Anda di halaman 1dari 16

RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

ANGGOTA KELOMPOK 6:
I Wayan Ferdi Yasa 120113139
I Dewa Ayu Sapitri Mega Febriyanti 120113141
Kadek Vira Utami Pramesti 120113143
Kadek Mas Ayu Dianti Pertiwi 120113147
Desak Putu Eka Cahyani 120113150
Made Wulan Maynika Dewi 120113152

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL


DENPASAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS BIDANG STUDI MANAJEMEN
2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kelompok yang berjudul Resiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Resiko Kesehatan
dan Keselamatan Kerja yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi, dan berita. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Ni Luh Putu Sariani, S.E., M.M. selaku dosen pada mata kuliah
Manajemen Risisko yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami menyadari, makalah yang
kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 8 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Manfaat........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Kesehatan dan keselamatan Kerja...............................................................................3

2.2 Kecelakaan Kerja.........................................................................................................3

2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja..........................................................4

2.4 Jenis-jenis Bahaya Kesehatan Dan Keselamatan Kerja yang terjadi di tempat kerja. 6

2.5 Hubungan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja terhadap Produktifitas Kerja.............7

2.6 Pengendalian Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja...........................................8

BAB III PENUTUP..................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

LAPORAN TANYA JAWAB.................................................................................................12

KETERANGAN ANGGOTA KELOMPOK..........................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen risiko menyangkut budaya, proses dan struktur dalam mengelola suatu
risiko secara efektif dan terencana dalam suatu sistem manajemen yang baik. Manajemen
risiko adalah bagian dari proses manajemen yang berjalan dalam perusahaan atau
Lembaga. Manajemen risiko kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu upaya
mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara
komphrehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak


menyita perhatian berbagai organisasi saat ini karena mencakup permasalahan segi
perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum, pertanggungjawaban serta
citra organisasi itu sendiri. Risiko tersebut merupakan dampak akibat dari kompleksitas
pekerjaan beserta kurangnya kontrol dari proyek sehingga berdampak negatif pada
pembangunan proyek.

Pada dasarnya, pekerja yang berinteraksi langsung dengan alat mesin akan lebih
banyak mengalami risiko kecelakaan lebih tinggi. Kecelakaan kerja sering terjadi akibat
kurang dipenuhinya persyaratan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
Untuk itu maka manajemen risiko K3 sangat perlu untuk diperhatikan Tujuan dan sasaran
manajemen risiko K3 adalah terciptanya manajemen risiko K3 yang harus melibatkan
seluruh elemen pekerja sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif. Karena
itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, potensi kecelakaan kerja harus dicegah atau
setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.

Namun pada kenyataan pelaksanaannya perusahaan sering mengabaikan persyaratan


dan peraturan-peraturan K3 yang seharusnya diterapkan perusahaan. Hal tersebut
disebabkan karena kurang menyadari betapa besar resiko yang harus ditanggung oleh
tenaga kerja dan perusahaannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Penyebab Timbulnya Kecelakaan Kerja?

1
2. Apa Saja Jenis-Jenis Bahaya Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Yang Terjadi Di
Tempat Kerja?
3. Bagaimana Hubungan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja terhadap Produktifitas
Kerja?
4. Bagaimana Pengendalian Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja?

1.3 Manfaat
1. Untuk Mengetahui Penyebab Munculnya Kecelakaan Kerja.
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Bahaya Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Yang
Terjadi Di Tempat Kerja.
3. Untuk Mengetahui Hubungan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Terhadap
Produktifitas Kerja.
4. Untuk Mengetahui Pengendalian Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Kesehatan dan keselamatan Kerja
Menurut UU no.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja : “Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja”.

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (MK3) adalah bagian keseluruhan dari
sebuah sistem manajemen secara utuh yang meliputi struktur organisasi dan sumber daya,
dibutuhkan guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif dalam rangka
pengendalian risiko-risiko yang berkaitan dengan K3 dalam setiap aktivitas kegiatan
pekerjaan. Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah
terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan
terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen
untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang
ada.

Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja adalah kunci sebagai acuan kinerja dalam
keamanan pekerjaan pada suatu proyek konstruksi yang ingin melindungi para
pekerjanya, personel yang ada dilapangan, seperti peraturan umum yang memberikan
petunjuk bagaimana mengurangi kecelakaan dan memberikan perlindungan terhadap
aset/properti. Perencanaan K3 meliputi :

a. Identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian dan pengendalian risiko (risk


assessment and risk control) yang dapat diukur
b. Pemenuhan terhadap peraturan, perundangan dan persyaratan lainnya
c. Penentuan tujuan dan sasaran
d. Program kerja secara umum dan program kerja secara khusus
e. Indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja K3.

