OLEH :
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesikan makalah ini. Solawat dan salam tak lupa kami
sampaikan kepada Rosulullah SAW, yang dengan perantara-Nya-lah kita
semua dapat merasakan nikmat kehidupan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan
1. Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat
dipertanggungkan sebagai objek yang terkena risiko kepada
perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi.
Dengan demikian, kerugian tersebut menjadi tanggungan
(beban) perusahaaan asuransi.
2. Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang
termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat
dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.
3
c. Informasi berkualitas yang tepat waktu
Prinsip ini menentukan akurasi pengukuran dan kualitas keputusan
yang diambil.
d. Diversifikasi
Sistem manajemen risiko yang baik menempatkan konsep
diversifikasi sebaga sesuatu yang penting dicermati, hal ini menuntut
pola pemantauan yang konstan dan konsisten.
e. Independensi
Membahas tentang kewenengan dan tanggung jawab dari kelompok
manajemen risiko dan kelompok/unit lainnya dalam perusahaan,visi
perusahaan dan kualitas interaksi antara kelompok manajemen risiko
dan kelompok/unit lainnya, serta antar kelompok/unit yang
melaksanakan transaksi dengan mengambil risiko tertentu.
f. Pola keputusan yang disiplin
Pola keputusan yang diambil harus bergantung pada upaya
manajemen dalam memutuskan cara terbaik untuk menggunakan
alat/teknik tertentu dan memahami keterbatasan yang dimiliki oleh
alat/teknik tersebut.
g. Kebijakan
Mensyaratkan bahwa tujuan dan strategi manajemen risiko suatu
perusahaan harus dirumuskan dalam sebuah policy, manual and
procedure yang jelas. Tujuan utama hal tersebut adalah memberikan
kejelasan mengenai proses manajemen risiko, baik untuk pihak
internal maupunpihak eksternal.
4
Risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Risiko oprasional yaitu jenis resiko yang muncul akibat tidak
berfungsinya bagian internal perusahaan dan beberapa penyebab
lainnya seperti human error dan sistem yang gagal. Penyebab
timbulnya resiko operasional ini diklaim sebagai penyebab yang
paling luas bila dibandingkan dengan jenis resiko lainnya. Selain
disebabkan oleh beberapa hal yang telah disebutkan di atas, ada
penyebab lain timbulnya resiko operasional, seperti akuntansi,
kegiatan operasional (baik kegiatan operasional untuk barang dan
jasa), sistem informasi manajemen, sistem teknologi informasi, dan
sistem manajemen sumber daya manusia (HRM).
Resiko hazard/ resiko bahaya yaitu sejumlah faktor yang dapat
mempengaruhi berbagai akibat yang timbul akibat suatu peristiwa.
Kerugian yang dialami oleh sebuah perusahaan merupakan contoh
penyimpangan yang tentunya tidak diinginkan oleh semua
perusahaan. Adapun beberapa faktor yang diklaim sebagai sumber
alias kerugian yang dialami oleh suatu perusahaan, antara lain resiko
sosial, resiko ekonomi, dan resiko fisik. Sangat penting bagi manajer
resiko untuk mengidentifikasi sumber resiko yang ada pada sebuah
perusahaan agars manajer dapat langsung mengambil langkah tepat
untuk menanganinya.
Risiko finansial yaitu suatu resiko yang umumnya dialami oleh
investor. Resiko ini muncul sebaagi akibat saham dan obligasi
emiten yang tidak mampu mampu membayar deviden atau bunga,
atau pokok pinjaman beserta bunganya.
Risiko strageic yaitu resiko yang biasanya muncul akibat terjadi
suatu rangkaian peristiwa atau kondisi yang tak diduga di mana
kejadian atau peristiwa tersebut dapat menurunkan kemampuan
seorang manajer untuk mengaplikasikan ide atau strateginya.
5
2.5 Esensi Konsep Manajemen Risiko
a. Manajemen Risiko menurut Basel Committee on Banking
Supervision (BCBS)
Saat ini acuan ketetntuan yang digunakan oleh seluruh bank di dunia
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya adalah mengacu pada Basel
II (yang sebelumnya adalah Basel I).
Basel I merupakan output dari The Basel Committee on Banking
Supervision (BCBS) dalam menciptakan metodologi standart dalam
penerapan maanajemen risiko, khususnya dalam melakukan perhitungan
penyediaan modal yang berdasarkan risiko yang dimiliki oleh bank (risk-
based capital).
Tujuan BCBS mengembangkan Basel I ini adalah sebagai berikut :
1. Memperkuat stabilitas dan kendala dari sistem perbankan
internasional.
2. Menciptakan kerangka yang adil dalam mengukur kecukupan modal
bank internasional.
3. Mengembangkan kerangka yang dapat diimplementasikan secara
konsisten dengan tujuan untuk mengurangi persaingan yang tidak
seimbang di antara bank internasional.
6
Dengan adanya pengenbangan dan telah disadarinya kelemahan-
kelemahan pada Basel I, dikeluarkannya Basel II. Pada intinya
penyediaan modal minimum dengan Basel II ini lebih menyelaraskan
antara prosfil risiko yang dimiliki oleh bank dalam membentuk economic
capital dan minimum capital requirement yang ditetapkan oleh regulator.
Basel II bertujuan meningkatkan keamanan dan kesehatan sistem
keuangan, dengan menitikberatkan pada perhitungan permodalan yang
berbasis risiko, supervision review process, dan market discipline.
7
Pada BIS sendiri dalam Pilar 1 menyatakan bahwa ada dua
pendekatan yang dapat dilakukan oleh bank untuk mengukur risiko pasar,
yaitu:
(a) Standardized Model Approach, dalam pendekatan ini biaya modal
dihitung secara terpisah untuk setiap risiko dan dihitung sebagai
tambahan modal untuk menutupi resiko pasar.
(b) Internal Model Approach, dalam pendekatan ini bank menghitung
seluruh resiko dengan menggunakan metode yang telah divalidasi
oelh pengawas (misal VaR).
2. Risiko Kredit
Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian karena kelalaian
dari peminjam atau dalam kejadian adanya penurunan kualitas kredit dari
peminjam. Ada dua pendekatan dalam mengukur resiko kredit, yaitu:
a. Standardized Approach, yaitu menggunakan external credit rating
untuk menetapkan bobot risiko.
b. Internal Rating Based (IRB), yaitu menghitung probabilty of default
untuk tiap-tiap kelompok debitur atau dapat juga bank menghitung
seluruh parameter risiko kredit.
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang yang disebabkan bank tidak
mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. Dapat dikategorikan
sebagai berikut:
a. Risiko likuiditas pasar, yaitu risiko yang timbul karena bank tidak
mampu melakukan offsetting posisi tertentu dengan harga pasar
karena kondisi likuiditas pasar yang tidak memadai atau terjadi
gangguan di pasar (market disruption).
b. Risiko likuiditas pendanaan, yaitu risiko yang timbul karena bank
tidak mampu mencairkan asetnya atau memperoleh pendanaan dari
sumber dana lain.
8
4. Risiko Hukum
Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang
disebabkan adanya tuntuntan hukum, ketiadaan peraturan perundang-
undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak
terpenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikat agunan yang tidak
sempurna.
5. Risiko Reputasi
Risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait
dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap bank.
6. Risiko Strategik
Risiko yang disebabkan adanya penetapan dan perlaksanaan
strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak
tepat atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan internal.
7. Risiko Kepatuhan
Risiko yang disebabkan bank tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang
berlaku. Pada praktiknya, risiko kepatuhan melekat pada risiko bank yang
terkait pada peraturan perundangan-undangan dan ketentuan lain yang
berlaku.
8. Risiko Operasional
Risiko kerugian dari kegagalan operasional, mencakup berbagai
peristiwa dan tindakan serta kelambanan, misalnya kegagalan untuk
mengambil tindakan yang tepat pada waktu yang tepat. Kegagalan
operasional menyebabkan kerugian disebut kerugian operasional.
9
a. Peril ( bencana, musibah )
Peril dapat didefinisikan sebagai penyebab langsung kerugian.
Orang-orang dapat terkena kerugian atau kerusakan karena berbagai peril
atau bencana. Bencana yang umum adalah kebakaran, topan, ledakan,
tubrukan, mati muda, penyakit, kecerobohan dan ketidak jujuran.
Bencana-bencana yang dapat menimpa harta dan penghasila haruslah
dipelajari oleh pengelola risiko sehingga perlindungan yang tepat dapat di
atur untuk mengendalikannya.
b. Hazard ( bahaya )
Hazard atau bahaya dapat di definisikan sebagai keadaan yang
menimbulkan atau meningkatkan terjadinya chance of loss dari suatu
bencana tertentu. Jadi, hal-hal seperti kecerobohan pemeliharaan rumah
tangga yang buruk, jalan raya jelek, mesin yang tidak terpelihara, dan
pekerjaan yang berbahaya adalah hazard, karena ini dalah keadaan yang
meningkatkan kemungkinan kerugian.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena
kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan
terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan sehinga kita perlu tau mengenai konsep
risiko agar dapat mempekirakan kemungkinan yang disebabkan oleh
risiko.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://pengertianmanajemen.net/pengertian-manajemen-resiko/
http://www.darakonsultanasuransi.com/index.php/risk-management-
and-risiko/48-manajemen
12