Anda di halaman 1dari 6

Absen : 02

Nama : M. Rezal Amer Kadafi


NIM : 1820310201
Kelas : MBS 6F
Prodi : Manajemen Bisnis Syariah

TAHAPAN MANAJEMEN RISIKO

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah
biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang.
Resiko  merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun
organisasi.  Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan
lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat
menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak kita
antisipasi dari awal.  Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan
yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana
kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan berwirausaha adalah membangun
dan memperluas keuntungan kompetitif dalam organisasi.
Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat
dilepaskan dari aktivitas mengelola resiko. Operasi suatu badan usaha atau
perusahaan biasanya berhadapan dengan resiko usaha dan resiko non usaha, resiko
usaha adalah resiko yang berkaitan dengan usaha perusahaan untuk menciptakan
keunggulan bersaing dan memberikan nilai bagi pemegang saham. Sedangkan
resiko non usaha adalah resiko lainnya yang tidak dapat dikendalikan oleh
perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari manajemen risiko?
2. Bagaimana tahapan manajemen risiko?
3. Bagaimana identifikasi manajemen risiko?
4. Bagaimana mengevaluasi manajemen risiko?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen

1. Risiko 
Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan kita sehari- hari.
Umumnya secara intuitip kita sudah memahami apa yang dimaksudkan. Secara
ilmiah pengertian risiko masih tetap beragam. Ada banyak definisi tentang
risiko Risiko dapat ditafsirkan sabagai bentuk keadaan kelidakpastian tentang
suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan kepulusan yang diambil
berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Menurut Joel G. Siegel dan
Jae K.Shim mendefinisikan risiko ada tiga hal. Pertama  adalah keadaan yang
mengarahkan kepada sekumpulan hasil khusus. Di mana hasilnya dapat
diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahul oleh pengambilan
keputusan.
Kedua adalah variasi dalam  keuntungan,  penjualan.  Atau variabel
keuangan lainya,
Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang
memangaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti risiko
ekonomi, ketidak pastian politik. Dan masalah industri.1
Dari pengertian risiko di atas dapat kita simpulkan bahwa risiko selalu
dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang
tidak diduga/tidak diharapkan. Dengan demikian risiko ini mempunyai
karakteristik: 

a) Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa. 


b) Merupakan ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian.  
Jadi ketidakpastian merupakan kondisi yang menyebabkan timbulnya
risiko. Kondisi ketidakpastian sendiri timbul karena berbagai sebab, antara
Iain: 
a) Tenggang waktu antara parencanaan suatu kegiatan sampai      kegiatan itu
berakhir, di mana makin panjang tenggang waktunya akan makin besar
ketidakpastiannya.
b) Keterbatasan informasi yang tersedia yang diperlukan untuk  penyusunan
rencana.
c) Keterbatasan pengetahuan kemampuan pengambilan keputusan dari
perencanaan.

1
Reni maralis dan Aris Triyono, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: Deeublish, 2019), hlm.4.
2. Manajemen Risiko
Pada dasamya manajemen risiko adalah penerapan fungsi- fungsi
manajemen dalam penanggulangan risiko. Terutama risiko yang  dihadapi  oleh 
organisasi perusahaan, keluarga dan masyarakal,  Jadi   manajemen   risiko 
mencakup  kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin.
Mengokordinasi dan mengawasi program penanggulangan risiko. Manajamen
risiko didefiniskan sebagai suatu metode logis dan sistematik dalam identifikasi,
kuantiiikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi. Serta melakukan monitor
dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses.2

B. Tahapan Manajemen Risiko

a. Tahapan atau langkah pertama dalam setiap proses manajemen risiko adalah
mengidentifikasi dan menentukan toleransi risiko,
Proses manajemen risiko secara universal selalu dapat dibedakan atas beberapa
tahapan, dan masing-masing tahapan selalu mengandung komponen proyeksi
yang akan datang dan historis masa lamau. Identifikasi risiko adalah proses
berdasarkan mana perusahaan mengenali/menyadari risiko, dan menyelidiki
risiko lain yang mungkin mengancam pelaksanaan usaha yang biasa dilakukan,
informasi baru akan memaksa penilaian kembali risiko.
b. Pengukuran risiko, sama dengan langkah pertama, tahapan identifikasi dan
penentuan besarnya toleransi risiko seperti yang telah dikemukakan diatas, ada
tahapan pengukuran risiko. Biasanya dilakukan oleh manajemen risiko
independen atau dilakukan kelompok analist. Pengukuran risiko perusahaan
secara sistematis diperlukan untuk membandingkan risiko dengan toleransi
risiko yang menjadi kebijaksanaan perusahaan secara sistematis. Dan tidak
semua risiko dapat diubah menjadi angka-angka, kebijaksanaan yang berlaku
dan toleransi.
c. Pemantauan dan laporan risiko, kebijakan yang berjalan sekarang harus dipantau
serta dilaorkam melalui mata rantai manajer senior dan direktur. Laporan risiko
harus jelas, ringkas, dan menyampaikan informasi yang bermanfaat. Sistem
pemantauan yang otomatis akan sangat membantu.
d. Pengendalian risiko, bagian penting dari proses manajemen risiko dimana
simpangan atau perbedaan antara risiko aktual dan risiko yang diharapkan
dibandingkan. Untuk selanjutnya diambil langkah-langkah yang diperlukan.
e. Kaji ulang, serta meluruskan manajemen risiko3

2
Reni Maralis dan Aris Triyono, Manajemen Risiko, hlm.8-9.

3
Hinsa Siahaan, Manajemen Risiko, (Jakarta: Elex Media Komutindo, 2013), Hlm.59-65.
C. Identifikasi Risiko

Identifikasi resiko merupakan tahapan pertama dari proses manajemen risiko pada
asuransi kok digunakan untuk menelaah risiko risiko apa saja yang dihadapi oleh
suatu perusahaan pengidentifikasian dan juga ini bertujuan untuk mengenal pasti
ancaman ketidakpastian yang dihadapi perusahaan agar dapat dilakukan dengan
baik sangat diperlukan pengetahuan yang mendalam mengenai perusahaan tersebut
yaitu pasar dimana perusahaan tersebut beroperasi sosial politik dan budaya
lingkungan hukum dan perundang-undangan juga tingkat pemahaman tentang
strategi dan operasional yang meliputi faktor-faktor keberhasilan peluang untuk
mencapai tujuan.4
Tujuan identifikasi risiko adalah untuk mengenal asti ancaman ketidakastian yang
dihadai organisasi. Untuk daat melakukannya dengan baik, dierlukan engetahuan
mendalam tentang organisasi, asar dimana organisasi beroerasi, lingkungan hukum
dan eundang-undangan, sosial, olitik serta budaya, dimana organisasi berada, juga
tingkat kemajuan emahaman tentang strategi dan tujuanoerasioanl, meliuti faktor-
faktor keberhasilan, ancaman serta eluang untuk mencaai tujuan.
Identifikasi risiko harus dilakukan dengan metode tertentu sehingga daat
diastikan bahwa semua kegiaan enting organisasi telah diidentifikasi dan seluruh
risiko berasal dari kegiatan didefinisikan secara jelas. Semua erubahan berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan harus dikenal dan dikelomokkan secara asti.5
Metode identifikasi resiko yang sering digunakan dalam perusahaan yaitu
sebagai berikut: checklist analisis merupakan salah satu metode yang tersedia
dalam mengidentifikasi resiko yang digunakan dalam perusahaan, merupakan
teknik yang digunakan untuk menentukan keakuratan dan kelengkapan suatu
kegiatan maupun proyek. Checklist analisis memaparkan cara dalam menentukan
resiko yang terlibat dalam rencana kegiatan maupun project tertentu, yang akan
dilaksanakan biasanya juga dikembangkan berdasarkan pengetahuan yang
diperoleh dari kegiatan sebelumnya, yang serupa dengan informasi terkini dan dari
sumber informasi lainnya. Yang kedua kuesioner analisis resiko analisis ini
dirancang untuk membantu manajer menilai resiko dari kerusakan, kehilangan dan
cedera di gedung mereka. Hal ini dimaksudkan untuk menyoroti area mana saja
membutuhkan tindakan atau nasihat. Hal ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti
evaluasi atau saran risiko. Hal yang dapat diperoleh dari spesialis dalam layanan
kebakaran industri, keamanan kelompok manajemen resiko, polisi dan industri
asuransi. Yang ketiga metode laporan keuangan metode ini dilakukan dengan
menganalisa laporan laba rugi, neraca dan catatan lain, yang mendukung.
Manajemen resiko dapat dilakukan identifikasi yang berkenaan dengan harta
hutang dan sumber daya manusia di perusahaan. Penggabungan laporan keuangan
dengan ramalan keuangan dan anggaran akan didapat risiko yang akan dihadapi
4
Hinsa Siahaan, Manajemen Risiko, Hlm.21.
5
Hinsa Siahaan, Manajemen Risiko, Hlm.32.
karena setiap transaksi bisnis akhirnya akan menyangkut uang maupun
kepemilikan, berdasarkan metode ini setiap perkiraan akan dipelajari secara
mendalam untuk mengenal kerugian potensial yang bisa diciptakan. Yang terakhir
metode peta aliran metode-metode ini menggambarkan semua operasional
perusahaan yang dimulai dari perolehan bahan baku dan input lain yang berasal dari
pemasok hingga akhirnya produk jadi sampai ke tangan konsumen diperlukan
checklist dalam metode yang digunakan mengetahui kerugian potensial yang
dipakai pada masing-masing tempat kejadian yang terlihat dalam peta aliran
tersebut dalam menentukan kerugian mana yang akan dihadapi oleh perusahaan.6

