Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KONVERSI WMK

MATA KULIAH : MANAJEMEN RESIKO

Disusun Oleh :

Lia Khoiriyah
(21030026)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS MANDALA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat, karunia, dan ridha -
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini yang berjudul
“Perilaku Organisasi Teori Organisasi dan Nilai Perilaku Organisasi”. Adapun tujuan
pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas Individu pada mata kuliah “Perilaku
Organisasi”.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak yang terkait.
Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan disempurnakan. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat sebagaimana
mestinya, khususnya bagi mahasiswa.

Jember, 19 Desember 2023

Lia Khoiriyah
BAB I
PENDAHULUA
N

A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia yang semakin berkembang ini, sudah pastinya kita sudah sering kali
mendengar kata resiko dalam kehidupan sehari-hari kita. Resiko merupakan bagian dari
kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam resiko, seperti resiko
kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan
sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko - resiko tersebut
tidak kita antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana
kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan
memperluas keuntungan kompetitif organisasi.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak
pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman,
ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istila h
peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang
merugikan disebut dengan istilah risiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir,
manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun
pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko
dalam bisnis pada masa kini.
Oleh sebab itu resiko sangat perlu diolah karena resiko mengandung biaya yang tidak
sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu yang mengala mi
kebakaran. Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat
asset yang terbakar (misalnya gedung, material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu
yang siap untuk dijual). Namun juga dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak
bisa beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus
kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor
karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan
baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.
Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko. Peran dari
manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya resiko yang sangat
berlebihan yang dapat membuat perusahaan gulung tikar, oleh sebab itu kita perlu
melakukan ha-hal yang lebih terarah, salah satunya dengan mengukur dimensi resiko
yang akan terjadi pada diri sendiri pada khususnya dan pada perusahaan pada umunya.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis membatasi permasalaha yang akan disajikan dimana hanya
mencakup tentang:
a. Apa pengertian manajemen resiko?
b. Bagaimana tahapan dalam manajemen resiko?
c. Ruang lingkup manajemen resiko?
d. bagaimana pentingnya manajemen resiko?
e. Bagaiman manajemen risiko di suatu usaha?
f. Apa resiko di bidang wirausaha?
g. Bagaiman Pengelolaan Resiko?

C. TUJUAN
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem
manajemen perusahaan organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan salah satu
langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement). Proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
BAB II

PEMBAHSAN

A. Pengertian Manajemen resiko

Istilah (risk) Resiko memiliki berbagai definisi. Resiko dikaitkan dengan kemungk inan
kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Manajemen resiko juga dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang terstruktur atau
metodologi dalam upaya mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman,
suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian resiko, pengembangan strategi
untuk mengelolanya dan menatasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau
pengelolaan sumberdaya. Dalam manajemen resiko, strategi yang dapat diambil untuk
mengatasi masalah ini antara lain dengan memindahkan resiko kepada pihak lain,
menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau
semua konsekuensi resiko tertentu.
Pengertian manajemen resiko menurut para ahli :

