Anda di halaman 1dari 3

1.

Definisi Lingkungan
Lingkungan segala yang berada di dalam dan di luar organisasi yang ikut memberi pengaruh
pada berjalannya organisasi tersebut. Secara umum lingkungan ada 2 (dua), yaitu: lingkungan
internal, lingkungan eksternal. Kedua bentuk lingkungan tersebut bersifat saling terkait satu
sama lainnya. Lingkungan eksternal bisa mempengaruhi lingkungan internal, dan lingkungan
internal berusaha menyerap serta memfilter setiap informasi yang masuk dari lingkungan
eksternal. Hasil dari serapan tersebut akhirnya membentuk suatu model lingkungan yang
bersifat mengapresiasi setiap perubahan secara sistematis dan bertahap.
2. Definisi Risiko Lingkungan
Risiko lingkungan (environment risk) adalah risiko yang terjadi pada lingkungan
akibat dari tindakan yang disengja ata tidak disengaja, dan telah menimbulkan kerusakan atau
kehancuran pada lingkungan. Dampak penghancuran lingkungan yang dilakukan disengaja
terjadi akibat ekspansi suatu perusahaan. Ekspansi tersebut dapat terjadi dalam berbagai
bentuk seperti penambahan produk, penciptaan produk baru, eksplorasi tambang, dan lain
sebagainya. Dimana semua itu telah menimbulkan kerugian pada lingkungan. Kerugian
tersebut dapat diukur dalam bentuk finansial atau non finansial. Penghancuran pada
lingkungan yang dilakukan tanpa disengaja bersifat di luar dari perkiraan yang diperkirakan,
seperti timbulnya perusakan moral masyarakat setempat, pelanggaran budaya masyakat,
pembentukan budaya baru yang menghilangkan atau telah menipiskan peran tradisi yang
berlaku selama ini, dan lain sebagainya.
3. Pengaruh Risiko Lingkungan terhadap Perusahaan
Bagi suatu perusahaan yang telah menimbulkan perusakan lingkungan, maka ada
bentuk risiko yang harus ditanggung sebagai akibat dari terjadinya environment risk tersebut,
yaitu:
a) Pihak manajemen perusahaan akan menghadapi sangsi hukum karena telah
melakukan perusakan lingkungan sekitar. Dengan begitu pihak manajemen
perusahaan harus membayar biaya pengacara dan menyiapkan bahan-bahan
pendukung selama proses hukum tersebut berlangsung. Termasuk berbagai aktivitas
bisnis yang berhubungan dengan kasus tersebut akan mengalami kendala pengerjaan.
b) Pihak manajemen perusahaan harus menghadapi tekanan dari para NGO (Non
Government Organization) baik yang berasal dari dalam maupun internasional.
Tekanan yang dihadapi sejauh pelanggaran yang telah menimbulkan dampak
terbentuknya risiko lingkungan tersebut.
c) Para mitra bisnis yang selama ini begitu dekat dan mendukung perusahaan akan
mengambil tindakan prudent (hati-hati). Terutama mengantisipasi jangan sampai
perusahaannya juga ikut terlibat risiko lingkungan yang telah ditimbulkan perusahaan
tersebut.
d) Pihak manajemen perusahaan harus siap menghadapi sikap protes dari masyarakat
sekitar yang selama ini telah dirugikan akibat beroperasinya perusahaan.
4. Industri dan Perusakan Lingkungan
Sebuah perusahaan dengan berbagai aktivitas ruang lingkup bisnisnya telah membawa
dampak positif dan negative pada lingkungan. Pada dampak positif mampu memberi
pengaruh bagi usaha mendorong penciptaan kebutuhan-kebutuhan yang selama ini belum
terpenuhi untuk selanjutnya terpenuhi, dan pihak perusahaan memperoleh profit sebagai
bentuk imbal dari penjualan produknya. Dampak negatif terjadi pada akibat-akibat yang
terjadi selama proses atau usaha meraih keuntungan tersebut dilakukan. Seperti pencemaran
lingkungan akibat buangan limbah dan polusi yang telah ditimbulkan. Ada beberapa jenis
sector industry yang di anggap dominan dalam memberikan pengaruh pada perusakan
lingkungan alam, antara lain adalah: Sektor pertambangan (mining), Sektor pabrik
(manufacture), Sektor minyak dan gas (oil and gas), Sektor perhotelan dan real estate
Keempat sektor ini dianggap memiliki dominasi tinggi dalam mendukung timbulnya
pengaruh pada perusakan lingkungan. Sektor tambang dalam eksplorasi pertambangan telah
membawa berbagai dampak kerugian, seperti perusakan hutan di kawasan yang dianggap
ditemukan bahan tambang. Dalam kasus perusahaan tambang batu bara telah menyebabkan
terdapatnya lubang-lubang besar yang ditinggal karena batu baranya diambil. Pengeboran
minyak lepas pantai, dalam kasus kebocoran pipa atau meledaknya kapal pengangkut telah
menyebabkan pencemaran laut dan membuat berbagai habitat di laut menjadi mati. Sektor
perhotelan dan real estate telah menimbulkan dampak tajam pada perusakan lingkungan.
Seperti pembangunan perumahan dengan membeli tanah persawahan masyarakat, sehingga
hasil padi menurun. Oleh karena itu persoalan perisakan lingkungan dengan motif
mengembangkan bisnis tidak harus menjadi tanggung jawab pemeribtah ousat, namun harus
melibatkan pemerintah daerah. Jika kondisi ini dibiarkan akan menimbulkan pergesekan di
masyarakat.
5. Sumber Polusi Udara
Produksi energi, pengangkutan, konversi serta rumah tangga industri dan penggunaan
kendaraan bermotor, merupakan penyumbang tropogemik utama kepada polusi udara. Di
samping yang disebutkan di atas ada beberapa sumber lainnya yang dapat dikategorikan
sebagai sumber pencemar polusi udara, yaitu:
a. Timbal. Timbal adalah salah satu sumber polusi udara yang bersumber dari pembuangan
bahan bakar kendaraan bermotor, cat, dan sejenisnya. Dimana saat ini begitu banyak
kendaraan bermotor yang mempergunakan bensin sebagai salah satu sumber bahan bakarnya,
dan hasil buangan bakaran bensin tersebut telah menyebabkan timbulnya timbal. Dan timbal
ini mampu memberi pengaruh pada kesehatan seperti mempengaruhi urat syaraf, jantung,
ginjal, dan lain sebagainya.
b. Partikel. Partikel yang menyebar di udar menjadi salah satu penyebab pendukung
timbulnya polusi di udara. Kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta menjadi salah satu
tempat dimana jumlah partikel memiliki tingkat yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan
kota-kota lainnya di Indonesia. Sumber partikel berasal dari emisi bahan bakar seperti
buangan dari proses industri, polusi dari pembakaran berbagai sampah, aktivitas rumah
tangga dalam bidang memasak, dan berbagai aktivitas home industri lainnya. Untuk pulau
Jawa dengan jumlah penduduk yang padat dan berbagai aktivitas industri besar dan kecil
telah menyebabkan tingkat kepadatan polusi partikel disana jauh lebih tinggi.
c. Nitrogen Dioksida. Nitrogen dioksida atau NO2 merupakan sumber pencemaran yang
bersumber dari aktivitas lalu lintas dijalan tingkat kepadatan lalu-lintas yang begitu tinggi
maka jumlah yang dihasilkan juga akan semakin meningkat. Dampak bagi kesehatan juga
terjadi yaitu bisa mengakibatkan kejang-kejang, kesulitan bernafas, bahkan bisa
menyebabkan pembengkakan paru-paru.
d. Karbon Monoksida. Karbon monoksida atau CO merupakan salah satu sumber pencemaran
udara yang bersumber dari pembakaraan dan hutan yang berlangsung secara tidak sempurna
jika kita berada di dalam sebuah pabrik dan terjadi pembakaran mesin-mesin pabrik, maka
asap yang ditimbulkan tersebut secara terus menerus dan tidak ada ventilasi udara yang layak.
Maka mengakibat kematian. Karena udara pembakaran yang masuk ke paru-paru, dimana
lama kelamaan bisa membentuk ikatan kuat dengan pigmen darah. Para perokok juga mereka
yang menikmati CO.
e. Hidrokarbon. Hidrokarbon yang mudah menguap (VHC), dengan adanya sinar matahari,
dapat bereaksi dengan NOx untuk membentuk ozon (suatu zat pencemar kedua). Adalah sulit
untuk membuat suatu penyamarataan tentang pengaruh kesehatan dari VHC karena
merupakan senyawa khusus. Beberapa VHC secara signifikan adalah beracun, dan sejumlah
lainnya telah terbukti atau dicurigai dapat menyebabkan kanker (carcinogen).
f. Ozon. Posisi ozon berada di ketinggian 30 km di atas bumi. Fungsi ozon menjadi penting,
karena ia berfungsi sebagai pelindung bumi dari sinar ultraviolet (UV-B), Jika lapisan ozon
menipis maka sinar ultraviolet tersebut akan bisa langsung menyerang bumi, maka ini sangat
berbahaya bagi kesehatan terutama kesehatan kulit.
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa kewajiban kita bersama untuk menjaga
udara agar selalu berada dalam ambang yang bersih dan layak. Termasuk memperhatikan
setiap aktivitas bisnis dengan mengedepankan konsep bisnis yang ramah lingkungan. Artinya
rofit dan continuity usaha menjadi target, namun bukan berarti menghalalkan segala macam
cara, karena ketika kita memaksa melakukan produktivitas yang begitu tinggi ada dampak
negative yang akan kita terima, dan itu menyangkut cost yang harus ditanggung.
6. Solusi dalam Menyelesaikan Masalah Resiko Lingkungan
Ada beberapa solusi yang dapat diterapkan dalam rangka menghindari terjadinya
risiko lingkungan, yaitu :
a. Perusahaan menganggarkan sejumlah dana untuk dialokasikan guna menyelesaikan
berbagai permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan risiko lingkungan
(environment risk).
b. Menerapkan konsep pembangunan yang berkeseimbangan dengan alam serta turut
mengembangkan alam atau eco-development. Ini sebagaimana dikemukakan oleh
Emil Salim15) bahwa, "Maka segala perkembangan sains, ilmu teknologi yang
menunjang pembangunan dikuasai oleh semangat dan keperluan menumbuhkan
proses eco-
development ini." Dibangunnya solusi konstruktif dalam bidang pengembangan
lingkungan. Seperti bagaimana melakukan pengendalian polusi udara, pencemaran
air, kesadaran dan kepedulian pada lingkungan sekitar penyelamatan hutan dan
margasatwa, penataan perumahan yang berbasis harmoni dengan alam, dan lain
sebagainya.
c. Bagi sebuah perusahaan menempatkan satu devisi khusus yang bertugas
menyelesaikan berbagai urusan yang berhubungan dengan environment risk.

Anda mungkin juga menyukai