Anda di halaman 1dari 6

10.

Pemeriksaan fisik dan penunjang apakah yang seharusnya dilakukan pada


anak tersebut dan apa saja yang dinilai ?
Kelainan-kelainan yang terjadi pada anak tersebut akan menentukan jenis-jenis dari
pemeriksaan yang harus dilakukan, karena terjadi kelainan pada perkembangan dan
pertumbuhan maka jenis pemeriksaan yang harus dilakukan juga harus mengenai 2
aspek tersebut
Pemeriksaan fisik merupakan jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan dengan
metode inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Pemeriksaan pertumbuhan yang bisa dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan berat badan
b. Tinggi badan
c. Lingkar lengan atas
d. Lingkar kepala
e. Jumlah gigi geligi
f. Jaringan otot
g. Jaringan lemak
h. Rambut
(Soetjiningsih, 1995)

Pemeriksaan perkembangan yang bisa dilakukan adalah:


a. Pemeriksaan intelegensi
b. Pemeriksaan pendengaran dan penglihatan
c. Pemeriksaan neurologi lengkap dan pediatric

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan ada atau tidaknya
penyakit TBC pada anak tersebut, karena diberitahukan bahwa dilingkungan
rumahnya ada kakeknya yang terserang TBC dengan BTA positif, maka diperlukan
pemriksaan:
a. Uji Tuberkulin
Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan paling bermanfaat untuk
menunjukkan sedang/pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa dan sering
digunakan dalam "Screening TBC".Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC
dengan uji tuberkulin adalah lebih dari 90%.
Penderita anak umur kurang dari 1 tahun yang menderita TBC aktif uji
tuberkulin positif 100%, umur 1–2 tahun 92%, 2–4 tahun 78%, 4–6 tahun 75%,
dan umur 6–12 tahun 51%. Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa
semakin besar usia anak maka hasil uji tuberkulin semakin kurang spesifik.
Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang cara
mantoux lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya
pada ½ bagian atas lengan bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan (ke
dalam kulit). Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam setelah penyuntikan
dan diukur diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi. Berikut ini
batas-batas normal uji mantoux:
1. Pembengkakan (Indurasi) : 0–4mm,uji mantoux negatif.
Arti klinis : tidak ada infeksi Mikobakterium tuberkulosa.
2. Pembengkakan (Indurasi) : 3–9mm,uji mantoux meragukan.
Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi silang dengan Mikobakterium
atipik atau setelah vaksinasi BCG.
3. Pembengkakan (Indurasi) : ≥ 10mm,uji mantoux positif.
Arti klinis : sedang atau pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa.

b. Foto Rongen Thorax


Pada penderita positif TBC hasil foto rongen thorax nya akan menunjukkan
adanya rongga-rongga yang menandakan kalau paru-parunya telah terserang
oleh bakteri Mikrobakterium tuberkulosa.
Gambar foto rontgen thorax

Sumber: http://ictjogja.net/kesehatan/A1_20.htm
17. Jelaskan tentang 5 tahap perkembangan bahasa!

Ada empat teori utama dari teori akuisitas pada anak-anak, yaitu :

a. Imitation
Pada tahun 1957 BF Skinner (1904-1990), seorang psikologist American ,berar-
gumen bahwa anak-anak mempelajari bahasa dengan cara imitasi (meniru) dari
orangtua mereka parents. Berdasarkan teori ini,anak-anak bisa mempelajari lebih
banyak kata dan frase,bahasanya juga menjadi lebih progresif dari pada orang
dewasa.
b. Innate
Noam Chomsky (1928 - ),seorang profesor ahli lingustik Amerika , meneliti
bahwa pada tahun 1959 bagaimana anak-anak dari beberapa kelompok suku
dan budaya mempelajari bahasa.Mereka bertumpu pada peraturan dasar dari sin-
taksis dan bunyi semantiks dengan lebih cepat dan bisa dihitung daripada ditiru
sendiri

c. Understanding
Jean Piaget (1896-1980), seorang psikologist Swissa ,berasumsi bahwa akuistik
bahasa tergantung pada pemikiran dan pemikiran sendiri.Sebuah kata atau frase
hanya bisa dilihat pada kosakata anak-anak,setelah mereka memahami arti kata
tersebut.

d. Interaksi Sosial

Berdasarkan teori ini,perkembangan bahasa anak tergantung pada interaksi


sosial anak tersebut.Teori ini beranggapan bahwa pengaruh dari interaksi sosial
sangat besar terhadap perkembangan bahasa seorang anak.

Keempat teori diatas merupakan teori yang kompleks dan saling mendukung
satu sama lain.Bayi berusia 1 bulan mulai bereksplorasi dengan lidah dan bibirnya
untuk menghasilkan suara yang lembut melewati rongga mulutnya.Setelah 3
bulan,bayi akan mulai untuk “babble/mengoceh”, misalnya “ooh,ahh”. Antara 3-6
bulan,bayi mulai untuk menambahkan huruf konsonan pada suaran yang di-
hasilkannya, seperti :”goo,paa”. Bagaimana pun juga, bahasa ini tidak memiliki
makna penting menunjuk pada objek atau orang.Usia sekitar 9-12 bulan ,anak-anak
mulai bisa berbicara”ma atau ba”.

Setiap anak itu unik dan pada beberapa anak perkembangan bahasanya lebih
cepat daripada oranglain.Anak lelaki umumnya lebih lambat perkembangan bah-
sanya dari anak perempuan.

usia             kemampuan


3 bulan   Babbles/mengoceh
4 bulan menjerit,tertawa
8 bulan   "Ma", "Ba" (tidak spesifik), "mumum"
12 bulan  "Mama", "baba" (lebih spesifik),
24 bulan 2- frase kata
30 bulan 3-frase kata
36 bulan sususan kalimat simpel dan lengkap
42 bulan 4 frase kata
48 bulan 5- kalimat
1. Sebutkan macam-macam alat untuk skrining keterlambatan bicara !
a. DDST (Denver Developmental Screening Test/DDST)
Merupakan salah satu metode skrining terhadap perkembangan anak karena
dapat mengidentifikasi anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan
bicara. Akan tetapi, penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa DDST
tidak dapat mengidentifikasi lebih dari separuh anak dengan kelainan bicara,
sehingga Frankenburg melakukan revisi dan restandarisasi DDST yang
kemudian dinamakan Denver II.
Terdapat 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R, sedangkan
pada Denver II terdapat 125 tugas perkembangan. Perbedaan antara DDST
dan Denver II yaitu pada Denver II terdapat :
- Peningkatan 86% pada sektor bahasa
- 2 pemeriksaan untuk artikulasi bahasa
- Skala umur yang baru
- Kategori baru untuk interpretasi pada kelainan yang ringan
- Skala penilaian tingkah laku
- Materi training yang baru
Semua tugas perkembangan disusun berdasarkan urutan perkembangan dalam 4
kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, meliputi:
- Personal social (perilaku sosial)
Kemandirian, kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungan.
- Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Berhubungan dengan kemampuan untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan otot-otot kecil tetapi
membutuhkan koordinasi yang cermat.
- Language (bahasa)
Merespon suara, mengikuti perintah, dan berbicara spontan.
- Gross motor (gerakan motorik kasar)
Berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
b. Tes Daya Dengar (TDD)
Sebagian besar gangguan keterlambatan bicara diakibatkan juga oleh
gangguan pada organ pendengaran anak.Sehingga selain dilakukan skrining
pada keterlambatan bicara, juga perlu dilakukan skrining pada daya dengar
anak melalui TDD.Tes daya dengar merupakan salah satu instrumen
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan
Masyarakat Departemen Kesehatan RI Pada tahun 1997 yang berguna
sebagai alat skrining pendengaran. (Depkes RI, 2006)
Tes daya dengar menilai kemampuan bicara anak dalam 3 aspek, yaitu
kemampuan ekspresif, kemampuan reseptif, dan kemampuan visual.TDD
bertujuan untuk mengetahui adanya gangguan pada pendengaran anak.
Apabila terdapat gangguan, maka akan dilakukan berbagai cara untuk
meningkatkan kemampuan mendengar anak dan meningkatkan kemampuan
berbicara dan bahasa pada anak
DAFTAR PUSTAKA

Mussen, P.H., Conger, J.J., Kagan, J. and Huston, A.C. (1990) Child Development and
Personality (7 edn) New York: Harper and Row.

Preisser, D. A., Hodson, B.W., & Paden, E.P. (1988) 'Developmental phonology: 18-29
months' Journal of Speech and Hearing Disorders 53, 125-130.

Anonim. 2008. Tipe Tuberculin dan Klasifikasi TBC.


http://ictjogja.net/kesehatan/A1_20.html (diakses 23 April 2014).

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai