Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN RESIKO

IDENTIFIKASI DAN DASAR-DASAR PENGUKURAN RESIKO

Disusun oleh :

Kelompok 2

Nama penyusun :

Evi Rukmana (103 19 008)

Riko Perdian (103 19 027)

Dosen Pengampu :

Dosen M. Robby Kaharudin., M.E

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM AL-FURQON

KOTA PRABUMULIH

TAHUN AKADEMIK 2021 - 2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur atas rahmat Allah Subhanallahu


wa ta’ala, yang telah memudahkan kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik. Tak lupa Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad Shalallahu Allaihi Wasallam, Rasulullah terakhir yang diutus
dengan membawa syari’ah yang mudah, penuh rahmat, dan membawa
keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Makalah IDENTIFIKASI DAN DASAR – DASAR PENGUKURAN


RESIKO ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah MANAJEMEN
RESIKO. Kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
yang ada agar makalah ini dapat tersusun sesuai harapan. Dan sebagai manusia
makhluk yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, maka jika dalam makalah
yang kami susun ini terdapat banyak yang kekurangan kami mohon maaf dan
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menjadi
lebih baik lagi kedepannya.

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu


dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Pak Dosen M. Robby
Kaharudin., M.E yang telah memberikan support kepada kami dalam
menyelesaikan tugas makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan manfaat serta pengetahuan untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.

Prabumulih, 3 Oktober 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………..i


Daftar Isi…………...….………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1

1.3 Tujuan......................................................................................................2

1.4 Manfaat....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identifikasi Risiko...............................................................3

2.2 Pengukuran Risiko...............................................................................12

2.3 Manfaat Pengukuran Risiko................................................................16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................17

3.2 Saran.......................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Resiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun


organisasi. Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak
kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan
sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-
resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan
kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena
kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan
terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan. Dalam beberapa tahun terakhir,
manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan,
praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan
pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini. Setelah kita
mengidentifikasi resiko maka tindakan selanjutnya adalah mengukur
resiko.dengan mengukur resiko kita bisa mengetahui seberapa besar
resiko itu. Hal ini penting, karena sebelum kita menentukan sikap untuk
mengendalikan resiko terlebih dahulu kita mengetahui kadar resiko
tersebut, hal inilah yang mendorong penulis untuk mengangkat
bagaimana cara mengukur resiko dengan mudah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian identifikasi dan pengukuran resiko?


2. Apa saja teknik dalam pengukuran resiko?
3. Apa saja jenis pengukuran resiko?
4. Apa manfaat pengukuran resiko?

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian dan pentingnya identifikasi dan


pengukuran resiko.
2. Untuk mengetahui apa saja teknik dalam pengukuran resiko.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis pengukuran resiko.
4. Untuk mengetahui apa manfaat pengukuran resiko.

1.4 Manfaat

1. Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.


2. Memberikan informasi bagi pembaca.
3. Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah
diperoleh

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Indentifikasi Resiko


1. Pengertian Identifikasi Risiko

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena


kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan
terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidak pastian yang
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang (Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan
akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk). Secara umum
risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau
perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.

Jadi Identifikasi Resiko dapat dijabarkan sebagai proses dimana


perusahaan secara terus menerus mengidentifikasi kerugian property,
liability, personal sebelum terjadinya suatu peristiwa yang dapat
menimbulkan kerugian atau kerusakan atau sebagai usaha untuk
menemukan atau mengetahui risiko – risiko yang mungkin timbul dalam
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau perorangan.

Pengidentifikasian risiko adalah hal pertama yang harus dilakukan


sebelum pengukuran risiko. Secara umum langkah-langkah dalam
identifikasi dan pengukuran risiko adalah:
a. Mengidentifikasi risiko dan memelajari karakteristik risiko
b. Mengukur risiko dengan melihat seberapa besar dampak risiko
tersebut terhadap kinerja perusahaan, dan menentukan prioritas
risiko.

3
2. Cara Mengindentifikasi Resiko
a. Identifikasi risiko berdasarkan tujuan

Pendirian sebuah perusahaan tentulah mempunyai tujuan. Jadi,


peristiwa-peristiwa yang akan menyebabkan tidak tercapainya
sebagian atau seluruh tujuan perusahaan akan diindentifikasikan
sebagai risiko.

Contoh : Kebijakan moratorium / penghentian sementara izin


baru alih fungsi lahan gambut dan hutan alam menjadi Hutan Tanaman
Industri (HTI) yang akan mulai diberlakukan pada awal tahun 2011
oleh Kementerian Kehutanan untuk semua sektor industri, mulai dari
perkebunan, pertambangan sampai kehutanan, dapat diidentifikasikan
sebagai risiko yang akan dihadapi oleh pelaku bisnis di bidang
perkebunan kelapa sawit, pertambangan dan kehutanan yang telah
merencanakan ekspansi bisnis sebagai tujuan usaha mereka pada tahun
2010 sampai 2012, karena dengan adanya kebijakan moratorium
tersebut dapat membuat tidak tercapainya sebagian / seluruh tujuan
perusahaan.

b. Identifikasi risiko berdasarkan skenario.

Skenario yang dibuat dimana skenario-skenario tersebut


merupakan alternatif-alternatif cara untuk mencapai tujuan perusahaan.
Jadi, peristiwa-peristiwa yang memicu terjadinya alternatif skenario
yang tidak diharapkan / di luar yang telah ditetapkan perusahaan dapat
diidentifikasikan sebagai risiko Hasil dari identifikasi risiko adalah
sebuah daftar berisi risiko-risiko. Apa yang akan dilakukan terhadap
risiko-risiko yang telah didaftarkan itu tergantung dari sifat dari risiko-
risiko itu.

3. Proses Identifikasi Resiko

4
Proses identifikasi tergantung dari jenis proyek yang sedang
ditangani dan kemampuan / keahlian / pengalaman dari tim manajemen
risiko yang ditugaskan untuk mengidentifikasi risiko-risiko, beberapa
langkah yang perlu dilakukan dalam proses identifikasi risiko, antara lain :

a. Proses identifikasi risiko dimulai dengan mengumpulkan


peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan risiko bagi
perusahaan atau suatu proyek baru yang akan dikembangkan /
dirintis oleh perusahaan itu. Pada umumnya, sebagian besar proses
identifikasi risiko dimulai dengan mempelajari isu-isu dan hal-hal
yang menjadi perhatian tim pengembangan proyek. Contoh daftar
identifikasi risiko-risiko adalah manajemen, organisasi, peraturan
pemerintah, pihak ke tiga, kondisi ekonomi perusahaan,
lingkungan, dan lain-lain.
b. Pengelompokan risiko, sesudah risiko-risiko diidentifikasi maka
risiko-risiko itu harus dikelompokkan dalam beberapa kelompok
risiko yang sejenis. Pengelompokkan risiko-risiko itu bertujuan
untuk mencegah terjadinya pengulangan dan membantu
manajemen dalam proses menganalisa risiko-risiko.
c. Pembentukan Tim, siapa saja yang terlibat dalam kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan identifikasi risiko ? Perusahaan
dapat membentuk tim khusus untuk mengidentifikasi risiko yang
terdiri dari manajer proyek, anggota-anggota proyek, tim
manajemen risiko, ahli-ahli dari luar tim proyek yang menguasai /
memahami proyek yang sedang dikerjakan, ahli manajemen risiko
dan pemegang saham.

4. Teknik-teknik yang Dipakai Dalam Mengidentifikasi Risiko


a. Kumpulkan informasi, misalnya dengan cara : Tukar pikiran
diantara tim dan mintalah setiap orang untuk mengidentifikasi
area-area mana saja yang berpotensi risiko. Setiap orang mungkin

5
bisa menuliskan 3 (tiga) sampai 5 (lima) peristiwa-peristiwa yang
mengandung risiko di areanya masing-masing. Dimulai dari risiko
utama sampai pada risiko-risiko yang lebih kecil yang merupakan
bagian dari risiko utama itu. Di papan tulis, orang pertama dapat
menulis di baris pertama, dilanjutkan dengan orang berikutnya
untuk menghindari duplikasi dan menghemat waktu. Keuntungan
dari cara ini adalah masukan dari seseorang dapat memicu
timbulnya masukan lain dari orang berikutnya.
b. Interview
c. Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and
Threats)
d. Pengalaman pribadi dan intuisi,
1) Buatlah sebuah daftar berisi risiko-risiko berdasarkan
pengalaman masa lalu atau pelajaran-pelajaran yang dapat
diambil dari proyek sejenis
2) Lakukan pemetaan dimana kita harus membuat kategori risiko
dari seluruh risiko yang telah diidentifikasikan tersebut.
e. Risiko – risiko yang telah diidentifikasi dapat dikategorikan
dalam :
1) Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko dan diprediksi
akan terjadi terus menerus, tapi kita tidak mengetahui
bagaimana atau berapa besar dampak kerugian yang
ditimbulkan jika peristiwa-peristiwa itu terjadi : perubahan
dalam kondisi pasar, ketentuan-ketentuan operasional,
perubahan dalam sosial, politik dan lingkungan, perubahan
dalam perekonomian (perpajakan, nilai tukar mata uang, tidak
stabilnya tingkat suku bunga, inflasi), kondisi cuaca yang
ekstrim, perubahan selera pelanggan, tidak tersedianya bahan
mentah, dll. Contoh : kenaikan harga kertas merupakan salah
satu risiko yang diidentifikasi oleh penerbit buku. Kenaikan

6
harga kertas +/- 40% pada tahun 2010 ini memukul industri
buku. Penjualan buku menurun karena lonjakan harga buku.
2) Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko, tapi jarang terjadi
dan kita berusaha melakukan tindakan untuk menghindari
kerugian akibat peristiwa-peristiwa itu. Contoh : bencana alam
(banjir, kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi), tidak
tersedianya bahan mentah, terbatasnya / kurangnya modal kerja
/ pendanaan untuk suatu proyek, faktor-faktor eksternal seperti
terorisme, sabotase, perang, dll
3) Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang terjadi di
dalam internal bisnis / organisasi. Contoh : tujuan perusahaan
yang tidak realistis, manajemen yang tidak kompeten,
minimnya kepemimpinan manajemen, sistim komunikasi yang
tidak berjalan baik di dalam perusahaan, karyawan mogok
kerja, prosedur seleksi / rekrutmen karyawan yang tidak
memadai, tugas & tanggung jawab yang tidak jelas.
4) Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang bersifat
teknis : bekerja dalam kondisi yang tidak aman dapat
menyebabkan kecelakaan, tingkat keamanan kerja yang tidak
sesuai standar, dll.
5) Politik, misalnya perubahan dalam kebijakan / peraturan
pemerintah, pergantian kabinet, dll.
6) Hukum dan peraturan pemerintah

Contoh : Berdasarkan Ketentuan Badan Standar Nasional


Indonesia No. 13-6910-2002 tentang Operasi Pengeboran Darat
dan Lepas Pantai di Indonesia, maka sumur-sumur pengeboran
harus berjarak sekurang-kurangnya 100 meter dari jalan umum,
rel kereta api, perumahan atau tempat-tempat lain dimana
sumber nyala api dapat timbul dan berdasarkan Perda No. 16
tahun 2003 peruntukan lokasi sebenarnya bukan untuk

7
pertambangan. Tetapi, fakta yang terjadi adalah jarak sumur
pengeboran gas bumi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur dengan
pemukiman penduduk terlalu dekat (kurang lebih 5 meter) dan
pengeboran dilakukan di kawasan industri. Hal ini merupakan
risiko yang harus diidentifikasi oleh Lapindo Brantas Inc.
sebelum melakukan pengeboran. Karena, bila terjadi
kecelakaan pada saat pengeboran, maka ekologi dan manusia di
sekitar lingkungan akan terkena dampaknya. Pihak Lapindo
pun harus menanggung kerugian finansial bila terjadi kesalahan
pengeboran.

f. Analisa daftar risiko-risiko tersebut

Suatu proses Analisa identifikasi risiko akan menghasilkan daftar


risiko yang memuat informasi mengenai risiko-risiko yang telah
diidentifikasikan, akar penyebab terjadinya risiko dan kategori
risiko-risiko.Identifikasi Resiko perlu dilakukan secara terus
menerus karena risiko-risiko baru bisa saja muncul ke permukaan
ketika suatu proyek sedang berlangsung / dikerjakan.erlukan
perhatian lebih untuk menertibkannya.

g. Analisis Sekuen Risiko

Risiko mempunyai sekuen dari sumber risiko sampai kemudian


munculnya kerugian karena resiko tersebut.
Contohnya : Kebakaran, adalah bahwa api merupakan sumber
resiko pertama. Api menyebabkan kerugian bagi organisasi
kemudian ada faktor resiko yang menjadi katalis yaitu yang
mempercepat atau memperbesar munculnya kejadian yang
tidak diinginkan. Faktor resiko tersebut adalah minyak tanah yang
ditaruh dekat kompor. Situasi tersebut akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran maka
gedung tersebut akan terbakar. Dengan kata lain, gedung tersebut

8
menghadapi eksposur terhadap risiko kebakaran. Kemudian akan
terjadi kejadian yang tidak diinginkan yaitu kebakaran yang
menyebabkan kerugian
Setelah melakukan analisis sekuen kita bisa melakukan pencegahan
munculnya kejadian yang tidak diinginkan dengan fokus terhadap
sekuen yang terjadi. Contohnya untuk menghadapi faktor resiko
atau bangunan yang menghadapi eksposur terhadap kebakaran
dapat dilakukan dengan cara menggunakan kompor listrik,
menjauhkan minyak tanah. Dengan demikian, bisa mengurangi
kerusakan gedung karena kebakaran

h. Mengidentifikasi Sumber-sumber risiko


Dengan memperluas pengamatan terhadap sumber-sumber risiko.
Sumber-sumber resiko dilingkungan sekitar kita :
1) Lingkungan fisik : bangunan yang dimakan usia sehingga
menjadi rapuh, sungai yang menyebabkan banjir, gempai,
badai, topan.
2) Lingkungan sosial : Kerusuhan sosial, demonstrasi, konflik
dengan masyarakat lokal, pemogokan pegawai, perampokan.
3) Lingkungan politik perubahan perundang, perubahan aturan,
konflik antar negara yang mendorong boikot produk
perusahaan.
4) Lingkungan legal : gugatan karena gagal mematuhi peraturan
dan perundangan yang berlaku.
5) Lingkungan operasional kecelakaan kerja, kerusakan mesin,
kegagaglan sistem komputer, serangan virus terhadap
komputer.
6) Lingkungan ekonomi kelesuhan ekonomi, inflasi yang tidak
terkendali.
7) Dengan mematuhi sumber-sumber risiko kita bisa
memperoleh gambaran risiko apa saja yang mungkin muncul

9
dan membahayakan organisasi. Alternatif katagori sumber
risiko :
8) Konsumen : keluhan dari konsumen yang mengakibatkan
kekecewaan dan tidak mau membeli produk perusahaan,
konsumen merasa rugi kemudian menuntut perusahaan.
9) Supplier : pasokan dari supplier tidak sesuai yang diharapkan.
10) Pesaing : pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik,
pesaing menurunkan harga yang bisa mengakibatkan
persaingan harga.
11) Regulator : perusahaan gagal mematuhi perusahaan yang
berlaku, perubahan perundangan yang berlaku
mengakibatkan perusahaan rugi.
i. Teknik pendukung lainnya
1) Metode laporan keuangan
Metode tersebut dimulai dengan melihat rekening-rekening
dengan laporan keuangan. Dari rekening tersebut kemudian
dianalisis resiko apasaja yang bisa muncul dari rekening yang
melibatkan rekening tersebut.
Contoh : khas merupakan salahsatu rekening di neraca, risiko
yang bisa muncul atau melibatkan khas misalnya pencurian
khas, penyelewengen khas, dll
2) Menganalisis flow chart kegiatan dan operasi perusahaan
a) Metode ini berusaha melihat sumber risiko dari flow chart
kegiatan dan operasi perusahaan. Metode ini sangat
sesuai untuk risiko tertentu seperti risiko dari proses
produksi.
b) Proses produksi dimulai dengan masuknya input,
mengerjakan input sampai menjadi output tertentu. Dalam
rangkaian kegiatan produksi ada kemungkinan muncul
kejadian yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan kerja,
kerusakan mesin, dll

10
c) Dengan mengamati prosesnya kita bisa mengidentifikasi
sumber risiko yang menyebabkan kejadian negatif
tersebut.
j. Analisis Kontrak
Bertujuan melihat resiko yang bisa muncul karena kontrak tertentu.
Resiko ini berkaitan dengan resiko tuntutan hokum.
a) Catatan Satistik Kerugian dan Laporan Kerugian Perusahaan
Jika perusahaan mempunyai database yang baik maka dapat
mencatat kerugian-kerugian. Analisis terhadap penyimpangan
dapat membantu mengidentifikasi sumber-sumber resiko.
b) Survei atau wawancara terhadap manajer
Manajer paling tahu operasi perusahaan termasuk resiko-
resiko yang dihadapi. Sebagai ilustrasi, United Grain
Growers yang merupakan perusahaan di bidang pertanian di
Canada melakukan sesi brainstroming antara manajer dan
konsultan manajer resiko. Untuk mengidentifikasi resiko-
resiko yang paling penting dihadapi. Hasil diskusi tersebut
menunjukkan ada 6 yang paling penting :
a) Resiko Komoditas : harga komoditas yang jatuh padahal
perusahaan memegang komoditas tersebut
b) Resiko Cuaca : Cuaca yang tidak menguntungkan
sehingga mengacaukan panen dan menurunkan volume
pertanian (penjualan menurun)
c) Resiko Counterparty : Counterparty perusahaan gagal
memenuhi kontraknya terhadap perusahaan
d) Resiko Lingkungan : Perusahaan menghadapi tuntutan
hukum karena perusahaan dituduh merusak lingkungan
(pencemaran lingkungan)
e) Resiko Persediaan : Persediaan mengalami kerusakan
( membusuk)

11
f) Resiko Kredit : Counterparty gagal bayar kepada
perusahaan. Resiko komoditas merupakan resiko yang
paling dianggap paling penting oleh manajer UGG.

2.2 Pengukuran Resiko

1. Pengertian Pengukuran Resiko

Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya


resiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya
resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari
resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi
resiko, resiko yang mana yang paling relevan.

Pengukuran resiko merupakan tahap lanjutan setelah


pengidentifikasian resiko.Dimana pengidentifikasian risiko pada dasarnya
merupakan kegiatan analisis secara sistematis dan berkesinambungan
untuk Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan dimensi
(bagian) pengukuran tersebut, antara lain:

a. Orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari suatu


kerugian potensial lebih penting dari pada frekuensinya atau
jumlah kejadian yang akan terjadi.
b. Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial
seorang Manajer Risiko harus secara cermat memperhitungkan
semua tipe kerugian yang dapat terjadi, terutama dalam kaitannya
dengan pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan.
c. Dalam pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus
memperhatikan orang, harta kekayaan atau exposures yang lain,
yang tidak terkena peril(Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya
menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian).
d. Kadang-kadang akibat akhir dari peril (Suatu peristiwa (event)
yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung
12
kerugian) terhadap kondisi finansial perusahaan lebih parah dari
pada yang diperhitungkan, antara lain akibat tidak diketahuinya
atau tidak diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak langsung.
e. Dalam mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula
diperhatikan jangka waktu dari suatu kerugian, di samping nilai
rupiahnya.

