Anda di halaman 1dari 2

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

Pembahasan kajian filsafat dan teolegi biasanya dimulal dengan masalah pembuktian fentang eksistensi
Tuhan, akan tetap! dalam kitab-kitab suci agama, lenmasuk a-duran, hampir tidak ditemukan ayat yang
membicarakan secara khusus tentang eksisiens| (wujud) Tuhan. Seakan-akan eksistensi Tuhan ini tidak
perlu dibahas lagi, karena dianggap sudah sangat jelas dan hanya tinggal diterima jadi.

Berdasarkan Q.S Al-Ankabut 51-63 bangsa arab sesungguhnya sudah memhami eksitensi tuhan sebagai
pencipta langit dan bumi, namun ada segelintir orang yang menolak eksitensi tuhan, oleh karena itu
sangat logis jika al-quran mempertanyakan sikap serta kekafiram manusia kepada tuhan dan kesyirikan
manusia. Al-Quran mempertanyakan. "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka
yang menciptakan (diri mereka sendiri? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?
Sebenarnya mereka tidak menyakini (apa yang mereka katakan).

Dari kandungan QS. At-Thur ayat 35-36 tersebut setidaknya ada tiga urutanpertanyaan yang mesti
dijawab dengan tepat yaitu:

1. Apakah manusia lercipta tanpa pencipta?


2. Apakah manusia menciptakan diri mereka sendiri?
3. Apakah Manusia yang mencdptakan langit dan bumi, padahal langit

Demikian pula untuk pertanyaan ketiga. jawabannya bersifat nagasi, karena diri manusia saja tidak
dapat diciptakan oleh manusia itu sendiri , lalu bagaimana mungkin manusia menciptakan sesuatu yang
telah ada sebelum dirinya ada. Oleh karena, itu sangat menggelikan jika manusia mengklaim dirinya
sebagai Tuhan dan berkata bahwa dirinya adalah pencipta dan penguasa langit dan bumi, seperti apa
yang dilakukan dan diakui oleh Firaun Coba cermati permisalan berikut ini: “Sebagaimana kita ketahui
bahwa sebuah kursi dibuat olah tukang kursi Pertanyaannya, pernahkah atau dapatkah kursi itu
menjadi tukang kursi? Ataukah tukang kursi itu menjadi kursi? Jawabannya pastilah tidak. Demiklan pula
manusia sebagai makhluk yang diciptakan dan Tuhan sebagai pencipta, manusia bagaikan kursi yang
kursi menjadi tukang kursi atau Tuhan (Pencipta) Jadi betapa bodohnya Manusia jika mengaku sebagai
tuhan dan yeng lebih bodoh lagi adalah manusia yang mepertuhankan manusia lainnya.

Pembuktian eksitensi tuhan lewat dalil fitrah ialah ketika manusia merasakan kebutuhannya akan
kehadiran tuhan ketika ia dalam ksulitan yang besar dan tidak ada lagi yang dapat menolong nya,
termasuk diri sendirinya. maka pasti ia akan mengharapkan adanya penolong yang menyelamatkannya
dan kesulitan tersebut, itulah Tuhan.

Setelah pembuktian eksistensi Tuhan lewat dalil fitrah seperti telah diuraikan di atas, berikut ini akan
diuraikan eksistensi Tuhan lewat dalil sebab akibat. Maksud dengan dalil sebab akibat adalah tidak ada
akibat tanpa sebab. Menurut akal manusia setiap kejadian atau wujud harus berhubungan dan
bersumber dari sebab.
Di akhir pembahasan bagian Ini, kami tegaskan bahwa eksistensi Tuhan adalah sesuatu yang telah
diketahui manusia secara inheren dalam dirinya sendiri bahkan diri manusia adalah salah satu bukti
eksistensi Tuhan Pembuktian eksistansi Tuhan juga sangat jelas dan tegas pada dalil sebab akibat seperti
yang digunakan dan disimpulkan oleh para filosof baik muslim maupun non musim. Adapun kelompok
manusia yang menolak eksitensi Tuhan, menurut Al-Quran penolakan mereka tidak berdasarkan pada
keyakinan dan pengetahuan, hanya dugaan semata yang juga mereka tidak yakini kebenarannya.

pada bagian ini kita akan membahas tentang konsepsi tauhid (monoteisme). Tauhid berarti keyakinan
akan realitas tunggal (keesaan Tuhan), tanpa ada sekutu baginya dalam zat, sifat dan perbuatan-Nya
serta tidak ada yang menyamainya. Tauhid merupakan Prinsip dasar ajaran agama samawi (agama
langit) Artinya semua nabi dan rasul yang diutus Allah kepada umat mereka missing-masing membawa
ajaran tauhid. Pengajaran tauhid pada masa kerasulan Muhammad saw insya Allah akan dikemukakan
setelah pembahasan tentang tauhid berikut Ini, didasarkan pada pembagian tauhid secara teoritis dan
praktis, Tauhid teoritis meliputi tauhid zat, tauhid sifat dan tauhid perbuatan (amal) sedangkan tauhid
praktis adalah tauhid ibadah

tauhid teoritis meliputi:

1. Tauhid zat
Yang dimaksud dengan tauhid zat adalah mengetahui bahwa Allah adalah Esa dalam zat-Nya
2. Tauhid Sifat
Tauhid Sifat berarti mengetahui bahwa zat-Nya adalah sifat-sifat-Nya itu sendiri.
3. Tauhid perbuatan
Tauhid perbuatan adalah menyakini bahwa alam raya dan segala
sistemnya merupakan perbuatan dan karya-Nya, timbul dari kehendak-Nya,
Oleh karena itu, segala yang ada pada alam raya ini pada hakekatnya tidak
mandiri dan semuanya tergantung pada-Nya sebagai Sebab Pertama.
4. Tauhid praktis (tauhid ibadah)
Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa tauhid teoritis adalah
pengetahuan tentang keesaan Allah baik dan segi Zat-Nya, Sitat-sifat-Nya dan
perpuatan-Nya.

Demikianlah uraian tentang tauhid sebagai konsepsi ketuhanan dalam Islam yang meliputi tauhid eoritis
atau tauhid rubabiyah dan tauhid praktis (tauhid ibadah) atau tauhid uluhiyah. Kesatuan hubungan
kedua tauhid ini dapat ditemukan dalam falsafat kalimat azan yang sering dikumandangkan oleh seorang
muazzin, Azan yang dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan kalimat Ia illa ha illa Allah, Takbir
menunjuk makna kesadaran tauhid teoritis atau tauhid rububiyah yang puncaknya pada kalimat takbir
"Allah Maha Besar" dan alimat terakhir azan menunjuk tauhid praktis (tauhid ibadah) atau uluhiyah.

Anda mungkin juga menyukai