Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Laboratoriumtermasuktempatkerjayang berpotensi menyebabkan

kecelakaan seperti kebakaran, ledakan, keracunan dan iritasi karena di dalam

laboratorium berisi berbagai alat dan bahan kimia yang sangat potensial

menimbulkanbahayatersebut.Hampir semua kecelakaan tersebut mempunyai

penyebab,apabila penyebab dapat diketahui atau diperkirakan, maka kecelakaan

dapat dicegah atau dikurangi. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dan

kesadaran terhadap keselamatan dan bahaya kerja dilaboratorium.Telah banyak

terjadi kecelakaan ataupun menderita luka baik yang bersifat luka permanen, luka

ringan, maupun gangguan kesehatan dalam yang dapat menyebabkan penyakit

kronis maupun akut.

Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah satu bentuk

upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari

pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi dan mencegah terjadinya

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian

materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi

secara menyeluruh dan dapat merusak lingkungan yang pada akhirnya akan

berdampak pada masyarakat luas. Sifat dari para pekerja laboratorium yang suka
meremehkan bahaya, lalai, bekerja dengan tergesa-gesa, malas memakai alat

pelindung diri atau tidak dapat memprediksi akan adanya bahaya merupakan

penyebab utama kecelakaan kerja.

Dalam penjelasan PERMENKES NO.66 tahun 2016 tentang K3 Rumah Sakit

menyebutkan standart K3RS adalah salah satunya pencegahan dan pengendalian

kebakaran dan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) dari aspek

keselamatan kerja.

Keamanan laboratorium merupakan hal yang penting,sebagai upaya

keselamatan dalam melaksanakan pemeriksaan/praktikum di laboratorium,

dengan tujuan melindungi pekerja/praktikan dan orang disekitarnya dari resiko

terkena gangguan kesehatan yang ditimbulkan laboratorium. Berbeda dengan

laboratorium mikrobiologi bahkan boleh jadi resiko bahaya di laboratorium

mikrobiologi lebih besar dari resiko bahaya di laboratorium kimia. Analis yang

bekerja didalam laboratorium mikrobiologi mungkin bias terinfeksi atau

terkontaminasi oleh kultur bakteri saat isolasi, selain itu ada juga bahaya

tambahan dari reagen kimia yang digunakan. Ada beberapa kasus yang telah

terdokumentasikan(tercatat) bahwa ada tenaga laboratorium yang tertular penyakit

(terkontaminasi) akibat pekerjaan mereka. Sekitar 20% dari kasus tersebut telah

dikaitkan dengan insiden lain, tapi selebihnya dikaitkan dengan kesalahan

keamanan saat bekerja praktek di laboratoriummikrobiologi. Ada kemungkinan

bahwa kita (analis) bias terkontaminasi mikroba yang berpotensi membahayakan

ketika kita (analis) mengisolasi bakteri dari sampel lingkungan. Jadi kita harus

berasumsi (beranggapan) bahwa sample yang diambil dari lingkungan berpotensi

berbahaya karena mengandung bakteri pathogen.


1.2. RumusanMasalah

1. Pengertian dan tujuan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) dalam


laboratorium mikrobiologi
2. Penanganan limbah mikrobiologi.
3. Prosedur bekerja yang aman dan benar di laboratorium mikrobiologi
4. Good Laboratory Practice (GLP) Dalam Laboratorium Mikrobiologi
Sesuai ISO 17025

1.3. Tujuan

1. Mengetahui tujuan K3 dalam laboratorium mikrobiologi

2. Mengetahui cara penanganan limbah mikrobiologi

3. Mengetahui prosedur kerja yang aman dan benar di laboratorium

mikrobiologi

4. Praktek laboratorium mikrobiologi yang benar sesuai ISO 17025

Anda mungkin juga menyukai