2. Tekhnik Pengukuran Resiko


a. Pengukuran Resiko Dengan Distribusi Probabilitas
(Kemungkinan)
Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau
frekuensi. Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur
dengan rasio dari kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah
kemungkinan kejadian atau hasil. Probabilitas dilambangkan dengan
angka dari 0 dan 1, dengan 0 menandakan kejadian atau hasil yang tidak
mungkin dan 1 menandakan kejadian atau hasil yang pasti. Konsep
probabilitas yaitu dengan konsep mengenai “sample space”(lingkup
kejadian) dan event suatu kejadian atau peristiwa. Sample Space(Set S)
merupakan suatu set dari kejadian tertentu yang diamati. Misalnya :
jumlah kecelakaan mobil di wilayah tertentu selama periode tertentu.
Suatu Set S bisa terdiri dari beberapa segmen (sub set) atau event (Set
E). misalnya : jumlah kecelakaan mobil di atas terdiri dari segmen mobil
pribadi & mobil penumpang umum.

Seberapa besar kemungkinan (probabilitas) risiko akan terjadi.


Ada 5 (lima) kategori probabilitas risiko:
1) Paling kecil kemungkinan terjadinya (very rare);
2) Jarang (rare);
3) Mungkin (possible);
4) Sangat mungkin (likely); dan
5) Hampir pasti (almost certain).

13
Untuk menghitung secara cermat probabilitas dari kecelakaan
mobil tersebut masing-masing Set E perlu diberi bobot. Pembobotan
tersebut biasanya didasarkan pada bukti empiris dari pengalaman masa
lalu. Misalnya : untuk mobil pribadi diberi bobot 2, sedang untuk mobil
penumpang umum diberi bobot 1, maka probabilitas dari kecelakaan
mobil tersebut dapat dihitung dengan rumus:

1) Bila tanpa bobot ; P(E) = E/S


2) bila dengan bobot ; P(E) = W(E)
1. W (S)

Keterangan : P (E) = probabilitas terjadinya event.

E = sub set atau event

S = sample space atau set

W = bobot dari masing-masing event

Contoh :
Dari catatan polisi diketahui jumlah kecelakaan mobil di Bandung selama
tahun 2000 sebanyak 10.000 kali. Dari jumlah tersebut, 1000 menimpa
mobil pribadi dan 9000 menimpa mobil penumpang umum.
Dengan demikian probabilitas terjadinya kecelakaan mobil pribadi
adalah :
a. Tanpa dibobot P(E) = 1000/10.000 = 0,1 = 10%
b. Dengan bobot P (E) = 1,818 = 18,18 %

b. Pengukuran Resiko Dengan Notional Risiko

Diukur Berdasarkan Nilai Eksposur (Obyek Yang Rentan


Terhadap Resiko). Contohnya, pengukuran risiko kredit dengan metode

14
notional. Jika perusahaan meminjamkan uang kepada pihak lain senilai Rp
2 milyar, maka besarnya risiko kredit berdasarkan pendekatan notional
adalah Rp 2 milyar.

c. Pengukuran Resiko Dengan Sensitivitas Risiko


Diukur berdasarkan seberapa sensitif suatu eksposur (obyek yang
rentan terhadap resiko) terhadap perubahan faktor penentu. Contoh paling
populer adalah risiko aset keuangan atau sekuritas, yang diukur
berdasarkan sensitivitas tingkat pengembalian (return) aset yang
bersangkutan terhadap perubahan tingkat pengembalian pasar. Ukuran ini
dikenal sebagai Beta Pasar. Contoh lain adalah degree of operating
leverage (DOL), yang mengukur sensitivitas laba operasi terhadap
perubahan penjualan. DOL digunakan sebagai ukuran risiko bisnis.

