Kata Pengantar........................................................................................................................................ 2
BAB I ........................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 3
BAB II ....................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 4
1. PROSES MANAJEMEN RISIKO .............................................................................................. 4
A. Proses Manajemen Risiko .......................................................................................................... 4
B. IDENTIFIKASI RISIKO ............................................................................................................ 5
C. PENGUKURAN RISIKO............................................................................................................ 6
MANFAAT PENGUKURAN RISIKO ................................................................................... 8
D. PEMANTAUAN RISIKO ........................................................................................................... 8
E. PENGENDALIAN RISIKO ........................................................................................................ 9
METODE PENGENDALIAN RISIKO .................................................................................. 9
BAB III .................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................................... 13
1. Kesimpulan .................................................................................................................................. 13
2. Saran ............................................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 14
Kata Pengantar
Alhamdulillah hirabbil ‘aalamiin, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “proses
Manajemen Risiko”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dalam Mata Kuliah
Pengantar Manajemen Risiko, pada semester 5 di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya
Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun
untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan
kita semua, aamiin
Penanggulangan risiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara dan pengelolaan
berbagai cara penanggulangan risiko inilah yang disebut manajemen risiko.
Semakin kompleks risiko yang dihadapi kegiatan usaha perusahaan tentu saja akan
meningkatkan kebutuhan praktik tata kelola yang baik (good governance) serta fungsi
identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko. Peningkatan fungsi
identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko perusahaan dimaksud agar
aktivitas usaha yang dilakukan perusahaan tidak menimbulkan kerugian yang melebihii
kemampuan perusahaan yang pada akhirnya dapat mengganggu kelangsungan usaha
perusahaan.
Penilaian risiko disesuaikan dengan sifat dan karakteristik risiko. Sebagai contoh :
risiko kebakaran gedung dapat menggunakan audit fisik dalam penilaiannya. Begitu juga
dengan risiko bisnis, yang mana tentu saja menentukan riset dan abalisis lebih ditail. Risiko
risiko yang pernah terjadi dimasa lalu perlu dicatat dan diarsip secara baik agar manajemen
dapat mengetahui penyebab terjadinya risiko dimaksud.
Banyak teknik yang digunakan dalam menilai, namun yang paling umum
adalah audit dan pengukurang. Pengukuran termasuk dalam tahapan menilai dan
memungkinkan direktur utama korporasi melakukan analisis dan membuat keputusan setelah
mendapatkan fakta yang ada. Setelah penilaian final dilakukan, dilanjutkan dengan
menentukan prioritas langkah sehingga korporasi dapat melakukan identifikasi hazard mana
yang bisa memberikan risiko yang besar.
B. IDENTIFIKASI RISIKO
Seluruh perusahaan idealnya harus melakukan identifikasi risiko secara berkala.
Perusahaan wajib memiliki metode atau sistem untuk melakukan identifikasi risiko pada
seluruh produk dan aktivitas bisnis perusahaan.
Beberapa cara yang dapat anda gunakan untuk mengidentifikasi risiko diantaranya :
Survey
Wawancara
Brainstroming
Informasi
Dll
C. PENGUKURAN RISIKO
Peter Drucker, seorang guru manajmen, menyebutkan bahwa pengukuran adalah
elemen dasar keempat dari pekerjaan seorang manajer. Angking pentingnya pengukuran
risiko, Hubbart (2019) mengatakan bahwa masalah terbesar dari manajmen risiko adalah
hampir tidak ada metode yang teruji dengan bukti yang dapat diverifikasi dan digunakan
dalam pengujian dan mitigasi risiko, khususnya untuk softer methods. Pengukuran resiko
adalah usaha untuk mengetahui besar atau kecilnya resiko yang akan terjadi. Hal ini
dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa
melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi
resiko, resiko mana yang relevan.
metode pengukuran risiko dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Metode ini
harus dipahami oleh treasury, manager, chief dealer, komite manajmen risiko, satuan
kerja manajemen risiko, dan direktur bidang terkait.
Khusus bagi perusahaan yang bergerak dibidang keuangan yang berada dibawah
supervisi otoritas jasa keuangan, bila menggunakan metode alternatif dengan model internal
dalam pengukuran risiko kredit, risiko pasar, dan risiko oprasional harus memenuhi
persyaratan penggunaan model internal yang diwajibkan supervisor, dalam hal ini OJK.
Untuk mengatasi kelemahan yang dapat timbul atas penggunaan model pengukuran
risiko tertentu, perusahaan harus melakukan validasi model tersebut yang dilakukan oleh
pihak internal yang independen terhadap suatu kerja yang mengaplikasikan model tersebut.
Apabila diperlukan, validasi tersebut dilakukan atau dilengkapi dengan hasil tujuan yang
dilakukan pihak eksternal yang memiliki kompetensi dan keahlian teknis dalam
pengembangan model pengukuran risiko.
Validasi model merupakan suatu proses evaluasi terhadap logika internal suatu model
tertentu dengan cara verifikasi keakuratan matematis dengan membandingkan prediksi model
dengan pritiwa setelah tanggal posisi tertentu (subsequent events) serta membandingkan
model satu dengan model yang lain yang ada, baik internal maupun eksternal.
Validasi juga harus dilakukan terhadap model baru, baik yang dikembangkan sendiri
oleh perusahaan maupun yang dibeli oleh vendor. model yang digunakan oleh perusahaan
harus dievaluasi secara berkala maupun sewaktu-waktu. Terutama ketika terjadi perubahan
kondisi pasar signifikan.
Proses pengukuran risiko harus memuat proses validasi, frekuensi validasi,
persyaratan dokumentasi data dan informasi, serta persyaratan evaluasi terhadap asumsi yang
digunakan sebelum satu model diaplikasikan oleh perusahaan.
Stress testing dapat dilakukan untk melengkapi sistem pengukuran risiko dengan cara
mengestimasi potensi kerugian perusahaan pada kondisi pasar yang tidak normal dengan
menggunakan skenario tertentu guna melihat sensitivitas kinerja perusahaan terhadap
perubahan faktor risiko dan mengidentifikasi pengaruh yang berdampak signifikan terhadap
portofolio perusahaan.
Perusahaan perlu melakukan Stress testing secara berkala dan meninjau hasi Stress
testing tersebut serta mengambil langkah-langkah yang tepat apabila perkiraan kondisi yang
akan terjadi melebihi tingkat toleransi yang dapat diterima, hasil tersebut digunakan sebagai
masukan pada saat penetapan atau perubahan kebijakan dan limit.
Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi. Untuk mendapatkan
informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer Risiko dalam upaya menentukan cara dan
kombinasi ara-cara yang paling dapat diterima/paling baik dalam penggunaan sarana
penanggulangan risiko.
D. PEMANTAUAN RISIKO
Perusahaan harus memiliki sistem dan prosedur pemantauan yang mencangkup
pemantauan terhadap besarnya ekposur risioko, toleransi risiko, kepatuhan limit internal, dan
hasil stress testing ataupun konstitensi pelaksanaan dengan kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan. Pemantauan dapat dilakukan baik oleh unit pelaksanaan maupun oleh satuan kerja
manajment risiko. Hasil pemantauan disajikan dalam laporan berkala yang disampaikan
kepada manajmen dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan yang diperlukan. Evaluasi
terhadap eksposur risiko dilakukan dengan cara pemantauan dan pelaporan risiko yang
bersifat material atau yang berdampak kepada kondisi permodalan perusahaan, antara lain
didasarkan atas penilaian potensi risiko dengan menggunakan historical trend.
perusahaan harus menyiapkan suatu sistem cadangan dengan prosedur yang efektif
untuk mencegah tejadinya gangguan dalam proses pemantauan risiko dan melakukan
pengecekan serta penilaian kembali secara berkala terhadap sistem cadangan tersebut.
E. PENGENDALIAN RISIKO
Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan pengukuran dan
koreksi semua kegiatan di dalam rangka memastikan bahwa tujuan dan rencana perusahaan
dapat terlaksana dengan baik. Sedangkan resiko dapat diartikan sebagai kans kerugian,
kemungkinan kerugian, atau ketidakpastian.
Tugas dari seorang manajer risiko adalah berkaitan erat dengan upaya memilih
dan menentukan cara-cara/metode yang paling efisien dalam pengendalian risiko yang
dihadapi perusahaan. Seorang manajer risiko pada prinsipnya dapat menggunakan dua
pendekatan/cara menanggulangi risiko:
1) Penanganan Risiko
Menghindari suatu risiko murni adalah menghindarkan harta, orang atau kegiatan dari
exposure.
· Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari risiko. Misalkan Jika ingin
menghindari semua risiko tanggung jawab maka semua kegiatan perlu dihentikan
· Manfaat atau laba potensial yang akan diterima sebab kepemilikan suatu harta,
mempekerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suau kegiatan, akan hilang
jika melaksanakan penghindaran risiko
· Makin sempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan
akan tercipta risiko yang baru. Misalnya menghindari risiko pengangkutan dengan kapal laut
dan menggantinya dengan angkutan darat, akan memunculkan risiko baru yakni risiko
pengangkutan darat.
Pemisahan artinya memisahkan penempatan dari harta yang menghadapi risiko yang
sama. Jadi dengan cara menambah banyaknya”independent exposure unit” sehingga
probabilitas kerugian dapat diperkecil. Maksud pemisahan adalah untuk mengurangi jumlah
kerugian akibat terjadinya peril.
Kombinasi atau poling adalah menambah banyaknya exposure unit dalam batas
kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih
dapat diramalkan, sehingga risikonya lebih kecil.
· Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dipindahkan kepada pihak
lain.
f. Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu
proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
2) Pembiayaan Risiko
Pemindahan risiko dengan cara ini berarti penaggung harus mencari dana eksternal
untuk membayar kerugian yang diderita oleh tertanggung, yang benar terjadi, karena oleh
peril yang dipindahkan. Pemindahan ini dapat dipindahkan dengan cara-cara:
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Risiko sendiri memiliki berbagai definisi. Namun secara garis besar risiko adalah
berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
bannyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai kesimpula diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Rustam, Bambang Rianto. 2019. Manajemen Risiko : Prinsip, Penerapan dan Penelitian.
Jakarta : Salemba Empat.
http://intanispratiwi.blogspot.com/2013/11/proses-manajemen-resiko.html?m=1
http://suryafirdaus99.blogspot.com/2019/03/manajemen-resiko-pengendalian-
risiko.html?m=1
https://www.pahlevi.net/pengertian-manajemen-risiko/
http://basicekonomi.blogspot.com/2013/05/prinsip-prinsip-dasar-manajemen-risiko.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko
https://www.academia.edu/35737328/Prinsip_dasar_Risk_Management
https://www.kajianpustaka.com/2017/11/manfaat-prinsip-dan-tahapan-manajemen-risiko.html
https://efrizalzaida.wordpress.com/2018/03/21/pengukuran-risiko/