Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO
“Pengendalian Risiko”

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Herlinda gading (732094202005)
Riswan (732094202015)

Dosen Pengampu : Rista Astari Rusdin, S.ST., M.M

PROGRAM STUDI BIOKEWIRAUSAHAAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG
ENREKANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia,
serta hidayah-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengendalian
Risiko” sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Risiko. Ucapan terima
kasih kami haturkan kepada:
1. Ibu Rista Astari Rusdin selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Risiko.
2. Kawan kawan kelompok yang membantu dalam pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru
mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk
lebih baik  di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Enrekang, 25 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR…………………………………………...…… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………….. iii
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………… 1
1.1 Latar belakang…………………………………………………. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………................ 2
1.3 Tujuan…………………………………………………………. 2
BAB II. PEMBAHASAN…………………………………………….. 3
2.1 Pengertian Pengendalian Risiko Menurut Para Ahli……………… 3
2.2 Teori Risiko………………………………………………………. 3
2.3 Tujuan Pengendalian Risiko………………………………………. 4
2.4 Pentingnya dilakukan Manajemen Risiko………………………… 5
2.5 Fokus dan Waktu Pengendalian Risiko…………………………… 6
2.6 Lingkungan Pengendalian………………………………………… 7
2.7 Metode-Metode Pengendalian Risiko……………………………... 8
BAB III. PENUTUP…………………………………………………… 20
3.1 Kesimpulan………………………………………………………… 20
3.2 Saran……………………………………………………………….. 21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 22

iii
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Risiko berkaitan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat

mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami

dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan

memperluas keuntungan kompetitif organisasi.

Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan

menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan

ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah

risiko (risk).  Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen risiko menjadi trend

utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja.  Hal ini secara

konkret menunjukkan pentingnya manajemen risiko dalam bisnis pada masa kini.

Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui pengendalian risiko

yang dilakukan dengan metode-metode pengendalian risiko yang terfokus untuk

mengurangi probabilitas terjadinya risiko dan mengurangi konsekuensi dampak

dari risiko tersebut, yang dilaksanakan sebelum, saat, ataupun setelah terjadinya

risiko.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi pengendalian risiko menurut para ahli?

2. Bagaimana penjelasan teori risiko?

3. Bagaimana tujuan dari adanya pengendalian risiko?

4. Bagaimana pentingnya dari adanya pengendalian risiko?

5. Bagaimana fokus dan waktu dilaksanakannya pengendalian risiko?

6. Bagaimana pelaksanaan strategi dan metode-metode dari pengendalian

risiko?

1.3 Tujuan

1. Secara teoritis kegunaan makalah ini dapat mengembangkan wawasan dan

pengetahuan tentang pengendalian risiko.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengendalian Risiko Menurut Para Ahli


Definisi dari risiko. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan

ketidakpastian tentang suatu keadaaan yang akan terjadi nantinya dengan

keputussan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.

menurut Joel G. Siegel dan Jea K. Shim menjelaskan tentang pengertian

tentnag analisis risiko adalah proses pengukuran dan penganalisaan risiko

disatukan dengan keputusan keuangan dan investasi.

Jadi, jika ditarik kesimpulan yang dimaksud dengan pengendalian risiko

adalah kegiatan yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan

ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan

berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. Atau lebih

singkatnya adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian.

2.2 Teori Risiko

Untuk risiko yang tidak bisa dihindari,organisasi perlu melakukan

pengendalian risiko. Dengan   menggunakan dua dimensi yaitu probabilitas

dan severity. Pengendalian risiko bertujuan untuk mengurangi probabilitas

munculnya kejadian, mengurangi tingakt keseriusan ( severity ), atau keduanya.

Ada beberapa teori yang ingin menelusuri penyebab munculnya risiko, antara

lain :

1.    Teori domino ( Heinrich, 1959 )

3
Teori ini mengatakan bahwa kecelakaan bisa dilihat sebagai urutan lima tahap

berikut ini :

1.    Lingkungan sosial dan faktor bawaan yang menyebabkan seseorang

berperilaku tertentu ( misal mempunyai temperamen tinggi sehingga

gampang marah )

2.    Personal fault ( kesalahan individu ), dimana individu tersebut tidak

mempunyai respon yang tepat (benar) dalam situasi tertentu.

3.    Unsafe act or physical hazard ( tindakkan yang berbahaya atau kondisi

fisik yang berbahaya )

4.    Kecelakaan

5.    Cedera

2.    Rantai risiko ( Risk Chain )

Menurut Mekhofer, 1987, risiko yang muncul bisa dipecah ke dalam

beberapa komponen :

1.   Hazard ( kondisi yang mendorong terjadinya risiko )

2.   Lingkungan di mana hazard tersebut berada

3.   Interaksi hazard dengan lingkungan

4.   Hasil dari interaksi

5.   Konsekuensi dari hasil tersebut

2.3 Tujuan Pengendalian Risiko

a. Perusahaan memliki ukuran kuat sebagai pijakan dala mengambil setiap

keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati dan selalu

menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.

4
b. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-

pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka

panjang.

c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu

menghindari dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian

khususnya kerugian dari segi finansial.

d. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.

2.4 Pentingnya dilakukan Manajemen Risiko

Secara umum ada enam tujuan risk management dalam perusahaan atau

badan usaha, diantaranya adalah:

1. Melindungi Perusahaan

Memberikan perlindungan terhadap perusahaan dari tingkat risiko signifikan

yang bisa menghambat proses pencapaian tujuan perusahaan.

2. Membantu Pembuatan Kerangka Kerja

Membantu dalam proses pembuatan kerangka kerja manajemen risiko yang

konsisten atas risiko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi di dalam

sebuah perusahaan.

3. Mendorong Manajemen Agar Proaktif

Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi

risiko, dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing

dan kinerja perusahaan.

4. Sebagai Peringatan untuk Berhati-Hati

5
Mendorong semua individu dalam perusahaan agar bertindak hati-hati dalam

menghadapi risiko perusahaan demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.

5. Meningkatkan Kinerja Perusahaan

Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi

tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna

dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses risk management secara

berkesinambungan.

6. Sosialisasi Manajemen Risiko

Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk

mensosialisasikan pemahaman tentang risiko dan pentingnya risk management.

2.5 Fokus dan Waktu dilakukannya Pengendalian Risiko

a. Fokus pengendalian risiko

Pengendalian risiko bisa difokuskan pada usaha mengurangi

kemungkinan ( probability ) munculnya risiko dan mengurangi keseriusan

( severity ) konsekuensi risiko tersebut.

Pemisahan ( separation ) dan duplikasi ( duplication ) merupakan dua bentuk

umum metode untuk mengurangi keseriusan risiko. Contoh pemisahan adalah

menyebar operasi perusahaan, sehingga terjadi kecelakaan kerja, karyawan yang

menjadi korban akan terbatas.

Tentunya kita bisa menggunakan metode mengurangi kemungkinan

munculnya risiko dengan pengurangan severity secara bersamaan. Sebagai contoh,

dokter ahli bedah belajar metode baru dalam pembedahan yang lebih canggih dan

6
lebih aman. Dengan metode baru tersebut, dokter tersebut bisa mengurangi

probabilitas terkena risiko digugat akibat mal – praktik, dan juga sekaligus

menurunkan severity tuntutan jika risiko gugatan terjadi.

b.Waktu pengendalian risiko

Dari sisi timing ( waktu ), pengendalian risiko bisa dilakukan sebelum,

selama, dan sesudah risiko terjadi. Sebagai contoh, perusahaan bisa melakukan

training untuk karyawannya mengenai peraturan, prosedur, dan teknik untuk

menghindari kecelakaan kerja. Karena aktivitas tersebut dilakukan sebelum

terjadinya kecelakaan kerja, maka aktivitas tersebut merupakan aktivitas sebelum

risiko terjadi.

Pengendalian risiko juga bisa dilakukan pada saat terjadinya risiko. Sebagai

contoh, kantong udara pada mobil secara otomatis akan mengembang jika terjadi

kecelakaan. Pengendalian risiko bisa juga dilakukan setelah risiko terjadi.

2.6 Lingkungan Pengendalian Risiko

1. Makna lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah hal yang mendasar dalam komponen

pengendalian. Terdiri atas, tindakan, kebijakan, prosedur yang mencerminkan

sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan komisaris, dan pemilik

perusahaan.

Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan

karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut.Dari

7
pengertian lingkungan pengendalian tersebut dapat diketahui bahwa efektivitas

pengendalian dalam suatu organisasi terletak pada sikap manajemen.

