rawat di VIP jadi di rasa perlu penambahan
Pola penyakit yang di rawat inap maupun rawat jalan cenderung bervariasi
dan berfluktuasi setiap tahunnya. Kecenderungan pola penyakit tersebut lebih
mengarah pada penyakit infeksi dan degeneratif, khususnya pada pasien rawat
inap. Selama kurun waktu 4 tahun (2018-2020), diketahui penyakit diare setiap
tahunnya merupakan penyakit terbanyak dari sepuluh penyakit yang ada, seperti
pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. 10 Penyakit Terbanyak di RSUDB Tahun 2017-2020
No Jenis Penyakit 2017 2018 2019 2020
1 Stroke Infark 205 180 209 245
Kota Pagar Alam merupakan Kota hasil Pemekaran dari Kabupaten Induk
yaitu Kabupaten Lahat yang dibentuk berdasarkan Undang- undang Nomor 8
Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Pagar Alam (Lembaran Negara RI Tahun
2001 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4115, terletak antara 4o
Lintang Selatan‟ (LS)” dan antara 103,15o (BT).” Bujur Timur, dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut :
Keadaan Topografi Kota Pagar Alam sebagian besar terdiri dari Dataran
tinggi (berada di deretan bukit barisan dan terdapat 2 Gunung berapi yang masih
Aktif) dan sebagian kecil dataran rendah, sehingga memiliki kelembaban dan
curah hujan yang tinggi.
B. Sosial Ekonomi
1. Tingkat Pendidikan
C. Pola Penyakit
Berdasarkan data BPS (2020) diketahui jenis penyakit paling banyak dari sepuluh
penyakit terbesar di Kota Pagar Alam adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA), yaitu sebanyak 3711 kasus ( %). Seperti pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 . Distribusi Pola Penyakit di Kota Pagar Alam Tahun 2020
NO Penyakit Jumlah Persentase
1 ISPA / Respirative Infection Disease 3 711 30,98
2 Tekana Darah Tinggi / Hypertension 3 016 25,18
3 Diare / Diarhea 1 214 10,13
4 Infeksi Penyakit Usus yang Lain / Other
969 8,09
Disgetive Dieases
5 Penyakit Kulit Alergi / Dermatics Alergy 731 6,10
6 Penyakit lain pada saluran Pernafasan /
646 5,39
Other Respirative Disease
7 Penyakit Mata Lain Lain 604 5,04
8 Penyakit pada Sistem Otot dan Jaringan
501 4,18
Pengikat/ Muscular Disease
9 Demam / Fever 339 2,83
10 Asma / Asthma 249 2,08
(Sumber : BPS Kota Pagar Alam Tahun 2020
D. Angka Mortalitas
“juga kita ini di dukung ga ada saingan RS swasta seharusnya kita bisa
jadi pelayanan kesehatan yg lebih baik kedepannya”
dikarenakan tidak ada pesaing RS swasta yang memiliki fasilitas sarana dan
prasarana setara RS tipe C di Kota Pagar Alam .
Kebutuhan tempat tidur pada rumah sakit di Kota Pagar Alam dilakukan
guna dapat diidentifikasi jumlah tempat tidur yang ideal dan sebanding dengan
kebutuhan, termasuk untuk Rumah Sakit Umum Daerah Besemah .
Keterangan:
R = Jumlah Penderita di rawat/1000 penduduk = 0.046/1000 penduduk
H = Rata-rata hari rawatan = 3 hari
P = Jumlah penduduk = 137.909 jiwa
TH = Tingkat Hunian Tempat Tidur (BOR=52%)
KT = 100
Maka jumlah tempat tidur untuk rumah sakit di Kota Pagar Alam adalah
I II III IV V VI
Jumlah
VVIP VIP Kelas I Kelas II Kelas III
Total
Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase
2% 8% 15 % 25 % 50 % 100 %
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
tempat tempat tempat tempat tempat tempat
tidur tidur tidur tidur tidur tidur
3 13 24 41 82,5 165
Keputusan penambahan ruang rawat inap VIP RSUD Besemah Kota Pagar
Alam dalam penelitian juga didasarkan pada analisis SWOT, sebagai langkah
strategis penentuan kelayakan penambahan ruangan VIP. Analisis SWOT meliputi
analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan.
1. Strength (kekuatan)
Kekuatan dalam analisis ini adalah adanya faktor-faktor pendorong yang
dimiliki oleh RSUD Besemah Kota Pagar Alam untuk penambahan ruangan VIP
di RSUDB, yaitu sebagai berikut:
Kelemahan yang dimaksud dalam analisis ini adalah segala faktor yang
dinilai dapat menjadi kelemahan dalam upaya penambahan ruangan VIP RSUD
Besemah Kota Pagar Alam. Kelemahan tersebut, yaitu:
Jika dilihat dari kutipan di atas RSUDB perlu meningkatkan lagi kinerja
SDM RSUDB dikarenakan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
optimal setiap hari terus meningkat.
statusnya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah, sehingga RSUDB Kota Pagar
Alam dapat lebih leluasa untuk mengembangkan pelayanan kesehatan di Kota
Pagar Alam, dan diharapkan menjadi barometer pelayanan di Kota Pagar Alam.
b. Desentralisasi Kesehatan
b. Tuntutan Masyarakat
Tuntutan masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang berkualitas akan
menjadi ancaman, jika tidak terpenuhi dengan baik. Tuntutan tersebut adalah
pelayanan yang bermutu dan berdaya guna. Kondisi ini berimplikasi terhadap
permintaan masyarakat untuk berobat ke luar kota seperti Palembang dan luar
Pagar Alam. Untuk itu upaya penambahan ruangan VIP dinilai sangat strategis
guna menarik masyarakat menegah keatas untuk berobat ke RSUDB Kota Pagar
Alam. Hal ini dikarenakan Ruang Rawat Inap VIP selalu tinggi peminat yang
ingin dirawat di ruang VIP.
c. Kemauan dan Kemampuan Membayar
Weakness
Lemahnya Sistem Informasi Kesehatan 0,07 2 0,14
Kemampuan Advokasi Kurang 0,07 2 0,14
Tidak tersedia Anggaran Penambahan 0,14 3 0,43
Total 1,00 3,79
Menjadi Rumah Sakit Umum Pemerintah dan tidak adanya kompetitor bagi
RSUD Besemah merupakan peluang tertinggi dengan skor 0,97 (Tabel 4.21),
sedangkan ancaman terbesar yang dihadapi oleh RSUD Besemah adalah Sumber
PAD Kota Pagar Alam dengan skor 0,39. Total skor pada analisis faktor eksternal
yang diperoleh yaitu 3,81. Hal ini berarti kemampuan RSUD Besemah untuk
1,07
W O
0,97
T
Gambar 4.1 Matrik SWOT RSUD Besemah
Pada matriks terlihat bahwa posisi RSUD Besemah berada pada angka 1,07
pada Strength dan 0,97 pada Opportunity. Maka RSUD Besemah cukup layak
menambah ruang rawat inap VIP dan dapat memberikan keuntungan jika faktor
Strength dioptimalkan dan dapat memanfaatkan faktor Opportunity secara
maksimal
penambahan ruang rawat inap VIP serta pada penelitian ini menggunakan data
sekunder dan berhubungan dengan keuangan RS yang belum di berikan izin oleh
pihak rumah sakit untuk di publikasikan sehingga penulis hanya menganalisa
keuangan RS belum melakukan analisis investasi jangka ke depannya.
BAB 5
PEMBAHASAN
Adapun topik yang dibahas pada bab ini meliputi: Analisa penambahan
ruang rawat inap VIP dari segi faktor internal dan eksternal RSUDB, kebutuhan
tempat tidur di RSUDB dan keputusan penambahan ruang rawat inap VIP RSUD
Besemah.
5.1 Analisis Faktor Internal terhadap Penambahan Ruang Rawat Inap VIP
RSUDB
Analisis tersebut meliputi ketenagaan, keuangan dan pola pola kunjungan
pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari aspek ketenagaan,
RSUDB sudah mempunyai alokasi tenaga yang cukup jika dilakukan penambahan
untuk ruangan VIP.
