NIM: P17451224057
Toksikologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang racun. Dan racun dapat
didefinisikan sebagai zat yang dapat menyebabkan efek yang berbahaya bagi makhluk hidup;
racun merupakan zat yang bekerja di dalam tubuh secara kimiawi dan fisiologis yang dalam
dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau mengakibatkan kematian. Sifat
bahan kimia dari racun apabila masuk ke jaringan tubuh manusia akan mampu merusak sel
darah merah dan sistem saraf. Mengikuti postulat Paracelsus, suatu zat dikatakan beracun atau
tidak bergantung pada seberapa banyak bahan atau zat tersebut. Sehingga di dalam toksikologi
industri yang penting adalah menyatakan seberapa banyaknya sebagai taksiran beracun
tidaknya suatu zat tertentu. Toksikologi juga mencakup studi mengenai efek-efek berbahaya
yang disebabkan oleh fenomena fisik (Hodgson, 2004: 3).
Sedangkan toksikologi lingkungan merupakan bagian dari ilmu toksikologi yang membahas
mengenai efek-efek toksikan (racun) lingkungan terhadap kesehatan (makhluk hidup) dan
lingkungan. Studi toksikologi lingkungan terkait dengan pertanyaan bagaimana toksikan
lingkungan, melalui interaksinya dengan manusia, hewan, dan tanaman, memengaruhi
kesehatan dan keselamatan organisme hidup tersebut
Ruang lingkup dan komponen primer yang dipelajari dalam ilmu toksikologi lingkungan
adalah menyangkut masalah:
(3) dan efek toksisitasnya terhadap flora, fauna (liar), tanaman, hewan ternak, dan manusia
1. Aseton
Aseton adalah zat yang banyak ditemukan di cairan penghapus kuteks, pelitur mebel, serta
wallpaper.
2. Benzena
Bahan kimia selanjutnya yang tergolong berbahaya adalah benzena. Zat kimia yang satu ini
banyak ditemukan di cat, lem, deterjen, asap rokok, hingga kapur barus.
paparan benzena jangka panjang dalam dosis besar berisiko menyebabkan sumsum tulang
untuk tidak memproduksi cukup sel darah merah.
3. Etanol
Etanol, atau yang memiliki nama lain etil alkohol, adalah jenis alkohol yang umum ditemukan di
hampir semua produk rumahan.Mulai dari parfum, deodoran, sampo, sabun cuci piring, hingga
obat kumur dan hand sanitizer, etanol terkandung di dalam hampir seluruh produk yang Anda
pakai sehari-hari.
jika Anda terkena kontak dengan etanol murni dalam jumlah besar (oral, kulit, maupun hirup)
gejala keracunan bisa bervariasi, mulai dari:
kejang,
bicara melantur,
4. Formalin
Formaldehida alias formalin adalah senyawa kimia yang umum digunakan untuk memproduksi
bahan bangunan dan berbagai produk rumah tangga, seperti asbes, resin, kompor gas, asap
rokok, serta pestisida.
Kadar formalin yang tinggi di udara berisiko menyebabkan efek samping seperti iritasi kulit,
mata, hidung, dan tenggorokan.
5. Toluena
NAMA :IRSYAD AFLAH ALHAFIZ N
NIM: P17451224057
Toluena adalah agen pelarut yang banyak terkandung di dalam cat, parfum, lem, tinta, serta
produk pembersih rumah.
6. Amonia
Amonia merupakan jenis gas yang memiliki bau tajam. Zat kimia berbahaya yang satu ini bisa
ditemukan di produk pemutih, pembersih kaca, cat, serta pemoles furnitur.
7. Karbon monoksida
Karbon monoksida alias CO bisa muncul dari asap pembakaran sampah, mobil, atau asap dari
masakan di dapur.
8. Asam sulfat
Satu lagi bahan kimia beracun yang umum terdapat di produk rumahan adalah asam sulfat.
Asam jenis ini biasanya dapat Anda temukan di deterjen, pupuk, serta pembersih toilet.
Terdapat tiga fase dalam proses toksik senyawa racun di dalam lingkungan, yakni (1) fase
eksposur/pendedahan (exposure phase), (2) fase kinetik (kinetic phase), (3) fase dinamik
(dynamic phase). Fase pendedahan adalah fase dimana zat racun mulai keluar dari sumbernya.
Fase ini meliputi cara bagaimana lingkungan terkontaminasi oleh bahan pencemar, termasuk
kondisi sumber pencemar (racun). Fase kinetik didefinisikan sebagai fase ketika zat racun mulai
menyebar pada medium fisik, seperti tanah, air dan udara. Fase dinamik adalah fase dimana zat
racun sudah mulai berinteraksi dengan traget serta menimbulkan efek terhadap target atau
reseptor.
Terdapat perbedaan antara zat toksik yang dihasilkan secara alami dengan yang buatan
manusia: (1) Pada umumnya, jumlah zat toksik yang berasal dari alam lebih sedikit ketimbang
buatan manusia; dan (2) penyebaran dan efek yang ditimbulkan dari sumber zat toksik yang
berasal dari alam bersifat global, sedangkan toksik buatan manusia bersifat lokal—i.e. hanya
berada di areal industri ataupun pemukiman yang terjangkau efek merugikan dari penggunaan
zat toksik tersebut.
Karakteristik penting lainnya dari zat toksik: (1) biokonsentrasi, (2) bioakumulasi, (3)
biomagnifikasi, (4) biotransformasi. Biokonsentrasi adalah karakteristik polutan yang dapat
terkandung atau terkonsentrasi secara biologis, yang tingkat konsentrasinya di suatu bagian
ekosistem akan lebih besar ketimbang bagian ekosistem lainnya.
NAMA :IRSYAD AFLAH ALHAFIZ N
NIM: P17451224057
Jalur utama bahan toksik dapat masuk ke dalam tubuh manusia adalah melalui saluran
pencernaan atau gastro intestinal (menelan/ingesti), paru-paru (inhalasi), kulit (topical), dan
jalur parenteral lainnya (selain saluran usus/intestinal).
Ada empat kategori mengenai pemaparan zat kimia terhadap binatang yang disediakan oleh
para pakar toksikologi: akut, subakut, subkronik, dan kronik. Pemaparan akut diberi batasan
sebagai suatu pemaparan terhadap sejenih bahan kimia tertentu selama kurang dari 24 jam.
Untuk tiga kategori terakhir dapat dimasukkan ke dalam pemaparan berulang (repeated
exposures). Pemaparan kategori subakut adalah pemaparan berulang terhadap suatu zat kimia
tertentu dalam jangka waktu satu bulan atau kurang; subkronik untuk jangka waktu satu
sampai tiga bulan, dan kronik untuk lebih dari tiga bulan..
Pencemaran lingkungan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana organisme hidup,
zat, energi dan/ atau sejenis komponen asing masuk atau dimasukkan ke dalam lingkungan
dan/atau terjadinya perubahan kondisi lingkungan oleh aktivitas manusia ataupun proses alam,
sehingga kualitas lingkungan turun hingga ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak nyaman dan sesuai bagi makhluk hidup.
REFRENSI
Rasiska, Siska. 2013. Memahami Permasalahan di Lingkungan dan Produk Pertanian (modul
ajar). Jatinangor: Universitas Padjadjaran, Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi,
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Hlm. 1-19 & 29-40.
Sudarjat dan Siska Rasiska. 2006. Toksikologi Lingkungan dan Produk Pertanian (bahan ajar).
Jatinangor: Universitas Padjadjaran, Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi, Jurusan
Hama dan Penyakit Tumbuhan. Hlm. 1-22.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/kebersihan-diri/bahan-kimia-beracun-dalam-produk-
rumah-tangga/
NAMA :IRSYAD AFLAH ALHAFIZ N
NIM: P17451224057