Untuk itu, manajemen dan staf harus menciptakan dan memelihara

lingkungan dalam organisasi yang menetapkan perilaku positif dan dukungan

terhadap pengendalian manajemen dan kesadaran manajemen. Lingkungan

pengendalian yang positif merupakan landasan bagi seluruh standar pengendalian

manajemen. Lingkungan pengendalian memberikan suatu bidang pengetahuan,

struktur, dan suasana yang mempengaruhi mutu pengendalian manajemen.

2. Penetapan risiko pengendalian

Merupakan proses penilaian tentang efektivitas rancangan dan pengoprasian

kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern suatu perusahaan dalam

mencegah dan mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan.

Dalam penetapan risiko pengendalian untuk suatu asersi, auditor perlu

melakukan beberapa hal, diantaranya :

a. mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk

mendapatkan pemahaman.

b. Mengidentifikasi salah saji material.

c. Identifikasi pengendalian diperlukan.

d. Melakukan pengujian pengendalian.

2.7 Metode – Metode Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko (risk control) adalah suatu tindakan untuk

menyelamatkan perusahaan dari kerugian.

8
Pengendalian Risiko,dijalankan dengan metode berikut:

a. Menghindari Risiko

Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta,

orang, atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan :

1. Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya

untuk sementara.

2. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan

kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi menghindari risiko

berarti menghilangkan risiko itu.

Beberapa karakteristik dasar penghindaran risiko seharusnya diperhatikan :

1. Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko, makin luas risiko yang

dihadapi, maka makin besar ketidamungkinan menghindarinya, misalnya kalau

ingin menghindari semua risiko tanggung jawab, maka semua kegiatan perlu

dihentikan.

2. Faedah atau laba potensial yang bakal diterima dari sebab pemilikan suatu

harta, memperkerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suatu

kegiatan, akan hilang, jika dilaksanakan pengendalian risiko.

3. Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan

akan tercipta risiko yang baru, misalnya menghindari risiko pengangkutan dengan

kapal dan menukarnya dengan pengankutan darat, akan timbul risiko yang

berhubungan dengan pengangkutan darat.

Untuk mengimplementasikan keputusan penghindaran risiko, maka harus

diadakan penetapan semua harta, personil, atau kegiatan yang menghadapi risiko

9
yang ingin dihindarkan tersebut. Dengan dukungan pihak manajemen puncak,

maka manajer risiko seharusnya menganjurkan policy dan prosedur tertentu yang

harus diikuti oleh semua bagian perusahaan dan pegawai.

Penghindaran risiko dikatakan berhasil jika tidak ada terjadi kerugian yang

disebabkan risiko yang ingin dhindarkan itu. Sesungguhnya metode itu tidak

diimplementasikan sebagaimana mestinya, jika ternyata larangan-larangan yang

telah diinstruksikan itu ternyata dilanggar walau kebetulan tidak terjadi kerugian.

b. Mengendalikan Risiko

Pengendalian risiko (kerugian) dijalankan dengan :

1. Merendahkan kans (chance) untuk terjadinya kerugian.

2. Mengurangi keparahan jika kerugian itu memang terjadi. Kedua tindakan

itu dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara :

– Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan pengurangan kerugian.

– Menurut sebab kejadian yang akan dikontrol.

3. Menurut lokasi daripada kondisi-kondisi yang akan dikontrol.

4. Menurut timing-nya.

Pengendalian kerugian menurut sebab-sebab terjadinya.

Secara tradisional tekhnik pengendalian kerugian diklasifikasikan menurut

pendekatan yang dilakukan :

1. Pendekatan engineering

Pendekatan engineering menekankan kepada sebab-sebab yang bersifat fisikal

dan mekanikal misalnya memperbaiki kabel listrik yang tidak memenuhi syarat,

10
pembuangan limbah yang tidak memenuhi ketentuan, konstruksi bangunan dan

bahan dengan kualitas buruk dan sebagainya.

2. Pendekatan hubungan kemanusiaan ( human relations )

Pendekatan human ralation menekankan sebab-sebab kecelakaan yang berasal

dari faktor manusia, seperti kelengahan, suka menghadang bahaya, sengaja tidak

memakai alat pengaman yang diharuskan, dan lain-lain faktor psikologis.

a. Pengendalian Kerugian Menurut Lokasi

Tindakan pengendalian risiko dapat pula diklasifikasikan menurut lokasi

daripada kondisi yang direncanakan untuk dikendalikan. Dr. Haddon menegaskan

bahwa kemungkinan dan keparahan kerugian dari kecelakaan lalu-lintas

tergantung atas kondisi-kondisi dalam :

1. Orang yang mempergunakan jalan

2. Kendaraan

3. Lingkungan umum jalan raya yang melingkupi faktor-faktor seperti

desain, pemeliharaan, keadaan lalu lintas, dan praturan. Konsep Haddon ini dapat

diperluas pemakaiannya untuk bentuk kerugian lain, misalnya :

1. Kerugian Lokasi

2. Kerusakan kebakaran terhadap Bangunan. Orang yang menggunakan

bangunan itu, dan masyarakat di sekitarnya.

3. Tanggung – gugat produk pemakai produk, pembuat produk-produk itu

dan lingkungan hukum.

b. Pengendalian Menurut Timming

Pendekatan ini mempertanyakan apakah metode itu dipakai :

11
1. Sebelum kecelakaan.

2. Selama kecelakaan terjadi.

3. Sesudah kecelakaan itu.

Klasifikasi ini telah dipergunakan juga sebagai kriteria untuk membedakan

antara minimization dan salvage. Tindakan pencegahan kerugian (berdasarkan

definisi) semuanya dilaksanakan sebelum kejadian.

c. Analisa Kerugian dan Analisa Hazard

Langkah pertama dalam pengendalian kerugian adalah untuk mengidentifikasi

dan menganalisis :

1. Kerugian yang telah terjadi

2. Hazard yang menyababkan kerugian itu atau yang mungkin menybabkan

kerugian di masa akan datang

Langkah ini memerlukan:

1. Suatu sistem pelaporan yang komprehensif

2. Inspeksi secara berkala

Analisis Kerugian

Untuk mendapatkan informasi atas kerugian, maka pengendali kerugian perlu

untuk membangun :

1       Jaringan pemberi informasi

2       Formulir unutk melaporkan kerugian

12
Pemberi informasi yang utama ialah supervisor lini utam tempat terjadinya

kecelakaan ialah yang bertangung jawab memberikan informasi tentang kronolagi

terjadinya kecelakaan dan mengisi formulir dengan sempurna merekan akan lebih

waspada terhadap kecelakaan.

     Informasi yang tersedia dapat di gunakan untuk

1       Mengukur peformance manajer lini

2       Menetapkan operasi mana yang perlu di betulkan

3       Mengidentifikasikan hazard yang tersangkut dengan kerugian itu

4       Menyediakan informasi yang dapat di guanakan untuk memotifasi

manajer dan para karyawan.

          Informasi selanjutnya dapat di peroleh dari data statistik.dengan

iformasi dari statistik ini dapat dibandingkan pengalaman perusahaan sendiri.

Selanjutnya dengan memanfaatkan informasi statistik dapat dapat mengetahui

karakterrisitk kecelakaan yaang sering terjadi.

Analisis Hazard

Hazard adalah suatu keadaan atau kondisi yang dapat memperbesar

kemungkinan terjadinya suatu peril. Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif

terhadap bencana yang menimbulkan kerugian, dan kerugian adalah

penyimpangan yang tidak diharapkan.

Ada 4 (empat)  tipe hazard yaitu :

13
d. Physical Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik

secara fisik dari suatu obyek yang dapat memperbesar kemungkinan terjadi

suatu peril ataupun memperbesar terjadinya suatu kerugian.

e. Moral Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang yang

bersangkutan yang berkaitan dengan sikap mental atau pandangan hidup serta

kebiasaannya yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril

ataupun suatu kerugian.

f. Morale Hazard. Meskipun pada dasarnya setiap orang tidak mengingatkan

terjadinya suatu kerugian, akan tetapi karena merasa bahwa ia telah

memperoleh jaminan baik atas diri maupun harta miliknya, maka seringkali

menimbulkan kecerobohan atau kurang hati-hati. Keadaan yang demikian itu

akan dapat memperbesar terjadinya suatu kerugian.

g. Legal Hazard, seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun perundang-

undangan yang bertujuan melindungi masyarakat justru diabaikan atau pun

kurang diperhatikan sehingga dapat memperbesar terjadinya suatu peril.