Jumlah tenaga tersebut adalah 317 orang tenaga medis, paramedis dan non
medis, dengan perbandingan tempat tidur sebanyak 165 tempat tidur, dan jika
ditambah 6 ruangan untuk VIP maka akan menjadi 171 tempat tidur juga masih
mencukupi. Hal ini didasarkan Permenkes No 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi
dan Perinzinan RS tentang kebutuhan minimum tenaga kesehatan di RS kelas C.
secara umum jumlah dokter sudah sangat mencukupi, dan untuk tenaga spesialis
juga sudah memenuhi standarisasi tenaga spesialis rumah sakit tipe C yaitu
minimal 4 spesialisasi dasar (penyakit anak, penyakit dalam, bedah dan obgyn).
Tenaga paramedis perawatan yang ada sebanyak 226 orang juga sudah
mencukupi walaupun ditambah 6 Tempat tidur lagi untuk VIP. Begitu juga
dengan tenaga paramedis non perawatan dan tenaga non medis saat ini sudah
mencukupi bahkan melebihi. Berdasarkan analisis SWOT pada analisis strategi
(kuadran), maka kebutuhan tenaga kesehatan merupakan strategi untuk mengatasi
kelemahan di RSUDB. Bentuk analisis tersebut adalah melalui peningkatan
kualitas SDM kesehatan. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Afdal Zikri, FKM
UI, 2008 ( Analisis Kelayakan ruang rawat Inpa Kelas III RSUD Bireun 2008)
menyebutkan SDM RS merupakan faktor internal RS yang perlu di kaji dalam
pengembangan ruang rawat inap RS.
penetapan tarif dapat lebih tepat sasaran dan besarnya tarif tidak memberatkan
masyarakat.
Selain itu langkah strategis pada tahun pertama adalah melakukan survei
kepuasan pasien sehingga diperoleh tingkat kepuasan penggunaan VIP RSUDB,
dan dapat menjadi evaluasi terhadap peningkatan pelayanan RSUDB pada tahun
berikutnya. Karena pada prinsipnya kepuasan pelanggan telah menjadi konsep
sentral dalam wacana bisnis dan manajemen. Pelanggan umumnya mengharapkan
produk berupa barang atau jasa yang dikonsumsi dapat diterima dan dinikmatinya
dengan pelayanan yang baik atau memuaskan. Kepuasan pelanggan dapat
membentuk persepsi dan selanjutnya dapat memposisikan produk perusahaan di
mata pelanggannya rumah sakit merupakan organisasi bisnis, sehingga
pendapatan dan kepuasan konsumen merupakan hal yang paling penting
diperhatikan. Trisnantoro (2003), mengatakan rumah sakit merupakan industri
jasa kesehatan yang pada dasarnya bersifat sosio ekonomi yang dalam
menjalankan kegiatannya di samping menekankan penerapan nilai sosial juga
harus memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi.
Hasil analisis sarana dan prasarana menunjukkan bahwa sarana dan pra
sarana rumah sakit di RSUDB dinilai sudah memadai untuk penambahan ruang
rawat inap VIP, seperti ketersediaan peralatan medis, peralatan non medis, sarana
listrik, dan air yang mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan di ruangan VIP
RSUDB nantinya. Ketersediaan sarana dan fasilitas RSUDB saat ini sudah
memenuhi standar peralatan untuk rumah sakit tipe C sesuai dengan pedoman
teknis yang ditetapkan Departemen Kesehatan RI tahun 2007. Apalagi dalam dana
investasi tersedia alokasi dana untuk peningkatan dan penambahan peralatan
medis dan non medis guna memberikan kenyamanan pada pasien di ruangan VIP
RSUDB. Kebutuhan sarana dan prasarana rumah sakit sangat mutlak diperlukan.
Hal ini menurut Depkes RI (2007), bahwa peralatan baik medis maupun non
medis, sarana dan prasarana yang menunjang fungsi rumah sakit harus memenuhi
persyaratan sesuai dengan standar yang berlaku, untuk menjadi pedoman teknis
sarana, prasarana dan peralatan kesehatan rumah sakit kelas C, yang digunakan
dalam proses perencanaan penambahan rumah sakit. Berbagai macam investasi
dapat dilakukan di rumah sakit, antara lain adalah: pergantian peralatan medik
yang lama dengan teknologi yang lebih baru, perluasan perlengkapan modal yang
sudah ada misalnya penambahan kapasitas dengan menambah ruangan bangsal,
perluasan atau penambahan produk baru dengan pembelian mesin atau peralatan
baru yang belum pernah dimiliki.