d. Pengukuran Resiko Dengan Volatilitas Risiko


Diukur berdasarkan seberapa besar nilai eksposur (obyek yang
rentan terhadap resiko) berfluktuasi (tidak tetap). Ukuran yang umum
adalah standar deviasi (penyimpangan). Semakin besar standar deviasi
suatu eksposur, semakin berfluktuasi (tidak tetap) nilai eksposur tersebut,
yang berarti semakin Beresiko eksposur atau aset tersebut.

e. Pengukuran Resiko Dengan Pendekatan VaR ( value at risk )


Risiko diukur berdasarkan kerugian maksimum yang bisa terjadi
pada suatu aset atau investasi selama periode tertentu, dengan tingkat
keyakinan (level of confidence) tertentu. Untuk mengukur risiko dengan
pendekatan VaR, diperlukan data standar deviasi dan skor Z dari tabel
distribusi normal. Contoh: diketahui standar deviasi dari suatu aset bernilai
Rp 1 juta adalah 2,4%. Pada tingkat keyakinan 95%, skor Z-nya adalah
1,645. Maka besarnya risiko (dalam nilai Z) adalah 0,024 x 1,645 = 0,040.
Jika nilai Z tersebut dikembalikan ke nilai awalnya menjadi 0,040 x Rp 1
juta = Rp 40 ribu.

15
f. Pengukuran Resiko Dengan Matriks frekuensi dan signifikansi
risiko
Teknik pengukuran yang cukup sederhana (tidak terlalu
melibatkan kuantifikasi yang rumit) adalah mengelompokkan risiko
berdasarkan dua dimensi yaitu frekuensi (jumlah) dan signifikansi
(meyakinkan). Terdapat 2 hal dalam proses tersebut yaitu :
a. Mengembangkan standar risiko dan
b. Menerapkan standar tersebut untuk risiko yang telah diidentifikasi.

g. Pengukuran Resiko Dengan Analisis Skenario


Kemampuan manajer/perusahaan untuk memprediksi apa yang
akan terjadi, dan berapa besarnya kerugian yang diperoleh. Example:
Teknik pengukuran berbeda tingkat kecanggihannya (tingkat
kuantifikasi), dalam artian beda tipe resiko beda juga tekhnik yang
digunakan.

2.3 Manfaat Pengukuran Resiko


Adapun manfaat pengukuran resiko yaitu:
a. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi.
b. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer
Risiko dalam upaya menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang
paling dapat diterima/paling baik dalam penggunaan sarana
penanggulangan risiko.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya


resiko yang akan terjadi. Dimensi yang harus diukur : Frekuensi atau
jumlah kejadian yang akan terjadi, Besarnya kemungkinan kejadian artinya
berapa besar kemungkinan suatu perihal yang dapat menimbulkan risiko
dapat terjadi dalam suatu periode dan keparahan dari kerugian itu, Besarnya
kerugian bila suatu risiko terjadi, artinya berapa besar kerugian yang
diderita bila suatu risiko terjadi. Jadi dalam hal ini tingkat kegawatan
(reverity) atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut, sampai seberapa
besar pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi
finansialnya.

3.2. Saran

Sebagai mahasiswa seharusnya kita lebih memahami bagaimana


sebenarnya cara mengidentifikasi risiko dan mengetahui bagaimana cara
mengukur berbagai macam risiko, sehingga kita dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari, dan mempermudah kita dalam mengambil
sebuah keputusan yang akan kita ambil dengan risiko yang paling kecil.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://agungfaris.wordpress.com/2012/10/23/pengukuran-resiko/
http://anaksholeh10.blogspot.com/2013/10/makalah-pengelolaan-dan-
pengukuran.html
https://www.academia.edu/38657256/KonsepdanCaraMengidentifikasiResi
ko
https://www.academia.edu/32418597/MANAJEMEN_RISIKO_Identifikasi
_dan_Pengukuran_Resiko_

Anda mungkin juga menyukai