Anda di halaman 1dari 11

KONSEP THEOS, ANTROPHOS,DAN KOSMOS

DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


 
Disusun Oleh :
(Kelompok 4)
Baroroh (18250062)
Fuad Athif Asyrof (18250029)
Arkhan Adinata (18250005)
Williansyah Putra (18250043)
A. Theos/Tuhan dalam Tinjauan
Filsafat Pendidikan Islam
1. Tuhan dalam Islam.
Dalam wawasan Islam, istilah “tauhid” memiliki makna yang
sangat agung dan luas. Kalangan cendekiawan Muslim pada
umumnya menggolongkan jenis-jenis ketauhidan menjadi
“tauhid dalam zat” atau dzati, “tauhid dalam sifat”
atau sifati, dan “tauhid dalam perbuatan” atau fi’li.
Sengaja kami menggunakan istilah tauhid (monotheisme)
untuk menunjukkan spirit Islam dalam memerangi praktik
paganisme.
Ajaran tauhid ini berlaku bukan hanya bagi Muhammad saja,
tapi juga bagi nabi-nabi sebelumnya, seperti Nabi Hud,
Shaleh, Syu’aib, Ibrahim, Musa, dan Isa (QS. Al Anbiya’: 51-
71).
Menurut Yusuf Musa dalam Al-Qur’an wa al-
Falsafah, keyakinan kaum Muslim kepada Allah Tuhan
Yang Maha Esa, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana
dan maha-maha lainnya merupakan akidah Islamiyah
tentang ketuhanan. Akidah ini menjelaskan bahwa Allah
adalah Pencipta yang tidak memiliki awal dan akhir.
Berbeda dengan Yusuf Musa, Abu Al ‘Ainain
dalam Falsafah al Tarbiyah al Islamiyah fi Al-Qur’an Al
Karim berpendapat bahwa keimanan kepada Allah
merupakan pondasi segala sesuatu. Keimanan itu
terkumpul dalam kalimah al aqidah al Islamiyah yang
juga sering kita kenal dengan kalimat tauhid, yaitu La
Ilaha Illa Allah Muhammad Ar Rasul Allah. Ucapan ini
secara esensi mengandung dua
keyakinan, uluhiyyah dan nubuwwah.
2. Eksistensi Tuhan.
Setidaknya ada tiga hal yang perlu diingat manusia
–kata Fazlur Rahman- untuk memahami eksistensi
Tuhan, yaitu:
1. Segala sesuatu selain Tuhan, termasuk alam
semesta, senantiasa bergantung kepada Tuhan.
2. Tuhan Yang Maha Besar dan Perkasa pada
dasarnya adalah Tuhan Yang Maha Pengasih.
3. Hal-hal ini sudah barang tentu mensyaratkan
adanya hubungan yang tepat antara Tuhan dan
manusia, yaitu hubungan antara yang diper-Tuan
dengan hamba-Nya, yang konsekuensinya
melahirkan hubungan manusia dengan manusia.
3. Argumen-Argumen Adanya Tuhan.
Yusuf Musa sebagaimana dikutip oleh Toto Suharto
menjelaskan bahwa Filosof Islam Al Kindi mempunyai
konsep dalil al huduts yang mengemukakan bahwa alam
semesta ini, betapapun luasnya adalah terbatas. Oleh
karena itu, alam yang terbatas ini tidak mungkin bersifat
azali (tidak mempunyai awal).
Selain Al Kindi, Filosof Islam lain yaitu Ibnu Sina
memberikan argument tentang Tuhan melalui dalil
jawaz (kemungkinan). Beliau membagi wujud ke dalam
tiga kategori: wujud niscaya (wajib al wujud), wujud
mungkin (mumkin al wujud), dan wujud mustahil
(mumtani’al wujud).
Beda dengandua argumen tokoh di atas, Ibnu Rusyd
terkenal dengan konsep atau dalil inyahnya. Dengan
pemikiran logis-spekulatifnya, ia berpendapat bahwa
perlengkapan (fasilitas) yang ada di ala mini diciptakan
4. Implikasi Konsep Tuhan bagi Filsafat Pendidikan
Islam.
Menurut Toto Suharto, dampak atau implikasi dari
beberapa pandangan tentang Tuhan di atas antara lain:
a. Allah sebagai Pencipta hendaknya dikenal, diketahui, dan
diyakini manusia melalui tanda-tanda kekuasan-Nya.
b. Allah sebagai Rabb mengandung arti bahwa Allah adalah
Pengatur dan Pemelihara alam semesta ini.
c. Allah sebagai Pencipta memiliki beberapa sifat yang
disebut al asma’ al khusna.
d. Filsafat Pendidikan Islam mengandaikan keterbatasan
manusia sebagai makhluk.
e. Filsafat Pendidikan Islam memformulasikan bahwa
alamsemesta dirancang oleh Allahsebagai fasilitas hidup
bagi kehidupan manusia.
B. Anthropos/Manusia dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan
Islam

1. Hakikat Manusia.
 Manusia adalah makhluk yang paling mulia di alam ini. allah telah
memberinya keistimewaan-keistimewaan yang menyebabkan ia
berhak mengungguli makhluk lain.
a. Proses Penciptaan Manusia.
Musa Asy’arie menyebutkan empat tahap proses penciptaan
manusia, yatiu:
1) Tahap Jasad
2) Tahap Hayat
3) Tahap Ruh
4) Tahap Nafs
b. Tujuan Hidup Manusia
Al Qur’an menyebutkan dengan jelas bahwa Allah menciptakan
manusia tidak lain adalah untuk mengabdi kepada-Nya (QS. Al
Dzariyat: 56).
2. Potensi Manusia
Sejarah menunjukkan bahwa kemuliaan manusia
dibandingkan makhluk lain disebabkan oleh
penganugerahan potensi dalam diri mereka oleh Tuhan
yang tidak sematkan pada makhluk lain. Sangat logis
ketika potensi tersebut berimplikasi pada ketinggian
derajat kita sebagai makhluk-Nya. Namun, tidak jarang
dari kita yang kurang menyadari kemampuan bawaan ini.
AL Qur’an telah mengenalkan dua kata kunci kepada kita
untuk memahami manusia secara komprehensif. Kedua
kata kunci tersebut adalah kata insan dan al basyar. 
Jika kata insan dilihat dari asalnya nasiya yang
artinyalupa, menunjukkan adanya kaitan erat antara
manusia dengan kesadaran diri. Apabila dari kata al
uns atau anisa, dapat berarti jinak
3. Filsafat Pendidikan Islam tentang
Pengembangan Potensi Manusia
Manusia tidak bisa hidup sendiri. Faktor lingkungan
menjadi dominan dalam membentuk karakter dan
perkembangan mereka. Di sinilah arti penting
pendidikan dalam upaya membantu manusia untuk
menumbuh-kembangkan potensinya di tengah-
tengah lingkungan masyarakat.
kata basyar dalam Al Qur’an –menurut As-Syati-
seluruhnya memberikan pengertian bahwa yang
dimaksud dengan kata tersebut adalahanak Adam
yang biasa makan dan berjalan di pasar-pasar, dan di
dalam pasar itu mereka saling bertemu atas dasar
persamaan.
C. Kosmos/Alam dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam

1. Hakikat Alam
Al Jurjani dalam kitab al Ta’rifat mendevinisikan alam
secara bahasa yaitu segala sesuatu yang menjadi tanda bagi
suatu perkara sehingga dapat dikenali. Adapun menurut
terminologi alam berarti sesuatu yang maujud selain Allah,
yang dengan ini Allah dapat dikenali, baik dari segi nama
maupun sifat-Nya.
2. Kedudukan Alam
Alam semesta terjalin erat dan bekerja dengan regularitasnya,
sehingga pantas kalau ia dikatakan sebagai keajaiban Allah.
Selain Allah, tak ada sesuatu apapun yang dapat membangun
alam yang serbaluas dan kokoh ini. di sini lah letak dan
posisi alam semesta sebagai keajaiban Allah.
3. Prinsip-Prinsip filsafat Pendidikan Islam tentang
Alam
Prinsip-prinsip Filsafat Pendidikan Islam tentang alam
mencakup beberapa hal:
a. Filsafat Pendidikan Islam percaya bahwa pendidikan
Islam sebagai proses pembentukan pengalaman dan
perubahan tingkah laku.
b. Filsafat Pendidikan Islam percaya bahwa alam semesta
atau universe, baik materi maupun bukan, memiliki
hukumnya sendiri-sendiri.
c. Filsafat Pendidikan Islam percaya bahwa alam semesta
yang terbagi dalam dua kategori: alam benda dan alam
ruh.
d. Filsafat Pendidikan Islam percaya bahwa Allah adalah
sumber alam semesta.

Anda mungkin juga menyukai