Anda di halaman 1dari 15

Laporan praktikum Kimia Dasar

KESELAMATAN DAN KETERAMPILAN KERJA


DI LABORATORIUM

BRITAMA HEPPY SAPUTRA


H041221074

KELOMPOK 6

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATIEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium adalah tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja

laboratorium melakukan eksprimen dengan bahan kimia alat gelas dan alat

khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi terjadinya

kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja penyebab utamanya adalah

kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk

mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara membina dan mengembangkan

kesadaran akan pentingnya Keselamatan dan Keamanan Kerja di

laboratorium.Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara

cukup (tidak berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di

laboratorium dan akibat yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Hal

tersebut perlu dijelaskan berulang ulang agar lebih meningkatkan kewaspadaan.

Keselamatan yang dimaksud termasuk orang yang ada disekitarnya. Kurangnya

keterampilan kerja dilaboratorium dapat menyebabkan kecelakaan yang fatal

maka dari itu Keterampilan dasar praktikum kimia sangat penting untuk

digunakan sebagai prasyarat pengembangan keterampilan yang digunakan untuk

praktikum lebih lanjut. Keterampilan tersebut juga sangat mendukung kegiatan

belajar sebagai proses dalam belajar dan pembelajaran sains.


1.2 Maksud dan tujuan percobaan

1.2.1 Maksud percobaan

Maksud dari percobaan ini ialah keselamatan yang berkaitan dengan

penggunaan alat-alat laboratorium, bahan dan proses praktikum, tempat praktikum

dan lingkungannya serta cara-cara melakukan praktikum juga untuk

meningkatkan keterampilan kerja dilaboratorium.

1.2.2 Tujuan percobaan

Tujuan percobaan ini ialah :

1. mengenal alat alat keselamatan kerja di laboratorium kimia dan mengetahui

fungsi masing-masing

2. agar mampu melakukan praktikum dengan baik dan sesuai prosedur

3. mengenal alat-alat keselamatan kerja di laboratorium kimia dan mengetahui

fungsi masing-masing

4. mengenal peralatan yang umum di gunakan di laboratorium kimia dan cara

menggunakannya

5. mempelajari cara membuat larutan dalam air untuk zat kimia padat dan cair

1.3 Prinsip Percobaan

Berdasarkan identifikasi keselamtan kerja dan keterampilan kerja yang

masih wajib di perhatikan sebagai prosedur sebelum memasuki laboratorium,

beserta akat dan bahan yang penggunanya atau cara yang tepat dengan

mengetahui fungsi dan masing-masing alat tersebut.


BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 keselamatan kerja

Keselamatan kerja dalam laboratorium kimia harus diusahakan oleh semua

personalia yang berkaitan dengan laboratorium kimia yaitu kepala laboratorium,

pengampu praktikum, teknisi, laboran, administrasi, asisten, maupun praktikan,

bahkan petuga kebersihan. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menuju

keselamatan kerja di laboratorium adalah penguasaan keterampilan mengelola

peralatan dan bahan, pengelolaan limbah, penanganan kecelakaan dan pertolongan

pertama pada kecelakaan. Salah satu cara mengenal bahan kimia adalah dengan

mempelajari Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) atau Material Safety Data

Sheet (MSDS). Pengistilahan keselamatan kerja dan kesehatan kerja bermacam-

macam, ada yang menyebutnya Hygene perusahaan dan kesehatan kerja

(Hyperkes) da nada yang di singkat K3, dan dalam istilah asing di keanl

Occupational Safety and Health. (Cahyanum Dwi 2020)

2.2 kesehatan kerja

kesehatan kerja adalah suatu kondisi fisik, mental dan social seseorang

yang tidak bebas dari penyakit atau gannguan kesehatan, melainkan juga

kemampuan untuk berinteraskis dengan lingkungan dan pekerjanya. (Maharani, R.

I. (2018)

2.3 kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya

untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani.


Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan tenaga

kerja dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman serta mencapai

ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Oleh karena

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Laboratorium adalah satu hal mutlak yang

perlu diimplementasikan di setiap laboratorium. K3 Laboratorium adalah semua

upaya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja laboratorium dari

risiko-risiko yang ada di laboratorium.

Pada Tahun 1931, H.W. Heinrich mengeluarkan suatu konsep yang

dikenal dengan Teori Domino. Konsep Domino memberikan perhatian terhadap

kecelakaan yang terjadi. Berdasar Teori Domino, kecelakaan dapat terjadi karena

adanya kekurangan dalam lingkungan kerja dan atau kesalahan tenaga kerja.

Dalam perkembangannya, konsep ini mengenal kondisi tidak aman (unsafe

condition) dan tindakan tidak aman (unsafe act) (Purba, 2021).