tahun 2020 sebesar 137.909 jiwa yang terdiri dari 70.216 jiwa laki-laki dan
67.297 jiwa perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Dengan tingkat
pertumbuhan yang terus meningkat dari 0,001% pada periode 2009-2010 menjadi
0,01% pada periode 2010-2018. Pertumbuhan jumlah penduduk tersebut dinilai
strategis untuk penambahan ruangan VIP, karena dapat menjadi input dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat, serta dapat menjadi dasar
analisis kebutuhan tempat tidur. Jumlah penduduk yang besar merupakan aset
yang sangat berharga untuk kepentingan bisnis, termasuk dalam bisnis jasa rumah
sakit. Letak Kota Pagar Alam Letak strategis yaitu letak geografi RSUD
Besemah mudah dijangkau oleh masyarakat yang berasal dari 2 kabupaten,
diantaranya adalah kabupaten Lahat dan kabupaten Empat Lawang. Kabupaten
Lahat dengan 6 kecamatan yang dekat dengan RSUD Besemah yaitu Kecamatan
Jarai, Pajar Bulan, Sukamerindu, Tanjung sakti pumu, Tanjung sakti pumi , dan
Kota Agung. Kabupaten Empat Lawang dengan 2 Kecamatan yang dekat dengan
RSUD Besemah yaitu Kecamatan Muara Pinang dan Pendopo, merupakan hal
yang menguntungkan dalam penambahan ruang VIP RSUDB. Depkes (2007),
dalam penambahan ruang rawat di rumah sakit juga perlu memperhatikan kondisi
geografi atau lokasi setempat yang sesuai dengan standar persyaratan, yang
meliputi:
1. Letak yang strategis yaitu letak geografi rumah sakit harus
mempunyai lokasi yang mudah di jangkau oleh masyarakat, jauh dari
pencemaran, banjir dan tidak berdekatan dengan rel kereta api, tempat
bongkar muat barang, tempat bermain anak, pabrik industri dan
limbah pabrik (tidak tercemar oleh lingkungan luar rumah sakit) dan
jauh dari kebisingan, tidak boleh berada satu gedung/satu halaman
dengan pasar, toko, supermarket, hotel, bioskop dan sebagainya
(lokasi rumah sakit harus sesuai dengan tata kota); dan tersedianya
lahan parkir yang memadai, dan tidak menyebabkan pencemaran
lingkungan di sekitarnya.
Pelayaanan kesehatan selain RSUDB Kota Pagar Alam dapat dilihat dari
tingkat pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit swasta yang masih sedikit BOR
hal ini memberikan peluang penambahan ruang rawat inap VIP di RSUDB.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka langkah strategis RSUDB untuk menjawab
dan memberikan pelayanan kesehatan sebagai provider pelayanan kesehatan milik
pemerintah adalah mengembangkan ruangan VIP RSUDB. Kondisi derajat
kesehatan masyarakat tersebut menunjukkan bahwa pembangunan kesehatan di
Kota Pagar Alam masih belum optimal, untuk itu perlu penyediaan sarana
pelayanan kesehatan yang bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat. Bentuk
pelayanan tersebut seperti penambahan ruangan ruangan VIP.
tidur untuk ruangan VIP adalah 10% dikalikan 100 Tempat Tidur = 10 tempat
tidur. Berdasarkan perbandingan tempat tidur yang ada di rumah sakit Kota Pagar
Alam cenderung masih kurang.. Oleh karena itu, penambahan ruang rawat inap
khusus nya VIP perlu didasaridengan adanya perhitungan jumlah TT berdasarkan
Griffith 1987. Jadi diharapkan penambahan ruang rawat inap dapat dimanfaatkan
secara optimal, sehingga efisiensi pelayanan kesehatan RSUDB dapat
ditingkatkan.
Salah satu upaya untuk mengetahui strategi yang tepat bagi penambahan
ruang rawat inap adalah dengan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi RS.
