Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN RISIKO DAN KEUANGAN DERIVATIF


Pertemuan 3: Teknik-teknik Manajemen Risiko

Disusun oleh:

Kelompok 2 - Kelas G

Brian Errando Limanjaya (042111233120)


Stefanus Efraim Santoso (042011233138)
Primandito Yusuf Arsyad (042011233187)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2024
Teknik-teknik Manajemen Risiko
2.1 Pengidentifikasian Risiko
Risiko adalah kerugian dari kejadian yang tidak diharapkan yang terjadi pada kondisi
ketidakpastian dan sifatnya probabilitas.Kemungkinan risiko yang akan terjadi dapat dikelola
dengan menerapkan pengelolaan risiko melalui manajemen risiko. Namun manajemen risiko
tidak dapat menghilangkan semua risiko sehingga yang dapat dilakukan adalah dengan
meminimalkan potensi terjadinya risiko melalui manajemen risiko. Beberapa metode
identifikasi manajemen risiko yang dapat dilakukan untuk memprediksi potensi terjadinya
risiko antara lain:
a. Analisis data historis
Perusahaan dapat melakukan penghitungan risiko yang dapat terjadi melalui data
historis. Kemudian perusahaan dapat melakukan proyeksi terhadap data tersebut.
b. Pengamatan dan survei
Perusahaan dapat melakukan pengamatan dan survei secara langsung terhadap
keputusan yang akan diambil. Melalui metode ini diharapkan akan menemukan
hubungan kausalitas antara hasil temuan dengan kemungkinan risiko.
c. Pengacuan (Benchmarking)
Jika akses terhadap data historis, pengamatan, dan survei sulit, dapat menggunakan
data acuan. Data acuan harus relevan, seperti data-data risiko dari perusahaan sejenis.
d. Pendapat ahli
Prediksi potensi risiko dapat dilakukan melalui para ahli di bidang risiko. Namun
informasi yang diberikan bersifat umum dan kurang mendalam karena tidak didukung
dengan data empiris.
Untuk melakukan identifikasi manajemen risiko diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan unit risiko
b. Memahami proses bisnis
c. Menentukan aktivitas yang krusial
Yang dikatakan krusial adalah jika suatu unit bisnis tidak dapat menghasilkan produk
atau jasa karena aktivitas yang bersangkutan terganggu.
d. Menentukan penyebab terjadinya kerugian atau risiko
e. Membuat daftar risiko
Berisi dua hal yaitu pernyataan risiko dan penyebab risiko. Untuk mengetahui ciri-ciri
risiko, perlu dipahami karakteristik risiko:
● Suatu kejadian
● Kejadian yang mengandung kemungkinan
● Apabila terjadi akan mengakibatkan kerugian

2.2 Risiko dan Return


Risiko merupakan akibat yang mungkin terjadi secara tak terduga. Walaupun kegiatan
telah direncanakan sebaik mungkin, tetap akan ada ketidakpastian bahwa hal tersebut akan
berjalan sesuai dengan rencana. Sehingga diperlukannya usaha untuk memperkecil risiko atau
mengantisipasi risiko dengan menyiapkan tindakan alternatif untuk menghadapi risiko.
Risiko harus dikelola dengan sebaik mungkin sehingga efektifitas perusahaan tidak
terganggu.
Return merupakan jumlah uang yang dihasilkan atau hilang atas suatu investasi
selama periode waktu tertentu. Tingkat risiko dapat mempengaruhi tingkat return dari suatu
investasi.
Manajemen risiko diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing,
manajemen perusahaan perlu menerapkan strategi manajemen risiko secara proaktif.
Kebijakan yang dikeluarkan tidak lagi bersifat reaktif, tetapi proaktif dan struktural untuk
memperbaiki seluruh aspek kegiatan dalam perusahaan.
Pendekatan dalam menghadapi risiko ada beberapa macam. Pertama adalah dengan
mengabaikan karena risiko terjadi di luar kendali manajer. Pendekatan ini keliru karena risiko
yang terjadi dalam internal perusahaan masih menjadi kendali manajer. Pendekatan kedua
adalah menghindari bisnis yang berisiko. Pendekatan ini mustahil untuk dijalankan. Semua
bisnis mengandung risiko sehingga seorang wirausaha harus memiliki keberanian untuk
menanggung risiko. Dalam kondisi yang wajar, risiko yang tinggi biasanya diimbangi dengan
return yang tinggi pula. Gambar 2.1. menunjukkan kondisi keseimbangan antara risiko dan
return. Pengelolaan risiko perusahaan yang baik harus mampu menyeimbangkan risiko dan
return.
Beberapa pengertian risiko antara lain:
a. Risiko adalah kesempatan timbulnya kerugian
b. Risiko adalah probabilitas timbulnya kerugian
c. Risiko adalah kondisi ketidakpastian
d. Risiko adalah penyimpangan aktual dari hasil yang diharapkan
e. Risiko adalah probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan
Menurut Vaughan (1978) risiko adalah antara lain:
a. Risk is the chance of loss
b. Risk is the possibility of loss
c. Risk is uncertainty
Sedangkan menurut ahli statistik, risiko merupakan derajat penyimpangan suatu nilai
di sekitar suatu posisi sentral atau titik rata-rata.
Dari berbagai uraian diatas, risiko sangat berhubungan dengan kemungkinan
terjadinya kerugian yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Ketidakpastian merupakan
suatu kondisi yang menyebabkan timbulnya risiko yang disebabkan antara lain oleh
keterbatasan informasi, adanya jarak waktu serta keterbatasan pengetahuan ataupun teknik
pengambilan keputusan.

2.3 Ukuran Risiko


Risiko diukur berdasarkan dua dimensi yaitu frekuensi atau jumlah kerugian yang
akan terjadi dan tingkat keparahan dari kerugian yang mungkin timbul. Dari masing-masing
dimensi yang perlu diketahui adalah:
2.4 Pendekatan Manajemen Risiko Perbankan
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 5/8/PBI/2003, yang mengadopsi
ketentuan Basel II Accord, memuat delapan risiko yang harus diperhatikan lembaga
keuangan khususnya perbankan. Delapan risiko ini adalah risiko kredit, pasar, likuiditas,
operasional, hukum, reputasi, strategi, dan kepatuhan. Dengan berbasis risiko secara
internasional melalui peraturan yang dikeluarkan Basel Committee on Banking Supervision
(i.e. Basel Accord 1998) maka perkembangan risk management semakin pesat untuk
mengembangkan perhitungan risiko yang lebih akurat dengan menggunakan berbagai model
matematik dan model ekonometrik.

Kondisi tersebut dilatarbelakangi dengan diizinkannya bank-bank dalam menghitung


kebutuhan modal minimum dengan menggunakan internal model sesuai dengan proposal
Bank for International Settlement (BIS). Perhitungan kebutuhan modal minimum
memasukkan unsur market risk (BIS, 1996), maupun dalam New Basel Accord (Basel II)
untuk penyempurnaan perhitungan risiko kredit dalam Basel Accord 1988 dan menambahkan
risiko operasional dalam perhitungan CAR yang rencananya akan diterapkan pada 2006.

Mulai tahun 2007, bank direkomendasikan untuk memasukkan risiko operasional


untuk mendampingi risiko kredit dan risiko pasar dalam perhitungan Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR). Potensi kerugian yang bersumber dari luar relatif lebih mudah
didefinisikan daripada potensi kerugian yang muncul dari dalam seperti employee fraud.

2.5 Pendekatan Kuantitatif Dalam Penanganan Risiko


Dalam melakukan pengukuran risiko melalui pendekatan kuantitatif, dilakukan
metode pengukuran value at risk (VAR). Metode pengukuran ini meliputi:
● Risk Metrics Model
● Historic/Simulation Model
● Monte Carlo Simulation Approach
● Regulation Model oleh BIS
● Delta-normal method
● Full valuation
● Stress-testing/scenario analysis
Dua metode yang digunakan untuk mengukur kinerja VAR adalah Sharpe ratio (Si)
dan Treynor ratio (Ti). Perhitungan VAR dapat digunakan untuk mengukur berbagai hal.
VAR dapat digunakan untuk mengukur ririsko dalam penelitian pengaruh harga dan garansi
terhadap perilaku penjualan perusahaan manufaktur.

2.6 Pendekatan Kualitatif Dalam Penanganan Risiko


Risiko kualitatif adalah risiko yang didasarkan pada perubahan yang terjadi secara
cepat dan terjadi karena adanya keterbatasan yang bersifat kelembagaan ataupun yang
berhubungan dengan faktor manusia. Kelemahan dari pendekatan kualitatif adalah penentuan
probabilitas yang tidak didasarkan pada pengukuran numerikal, tidak menerapkan cost
benefit analysis, dan hasil yang diperoleh mengandung perkiraan. Dalam penanganan risiko
kualitatif, prosedur yang sering digunakan adalah metode asuransi. Langkah-langkah dalam
metode asuransi adalah:
● Manajer mempersiapkan kombinasi penutupan risiko asuransi dalam pemberian
perlindungan terbaik terhadap risiko yang mungkin dihadapi perusahaan.
● Manajer membagikan kontrak asuransi ke dalam 3 golongan, yaitu penutupan yang
esensial, penutupan yang diinginkan, dan penutupan yang tersedia.
● Manajer meninjau kontrak pada masing-masing golongan untuk menetapkan kerugian
yang dapat ditangan dengan menggunakan cara lain.

2.7 Pengurangan Risiko


Metode dalam mengurangi risiko:
1) Menghindari risiko dalam praktik bisnis.
● Underwriting: kegiatan pemberian jaminan oleh penjamin atas pemenuhan
kegiatan finansial terjamin kepada penerima jaminan.
● Hedging: strategi membatasi risiko terhadap suatu aset.
● Pencocokan (matching) aset dengan kewajiban.
● Diversifikasi: suatu teknik untuk mengurangi risiko dengan mengalokasikan
beberapa instrumen finansial.
● Sindikasi: gabungan para pengusaha.
● Investigasi dengan due diligence: uji tuntas untuk penyelidikan atas investasi
potensial untuk mengonfirmasi fakta yang ada dibaliknya.
2) Mentransfer risiko kepada partisipan lain.
3) Mengelola risiko secara aktif.
● Menetapkan standar dan laporan.
● Menetapkan aturan dan batas posisi.
● Menetapkan panduan investigasi dan strategi.
● Menjalankan kontrak insentif dan kompensasi.

2.8 Penyebaran Risiko


Penyebaran Risiko adalah menyebarkan harta yang memiliki risiko sama kemudian
menggantikan penempatannya dalam satu lokasi. Contohnya ketika bank memiliki banyak
dana dari nasabahnya, maka sebaiknya bank mengalokasikan dana tersebut dalam berbagai
investasi lembaga lain yang tidak berada pada satu instansi saja. Manajer risiko dapat
mengurangi mengurangi jumlah kerugian karena dengan banyaknya independen exposure
unit maka probabilitas kerugian bisa diperkecil

2.9 Pemindahan Risiko


Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara:
1. Harta milik atau kegiatan yang sedang menghadapi risiko dapat dipindahkan kepada
pihak lain. Contohnya perusahaan dapat menjual salah satu gedungnya ketika
perusahaan menghadapi suatu risiko, dengan sendirinya telah memindahkan risiko yang
berhubungan dengan kepemilikan gedung itu kepada pemilik yang baru.
2. Risiko itu sendiri yang dipindahkan. Contohnya pada studi kasus penyewaan gedung,
penyewa dapat melimpahkan tanggung jawabnya pada pemilik karena adanya
kerusakan gedung.
3. Pembatalan perjanjian oleh transferee karena dengan adanya pembatalan, transferee
tidak bertanggung jawab secara hukum untuk kerugian yang semulanya setuju untuk
dibayarkan.

2.10 Pengelolaan Risiko


Sebagai perwujudan prinsip waspada terhadap kondisi dan kemampuan manajemen
perusahaan, maka diperlukan mekanisme berupa pemantauan, pengawasan, pengukuran, dan
penerapan manajemen risiko yang setiap saat dapat dijadikan acuan dan ukuran oleh
manajemen terhadap potensi risiko-risiko terkini. Agar dapat melakukan pengawasan serta
pengelolaan risiko, ada beberapa divisi-divisi khusus yang dibentuk untuk menghadapi
potensi-potensi risiko, yakni
a. Unit Kontrol Intern (UKI)
Unit Kontrol Intern adalah divisi yang bertugas untuk memeriksa dan melakukan
evaluasi sistem kontrol internal saat proses terlaksananya transaksi serta memastikan
kesesuaian sistem dan prosedur yang berlaku.
b. Corporate Internal Audit (CIA)
CIA terspesialisasi pada bidang pemeriksaan seperti operation, credit & trade finance,
information technology, corporate resources management, treasury dan lain-lain.
Usaha intensifikasi aktivitas offsite audit akan memberikan pemahaman akan kondisi
per bidang pemeriksaaan.
c. Risk Management
Divisi manajemen risiko dibentuk untuk memenuhi standar perbankan internasional
dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul dari kegiatan operasi bank
sehari-hari. Divisi manajemen risiko dibagi menjadi beberapa unit sesuai dengan lini
bisnis, yaitu:
1. Commercial Risk Management. Dilakukan dengan dua cara:
- Review aktif: Mengevaluasi aktivitas bisnis debitur dari aspek industri,
manajemen dan keuangan dengan bantuan sarana Credit Quality Point
(CQP) dan melakukan kunjungan langsung terhadap debitur dengan cara
sampling (random atau stratified sampling)
- Review pasif: evaluasi terhadap data kuantitatif untuk menilai kualitas total
portofolio kredit.
2. Individual & Operational Risk Management
3. Treasury Risk Management. Bertugas melakukan pengelolaan risiko
bersama-sama dengan Assets Liabilities Committee (ALCO) yang berkaitan
dengan kegiatan pengelolaan likuiditas dan portofolio investasi perusahaan atau
perbankan.

Case: PT Mayora Indah, Tbk

Dalam mengidentifikasi risiko, PT. Mayora Indah Tbk, Perusahaan mengidentifikasi


enam risiko yaitu risiko persaingan usaha, risiko fluktuasi nilai tukar, risiko suku bunga,
risiko pasokan bahan baku dan kapasitas produksi, risiko ketentuan negara lain atau peraturan
internasional, dan risiko kebijakan pemerintah, sosial, dan politik.

PT. Mayora Indah Tbk menggunakan bantuan sistem teknologi informasi dalam
mengelola risiko yang mungkin terjadi. Perusahaan juga memantau dan menjaga jumlah kas
dan setara kas untuk dapat membiayai operasional Perusahaan dan mengatasi dampak
fluktuasi arus kas.

Dalam mewujudkan prinsip waspada, PT. Mayora Indah TBk memiliki divisi khusus
untuk menghadapi potensi risiko yakni Unit Audit Internal. Unit ini menjalankan tugas dan
fungsinya menggunakan pendekatan audit berbasis risiko. Unit ini juga memastikan fungsi
satuan bisnis dan pendukung agar berjalan efektif dan efisien serta mengarahkan perusahaan
pada penerapan good corporate governance.

Kepala Unit Audit Internal diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas
persetujuan Dewan Komisaris. Kepala Unit Audit Internal bertanggung jawab kepada
Direktur Utama. Direktur Utama dapat memberhentikan kepala Unit Audit Internal, setelah
mendapat persetujuan Dewan Komisaris

Dalam laporan yang dilakukan secara rutin setiap bulan, temuan-temuan tahun 2022
yang perlu mendapat perhatian telah dilaporkan untuk dilakukan perbaikan pada system
internal control maupun pada standard operating procedure-nya.

Anda mungkin juga menyukai