D. Evaluasi Resiko
Setelah analisis risiko selesai diproses, maka perlu membandingkan risiko hasil
estimasi dengan kriteria resiko yang telah ditetapkan oleh organisasi. Bidang
kriteria risiko organisasi biasanya telah memasukkan atau menambahkan unsur-
unsur biaya dan manfaat, persyaratan hukum, dan perundang-undangan, faktor
ekonomi sosial, dan lingkungan hidup, serta kepentingan para stakeholders dan
lain-lain. Jadi evaluasi resiko adalah dipergunakan untuk mengambil keputusan
resiko yang berpengaruh signifikan terhadap organisasi dan apakah risiko dapat
diterima atau harus dihilangkan.7
Evaluasi resiko merupakan bagian terpenting dalam mencegah terjadinya
kerusakan sistem keuangan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui terjadinya letak
kesalahan. Evaluasi dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor sebelum
dan sesudah terjadinya resiko. Resiko ini mengatur tentang serangkaian cara atau
metode untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan resiko
yang terjadi dalam aktivitas.
Perlu dilakukan evaluasi untuk setiap sumber risiko yang telah diidentifikasi
pada tahap ini versi komputer dapat dikategorikan berdasarkan frekuensi atau
berdasarkan besarnya kerugian terjadinya dan itu perlu juga dianalisis besarnya atau
tingkat kekejaman rezim harus dipertimbangkan besarnya kerugian paling mungkin
terjadi dan kerugian maksimum yang akan terjadi di dalam mengevaluasi risiko
secara menyeluruh perlu dikaji derajat resiko dengan cara-cara yang akurat.8

6
Indra Siswanti. Dkk, Manajemen Risiko Perusahaan, (jakarta: Yayasan Kita Menulis, 2020)
Hlm.22-27.
7
Bisa Siahaan, Manajemen Risiko, Hlm. 37-38.

8
Bisa Siahaan, Manajemen Risiko, Hlm. 45.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Tahapan atau langkah pertama dalam setiap proses manajemen risiko adalah
mengidentifikasi dan menentukan toleransi risiko,
Proses manajemen risiko secara universal selalu dapat dibedakan atas beberapa
tahapan, dan masing-masing tahapan selalu mengandung komponen proyeksi yang
akan datang dan historis masa lamau. Identifikasi risiko adalah proses berdasarkan
mana perusahaan mengenali/menyadari risiko, dan menyelidiki risiko lain yang
mungkin mengancam pelaksanaan usaha yang biasa dilakukan, informasi baru
akan memaksa penilaian kembali risiko.
Pengukuran risiko, sama dengan langkah pertama, tahapan identifikasi dan
penentuan besarnya toleransi risiko seperti yang telah dikemukakan diatas, ada
tahapan pengukuran risiko. Biasanya dilakukan oleh manajemen risiko independen
atau dilakukan kelompok analist. Pengukuran risiko perusahaan secara sistematis
diperlukan untuk membandingkan risiko dengan toleransi risiko yang menjadi
kebijaksanaan perusahaan secara sistematis. Dan tidak semua risiko dapat diubah
menjadi angka-angka, kebijaksanaan yang berlaku dan toleransi.
Pemantauan dan laporan risiko, kebijakan yang berjalan sekarang harus dipantau
serta dilaorkam melalui mata rantai manajer senior dan direktur. Laporan risiko
harus jelas, ringkas, dan menyampaikan informasi yang bermanfaat. Sistem
pemantauan yang otomatis akan sangat membantu.Pengendalian risiko, bagian
penting dari proses manajemen risiko dimana simpangan atau perbedaan antara
risiko aktual dan risiko yang diharapkan dibandingkan. Untuk selanjutnya diambil
langkah-langkah yang diperlukan. Kaji ulang, serta meluruskan manajemen risiko.

DAFTAR PUSTAKA

Maralis, Reni maralis dan Aris Triyono. Manajemen Risiko, Yogyakarta.


Deeublish. 2019.
Siahaan, Hinsa. Manajemen Risiko. Jakarta. Elex Media Komutindo. 2013).
Siswanti, Indra, Dkk. Manajemen Risiko Perusahaan. Jakarta. Yayasan Kita
Menulis. 2020.

Anda mungkin juga menyukai