Disusun Oleh:
Diah Sulistyaning Tiyas (22602334030)
Muh. Khoirul Anam (22602334031)
Hendri Dwi Saputra (22602334032)
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................8
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Setelah didapatkannya latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka didapatkan
pula tujuan dari penulisan makalah tentang Pengendalian Risiko, yakni sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi dari pengendalian risiko.
2. Mengetahui tujuan dari pengendalian risiko.
3. Mengetahui seberapa pentingnya pengendalian risiko bagi suatu perusahaan.
4. Mengetahui fokus dan waktu dilaksanakannya pengendalian risiko.
5. Mengetahui metode pengendalian risiko yang digunakan oleh suatu perusahaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Pemisahan (separation) dan duplikasi merupakan dua bentuk umum metode untuk
mengurangi keseriusan risiko. Contoh pemisahan adalah menyebar operasional
perusahaan, ketika terjadi kecelakaan kerja karyawan yang menjadi korban akan terbatas.
Contoh: memasang alat pemadam kebakaran di gedung, memasang airbag di mobil,
menggunakan safety helmet ketika sedang bekerja di luar ruangan.
b) Waktu pengendalian risiko
Dari sisi waktu (timing) pengendalian risiko dapat dilakukan sebelum, selama, dan
sesudah risiko tersebut terjadi. Sebagai contoh, perusahaan bisa melakukan training untuk
karyawannya mengenai peraturan, prosedur, dan teknik untuk menghindari kecelakaan
kerja. Karena aktivitas tersebut dilakukan sebelum terjadinya kecelakaan kerja, maka
aktivitas tersebut merupakan aktivitas sebelum risiko terjadi. Pengendalian risiko juga
bisa dilakukan pada saat terjadinya risiko. Sebagai contoh, kantong udara pada mobil
secara otomatis akan mengembang jika terjadi kecelakaan. Pengendalian risiko bisa juga
dilakukan setelah risiko terjadi. Sebagai contoh, setelah terjadi kecelakaan, mobil
diperbaiki kembali untuk dijual lagi.
1. Eliminasi
Cara yang terbaik dalam mengurangi kekerapan terpapar bahaya adalah dengan
menggunakan metode eliminasi. Paparan risiko dihindari melalui cara
meniadakan faktor penyebab. Bila akar permasalahannya ditiadakan, maka risiko
bahaya yang kemungkinan terjadi dapat diminimalisir.
2. Substitusi
Substitusi adalah mengganti bahan, alat, atau cara kerja dengan metode
pengendalian lain, sehingga kemungkinan timbulnya kecelakaan atau risiko dapat
diminimalisir.
3. Pengendalian teknis
Cara ini dilakukan dengan jalan mengubah arah transfer risiko dengan maksud
mengisolir risiko itu sendiri. Apa pun yang dapat dirancang dan dibangun untuk
membuat lingkungan kerja lebih aman. Jenis kontrol ini biasanya menyediakan
lingkungan yang lebih aman bagi semua orang, bukan individu.
4. Administratif
Administratif adalah bentuk dari prinsip pengendalian untuk meminimalisir
sentuhan langsung individu pada sumber bahaya. Sistem kerja yang aman seperti
izin kerja dapat digunakan untuk aktivitas berisiko tinggi.
5. Alat Pelindung Diri (APD)
5
APD merupakan alat pelindung bagi para pekerja yang bertujuan untuk mencegah
atau meminimalisir dampak atau akibat yang terjadi apabila kecelakaan kerja
terjadi.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengendalian risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengendalikan risiko di setiap operasi perusahaan/usaha dalam rangka meningkatkan
efektivitas dan efisiensi. Pengendalian risiko menurut pandangan ahli adalah upaya untuk
mendeteksi, menilai, dan mengelola risiko dalam setiap operasi perusahaan/usaha untuk
mengurangi kerugian (Darmawi, 2014). Menurut Kountur (2008:152), tujuan pengendalian
risiko adalah untuk mengelola risiko dengan membuat pelaku usaha sadar akan risiko,
sehingga laju organisasi atau perusahaan dapat dikendalikan. Dengan demikian, tujuan
pengendalian risiko adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi faktor risiko potensial
dalam operasi perusahaan, seperti aspek teknis dan non-teknis dari bisnis, kebijakan
keuangan, dan masalah lain yang dapat mempengaruhi kesejahteraan perusahaan.
Pengendalian risiko adalah faktor yang sangat penting bagi suatu perusahaan karena
dapat mempengaruhi berbagai aspek operasional, keuangan, dan reputasi perusahaan. Berikut
beberapa alasan mengapa pengendalian risiko sangat penting bagi suatu perusahaan:
Mengurangi kerugian finansial, Menjaga kelangsungan operasional, Meningkatkan
kepercayaan stakeholder, dan lain-lain.
Pengendalian risiko dapat difokuskan pada usaha mengurangi kemungkinan
(probability) munculnya risiko dan mengurangi keseriusan (severity) konsekuensi risiko
tersebut. Dari sisi waktu (timing) pengendalian risiko dapat dilakukan sebelum, selama, dan
sesudah risiko tersebut terjadi.
OHSAS:18001 (2004) menyajikan panduan secara rinci mengendalikan risiko untuk
meminimalisir hazard (kondisi yang mendorong terjadinya risiko) melalui metode
sebagaimana yang ada di bawah ini: Eliminasi, Substitusi, Pengendalian teknis,
Administratif, dan Alat Perlindungan Diri (APD).
3.2 Saran
Dengan diperolehnya gambaran mengenai pengendalian risiko diharapkan pembaca
mendapatkan pemahaman bahwa dalam melakukan manajemen dalam suatu perusahaan
diperlukan tindakan dengan metode tertentu untuk meminimalisir terjadinya risiko.
7
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman., Maniza, L. H., & Lestari, M. (2018). Analisis Implementasi Manajemen Pengendalian
Risiko Dalam Upaya Tercapainya Tujuan Organisasi (Studi Kasus Pada Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Barat). Jurnal Ilmu Administrasi Publik., 6(1),
34-37.
Deisy, H. M. M., dkk. (2020). ANALISIS PENGELOMPOKAN DAN PENGENDALIAN RISIKO KECELAKAAN
KERJA BERDASARKAN ATURAN SMK3 MENGGUNAKAN METODE RANKING PADA PROYEK
PEMBANGUNAN INSTALASI RAWAT INAP RSUD MARIA WALANDA MARAMIS MINAHASA UTARA.
Jurnal Ilmiah Media Engineering., 10(2), 106-108.
Pariyanti, E. (2017). ANALISIS PENGENDALIAN RESIKO PADA USAHA KERIPIK SINGKONG. Jurnal
Manajemen Magister., 3(1), 34-40.