Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KIMIA TOXIC

OLEH:
ANGGA ATANA TARIGAN (150407053)
BERLIANA DESY MANIK (150407054)
ANRO CRISDIANTO SIAHAAN (150407056)

DOSEN:

MEUTIA NURFAHASDI ST., M.Sc

MATA KULIAH:

KIMIA LINGKUNGAN

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dan makhluk hidup lainnya sering terpapar/terpajan (exposed) banyak


jenis bahan alami maupun bahan buatan manusia. Jenis bahan tersebut ada yang
bersifat racun ataupun aman. Keracunan berarti keadaan dimana tubuh seseorang
sedang mengalami gangguan diakibatkan suatu zat atau bahan kimia yang tentunya
bersifat racun atau tidak aman. Bahan atau zat yang beracun ini disebut toksik,
sedangkan ilmu yang mempelajari batas aman dari bahan kimia adalah toksikologi
(Casarett and Doulls, 1996).

Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui secara
pasti, meskipun banyak dilaporkan kejadian keracunan di beberapa rumah sakit,
tetapi angka tersebut tidak menggambarkan kejadian yang sebenarnya di
masyarakat. Dari data statistik diketahui bahwa penyebab keracunan yang banyak
terjadi di Indonesia adalah akibat paparan pestisida, obat obatan, hidrokarbon,
bahan kimia korosif, alkohol dan beberapa racun alamiah termasuk bisa ular,
tetradotoksin, asam jengkolat dan beberapa tanaman beracun lainnya. Keracunan
adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke
dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru,
hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ
tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan
menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang

1.2 Tujuan

2
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah bertujuan untuk:

1. Apa pengertian toksik?


2. Bagaimana klasifikasi toksik?
3. Apa saja senyawa kimia yang mengandung toksik?
4. Apa saja factor yang menentukan tingkat keracunan?

1.3 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dari kunjungan lapangan ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian toksik
2. Menjelaskan klasifikasi bahan kimia toksik
3. Menjelaskan senyawa kimia yang mengandung toksik
4. Menjelaskan faktor yang menentukan tingkat keracunan

3
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dari Toxic

Racun (Toxic )atau bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam
jumlah kecil menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya atau
bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau
menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat
pernafasan atau kontak lewat kulit. (Casarett and Doulls, 1995).

Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia (Casarett
and Doulls, 1995). Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera
pada organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi
substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme
terjadinya efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang
merugikan terhadap organisme. Banyak sekali peran toksikologi dalam kehidupan
sehari-hari tetapi bila dikaitkan dengan lingkungan dikenal istilah toksikologi
lingkungan dan ekotoksikologi.

Dua kata toksikologi lingkungan dengan ekotoksikologi yang hampir sama


maknanya ini sering sekali menjadi perdebatan. Toksikologi lingkungan adalah
ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu kegiatan
dan menimbulkan pencemaran lingkungan (Cassaret, 2000) dan Ekotoksikologi
adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik pada mahluk hidup, khususnya
populasi dan komunitas termasuk ekosistem, termasuk jalan masuknya agen dan
interaksi dengan lingkungan (Butler, 1978). Dengan demikian ekotoksikologi
merupakan bagian dari toksikologi lingkungan.

Kebutuhan akan toksikologi lingkungan meningkat ditinjau dari : Proses


Modernisasi yang akan menaikan konsumsi sehingga produksi juga harus
meningkat, dengan demikian industrialisasi dan penggunaan energi akan meningkat
yang tentunya akan meningkatkan resiko toksikologis.

Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, biologi yang
akan menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat yang meningkat.
Buangan ini tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas lingkungan yang
mengakibatkan resiko pencemaran, sehingga resiko toksikologi juga akan
meningkat.
Toksisitas senyawa kimia didefinisikan sebagai kemampuan senyawa kimia
mengakibatkan bahaya terhadap metabolisme jaringan makhluk hidup. Racun yang
berasal dari zat atau senyawa kimia dapat berada di dalam lingkungan secara
alamiah atau yang sengaja dibuat oleh manusia. Harus diakui bahwa zat kimia
beracun kebanyakan berasal dari aktivitas manusia dan meliputi berbagai aspek
kehidupan. Senyawa kimia beracun juga dapat hadir di dalam lingkungan secara
alamiah. Kehadiran zat kimia beracun alamiah di dalam lingkungan diasumsikan
akan selalu konstan, kecuali ditambah oleh aktivitas manusia seperti penambahan
logam beracun kedalam lingkungan oleh kegiatan-kegiatan industry dan kemajuan
teknologi. Pengaruh kehadiran berbagai jenis zat kimia beracun tersebut di dalam
lingkungan mungkin dapat diketahui dengan cepat, akan tetapi pengaruh negatif
pada umumnya baru diketahui setelah masuknya zat kimia tersebut dalam jangka
waktu cukup lama.

Kehadiran zat kimia beracun alamiah mungkin dapat semakin meningkat atau
bahkan semakin menurun, tergantung kondisi lingkungan. Sebagai contoh, jumlah
bakteri dan jamur yang mengkotaminasi makanan saat ini mungkin semakin
berkurang sesuai dengan tersedianya peralatan yang dapat menjaga makanan
terbebas dari bakteri dan jamur. Akan tetapi perkembangan dan kemajuan teknologi
saat ini juga memungkinkan akan munculnya species baru yang atahan terhadap
berbagai kondisi anti bakteri dan anti jamur baru yang sangat immun terhadap
berbagai jenis kondisi dapat meningkatkan jumlah racun alamiah di dalam
lingkungan.

2.2. Klasifikasi Toxic

Bahan-bahan beracun dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, tergantung dari


minat dan tujuan pengelompokannya. Sebagai contoh pengklasifikasian
berdasarkan :
1. Organ targetnya yaitu hati, ginjal, system hematopotik dan lain-lain
2. Penggunaannya yaitu, pestisida, pelarut, aditif makanan, dan lain-lain.

2
3. Sumbernya yaitu toksik tumbuhan dan binatang
4. Efeknya yaitu, kanker, mutasi, kerusakan hati, dan sebagainya.
5. Fisiknya, yaitu gas, debu, cair
6. Sifatnya yaitu mudah meledak
7. Kandungan kimianya yaitu, amina aromatic, hidrokarbon,halogen,

2.3. Senyawa Kimia yang Mengandung Toxic/Racun

1. Ozon
Ozon (O3) terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan
manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet
dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada ketinggian 50
kilometer.

Saat muncul di lapisan yang jauh tinggi (bagian dari stratosfer dengan konsentrasi
ozon yang lebih tinggi, 2 hingga 8 ppm), ozon sebenarnya merupakan hal yang baik
karena membantu mencegah sinar ultraviolet yang merusak mencapai permukaan
bumi. Saat ozon yang sama berada di permukaan tanah, ozon menjadi bahaya
pernapasan serius, itulah sebabnya mengapa EPA(Environmental Protection
Agency) mengatakan "bad nearby" (buruk kalau dekat di bawah). Alasan mengapa
sangat berbahaya di udara yang kita hirup adalah bahwa sebagai oksidan yang kuat,
ozon dapat merusak jaringan mukosa dan pernapasan manusia, binatang, dan
tumbuhan saat konsentrasinya di atas 50 ppb.
Tabel 2.1. Ozon
 Lapisan ozon berada pada ketinggian 19 – 48 km (12 –
30 mil)
Karakteristik Ozon  Ozon juga terdapat pada permukaan tanah
 Berwarna biru pucat
 Berbau miri[ dengan klorin
 Ozon dapat membantu mengurangi konsentrasi apa pun
yang terbawa udara serta menghentikan pertumbuhan
virus, bakteri, dan kapang
 melindungi bumi dari radiasi matahari yang berbahaya
Manfaat Ozon  menghapuskan pencemaran dalam air (besi, arsen,
hidrogen sulfida, nitrit, dan bahan organik kompleks
yang dikenal sebagai warna)
 sterilisasi peralatan kedokteran
 penurunan sistem kekebalan hewan, tumbuhan dan
Dampak Ozon organisme yang hidup di air
 penyakit kanker kulit,

3
 gas ozon beracun dapat mengakibatkan ISPA

Gambar senyawa

(Sumber : ozonehealth.com, 2018)

2. Fosfor Putih

Fosfor dikenal termasuk dalam jenis mineral yang bisa berpendar karena adanya
proses fosforesesns di mana pendaran akan terjadi meski tanpa sumber
pengeksitasinya sebab sudah disingkirkan. Jenis senyawa logam transisi ini juga
diketahui sebagai senyawa tanah langka.

Fosfor putih memasuki lingkungan ketika industri menggunakannya untuk


membuat bahan kimia lainnya dan ketika tentara menggunakannya sebagai
amunisi. Melalui pembuangan air limbah fosfor putih berakhir di permukaan air di
dekat pabrik-pabrik yang menggunakannya.

Tabel 2.2. Fosfor Putih (P4)


 Simbol: P
 Nomor atom: 15
 Berat atom: 30,97376
 Klasifikasi: bukan logam
 Fase pada Suhu Kamar: Padat
Karakteristik Fosfor Putih  Berat jenis: putih: 1,823 gram per cm3
 Titik leleh: putih: 44,1 ° C, 111 ° F
 Titik didih: putih: 280 ° C, 536 °
 Ditemukan oleh: Hennig Brandt pada 1669

 Penggunaan utama dari fosfor dalam industri untuk


pembuatan pupuk. Hal ini karena fosfor merupakan
elemen kunci dalam pertumbuhan tanaman.
 Digunakan dalam molekul DNA dan merupakan bahan
Manfaat Fosfor Putih utama dalam tulang dan gigi.
 Aplikasi lain untuk fosfor termasuk baking powder,
perunggu paduan fosfor, pemadam api, dan LED
(dioda).
 Fosfor putih bila terjadi kontak dengan kulit dapat
menyebabkan luka bakar yang parah.
Dampak Fosfor Putih
 Fosfor digunakan untuk menjadi bahan utama dalam
deterjen, tetapi fosfat menyebabkan ganggang untuk

4
tumbuh di sungai dan danau, membunuh banyak ikan.
Beberapa deterjen masih menggunakan fosfat hari.
 Fosfor digunakan untuk menjadi bahan utama dalam
deterjen, tetapi fosfat menyebabkan ganggang untuk
tumbuh di sungai dan danau, membunuh banyak ikan.
Beberapa deterjen masih menggunakan fosfat hari.

Gambar Fosfor Putih

(Sumber : kliksma.com, 2013)

3. Logam Berat

Logam berat merupakan istilah yang digunakan untuk menamai kelompok metal
dan metalloid dengan densitas lebih besar dari 6 g/cm3. Jenis-jenis logam tersebut
meliputi : Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsen (As), Kadmium (Cd), Khromium
(Chromium), Cuprum (Cu), dan Nikel (Ni). Logam-logam tersebut sering
dihubungkan dengan adanya masalah pencemaran dan toksitas perairan (pesisir dan
laut), karena keberadaannya yang membahayakan dan sering mencemari
lingkungan baik berupa pencemaran udara maupun pencemaran air. Nama lain
logam berat/ heavy metal yaitu “Trace metal”.

Sejauh itu logam berat yang sering mengkontaminasi air yaitu merkuri dan timbal.
Ikan yang mengkonsumsi merkuri dan timbal tidak mampu menguraikannya,
sehingga apabila ikan tersebut dikonsumsi, juga masih mengandung merkuri dan
timbal yang membahayakan bagi manusia.Meskipun manusia sebagai makhluk
hidup memerlukan beberapa jenis logam seperti Mn, Fe, Cu dan Zn dalam jumlah
yang sangat kecil karena logam-logam tersebut merupakan mikronutrien yang
sangat esensial, namun ada beberapa jenis logam lain seperti Hg, Cd, Pb dan Ni
yang sangat tidak diharapkan keberadaanya dalam tubuh makhluk hidup meskipun
dalam jumlah yang sangat kecil. Logam-logam tersebut sangat beracun.

5
Tabel 2.3. Logam Berat
 Tidak dapat dihancurkan secara alami dan cenderung
terakumulasi dalam rantai makanan melalui proses
biomagnifikasi
 Unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5
Karakteristik Logam Berat gr/cm3,
dan Jenis Jenisnya  Terletak di sudut kanan bawah sistem periodik,
 Mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan
biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4
sampai 7

 Penghantar Listrik
 Peralatan Memasak
Manfaat Logam Berat  Menyerap Suara
 Menghindari Karat
 Perhiasan
 Dampak dari menghirup maupun memakan / meminum
unsur kadmium dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan berupa : (1) gangguan pernafasan, (2)
gangguan pada ginjal dan hati.
 Dampak Pb pada kesehatan manusia adalah kelambanan
dalam pengembangan neurologis saraf dan fisik pada
Dampak Logam Berat
anak,tekanan darah tinggi, dan anemia.
 Sedangkan pengaruh logam berat terhadap organisme-
organisme tersebut atas dasar daya racunnya dibagi
menjadi 2 yaitu : (1) yang bersifat lethal atau mematikan
à LC50 (median lethal concentration), dan (2) yang
bersifat sublethal.

Gambar Logam Berat

(Sumber : mausehat.com, 2013)

4. Nitrogen Oksida

Nitrogen oksida (NOx) adalah senyawa gas yang terdapat di udara bebas (atmosfer)
yang sebagian besar terdiri atas nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2)
serta berbagai jenis oksida dalam jumlah yang lebih sedikit. Kedua macam gas
tersebut mempunyai sifat yang sangat berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi
kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas
tersebut tidak bewarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara
mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya merah

6
kecoklatan. Sifat Racun (toksisitas) gas NO2 empat kali lebih kuat dari pada
toksisitas gas NO.(The Chemistries)

Tabel 2.4. Nitrogen Oksida


 Oksida Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen
yang terdapat di atmosfir yang terdiri dari nitrogen
monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2)
 Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna
Karakteristik Nitrogen dan tidak berbau sebaliknya
Oksida  Nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan
berbau tajam.
 Nitrogen monoksida terdapat diudara dalam jumlah lebih
besar daripada NO2.

 Satu dari beberapa oksida nitrogen, NO2 digunakan


sebagai bahan sintesis untuk pembuatan asam nitrit,
yang produksinya mencapai jutaan ton tiap tahunnya.
Manfaat Nitrogen Oksida  Sedangkan nitrogen cair banyak digunakan sebagai
refrigerant (pendingin) yang sangat efektif karena relatif
murah
 NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2
yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan
sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari
kematian tersebut disebabkan oleh gejala
pembengkakan paru ( edema pulmonari ).
 Dapat menyebabkan asma
Dampak Nitrogen Oksida  Dapat mengakibatkan nekrosis atau kerusakan jaringan
daun yang mengakibatkan prosesfotosintesis
terganggu.
 Hujan asam juga dapat mempercepat proses
pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur,
pasirbesi, marmer, batu pada dinding beton serta
logam

Gambar Nitrogen Oksida

(Sumber : mausehat.com, 2013)

7
5. Karbon Monoksida

Karbon monoksida adalah gas yang terbentuk ketika terjadi pembakaran yang tidak
selesai, apakah itu di mesin kendaraan atau di dalam peralatan memasak yang
menggunakan batubara atau bahan bakar fosil lainnya, khususnya gas. Sumber
keberadaan gas karbon monoksida adalah akibat pembakaran tidak sempurna dari
bahan bakar minyak bumi. Pembakaran tidak sempurna ini juga terjadi pada
berbagai kondisi berikut:Pembakaran bahan bakar, seperti propana, bensin, minyak
tanah dan gas alam,asap knalpot kendaraan bermotor,asap rokok,cerobong asap
yang tersumbat,pembakaran bahan bakar dalam ruang tertutup

Tabel 2.5. Karbon Monoksida (CO)

 Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak


berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak
merangsang.
 Terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen
Karakteristik Karbon berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan
Monoksida ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan
kovalen koordinasi antara atom karbon dan
oksigen.

 sebagai bahan baku untuk membuat metanol CH3OH.


 sebagai reduktor pada pengolahan besi dari hasil
Manfaat Karbon Monoksida
bijihnya dan logam lainnya.

 Menghambat pasokan oksigen untuk tubuh : Afinitas


karbon monoksida (CO) dengan hemoglobin (Hb) 200
kali lebih cepat dari pada afinitas oksigen (O2) dengan
hemoglobin (Hb).
 Mengganggu fungsi saraf : Ketika kadar COHb dalam
darah berkisar 2-5% akan mengganggu fungsi saraf
Dampak Karbon Monoksida sentral, mengganggu fungsi indra tubuh, dan
penglihatan akan kabur.
 Mengganggu fungsi jantung Dalam jumlah banyak :
Seseorang yang mengalami keracunan CO dengan
kadar tinggi dapat tidak sadarkan diri, lemas, mual,
pusing, dan juga sesak napas. Lebih dari itu dapat
mengalami kematian.

8
Gambar Karbon Monoksida

(Sumber : mausehat.com, 2013)

6. Karbon Dioksida

CO2 diproduksi dalam industri dengan menggunakan sumber CO2 yang diperoleh melalui
berbagai proses dalam industri petrokimia, atau dengan membakar gas alam dalam proses
kogenerasi. Air Products memasok CO2 kepada pelanggan di seluruh dunia sebagai gas
cair. Zat ini dikirimkan dalam keadaan bertekanan dalam tabung baja dan didinginkan
dalam kontainer terinsulasi panas. Karbon dioksida berasal dari aktivitas gunung berapi,
dari tumbuhan dan hewan mati yang mengurai, dari pembakaran batu bara dan minyak
bumi. Karbon dioksida jelas bukan racun karena dirinya sendiri. Masalah utama dari gas
ini adalah tidak mendukung proses pembakaran atau pernafasan bahkan bisa mematikan
mahluk hidup.

Karbon dioksida lebih berat daripada udara, maka ia akan tumpah berkumpul di lapisan
paling rendah menggantikan udara dan membuat apapun ang dilingkupinya mati lemas.
Itulah yang pernah terjadi di Kamerun pada tahun 1986 ketika Danau Nios tiba-tiba
menyemburkan sekitar 600 ton gelembung gas karbon dioksida dari aktivitas vulkaniknya
dan membuat lebih dari 700 orang mati lemas ditambah satwa yang tidak terhitung
jumlahnya.

Tabel 2.5. Karbon Dioksida (CO2)

 Karbon dioksida (CO2) adalah gas cair tidak


berwarna, tidak berbau, tidak mudah terbakar , dan
sedikit asam. CO2 lebih berat daripada udara dan
Karakteristik Karbon larut dalam air..
Dioksida (CO2)  Terdiri dari d atom karbon yang secara kovalen berikatan
dengan dua atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua
ikatan kovalen.

9
 Makanan: minuman berkarbonasi. Minuman
gasifikasi. Pengemasan, pembekuan, dan
pendinginan.
 Deburring dan grinding.
 Netralisasi.
 Aplikasi fabrikasi logam.
Manfaat Karbon Dioksida  Katering.
(CO2)  Obat-obatan: Campuran metabolisme.
 Plastik Berbusa: ekstraksi superkritis.
 Berfungsi untuk membantu proses fotosintesis
tumbuhan

 Laju korosi pada korosi CO2 ditentukan oleh sifat


lapisan produksi korosi yang terbentuk pada
Dampak Karbon Dioksida permukaan logam.
(CO2)  peningkatan kadar karbon ioksida di udara dapat
mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi
 Menyebabkan Pemanasan Global

Gambar Karbon Dioksida


(CO2)

(Sumber : mausehat.com, 2013)

7. Silika

Silika (SiO2, kuarsa) terjadi di berbagai jenis batuan seperti pasir, batu pasir, dan
tanah diatom. Silikosis akibat paparan debu silika dari bahan-bahan konstruksi,
sandblasting, dan sumber-sumber lainnya telah menjadi sumber penyakit.
(Manahan)

Sebagian besar silikon digunakan secara komersial tanpa dipisahkan, terkadang


dengan sedikit pemrosesan dari senyawanya di alam. Contohnya adalah pemakaian
langsung batuan, pasir silika, dan tanah liat dalam pembangunan gedung. Silika
juga terdapat pada keramik. Banyak senyawa silikon modern seperti silikon karbida
yang dipakai dalam pembuatan keramik berdaya tahan tinggi. Silikon juga dipakai
sebagai monomer dalam pembuatan polimer sintetik silikon. (wikipedia)

10
Senyawa anorganik yang mengandung silikon lainnya adalah Silan (SiH4), disilane
(H3SiSiH3), Silikon tetraklorida (SiCl4). diklorosilane (SiH2Cl2) dan
trichlorosilane, (SiHCl3). Rumus molekul dari senyawa yang mengandung silikon
lainnya adalah SiX4 dan H4-xSiXx, dimana X adalah unsur halida.

2.4. Faktor yang Menentukan Tingkat Keracunan

Pengaruh efek racun terhadap badan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1) Sifat fisik bahan kimia, yang dapat berwujud gas, uap (gas dari bentuk
padat/cair), debu (partikel padat), kabut (cairan halus di udara), fume (kondensasi
partikel padat), awan (partikel cair kondensasi dari fase gas), asap (partikel zat
karbon).
2) Dosis beracun: jumlah/konsentrasi racun yang masuk dalam badan.
3) Lamanya pemaparan.
4) Sifat kimia zat racun: jenis persenyawaan; kelarutan dalam jaringan tubuh, jenis
pelarut.
5) Rute (jalan masuk ke badan), yang bisa melalui pernapasan, pencernaan, kulit
serta selaput lendir.
6) Faktor-faktor pekerja, seperti umur, jenis kelamin, derajat kesehatan tubuh, daya
tahan/toleransi, habituasi/kebiasaan, nutrisi, tingkat kelemahan tubuh, factor
generik.

11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan untuk laporan kunjungan lapangan adalah sebagai berikut
1. Racun (Toxic )atau bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam
jumlah kecil menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya
atau bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia
atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan,
lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
2. Bahan-bahan beracun dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, tergantung
dari minat dan tujuan pengelompokannya yaitu : Organ
targetnya,penggunaannya sumbernya,efeknya,fisiknya,sifatnya,kandungan
kimianya
3. Beberapa senyawa kimia yang mengandung toxic adalah : Ozon,Fosfor
Putih,Nitrogen Oksida, Logam Berat, Karbon Monoksida, Karbon Dioksida dan
SIlika
4. Faktor yang menentukan tingkat keracunan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yatu : sifat fisik bahan kimia, lama pemaparannya, dosisnya, sifat kimia, rute dan
faktor lainnya

3.2. Saran

Di samping kesimpulan yang telah diuraikan diatas, penulis juga ingin memberikan
saran – saran yang sifatnya memberi masukan atau kemajuan terhadap perusahaan.
Adapun saran – saran tersebut sebagai berikut :

1. Bagi instansi terkait hendaknya memberikan informasi kepada masyarakat luas


tentang bahan kimia atau zat tambahan yang boleh dan tidak boleh digunakan
dalam makanan dan minuman yang mengganggu kesehatan
2. Bagi Dinas kesehatan, Pengawasan makanan dan minuman hendaknya sebelum
mengeluarkan nomor registrasi mengetahui kandungan zat yang ada
didalamnya terutama yang membahayakan kesehatan.

12

Anda mungkin juga menyukai