Anda di halaman 1dari 18

COACHING & LATIHAN

PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS


RADIOLOGI INDONESIA
Prof.Dr.dr.MUHAMMAD ILYAS, Sp.Rad (K)
BAGIAN RADIOLOGI FK-UNHAS
SURABAYA, 26-28 MARET 2010

I. INFEKSI

1. SPONDYLITIS TBC

Gambaran Radiologik:
Spondylitis Tuberkulosis
- Foto Thorax untuk melihat adanya tuberkulosis paru
- Foto vertebra AP/Lat:
 Kelainan radiologik mungkin tidak terlihat dalam waktu beberapa
minggu setelah onset dari infeksi
 Destruksi osteolitik pada vertebra terutama bagian anterior yang
memberikan gambaran anterior wedging (baji)
 Diskus intervertebralis umumnya intak namun bisa menyempit
bahkan dapat terjadi fusi pada kasus yang lanjut
 Irregularitas pada endplate dan osteolisis
 Sklerosis yang difus dari vertebra
 Abses paravertebral yang biasanya luas

- CT-Scan Vertebra:
 NECT: Kalsifikasi pada abses paravertebra yang kronik
 CECT: Penyangatan epidural yang difus/periferal dan jaringan
lunak paravertebral
 Bone CT: destruksi tulang yang difus dan sekuestrasi

- MRI:
 T1WI:Lesi hypointens pada sum-sum tulang dan vertebra yang
berdekatan, hypointens pada tulang, extradural dan abses
paravertebral
 T2WI: hyperintens pada sum-sum tulang diskus dan jaringan
lunak yang terinfeksi

- Nuclear Medicine
 Bone Scan: Peningkatan up take radionuklide pada vetrebra
 Galium Scan: Peningkatan up take radionuklide pada vertebra
dan jaringan lunak paravertebral

1
Spondylitis Pyogenik:
- Foto Vertebra AP/Lat:
 Gambaran mungkin belum terlihat dalam waktu 2-8 minggu
setelah onset
 Kolaps vertebra
 Diskus intervertebralis umumnya terkena dengan gambaran
diskus yang menyempit bahkan dapat menghilang pada kasus
yang lanjut
 Lesi osteolisis pada vertebra dan endplate yang diikuti dengan
peningkatan densitas tulang
 Densitas jaringan lunak paravertebral
 Jarang terjadi kalsifikasi pada jaringan lunak dan deformitas pada
vertebra

- CT-Scan:
 NECT: Gambaran iso-hipodens pada jaringan lunak paravertebral
 CECT: Penyangatan pada sum-sum tulang dan jaingan lunak
paravertebral
 Bone CT: Lesi osteolitik/osteosklerotik pada vertebral end plate,
sequestrasi serta deformitas pada vertebra yang jelas terlihat
pada potongan coronal dan sagittal

- MRI:
 Diskus intervertebralis yang menyempit
 Hipointens pada T1WI
 Hiperintens pada T2WI

- USG:
 Real time: abses paravertebral yang anechoik/hipoechoik
 Color Doppler: hiperemia dan vaskularisasi yang meningkat
sekitar abses

- Nuclear Medicine:
 Bone Scan: dengan technetiun 99 memperlihatkan up take
radionuklida yang progresif
 Galium Scan: peningkatan up take Galium Citrate

2
3
II. PENYAKIT HEREDITER TULANG
OSTEOPETROSIS
Osteopetrosis (OP) biasa disebut Albers-Schonberg disease, osteosclerosis,
osteopetrosis generalisata, generalized congenital osteosclerosis, ivory bones,
marbel bones disease, osteosclerosis fragilis generalisata, chalk bones,
condensing disseminated osteopathy.

Penyakit ini merupakan penyakit herediter yang jarang terjadi ditandai dengan
kepadatan tulang yang tidak normal. Osteopetrosis dibagi dalam 3 kategori
yaitu : malignant infantiil, osteopetrosis, benign osteopetrosis dan intermediate
osteopetrosis. Tipe malignant didiagnosa secepatnya setelah bayi lahir.
Intermediate terjadi pada anak dibawah usia 10 tahun.

Gambaran radiologi :
Terlihat peningkatan densitas dan ketebalan pada tulang panjang khususnya
pada metafise dapat terlihat sejak dalam uterus.
Karakteristik utama radiology adalah sebagai berikut :
 Tulang gambarannya sklerotik yang tersebar, meliputi epifisis, metafisis, dan
diafisis. Munculnya tulang dalam tulang (bone whitin bone) membedakan OP
dengan sklerosis displasia lainnya.
 Tulang panjang berbentuk labu dan melebar pada kedua ujungnya karena
tidak ada proses yang normal pada osteoklas.
 Tulang tengkorak kepala terlihat lebih padat atau lebih tebal, keduanya jelas
terlihat pada bagian kubah cranial dan basisnya.

