Anda di halaman 1dari 9

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi adalah
salah satu cabang ilmu biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika,
serta biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia. Dalam
mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba
dan segala aspek yang menyangkut tentangnya. Mikrobiologi lanjut telah
berkembang menjadi macam-macam ilmu yaitu virology, bakteriologi, mikologi,
mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan segalanya
yang mempelajari mikroba secara spesifik dan lebih terperinci atau menurut
kemanfaatannya (Irianto, 2009).
Sejarah perkembangan mikrobiologi sebelum ilmu pengetahuan dapat
dibagi menjadi empat periode. Periode pertama, dimulai dengan terbukanya
rahasia suatu dunia mikroorganisme melalui pengamatan Leeuwenhoek pada
tahun 1675. Hal ini menimbulkan rasa ingin tahu di kalangan para ilmuwan
mengenai asal mula kehidupan. Namun baru kurang lebih pada pertengahan tahun
1860-an, ketika teori generatio spontanea dibuktikan ketidakbenarannya dan
prinsip biogenesis diterima, pengetahuan mengenai mikroorganisme tidak lagi
bersifat spekulatif semata-mata. Selama periode berikutnya antara tahun 1860 dan
tahun 1900, banyak dilakukan penemuan dasar yang penting. Perkembangan teori
nutfah panyakit dalam tahun 1876, hal ini secara tiba-tiba menimbulkan minat
terhadap prosedur laboratoris untuk mengisolasi dan mencirikan mikroorganisme.
Didalam periode ini ditemukan banyak mikroorganisme penyebab penyakit serta
metode-metode untuk mencegah dan mendiagnosis serta mengobati penyakit-
penyakit tersebut. Penemuan-penemuan di bidang mikrobiologi kedokteran
membawa perombakan yang besar dan cepat di dalam praktik kedokteran. Periode
terakhir tahun 1910 sampai sekarang ditandai dengan dipergunakannya banyak
metode dan peralatan mutakhir, seperti mikroskop elektron yang mampu
melakukan perbesaran yang hebat dan komputer (Harioetomo, 2003).

2.1. Tujuan

Universitas Sriwijaya
2

Tujuan praktikum ini adalah untuk memperkenalkan instrument yang biasa


digunakan untuk kegiatan mikrobiologis baik fungsi maupun penggunaannya.

BAB 2

Universitas Sriwijaya
3

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alat Laboratorium


Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami
oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan
cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan
dilakukan berjalan dengan baik (Setiawati, 2002).
Pengenalan alat sangatlah penting dan utama disampaikan pada awal
praktikum, selanjutnya praktikan harus tahu terlebih dahulu nama, fungsi dan
prosedur penggunaan atau prinsip kerja dari alat-alat yang ada dilaboratorium agar
diharapkan para praktikan dapat menggunakan alat sesuai dengan fungsinya dan
sesuai dengan petunjuk agar memperoleh hasil praktikum yang baik, cepat dan
efisien. Pekerjaan dalam laboratorium sering menggunakan alat-alat, contoh alat-
alat tersebut antara lain: gelas beker, gelas ukur, pipet tetes, pipet mikro, pipet
makro, tabung reaksi, labu ukur, oven, erlenmeyer, ball pipet, dan lain-lain.
Kesalahan dalam penggunaan alat dapat mempengaruhi hasil dari praktikum.
Sering kali di dalam laboratorium terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan
di karenakan para praktikan tidak mengetahui cara dan fungsi dari alat-alat
laboratorium. Apabila terjadi kesalahan dalam menggunakan alat-alat tersebut,
maka akan mengakibatkan hal yang fatal. Selain terganggunya praktikum, harga
dari alat-alat tersebut juga relatif mahal. Oleh karena itu para praktikan dituntut
agar serius dalam praktik agar tidak terjadi kerusakan alat (Achmad, 2008).
Pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak
dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia.
Bukan hal yang mustahil apabila terjadi kecelakaan dalam laboratorium karena
kesalahan dalam pemakaian atau penggunaan alat-alat dan bahan yang digunakan
dalam melakukan suatu praktikum yang berhubungan dengan bahan kimia yang
berbahaya. Disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam
penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar
dan sukses seperti yang kita harapkan (Khasani, 2009).

2.2. Mikroskop

Universitas Sriwijaya
4

Kata mikroskop bersal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil
dan scropos yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa
mikroskop adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mata telanjang. Alat utama dalam mikroskop yang digunakan untuk mengamati
adalah lensa objektif dan lensa okuler. Dalam mikroskop baik lensa objektif
maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar
lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat
semu, terbalik dan diperbesar terhadap posisi benda mula- mula (Campbell,
2000).
Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap
mikrobiologi. Yang memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati jasad
renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari
moulds, tetapi orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang
pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van
Leeuwenhoek, menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana.
Dengan mikroskop tersebut dia dapat melihat organisme-organisme kecil seperti
mikroorganisme (Khasani, 2003).
Dua nilai penting sebuah mikroskop adalah daya pembesaran dan
penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar
objeknya terlihat dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan
ukuran kejelasan citra; yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan
masih dapat dibedakan sebagai dua titik berbeda dan terpisah (Campbell, 2000).
Mikroskop yang biasa digunakan dalam laboratorium biologi adalah
mikroskop monokuler (latin : mono = satu, oculus = mata). Kebanyakan objek
yang akan diamati dengan menggunakan mikroskop monokuler ini harus memiliki
ukuran yang kecil atau tipis sehingga dapat ditembus cahaya. Bentuk dan susunan
objek tersebut dapat dibedakan karena beberapa bagian objek itu lebih banyak
menyerap cahaya dari pada bagian-bagian yang lain. Mikroskop membuat benda-
benda kecil kelihatan lebih besar dari pada wujud sebenarnya, hal ini disebut
perbesaran. Mikroskop juga dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci yang
tidak tampak oleh mata telanjang, hal ini disebut penguraian. Mikroskop memiliki
peranan yang begitu penting terhadap kehidupan (Goldsten, 2004).

Universitas Sriwijaya
5

BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu


Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik mengenai Instrumentasi
Laboratorium Mikrobiologi dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil
Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya. Pada tanggal 22 Februari
2018, pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan
petri, inkubator, bunsen, jarum ose, autoklaf, batang pengaduk, tabung reaksi,
oven, erlenmayer, pipet tetes, mikroskop, beaker gelas, colony counter, desikator,
dan neraca analitik. Dan bahan yang digunakan adalah bahan baku kimia seperti
media, alkohol, dll.

3.3. Prosedur Kerja


Praktikan memperhatikan penjelasan asisten mengenai instrumen yang
digunakan pada tiap tahapan kerja di laboratorium. Adapun peralatan yang diamati
berupa peralatan gelas, plastik, peralatan dasar laboratorium untuk pengujian
mikroorganisme (autoklaf, sentrifus, incubator, dan lain-lain) dan bahan baku
kimia (media, alkohol dan lain-lain).

BAB 4
5

Universitas Sriwijaya
6

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yakni sebagai berikut :

4.2. Pembahasan

Universitas Sriwijaya
7

Dipraktikum kali ini kita membahas mengenai pengenalan instrumentasi


alat-alat laboratorium, misalnya alat-alat kaca dan pengenalan media penumbuh
bakteri. Alat-alat yang diperkenalan dalam praktikum kali ini adalah seperti;
erlenmeyer, tabung reaksi, gelas beaker, bunsen, rak tabung reaksi, magnetic
stirrer, batang pengaduk, neraca, spatula, hotplate, autoklaf, oven, jarum ose dan
desikator.
Dipraktikum kali ini kita juga membahas bagian-bagian dan fungsi
mikroskop. Di mikroskop terdapat lensa okuler, lensa objektif, diafragma, cermin,
kondensor, pemutar kasar, pemutar halus, meja, penjepit, lengan mikroskop dan
kaki mikroskop. Berdasarkan dari hasil praktikum yang dilakukan mikroskop
terdiri atas bagian-bagian yang masing-masing bagian tersebut mempunyai fungsi
tersendiri. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang bersifat
maya dan tegak. Lensa objektif berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran
untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x. Kondensor berfungsi untuk mengatur
bayangan yang akan diamati atau untuk menaikkan dan menurunkan kondensor.
Reflektor berfungsi untuk menerima cahaya yang masuk atau dapat memperjelas
cahaya yang akan datang. Tubuh mikroskop berfungsi untuk tempat terjadinya
proses bayangan antara lensa objektif dengan lensa okuler. Makrofokus berfungsi
untuk mengatur jarak okuler objektif sehingga tepat fokusnya secara kasar dan
jelas. Mikrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler sehingga tepat fokusnya
secara tajam. Revolver berfungsi sebagai tempat lensa objektif. Meja objek
berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati. Penjepit berfungsi untuk
memperkokoh kedudukan preparat agar tidak goyang. Pengatur kondensor
berfungsi sebagai pengatur letak lensa kondensor terhadap preparat. Pemegang
(lengan) berfungsi untuk memegang mikroskop. Diafragma berfungsi mengatur
cahaya yang masuk dalam mikroskop. Kaki atau dasar berfungsi untuk
memperkokoh kedudukan mikroskop. Sekrup engsel berfungsi menyesuaikan
mikroskop yang baik.
Mikroskop adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam pengamatan,
terutama dalam bidang biologi. Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan daya pisah seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati
objek yang sangat halus sekalipun. Berdasarkan konstruksi dan kegunaan,

Universitas Sriwijaya
8

mikroskop cahaya dapat dibagi atas 4 macam, yaitu mikroskop biologi, stereo,
metalurgi, dan fotografi. Sedangkan mikroskop elektron dibagi atas mikroskop
elektron transmisi dan skaning. Bagian mikroskop yang berperan penting dalam
penggunaan adalah bagian yang mengatur perbesaran dan mengatur cahaya
Dipraktikum kali ini kita juga membahas tentang sterilisasi. Sterilisasi
adalah cara untuk menghilangkan bakteri-bakteri patogen beserta spora-sporanya.
Proses sterilisasi terbagi menjadi tiga, yaitu sterilisasi mekanik, sterilisasi fisika,
dan sterilisasi kimia. Lalu sterilisasi fisika terbagi menjadi dua, yaitu sterilisasi
basah dan sterilisasi kering.

Universitas Sriwijaya
9

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang ingin dicapai pada praktikum Instrumen
Laboratorium Mikrobiologi ini adalah :
1. Di dalam laboratorium mikrobiologi alat-alat yang digunakan diantaranya alat-
alat yang terbuat dari gelas seperti gelas objek, cawan petri, tabung reaksi,
erlenmeyer, ose, pipet tetes, batang pengaduk, dan gelas ukur.
2. Pastikan alat-alat yang akan digunakan bersih dan steril.
3. Sterilisasi media menggunakan autoclave yang menggunakan tekanan yang
disebabkan uap sehingga mencapai suhu 121 oC ataupun menggunakan oven.
4. Tabung reaksi atau cawan petri haruslah terlebih dahulu dibungkus kertas agar
tidak ada kontaminasi lain.
5. Selama melakukan sterilisasi haruslah benar-benar teliti dan hati-hati, bahkan
bernafas pun tidak boleh sembarangan.

5.2. Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah agar waktu yang digunakan saat
praktikum dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, jangan ada yang terlambat dating
lagi. Lalu sebaiknya praktikan benar-benar memperhatikan penjelasan asisten agar
materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

11

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai