Anda di halaman 1dari 42

TOKSIKOLOGI DALAM

LINGKUNGAN INDUSTRI
Lanjutan...

A. Ita Juwita
Politani Pangkep 2020
GHS (Globally
Harmonized
System)
Pendekatan universal
dan sistematik untuk
mendefenisikan bahaya
kimia dan
mengkonfirmasikan
bahaya tersebut pada
label dan lembar data
keselamatan
LAMBANG BAHAYA KIMIA

Lambang O (oxidant substance) :


berarti bahan kimia bersifat
pengoksidasi

Lambang T (toxic) : berarti bahan


kimia bersifat racun

Lambang T+ (very toxic) : berarti


bahan kimia bersifat racun kuat
LAMBANG BAHAYA KIMIA

Lambang E (explosive) : berarti bahan


kimia bersifat dapat meledak

Lambang F (highly flammable) : berarti


bahan kimia bersifat mudah
menyala/terbakar

Lambang F+ (extremely flammable) :


berarti bahan kimia bersifat sangat
mudah terbakar
LAMBANG BAHAYA KIMIA

Lambang C (corrosive) : berarti bahan kimia


bersifat korosif, atau dapat merusak jaringan
hidup

Lambang Xi (irritant) : berarti bahan kimia


dapat menyebabkan iritasi terhadap jaringan
atau organ tubuh

Lambang Xn (harmful) : berarti bahan kimia


dapat melukai jaringan atau organ tubuh
LAMBANG BAHAYA KIMIA

Lambang N (dangerous for the environment) :


berarti bahan kimia bersifat berbahaya bagi satu
atau beberapa komponen dalam lingkungan
kehidupan

Berbahaya bagi kesehatan tubuh:


- Karsinogen
- Mutagen
Contoh...
SAFETY SYMBOLS
SAFETY SYMBOLS
KESELAMATAN BAHAN KIMIA
✓ Baca LABEL di kemasan bahan kimia
✓ Baca MSDS (Material Safety Data Sheets)
✓ Pemakaian dengan HATI-HATI
✓ Gunakan APD dengan baik dan benar
✓ Pahami “PROSEDUR TANGGAP DARURAT”
KODE WARNA & ANGKA PADA LABEL
Warna memiliki arti jenis hazard
❖ Red = fire
❖ Yellow = instability
❖ Blue = health
❖ Black = specific hazard &
personal protection
Angka memiliki arti degree of hazard
❖ 0 = minimal
❖ 1 = slight
❖ 2 = moderate
❖ 3 = serious
❖ 4 = severe
KODE WARNA & ANGKA PADA LABEL
MSDS (Material Safety Data Sheet)
1. Identitas bahan 9. Sifat kimia dan fisika
2. Komposisi bahan 10. Stabilitas dan reaktivitas
3. Identifikasi bahaya 11. Informasi toksikologi
4. Tindakan P3K 12. Informasi ekologi
5. Tindakan penanggulangan 13. Pembuanagan limbah
kebakaran 14. Informasi pengangkutan bahan
6. Tindakan penanggulangan 15. Informasi perundang-
tumpahan dan bocoran undangan
7. Penyimpanan dan penanganan 16. Informasi lain, seperti tanggal
bahan pembuatan MSDS, tanggal
8. Pengendalian pemaparan dan revisi dll.
APD
Penyimpanan Bahan Kimia
Identifikasi incompatible chemicals – check the Material Safety
Data Sheet
➢ Isolasi & pisahkan incompatible materials
➢ Isolasi di ruangan /tempat yang terpisah
➢ Sangat tergantung dengan jumlah , chemical properties dan
kemasan
Penyimpanan Bahan Mudah Terbakar

❑ Tempat penyimpanan tidak menghalangi pintu keluar (clear


area)
❑ Tempat penyimpanan harus :
✓ Tertutup dengan metal (container / cabinet)
✓ Safety cans atau
✓ di dalam ruangan khusus
HAL PENTING yang dilakukan
jika TERPAPAR BAHAN KIMIA
❑ Berikan pertolongan medis segera!
❑ Informasikan ke lab supervisor
❑ Check MSDS untuk P3K.
❑ Beberapa panduan umum :
✓ Mata : bersihkan/bilas dengan air mengalir
selama 15 menit
✓ Pencernaan : sesuai label & MSDS
✓ Kontak Kulit : emergency shower dan
tanggalkan pakaian yg terkontaminasi
✓ Pernafasan : Bawa ke udara segar dan
pertolongan medis segera
CHEMICAL HYGIENE PLAN (CHP)
CHP adalah perencanaan berupa kerangka kerja
praktis untuk semua jenis pekerjaan di laboratorium
yang menggunakan bahan kimia berbahaya;
❑ Menjelaskan tata cara yang harus diikuti saat menggunakan
bahan kimia berbahaya
❑ Menyediakan rincian tentang bagaimana paparan bahan
kimia yang akan dipantau & dibatasi
❑ Memastikan penggunaan APD yang tepat & sesuai
❑ Menjelaskan tentang jenis tugas berbahaya yang harus
disetujui oleh Personil yang berwenang
PERALATAN KESELAMATAN KERJA
➢ Eye Protection
✓ Safety glasses: flying particles, chemical
splashes, dust
✓ Splash goggles: corrosive liquids, solvents,
powders
✓ Face Shields: high pressure systems
✓ Respiratory Protection: depend on the type
of laboratory
➢ Skin and Body Protection
✓ Gloves: see the MSDS
✓ Aprons and lab coats: strong acids and bases
✓ Shoes: always worn in lab, closed toe and
closed heel
➢ Hearing Protection: depend on the type of
laboratory
NAB/Nilai ambang Batas (TLV/Treshold Limit Value)
NAB ZAT KIMIA DI UDARA TEMPAT KERJA

Standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai


pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih
dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan
penyakit atau gangguan kesehatan dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak lebih
dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggu
Nilai Ambang Batas
kadar tertinggi yang diperkenankan
(KTD)

Kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak


boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap
Nilai Ambang Batas
kadar tertinggi yang diperkenankan
(KTD)

Kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak


boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap
Nilai Ambang Batas
Paparan Singkat yang Diperkenankan
(PSD)

Kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak


boleh dilampaui, agar tenaga kerja yang
terpapar pada periode singkat yaitu tidak lebih
dari 15 menit, masih dapat menerimanya tanpa
mengakibatkan iritasi, kerusakan jaringan tubuh,
maupun terbius
Nilai Ambang Batas campuran
• Udara tempat kerja yang mengandung lebih
dari satu macam zat kimia, Nilai Ambang
Batasnya menggunakan Nilai Ambang Batas
campuran. Apabila kombinasi pengaruhnya
terhadap tubuh tidak dijelaskan lebih lanjut,
maka efeknya dianggap saling menambah.
• Apabila jumlahnya lebih dari 1 (satu), berarti
Nilai Ambang Batas campuran telah
dilampaui.
RUMUS UMUM
• Untuk mengetahui dilampaui atau tidak NAB
campuran dari zat-zat kimia tersebut adalah
sebagai berikut:
C1/NAB(1) + C2/NAB(2) + ......... + Cn/NAB(n) =
..........
C1 adalah kadar zat kimia ke 1;
C2 adalah kadar zat kimia ke 2;
Cn adalah kadar zat kimia ke n;
NAB(1) adalah NAB zat kimia (1);
NAB(2) adalah NAB zat kimia (2);
NAB(n) adalah NAB zat kimia (n).
CARA MENGHITUNG NAB
1. Dalam keadaan umum, berefek saling
menambah

NAB campuran = (C1 + C2 + …… + Cn ) / [


(C1/NAB(1) ) + (C2/NAB(2) ) + ….. + (C1/NAB(1) ) ]
CONTOH
• Udara di tempat kerja diukur kadarnya
masing-masing, mengandung 400 bds Aseton
(NAB = 750 bds), 150 bds Butil asetat (NAB =
200 bds) dan 100 bds Metil etil keton (NAB =
200 bds). Tentukan kadar campuran dan NAB
campuran.
• Rumus :
C1/NAB(1) + C2/NAB(2) + ............. + Cn/NAB(n)
= 400/750 + 150/200 + 100/200 = 1,78

Hasilnya didapatkan lebih dari 1, jadi kadar zat


kimia campuran di udara tempat kerja tersebut
telah melampaui NAB campuran.
• Kadar campuran = C1 + C2 + C3
= 400 bds + 150 bds + 100 bds = 650 bds
• NAB campuran = (C1 + C2 + …… + Cn ) /[
(C1/NAB(1) ) + (C2/NAB(2) ) +…..+ (C1 / NAB(1) ) ]
= ( 400 + 50 + 200 ) / [ ( 400/750 ) + (150/200 ) +
(100/200)]
= 650/1,78
= 365,2 bds
Dengan demikian kadar zat kimia campuran
tersebut di atas telah melampaui NAB campuran
2. Kasus khusus, berefek saling
menambah
• Yang dimaksud dengan kasus khusus yaitu jika
sumber kontaminan adalah suatu campuran
zat cair dan komposisi zat-zat kimia di udara
tempat kerja dianggap sama dengan
komposisi campuran zat cair sumber
kontaminan, dan hanya diketahui kadar total
zat-zat kimia tersebut di udara tempat kerja.
• Komposisi campuran zat cair sumber kontaminan
diketahui dalam % (persen) berat,sedangkan NAB
campuran dinyatakan dalam miligram per meter
kubik (mg/m3).

NAB campuran = 1/[(fa/NAB (a)) + (fb/NAB (b)) +


......... + (fn/NAB (n))]

fa adalah persen zat kimia pertama


fb adalah persen zat kimia kedua
fn adalah persen zat kimia ke-n
NAB (a) adalah NAB zat kimia pertama;
NAB (b) adalah NAB zat kimia kedua;
CONTOH
Zat cair (sumber kontaminan) mengandung:
• 50 % Heptan (NAB = 1640 mg/m3),
• 30 % Metil kloroform (NAB = 1910 mg/m3),
• 20 % Perkloroetilen (NAB = 170 mg/m3).

NAB campuran = 1 / [(0,5/1640) + (0,3/1910) +


(0,2/170)]
= 1 / [0,00030 + 0,00016 + 0,00018 ]
= 610 mg/m3
3. Berefek sendiri-sendiri
• Bila di udara tempat kerja mengandung lebih
dari satu macam zat kimia yang diketahui
dengan pasti bahwa zat-zat tersebut bersifat
tidak saling menambah atau berefek sendiri-
sendiri, maka nilai ambang batas zat-zat kimia
tersebut berlaku nilai ambang batas masing-
masing zat kimia sebagaimana dalam daftar
SNI NAB
4. NAB campuran untuk debu-debu
mineral
• Komposisi campuran debu-debu mineral pada
sumber kontaminan diketahui mengandung
kaolin 40% (NAB kaolin = 2 mg/m3), tridimit
20% (NAB tridimit = 0,05 mg/m3) dan kalsium
karbonat 40% (NAB = 10 mg/m3). Kadar debu
campuran ketiga zat kimia tersebut di udara
tempat kerja diketahui (terukur)
• NAB campuran = 1 / [(fa / NAB (a)) + (fb / NAB
(b)) + ......... + (fn / NAB (n))]
= 1 / [(0,40/2) + (0,20/0,05) + (0,40/10)]
= 1 / 4,24
= 0,24 mg/m3
Contoh kasus
KERACUNAN AMONIA DI PTBINA XXXXXX
Kronologis
 PT Bina XXXXX, merupakan industri pengolahan udang
 Kejadian ini diduga akibat adanya kebocoran gas amoniak pada
sebuah tabung intercooler di pabrik tersebut dan mengeluarkan
gas amoniak.
 Penyebab kebocoran ini diduga akibat adanya tekanan tinggi
dalam tabung intercooler.
 Jumlah korban dalam kejadian ini sebanyak 45 orang, 41 orang
karyawan mengeluh menderita pusing, mual, mata pedas, dan
sesak napas.
 Dua karyawan mengalami keracunan lebih parah yang
mengakibatkan pingsan di tempat.
Kerugian; Manusia, Aset, dan
Lingkungan
Manusia :
 Para pekerja mengalami keracunan gas amonia yang dapat mengganggu
kesehatan, terutama gangguan saluran pernapasan.
Aset :
 Perusahaan mengalami kerugian, kegiatan produksi terhenti karena
adanya kebocoran amoniak tersebut sehingga mengurangi
produktivitas.
 Perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk perawatan pekerja yang
sakit dan biaya perbaikan/ penggantian tabung intercooler yang bocor.
Lingkungan :
 Jika tidak segera dikontrol, gas amoniak tersebut dapat menyebar ke
lingkungan penduduk.
Teknik pencegahan
 Perusahaan harus menerapakan sistem keselamatan dan kesehatan
kerja sesuai dengan prosedur.
 Melakukan perawatan berkala pada setiap mesin-mesin yang
dipergunakan dalam produksi di perusahaan tersebut.
 Sebaiknya segera dipasang tanda/ rambu bahaya agar orang yang
belum terkena gas beracun tersebut dapat menghindar dan
waspada.
 Gas amoniak merupakan gas bertekanan jadi harus disimpan
dalam keadaan berdiri dan diikat dengan kuat untuk mencegah
terjadinya guncangan

Anda mungkin juga menyukai