Disusun oleh :
Kelompok 2
Nama penyusun :
Dosen Pengampu :
KOTA PRABUMULIH
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan......................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.............................................................................................17
3.2 Saran.......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Cara Mengindentifikasi Resiko
a. Identifikasi risiko berdasarkan tujuan
4
Proses identifikasi tergantung dari jenis proyek yang sedang
ditangani dan kemampuan / keahlian / pengalaman dari tim manajemen
risiko yang ditugaskan untuk mengidentifikasi risiko-risiko, beberapa
langkah yang perlu dilakukan dalam proses identifikasi risiko, antara lain :
5
bisa menuliskan 3 (tiga) sampai 5 (lima) peristiwa-peristiwa yang
mengandung risiko di areanya masing-masing. Dimulai dari risiko
utama sampai pada risiko-risiko yang lebih kecil yang merupakan
bagian dari risiko utama itu. Di papan tulis, orang pertama dapat
menulis di baris pertama, dilanjutkan dengan orang berikutnya
untuk menghindari duplikasi dan menghemat waktu. Keuntungan
dari cara ini adalah masukan dari seseorang dapat memicu
timbulnya masukan lain dari orang berikutnya.
b. Interview
c. Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and
Threats)
d. Pengalaman pribadi dan intuisi,
1) Buatlah sebuah daftar berisi risiko-risiko berdasarkan
pengalaman masa lalu atau pelajaran-pelajaran yang dapat
diambil dari proyek sejenis
2) Lakukan pemetaan dimana kita harus membuat kategori risiko
dari seluruh risiko yang telah diidentifikasikan tersebut.
e. Risiko – risiko yang telah diidentifikasi dapat dikategorikan
dalam :
1) Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko dan diprediksi
akan terjadi terus menerus, tapi kita tidak mengetahui
bagaimana atau berapa besar dampak kerugian yang
ditimbulkan jika peristiwa-peristiwa itu terjadi : perubahan
dalam kondisi pasar, ketentuan-ketentuan operasional,
perubahan dalam sosial, politik dan lingkungan, perubahan
dalam perekonomian (perpajakan, nilai tukar mata uang, tidak
stabilnya tingkat suku bunga, inflasi), kondisi cuaca yang
ekstrim, perubahan selera pelanggan, tidak tersedianya bahan
mentah, dll. Contoh : kenaikan harga kertas merupakan salah
satu risiko yang diidentifikasi oleh penerbit buku. Kenaikan
6
harga kertas +/- 40% pada tahun 2010 ini memukul industri
buku. Penjualan buku menurun karena lonjakan harga buku.
2) Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko, tapi jarang terjadi
dan kita berusaha melakukan tindakan untuk menghindari
kerugian akibat peristiwa-peristiwa itu. Contoh : bencana alam
(banjir, kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi), tidak
tersedianya bahan mentah, terbatasnya / kurangnya modal kerja
/ pendanaan untuk suatu proyek, faktor-faktor eksternal seperti
terorisme, sabotase, perang, dll
3) Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang terjadi di
dalam internal bisnis / organisasi. Contoh : tujuan perusahaan
yang tidak realistis, manajemen yang tidak kompeten,
minimnya kepemimpinan manajemen, sistim komunikasi yang
tidak berjalan baik di dalam perusahaan, karyawan mogok
kerja, prosedur seleksi / rekrutmen karyawan yang tidak
memadai, tugas & tanggung jawab yang tidak jelas.
4) Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang bersifat
teknis : bekerja dalam kondisi yang tidak aman dapat
menyebabkan kecelakaan, tingkat keamanan kerja yang tidak
sesuai standar, dll.
5) Politik, misalnya perubahan dalam kebijakan / peraturan
pemerintah, pergantian kabinet, dll.
6) Hukum dan peraturan pemerintah
7
pertambangan. Tetapi, fakta yang terjadi adalah jarak sumur
pengeboran gas bumi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur dengan
pemukiman penduduk terlalu dekat (kurang lebih 5 meter) dan
pengeboran dilakukan di kawasan industri. Hal ini merupakan
risiko yang harus diidentifikasi oleh Lapindo Brantas Inc.
sebelum melakukan pengeboran. Karena, bila terjadi
kecelakaan pada saat pengeboran, maka ekologi dan manusia di
sekitar lingkungan akan terkena dampaknya. Pihak Lapindo
pun harus menanggung kerugian finansial bila terjadi kesalahan
pengeboran.
8
menghadapi eksposur terhadap risiko kebakaran. Kemudian akan
terjadi kejadian yang tidak diinginkan yaitu kebakaran yang
menyebabkan kerugian
Setelah melakukan analisis sekuen kita bisa melakukan pencegahan
munculnya kejadian yang tidak diinginkan dengan fokus terhadap
sekuen yang terjadi. Contohnya untuk menghadapi faktor resiko
atau bangunan yang menghadapi eksposur terhadap kebakaran
dapat dilakukan dengan cara menggunakan kompor listrik,
menjauhkan minyak tanah. Dengan demikian, bisa mengurangi
kerusakan gedung karena kebakaran
9
dan membahayakan organisasi. Alternatif katagori sumber
risiko :
8) Konsumen : keluhan dari konsumen yang mengakibatkan
kekecewaan dan tidak mau membeli produk perusahaan,
konsumen merasa rugi kemudian menuntut perusahaan.
9) Supplier : pasokan dari supplier tidak sesuai yang diharapkan.
10) Pesaing : pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik,
pesaing menurunkan harga yang bisa mengakibatkan
persaingan harga.
11) Regulator : perusahaan gagal mematuhi perusahaan yang
berlaku, perubahan perundangan yang berlaku
mengakibatkan perusahaan rugi.
i. Teknik pendukung lainnya
1) Metode laporan keuangan
Metode tersebut dimulai dengan melihat rekening-rekening
dengan laporan keuangan. Dari rekening tersebut kemudian
dianalisis resiko apasaja yang bisa muncul dari rekening yang
melibatkan rekening tersebut.
Contoh : khas merupakan salahsatu rekening di neraca, risiko
yang bisa muncul atau melibatkan khas misalnya pencurian
khas, penyelewengen khas, dll
2) Menganalisis flow chart kegiatan dan operasi perusahaan
a) Metode ini berusaha melihat sumber risiko dari flow chart
kegiatan dan operasi perusahaan. Metode ini sangat
sesuai untuk risiko tertentu seperti risiko dari proses
produksi.
b) Proses produksi dimulai dengan masuknya input,
mengerjakan input sampai menjadi output tertentu. Dalam
rangkaian kegiatan produksi ada kemungkinan muncul
kejadian yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan kerja,
kerusakan mesin, dll
10
c) Dengan mengamati prosesnya kita bisa mengidentifikasi
sumber risiko yang menyebabkan kejadian negatif
tersebut.
j. Analisis Kontrak
Bertujuan melihat resiko yang bisa muncul karena kontrak tertentu.
Resiko ini berkaitan dengan resiko tuntutan hokum.
a) Catatan Satistik Kerugian dan Laporan Kerugian Perusahaan
Jika perusahaan mempunyai database yang baik maka dapat
mencatat kerugian-kerugian. Analisis terhadap penyimpangan
dapat membantu mengidentifikasi sumber-sumber resiko.
b) Survei atau wawancara terhadap manajer
Manajer paling tahu operasi perusahaan termasuk resiko-
resiko yang dihadapi. Sebagai ilustrasi, United Grain
Growers yang merupakan perusahaan di bidang pertanian di
Canada melakukan sesi brainstroming antara manajer dan
konsultan manajer resiko. Untuk mengidentifikasi resiko-
resiko yang paling penting dihadapi. Hasil diskusi tersebut
menunjukkan ada 6 yang paling penting :
a) Resiko Komoditas : harga komoditas yang jatuh padahal
perusahaan memegang komoditas tersebut
b) Resiko Cuaca : Cuaca yang tidak menguntungkan
sehingga mengacaukan panen dan menurunkan volume
pertanian (penjualan menurun)
c) Resiko Counterparty : Counterparty perusahaan gagal
memenuhi kontraknya terhadap perusahaan
d) Resiko Lingkungan : Perusahaan menghadapi tuntutan
hukum karena perusahaan dituduh merusak lingkungan
(pencemaran lingkungan)
e) Resiko Persediaan : Persediaan mengalami kerusakan
( membusuk)
11
f) Resiko Kredit : Counterparty gagal bayar kepada
perusahaan. Resiko komoditas merupakan resiko yang
paling dianggap paling penting oleh manajer UGG.
13
Untuk menghitung secara cermat probabilitas dari kecelakaan
mobil tersebut masing-masing Set E perlu diberi bobot. Pembobotan
tersebut biasanya didasarkan pada bukti empiris dari pengalaman masa
lalu. Misalnya : untuk mobil pribadi diberi bobot 2, sedang untuk mobil
penumpang umum diberi bobot 1, maka probabilitas dari kecelakaan
mobil tersebut dapat dihitung dengan rumus:
Contoh :
Dari catatan polisi diketahui jumlah kecelakaan mobil di Bandung selama
tahun 2000 sebanyak 10.000 kali. Dari jumlah tersebut, 1000 menimpa
mobil pribadi dan 9000 menimpa mobil penumpang umum.
Dengan demikian probabilitas terjadinya kecelakaan mobil pribadi
adalah :
a. Tanpa dibobot P(E) = 1000/10.000 = 0,1 = 10%
b. Dengan bobot P (E) = 1,818 = 18,18 %
14
notional. Jika perusahaan meminjamkan uang kepada pihak lain senilai Rp
2 milyar, maka besarnya risiko kredit berdasarkan pendekatan notional
adalah Rp 2 milyar.
15
f. Pengukuran Resiko Dengan Matriks frekuensi dan signifikansi
risiko
Teknik pengukuran yang cukup sederhana (tidak terlalu
melibatkan kuantifikasi yang rumit) adalah mengelompokkan risiko
berdasarkan dua dimensi yaitu frekuensi (jumlah) dan signifikansi
(meyakinkan). Terdapat 2 hal dalam proses tersebut yaitu :
a. Mengembangkan standar risiko dan
b. Menerapkan standar tersebut untuk risiko yang telah diidentifikasi.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
http://agungfaris.wordpress.com/2012/10/23/pengukuran-resiko/
http://anaksholeh10.blogspot.com/2013/10/makalah-pengelolaan-dan-
pengukuran.html
https://www.academia.edu/38657256/KonsepdanCaraMengidentifikasiResi
ko
https://www.academia.edu/32418597/MANAJEMEN_RISIKO_Identifikasi
_dan_Pengukuran_Resiko_