4
 Tulang-tulang pada rongga thoraks, pelvis, tulang tangan (carpus, radius dan
ulna) terdapat penyebaran sklerotik yang sama.
 Tulang belakang terdapat gambaran sklerotik yang atau dapat muncul garis-
garis melintang agak menyerupai rugger-jersey yang terlihat dalam renal
osteodistriphy. Tulang belakang pada OP disebut tulang belakang sandwich
osteopetrosis klasik. Hal ini menunjukkan penebalan dan sklerosis pada
lempeng tulang belakang, dan berdekatan ke lempeng akhir. Ini juga
menunjukkan pelebaran tulang belakang posterior khususnya pada
lengkungan tulang belakang.

III.COOLEY ANEMIA (THALASSEMIA β MAYOR)


Cooley anemia adalah bentuk anemia hebat yang dihubungkan dengan
splenomegali, perubahan bentuk tulang pada anak-anak, hepatomegali,
kardiomegali dan bersifat herediter. Penyakit ini pertama kali dikenalkan oleh
Cooley dan Lee pada tahun 1925.

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada orang-orang yang tinggal di daerah
Mediterania, Asia Tenggara dan Afrika. Cooley anemia dapat terjadi pada pria
dan wanita, terutama pada bayi yang berumur 6 sampai 1 tahun.

Pada Cooley Anemia, terjadi dilesi pada kedua rantai-β dari kromosom 11.
sehingga menimbulkan manifestasi klinis berupa hepatosplenomegali,
kardiomegali, hipertropi sum-sum tulang, retardasi mental, wajah mongoloid,
serta kegagalan fungsi seksual.

Cooley anemia dapat terjadi pada pria dan wanita. Penyakit ini jelas terlihat
pada bayi yang berumur 6 bulan sampai 1 tahun, yaitu terjadi perubahan
hemoglobin, yaitu perubahan dari hemoglobin fetal (HbF) menjadi hemoglobin
dewasa (HbA).

5
Gambaran radiologi :
Foto polos :
- Kepala : terdapat pelebaran diploe, penipisan lamina externa os crania,
obliterasi sinus paranasalis, yaitu sinus maxillaris, pelebaran calvaria
dengan speculum atau hair-on-end appearance atau hairbrush appearance,
rodent facies sebagai akibat pertumbuhan yang berlebihan dari maxilla dan
mandibula, sehingga terjadi maloklusi gigi anterior.

- Manus dan ekstremitas inferior : Pelebaran disfisis, penipisan cortex,


trabekula kasar, rectanglar appearance, mottled appearance.

6
- Vertebra : Osteoporosis, penebalan trabecula vertical, bentuk bikoncav
pada tepi superior dan inferior corpus vertebra (fish like appearance).

- Costa : A rib-within-a-rib appearance.


Pelebaran beberapa costa bagian atas. Penebalan bagian distal costa.
Double densitas sepanjang batas jantung kanan bagian caudal.

7
AVASKULER NEKROSIS
1. Pengertian :
Osteochondrosis biasanya mengenai pusat osifikasi sekunder (epifisis tekanan)
pada ujung tulang panjang atau pusat osifikasi primer pada tulang-tulang kecil.
Sebagian lagi mengenai epifisis traksi misalnya pada tuberkel tibia.

2. Etiologi
Osteochondrosis adalah kelompok penyakit nekrosis avaskuler dan gejala
sisanya pada lempeng epifisis yang idiopatik .
3. Patofisiologi
Pada pemeriksaan radiologis terdapat gambaran yang khas sesuai stadium
penyembuhan penyakit, yaitu
3.1. Fase nekrosis awal (fase devaskularisasi)
Obliterasi pembuluh darah ke epiphyse oleh kausa apapun akan
menyebabkan sel osteosit dan sel sumsum dalam epiphyse mengalami
kematian. Pada fase ini tulang belum mengalami perubahan untuk
beberapa bulan, tetapi pusat osifikasi berhentu bertumbuh oleh karena tidak
ada vaskularisasi untuk terjadinya osifikasi endochondral.
3.2. Fase revaskularisasi
Pada fase ini terjadi reaksi vaskuler dari jaringan sekitar terhadap tulang
yang mati dan terjadi deposisi dan resorpsi tulang. Pada fase ini dapat
terjadi fraktur patologis pada daerah subchondral

3.3 Fase penyembuhan tulang


Resorpsi dan deposisi tulang berhenti dan jaringan fibrosa serta granulasi
secara berlahan-lahan diganti oleh tulang yang baru

3.4. Fase deformitas residual


Setelah tulang mengalami penyembuhan pada epiphyse secara lengkap
mungkin terjadi penyembuhan sempurna, tetapi pada sendi dengan
tekanan, misalnya panggul kemungkinan besar penyembuhan disertai
perubahan dan kerusakan yang menetap pada epiphyse sehingga
permukaan sendi tidak serasi lagi dan akan menimbulkan osteoarthritis di
kemudian hari.

4. Gambaran radiologik
PENYAKIT LEGG-CALVE-PERTHES (COXAE PLANA)
Osteochondrosis pada sendi panggul dan dapat sembuh sendiri. Pada tahap
awal gambaran radiologik masih terlihat normal dan hanya ditemukan
pelebaran ruang sendi atau pusat osifikasi caput femur menjadi asimetris. Pada
tingkat lanjut terlihat peningkatan densitas pada pusat osifikasi
Gambaran radiologik selanjutnya bervariasi sesuai dengan derajat nekrosis
pada caput femur yang menurut caterall pada foto AP terbagi dalam 4 jenis,
yaitu :

8
Caterall I : Epiphyse tetap dalam tingginya dengan sklerotik pada pusat
osifikasi kurang dari setengah.
Caterall II : Sklerotik pusat osifikasi sampai setengah dan mungkin
sebagian caput femur kolaps pada bagian sentral
Caterall III : Semua pusat osifikasi sudah menjadi sklerotik, serta
fragmentasi dan kolaps dari caput. Juga mungkin terjadi
resorpsi metaphyse.
Caterall IV : Merupakan tipe yang terberat, karena seluruh kaput terkena.
Pusat osifikasi berbentuk rata dan peningkatan densitas disertai
resorpsi metaphyse yang hebat.

9
10
IV. DYSPLASIA TULANG
1. OSTEOGENESIS IMPERFECTA
1. Pengertian
Osteogenesis imferfecta adalah ketidak-sempurnaan jaringan ikat
dan tulang sehingga kortex tulang panjang menipis,fragile dan
mineralisasi tulang berkurang.Blue sclera,gangguan kulit dan ketulian
akibat otosclerosis merupakan penyerta yang sering.

2. Etiologi
Osteogenesis imperfecta adalah penyakit herediter yang
disebabkan oleh gangguan aktifitas osteoblastic pada tulang dan
abnormalitas serat kolagen yang disebabkan oleh maturasi incomplit.

11
3. Patofisiologi
Gangguan aktifitas osteoblastik dan maturasi serat kolagen
menyebabkan fragilitas yang berlebihan dari tulang,hipermobilitas dari
sendi,kulit dan sclera tipis,gigi rapuh,dan ketulian yang disebabkan oleh
otosclerosis.
Osteogenesis imferfecta ada 2 bentuk yaitu:
 Kongenital ; kelainan didapat sejak dalam rahim (in
uterina),diagnosis dapat ditegakkan sejak lahir yang ditandai
dengan bayi lahir dengan multiple fraktur .Mortalitas tinggi
olehkarena perdarahan intracranial atau infeksi saluran
pernapasanyang berulang pada 2 tahun pertama kehidupan.
 Tarda ; diketahui sejak masa kecil olehkarena tendensi fraktur
tulangyang luar biasa.pergerakan sendi berlebihan dan sering
dislokasi,ketulian karena otosclerosis,gigi discolorisasi,fragile sclera
dan kulit tipis.

4. Gambaran Radiologik
Foto polos:
a. Tengkorak,
Tulang cranium sebagian besar berupa membran saat lahir,jika
bertahan hidup ossifikasi berkembang lambat sehingga sutura lebar
dengan multiple warmion bones(mosaik skull).pada anak yang lebih
besar tonjolan pa regio temporal merupakan tanda yang khas.
b. Tulang panjang,
Kongenital lahir dengan multiple fraktur tulang panjang,cortex tipis
memberikan gambaran ground glass appearance,humerus
melebar,dan bowing tulang extremits inferior.
c. Vertebra,
Pertumbuhan normal tetapi osteoporotik dengan cortex yang
tipis.Sering fraktur kompressi,permukaan discus tampak
biconcav .intervertebra space mungkin melebar,dan scoliosis.
d. Tulang pipih,
Pelvis dapat berubah bentukdan protrusio acetabuli.fraktur costa
juga sering
e. Lain-lain,
Gigi sering kecil,deformed dan pulp chambers and root canals
obliteated.dislokasi sendi besar olehkarena ligamen yang longgar
dan otot yang hipertonik.

USG
a.kongenital;pada kehamilan lebih dari 17 mg dapat terlihat ;
 Mineralisasi tengkkorak sangat berkurang.( increased trough-
transmission of skull.
 Abnormal compresibility of skull vault with tranducer.

12
 Visulisasi skeletal berkurang.
 Multiple fetal fractures+ deformitas tulang panjang.
 Abnormal short limb.
 Small thorax.
 Bayi kecil untuk ukuran kehamilan.
 Tarda : kelainan dapat ditandai dengan bowing tulang panjang+
fraktur,bentuk humerus hampir normal.

13
2. ACHONDROPLASIA
1. Pengertian.

14
Achondroplasia adalah salah satu gangguan pertumbuhan tulang yang
menyebabkan dwarfisme atau perawakan pendek.

2. Etiologi
Achondroplasia disebabkan oleh faktor dominan pada
autosom.Dimana terdapat defek pada gen yang mengkode fibroblast
growth factor reseptor type 3.gen tersebut terdapat ada kromosom p
16.3.Kurang-lebih 80% kasus disebabkan oleh mutasi yang
baru,frekuensi meningkat seiring dengan umur orang tua dengan kata
lain makin tua umur pasangan makin besar kemungkinan
mendapatkan anak yang menderita achondroplasia.

3. Patofisiologi
Karakteristik dari achonroplasia aalah pemendekan dari tulang-tulang
extremitas yang sangat kontras dengan tulang aksial yang panjangnya
hampir normal. Hal ini disebabkan karena adanya defekpada gen
yang mengkodekan fibroblast growth factor reseptortype
3 .keadaan ini menyebabkan displasia fisis(lempeng epifisis) sehingga
pertumbuhan cartilago menjadi minimal dan decreased enchondral
bone formation. Sedangkan ossification dan maturasi epifisis,
cartilago articular dan membraneus boneformation tidak terganggu.

4. Gambaran Radiologik
Foto polos :
a. Tulang Panjang
Tulang tulang panjang memendek dan simetris(humerus dan
femoris lebih pendek dari tulang distalnya =rhizomelia).Tulang
relatif melebar dan promonen pada tempat insersi otot.
b. Tengkorak
Tulang tengkorak membesar dengan basis memendek,sella biasa
kecil.foramen magnum karakteristik kecil dan funnel shaped.
c. Vertebra
Diameter AP corpus vertebra sering memendek tetapi tingginya
tidak berkurang signifikan.
d. Pelvis
Diameter pelvis berkurang.
e. Thorax
Costa memendek dengan bagian anteior melebar.Sternum pendek
dan melebar.
f. Tangan dan Kaki
Jari-jari memendek dan melebar tetapi tulang-tulang tarsal dan
carpal hampir normal.Trident hand yaitu hampir semua jari sama
panjang.

USG

15
Kelainan pada achondroplasia dapat dideteksi pada kehamilan 27
mg atau lebih berupa ;
a. Tulang panjang proksimal memendek.
b. Increased BPD,HC, HC/AC ratio.
c. Decreased FL/BPD ratio.

CT Scan/ MRI
Dapat terlihat stenosis canalis spinalis atau tapepring caudal canalis
spinalis pada region lumbar sehingga interpedicular berkurang dari L1 –
L5.Pada region thoracolumbal satu atau dua CV dapat telihat wedged
or bulled-nosed.Scalloping posterior corpus vertebra dapat terlihat.

PENYAKIT DEFISIENSI TULANG

A. Scurvy (hipovitaminosis C)
1. Akibat defisiensi Vit C terjadi kegagalan pembentukan jaringan Intraseluler
termasuk tulang, kartilago & endotel
2. Pembentukan tulang terhambat, sedangkan reabsorbsi tetap terjadi
(osteoporosis)
3. Rontgen :
1. Osteoporosis general
2. Ground Glass Appearance
3. Cortex tipis

16
4. Metafise lebar (cupping)
5. Pelkens sign àmarginal spur formation
6. Wimberger’s sign à marginal ring calcification pada pusat2 osifikasi di
epifise
7. Subperiosteal hematoma è mengalami kalsifikasi è subperiosteal bone

B. Rickets (Hipovitaminosis D)
1. Kelainan tulang akibat defisiensi vit D,kerusakan ginjal, kerusakan absorbsi
mineral (usus)
2. Rontgen
1. Pembesaran chondrocostal junction (rachitis rosary)
2. Cupping metafise (tarikan otot-otot & ligamentum)
3. Bowing tulang2 panjang
4. Kadang2 Greenstick fraktur
5. Kalsifikasi subperiosteal
6. Tepi ala ossis ilii (irreguler)
7. Dens metaphysial line yang normal menghilang (irreguler+frayed)
8. Kepala: Fontanella + sutura ( masih terbuka)
9. Osteoporosis

17
18

Anda mungkin juga menyukai