Pada awal pengelolaan K3, konsep yang dikembangkan masih bersifat

kuratif terhadap kecelakaan kerja yang terjadi. Bersifat kuratif berarti K3

dilaksanakan setelah terjadi kecelakaan kerja. Pengelolaan K3 yang seharusnya

adalah bersifat pencegahan (preventif) terhadap adanya kecelakaan. Pengelolaan

K3 secara preventif bermakna bahwa kecelakaan yang terjadi merupakan

kegagalan dalam pengelolaan K3 yang berakibat pada kerugian yang tidak sedikit

bagi perusahaan dan tenaga kerja. Pengelolaan K3 dalam pendekatan modern

mulai lebih maju dengan diperhatikannya dan diikutkannya K3 sebagai bagian

dari manajemen perusahaan. Hal ini mulai disadari dari data bahwa kecelakaan
yang terjadi juga mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Dengan

memperhatikan banyaknya resiko yang diperoleh perusahaan, maka mulailah

diterapkan Manajemen Resiko, sebagai inti dan cikal bakal Sistem Manajemen

K3. Melalui konsep ini sudah mulai menerapkan pola preventif terhadap

kecelakaan yang akan terjadi (Sinaga & Gaol, 2020).

Dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium, semua pihak harus

menyadari bahwa dalam setiap kegiatan tersebut mempunyai potensi bahaya dan

menimbulkan dampak lingkungan sehingga penting sekali aspek Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di dalam laboratorium. Penerapan K3 di dalam laboratorium

merupakan kebijakan yang harus diambil oleh manajemen (pimpinan)

sekolah/universitas. Setelah kebijakan penerapan K3 diambil, maka setiap

pengguna laboratorium harus mempunyai rasa tanggung jawab yang penuh akan

K3 di dalam laboratorium (Dalyan & dkk, 2021).

Dalam laboratorium diperlukan suatu panduan untuk keselamatan kerja dan

keselamatan laboratorium harus ditempatkan di tingkatan prioritas tertinggi dan

setiap pratikan bertanggung jawab akan laboratorium yang aman. Kini

pengelolaan K3 dengan penerapan Sistem Manajemen K3 sudah menjadi bagian

yang dipersyaratkan dalam ISO 9000:2000 dan CEPAA Social Accountability

8000:1997. Akan tetapi sampai saat ini belum terdapat satu standar internasional

tentang Sistem Manajemen K3 yang disepakati dan dapat diterima banyak negara,

sebagaimana halnya Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dan Sistem Manajemen

Mutu Lingkungan ISO 14000. (Purba, 2021)


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1. Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Pipet tetes, Corong,

Spatula, Botol semprot, Gelas piala 100 mL, Gelas ukur 50 mL, Labu ukur 100

mL, Pipet volume 10 mL, Bulb, dan Batang pengaduk.

3.2. Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Aquadest,

CuSO4, dan NaOH.

3.3. Prosedur Percobaan

Dilakukan percobaan larutan CuSO4 0,2M sebanyak 100 mL diencerkan

dari larutanCuSO4 2M dengan cara disiapkan alat yang akan gigunakan terlebih

dahulu, lalu dicuci alat hingga bersih, dan dibilas dengan aquadets kemudian

dikeringkan. Larutan CuSO4 2M dipipet sebanyak 10 mL kedalam labu ukur 100

mL dengan pipet volume 10 mL. Diencerkan larutan dengan aquadet hingga

mendekati garis meniskus labu, kemudian dikeringkan leher labu ukur.

Dihimpitkan larutan hingga garis meniskus dengan pipet tetes digunakan saat

larutan diimpitkan hingga garis meniskus. Kemudian dihomogenkan larutan

CuSO4 0,2M.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 hasil pengamatan

4.1.1 Tabel pengamatan

Tabel 1. Simbol Bahan Kimia


NO Bahan kimia Keterangan label simbol

1 Nitrogliserin Mudah meledak

2 Kalium Perklora pengoksidasi

3 Aseton Mudah terbakar

4 Arsenik Beracun
5 Natrium korosif
Hidroksida

Tabel 2. Alat-alat Keselamatan


NO. Alat Keselamatn Fungsi Gambar alat

1 Jas lab Berfungsi untuk

memberikan penghalang

pada tubuh dan lengan jika

terdapat kontak dengan zat

berbahaya yang ada

dilaboratorium

2 Sarung tangan latex tujuan Melindungi tangan

dari bahan kimia yang

tercecer sehingga dapat

menyebabkan kulit tangan

menjadi gatal atau dapat

mengakibatkan melepuh.

3 Safety google Dapat melindungi mata

dari debu dan percikan

bahan kimia cair.

Tabel.3 Alat-Alat Laboratorium


NO. Nama Alat Fungsi alat Gambar alat
1 Gelas beaker sebagai tempat mereaksikan

bahan, tempat menampung

bahan kimia berupa larutan,

padatan, pasta ataupun

tepung, tempat melarutkan

bahan dan tempat

memanaskan bahan.

2 Botol semprot Botol semprot lab

berfungsi sebagai tempat

pemyimpanan aquadest dan

biasanya juga digunakan

untuk mencuci ataupun

membilas bahan bahan kimia

yang tidak larut dalam air.

3 Labu Erlenmeyer atau dikenal juga

elmenyer dengan

labu erlenmeyer adalah salah

satu alat gelas laboratorium

yang salah

satu fungsinya untuk menjadi

wadah dari bahan kimia cair


4 Pipet volume Fungsi pipet volumetri

adalah untuk mengambil

cairan dengan volume

tertentu dengan keteletian

lebih tinggi Pipet volume

atau pipet gondok adalah

salah satu alat ukur

kuantitatif dengan tingkat

ketelitian tinggi, ditandai

dengan bentuknya yang

ramping pada penunjuk

volume dan hanya ada satu

ukuran volume.
5 Pipet filler Ball pipet/pipet filler/karet

penghisap, alat laboratorium

kimia yang digunakan

untuk Memindahkan

sejumlah volume larutan.

Filler merupakan alat untuk

menyedot larutan yang dapat

dipasang pada pangkal pipet

ukut. Karet sebagai bahan

filler merupakan karet yang

resisten bahan kimia.

Tabel 4. Pembuatan Larutan CuSO4


No. Zat pelarut Bobot/Volume pelarut Volume keterangan

(g/ml) laurat

(ml)

1 CuSO4 10 mL Aquadest 100 ml pengeceran

2 NaCL 25 mL Aquadest 100 ml Penegeceran

zat cair
4.2 Pembahasan

Pada percobaan kali ini ada dua tahap yang dilakukan, yaitu pengenalan

alat-alat laboratorium. Pembuatan larutan serta pengenceran dari lautan yang telah

dibuat sebelumnya. Pada tahap pertama, asisten menjelaskan alat alat apa saja

yang sering digunakan dalam laboratorium kemudian asisten menjelaskan

bagaimana cara menggunakan dan apa fungsi dari alat-alat tersebut.

Pada tahap kedua, yaitu pembuatan larutan. Sebelum membuat larutan,

ambil larutan terlebih dahulu menggunakan pipet volume dengan bantuan Bulb.

Ketika Bulb sudah terpasang rapat dengan pipet volume, maka taruh pipet volume

di dalam labu ukur akan tetapi jangan sampai ujung dari pipet volume menyentuh

dasar labu agar ujung pipet tersebut tidak pecah.kemudian tekan simbol E pada

Bulb dan secara otomatis larutan akan terhisap ke dalam pipet volume. Hisap

larutan hingga batas yang ada pada pipet volume dan jangan menghisap larutan

terlalu cepat hingga melewati tanda batas dan masuk ke dalam Bulb, Kemudian

pindahkan larutan ke dalam labu ukur dan campurkan Aquades hingga tanda

batas. Lalu bolak balikan dalam keadaan tertutup.

Adapun hasil yang diperoleh ialah dapat mengetahui alat alat beserta

fungsinya di laboratorium. Pada percobaan kedua kita dapat mengetahui bahwa

sebuah larutan ketika dihomogenkan dengan Aquades hingga tanda batas maka

konsentrasi larutan tersebut akan berubah dari semula.

Cara membuat larutan tergantung pada bahan yang dilarutkan. Untuk

bahan padat, cukup dengan menimbang dengan teliti tertentu sesuai bobot atau

mol, sedangkan untuk bahan cair harus diketahui kondentrasinya berdasarkan

keterangan yang tertera pada botol, yaitu berat molekul zat, kemurnian, dan berat

jenis.
BAB V

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1. Keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium dapat terwujudkan dengan

mengetahui simbol bahan kimia, cara memakai dan fungsi alat alat

laboratorium dan juga memakai alat pelindung diri saat melakukan kegiatan

dilaboratoium.

2. Dengan melakukan experiment dilaboratorium dapat meningkatkan

keterampilan kerja praktikan

1.2 Saran

1.2.1 saran laboratorium

Dapat memberikan dukungan dalam hal kelengkapan alat-alat

laboratorium agar praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan lebih

maksimal

1.2.2 saran untuk asisten

saran untuk asisten adalah harus selalu membimbing dan menjaga

praktikan agar selalu menjaga keselamatn kerja baik sebelum melakukan

percobaan maupun selama melakukan percobaan dilaboratorium.


DAFTAR PUSTAKA

Cahyanum, Dwi. (2020). Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di


Laboratorium Pendidikan. Jurnal Pengelolaan Laaboratoirum Pendidikan, 2(1)

Maharani, R. I. (2018). Analisis Cek List Keselamatan dan kesehatan kerja Di


Laboratorium Biologi Fmipa Unnes. Jurnal Temapela, 1(1), 31-38..

Black, paul, wiliam, Dylan,2018, “Assessment in Education: Principles, Policy &


Practice”

Purba, J. S., 2021, Teknik Keselamatan Kerja, Perkumpulan Rumah Cemerlang

Indonesia, Tasikmalaya.

Smisthsonian, 2018, science : science you ve never seen it before, DK Publishing

Muliawan,2018 , Teknik Laboratorium , Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai