Anda di halaman 1dari 11

PENGGOLONGAN AGEN-AGEN TOKSIS:

Agent-agent toksis bisa juga digolongkan berdasarkan:


Sifat fisik: gas, debu, logam-logam
Zat-zat toksis digolongkan dengan cara-cara yang Kebutuhan pelabelan: mudah meledak, mudah
bermacam-macam tergantung pada minat dan terbakar, pengoksidir
kebutuhan dari yang menggolongkannya. Sebagai Kimia: turunan-turunan Anilin,
contoh pengklasifikasian dapat dilakukan Hidrokarbon dihalogenasi dan seterusnya
berdasarkan: Daya racunnya: sangat-sangat toksik, sedikit toksik
Organ targetnya : Hati, Ginjal, Sistem dan lain-lain.
hermatopotik, dll.
Penggunaanya: Pestisida, Pelarut, Aditif, dll.
Sumbernya: Toksik tumbuhan dan binatang.
Efeknya: Kanker, Mutasi, Kerusakkan hati, dll.
Fisiknya: Gas, Debu, Cair, Aerosol.
Sifatnya: Mudah meledak, Korosif, Iritasi, dll
Kandungan kimianya: Amina aromatik,
Hydrokarbon, Halogen, dll.
PENGENALAN BAHAYA BAHAN KIMIA

1 ) Survei Pendahuluan
Untuk mengenal/mengidentifikasi bahan kimia yang terdapat di
industri dan merencakan program evaluasi risiko bahaya serta
tindak lanjutnya.
Ceklis yang mencakup pendataan tentang : nama bahan baku
dan bahan sampingan, jenis bahan yang diperkirakan beracun,
identifikasi penggunaannya, sampingan, jumlah pekerja yang
terpajan, cara pengendaliannya.

2) Mengenal Proses Produksi


mempelajari alur proses mulai dari tahap awal sampai akhir,
sumber bahaya kimia dan keluhan kesehatan oleh pekerja serta
memanfaatkan indera kita untuk mengidentifikasi lingkungan
kerja, misalnya : mengenal bau yang timbul, merasa pedas di
mata, rangsangan batuk dan sebagainya.
Informasi dari kepala bagian produksi, supervisor atau pekerja.

3) MSDS (Material Safety Data Sheet)


Lembar Data Bahan Kimia yakni suatu dokumen teknik yang
memberikan informasi tentang komposisi, karakteristik, bahan
fisik dan potensi bahaya kesehatan, cara penanganan dan
penyimpanan bahan yang aman, tindakan pertolongan pertama
dan prosedur khusus lainnya.
BIOTRANSFORMASI TOKSIN

Biotransformasi /metabolisme : perubahan Dalam proses biotransformasi terjadi 2 kemungkinan :


xenobiotik/toksin yang dikatalisa oleh suatu enzim 1. DETOKTIFIKASI/BIOINAKTIVASI : HILANG
tertentu dalam makhluk hidup. Tujuannya yaitu dengan SIFAT RACUN TOKSIKAN ( Dari non
merubah toksin bersifat non polar menjadi bersifat polar polar/lipofilik ke polar ke hidrofil )
dan dirubah menjadi bersifat hidrofil sehingga dapat 2. BIOAKTIVASI : LEBIH BERACUN DARI
dieksresikan keluar dari tubuh. SENYAWANYA ( Dari non polar/lipofilik ke
Prosesnya di hati manusia. produk antara pengalkilasi yg elektrofilik >
Toksin yang mengalami biotransformasi adalah toksin pengikatan kovalen pd jaringan > kanker )
yang melewati saluran pencernaan, karena setelah
melewati lambung, ke usus halus kemudian ke hati untuk
didetoktifikasi ( dibiotransformasi ).
Toksin yang melewati saluran nafas ( alveoli ) dan kulit
langsung diedarkan lewat darah ke organorgan lain di
seluruh tubuh, tidak melewati proses biotransformasi di
hati terlebih dauhulu.
Toksin yang diserap lewat saluran nafas dan kulit lebih
berbahaya dibandingkan dengan toksin yang melewati
saluran pencernaan ( yakni melalui lambung, usus halus
dan kemudian ke hati).
EFEK TOKSIN PADA TUBUH

1. Efek pada fungsi umum sel efek pada sel terjadi mulai pada portalentri seperti kulit, selaput lendir, tenggorokan, trakhea,
bronkus, mulut, esofagus dan mata. Kontak langsung atau tidak menimbulkan efek ringan seperti iritasi, sensitasi ,
kerusakan yang hebat sepeti kematian sel dan jaringannya.
IRITASI
Penyebab : SO2, NH3, NaOH, Fenol, H2SO4, HCOH, HCl, HCOOH, O3, NO2
PNEUMOKONIOSIS
Penyebab : Debu silika, Asbes, Besi, Antrasit, Combalt, Baggase, Barium,Dll yang menyebabkan terjadinya
fibrosis/jaringan ikan karena rusaknya sel paru-paru.
2. EFEK PADA SISTEM ENZIM
Terhambatnya kerja enzim ASETILKOLINESTERASE di sel syaraf oleh organ posfat dan organ clor menyebabkan
kerusakan pada saraf (PESTISIDA)
Terlambatnya kerja enzim SITOKROM OKSIDASE di saluran pernafasan oleh HCN DAN H2S. HCN menyebabkan
terhentinya system pernafasan pusat, H2S menyebabkan edema pada paru-paru
Terhambatnya kerja enzim karena logam berat. Antara lain:
a.) Enzim yang mendapat gugus SH oleh logam berat Hg, As,Pb
b.) Enzim ASETALDEHIDROGENASE ( MERUBAH ASETALDEHID MENJADI ASAM ASETAT ) OLEH LOGAM
Cu
3. Efek pada transport oksigen sel atau jaringan yang kekurangan oksigen karena gangguan pada Hb disebut
HIPOKSIA.
‣ Hb tidak berfungsi normal:
Hb yang terkait pada CO disebut CARBOXYHEMEGLOBIN.
Hb yang terkait pada Nitrit, Aromatik Amin, senyawa Nitroso dan klorat.
Senyawa-senyawa tersebut dapat mengoksidasi Fe dalam Hb dari FERRO > FERRI > Warna Hb menjadi
coklat kehitaman ,> METHEMOGLOBIN.
4. Efek pada DNA/RNA
Adanya ikatan kovalen antara senyawa ELEKTROFILIK dengan ASAM AMINO dari DNA/RNA (
RNH-X ) menyebabkan gangguan transfer informasi genetik. Dampaknya, terbentuk protein tidak
sama dengan induknya ( cetakannya ).
» Perubahan pada GEN, yakni : jumlah dan bentuknya bertambah/berkurang, berubah, terjadi
kelainan susunan Asam/Basa, disebut MUTASI

Bila terjadi mutase pada :


Sel genetic akan terjadi mutan > sel tubuh akan terjadi kanker (pertumbuhan sel terus menerus
dengan memanfaatkan energi tubuh, penurunan berat badan) > sel embrio akan terjadi cacat
bawaan/ TERATOGENESA (keguguran, lahir mati, lahir dengan berat badan rendah,
keterbelakangan mental)
KIMIA YANG TERKAIT DENGAN KANKER PADA
MANUSIA (IARC)
Untuk menghindari agar tidak keracunan adalah dengan tidak menggunakan bahan beracun atau tidak kontak dengan bahan
beracun. Namun dalam dunia industri tentu saja hal itu sulit dilakukan, karena kita memerlukan bahan-bahan kimia didalam
proses produksi sehari-hari, artinya hampir setiap hari kita bergelut dengan bahan kimia yang sebagian besar beracun. Dalam
situasi seperti ini, dimana kita tidak bisa menghindari menggunakan bahan-bahan kimia beracun, maka yang harus kita lakukan
adalah:
1.Mengenal bahan kimia yang kita gunakan dengan baik. Kenalilah sifat-sifat kimia terutama sifat toksik dari bahan yang kita
gunakan sehingga kita tahu efek yang dapat ditimbulkannya.
2.Mengetahui cara penanganan dan penggunaanya secara baik untuk menghindari paparan yang tidak perlu.
3.Usahakan seminimal mungkin untuk kontak atau terpapar terhadap bahan kimia beracun tersebut. Hati-hati jika pada bahan
kimia cair yang mudah menguap, jangan berasumsi bahwa semua cairan tidak mengguap, salah satu indikator bahwa bahan
kimia cair menguap adalah adanya bau yang ditimbulkan, namun tidak semua uap kimia berbau.
4.Gunakan alat pelindung diri (APD) yang tepat dalam menangani bahan kimia beracun. Jika bekerja dengan bahan kimia cair
maka gunakan safety glove yang sesuai dan safety glases jika diperlukan. Jika bekerja dengan bahan kimia berupa gas atau uap
maka gunakan respirator yang dapat melindungi dari uap atau gas kimia.
5.Kenali cara penanganan jika terjadi tumpahan atau kebocoran bahan kimia beracun tersebut.
6.Pelajari tindakan pertolongan pertama (first aids) jika terjadi kecelakaan keracunan pada saat bekerja.
7.Konsultasikan kesehatan anda dengan Dokter jika ada gejala-gejala keracunan yang anda rasakan.
Sekian persentasi dari kelompok kami, kurang lebih kami mohon maaf

‫والسلم عليكم‬

Anda mungkin juga menyukai