Anda di halaman 1dari 21

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

TUDHAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


Dosen Pengampu: Rofiq Hamzah, M.Pd.
Kelompok 2 :

Lina Khoirun Nisa’ Naimatus Sa’adah


01 126204211046
02 126204211052

Radit Ari Hernanda Ratna Dwiyanti


03 126204212137
04 126204213192
PETA KONSEP

TUHAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

OBJETIVOS EJERCICIO ANÁLISIS


Tuhan dalam Islam Tuhan dalam Tinjauan
Eksistensi Tuhan dalam
Filsafat Pendidikan Islam
Islam
A. Tuhan dalam Islam

h o ”
“W
Siapa Tuhan dalam Islam itu? Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah yang
diyakini sebagai Zat Maha Tinggi, nyata, dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan
Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam. Secara
etimologis kata Allah diderivasi dari kata ilah yang berarti menyembah. Kata Allah
juga dapat diderivasi dari kata alih yang berarti ketenangan, kekhawatiran. dan
rasa cinta yang mendalam. Ketiga makna kata alih mengarah kepada makna
keharusan untuk tunduk dan mengagungkan.
A. Tuhan dalam Islam

Menurut Fazlur Rahman dalam Major Themes of the Qur’an menjelaskan bahwa
Tuhan dalam Islam adalah Allah, Menurut Toshihiko Izutsu secara semantik,
“Allah” merupakan kata fokus tertinggi dalam sistem Al-Quran, Menurut Yusuf
Musa, keyakinan kaum Muslim kepada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa, Maha
Mengetahui, dan Maha lainnya yang merupakan akidah Islamiyah tentang
ketuhanan, dan menurut Abu Al-‘Ainain, keimanan kepada Allah merupakan
fondasi segala sesuatu.
b
Eksistensi Tuhan dalam
Islam
Apa yang dimaksud dengan eksis?
B. Eksistensi Tuhan dalam islam

Mengapa kita harus mempercayai adanya Tuhan?


Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka berkaitan erat dengan ekistensi Tuhan.
Menurut Fazlur Rahman, Al-Quran telah menyatakan bahwa keyakinan kepada yang
lebih tinggi daripada alam adalah “keyakinan dan kesadaran terhadap yang gaib”.

Bagaimana membuat manusia beriman dengan memberikan berbagai fakta yang


jelas?
B. Eksistensi Tuhan dalam islam

Ada tiga hal yang perlu diingat manusia untuk memahami eksistensi Tuhan ini,
yaitu
1) Segala sesuatu selain Tuhan, termasuk alam semesta, senantiasa bergantung
pada Tuhan
2) Tuhan Yang Maha Besar dan Perkasa pada dasarnya adalah Tuhan Yang Maha
Pengasih
3) Hal-hal yang sudah tentu mensyaratkan adanya hubungan yang tepat antara
Tuhan dan manusia
B. Eksistensi Tuhan dalam islam

Menurut Ibnu Arabi (w. 1240 M) mengenai konsep Tuhan yaitu


Tuhan dibagi menjadi dua level (wajah); Zat dan Sifat. Tuhan
berada pada level Zat ketika kita merujuk Tuhan pada diri-Nya,
Sedangkan pada level kedua ini Tuhan memiliki sifat yang muncul
hanya dalam konteks hubungan-Nya dengan alam. Sehingga dari
kedua level tersebut, ia menawarkan teori keserupaan (tasybih)
antara sifat-sifat Tuhan dengan sifat manusia dari sudut zat (level
pertama).
Argumen-Argumen Adanya Tuhan
dalam islam

St. Anselmen (1033-1109)

ARGUMENT ONTOLOGIS
Argument ini, menganggap bahwa semua yang ada dialam
nyata muncul karena ada dalam ide. Tuhan adalah wujud
yang paling besar dan agung yang bisa dipahami oleh
manusia. Tuhan dalam bayangan kita itu tidak ada
kenyataannya, tetapi jika kita yakini bahwa Tuhan itu paling
agung. Maka Tuhan harus ada dalam realitas.
Argumen-Argumen Adanya Tuhan dalam islam

Ibnu Sina (w. 1037 M) melalui argumen tersebut Membuktikan


Argumen Contigency
Allah dengan cara melihat ciptaan-Nya yang berupa alam
semesta. Segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti memiliki
sebab-akibat dan segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti ada
karena ada penciptanya, dan jika ditelusuri lebih jauh semuanya
akan kembali kepada Allah SWT. Jadi, menurut Ibnu Sina segala
sesuatu berasal dari pancaran Yang Satu (Tuhan), teori ini sering
disebut dengan teori emanasi (dipelopori Plato).
Berikut 3 objek yang dikemukakan ibnu sina dalam teori
emanasi,6 yaitu:
1. Allah, dari pemikiran Tuhan akan timbul akal
2. Diri-Nya sebagai wajib al-wujud lighairihi (wujud niscaya),
dari pemikiran itu akan muncul jiwa-jiwa
3. Dirinya sebagai mumkin al-wujud lizatihi (wujud mungkin),
dari pemikiran itu terciptalah langit-langit

Apakah alam ini wajib ada?


