1. ZAT TOKSIK
a) Zat yang dalam dosis kecil dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan makhluk hidup
b) Zat yang bila masuk ke dalam tubuh dalam dosis
cukup bereaksi secara kimiawi dapat
menimbulkan kerusakan berat pada orang sehat
atau fungsi tubuh jadi tidak normal bahkan dapat
menimbulkan KEMATIAN (Soemirat, 2003)
2. INTOKSIKASI / Keracunan
a) Keadaan tidak normal akibat efek racun/zat
toksik
Penyebab a. l :
Karena kecelakaan
Tindak kriminal
Penyakit akibat kegiatan industri
b) Perubahan
Morfologi
Fisiologi
Perkembangan tubuh
3. TOKSISITAS (DAYA RACUN)
1. SIFAT FISIK
2. SUMBER TOKSIKAN
3. PERSISTENSINYA DI ALAM
4. POTENSI RACUN
5. CARA KERJANYA
6. ORGAN TARGET
7. EFEK YANG DITIMBULKAN
8. KEPERLUAN LABEL
1. SIFAT FISIK
a) GAS
Contoh : CO, SOx, NOx, CFC, H2S, HC
b) CAIR
Contoh : H2SO4, Detergen, Fenol
c) PADAT
Contoh : Debu silikat, Debu asbes, Partikel
logam, Hg, Pb, Cd
2. SUMBER TOKSIKAN
A. ALAMI
Letusan gunung berapi (debu, pasir,
gas dll)
B. ANTROPOGENIK (aktivitas Manusia)
Asap pabrik, asap kendaraan
bermotor
3. PERSISTENSINYA DI ALAM
a) KARSINOGENIK
Dietilstilbestrol makanan ternak ayam
Benzo (a) pyrene
Asap rokok
Zat pewarna Azo
Warna kuning pada mentega
b) MUTAGENIK
Merubah susunan gen menjadi tidak
normal
PCB (Poli Klorin Bifenil)
Fenobarbital
c) TETRATOGENIK
Menimbulkan cacat bawaan
Contoh : Asam salisilat, Talidomid
8. KEPERLUAN LABEL
a. Eksplosif
b. Mudah terbakar
c. Reaktif
d. Korosif
JALUR MASUKNYA ZAT TOKSIK KE DALAM TUBUH
MANUSIA
1. Jalur inhalasi
2. Jalur oral / ingesti
3. Jalur dermal / kulit
4. Jalur parenteral ( lewat suntikan)
1. JALUR INHALASI
- DDT, malathion
4. JALUR PARENTERAL
1. PERSENTUHAN AKUT
a) DOSIS
Besar kecilnya dosis menentukan berat
ringannya efek yang ditimbulkan
b) KONSENTRASI
Untuk zat-zat toksik yang kerjanya dalam tubuh
secara lokal misal : zat-zat korosif, konsentrasi
lebih penting dari dosis total. Berbeda dengan
zat toksik yang bekerja secara sistematik, dosis
yang berperan menimbulkan berat ringannya
efek yang ditimbulkan
c) Bentuk dan kombinasi fisik
Zat toksik yang berbentuk cair akan lebih
cepat menimbulkan efek dibanding yang
berbentuk padat
d) Susunan kimia zat toksik
Hg organik (Metil Merkuri/CH3Hg) lebih
toksik dibanding Hg anorganik (Hg2++)
Pb organik (Pb Tetra Etil) > toksik dari
pada Pb2+ (pada anorganik)
e) ADITIF DAN SINERGISME
ADITIF
Apabila efek gabungan yang
ditimbulkan SAMA dengan jumlah
efek bahan apabila masing-
masing diberikan tersendiri
Contoh : pengaruh kombinasi
berbagai pestisida organofosfat
pada aktivitas enzim dan
kolinesterase
f) SINERGISME
Apabila efek gabungan lebih besar daripada
jumlah efek tiap bahan
Contoh :
Efek Karbon tetra klorid (CCL4) dan Etanol
pada hati
Pajanan asbes dan asap rokok pada paru-
paru
Pb dan CCL4 kelumpuhan pada tangan
g) ANTAGONISME
Kerja atau efek yang ditimbulkan zat
toksik yang diberikan secara bersamaan
LEBIH KECIL dibandingkan efek yang
ditimbulkan apabila kedua zat toksik
masing-masing berdiri sendiri atau kerja
zat toksik yang satu dinetralisir oleh yang
lain sehingga efek yang ditimbulkan
menjadi LEMAH
JENIS-JENIS ANTAGONISME :
Antagonisme KIMIA
Antagonisme FUNGSIONAL
Antagonisme KOMPETITIF
(bersaing)
Antagonisme NON KOMPETITIF
A. ANTAGONISME KIMIA
Menunjukkan reaksi antara dua bahan kimia yang
menghasilkan keadaan yang KURANG TOKSIK
Contoh : Dimerkaprol dengan logam berat Pb atau Cd,
senyawa tersebut berfungsi sebagai PENGKELAT
(pengikat) logam-logam berat
Keracunan H2S dan Nitrit
H2S menghambat Fe3+ dalam enzim sitokrom
oksidase
Nitrit menimbulkan Methemoglobin hambatan Fe3+
dalam sitokrom oksidase dilepaskan
B. ANTAGONISME FUNGSIONAL
Terjadi bila dua zat kimia menghasilkan EFEK yang
BERLAWANAN pada suatu parameter fisiologik
Contoh : Mekanisme kerja yang berlawanan antara perangsang
dengan depresan sistem syaraf pusat (metakolin
Isoprenalin)
C. ANTAGONISME KOMPETITIF
Terjadi bila agonis dan antagonis bekerja pada reseptor yang
sama
Contoh : Kerja oksigen (O2) pada keracunan Karbon monoksida
(CO)
Kerja histamin dengan anti histamin
D. ANTAGONISME NON KOMPETITIF
Terjadi bila efek zat kimia dihambat oleh zat lain yang
tidak bekerja pada reseptor yang sama
Contoh :
Atropin mengurangi toksisitas penghambatan
Asetilkolinesterase (ACHE)
Atropin tidak menghambat reseptor pada ACHE
melainkan dengan menghambat reseptor ACH