Alat-alat baru dalam menemukan hazard melalui inspeksi adalah :

1. Checklist

2. Fault tree analysisi ( liaht mehr and  hedges 1974,p.431)

d. Menentukan Kelayakan Ekonomi

Upaya pencegahan terhadap segala risiko harus selalu ditinjau dari sudut

manfaat dan biayanya yang harusnya bersifat economical feasible. Oleh karena itu

perlu dilakukan analisis terhadap hal-hal berikut :

a. Biaya yang timbul karena peril (kecelakaan)

14
Biaya atau kerugian yang timbul karena peril yang sering diperhitungkan atau

dialokasikan lebih rendah dari jumlah yang mungkin terjadi. Hal ini karena

adanya kerugian lain yang tersembunyi, yang tidak terlihat secara langsung pada

saat peril terjadi. Biaya atau kerugian tersebut diantaranya :

1       Biaya karna hilangnya waktu kerja

2       Biaya karna hilangnya waktu kerja pengawai lainya

3       Biaya dari waktu yang terpakai bagi supervisor untuk menyediakan

form laporan kecelakaan dan waktu untuk mengajarkan penganti karyawan yang

cedera

4       Biaya yang berkenan rusaknya mesin, peralatan, atau harta lainya

5       Biaya yang berkenan pembayaran gaji karyawan yang pulih dari cidera

6       Hilangnya waktu produksi

b. Biaya pengendalian risiko kerugian

Biaya pengadaan, pemasangan dan perawatan peralatan pengendalian

kerugian dapat di bagi menjadi 3 kategori :

1       Pengeluaran modal dan depresiasi untuk alat pencengahan

2       Pengeluaran seperti gaji, tunjangan, pakaian, biaya, training, dan

sebagainya

3       Pengeluaran untuk menjalankan program

c. Membandingkan Manfaat dan Biaya

15
Pertama karena manfaat biaya tidak pasti, maka benefit itu harus dikalikan

dengan probobilitas sebesar mafaat itu akan terjadi. Kedua, baik manfaat (benefit)

maupun biaya bisa disebarkan pada biaya unurk beberapa tahun. Akibatnya orang

harus mebnadingkan present value dari expected cost.

d. Evaluasi

Usaha pengendalian kerugian di evaluasi dengan menetapkan

1. Apakah biaya kecelakaan adalah dikurangin dengan adanya usaha tersebut.

2. Apakah kebijakkan keselamatan ( safety policy) dan  prosedur yang di

anjurkan oleh manajer risiko ada di jalankan.

3. Mengukur perubahan-perubahan dalam kerugian dan biaya untuk

pencegahan, misalnya premi asuransi, biaya-biaya karena peril, frekuensi

peril, keparahan kerugian, yang harus dianalisis secara agregat.

e. Pemisahan Risiko

Pemisahan risiko ialah kegiatan memisahkan atau menyebarkan harta yang

menghadapi risiko sama, menggantikan penempatan dalam satu lokasi.

Misalnya jika banyak mempunyai truk, maka tindakan pemisahan dilakukan

dengan menempatkannya dalam beberapa pool yang berlainan, menempatkan

barang persediaan tidak dalam satu gudang saja, tapi dipisahkan dalam dua atau

lebih.

Maksud pemisahan ini adalah mengurangi jumlah kerugian untuk satu

peristiwa. Dengan menambah banyaknya independent exposure unit maka

probabilitas kerugian-harapan diperkecil. Jadi, memperbaiki kemampuan

16
perusahaan untuk meramalkan kerugian yang akan dialami.

f. Kombinasi atau Pooling

Kombinasi atau Pooling merupakan suatu metode pengendalian risiko yang

dilakukan dengan cara melakukan tindakan kombinasi dari metode-metode yang

ada, baik itu penghindaran risiko, pengendalian risiko, pemisahan risiko maupun

pemindahan risiko. Dengan tujuan untuk meminimalkan dampak risiko yang

mungkin terjadi.

Salah satu cara perusahaan mengkombinasikan risiko adalah dengan

perkembangan internal. Misalnya, perusahaan angkutan memperbanyak jumlah

truknya ; satu perusahaan merger dengan perusahaan lain ; perusahaan asuransi

mengkombinasikan risiko murni dengan jalan menanggung risiko sejumlah besar

orang atau perusahaan.

g. Pemindahan Risiko

Memindahkan atau mentransfer risiko terjadi apabila seseorang mengalami

kerugian di mana akibat keuangan dari kerugian tersebut sebagian atau seluruhnya

ditanggung oleh orang lain.

Alasan Memindahkan Risiko

1. Kerugian yang terjadi diperkirakan terlalu besar untuk ditanggung sendiri

dan atau dapat menghambat tercapainya tujuan perusahaan.

17
2. Sesuai dengan undang-undang atau peraturan yang berlaku yang

mewajibkan perusahaan mentransfer kerugian tertentu kepada orang lain.

3. Pemindahan kerugian telah diperhitungkan sebagai cara yang paling

efisien, meskipun ada kewajiban menanggung sendiri dan tidak ada

ketentuan yang mewajibkannya.

Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara :

1. Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat dipindahkan

kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan tegas, maupun berikut dengan

transaksi atau kontrak.

Contoh : Perusahaan yang menjual salah satu gedungnya, dengan sendirinya

telah memindahkan risiko yang berhubungan dengan pemilikan gedung itu kepada

pemilik baru. Ada perusahaan yang menyerahkan sebagian kegiatan perusahaan

kepada kontraktor, dengan tujuan untuk memindahkan segala risiko yang

berhubungan dengan pekerjaan itu.

2. Risiko itu sendiri yang dipindahkan.

Contoh : Pada suatu kasus persewaan gedung, penyewa mungkin sanggup

mengalihkan kepada pemilik berkenaan tanggung jawab kerusakan gedung karena

kealpaan si penghuni.

Contoh yang dikemukakan diatas transfree memaafkan transfertor dari

tanggung jawab, karena itu exposure itu sendirilah yang dihilangkan.

3. Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss exposure untuk

transferee. Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat dipandang sebagai cara

ketiga dalam risk control transfer. Dengan pembatalan itu, transferee tidak

18
bertanggung jawab secara hukum untuk kerugian yang semula ia setujui, untuk

dibayar.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

pengendalian risiko adalah kegiatan yang membahas tentang bagaimana suatu

organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada

dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan

sistematis. Atau lebih singkatnya adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan

perusahaan dari kerugian.

Teori risiko terbagi menjadi 2, yaitu, teori domino yang di cetuskan oleh

Heinrich pada tahun 1959, dan teori risk chain yang dicetuskan oleh Mekhofer,

1987.

Tujuan dari pengendalian risiko adalah sebagai pijakan dalam pengambilan

keputusan oleh perusahaan sehingga dapat menekan risiko yang ditanggung

seminimun mungkin.

pentingnya pengendalian risiko adalah sebagai peringatan dini dan bagi

manajemen di suatu perusahaan untuk bekerja proaktif dan meminimalisir

kerugian.

Fokus pengendalian risiko diantaranya yaitu mengurangi probabilitas

terjadinya risiko dan konsekuensi dampak risiko. Waktu pengendalian risiko dapat

dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadinya risiko.

20
Metode pengendalian risiko diantaranya, adalah menghindari risiko,

mengendalikan risiko, analisa kerugian dan hazard, pemisahan risiko, kombinasi,

dan pemindahan risiko.

3.2 Saran

Dengan diperolehnya gambaran mengenai pengendalian risiko diharapkan

dapat memberikan pemahaman bahwa dalam melakukan manajemen dalam suatu

perusahaan diperlukan tindakan dengan metode tertentu untuk meminimalisir

terjadinya kerugian

21
DAFTAR PUSTAKA

Irham, Fahmi. 2016. MANAJEMEN RISIKO Teori, Kasus, dan Solusi, Alfabeta.
Bandung : ALFABETA.
Mulyawan, Setia. 2015. Manajemen Risiko. Bandung : CV Pustaka Setia
Pane, Fitri. 2014. Penanggulangan Resiko. [SUMBER ONLINE].
http://fitriahpane.blogspot.com/2014/01/penanggulangan-resiko.html
Kangari, R. 1995. Risk Management Perceptions and Trends of U.S.
Construction. Journal of Construction Engineering and Management.
ASCE. December.
Seravine. 2011. Teknik-Teknik Manajemen Resiko. [SUMBER ONLINE].
http://tugaskuliahanakmenej.blogspot.com/2011/12/teknik-teknik-
manajemen-risiko.html
Sukhron, Ahmad. 2017. Manajemen Resiko. [SUMBER ONLINE].
https://ahmadsukhron28.blogspot.com/2017/10/manajemen-resiko.html
Mardhani, Dessy Sri. 2016. Pengendalian Risiko. [SUMBER ONLINE].
http://dessysrimardhani.blogspot.com/2016/04/pengendalian-risiko-
manajeman-risiko.html
Tim Pengendalian Risiko. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
{SUMBER ONLINE]. https://slideplayer.info/slide/2927803/

22

Anda mungkin juga menyukai