2.2 Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda (Peraturan Menteri Tenaga
Kerja (Permenaker) Nomor: 03/Men/1998). Menurut (OHSAS 18001, 1999) dalam

3
Shariff (2007), kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tiba-tiba yang tidak diinginkan
yang mengakibatkan kematian, luka-luka, kerusakan harta benda atau kerugian waktu.

Kecelakaan menurut M. Sulaksmono (1997) adalah suatu kejadian tidak diduga dan
tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur. Kecelakaan
akibat kerja adalah berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan
kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan pekerjaan atau pada
waktu pekerjaan berlangsung. Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan
kerja, kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak
dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat
menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda.

2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja


Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang sering digunakan adalah teori tiga
faktor utama (Three Main Factor Theory). Menurut teori ini disebutkan bahwa ada tiga
faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Ketiga faktor tersebut dapat
diuraikan menjadi :

1. Faktor Manusia
a. Umur
Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi
fisik, mental, kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Kita
mengetahui bahwa beberapa kapasitas fisik, seperti penglihatan, pendengaran
dan kecepatan reaksi, menurun sesudah usia 30 tahun atau lebih. Sebaliknya
mereka lebih berhati-hati, lebih dapat dipercaya dan lebih menyadari akan
bahaya dari pada tenaga kerja usia muda. Namun begitu terdapat
kecenderungan bahwa beberapa jenis kecelakaan kerja seperti terjatuh lebih
sering terjadi pada tenaga kerja usia 30 tahun atau lebih dari pada tenaga kerja
berusia sedang atau muda. 22 Juga angka beratnya kecelakaan rata-rata lebih
meningkat mengikuti pertambahan usia.
b. Jenis Kelamin
Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian
kerja secara sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya
paparan yang diterima orang, sehingga penyakit yang dialami berbeda pula.
Secara anatomis, fisiologis, dan psikologis tubuh wanita dan pria memiliki

4
perbedaan sehingga dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian dalam beban dan
kebijakan kerja, diantaranya yaitu hamil dan haid. Dua peristiwa alami wanita
itu memerlukan penyesuaian kebijakan yang khusus.
c. Masa Kerja
Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif.
Memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa
kerja personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya.
Sebaliknya, akan memberi pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya
masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja. Hal ini biasanya terkait
dengan pekerjaan yang bersifat monoton atau berulang-ulang.
d. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat
yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh
tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidak secara
sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat mengurangi tingkat
keparahan yang mungkin terjadi. Penggunaan alat pelindung diri dapat
mencegah kecelakaan kerja sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan
praktek pekerja dalam penggunaan alat pelindung diri.
e. Perilaku
Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan praktik kerja yang aman
bisa menjadi hal yang penting karena ternyata lebih banyak persoalan yang
disebabkan oleh pekerja yang ceroboh dibandingkan dengan mesin-mesin atau
karena ketidakpedulian karyawan.
2. Faktor Lingkungan
a. Kebisingan
Kebisingan pada tenaga kerja dapat mengurangi kenyamanan dalam
bekerja, mengganggu komunikasi/percakapan antar pekerja, mengurangi
konsentrasi, menurunkan daya dengar dan tuli akibat kebisingan.
b. Penerangan
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang
dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya tidak perlu. Penerangan
adalah penting sebagai suatu faktor keselamatan dalam lingkungan fisik
pekerja. Faktor penerangan yang berperan pada kecelakaan antara lain kilauan
cahaya langsung pantulan benda mengkilap dan bayang-bayang gelap. Selain

5
itu pencahayaan yang kurang memadai atau menyilaukan akan melelahkan
mata. Kelelahan mata akan menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya
bila karyawan mengoperasikan mesin-mesin berbahaya sehingga dapat
menyebabkan kecelakaan.
c. Lantai Licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan
air dan bahan kimia yang merusak. Karena lantai licin akibat tumpahan air,
tahan minyak atau oli berpotensi besar terhadap terjadinya kecelakaan, seperti
terpeleset.
3. Faktor Peralatan
a. Kondisi Mesin
Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat
ditingkatkan. Selain itu, beban kerja faktor manusia dikurangi dan pekerjaan
dapat lebih berarti. Apabila keadaan mesin rusak, dan tidak segera diantisipasi
dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Ketersediaan alat pengaman
mesin Mesin dan alat mekanik terutama diamankan dengan pemasangan pagar
dan perlengkapan pengamanan mesin ata disebut pengaman mesin. Dapat
ditekannya angka kecelakaan kerja oleh mesin adalah akibat dari secara
meluasnya dipergunakan pengaman tersebut.
b. Letak Mesin
Fungsi manusia dalam hubungan manusia mesin dalam rangkaian
produksi adalah sebagai pengendali jalannya mesin tersebut. Mesin dan alat
diatur sehingga cukup aman dan efisien untuk melakukan pekerjaan dan
mudah. Termasuk juga dalam tata letak dalam menempatkan posisi mesin.
Semakin jauh letak mesin dengan pekerja, maka potensi bahaya yang
menyebabkan kecelakaan akan lebih kecil. Sehingga dapat mengurangi jumlah
kecelakaan yang mungkin terjadi.

2.4 Jenis-jenis Bahaya Kesehatan Dan Keselamatan Kerja yang terjadi di tempat kerja.
Bahaya (hazards) adalah kondisi yang menghadirkan adanya ancaman terhadap orang,
harta benda atau lingkungan. Bahaya adalah sesuatu/sumber yang berpotensi
menimbulkan cedera / sakit / kerusakan / kerugian pada (proses kerja, properti dan
lingkungan)

a. Bahaya fisik (Physical Hazard)

6
Dapat berupa radiasi, temperatur ekstrim, cuaca, pencahayaan, getaran, tekanan udara.
b. Bahan kimia (Chemical Hazard)
Bahaya berbentuk gas, cair, padat yang mempunyai sifat racun (toxic), iritasi
(irritant), sesak napas (asphyxia), mudah terbakar (flammable), meledak (explosive),
berkarat (corrosive).
c. Bahaya biologis (Biological hazard)
Bahaya yang dapat berasal dari mikroorganisme khususnya yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, seperti bakteri, jamur, virus.
d. Bahaya ergonomik
Merupakan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh secara fisik
sebagai akibat dari ketidaksesusaian dan cara kerja yang salah
e. Bahaya mekanis (Mechanical Hazard)
Bahaya yang terdapat pada benda-benda yang bergerak serta dapat menimbulkan
dampak luka bahkan kematian seperti terpotong, tertusuk, tersayat, tergores, terjepit.
f. Bahaya kelistrikan (Electrical hazard)
Merupakan bahaya yang berasal dari arus aliran listrik.
g. Bahaya psikologi (Psychological Hazard Stress)
Dapat berupa tekanan pekerjaan, kekerasan ditempat kerja, dan jam kerja yang
panjang kurang teratur

2.5 Hubungan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja terhadap Produktifitas Kerja


Menurut Fitriyanto (2012) produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan
barang dan jasa dari berbagai sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu perusahaan.
Produktivitas kerja juga merupakan sikap mental dan kemampuan menghasilkan barang
dan jasa dari berbagai sumberdaya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pekerjaan yang dihasilkan dengan cara mengukur perbandingan antara hasil
yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input).
Produktivitas pada perusahaan dapat ditentukan oleh suatu perusahaan yang dilakukan
dalam pemanfaatan seluruh faktor - faktor produksi sumber daya manusia (SDM) yang
dilakukan secara efektif dan efisien. Produktivitas menyangkut hasil akhir, yakni seberapa
besar hasil akhir yang diperoleh didalam proses produksi suatu perusahaan

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan
kesehatan karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja

7
yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan. Perlindungan tenaga
kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat
dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Karyawan yang memiliki tingkat kesehatan fisik, mental
dan sosial yang tinggi akan dapat bekerja dengan pengerahan tenaga yang optimal
sehingga kinerja tinggi bisa tercapai dan kemudian bisa meningkatkan produktivitas,
kemudian bisa meningkatkan produktivitas. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja
produktif, sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat. Semakin tinggi
keselamatan kerja maka tinggi pula produktifitas kerja karyawan dan juga dengan adanya
peningkatan produktifitas kerja maka akan mendapatkan keuntungan baik bagi
perusahaan ataupun karyawan.

2.6 Pengendalian Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.


Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan menentukan dalam keseluruhan
manajemen risiko. Pengendalian risiko berperan dalam meminimalisir/ mengurangi
tingkat risiko yang ada sampai tingkat terendah atau sampai tingkatan yang dapat
ditolerir. Cara pengendalian risiko dilakukan melalui:

a. Eliminasi
Pengendalian ini dilakukan dengan cara menghilangkan sumber bahaya (hazard).
Misalnya saja ketika di tempat kerja kita melihat ada oli yang tumpah atau berceceran
maka sesegera mungkin kita hilangkan sumber bahaya ini. Eliminasi merupakan
puncak tertinggi dalam pengendalian risiko dalam K3. Karena apabila bahaya sudah
dihilangkan maka sangat kecil kemungkinan akan mengancam pekerja.
b. Substitusi
Mengurangi risiko dari bahaya dengan cara mengganti proses, mengganti input
dengan yang lebih rendah risikonya. Contoh kasusnya adalah pada mesin diesel yang
terdapat kebisingan tinggi, maka sebaiknya kita mengganti mesin tersebut dengan
yang memiliki suara lebih kecil agar tidak menimbulkan bahaya kebisingan berlebih.
Substitusi dilakukan apabila proses eliminasi sudah tidak bisa dilakukan.
c. Engineering
Mengurangi risiko dari bahaya dengan metode rekayasa teknik pada alat, mesin,
infrastruktur, lingkungan, dan atau bangunan. Engineering control kita lakukan
apabila proses substitusi tidak bisa dilakukan. Biasanya terkendala dari segi biaya
untuk penggantian alat dan bahan oleh karena itu, kita melakukan proses rekayasa

8
engineering. Contoh kasusnya adalah ketika di tempat kerja ada mesin diesel yang
memiliki suara bising. Akan tetapi, kita tidak bisa menggantinya dengan yang lain
maka kita harus memodifikasi sedemikian rupa agar suara tidak keluar secara
berlebihan.
d. Administratif
Mengurangi risiko bahaya dengan cera melakukan pembuatan prosedur, aturan,
pemasangan rambu (safety sign), tanda peringatan, training dan seleksi terhadap
kontraktor, material serta mesin, cara pengatasan, penyimpanan dan pelabelan.
Administratif : mengurangi risiko bahaya dengan cera melakukan pembuatan
prosedur, aturan, pemasangan rambu (safety sign), tanda peringatan, training dan
seleksi terhadap kontraktor, material serta mesin, cara pengatasan, penyimpanan dan
pelabelan.
e. Alat Pelindung Diri
Mengurangi risiko bahaya dengan cara menggunakan alat perlindungan diri misalnya
safety helmet, masker, sepatu safety, coverall, kacamata keselamatan, dan alat
pelindung diri lainnya yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. APD tidak
menghilangkan sumber bahaya sehingga proteksi yang diberikan tergantung dari
individu masing-masing yang memakai.

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah
terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan
terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen
untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang
ada. Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja adalah kunci sebagai acuan kinerja dalam
keamanan pekerjaan pada proyek konstruksi yang ingin melindungi para pekerjanya,
personel yang ada dilapangan, seperti peraturan umum yang memberikan petunjuk
bagaimana mengurangi kecelakaan dan memberikan perlindungan terhadap aset/property.
Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja memberikan pengaruh langsung terhadap
produktifitas kerja. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkan
produktivitas kerja karyawan meningkat. Semakin tinggi keselamatan kerja maka tinggi
pula produktifitas kerja karyawan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Darmawi, Herman., 2010. Manajemen Risiko. Bumi Aksara: Jakarta.

Feryana Dwi Rahayu. 2018. Hubungan Antara Keselamatan Kerja Dengan Produktivitas
Kerja Karyawan, Jurnal Psikologi, Vol. 5, No. 2, hal. 58-64.

Indra Novri Setiawan. 2013. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap
Produktivitas Karyawan pada Dapertemen Jaringan PT PLN Area Surabaya Utara,
Jurnal Ilmu Manajemen ,Vol. 1, No. 2.

Soputan, Gabby E.dan Bonny F. Sompie, Robert J. M. Mandagi. 2014. Manajemen Risiko
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3). Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.4
No.4.

11
LAPORAN TANYA JAWAB

Penanya Menjawab Menambahkan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

12
KETERANGAN ANGGOTA KELOMPOK

Nama NIM Keterangan

I Wayan Ferdi Yasa 120113139 Hadir

I Dewa Ayu Sapitri Mega Febriyanti 120113141 Hadir

Kadek Vira Utami Pramesti 120113143 Hadir

Kadek Mas Ayu Dianti Pertiwi 120113147 Hadir

Desak Putu Eka Cahyani 120113150 Hadir

Made Wulan Maynika Dewi 120113152 Hadir

13

Anda mungkin juga menyukai