Pengertian manajemen resiko menurut Australia/New Zealand


Standards (1999). Manajemen Resiko merupakan suatu proses yang logis dan sistemat is
dalam mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mengendalikan, mengawasi, dan
mengkomunikasikan Resiko yang berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi atau
proses dengan tujuan perusahaan mampu meminimasi kerugian dan memaksimumka n
kesempatan. Implementasi dari manajemen risiko ini membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi Resiko sejak awal dan membantu membuat keputusan untuk mengatasi
Resiko tersebut.
Pengertian manajemen resiko menurut William Manajemen resiko juga merupakan
suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur,
dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
Pengertian manajemen resiko menurut Fahmi (2010) Manajemen resiko adalah suatu
bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran
dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai
pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.
Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko - resiko yang timbul oleh penyebab
fisik atau legal (seperti bencana alam, tuntutan hukum, kebakaran maupun kematian).
Manajemen resiko keuangan pada sisi lainnya, sangatlah fokus pada resiko yang bisa
dikelola dengan menggunakan instrumen- instrumen keuangan. Sasaran dari pelaksanaan
manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang berbeda-beda yang berkaitan
dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.
B. Tahapan dalam Manajemen Resiko
Menetapkan konteks adalah menetapkan parameter dasar dimana suatu risiko harus
dikelola dan menyiapkan pedoman untuk membuat keputusan yang lebih rinci dalam
proses manajemen resiko. Konteks tersebut termasuk lingkungan internal dan eksternal
organisasi dan tujuan aktivitas manajemen resiko.
 Menetapkan konteks eksternal
Langkah ini menentukan lingkungan eksternal dimana organisasi beroperasi dan
hubungan antara organisasi dan lingkungannya antara lain: lingkungan sosial budaya,
regulasi (perkembangan), kompetisi, pasar keuangan dan lingkungan politik serta
stakeholder eksternal.
 Menetapkan konteks internal
Sebelum aktivitas manajemen resiko disetiap level dimulai, maka perlu memahami suatu
organisasi antara lain meliputi:
1. Struktur
2. Kapabilitas sumber daya seperti manusia, sistem, proses, modal
3. Target dan sasaran serta strategi untuk mencapainya

C. Ruang Lingkup Manajemen Resiko


Ruang lingkup proses manajemen resiko terdiri dari:
a) Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola resikonya
Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang
akan dilakukan
b) Identifikasi resiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengar uhi
terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam
identifikasi resiko antara lain:
1) Brainstorming (pengungkapan Pendapat)
2) Survey
3) Wawancara
4) Informasi historis
5) Kelompok kerja
c) Analisis resiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi.
Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel
tersebut (probabilitas X konsekuensi).
d) Evaluasi resiko
Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah dihitung pada tahapan
analisis risiko dengan kriteria standar yang digunakan.
Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:
1) Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.
2) Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.
3) Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter biaya ataupun
parameter lainnya.
4) Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.

e) Pengendalian resiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan
menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
f) Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta
mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
g) Koordinasi dan komunikasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk
tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.
D. Pentingnya Manajemen Resiko
Dalam setiap usaha tentunya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) dengan
mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Namun terdapat beberapa faktor yang sulit
untuk dikendalikan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan biaya. Dalam
penerapannya terdapat beberapa kendala:
1. Kontrak antara pembeli dan pengusaha itu mengikat dalam jangkawaktu yang relatif
lama, sehingga dapat terjadi bahwa return (keuntungan) secara jangka pendek baik namun
secara jangka waktu yang relatif panjang perlu diprediksi dari awal seberapa jauh kemungk inan
return tersebut sulit diperoleh kembali di masa mendatang.
2. pengusaha tidak mempunyai kemampuan untuk selalu memantau secara ketat kondisi
counterparties.
3. Terdapat constraint dari internal management usaha untuk melakukan pengendalian
secara comprehensive (luas) terhadap seluruh komponen yang dapat merugikan usaha.
Kondisi tersebut di atas terasa sekali terutama terdapat pada pengusaha yang belum secara
formal menerapkan risk management, akibatnya sering sekali terjadi bahwa pengusaha
menyadari adanya kerugian setelah keuntungan pengusaha menurun atau tersedianya
modal usaha berkurang. Manajemen resiko diharapkan dapat mendeteksi maksim um
kerugian yang mungkin timbul di masa mendatang serta kebutuhan tambahan modal
apabila dampak proyeksi kerugian dimaksud dapat mengakibatkan jumlah modal di
bawah ketentuan minimum yang dipersyaratkan otoritas pengawasan.
E. Manajemen Risiko di usaha
Sudah ditetapkan berdasarkan ketentuan BI No. 5 / 8 / PBI / 2003: “ Penetapan
Manajemen Resiko Bagi pengusaha Umum ”. dimana suatu usaha mengelola beberapa
risiko:
a. Identifikasi resiko,
b. Pengukuran resiko,
c. Pemantauan resiko,
d. Pengendalian resiko
Selain itu, juga ada ketentuan BI yakni: PBI No. 5 / 8 / PBI / 2003, Manajemen
resiko yang Terintregrasi dan juga Pengelolaan resiko secara efektif oleh dewan direksi
usaha :

a. Pengawasan aktif
b. Prosedur dan kebijakan limit resiko
c. Prosedur pengelolaan resiko
d. Struktur manajemen informasi
e. Struktur pengendalian internal.

