Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah “ MANAJEMEN RESIKO K3 ( KEAMANAN, KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA ) DI LUAR GEDUNG ”.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Resiko kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan
makalah ini dengan memberikan gambaran secara deskriptif agar mudah di pahami.

Namun penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari pada itu penyusun memohon saran dan arahan yang sifatnya membangun
guna kesempurnaan makalah ini di masa akan datang dan penyusun berharap makalah
ini bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar,

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................

Kata Pengantar ........................................................................................................ i

Daftar Isi ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah ........................................................................................ 2

1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II ISI

2.1 Pengertian K3………………………………………………………………3


2.2 Pengertian Risiko dan Manajemen risiko…………………………………7
2.3 Faktor Risiko K3 di Luar Gedung………………………………………..13
2.4 Proses Manajemen Risiko………………………………………………...13
2.5 pengendalian Risiko K3…………………………………………….........16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….19

3.1 Saran………………………………………………………………………20

DAFTAR PUSTAKA

ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program Kesehatan Kerja mempunyai tujuan utama yaitu memberikan perlindungan
kepada pekerja dari bahaya kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja dan promosi
kesehatan pekerja. Lebih jauh lagi adalah menciptakan kerja yang tidak saja aman dan sehat,
tetapi juga nyaman serta meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas.

Kantor Perburuhan Internasional (ILO) pada tahun 2005 memperkirakan bahwa diseluruh
dunia setiap tahun 2.2 juta orang meninggal karena kecelakaan-kecelakaan dan penyakit-
penyakit akibat kerja. Dan kematian-kematian akibat kerja nampaknya meningkat. Lagi pula,
diperkirakan bahwa setiap tahun terjadi 270 juta kecelakaan-kecelakaan yang akibat kerja yang
tidak fatal (setiap kecelakaan paling sedikit mengakibatkan paling sedikit tiga hari absen dari
pekerjaan) dan 160 juta penyakit-penyakit baru akibat kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan permasalahan pemerintah, pengusaha,


pekerja dan keluarganya diseluruh dunia. Sementara beberapa industri bersifat lebih berbahaya
dari industri yang lain, kelompok pekerja migran dan pekerja berpenghasilan kecil yang lain
lebih banyak dihadapkan pada risiko mengalami kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dan
kesehatan yang kurang baik, karena kemiskinan seringkali memaksa mereka untuk menerima
pekerjaan yang tidak aman.

Berbagai pendekatan sering dilakukan dalam menghadapi risiko dalam organisasi atau
perusahaan salah satunya yaitu menerapkan Manajemen Risiko, dalam pengertian umum,
risiko tinggi yang dihadapi sebenarnnya merupakan suatu tantangan yang perlu diatasi dan
melalui suatu pemikiran positif diharapkan akan memberikan nilai tambah atau imbalan hasil
yang tinggi pula.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu K3?
b. Apa itu risiko dan manajemen risiko?
c. Apa saja faktor risiko K3 di luar gedung?
d. Bagaimana proses manajemen risiko?
e. Bagaimana pengendalian risiko K3?

1.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui pengertian K3.
2. Mampu mengetahui pengertian risiko dan manajemen risiko.
3. Mampu mengetahui faktor risiko K3 di luar gedung.
4. Mampu mengetahui proses manajemen risiko.
5. Mampu mengetahui cara pengedalian risiko K3.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian K3
Pengertian K3 adalah suatu keadaan yang menunjukan kondisi yang aman atau selamat
dari risiko kecelakaan,kerusakan atau kerugian di tempat kerja.

Arti K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) secara khusus dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Pengertian K3 secara keilmuan: K3 merupakan ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
2. Pengertian K3 secara filosofis: suatu upaya yang dilakukan untuk memastikan
keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja pada khususnya, dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat
adil dan makmur.

Pengertian K3 adalah kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman,
terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan dan
kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan
yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja (
Mathis and Jackson).
Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu hal penting
yang wajib diterapkan oleh semua perusahaan. Hal ini juga tertuang dalam Undang-Undang
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 pasal 87.
Pada pelaksanaannya K3 memiliki fungsi yang cukup banyak dan bermanfaat, baik bagi
perusahaan maupun bagi pekerja. Berikut ini adalah beberapa fungsi K3 secara umum:

3
1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko
dan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir, desain tempat
kerja, dan pelaksanaan kerja.
3. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para pekerja di
lingkungan kerja.
4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja.
5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur
dan program.
6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan
program pengendalian bahaya.
Dasar Hukum dan Pedoman :
 UU No.1 /1970 tentang keselamatan kerja
 UU No.23 /1992 tentang kesehatan
 Permenkes RI No. 986/92 tentang kesehatan lingkungan RS
 Permenkes RI No. 472 tahun 1996 tentang pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan
 SK Menkes No.351 tahun 2003 tentang Komite K3 sektor Kesehatan
 Permenaker no.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja

2.2 Resiko dan Manajemen Resiko


Pengertian Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat
sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.
Beberapa definisi tentang risiko, sebagai berikut:
1. Risk is the change of loss, risiko diartikan sebagai kemungkinan akan terjadinya
kerugian,
2. Risk is the possibility of loss, risiko adalah kemungkinan kerugian,
3. Risk is Uncertainty, risiko adalah ketidakpastian,
4. Risk is the dispersion of actual from expected result, risiko merupakan penyebaran
hasil actual dari hasil yang diharapkan,

4
5. Risk is the probability of any outcome different from the one expected, risiko adalah
probabilitas atas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan
1. Menurut Smith (1990 dikutip dalam Anonim 2009) Manajemen Resiko didefinisikan
sebagai proses identifikasi, pengukuran,dan kontrol keuangan dari sebuah resiko
yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang
dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
2. Menurut Clough and Sears (1994 dikutip dalam Anonim 2009), Manajemen risiko
didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua
kejadian yang menimbulkan kerugian.
3. Menurut William, et.al (1995 dikutip dalam Anonim 2009) Manajemen risiko juga
merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk
mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian
pada sebuah organisasi.
4. Dorfman (1998 dikutip dalam Anonim 2009) Manajemen risiko dikatakan sebagai
suatu proses logis dalam usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu
kerugian.

A. TUJUAN DITERAPKANNYA MANAJEMEN RISIKO DI TEMPAT KERJA

Manajemen risiko kesehatan di tempat kerja mempunyai tujuan: meminimalkan


kerugian akibat kecelakaan dan sakit, meningkatkan kesempatan/peluang untuk meningkatkan
produksi melalui suasana kerja yang aman, sehat dan nyaman, memotong mata rantai kejadian
kerugian akibat kegagalan.

Tindakan manajemen resiko diambil oleh para praktisi untuk merespon bermacam-
macam resiko. Responden melakukan dua macam tindakan manajemen resiko yaitu mencegah
dan memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau
mentransfer resiko pada tahap awal proyek konstruksi. Sedangkan tindakan memperbaiki
adalah untuk mengurangi efek-efek ketika resiko terjadi atau ketika resiko harus diambil (Shen
1997 dikutip dalam Anonim 2009).

Manajemen resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah
resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana

5
untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak
yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko
(Uher 1996 dikutip dalam Anonim 2009).

B. MANFAAT DITERAPKANNYA MANAJEMEN RISIKO DI TEMPAT KERJA

Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain (Mok et al., 1996
dikutip dalam Anonim 2009)

1. Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.


2. Memudahkan estimasi biaya.
3. Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam
cara yang benar.
4. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan
ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.
5. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak
informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
6. Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
7. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
8. Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.

Menurut Darmawi 2005 (dikutip dalam Anonim 2009) Manfaat manajemen risiko yang
diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu :

1. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.


2. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
3. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
4. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur
pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara
tidak langsung menolong meningkatkan public image.

6
Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas, maka secara implisit sudah
terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko antara lain
sebagai berikut ini (Darmawi 2005 dikutip dalam Anonim 2009).

a. Survival

b. Kedamaian pikiran

c. Memperkecil biaya

d. Menstabilkan pendapatan perusahaan

e. Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan

f. Melanjutkan pertumbuhan perusahaan

g. Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.

2.3 Faktor Risiko K3 Di Luar Gedung RS

a. Ruang bangunan dan halaman : Semua ruang/unit dan halaman yang ada dalam batas
pagar RS (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan untuk berbagai
keperluan dan kegiatan RS.
b. Lingkungan bangunan RS harus mempunyai batas yang jelas, di lengkapi dengan pagar
yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau binatang peliharaan keluar masuk
dengan bebas.
c. Lingkungan bangunan RS harus bebas dari banjir, jika berlokasi di daerah rawan banjir
harus menyediakan fasilitas/teknologi untuk mengatasinya.
d. Lingkungan RS harus bebas dari asap rokok, tidak berdebu, tidak becek, atau tidak
terdapat genangan air, dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau tertutup,
tersedia lubang penerima air masuk dan disesuaikan dengan luas halaman.
e. Pencahayaan : jalur pejalan kaki harus cukup terang, lingkungan bangunan RS harus
dilengkapi penerangan dengan intensitas cahaya yang cukup terutama pada area dengan
bayangan kuat dan yang menghadap cahaya yang menyilaukan.

7
f. Kebisingan : terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga menganggu atau
membahayakan kesehatan. Dengan menanam pohon (green belt), meninggikan tembok
dan meninggikan tanah (bukit buatan) yang berfungsi untuk penyekatan / penyerapan
bising
g. Kebersihan : halaman bebas dari bahaya dan risiko minimum untuk terjadinya infeksi
silang, masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
h. Saluran air limbah domestic dan limbah medis harus tertutup dan terpisah, masing-
masing dihubungkan langsung dengan instalasi pengolahan limbah.
i. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan keseluruhan,
sehingga tersedia tempat parker yang memadai dan dilengkapi dengan rambu parker.
j. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat tertentu yang
menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah.
k. Lingkungan, ruang, dan bangunan RS harus selalu dalam keadaan bersih dan tersedia
fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang memenuhi persyaratan kesehatan.
l. Jalur lalulintas pejalan kaki dan jalur kendaraan harus dipisahkan.
Jalur pejalan kaki : lebar, tidak licin, mengakomodasi penyandang cacat
Jalur kendaraan : cukup lebar, konstruksi kuat, tidak berlubang.

m. Ketetapan yang diatur oleh the environment protection act 1990 mendefinisikan :

 Polutan
 Limbah terkendali
 Limbah khusus

n. Kriteria limbah berbahaya :


 Dapat menyala / mudah menyala
 Iritan
 Berbahaya
 Beracun
 Karsinogenik
 Korosif

8
2.4 Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko adalah suatu proses yang bersifat berkesinambungan,


sistematis, logik, dan terukur yang digunakan untuk mengelola risiko. Proses manajemen risiko
meliputi penerapan kebijakan, prosedur, dan praktek untuk melaksanakan penetapan konteks,
identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring dan reviu, dan
komunikasi dan konsultasi.

1. Penetapan konteks
2. Identifikasi Risiko
Adalah proses menemukan, mengenal dan mendeskripsikan resiko yang dibagi 2 yaitu:
a. Identifikasi risiko proaktif
Mencari risiko yang berpotensi menghalangi rumah sakit mencapai tujuan.
b. Identifikasi risiko reaktif

9
Dilakukan setelah risiko muncul dalam bentuk insiden / gangguan. Metode
yang dipakai biasanya melalui pelaporan insiden.

3. Analisis Risiko
Adalah proses untuk memahami sifat risiko dan menetukan peringkat risiko yang
dilakukan dengan cara menilai seberapa sering peluang risiko itu muncul.
4. Evaluasi Risiko
Adalah proses membandingkan antara hasil analisa risiko dengan kriteria risiko untuk
menentukan apakah risiko dan besarnya dapat diterima atau ditoleransi.
5. Penanganan Risiko
Adalah proses untuk memodifikasi risiko. Bentuk-bentuk penangan risiko diantaranya:
 Menghindari risiko dengan memutuskan untuk tidak memulai atau melanjutkan
aktivitas yang menimbulkan risiko.
 Mengambil atau meningkatkan risiko untuk mendapatkan peluang
 Menghilangkan sumber risiko
6. Monitoring dan Review
7. Komunikasi dan Konsultasi

2.5 Pengendalian Risiko K3

Ada beberapa kelompok kontrol yang dapat dibentuk untuk menghilangkan atau
mengurangi bahaya K3, yakni diantaranya

1. Eliminasi
memodifikasi desain untuk menghilangkan bahaya; misalnya, memperkenalkan
perangkat mengangkat mekanik untuk menghilangkan penanganan bahaya manual.

2. Substitusi

pengganti bahan kurang berbahaya atau mengurangi energi sistem (misalnya,


menurunkan kekuatan, ampere, tekanan, suhu, dll).

10
3. Kontrol Teknik / Perancangan
menginstal sistem ventilasi, mesin penjagaan, interlock, dll
4. Kontrol Administratif
tanda-tanda keselamatan, daerah berbahaya tanda, tanda-tanda foto-luminescent,
tanda untuk trotoar pejalan kaki, peringatan sirene / lampu, alarm, prosedur
keselamatan, inspeksi peralatan, kontrol akses, sistem yang aman, penandaan, dan
izin kerja, dll.
5. Alat Pelindung Diri.
kacamata safety, perlindungan pendengaran, pelindung wajah, respirator, dan sarung
tangan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian K3 adalah suatu keadaan yang menunjukan kondisi yang aman atau selamat
dari risiko kecelakaan,kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Pengertian Risiko adalah
bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang
berlangsung atau kejadian yang akan datang. Manajemen resiko adalah sebuah cara yang
sistematis dalam memandang sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko
tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan
ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon
yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko.
Faktor risiko K3 di luar gedung :
 Ruang bangunan dan halaman RS.
 Lingkungan bangunan RS.
 Lingkungan bangunan RS harus bebas dari banjir.
 Lingkungan RS harus bebas dari asap rokok, tidak berdebu, tidak becek, atau
tidak terdapat genangan air, dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau
tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan disesuaikan dengan luas
halaman.
 PencahayaanFaktor-Faktor Risiko K3 di Luar Gedung

12
 Kebisingan
 Kebersihan
 Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan terpisah
 Tempat-tempat tertentu yang menghasilkan sampah harus disediakan tempat
sampah.
 Selalu dalam keadaan bersih dan tersedia fasilitas.
Cara pengendalian risiko :
 Eliminasi
 Substitusi
 Kontrol Teknik / Perancangan
 Kontrol Administratif
 Alat Pelindung Diri.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Jika terdapat kesalahan pada
makalah ini mohon dimaklumi dan kami sangat membutuhkan saran atau kritik demi perbaikan
makalah kami kedepannya. Terima kasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008.ManajemenRisiko.[Online].http://kesehatandankeselamatankerja.blogspot.com/
2008/01/manajemen-risiko-untuk-k3.html.[Diakses 6 september 2011]

Anonim.2009.DefinisidanManfaatPenerapanManajemenRisiko.[Online].http://jurnalsdm.blo
gspot.com/2009/09/manajemenresikodefinisidanmanfaat.html. [Diakses6september2011]

Ariagusti.2011.ManajemenRisikoDalamKeselamatan&KesehatanKerja.[Online]. http://ariag
usti.wordpress.com/2011/01/07/manajemenrisikodalamkeselamatan-dan-kesehatan-
kerja/.[Diakses 6 september 2011]

Ishak,Aulia.2004.ManajemenK3DalamUpayaMeningkatkanProduktivitasKerja.
[Online].http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1458/1/industriulia3.pdf.[Diakses29
Oktober2011]

Mansyur,Muchtaruddin.2007.ManajemenRisikoKesehatanDiTempatKerja.[Online].http://doc
s.google.com/viewer?a=v&q=cache:InJ_9_qznQIJ:indonesia.digitaljournals.org/index.php/id
nmed/article/download/534/533+Manajemen+Risiko+Kesehatan+di+Tempat+Kerja.html.%5
BDiakses 6 september 2011]

Mulyadi,HendraDicky.2011.ManajemenRisiko.[Online].http://dickyhendramulyadi@yahoo.c
om. [Diakses 10 september 2011]

Rachmadi.2011.ManajemenResiko(JanganTakutDenganResiko).[Online].http://www.eocom
munity.com/showthread.php?tid=16221. [Diakses 10 september 2011]

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai