Anda di halaman 1dari 50

PENGANTAR TOKSIKOLOGI

Oleh: dr. AGUNG S. DWI LAKSANA, MSc.PH


PENDAHULUAN
 Manusia berada dalam hubungan yang terus
menerus dengan agent-agent toksis.
 Agent-agent toksis ini bisa dijumpai dalam:
 makanan yang dimakan,
 air diminum
 dara yang dihirup.
 Tergantung sifat-sifat fisika dan kimia agent toksis
 diserap oleh saluran larnbung usus, paruparu dan
atau kulit.
PENDAHULUAN (CONT.)

 Tubuh  metabolisir dan mengeluarkan


senyawa-senyawa ini kedalam urine, empedu dan
udara.
 Apabila kecepatan penyerapan melebihi
kecepatan ekskresinya senyawa toksis itu akan
menumpuk ke satu konsentrasi kritis didalam
badan  akan terlihat effek toksis dari agent
tersebut.
PENGERTIAN
 ilmu yg mempelajari efek-efek yang merusak dari
zat-zat kimia dan fisika pada semua sistem
kehidupan
 Racun: substansi yg dapat menimbulkan
gangguan keseimbangan fisiologikal sedemikian
rupa, sehingga mengganggu kesehatan bila
diserap tubuh
 Kajian tentang hakikat dan mekanisme efek
toksik berbagai bahan terhadap makhluk hidup
dan sistem biologik lainnya
CAKUPAN DAN SUBDISIPLIN
 Cakupan toksikologi sangat luas
 Kedokteran: tujuan diagnostik, pencegahan dan
terapeutik
 Industri makanan: zat tambahan
 Pertanian: pestisida, pupuk, zat pengatur
pertumbuhan
 Industri kimia: pelarut, komponen, dan bahan
antara plastik, dll
CAKUPAN DAN SUBDISIPLIN (CONT.)

 Cakupan luas  subdisiplin


 Toksikologi analitik: identitas toksikan tidak dikenal 
analisis  cairan tubuh, isi lambung, dll
 Toksikologi klinik: mengatasi toksisitas khusus, dengan
antidotum dan tindakan untuk menghilangkan gejala dan
mengeluarkan racun
 Toksikologi forensik: masalah hukum dalam kasus
keracunan
 Toksikologi kerja: efek buruk pajanan zat beracun di
tempat kerja
CAKUPAN DAN SUBDISIPLIN (CONT.)

 Toksikologi lingkungan: paparan masyarakat umum


oleh toksikan melalui udara, air dan makanan. Sumber
bahan, transport, degradasi dan biokonsentrasinya di
lingkungan serta pengaruhnya terhadap manusia
 Toksikologi hukum: melindungi masyarakat dengan
peraturan
 Toksikologi konvensional: kajian efek toksik melalui
berbagai penelitian toksikologi
 Toksikologi mekanistik: cara kerja bahan toksik
ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM TOKSIKOLOGI

1. ZAT TOKSIK
a) Zat yang dalam dosis kecil dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan makhluk hidup
b) Zat yang bila masuk ke dalam tubuh dalam dosis
cukup bereaksi secara kimiawi dapat
menimbulkan kerusakan berat pada orang sehat
atau fungsi tubuh jadi tidak normal bahkan dapat
menimbulkan KEMATIAN (Soemirat, 2003)
2. INTOKSIKASI / Keracunan
a) Keadaan tidak normal akibat efek racun/zat
toksik
Penyebab a. l :
 Karena kecelakaan
 Tindak kriminal
 Penyakit akibat kegiatan industri
b) Perubahan
 Morfologi
 Fisiologi
 Perkembangan tubuh
3. TOKSISITAS (DAYA RACUN)

 Kemampuan zat toksik (molekul) untuk


menimbulkan kerusakan apabila masuk
ke dalam tubuh dan lokasi organ yang
rentan terhadapnya
4. DETOKSIFIKASI

 Pengurangan daya racun atau EFEK


RACUN setelah mengalami proses
transformasi secara biologi
(BIOTRANSFORMASI) di dalam
tubuh
5. BIOAKTIVASI
 Penguatan atau penambahan daya racun/Efek
racun setelah mengalami proses biotransformasi
dalam tubuh
KLASIFIKASI ZAT TOKSIK

1. SIFAT FISIK
2. SUMBER TOKSIKAN
3. PERSISTENSINYA DI ALAM
4. POTENSI RACUN
5. CARA KERJANYA
6. ORGAN TARGET
7. EFEK YANG DITIMBULKAN
8. KEPERLUAN LABEL
1. SIFAT FISIK
a) GAS
Contoh : CO, SOx, NOx, CFC, H2S, HC
b) CAIR
Contoh : H2SO4, Detergen, Fenol
c) PADAT
Contoh : Debu silikat, Debu asbes, Partikel
logam, Hg, Pb, Cd
2. SUMBER TOKSIKAN
A. ALAMI
Letusan gunung berapi (debu, pasir,
gas dll)
B. ANTROPOGENIK (aktivitas Manusia)
Asap pabrik, asap kendaraan
bermotor
3. PERSISTENSINYA DI ALAM

a) PERSISTEN (Non Degradable)


Sulit diuraikan, kalaupun bisa,
membutuhkan waktu yang lama (bertahun-
tahun)

Contoh : DDT, Logam-logam berat (Pb,


Hg, Cd) dll.
b) NON PERSISTEN (Degradable)
Mudah diuraikan
Contoh : sampah-sampah domestik
4. POTENSI RACUN (TOKSISITAS)

a) Racun akut (lethal)


Mematikan, racun syaraf
Contoh : paration, H2S, asetonitril
b) Racun kronis (Sub lethal)
Contoh : DDT, Jenis-jenis logam
berat
5. BERDASARKAN CARA KERJANYA
a) RACUN LOKAL/setempat
1. Racun yang bersifat iritan (menyebabkan
iritasi, peradangan)
Contoh : Arsen, HgCl2
2. RACUN ANESTETIK
Contoh : Cocain, Fenol
3. RACUN KOROSIF
Contoh : asam kuat, basa kuat
b) RACUN SISTEMIK (yang bekerja secara
umum)
Contoh :
- CO & HCN sistem darah dan
pernafasan
- Narkotika sistem syaraf
- HgCl2 terhadap organ ginjal
- Digitalis (obat jantung) organ
jantung
6. ORGAN TARGET (SASARAN)
a) Zat Hepatotoksik toksik terhadap hati
Contoh : - Karbon Tetra Klorid (CCL4)
- Kloroform
- DDT
- Dioksin
Menimbulkan : Perlemakan hati, Nekrosis hati
(kematian sel), gangguan enzim hati SGOT, SGPT.
b) Zat Hematotoksik
Toksik terhadap darah
- Gas CO dengan Hb HbCO
Hipoksia
- Pb dengan Hb hambatan terhadap
enzim Fe haemsyntetase dan enzim
delta amino levulinat dehidrogenase
pembentukan Hb terhambat
anemia
7. EFEK YANG DITIMBULKAN

a) KARSINOGENIK
Dietilstilbestrol makanan ternak ayam
Benzo (a) pyrene
Asap rokok
Zat pewarna Azo
Warna kuning pada mentega
b) MUTAGENIK
Merubah susunan gen menjadi tidak
normal
 PCB (Poli Klorin Bifenil)
 Fenobarbital

c) TETRATOGENIK
Menimbulkan cacat bawaan
Contoh : Asam salisilat, Talidomid
8. KEPERLUAN LABEL
a. Eksplosif
b. Mudah terbakar
c. Reaktif
d. Korosif
JALUR MASUKNYA ZAT TOKSIK KE DALAM TUBUH
MANUSIA

1. Jalur inhalasi
2. Jalur oral / ingesti
3. Jalur dermal / kulit
4. Jalur parenteral ( lewat suntikan)
1. JALUR INHALASI

Yaitu masuknya zat toksik lewat saluran


pernapasan (Tractus respiratorius)
 Nasofaring (rongga hidung)
 Tracheo bronchial
 Alveoli
Biasanya zat toksik berbentuk gas atau
partikel
Yang berbentuk gas
 NH3, SO2 mudah larut dalam
air (hidrofil) Cepat diserap
lewat nasofaring
 HC Aromatik, alifatik, keton, alkohol
mudah larut dalam lemak (lipofil)

mudah masuk ALVEOLI dan


darah
 O3 (ozon) masuk bronchiolus
 CO dan H2S masuk paru-paru dan
darah
b) Yang berbentuk PARTIKEL
 Partikel debu/padatan halus dan aerosol
yang banyak terdapat di udara
 Ukuran < 10 µ masuk saluran pernapasan
 5 µ - 10 µ tersaring oleh bulu-bulu pada
hidung trachea dan bronchus
 2µ-5µ diendapkan pada alveoli paru-
paru
contoh : debu silika, asbes, debu kapas
2. JALUR ORAL
 Masuknya zat toksik lewat mulut dan masuk ke
dalam saluran pencernaan.
Contoh : masuknya logam berat ke dalam tubuh
manusia, karena :
 Memakan hasil laut atau sayuran yang tercemar
logam berat Pb, Hg, Cd
 Minum air yang tercemar logam berat Pb

 Contoh lain : Racun H SO secara tidak sengaja


2 4
tertelan manusia
3. JALUR DERMAL/KULIT

 Zat toksik dapat masuk tubuh melalui kulit. Zat toksik


yang masuk lewat dermal akan lebih mudah dan lebih
cepat memasuki peredaran darah dibandingkan yang
masuk per oral.
 Contoh : - Fenol dan karbol cepat diserap lewat kulit

- DDT, malathion
4. JALUR PARENTERAL

 Zat toksik masuk tubuh lewat suntikan dan


dapat langsung masuk ke dalam darah
(IV = Intravena) atau
 tidak langsung lewat otot (IM =
Intramuskuler) atau
 lewat bawah kulit (subkutan)
 lewat peritonium (intraperitonial) dll.
 Contoh : morfin, barbiturat dll
BERDASARKAN LAMANYA HUBUNGAN ATAU
PERSENTUHAN TUBUH DENGAN ZAT TOKSIK, DAPAT
DIBEDAKAN :

1. PERSENTUHAN AKUT

Persentuhan tubuh dengan zat toksik baik secara


dermal, inhalasi, ingesti (dicerna) yang berlangsung
dalam waktu DETIK/MENIT/JAM saja
contoh : keracunan paration atau malation
 dermal, ingesti
keracunan gas CO inhalasi
2. PERSENTUHAN SEMI AKUT

Persentuhan tubuh dengan zat toksik


dengan dosis tunggal secara INGESTI
yang berlangsung paling lama 90 hari
contoh : keracunan Cd 4-5 hari
kematian
3. PERSENTUHAN KRONIS

Persentuhan tubuh dengan senyawa-senyawa


kimia yang sesungguhnya tidak berbahaya tetapi
kalau terjadi terus-menerus atau berulang-ulang
terkena baik secara dermal, inhalasi, ingesti
dalam jangka waktu bulan atau tahun, akan
berbahaya bagi tubuh
Contoh :
 Senyawa TEL pada bensin Pb dalam jangka
lama dapat menimbulkan anemia dan
kerapuhan tulang
 Zat pewarna makanan/minuman Brilian Green
dalam jangka lama kanker
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KERJA ZAT TOKSIK
1. CARA PEMBERIAN / Tempat Masuk

Zat toksik bentuk gas menimbulkan efek


maksimal jika masuk tubuh secara
inhalasi
2. KONDISI TUBUH

Anak-anak dan orang tua lebih peka


terhadap zat toksik dibandingkan
orang dewasa (umur)
Orang yang menderita penyakit
ginjal/hati lebih mudah terkena zat
toksik daripada orang sehat (status
kesehatan)
3. ZAT TOKSIKNYA SENDIRI

a) DOSIS
Besar kecilnya dosis menentukan berat
ringannya efek yang ditimbulkan
b) KONSENTRASI
Untuk zat-zat toksik yang kerjanya dalam tubuh
secara lokal misal : zat-zat korosif, konsentrasi
lebih penting dari dosis total. Berbeda dengan
zat toksik yang bekerja secara sistematik, dosis
yang berperan menimbulkan berat ringannya
efek yang ditimbulkan
c) Bentuk dan kombinasi fisik
Zat toksik yang berbentuk cair akan lebih
cepat menimbulkan efek dibanding yang
berbentuk padat
d) Susunan kimia zat toksik
Hg organik (Metil Merkuri/CH3Hg) lebih
toksik dibanding Hg anorganik (Hg2++)
Pb organik (Pb Tetra Etil) > toksik dari
pada Pb2+ (pada anorganik)
e) ADITIF DAN SINERGISME
ADITIF
Apabila efek gabungan yang
ditimbulkan SAMA dengan jumlah
efek bahan apabila masing-
masing diberikan tersendiri
Contoh : pengaruh kombinasi
berbagai pestisida organofosfat
pada aktivitas enzim dan
kolinesterase
f) SINERGISME
Apabila efek gabungan lebih besar daripada
jumlah efek tiap bahan
Contoh :
 Efek Karbon tetra klorid (CCL4) dan Etanol
pada hati
 Pajanan asbes dan asap rokok pada paru-
paru
 Pb dan CCL4 kelumpuhan pada tangan
g) ANTAGONISME
Kerja atau efek yang ditimbulkan zat
toksik yang diberikan secara bersamaan
LEBIH KECIL dibandingkan efek yang
ditimbulkan apabila kedua zat toksik
masing-masing berdiri sendiri atau kerja
zat toksik yang satu dinetralisir oleh yang
lain sehingga efek yang ditimbulkan
menjadi LEMAH
JENIS-JENIS ANTAGONISME :
 Antagonisme KIMIA
 Antagonisme FUNGSIONAL
 Antagonisme KOMPETITIF
(bersaing)
 Antagonisme NON KOMPETITIF
A. ANTAGONISME KIMIA
Menunjukkan reaksi antara dua bahan kimia yang
menghasilkan keadaan yang KURANG TOKSIK
Contoh : Dimerkaprol dengan logam berat Pb atau Cd,
senyawa tersebut berfungsi sebagai PENGKELAT
(pengikat) logam-logam berat
Keracunan H2S dan Nitrit
H2S menghambat Fe3+ dalam enzim sitokrom
oksidase
Nitrit menimbulkan Methemoglobin hambatan Fe3+
dalam sitokrom oksidase dilepaskan
B. ANTAGONISME FUNGSIONAL
Terjadi bila dua zat kimia menghasilkan EFEK yang
BERLAWANAN pada suatu parameter fisiologik
Contoh : Mekanisme kerja yang berlawanan antara perangsang
dengan depresan sistem syaraf pusat (metakolin
Isoprenalin)

C. ANTAGONISME KOMPETITIF
Terjadi bila agonis dan antagonis bekerja pada reseptor yang
sama
Contoh : Kerja oksigen (O2) pada keracunan Karbon monoksida
(CO)
Kerja histamin dengan anti histamin
D. ANTAGONISME NON KOMPETITIF
Terjadi bila efek zat kimia dihambat oleh zat lain yang
tidak bekerja pada reseptor yang sama
Contoh :
 Atropin mengurangi toksisitas penghambatan
Asetilkolinesterase (ACHE)
Atropin tidak menghambat reseptor pada ACHE
melainkan dengan menghambat reseptor ACH

Anda mungkin juga menyukai