Secara umum, penentuan strategi yang tepat bagi RS dimulai dengan mengenali
opportunity (peluang) dan treats (ancaman) yang terkandung dalam lingkungan
eksternal serta memahami strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan) pada
aspek internal RS. Dengan demikian, RSUDB mampu bersaing dan mencapai
tujuan pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien
Pada matriks SWOT terlihat bahwa posisi RSUD Besemah berada pada
angka 1,07 pada Strength dan 0,97 pada Opportunity. Maka RSUD Besemah
cukup layak menambah ruang rawat inap VIP dan dapat memberikan keuntungan
jika factor Strength dioptimalkan dan dapat memanfaatkan faktor Opportunity
secara maksimal..
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Analisis faktor internal secara keseluruhan aspek yang dikaji dalam
analisis internal mendukung terhadap penambahan ruang rawat inap
VIP di RSUD Besemah, yang terdiri dari: Aspek SDM, Struktur
organisasi, Standar Prosedure Operating , Sarana dan Prasarana, dan
Aspek kunjungan pasien juga sangat mendukung penambahan ruang
rawat inap VIP RSUDB, di mana setiap tahunnya terjadi fluktuasi
kunjungan rawat jalan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 20 %
dan kunjungan rawat inap RSUDB tahun 2016-2020 yaitu 15%
namun dari Aspek keuangan RS dilihat dari Analisis trend
pendapatan Anggaran belum mencukupi dibandingkan dengan
kebutuhan anggaran untuk penambahan ruangan VIP di RSUD
Besemah.
6.1.2 Analisis faktor eksternal, secara umum juga sangat mendukung
penambahan ruang rawat inap VIP, dengan indikasi dari: demografi
dan geografi, pendapatan perkapita masyarakat di Kota Pagar Alam,
Angka mortalitas dan Pola pencarian pelayanan kesehatan selain
RSUDB memberikan peluang penambahan ruang rawat inap VIP
6.1.3 Jumlah tempat tidur untuk rumah sakit di Kota Pagar Alam adalah
sebanyak 100 tempat tidur. Kebutuhan tempat tidur untuk ruangan
VIP adalah 10%, maka jumlah tempat tidur untuk ruangan VIP
adalah 10% dikalikan 100 Tempat Tidur = 10 tempat tidur.
Berdasarkan perbandingan tempat tidur yang ada di rumah sakit Kota
Pagar Alam cenderung masih kurang.
6.1.4 Berdasarkan hasil penelitian dengan trend analisis SWOT, maka
dapat disimpulkan maka penambahan ruangan VIP merupakan suatu
kebutuhan bagi RSUDB mengingat peluang, tantangan, kelemahan
dan kekuatan yang ada melalui upaya strategis untuk meminimalisasi
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Penambahan Ruang Rawat Inap VIP di Rumah Sakit Islam Assobaringin
Tanggerang, KARS Universitas Indonesia, Depok
Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam. 2019. Laporan Tahunan Dinas KesehatanKota
Pagar Alam .
Kasmir, Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua, Kencana Pranada
Media Group, Jakarta.
Kementian Kesehatan,
Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah, Dirjen
Yanmedik, Jakarta. _________. 2006.
Pedoman Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum, Dirjen Yanmedik,
Jakarta. _________. 2006.
Standar Pelayanan Rumah Sakit di Indonesia, Dirjen Yanmedik, Jakarta.
_________. 2007.
Pedoman Tehnis Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan di Rumah Sakit
Kelas C, Dirjen Yanmedik, Jakarta. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan.
2007.
Pemerintah Kota Pagar Alam. 2019. Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD
Besemah, Kota Pagar Alam.
Pokok-pokok Pedoman Arsitektur Rumah Sakit Umum, Dirjen Yanmedik,
Jakarta. _________. 2002
Profil Rumah Sakit Besemah Kota Pagar Alam 2019
Rangkuti, Fredy. 2006. Analisis SWOT; Tehnik Membedah Kasus Bisnis,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Soejitno. S, dkk. 2002. Reformasi Perumahsakitan Indonesia. Edisi Revisi,
Grassindo, Jakarta.
Informan
(______________)
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Usia :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
B. Orientasi
1. Memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai dengan manfaat penelitian
dan menjelaskan kerahasiaan informan terjamin.
3. Meminta calon informan menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi
informan.
4. Melakukan kontrak wawancara
C. Inti
==TERIMA KASIH ==
Kebijakan Pemkot untuk Yang pasti kalo dari aspek tenaga dan fasilitas
Penambahan kita kan merujuk ke kebijakan Kemenkes RI.. trus
ada kebijakan khusus tentang tarif pelayanan
untuk ruangan VIP dari Pemkot Pagar Alam…
lain-lainnya ya kebijakan retribusi atau kebijakan
yang normatif lah untuk sebuah pelayanan milik
pemerintah….”
Sumber dana
“ RS kita tidak sanggup kalau untuk meng cover
biaya penambahan ruang rawat inap... income
atau keuntungan rumah sakit kita terus turun
selama pandemi, belum lagi utang RS untuk obat
juga menjadi beban BLUD RS...dirasa perlu
bagian perencanaan membuat recana
pengusulan anggaran penambahan ruang rawat
inap..”
Dasar Pemikiran
Penambahan “.Tujuan pembangunan ruang super VIP
VIP adalah
tersedianya ruang rawat inap bagi masyarakat
kIas menengah keatas yang sampai saat ini
masih mencari pengobatan keluar daerah ….
Sejalan dengan legitimasi RS meningkat dan
income meningkat…..”
Langkah yang sudah di
tempuh “…sudah ada rencana pengajuan bantuan
gubernur (Ban Gub) tapi nanti coba kita
usulkan kembali untuk penambahan dana dari
APBD…”
Jumlah dan Kualitas SDM
“…SDM di lihat dari Laporan profil RS tahun
2020 cukup ya, SDM kita mungkin perlu
penambahan dokter spesialis Anak dan
Syaraf yang kita belum punya…”
Sumber dana
“… Dana dari BLUD dan APDD kita tidak
mencukupi jika dihitung dari RAB(Rencana
Anggaran) VIP yang pernah kita coba hitung
itu tidak mencukupi…”
Kebijakan Pemkot untuk
Penambahan “….Belum ada kebijakan Pemkot Pagar Alam
sampai saat ini anggaran masih berfokus
pada penanganan pandemic Covid 19…”
Sumber dana
“…..Mungkin dari APBD…Kalo tidak dari APBD ya
dari APBN…”
Sumber dana
“APBN Saya rasa ini tanggung jawab Pemkot jadi
sumber dananya ya dari APBD…”
No
Pernyataan Informan
Pertanyaan Kesimpulan
1 Dasar Pemikiran RSUD Besemah “Kalau ditanya “... di rasa “.Tujuan “...harapan “..menurut Dasar pemikiran
Penambahan saya kira layak soal dasar perlu pembangunan dengan saya, karena penambahan ruang rawat
VIP untuk melakukan pemikiran penambahan ruang super pembangunan VIP ini selalu inap VIP sangat di
penambahan penambahan karena VIP adalah ruang rawat full banyak butuhkan oleh RSUD
ruangan, karena VIP,perlu sekali pendapatan tersedianya inap VIP pasien kelas Besemah berdasarkan
RSUDB sudah kita di tambah RS kita turun ruang rawat menjadi 1 BPJS hasil wawancara dengan
cukup lama ruang drastis pada inap bagi kebaggaan ataupun ke 6 informan dapat
berdiri, perawatan VIP saat 2020 .. masyarakat tersendiri umum minta ditarik kesimpulan
sedangkan kita karena RSUD mungkin kIas menengah menurut di rawat di sebagai berikut :
baru memiliki 7 Besemah ini dengan keatas yang saya..secara VIP jadi di
letaknya cukup sampai saat ini 1. RSUDB baru memiliki
ruangan VIP penambahan rumah sakit rasa perlu
strategis jadi masih mencari 7 ruang rawat inap khusus
....” Kita ruang rawat kita ini dr penambahan
pusat rujukan pengobatan VIP
memiliki cukup inap bisa segi ruangan ..
seluruh keluar daerah
lahan untuk menambah bangunannya selain itu 2.Berdasarkan jumlah
mendirikan
puskesmas dan
income RS... …. Sejalan sudah juga
pasien dari dengan pasien, ruang rawat
ruang tambahan daerah lahat kalau income bagus… dir meningkatkan khusus VIP selalu penuh
legitimasi RS
khusus VIP... dan empat atau as aperlu motivasi
meningkat dan
bukan hanya lawang banyak pemasukan peningkatan tenaga 3. Tujuan pembangunan
income
ruang rawat yang berobat ke kita mutu kesehatan di ruang rawat inap VIP agar
meningkat…..”