F. Resiko Di Bidang Pengusaha


Usaha mengandung beberapa unsur resiko mengingat kontrak antara pengusaha dengan
pembeli mengikat dalam kurun waktu kedepan. Dengan demikian masing- masing pihak
mempunyai moral untuk tidak memenuhi kewajibannya di masa mendatang atau kondisi
external (pasar) berubah ke arah yang merugikan pengusaha antara lain fluktuasi nilai tukar
dan suku bunga. Kemungkinan tidak terpenuhinya kewajiban pembeli kepada pengusaha
maupun fluktuasi (perbahan harga suatu barang karena pengaruh permintaan dan penawaran).
faktor external perlu dikendalikan untuk meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi di
usaha. Proses dalam mengendalikan berbagai resiko dimaksud perlu diformalkan dalam
management usaha.
Resiko dapat berupa resiko kredit apabila nasabah tidak memenuhi kewajibannya
kepada pengusaha. Namun demikian masih banyak resiko - resiko lainnya seperti resiko nilai
tukar, suku bunga dan operasional yang sering sekali dapat menyebabkan pengusaha
mengalami kerugian yang cukup besar. Mengingat tidak setiap resiko selalu menjadi ancaman
bagi pengusaha, maka setiap pengusaha akan melakukan identifikasi terhadap resiko - resiko
yang mungkin timbul serta melakukan manajemen resiko sesuai dengan tingkat kompleksitas
usahanya.
G. Pengelolaan risiko
Jenis-jenis cara mengelola risiko:
1. Risk avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali.
Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial
keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang
mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan
yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk transfer
Yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi)
maupun hedging.
4. Risk deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu
proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
5. Risk retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun
mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari
aktivitas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi
baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu
dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek
negatif risiko.
Manajemen risiko tidak semata berlaku di sektor bisnis, namun semakin mendesak untuk
diapplikasikan di sektor publik. Banyak argumen pendukung, dan tampaknya faktor
utama adalah perubahan lingkungan dan sumber daya yang terbatas bagi pencapaian
tujaun organisasi.
Risiko memiliki berbagai definisi, dan berkaitan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Pada sisi lain,
penanganan risiko bahkan dapat memuncul-kan peluang bagi organisasi. Risiko tidak
dapat dihindari oleh organisasi, dan terdapat pada sumber daya yang dimiliki dan proses
operasi termasuk pengendalian. manajemen risiko diperlukan bagi pencapaian tujuan
suatu unit dan tujuan organisasi secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
http://abhymujahidmuda.blogspot.com/ (02 Mei 2013 pukul 12:46)
http://www.speotics.com/2012/09/pengertian- manajemen-risiko.html (20 Mei
2013 pukul 22:54)
http://mbegedut.blogspot.com/2012/06/pengertian- manajemen-resiko-menurut.
html#UYH9GWr74nA (02 Mei 2013 pukul 12:46)
http://hovidintkj.blogspot.com/2011/11/makalah- manajemen-risiko.html (20 Mei
2013 pukul 22:54)
http://gaharuchromeblogspot.wordpress.com/2010/07/19/makalah- manajemen-
resiko/(02 Mei 2013 pukul 12:46)
http://ilmu27.blogspot.com/2012/08/makalah- manajemen-resiko.html

From <https://rahman8194.blogspot.com/2013/11/manajemen-resiko.html>

com/2014/05/contoh- makalah- manajemen-resiko.html

Anda mungkin juga menyukai