Nim : D1A022277
Kelas : O
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
Seiring berkembangya ilmu pengetahuan semakin tinggi pula rasa ingin
tahu manusia terhadap hal-hal baru dialam ini. Saat ini dengan ilmu pengetahuan
manusia dapat melakukan berbagai penelitian, baik penelitian yang berhubungan
dengan manusia, hewan, tumbuhan, bahkan mikroorganisme yang tidak dapat
dilihat dengan mata. Hal ini memunculkan ilmu yang mempelajari tantang
mikroorganisme disebut mikrobiologi.
Mikrobiologi adalah kajian tentang mahlukhidup (organisme) berukuran
terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme meliputi
protozoa, algae (ganggang), fungi (jamur), lichens, bakteri, dan virus (Adam, 2000).
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi adalah
salah satu cabang ilmu dari biologi dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika,
dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktik dari biokimia. Untuk
melihat dan meneliti mikroorganisme tersebut dibutuhkan alat-alat yang dapat
menunjang penelitian tersebut kita perlu mengenal alat-alat laboratorium
mikrobiologi serta cara atau teknik penggunaan alat-alat tersebut, yang terdiri dari
bahan kaca, plastik dan besi.
Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan untuk keselamatan kerja
dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum
bertujuan agar mahasiswa dan mahasiswi mengetahui nama dan fungsi dari alat-
alat tersebut. Alat-alat praktikum sangat dibutuhkan dalam proses penelitian atau
pun praktikum terutama dalam proses praktikum kimia. Ada banyak sekali alat-alat
yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan
atau pun proses penelitian, tentu alat-alat ini sangat dibutuhkan sekali. Alat-alat
laboratorium juga dapat berbahaya, jika terjadi kesalahan dalam prosedur
pemakaiannya. Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar
penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik
dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sesedikit mungkin.
Hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar. Data-data
yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Dalam praktikum
pengenalan alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara
detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi
adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikroba yang tidak diinginkan.
Pada umumnya kegiatan praktek laboratorium diarahkan pada upaya agar
mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau
prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen, asisten dosen dan buku panduan
praktikum(teks).
Bekerja di laboratorium mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat
sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada
di dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko
tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara
dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu
menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum pengenalan alat-alat laboratorium adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis dan fungsi beberapa peralatan
laboratorium yang dibutuhkan dalam pengujian mirobiologi
2. Mahasiswa dapat mengoperasikan peralatan dan mengetahui cara
penanganan agar dapat berfungsi dengan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. 1 Hasil
Tabel hasil praktikum
2 Timbangan Menimbang
Analitik massa/bobot bahan
kimia dengan ketelitian
4 digit.
4. 2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai pengenalan alat-alatmikrobiologi,
memberi kejelasan pada kita bahwa peralatan mikrobiologi dapat dikelompokkan
kedalam peralatan elektrik, gelas, dan non gelas sebaai praktikkan tentu saja kita
harus mengetahui cara prosedur penggunaannya, cara pembersihannya, dan
fungsinya dalam praktikum di dalam laboratorium.
Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi
yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur
mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang
tersedia memungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga
ribuan kali. Mikroskop memiliki prinsip kerja yakni dengan memantulkan cahaya
melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan
yang dihasilkan adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Kemudian bayangan akan
diteruskan dan menghasilkan bayangan yang tegak, nyata dan di perbesar oleh mata
pengamat.
Timbangan analitik berfungsi untuk menimbang massa/bobot bahan kimia
dengan ketelitian 4 digit. Erlenmeyer, labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung
larutan, bahan atau cairan. Labu erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan
menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung aquades, kultivasi
mikroba dalam kultur cair.
Autoklaf yaitu alat yang digunakan untuk sterilisasi alat dan medium
praktikum dengan cara pemanasan uap, dengan suhu 121⸰ C selama kurang lebih 15
menit. Botol ceper berfungsi untuk tempat penyimpanan media agar. Cawan petri
adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastic atau kaca yang
digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya
agak kecil sebagai wadah dan yang besar merupakan tutupnya. Cawan pertri
berfungsi untuk menumbuhkan, memelihara serta membiakkan (kultivasi)
mikroorganisme.
Tabung reaksi berfungsi untuk mengukur larutan, mempermudah
mengetahui volume cairan dan zat dengan tepat. Hot Plate dan stirrer bar, adalah
alat yang digunakan untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu
mempercepat proses homogenisasi. Microwave berfungsi untuk melelehkan/
mencairkan media agar, untuk melarutkan supsesnsi dan dapat menghomogenkan
larutan. Kulkas berfungsi untuk menyimpan bahan yang membutuhkan suhu dingin
serta sebagai tempat penyimpanan untuk menghambat pertumbuhan mikroba.
Lamina air flow/ LAF adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis
karena BSC mempunyai pola pengaturan pada penyaringan aliran udara sehingga
menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan Untuk tempat
isolasi mikroorganisme menyaring udara yang berasal dari luar dengan filter yang
ada didalam LAF sehingga udara yang dialirkan kemeja kerja menjadi steril.
Oven merupakan alat-alat yang digunakan untuk mengeringkan alat-alat
sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan dalam
keadaan basah. Oven adalah alat sterilisasi yang menggunakan prinsip panas
kering. Oven digunakan untuk mensterilkan alat gelas yang berungga atau material
seperti minyak yang tidak dapat disterilkan denagan autoclave karena tidak
permeable terhadap uap air.
Gelas Kimia (Beakar glass) alat yang digunakan dalam banyak fungsi. Pada
mikrobiologi, dapat digunakan preparasi media-media, emanmpung aquades
maupun tempat untuk memanasi air. Botol pereaksi (beaker glass) berfungsi untuk
menyimpan larutan. Lampu spritus (Bunsen) salah satu alat yang berfungsi untuk
menciptakan kondisi yang steril adalah pembakaran bunsen. Untuk strelisasi jarum
ose atau yang lainnya, bagian api yang paling cocok untuk memijarkan adalah
bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat
menggunakan bahan bakar gas atau metanol.
Enkas merupakan sarana pengganti laminar air flow (LAF) yang umumnya
dipakai dalam skala laboraturium sederhana, enkas ini merupakan tipe sederhana
dari LAF yang ditujukan untuk skala rumahan. Fungsi enkas mirip dengan laminar
air flow yang membedakan hanya lah proses sterilisasi pada kedua alat tersebut.
Didalam entkas diberi formalin tablet untuk membunuh bakteri dan jamur yang ada
didalamnya. Lubang tempat memasukan alat dan bahan di beri saluran dari kain
nilon yang ujung diberi karet,sehingga tetap tertutup rapat untuk menghindari
masuknya bakteri dan jamur, ketika hendak memasukan maka karet
dapat direnggangkan
Pengenalan alat-alat laboratorim penting dilakukan untuk keselamatan kerja
saat melakukan penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, peralatan
pengamatan mikrobiologi ternagi atas tiga, yaitu gelas kaca, gelas plastik, dan gelas
besi.dari alat-alat mikrobiologi yang digunakan mempunyai fungsi yang berbeda-
beda. Fungsi dari masing-masing, alat-alat dari mikrobiologi antar lain peralatan
yang dibuat dari gelas kaca yaitu tabung reaksi, kaca objek ,erlenmenyer,
sedangkan peralatan yang terbuat dari gelas plastik yaitu cawan petri dan adapun
peralatan yang terbuat dari gelas besi yaitu centri, hot plate, jarum ose, lampu
Bunsen,autoclave, dan oven.
Pada praktikum kali ini yang dilakukan adalah mengetahui jenis dan fungsi
beberapa peralatan laboratorium yang dibutuhkan dalam pengujian mikrobiologis
dan dapat mengoperasikan peralatan dan mengetahui cara penanganannya agar
dapat berfungsi dengan benar
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam menggunakan alat-alat laboratorium harus sesuai dengan petunjuk
seperti cara penggunaan alat, meletakkan dan juga cara menggunakan alat dari
listrik. Terdapat alat yang terbuat dari kaca atau gelas, porselin , logam dan karet,
namun kebanyakan alat terbuat dari kaca atau gelas dikarenakan gelas atau kaca
merupakan bahan yang tahan panas kuat dan transparan. Didalam laboratorium kita
harus memperhatikan sifat dan bahan kimia karena ada bahan bahan tersebut yang
berbahaya, pastikan juga alat-alat yang digunakan bersih dan steril. Bahan-bahan
kimia mempunyai derajat kemurnian yang berbeda-beda dan sifat yang berbeda.
5.2 Saran
Sebaiknya alat-alat kimia yang sudah rusak dan tidak layak pakai
seharusnya sudah tidak boleh digunakan maupun disimpan lagi, karena hal ini akan
membahayakan pada saat praktikum. Setiap praktikum hatus menjaga kebersihan
alat dan ruang laboratorium serta teliti saat praktikum berlangsung. Alat-alat kimia
disimpan dalam lemari sesuai bahan pembuatannya agar tetap bersih dan steril.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, H., Wahyudi, A.T., Yuhana, M. 2011. Skrining Bakteri yang Berasosiasi
dengan Spon Jaspis sp. sebagai Penghasil Senyawa Antimikroba. Ilmu
Kelautan. 16 (1): 35-40.
Achmad, H. (1993). Penuntun Dasar-Dasar Praktikum Kimia. Departemen.
Adam, M. S. 2000. Pengolahan Citra Digital Dan Analisis Kuantitatif Dalam
Karakteristik Citra Mikroskopik. Jurnal Mikroskopi Dan Mikroanalisis.
Vol. 3 No. 1
Budimarwanti, 2012. Pengelolaan alat dan bahan dilaboratorium kimia.
Dwidjoesoptro,D, 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Febtriari.TR.R. Husen,A, Larasati,A.D, Lestari, Prabowo,B, Safira,D, Saragih,R.B,
Sari,E.D, Theresia M.A, Widiatmoko, A, 2013. Laporan akhir praktikum
Mikrobiologi. Politeknik kesehatan KEMENKES. Tanjungkarang.
Hajoeningstijas,O.D, 2012. Mikrobiologi Pertanian .Graha ilmu, Yogyakarta.
Pendidikan dan Kebudaayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.
Safitri,M.F dan Swarastuti, A., 2011, Kualitas Kefir Berdasarkan Konsentrasi
KefirGrain, Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, Vol2 (2).
Selian L.et all,2013, Uji Most Probable Number (MPN) dan Deteksi
BakteriKoliform Dalam Minuman Jajanan yang dijual Di Sekolah Dasar
Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung.
Sumarsih, 2003. Mikrobiologi Dasar. Fakultas Pertanian UPT”VETERAN”
Yogyakarta.
Tandra. 2013. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta: Pustaka Harapan.
Wardani, Elly,2013. Sterilisasi dan Pengenalan Peralatan Mikrobiologi. Jurusan
Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains. Universitas Muhammadiyah Prof.
DR.Hamka.
LAMPIRAN
Enkas