inap Vip saja, rumah sakit bertambah pelayanan dr RS untuk tersedianya sarana dan
saya rasa juga kita...juga untuk otomatis bisa kita agar memberikan prasarana khusunya ruang
2 Langkah yang „Ya kita sudah “.. kalau seingat “... bagian “…sudah ada “… Dari “… kalau Langkah yang sudah
sudah di tempuh mempersiapkan saya, perencaaan rencana jumlah pasein dari ruangan ditempuh oleh RSUD
lahan, terus penambahan dan pengajuan dapat dilihat VIP sendiri diantaranya sebagai
mengurus izin- kita sudah
izin baik izin ruang rawat penunjang bantuan dr BOR RS melaporkan berikut :
bangunan atau inap tidak hanya sudah gubernur (Ban pada tahun jumlah
lainnya, kita VIP sudah membuat Gub) tapi 2020 memang pasien VIP 1.Ketersediaan lahan RS
juga sudah pernah ada pengajuan nanti coba kita pasien kita kita ke
bekerjasama pengajuannya, penambahan usulkan turun karena bagian rekam 2. Sudah pernah ada
3 Jumlah dan .. saya rasa “…SDM kita “… SDM kita “…SDM di “…SDM saya “…untuk Jumlah dan Kualitas SDM
Kualitas untuk ruangan baik TKS dan cukup lah lihat dari kurang tau ruangan VIP RSUD besemah sudah
VIP, kita perlu PNs saya rasa kalau untuk Laporan ya kalu cukup jumlah mencukupi jika dilakukan
penambahan penambahan profil RS jumlah perawat dan
tenaga perawat, sudah cukup ruang rawat tahun 2020 perawat kita bidan nya penambahan ruang rawat
bidan, dokter banyak dengan inap, untuk cukup ya, tapi saya sampai saat inap khusus nya ruang
umum dan kualifikasi tahun 2021 SDM kita rasa cukup sekarang rawat Inap VIP
spesialis, karena pendidikan yang kita mungkin untuk tenaga ini…. Kalau
kita berfokus beragam. Untuk mengajukan perlu karena jadi
pada kualitas tentu ke BKPSDM penambahan kemaren ditambah
penanganan sebagaian besar penambahan dokter bagian diklat mungkin
covid 19 tenaga untuk tenaga spesialis baru perlu juga di
masih kurang... pegawai kita dokter umum Anak dan melalakukan tambah
mungkin kalau bekerja sesuai dan yang Syaraf yang oreintasi perawatnya
pandemi masih dengan SOP nya lainnya ...” kita belum bagi pegawai karena di
berlanjut, kita namun tidak di punya…” RSDB tenga zaal lain ada
perlu pungkiri, masih non PNS kelebihan
mengajukan ada yg mungkin untuk tenaga
penambahan ke masih bekerja perawat dan perawatnya
4 Sumber dana Sumber dana “ mengenai “ RS kita “APBN Saya Sumber dana
berkisar 24 dana tidak “… Dana dari “…..Mungkin rasa ini keterkaitannya dengan
milyar lebih pembangunan sanggup BLUD dan dari tanggung penambahana ruang rawat
gitu… untuk kalau untuk
5 Kebijakan Yang pasti kalo “... untuk saat ”…dari PAD “….Belum ada “….belum “….mungkin Kebijakan Pemerintah
Pemkot untuk dari aspek tenaga ini masih Pagar Alam kebijakan ada setahu bisa di Kota Pagar Alam terkait
Penambahan dan fasilitas kita berfokus pada juga kecil, Pemkot Pagar saya, karena tanyakan ke dengan Penambahan
SURAT KETERANGAN
Nomor : 800/ 945 /RSUDB/2021
Yang Bertanda tangan dibawah ini Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Besemah Kota Pagar Alam, dengan ini menerangkan :
NPM : 19131011126
No.HP : 081363000525
Email : aurorafreezz@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Publikasi :-