Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN


BAHASA INDONESIA
BAHASA MEDIA MASSA

OLEH:

1. Ahmad Iskandar Zulkarnain (03031381924109)


2. Anggi Anggreini Tanjung (03031381924077)
3. Azizah Syarifah Azzahra (03031381924114)
4. Dea Andara (03031381924086)
5. Jenni Nuraldila Surya (03031381924093)
6. Muhammad Firdaus (03031381924083)
7. Mutiara Aiko Habsyari (03031381924111)

DOSEN PEMBIMBING
Drs. Ansori, M. Si

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SRIWIJAYA
2019

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih memiliki banyak kekurangan baik teknis maupun isi maka dari itu sangat
mengharapkan bimbingan dan arahan dari asisten pembimbing agar nantinya
laporan ini dapat lebih baik. Dan tak lupa, pada kesempatan ini penyusun
menyampaikan terima kasih kepada pihak yang turut membantu menyusun dan
membuat makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu pada kesempatan
ini. Umpan baliknya kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari teman-teman khususnya Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Sriwijaya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan mahasiswa pada khususnya. Terima kasih.

Palembang, 12 November 2019

Penulis

DAFTAR ISI

ii
Halaman

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusa Masalah...................................................................................2
1.3. Tujuan...................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bahasa Media Massa atau Jurnalistik.................................3
2.2. Ciri-ciri Bahasa Media Massa...............................................................4
2.3. Bahasa Media Massa di Indonesia........................................................8
2.4. Contoh Bahasa Media Massa................................................................8
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan ..........................................................................................10
3.2. Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Media massa merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
berkomunikasi setiap hari, kapan saja dan dimana saja antara satu orang
dengan orang yang lain. Setiap orang akan selalu memerlukan media massa
untuk mendapatkan informasi mengenai kejadian di sekitar mereka, dengan
media massa pula orang akan mudah mendapatkan informasi yang mereka
butuhkan pada saat tertentu mereka menginginkan informasi. Disisi lain
manusia dapat berbagi kejadian – kejadian yang terjadi di sekitar mereka
kepada orang lain. Sehingga antara satu orang dengan orang lain di daerah
yang berbeda dapat melakukan pertukaran informasi mengenai kejadian
disekitar mereka melalui media massa.
Media massa terbagi menjadi dua jenis yaitu media massa cetak dan media
massa elektronik. Media massa elektronik adalah sarana komunikasi massa
melalui perangkat – perangkat elektronik seperti televisi dan radio. Sedangkan
media cetak adalah sarana komunikasi massa melalui tulisan seperti surat
kabar, majalah, tabloid, dan lain – lain. Media massa elektronik salah satu
media yang memiliki kekhususan, hal itu terletak pada dukungan elektronik
dan teknologi yang menjadi kekuatan dari media yang berdasar pada
elektronik. Salah satu kelebihan media elektronik adalah sifatnya yang real
time atau disiarkan secara langsung apabila ada peristiwa atau kejadian yang
sedang terjadi. Menurut khalayak, media elektronik sifatnya lebih instan 3
daripada media cetak, sehingga media elektronik lebih banyak dipilih oleh
khalayak daripada media cetak. seluruh Indonesia yang terdiri dari surat kabar,
tabloid, majalah dan organisasi penerbit berita lain (SPS, Juni 2012). Surat
kabar dapat hidup di tengah persaingan media informasi karena masih adanya
minat orang terhadap surat kabar yang memiliki harga terjangkau untuk
mendapatkan sebuah informasi, mudah dibawa kemana – mana, bisa
didokumentasikan, bisa dibaca berulang – ulang dan mudah diperoleh jika
diperlukan (Suryawati, 2011: 41).

1
Bahasa yang digunakan dalam Media massa merupakan hal yang
mempengaruhi pembaca untuk membaca Media massa tersebut. Pemilihan
diksi kata juga sangat penting agar tercapainya keselarasan antar kalimat. Oleh
karena itu, kami akan menjelaskan tentang pengguaan bahasa dalam Media
massa.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah pengertian bahasa jurnalistik ?
2. Karakteristik bahasa jurnalistik ?
3. Penggunaan Bahasa Media Massa di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian bahasa jurnalistik
2. Untuk mengetahui karakteristik bahasa jurnalistik
3. Untuk mengetahui penggunaan bahasa media massa di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa Media Massa


Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai
pemberi informasi kepada publik, atau dapat diartikan sebagai bahasa komunikasi
pengantar pemberitaan yang biasa digunakan media cetak dan elektronik. Bahasa

2
jurnalistik harus menggunakan bahasa baku, atau dengan kata lain harus sesuai
dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Selain itu, bahasa jurnalistik juga
harus mudah dipahami oleh pembacanya, karena pembaca tidak punya cukup
banyak waktu untuk memahami kata-kata yang sulit.
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak
atau publik, jelas tidaknya informasi sangat ditentukan oleh benar
tidaknya bahasa yang dipakai. Untuk itu, dunia pers atau jurnalistik sebagai
pemberi informasi kepada publik harus menggunakan bahasa yang baik dan benar
agar khalayak atau publik dapat memahami maksud yang ingin disampikan.
Berbeda dengan bahasa percakapan atau ragam bahasa lainnya yang sering
bersifat asosial, akultural, egois, dan elitis, bahasa jurnalistik justru
sangat demokratis dan populis, karena dalam bahasa jurnalistik tidak
mengenal kasta, tingkat, maupun pangkat. Sebagai contoh, jika dalam bahasa
percakapan menyebut “Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono”, sedangkan
dalam bahasa jurnalistik hanya ditulis “Susilo Bambang Yudhoyono”. Artinya,
semua diperlakukan sama, tidak ada yang diistimewakan atau ditinggikan
derajat kelas sosialnya.
Sejauh ini bahasa jurnalistik mulai beragam digunakan untuk
menulis berita ekonomi, politik ataupun tajuk rencana, disesuaikan dengan angle
tulisan, sumber berita, dan keterbatasan media massa (ruang dan waktu). A.M
Dewabrata menegaskan bahwa maksud pernyataan bahasa jurnalistik sebagai
ragam Bahasa Indonesia bagi wartawan dalam menulis berita, merujuk kepada
pengertian umum yang membedakan dengan ragam lainnya yang dapat dibedakan
dalam bentuk kalimat, klausa, frasa, diksi atau kata-kata. Untuk itu, pers
berkualitas senantiasa menjaga reputasi dan wibawanya di mata khalayak
atau publik, antara lain dengan senantiasa menghindari penggunaan diksi atau
kata yang diasumsikan tidak sopan, vulgar, atau mengumbar selera rendah.

2.2 Ciri-Ciri Bahasa Media Massa


Secara spesifik, bahasa jurnalistik dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu
bahasa jurnalistik surat kabar, bahasa jurnalistik tabloid, bahasa jurnalistik
majalah, bahasa jurnalistik radio siaran, bahasa jurnalistik televisi, dan bahasa
jurnalistik media online internet. Bahasa jurnalistik surat kabar, misalnya, kecuali
harus tunduk kepada kaidah atau prinsip-prinsip umum bahasa jurnalistik, juga

3
memiliki ciri-ciri yang sangat khusus atau spesifik. Hal inilah yang membedakan
dirinya dari bahasa jurnalistik media lainnya.

Ada tujuh belas ciri utama bahasa jurnalistik yang berlaku untuk semua bentuk
media berkala tersebut, yaitu:

1. Sederhana

Sederhana berarti selalu mengutamakan atau memilih kata atau kalimat yang
paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen,
baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan
psikografisnya.Kata-kata dan kalimat yang rumit, yang hanya dipahami maknanya
oleh segelintir orang, tabu digunakan dalam bahasa jurnalsitik.

2. Singkat

Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele,
tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat
berharga. Ruangan atau kapling yang tersedia pada kolom-kolom halaman surat
kabar, tabloid atau majalah sangat terbatas, sementara isinya banyak dan beraneka
ragam. Konsekuensinya apa pun pesan yang akan disampaikan tidak boleh
bertentangan dengan filosofi, fungsi dan karakteristik pers.

3. Padat

Padat berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan paragraf yang ditulis memuat
banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca. Ini berarti
terdapat perbedaan yang tegas antara kalimat singkat dan kalimat padat. Kalimat
singkat tidak berarti memuat banyak informasi. Tetapi kalimat yang padat kecuali
singkat juga mengandung lebih banyak informasi.

4. Lugas

Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau


penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak pembaca
sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi.

5. Jelas

4
Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Jelas di sini
mengandung tiga arti: jelas artinya, jelas susunan kata atau kalimat sesuai dengan
kaidah subjek-predikat-objek-keterangan (SPOK), dan jelas sasaran atau
maksudnya.

6. Jernih

Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus, tidak


menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti prasangka atau
fitnah. Kata dan kalimat yang jernih berarti kata dan kalimat yang tidak memiliki
agenda tersembunyi di balik pemuatan suatu berita atau laporan keculai fakta,
kebenaran, kepentingan publik. Dalam perspektif orang-orang komunikasi, jernih
berarti senantiasa mengembangkan pola pikir positif (psitive thinking) dan
menolak pola pikir negatif (negative thinking). Hanya dengan pola pikir positif
kita kan dapat melihat smua fenomena dan persoalan yang teradpat dalam
masyarakat dan pemerintah dengan kepala dingin, hati jernih, dan dada lapang.

7. Menarik

Artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu


selera baca. Bahasa jurnalistik berpijak pada prinsip menarik, benar dan baku.

8. Demokratis

Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta,


atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa. Bahasa
jurnalistik menekankan aspek fungsional dan komunal sehingga sama sekali tidak
dikenal pendekatan feodal sebagaimana dijumpai pada masyarakat dalam
lingkungan priyayi dan keraton.

9. Populis

Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat dalam
karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, di mata, dan di benak pikiran
khalayak pembaca.Bahasa jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan
diakrabi oleh semua lapisan masyarakat.

5
10. Logis

Logis artinya apa pun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau paragraf
jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat
(common sense).

11. Gramatikal

Berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat dalam karya-karya
jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku. Bahsa baku artinya bahasa
resmisesuai dengan ketentuan taat bahasa serta pedoman ejaan yang
disempurnakan berikut pedoman pembentukan istilah yang menyertainya. Bahasa
baku adalah bahasa yang paling besar pengaruhnya dan paling tinggi wibawanya
pada suatu bangsan dan kelompok masyarakat.

12. Menghindari kata tutur

Kata tutur adalah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara
informal. Kata tutur ialah kata-kata yang menekankan pada pengertian, sama
sekali tidak memeprhatikan masalah stuktur dan tata bahasa.Contoh: bilang,
dibilangin, bikin, kayaknya, mangkanya, kelar, jontor, dll.

13. Menghindari kata dan istilah asing

Berita atau laporan yang banyak diselipi kata-kata asing, selain tidak informatif
dan komunikatif, juga sangat membingungkan. Menurut teori komunikasi,
khalayak media massa anonim dan heterogen. Tidak saling mengenal dan benar-
benar majemuk, terdiri atas berbagai suku bangsa, latar belakang sosial-ekonomi,
pendidikan, pekerjaan, profesi dan tempat tinggal. Dalam perspektif teori
jurnalistik, memasukan akat atau istilah pada berita yang kita tulis, kita
diudarakan atau kita tayangkan, sama saja dengan sengaja menyebar banyak duri
ditengah jalan. Kecuali menyiksa diri sendiri, juga mencelakakan orang lain.

14. Pilihan kata (diksi) yang tepat

Bahasa jurnalistik sangat menekankan efektivitas. Setiap kalimat yang disusun


tidak hanya harus produktif, tetapi juga tidak boleh keluar dari asas efektivitas.

6
Artinya, setiap kata yang dipilih memang tepat dan akurat, sesuai dengan tujuan
pesan pokok yang ingin disampaikan kepada khalayak.

15. Mengutamakan kalimat aktif

Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak pembaca
daripada kalimat pasif. Kalimat aktif lebih memudahkan pengertian dan
memperjelas pemahaman, sedangkan kalimat pasif sering menyesatkan pengertian
dan mengaburkan pemahaman.

16. Menghindari kata atau istilah teknis

Karena ditujukan untuk umum, bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah


dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut apalagi sampai membuat
kepala berdenyut. Bagaimanapun, kata atau istilah teknis hanya berlaku untuk
kelompok atau komunitas tertentu yang relatif homogen. Realitas yang homogen,
menurut perspektif filsafat bahasa, tidak boleh dibawa ke dalam realitas yang
heterogen. Selain tidak efektif, itu juga mengandung unsur pemerkosaan.

17. Tunduk kepada kaidah etika

Salah satu fungsi utama pers adalah mendidik. Fungsi ini bukan saja harus
tercermin pada materi isi berita, laporan gambar, dan artikel-artikelnya, melainkan
juga harus tampak pada bahasanya. Pada bahasa tersimpul etika. Bahasa tidak saja
mencerminkan pikiran seseorang, tetapi sekaligus juga menunjukkan etika orang
itu. Sebagai pendidik, pers wajib menggunakan serta tunduk kepada kaidah dan
etika bahasa baku.

2.3 Bahasa Media Massa di Indonesia


Bahasa jurnalistik sewajarnya didasarkan atas kesadaran terbatasnya ruangan
dan waktu. Salah satu sifat dasar jurnalisme menghendaki kemampuan
komunikasi cepat dalam ruangan serta waktu yang relatif terbatas. Meski pers
nasional yang menggunakan bahasa Indonesia sudah cukup lama usianya, sejak
sebelum tahun 1928 (tahun Sumpah Pemuda), tapi masih terasa perlu sekarang
kita menuju suatu bahasa jurnalistik Indonesia yang lebih efisien. Dengan efisien
saya maksudkan lebih hemat dan lebih jelas. hemat dan jelas ini penting buat

7
setiap reporter, dan lebih penting lagi buat editor. Di bawah ini diutarakan
beberapa fasal, diharapkan bisa diterima para (calon) wartawan dalam usaha kita
ke arah efisien penulisan. Penghematan diarahkan ke penghematan ruangan dan
waktu. Ini bisa dilakukan di dua lapisan, yaitu unsur kata dan unsur kalimat.

2.4 Contoh Kata dan Kalimat dalam Bahasa Jurnalistik


Merujuk pada prinsip bahasa jurnalistik yaitu singkat, padat, lugas, sederhana,
lancar, jelas, dan menarik, untuk itu dibuat ketentuan dalam bahasa jurnalistik,
antara lain:[2]

1. Penggunaan kata harus ekonomis, Contohnya:

- Melakukan pencurian = mencuri

- Mengajukan saran = menyarankan

- Melakukan pemerasan = memeras

2. Disarankan menggunakan kalimat aktif, contohnya:

- Pemerintah mengatakan, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan naik (Kalimat
Aktif)

- Harga Bahan Bakar Minyak akan dinaikkan pemerintah (Kalimat Pasif)

Dengan bahasa jurnalistik diharapkan sebuah informasi dapat mudah


dimengerti oleh mereka dengan ukuran intelektual yang minimal, sehingga
sebagian besar masyarakat yang melek huruf dapat menikmati isinya. Walaupun
demikian, pada intinya bahasa jurnalistik yang baik haruslah sesuai norma-norma
tata bahasa yangantara lain terdiri atas susunan kalimat yang benar dan pemilihan
kata yang tepat.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan bahasa kita dapat meyakinkan suatu permasalahan, dengan bahasa
kita dapat menyatukan perbedaan-perbedaan adat, dengan bahasa kita dapat
mengetahui nilai dan kultur budaya, dengan bahasa kita sanggup mempersatukan
dan membedakan bangsa, dan dengan bahasa kita bisa membuat suatu berita yang
mampu memberikan sumber kepercayaan kepada publik.
Salah satunya adalah bahasa jurnalistik yang merupakan bagian dari media
massa yang berhubungan dengan masyarakat luas. Bahasa jurnalistik adalah
bahasa yang mampu dibaca dan dipahami untuk masyarakat baik kalangan bawah
atau atas, maka dari itu bahasa jurnalistik haruslah mudah dipahami oleh semua
kalangan dan mampu membuat suatu kepercayaan yang formal.
Dapat disimpulkan bahwa bahasa jurnalistik selalu mengalami perkembangan
setiap harinya sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Masa edar
yang terbatas dari media massa membuat materi berita cepat basi. Periode suatu
berita ada yang harian, mingguan, dan bulanan. Bisa saja berita yang dibaca hari

9
ini sudah tidak aktual lagi untuk dibaca esok harinya. Maka dari itu bahasa
jurnalistik terbukti sangatlah penting untuk segala bentuk keperluan baik pribadi
maupun negara.

3.2 Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini. Penulis berharap bahwa dengan mempelajari tentang
bahasa media massa atau jurnalistik t ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar.Rosihan. 1991. Bahasa Jurnalistik dan komposisi. Jakarta: Pradnya


Paramita.

AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung:


Simbiosa Rekatama Media.

Dewabrata. A.M. 2004. Kalimat Jurnalistik. Jakarta: Kompas.Sumadiria.

Ruli. 2009. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam


Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Tebba.

Sudirman. 2005. Jurnalistik Baru. Jakarta: Kalam Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai