Anda di halaman 1dari 13

BAB I.

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

1. PENGERTIAN
● TOKSIKOLOGI
Ilmu yang mempelajari tentang racun2, (Toxicon=racun) efek
racun terhadap manusia/makhluk hidup. Cara2
mendeteksi/mengatur serta mempelajari zat
penawar/oksidatumnya.
Keracunan berarti ; suatu zat kimia telah mengganggu proses
fosiologi, sehingga keadaan tubuh organisme itu tidak lagi
dalam keadaan sehat atau organisme tersebut menjadi sakit.
Sifat dan intensitas gejala penyakitnya tergantung pada :
- Jenis racun
- Jumlah racun yany masuk kedalam tubuh.
- Lamanya tubuh mengalami keracunan
- Keaddaan fisik organisme yang keracunan
- Cara kebiasaan hidup orang itu.

Pada dasarnya semua fungsi tubuh dapat mengalami


keracunan, sehingga penelitian tentang efek racun merupakan ilmu
yang multidisipliner.

● RACUN
Bahaya/senyawa / bahan kimia yang dalam jumlah relatif
sedikit dapat membahanyakan kesehatan jiwa manusia,
dapat menimbulkan gejala2 racun.
Jenis – jenis Racun :
- Keracunan karena hub langsung dengan alam.
- Keracunan akibat aktifitas industri.
- Peracunan yang disengaja
● TOKSISITAS
Toksisitas suatu zat adalah kemampuan suatu zat tersebut
untuk menimbulkan kerusakan pada organisme hidup.
● LD-50 ( Lethal Dose 50 )
LD-50 suatu zat adalah dosis (mg/Kg ) berat zat tersebut
yang dapat menyebabkan kematian pada 50% binatang
percobaan dari suatu grup spesies yang sama.
● LC-50 ( Lethal Konsentrasi 50 )
LC- 50 suatu zat adalah kadar/konsentrasi PPM yang dapat
menyebabkan kematian pada 50% binatang percobaan dari
suatu grup spesies setelah binatang2 percobaan terpapar
( melalui inhalasi oleh zat kimia tersebut dalam waktu
tertentu.)
● BAGIAN DALAM SEJUTA (BDS )
Bagian dalam sejuta atau Part Per Million (ppm) merupakan
satuan dari NAB bahan kimia dan
PPM adalah suatu bagian volume suatu zat dalam satu juta
bagian volume udara.
● NAB
Nilai ambang batas bahan-bahan kimia adalah : dalam udara
tempat kerja yang merupakan pedoman pengendalian agar
pekerjaan masih dapat menghadapinya dengan tidak
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan atau
kenikmatan kerja dalam pekerjaan sehari untuk waktu tidak
boleh lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu

II. Kegunaan NAB :

1. Kadar standard perbandingan


2. Pedoman perencanaan dan desain pengendalian peralatan.
3. Substitusi bahan yang lebih dengan yang kurang beracun
4. Membantu menentukangangguan kesehatan atau penyakit
akibat faktor kimiawi.

Aplikasi NAB dalam praktek tergantung dari :

1. Adekwat tidaknya alat analitik


2. Cara pengambilan contoh dan lokasi pengambilannya.

III. BAHAN-BAHAN BERACUN


Bahan-bahan yang dapat berupa racun dapat dibedakan :
● Biological toxiant : racun yang dihasilkan oleh makhluk hidup
misalnya : serangga, ular, anjing gila dan sebagainya, yang
mempunyai efek biologi pada organ dan sistem organ tubuh.
● Bacterial toxicant : racun yang dihasilkan oleh jenis bakteri.
● Botanical toxicant : racun yang dihasilkan oleh tumbuh2an
● Chemical toxicant : bahan2 kimia umum yang sering
menimbulkan keracunan seperti golongan pesticida, gas.
Logam berat, organik solvent.

IV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS ZAT


KIMIA
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi toksisitas suatu
zat kimia dan faktor-faktor tersebut adalah :
a. Sifat-sifat fisik (Physical properties )
b. Sifat-sifat kimiawi (Chemical properties)
c. Lama pemajanan
d. Port D’ entre (jalan masuk kedalam tubuh )
e. Kerentanan individu
f. Doses beracun
V. KLASIFIKASI RACUN
Suatu zat dikatakan sangat beracun bila zat tersebut ....

Toksisitas suatu zat menurut perubahan jaringan yang terjadi


dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan yaitu :
a. Zat-zat dengan toksisitas rendah yaitu :...............
b. Zat-zat dengan toksisitas sedang yaitu :................
c. Zat-zat dengan toksisitas tinggi yaitu : .................

Untuk menentukan klasifikasi racun Yaitu : apakah zat racun


itu sangat beracun atau kurang beracun tingkatnya ditentukan oleh
besarnya LD50,

Berdasarkan LD 50 Klasifikasi racun dapat dibagi :

TINGKAT RACUN BESARNYA DOSIS


(mg/Kg)
Tingkat I ( Super toksik) Kurang dari 1
Tingkat II (Extremely toksik ) 1–5
Tingkat III ( Highty toksik ) 5 – 50
Tingkat IV ( Moderately toksik ) 50 – 500
Tingkat V( Sligtly toksik ) 500 – 5000
Tingkat VI (Prakticaly non toksik ) 5000 – 15000

VI. PROSES FISIOLOGI


a. Penyebaran racun dalam badan
Bahan toksik masuk dalam tubuh dan kemudian ke dalam
darah tergantung dari cara transpotasinya :
● Gas dan uap secara fisik larut dalam plasma.
● Beberapa gas larut dan terikat dalam haemoglobin atau
eritrosit
● Transpotasi elektrolit dalam bentuk ion di plasma
● Membentuk senyawa komlpeks dengan asam organik dari
plasma
● Hidrolisa dari senyawa toksik membentuk koloid dalam
darah
Efek racun pada tubuh akan memberikan efek lokal seperti :
iritasi, reaksi alergi, ulkus, acne.
Selain itu juga terdapat gejala-gejala keracunan sistemik
sesuai dengan organ tubuh yang terkena.

b. Cara kerja racun,


Racun dapat meracuni badan kita dengan cara :
● Mempengaruhi kerja enzim atau hormon, ......................
● Masuk bereaksi kedalam sel ,sehingga mempengaruhi /
menghambat kerja sel.
● Merusak jaringan sel sehingga timbul histamin dan serotinin

c. Fungsi detoksikasi
Racun yang masuk kedalam tubuh akan mengalami
proses detoksikasi di dalam hati oleh fungsi hati.
Senyawa racun akan diubah menjadi senyawa lain yang
sifatnya tidak lagi beracun terhadap tubuh.
Jika jumlah racun yang masuk ke dalam tubuh relatif
sedikit dan fungsi detoksikasi dari hati berjalan baik, maka
tubuh tidak akan terjadi gejala2 keracunan.
Dan apabila sebaliknya, maka tubuh kita akan terjadi
keracunan dan hati akan mengalami kerusakan.
Fungsi detoksikasi hati dapat dilakukan secara : reaksi
oksidasi, reaksi reduksi, reaksi hydrolisa, reaksi synthesa,
conyugasi/methylisasi.

d. Pengeluaran racun dari tubuh


Beberapa bahan toksik yang inert dieliminasi dalam
bentuk aslinya dan sebagaian mengalami metabolisme
atau dipisahkan dan kemudian dieliminasi dari tubuh
dengan beberapa cara :
● Paru-paru/udara ekspirasi
● Saliva dan keringat atau kulit
● Hati lewat saluran empedu dan akhirnya keluar leat
feces/kotoran
● Ginjal akhirnya melalui saluran kencing bersama urine/air
kencing

e. Pengaruh bahan kimia yang ada di udara


Yang berupa partikel-partikel, menyebabkan :
● Perangsangan; kapas,sabun,bubuk,kertas.
● Toksik (beracun); Pb, As,Mn, dll
● Fibrosis ( pada paru-paru )
● Allergi; tepung sari,kapas,wool, bulu kucing
● Menimbulkan demam; fume/uap logam Zn
● Inert ( tidakmenimbulkan reaksi jaringan hanya mengganggu
kenyamanan kerja ); kayu, aluminium,kapur,dll

Yang berupa gas/uap ( bukan partikel) menyebabkan :

● Perangsangan (iritasi); NH3, HCL, H2S, dll


● Aspiksian ( sesak nafas); metan, N2, CO2, Helium dll
● Toksik ( beracun ); senyawa organik/anorganik
● Merusak jaringan tubuh
● Anetesi; trichloretilen
● Merusak alat-alat dalam ; CCl4
● Merusak susunan darah; benzena
● Merusak susunan saraf;paration dsb
VII. MONITORING BIOLOGIK
Seorang yang mengalami keracunan, dapat diketahui dengan
adanya gejala2 keracunan, gejala ini dapat berupa gejala umum
(non spesifik) dan gajala spesifik.
Gejala umum (non spesifik )
Gejala spesifik
Untuk memastikan telah terjadi keracunabatau untuk
monitoring terhadap terjadinya keracunan di badan, dapat
dilakukan pemeriksaan lab. Dinamakan pemeriksaan
biologocal monitoring. Dapat dilakukan melalui pemeriksaan
secara periodik dari : Urin, faeces, darah,kuku,rambut.

VIII. GEJALA-GEJALA KERACUNAN


Racun yang masuk kedalam tubuh / badan, yang telah menjalar
keorgan-organ tubuh (sistemik) dapat menimbulkan gejala2
keracunan. Gejala tersebutdapat berupa gejala
Gejala non spesifik : pusing , mual, muntah, gemetar, lemah
badan pandangan berkunang kunang, sukar tidur, nafsu makan
berkurang sukar konsentrasi, pikiran dsb.
Gelaja spesifik : kulit merah, kejang air liur berlebihan dsb.

Daftar pustaka.
Bab II Toksikologi Industri.

Di Indonesia🡪pemb. Di sektot industri🡪meningkatkan kwalitas


hidup 🡪disisi lain pemb . menurunkan kest masy 🡪krn apa ?

Pencemaran Logam

Penggunaan logam 🡪 melalui 2 jalur

● Kegiatan industri
● Perubahan biokimia logam

Dalam kehidupan se hari2, 🡪 sendok, garpu, dan peralatan rumah


tangga :

Fungsi bbrp logam al :

K romium ( Cr ), untk memberi warna cemerlang pd perkakas

Kobalt ( Co ) , digunakan sbg bhn magnet yg kuat pd loudspeaker /


mikrofon,

Tembaga ( Cu ), sbg kawat listrik

Nikel ( Ni ), sbg bhn baja tahan karat/stainless steel,

Timbal ( Pb ), sbg bhn baterai pd mobil

Seng ( Zn ), sbg bhn pelapis kaleng

Merkuri ( Hg ), sbg bhn pelarut emas

Pesatnya pemb. Dan pengg berbagai bhn baku logam 🡪 dampak


negatif pd masy di sekitar industri/pengguna produk, bhy pd
kesehatan, manusia, hewan, tanaman maupun lingk.
Terdapat 80 jenis logam berat dr 109 unsur di muka bumi , logam
berat dibagi ke dlm dua jenis, yaitu :

● Logam berat esensial


● Logam berat tidak esensial

Efek toksik logam berat mampu mengghalangi kerja enzim 🡪


mengganggu metabolisme, menyebabkan alergi, bersifat
mutagen,teratogen, / karsinogenik bg manusia / hewan.

Tingkat toksisitas logam berat terhdp hewan air dr yg paling toksik


sbb ; Hg, Cd, Cr, Ni, Zn, Pb, dan Co

Tingkat toksisitas logam berat terhdp manusia dr yg paling toksik sbb


:Hg, Cd, Ag. Ni, Pb, As, Cr, Sn, dan Zn

Perjalanan logam sampai ke tubuh manusia ?

Tabel 1. Kandungan logam waduk Cirata bln Desember 2002

N Jenis logam Kadar rata-rata Standar baku mutu


o (mg/L) mg/L
1 Merkuri (Hg) 0,00012 – 0,00017 0,002
2 Timbal (Pb) 0,010 – 0,015 0,01
3 Kadmium (Cd) 0,006 0,01
4 Seng (Zn) 0,019 – 0,038 0,02
5 Krom (Cr) 0,002 – 0,005 0,05
6 Tembaga (Cu) 0,0034 – 0,0068 0,02
7 Arsen (As) 0,025 – 0,038 0,05
Tabel 2. kandungan logam pd ikan Budi Daya diwaduk Cirata bln
Desember 2002
N Jenis logam Kandungan rata-rata dalam tubuh ikan mas
o
1 Merku ri (Hg) 0,259 ppb
2 Timbal (Pb) 0,199 ppm
3 Kadmium (Cd) Tidak terdeteksi
4 Seng (Zn) 1,637 ppm
5 Krom (Cr) Tidak terdeteksi
6 Tembaga (Cu) Tidak terdeteksi
7 Arsen (As) Tidak terdeteksi

Tabel 3. Kandungan logam berat di Perairan Ancol dan Dadap

N Parameter Kandungan Kandungan di Standar baku


o di perairan perairan mutu (mg/L)
Ancol Dadap (mg/L)
(mg/L)
1 Timbal (Pb) 0,120 0,093 0,008
2 Kadmium (Cd) 0,068 0,054 0,001

3 Kuprum (Cu) 0,068 0,059 0,008

4 Merkuri (Hg) 0,005 0,006 0,001

Tabel 4. Kadar logam berat pd air dan Sediman Sungai Cikapundung dan Cisangkuy

No Jenis logam Air Sedimen Nilai ambang Nilai ambang


batas air PP 82 limah Kep
Th 2001 01-/BAPEDAL/09
(mg/L) /95 (mg/L)

(mg/L) (mg/L)
1 Kadmium (Cd) 0 0,153 0,01 1,0

2 Kromium (Cr) 0 0,237 0,05 5,0

3 Tembaga (Cu) 0,02 0,053 1 10,0

4 Besi (Fe) 0-0,47 Baku air


minum 0,3
(Tarum barat)
mg/L air
0,03-0,032 minum
(S.Cikapundung) konvensional 5
mg/L
0,43-0,57

(S. Cisangkuy)

5 Mangan (Mn) 0,06 0,1

6 Timbal (Pb) 0 0,034-0,76 Baku air 5,0


minum 0,3
mg/L, air
minum
konvensional 5
mg/L

7 Seng (Zn) 0,473 0,580 Baku air 50,0


minum 0,05
(Tarum barat)
mg/L, air
0,064 minum
konvensional 5
(S.Cikapundung, mg/L
S. Cisangkuy)

Tabel 5. Kadar Se, Cr dan Fe Air Laut Alga Ikan Kerapu dari perairan Jepara dan Krakal, Jawa
Tengah

No Jenis logam Kadar di pantai Krakal Kadar di pantai jepara

(ppm) (ppm)

Alga Ikan Air laut Alga Ikan Air laut


coklat kerapu coklat kerapu

1 Se 0,08 0,27 0,05 1,37 0,11 0,60

2 Cr 0,88 0,12 0,02 23,18 4,23 0,03

3 Fe 177,78 1,73 1911,11 12,5


Tabel 6. Kandungan Pb dan Cd pada tanah di Tegal dan Brebes Jawa Tengah

No Jenis logam Tegal Brebes

(ppm) (ppm)

Kadar tanah Kadar tersedia Kadar tanah Kadar tersedia

1 Pb 12,33 – 19,74 0,02 – 0,30 12,33 – 19,74 1,03 – 4,27

2 Cd 0,13 – 0,46 0,01 – 0,07 0,13 – 0,46 0,05 – 0,28

Tabel 7. Efisiensi pengolahan air kolam bekas penambangan timah

Tahapan pengolahan Efisiensi pengolahan

(%)

Fe Mn Zn Cu

Proses fisik-kimia (koagulasi- 62 57 61 33


koagulasi)

Proses filtrasi karbon aktif 73 76 78 50

Proses fisik, kimia dan filtrasi 90 88 83 67

Tabel 8. Efektifitas penurunan kadar logam berat melalui pengendapan

No Jenis logam Kadar awal Kadar akhir Efektivitas

(mg/L) (mg/L) (%)

1 Kadmium (Cd) 10 0 100

2 Kromium (Cr) 10 0,08 99,2

3 Tembaga (Cu) 10 0 100

4 Besi (Fe) 10 2,0 80

5 Mangan (Mn) 10 0 100

6 Timbal (Pb) 10 0,19 98,1

7 Seng (Zn) 10 0,85 91,5


Simpulan :

1. Logam secara alami terdapat di alam. Jumlahnya semakin meningkat dan mampu
mencemari lingkungan dengan semakin meningkatnya proses industrialisasi.
2. Manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan logam dalam hidup sehari-hari, baik logam
esensial yang dibutuhkan oleh tubuh maupun nonesensial yang tidak dibutuhkan
tubuh, tetapi dibutuhkan sebagai bahan dari berbagai peralatan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Berbagai wilayah di indonesia, baik darat, air, dan udara, telah tercemari oleh
berbagai jenis logam.
4. Berbagai usaha untuk menanggulangi pencemaran logam antara lain menggunakan
metode fitoremediasi, pengolahan dengan proses fisik, kimia, dan filtrasi serta
teknologi pengendapan.

Anda mungkin juga menyukai