Argumen-Argumen Adanya Tuhan
dalam islam

Alam merupakan wujud yang boleh ada dan boleh tidak ada. Akan tetapi,
nyatanya alam ini ada maka ia dipastikan sebagai wujud yang mungkin. Terma
“mungkin” menurut Ibnu Sina adalah potensial. Dengan mengatakan bahwa alam
ini mungkin pada diri-Nya, berarti sifat dasar alam adalah potensial, boleh ada
dan tidak bisa mengada dengan sendirinya. Karena alam itu potensial, ia tidak
mungkin ada tanpa adanya sesuatu yang telah aktual. Itulah Tuhan sebagai
Wujud Niscaya.
Argument Teleogis (rancangan)
Ibnu Rusyd (w. 1198 M)

DALIL AL-‘INAYAH DALIL IKHTIRA’

Ibnu Rusyd berpendapat bahwa fasilitas (KONDISI MAKHLUK HIDUP)

yang ada di alam ini diciptakan untuk Manusia memiliki level lebih
kepentingan manusia. Penciptaan alam tinggi dibandingkan dengan
yang menakjubkan merupakan bukti binatang, tumbuhan, dan benda-
adanya Tuhan melalui konsep penciptaan benda
keserasian
Argument Teleogis (rancangan)
Ibnu Rusyd (w. 1198 M)

DALIL GERAK
Dalil ini di peroleh melalui aristoteles. Dimana dalil tersebut
mengungkapkan bahwa alam semesta bergerak dengan suatu gerakan
yang abadi dan gerakan ini mengandung adanya penggerak pertama
yaitu Tuhan
Argument Religious Experience (pengalaman
religious)

Pada argument ini Muhammad Iqbal menawarkan pendekatan


epistemologi irfani atau berdasarkan intuisi. Menurutnya,
pengalaman religius yang dibimbing Al-Quran, apabila diolah
sedemikian rupa dapat menghantarkan manusia untuk mengenal
Yang Pertama dan Yang Terakhir yaitu Tuhan. Pengalaman
religius ini memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan
hasrat filsafat rasional.
Perspektif Tuhan dalam Filsafat
Pendidikan Islam

Tuhan adalah sesuatu yang terdapat dalam pikiran (mind) manusia. Dalam stuktur ●
dalam manusia, hati merupakan kamar kecil yang terdapat di dalamnya yaitu hati
nurani atau suara hati atau disebut dengan bashirah merupakan satu titik kecil atau
kotak kecil (black box) yang tersembunyi secara kuat dan rapih di dalam hati, hati
nurani merupakan hot line manusia dengan Tuhan atau yang menghubungkan manusia
dengan tuhan atau disebut dengan (god spot) titik Tuhan disinilah Tuhan hadir di setiap
manusia. Menurut Ibn Qayyim Al-Jauzy, bashirah adalah cahaya yang ditempatkan
.Allah di dalam hati manusia
Implikasi konsep tuhan bagi filsafat
pendidikan islam

 Allah sebagai Pencipta hendaknya dikenal, diketahui, dan diyakini manusia


melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya.
 Allah sebagai Pencipta memiliki beberapa sifat yang disebut al-asmâ al-husnâ.
 Argument kosmologi, filsafat pendidikan Islam mengandaikan keterbatasan
manusia sebagai makhluk.
 Argumen ontologi, filsafat pendidikan Islam mengasumsikan bahwa manusia
sebagai wujud mungkin memiliki beberapa potensi.
 Argumen teleologi, filsafat pendidikan Islam memformulasikan bahwa alam
semesta dirancang Allah sebagai fasilitas hidup bagi kehidupan manusia.
Kesimpulan

Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian
rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Argumen adanya Tuhan
Menurut Para Filosof, antara lain: Al-Kindi seorang filsuf Arab dengan argumen
kebaruan (dalil al-huduts) Nya, Ibnu Sina melalui argumen kemungkinan (dalil al-jawaz)
atau kontingesi, Ibnu Rusyd dengan argumen rancangan (dalil al-inayah)Nya, Dengan
pemikiran rasional-religiusnya berpendapat bahwa perlengkapan (fasilitas) yang ada di
alam ini
Kesimpulan

diciptakan untuk kepentingan manusia, dan menurut Aristoteles, Tuhan adalah zat
yang memberi arti kepada alam, akan tetapi dapat kita hubungi, artinya bukan
Tuhan yang dapat kita sembah dan kita minta. Implikasi Konsep Tuhan bagi
Filsafat Pendidikan Islam : Allah sebagai pencipta, Allah sebagai Rabb, Allah
sebagai Pencipta memiliki beberapa sifat yang disebut al-asma al-husna, melalui
argument kosmologi, melalui argument ontology, melalui argument teleogis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai