Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR K3,HAZARD,RISIKO DAN PENGENDALIANNYA

MAKALAH

UNIVERSITAS BALIKPAPAN
MANAJEMEN RISIKO 1
DOSEN PEMBIMBING
LINA YULIANA S.Kep.,MKKK

Disusun oleh

NAMA : NABELLA KARTIKA DEVI


KELAS : A1/D4K3
NPM : 217052866
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep Dasar K3,Hazard,Risiko dan
Pengendalianya”

Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan makalah ini,maka dengan
segala kerendahan dan keikhlasan hati penulis mengharap kritik dan saran yang membangun sehingga
dapat melengkapi kesempurnaan makalah ini.

Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan kekuatan dan melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya atas segala yang telah kita lakukan.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis khususnya
maupun pembaca pada umumnya,amiin.

Balikpapan, 19 Oktober 2021

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………………………………. i

DAFTAR IS I………………………………………………………………………………………………………………………………………… ii

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………………………………………………. 1
2. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………………………………. 1
3. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………………………………………………. 2

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Sistem Manajemen Risiko K3 ……………………………………………………………………….. 2
2. Tujuan Sistem Manajemen Risiko K3 ……………………………………………………………………………... 3
3. Bagaimana cara merencanakan Sistem Manajemen K3 …………………………………………………. 3
4. Bagaimana tujuan penerapan Sistem Manajemen K3 ……………………………………………………. 4
5. Manfaat penerapan Sistem Manajemen K3 …………………………………………………………………… 4
6. Pengertian bahaya dan macam macam bahaya …………………………………………………………….. 5
7. Pengertian risiko dan Pengendalian risiko …………………………………………………………………….. 6

C. PENUTUP
1. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………….. 7
2. Saran …………………………………………………………………………………………………………………………… 7

ii
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak menyita
perhatian berbagai organisasi saat ini karena mencakup permasalahan segi perikemanusiaan,
biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum, pertanggungjawaban serta citra organisasi itu
sendiri. Semua hal tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang sama besarnya walaupun di
sana sini memang terjadi perubahan perilaku, baik di dalam lingkungan sendiri maupun factor
lain yang masuk dari unsur eksternal industri Ervianto ( 2005 ).

Proses pembangunan proyek kontruksi gedung pada umumnya merupakan kegiatan yang
banyak mengandung unsur bahaya. Situasi dalam lokasi proyek mencerminkan karakter yang
keras dan kegiatannya terlihat sangat kompleks dan sulit dilaksanakan sehingga dibutuhkan
stamina yang prima dari pekerja yang melaksanakannya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa
pekerjaan konstruksi ini merupakan penyumbang angka kecelakaan yang cukup tinggi
banyaknya kasus kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja sangat merugikan banyak pihak
terutama tenaga kerja bersangkutan Ervianto (2005).

Kecelakaan kerja sering terjadi akibat kurang dipenuhinya persyaratan dalam pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam hal ini pemerintah sebagai penyelenggara Negara
mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. Hal ini
direalisasikan pemerintah dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan seperti : UU RI No. 1
Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No:Per.05/Men/1996 mengenai sistem manajemen K3.

Namun pada kenyataannya, pelaksana proyek sering mengabaikan persyaratan dan


peraturan-peraturan dalam K3. Hal tersebut disebabkan karena kurang menyadari betapa besar
resiko yang harus ditanggung oleh tenaga kerja dan perusahaannya.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Pengertian Sistem Manajemen Risiko K3?


2. Tujuan dari Sistem Manajemen Risiko K3?
3. Bagaimana cara merencanakan Sistem Manajemen K3?
4. Bagaimana tujuan penerapan Sistem Manajemen K3?
5. Manfaat penerapan Sistem Manajemen K3?
6. Pengertian bahaya dan macam macam bahaya?
7. Pengertian risiko dan Pengendalian risiko?
1
3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :

1. Dapat memahami penegertian Sistem Manajemen Risiko K3


2. Dapat mengetahui tujuan dari Sistem Manajemen Risiko K3
3. Dapat mengetahui cara merencanakan Sistem Manajemen Risiko K3
4. Dapat menerapkan Sistem Manajemen Risiko K3
5. Dapat mengetahui manfaat penerapan Sistem Manajemen Risiko K3
6. Dapat mengetahui pengertian bahaya dan macam-macam bahaya
7. Dapat mengetahui pengertian risiko dan pengendalian risiko

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sistem Manajemen Risiko K3


Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan secara komperhensif, terencana dan terstruktur dalam suatu
kesisteman yang baik. Manajemen risiko K3 berkaitan dengan bahaya dan risiko yang harus
dikelola di tempat kerja, dimana diprediksi dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Sebaliknya, keberadaan risiko dalam kegiatan perusahaan mendorong perlunya adanya upaya
keselamatan untuk mengendalikan semua risiko yang ada. Dengan demikian, risiko adalah
bagian tidak terpisahkan dengan manajemen K3 yang diibaratkan mata uang dengan dua sisi.
Kata risiko berasal dari bahasa Arab yang berarti hadiah yang tidak diharap-harap datangnya
dari surga. Risiko adalah sesuatu yang mengarah pada ketidakpastian atas terjadinya suatu
peristiwa selama selang waktu tertentu yang mana peristiwa tersebut menyebabkan suatu
kerugian baik itu kerugian kecil yang tidak begitu berarti maupun kerugian besar yang
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari suatu perusahaan. Risiko pada umumnya
dipandang sebagai sesuatu yang negatif, seperti kehilangan, bahaya, dan konsekuensi lainnya.
Kerugian tersebut merupakan bentuk ketidakpastian yang seharusnya dipahami dan dikelolah
secara efektif oleh organisasi sebagai bagian dari strategi sehingga dapat menjadi nilai tambah
dan mendukung pencapaian tujuan organisasi.

Sumber-sumber Penyebab Risiko


Menurut sumber-sumber penyebabnya, risiko dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Risiko Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.
2. Risiko Eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar
perusahaan.
3. Risiko Keuangan, adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi dan keuangan,
seperti perubahan harga, tingkat bunga, dan mata uang.
4. Risiko Operasional, adalah semua risiko yang tidak termasuk risiko keuangan. Risiko
operasional disebabkan oleh faktor-faktor manusia, alam, dan teknologi.
2
Proses Manajemen Risiko
Proses yang dilalui dalam manajemen risiko adalah:
1. Perencanaan Manajemen Risiko, perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana
mendekati dan merencanakan aktivitas manajemen risiko untuk proyek.
2. Identifikasi Risiko, tahapan selanjutnya dari proses identifikasi risiko adalah mengenali jenis-
jenis risiko yang mungkin (dan umumnya) dihadapi oleh setiap pelaku bisnis.
3. Analisis Risiko Kualitatif, analisis kualitatif dalam manajemen risiko adalah proses menilai
(assessment) impak dan kemungkinan dari risiko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan
dengan menyusun risiko berdasarkan efeknya terhadap tujuan proyek.

2. Tujuan dari Sistem Manajemen Risiko K3


Dalam PP RI No 50 Tahun 2012, pemerintah menjelaskan tujuan adanya Sistem Manajemen
K3 di lingkungan kerja yaitu:
1. Meningkatkan efektifitas perlindungan, keselamatan, dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur, terstruktur, dan terintegrasi.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh, dan /atau serikat pekerja/serikat buruh
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas

Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak hanya untuk mematuhi aturan
pemerintah semata, tapi juga melindungi hak pekerja agar proses di perusahaan berjalan baik.
Perlindungan karyawan termasuk fisik, psikis, maupun materi. Dengan adanya sistem K3 bisa
menjadi bukti dan jaminan bahwa proses dalam perusahaan berlangsung aman. Angka
kecelakaan yang rendah, minim produksi cacat juga memberikan bukti bahwa perusahaan
normal dan mampu beroperasi dengan baik untuk menyediakan stok yang dibutuhkan oleh
calon pelanggan.

3. Cara merencanakan Sistem Manajemen K3


Dalam perencanaan ini secara lebih rinci menjadi beberapa hal:
1. Perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan, produk
barang dan jasa.
2. Pemenuhan akan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kemudian memberlakukan
kepada seluruh pekerja.
3. Menetapkan sasaran dan tujuan dari kebijakan K3 yang harus dapat diukur, menggunakan
satuan/indicator pengukuran, sasaran pencapaian dan jangka waktu pencapaian.
4. Menggunakan indikator kinerja sebagai penilaian kinerja K3 sekaligus menjadi informasi
keberhasilan pencapaian SMK3
5. Menetapkan sistem pertanggungjawaban dan saran untuk pencapaian kebijakan K3
6. Keberhasilan penerapan dan pelaksanaan SMK3 memerlukan suatu proses perencanaan yang
efektif dengan hasil keluaran (output) yang terdefinisi dengan baik serta dapat diukur.
3
4. tujuan penerapan Sistem Manajemen K3
Tujuan dari penerapan SMK3 diantaranya adalah:
mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh/serikat pekerja/serikat buruh meningkatkan efektifitas
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
Berdasarkan tujuan tersebut, perusahaan yang mampu menerapkan SMK3 akan
mendapatkan beberapa manfaat diantaranya:
1. Melindungi pekerja dengan menghindari adanya kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan
kerja
2. Mematuhi peraturan pemerintah sehingga membuat perusahaan terhindar dari sanksi
3. Meningkatkan kepercayaan konsumen dan membangun image market terhadap perusahaan.
4. Membuat sistem manajemen menjadi lebih efektif sehingga dapat menciptakan hubungan
yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
Bagi perusahaan yang akan menerapkan SMK3, terdapat beberapa tahapan implementasi
yang dijelaskan di dalam PP 50/2012, yaitu:
• Penetapan Kebijakan K3, pada tahap ini pengusaha paling sedikit harus: melakukan tinjauan
awal kondisi K3, memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus,
serta memperhatikan masukan dari pekerja dan/atau serikat pekerja.
• Perencanaan K3, dalam menyusun rencana K3, pengusaha harus mempertimbangkan : hasil
penelaahan awal, identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko, peraturan
perundang-undangan dan persyaratan lainnya, sumber daya yang dimilik
• Pelaksanaan Rencana K3, dalam melaksanakan rencana K3 pengusaha harus didukung oleh
sumber daya manusia di bidang K3, prasarana, dan sarana.
• Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3, pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan melalui
pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3 oleh sumber daya manusia yang
kompeten.

5. Manfaat penerapan Sistem Manajemen K3


Manfaat penerapan sistem manajemen K3 yaitu:
1. Menyadarkan karyawan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja
Adanya peraturan tentang keselamatan kerja bisa membuat karyawan bisa lebih sadar terhadap
bahaya dan risiko di tempat kerja sehingga bisa lebih awas untuk menjaga kesehatan. Selain itu,
kesadaran karyawan tentang kesehatan dan keselamatan kerja juga dapat membantu
perusahaan untuk mengurangi risiko kecelakaan dan langkah pencegahan yang lebih baik.
2. Meningkatkan kepercayaan dan reputasi perusahaan
Reputasi perusahaan akan meningkat jika memiliki tunjangan kesehatan dan keselamatan kerja.
Jika hal itu tersebar di internet, bisa menarik kandidat terbaik untuk melamar di perusahaan
tersebut. Selain itu, reputasi yang baik juga menarik perusahaan maupun lembaga untuk
bekerjasama dengan perusahaan. Namun, jika tidak ada tunjangan kesehatan dan keselamatan
kerja, suatu saat bisa dinilai sebagai kekurangan perusahaan.
4
3. Meningkatkan performa karyawan
Adanya jaminan kesehatan dan keselamatan kerja membuat karyawan bisa merasa lebih aman
dan nyaman sehingga bisa membuat karyawan bekerja lebih produktif. Performa mereka juga
akan meningkat seiring berjalannya waktu.
4. Menciptakan sistem manajemen yang efektif dan bisa menurunkan angka kerugian
Adanya pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja memungkinkan kecelakaan
bisa dicegah dan dihindari lebih maksimal. Pengaturan jam kerja dan jadwal lembur karyawan
termasuk salah satu sistem K3 yang bertujuan untuk mengurangi stress akibat jam kerja yang
terlalu lama. Stress bisa mengakibatkan banyak penyakit yang mengakibatkan buruknya
performa karyawan. Perusahaan dapat mengurangi kerugian karena karyawan sakit atau
kecelakaan kerja.

Isu kesehatan dan keselamatan kerja adalah hal yang sangat penting di lingkungan kerja. K3
adalah hal sadar yang harus diberikan perusahaan untuk karyawan agar nyaman bekerja. Agar
penerapan Sistem Manajemen K3 berjalan maksimal, diperlukan pemahaman tentang
keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja.

6. Pengertian Bahaya dan Macam-macam Bahaya


Hazard atau bahaya adalah suatu kondisi atau keadaan yang dapat menimbulkan atau
memperbesar kemungkinan terjadinya kerugian.Menurut Siahaan (2008)

Macam-macam Bahaya :
1. Bahaya fisik (bahaya yang ditimbulkan dari kebisingan, radiasi, pencahayaan, iklim, maupun
getaran pada tempat kerja).
2. Bahaya kimia (bahaya yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia seperti aerosol, insektisida,
dan sebagainya).
3. Bahaya biologi (bahaya yang ditimbulkan dari hal-hal terkait makhluk hidup (terutama
patogen) di lingkungan kerja seperti jamur, bakteri, dan virus).
4. Bahaya psikologi (bahaya yang ditimbulkan dari beban kerja yang terlampau berat, hubungan
dan kondisi kerja yang tidak nyaman, dan sebagainya).
5. Bahaya ergonomi (bahaya yang ditimbulkan dari gerakan berulang-ulang, seperti postur
statis, manual handling, dan sebagainya)

5
7. Pengertian Risiko dan Macam-macam Risiko
Pengertian risiko menurut KBBI adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat
merugikan perusahaan.

Ada 5 urutan dalam pengendalian risiko dalam k3.Diantaranya adalah :


1. Eliminasi
Eliminasi adalah pengendalian risiko K3 untuk mengeliminir atau menghilangkan suatu
bahaya. Eliminasi merupakan puncak tertinggi dalam pengendalian risiko dalam K3. Karena
apabila bahaya sudah dihilangkan maka sangat kecil kemungkinan akan mengancam
pekerja.
2. Substitusi
Substitusi adalah metode pengendalian risiko yang berfokus pada penggantian suatu alat
atau mesin atau barang yang memiliki bahaya dengan yang tidak memiliki bahaya
3. Engineering control
Engineering control adalah proses pengendalian risiko dengan merekayasa suatu alat atau
bahan dengan tujuan mengendalikan bahayanya. Engineering control kita lakukan apabila
proses substitusi tidak bisa dilakukan.
4. Administrasi
Langkah ini adalah terkait dengan proses non teknis dalam suatu pekerjaan dengan tujuan
menghilangkan bahaya. Proses non teknis ini diantaranya seperti pembuatan prosedur
kerja, pembuatan aturan kerja, pelatihan kerja, penentuan durasi kerja, penempatan tanda
bahaya, penentuan label, pemasangan rambu dan juga poster.
5. APD
APD atau alat pelindung diri adalah hierarki pengendalian risiko terakhir dalam K3.
Pengendalian ini banyak digunakan karena sederhana dan murah. Akan tetapi, proteksi yang
diberikan tidak sebaik langkah di atas. APD tidak menghilangkan sumber bahaya sehingga
proteksi yang diberikan tergantung dari individu masing-masing yang memakai.

6
PENUTUP

Kesimpulan
Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari risiko
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di
tempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3,diharapkan akan ter,ipta tempat kerja yang
aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja
dan produktivitas perusahaan.K3 sangat besar perannya dalam upaya meningkatkan pruduktivitas
perusahaan,terutama dapat mencegah korban manusia.

Dengan demikian untuk mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan perencana dan


pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya terletak pada peran serta pekerja
sendiri baik sebagai subjek maupun objek perlindungan dimaksud dengan memperhatikan banyaknya
risiko yang diperoleh.

Saran
Jagalah keselamatan anda dalam kondisi yang aman dan patuhilah peraturan rambu rambu
yang ada di tempat kerja agar tidak terjadi kecelakaan dan mengurangi risiko kecelakaan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
asani. (n.d.). Tujuan dan Manfaat Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
Perusahaan. https://www.asani.co.id/blog. Retrieved oktober 19, 2021, from
https://www.asani.co.id/blog/manfaat-sistem-manajemen-kesehatan-dan-keselamatan-kerja

dosenpendidikan. (n.d.). Pengertian Risiko Menurut Para Ahli. dosenpendidikan.co.id. Retrieved oktober
19, 2021, from https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-risiko/

media.neliti. (n.d.). PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN.


https://media.neliti.com/, 4. Retrieved oktober 19, 2021, from
https://media.neliti.com/media/publications/97452-ID-penerapan-sistem-manajemen-
keselamatan-d.pdf

mutiaramutusertifikasi. (n.d.). PENTINGNYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 (SMK3).


http://mutiaramutusertifikasi.com/. Retrieved oktober 19, 2021, from
https://www.mutiaramutusertifikasi.com/artikel/pentingnya-penerapan-sistem-manajemen-k3-
smk3

ruanghse.com. (2021). Hierarki Pengendalian Risiko K3, Ini Langkahnya. ruanghse.com. Retrieved
oktober 19, 2021, from https://www.ruanghse.com/2021/02/hierarki-pengendalian-risiko-k3-
ini.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai