PENDAHULUAN
1
Berdasarkan data dari Kementrian ESDM, sampai dengan November 2009
total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 28.112 MWe yang
tersebar di 256 titik. Terdapat penambahan 8 lokasi baru dengan potensi 400 MWe
yang berasal dari penemuan lapangan pada tahun 2009. Pada tahun 2025
diproyeksikan geothermal Indonesia dapat menghasilkan panas bumi sebesar 9500
MW atau setara dengan 400 ribu Barel Oil Equivalen (BOE) per harinya. Sebuah
potensi energi yang sangat besar. Melihat besarnya potensi tersebut maka perlu
adanya perhatian yang lebih dalam upaya pengembangannya. Sehingga dengan
demikian, pemakaian energi dalam kehidupan dapat dapat dimaksimalkan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di
atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob
menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan
gas.
1. Destilasi
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula
minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai
dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut
kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber
(biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk
menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan
steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).
Menara Destilasi
3
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian
atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun
ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik
ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung.
Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin
rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan
terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke
bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang
mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.
Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan
dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu
minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki
rantai karbon sejumlah lebih dari 20. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan
berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :
4
Gas-gas < 30 C1 – C4
2. Cracking
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan
dimurnikan (refinery). Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa
hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon lebih
yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak
tanah menjadi bensin. Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas
dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat
anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100
diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti
knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang
mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan
5
dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh
beberapa struktur molekul hidrokarbon.
c. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan
hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut
dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini
adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi
hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.
2. Reforming
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu
kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik
(rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul
yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga
disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.
Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari
hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi.
6
Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atau
platina dalam lempung.Contoh reaksinya :
3. Polimerisasi
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi
molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan
katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3. Polimerisasi adalah proses
penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi
umumnya adalah sebagai berikut :
M CnH2n Cm+nH2(m+n)
4. Treating
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan
pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :
- Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan
pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
- Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
- Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat
molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak
pelumas dengan pour point yang rendah.
- Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk
minyak pelumas.
- Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.
- Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak
bumi atau gas, namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat
menyebabkan berbagai masalah, termasuk di antaranya korosi pada
peralatan proses, meracuni katalis dalam proses pengolahan, bau yang
kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa gas buang yang
beracun (sulfur dioksida, SO2) dan menimbulkan polusi udara serta hujan
asam. Berbagai upaya dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari
minyak bumi, antara lain menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif,
ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan dari
minyak bumi ini kemudian diambil kembali sebagai sulfur elemental.
7
- Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan
senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara
desulfurisasi, yaitu dengan :
a. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta
b. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak
bumi dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara
katalitik dengan proses hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida
(H2S) dan senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang tersebut.
Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur
tersebut kemudian dipisahkan dengan cara fraksinasi atau
pencucian/pelucutan.
5. Blending
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi
minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut.
Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil
minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan
berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat
sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses
pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead
(TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula
halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses
pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat
meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.
8
3. Naptha ( petroleum Eter ) : Untuk sintesis senyawa organik yang digunakan
untuk pembuatan plastik, detergen, obat, cat, bahan pakaian, dan kosmetik.
Serta biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
4. Kerosin ( minyak tanah ) : Sebagai bahan bakar pesawat udara, bahan bakar
kompor parafin, dan Biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan
rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bensin melalui proses cracking dan Kerosin biasa di gunakan
untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di
gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti pada
Baygon.
5. Minyak Solar dan Diesel sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada
kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak
solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses
cracking.
6. Minyak Pelumas : Sebagai minyak pelumas.
7. Residu, terdiri dari :
- Parafin : digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika,
tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan lain
sebagainnya.
- Aspal : digunakan sebagai pengeras jalan raya.
9
Barel) Barel) Barel)
10
beberapa yang lain mengatakan bahwa cadangan itu akan habis pada tahun 2032.
Apapun itu, semuanya sepakat bahwa sumber energi fosil memang merupakan
sumber energi yang tidak terbarukan. Suatu saat kelak, ia akan habis dari bumi
kita. Kapan habisnya, hanya tinggal menunggu waktu saja.
11
saat ia akan habis sehingga diperlukan upaya pencarian sumur minyak baru
sebagai cadangan dan mencari alternatif-alternatif energi masa depan.
Berdasarkan statistical world review yang dirilis oleh British Petroleum pada
bulan Juni 2012, cadangan terbukti minyak di dalam perut bumi Indonesia hanya
tersisa sekitar 4 miliar barel per akhir tahun 2011. Dengan asumsi produksi
minyak mentah dalam negeri adalah 942 ribu barel per hari maka secara
matematis minyak-minyak tersebut akan habis dalam waktu tidak lebih dari 12
tahun. Masih dari data yang sama, Indonesia juga mengalami defisit minyak
mentah sebanyak 488 ribu barel karena kebutuhan yang mencapai 1,43 juta barel
per harinya. Kondisi sumur produksi minyak di Indonesia tergolong sumur tua
sehingga produksi yang dihasilkan tidak lagi optimal. Cadangan minyak tersebut
akan habis jika upaya eksplorasi sumur minyak yang baru tidak menunjukkan
hasil yang positif. Data menunjukkan bahwa memang potensi cadangan minyak
masih tersisa sebanyak 50 miliar barel di sepanjang laut Indonesia. Akan tetapi,
data tersebut belum dapat dibuktikan kebenarannya. Solusi terbaik adalah dengan
mulai melakukan diversifikasi energi dan pencarian sumber energi baru untuk
masa depan.
Berdasarkan blue print pengelolaan energi nasional tahun 2006-2005 sesuai
dengan Peraturan Presiden no 5 tahun 2006, pada tahun 2025 ketergantungan
energi pada minyak bumi akan dialihkan pada sumber energi lain seperti gas,
Energi Baru Terbarukan (EBT), dan batu bara.
12
Terlihat pada grafik di atas bahwa pada tahun 2025, ketergantungan Indonesia
terhadap bahan bakar minyak secara perlahan akan dikurangi. Pemanfaatan
sumber energi lain seperti gas dan batubara masih secara dominan menjadi pilihan
pemerintah sedangkan 17% di antaranya adalah pemanfaatan Energi Baru
Terbarukan (EBT) yang kemudian difragmentasi lagi menjadi beberapa sumber
energi seperti panas bumi, bahan bakar nabati, biomassa dan lainnya.
Gas dan batubara, sama halnya dengan minyak bumi, adalah sumber energi
yang tidak terbarukan. Bergantung secara mutlak kepada kedua jenis sumber
energi tersebut sebagai alternatif bukanlah pilihan yang bijak mengingat mereka
juga sewaktu-waktu dapat habis serta penggunaan energi yang tidak ramah
lingkungan. Oleh sebab itu, porsi pemanfaatan energi baru terbarukan harus mulai
ditingkatkan.
Pemerintah mulai melakukan langkah-langkah pemanfaatan EBT secara
optimal dengan menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro
menjadi 2,846 MW pada tahun 2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada
tahun 2020, kapasitas terpasang angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun
2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2 GW pada tahun 2024. Total
investasi yang diserap pengembangan EBT sampai tahun 2025 diproyeksikan
sebesar 13,197 juta USD.
Salah satu sumber energi terbarukan yang tidak kalah baik dan penting adalah
energi panas bumi. Ia sudah semakin dikembangkan oleh pemerintah dan
diproyeksikan dapat berperan aktif untuk mengganti peran energi fosil.
Energi panas bumi atau energi geothermal adalah energi yang dihasilkan oleh
fluida, gas dan batuan yang terkandung di dalam perut bumi sehingga
memerlukan proses pertambangan untuk memperolehnya.
Geotermal termasuk energi terbarukan karena siklus produksinya
memanfaatkan fluida untuk mengambil panas dari dalam bumi ke permukaan dan
fluida tersebut akan diinjeksikan kembali ke dalam tanah untuk proses produksi
berkelanjutan.
13
Dengan banyaknya gunung vulkanik, Indonesia seharusnya menjadi raksasa
dalam eksplorasi panas bumi sebagai sumber energi.
Pencarian sumber energi panas bumi sudah dilakukan sejak masa hindia
belanda. Awal pekerjaan tersebut dilakukan pada tahun 1918 di lapangan
kamojang, Jawa Barat. Namun hingga saat ini pemanfaatannya masih belum
optimal. Potensi panas bumi Indonesia terletak di 256 lokasi dan hampir
setengahnya berada di kawasan konservasi dengan potensi 28,1 GWe atau setara
dengan 12 barel minyak bumi untuk pengoperasian selama 30 tahun.
Data dari Kementrian ESDM menunjukkan bahwa dari potensi 40% panas
bumi dunia, hanya 4% atau sekitar 1189 MWe saja yang dimanfaatkan di bumi
Indonesia. Daerah panas bumi yang sudah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik
baru 7 dari 256 lokasi atau sekitar 3% dengan kapasitas total terpasang 1189 MW.
Dalam aspek ekonomi, panas bumi adalah bentuk energi yang unik. Ia tidak
dapat disimpan dan tidak dapat ditransportasikan dalam jarak jauh. Kondisi ini
membuat panas bumi terlepas dari dinamika harga pasar. Selain itu panas bumi
dapat menjadi alternatif yang sangat baik bagi bahan bakar fosil terutama untuk
pemanfaatan pembangkit listrik sehinga dapat mengurangi subsidi energi.
Dalam aspek lingkungan, limbah yang dihasilkan hanya berupa air yang tidak
merusak atmosfer dan lingkungan. Limbah buangan air pembangkit panas bumi
akan diinjeksikan jauh ke dalam lapisan tanah (reservoir) dan tidak akan
mempengaruhi persediaan air tanah. Emisi CO2 nya pun hanya berkisar di angka
200 kg/MWh, jauh lebih rendah bahkan kurang dari setengah emisi yang
dihasilkan oleh gas alam, minyak bumi, diesel ataupun batubara.
14
Menurut Sukhyar, Kepala Badan Geologi Departemen ESDM, energi panas
bumi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sumber energi terbarukan yang
lain, di antaranya hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal. Selain
itu, energi panas bumi mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam,
sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan energi. “Tingkat ketersediaan
(availability) juga sangat tinggi, yaitu di atas 95%,”
Indonesia benar-benar dianugerahi dengan potensi alam yang luar biasa.
Panas bumi yang terkandung di dalam perut buminya merupakan bentuk energi
hasil rekayasa alam sehingga tidak diperlukan variasi rekayasa buatan untuk
menggali potensi energi tersebut. Investasi yang diperlukan pun jauh lebih murah
jika dibandingkan dengan negara lain. Dengan kisaran investasi yang sama, energi
yang dihasilkan oleh Panas bumi Indonesia 10 kali lebih besar jika dibandingan
dengan panas bumi dari negara lain.
Potensi geotermal Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Lapangan
geotermal kamojang menjadi salah satu sumur produksi panas bumi paling
produktif. Sumur ini masih dimanfaatkan hingga sekarang walau sudah beroperasi
selama 27 tahun dan masih memiliki kapasitas panas bumi sebanyak 93%.
Efisiensi energi yang sangat baik diperlihatkan oleh panas bumi sebagai sumber
energi.
15
Dalam grafik yang diperoleh dari salah satu sumber di atas, potensi produksi
sumur geothermal terus meningkat sejak pertama kali proses produksi dilakukan.
Pada tahun 2025 diproyeksikan geothermal Indonesia dapat menghasilkan panas
bumi sebesar 9500 MW atau setara dengan 400 ribu barel oil equivalen (boe) per
harinya. Sebuah potensi energi yang sangat besar.
Berdasarkan informasi dari Kementrian ESDM, sampai dengan November
2009 total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 28.112 MWe
yang tersebar di 256 titik. Terdapat penambahan 8 lokasi baru dengan potensi 400
MWe yang berasal dari penemuan lapangan pada tahun 2009.
Dengan segala potensi yang dimiliki, Indonesia seharusnya mampu
menjadikan panas bumi sebagai sumber energi utama dan menjadi acuan bagi
negara lainnnya. Selama ini kita masih berkiblat pada selandia baru dan islandia
dalam upaya pemanfaatan teknologi panas bumi.
16
Keunggulan- keunggulan panas bumi, antara lain :
17
di pihak pemerintah dalam menopang pembangunan dan pengembangan teknologi
panas bumi.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka diperlukan komunikasi
intensif pemerintah yang terwakili oleh Kementrian ESDM dengan pihak-pihak
terkait. Rumuskan bersama peraturan perundangan yang memberikan kemudahan
dan akses agar para investor berminat untuk menanamkan investasinya pada
energi panas bumi di Indonesia. Lakukan kajian intensif terhadap perubahan pasar
makro yang mungkin berpengaruh pada harga jual.
Energi panas bumi tidak bisa dijadikan satu-satunya sumber energi.
Pemerintah tetap harus fokus pada upaya diversifikasi energi lainnya. Jika kita
mampu memanfaatkan setiap potensi sumber energi yang ada maka Indonesia bisa
mandiri secara energi dan tidak lagi bergantung pada negara lain. Memang
dibutuhkan waktu yang lama, energi yang ekstra, dan keuangan yang besar namun
demi energi masa depan yang lebih baik, maka harus direncanakan dari saat ini.
Karena apa yang kita investasikan sekarang akan bermanfaat di masa
depan.Potensi panas bumi didunia sekitar 40 % (28 GW) tapi penggunaan nya
baru sebatas 4% (1200 MW) dari 40% itu. Jika melihat berbagai aspek, panas
bumi ini memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan energy lain
terutama energy fosil (Minyak Bumi, Batubara, Gas Bumi dll).
a) Kendala pertama ialah investasi awal yang sangat besar. Memang tidak
dapat dipungkiri, tidak jauh berbeda dengan Industri Minyak Bumi,
Industri panas bumi juga merupakan Industri yang padat modal. Sebagai
gambaran, untuk pengembangan energi panas bumi yang dapat
menghasilkan listrik 45 MW diperlukan investasi sekira USD105 juta.
b) Kendala kedua ialah letak lokasi panas bumi itu sendiri, sebagian besar
lokasi panas bumi terletak di wilayah hutan lindung, yang keberadaannya
dilindungi dan akan tergolong bentuk penebangan liar jika kegiatan
eksplorasi panas bumi ini tetap dilakukan.
c) Kendala ketiga, datang dari PLN yang kurang agresif terjun langsung
membeli listrik dari pengembang panas bumi.
18
Dampak Terhadap Lingkungan
Fluida yang ditarik dari dalam bumi membawa campuran beberapa gas,
diantaranya karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), metana (CH4), dan
amonia (NH3). Pencemar-pencemar ini jika lepas ikut memiliki andil pada
pemanasan global, hujan asam, dan bau yang tidak sedap serta beracun.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi yang ada saat ini mengeluarkan rata-rata
40 kg CO2 per megawatt-jam (MWh), hanya sebagian kecil dari emisi pembangkit
berbahan bakar fosil konvensional. Pembangkit yang berada pada lokasi dengan
tingkat asam tinggi dan memiliki bahan kimia yang mudah menguap, biasanya
dilengkapi dengan sistem kontrol emisi untuk mengurangi gas buangannya.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi secara teoritis dapat menyuntikkan kembali
gas-gas ini ke dalam bumi sebagai bentuk penangkapan dan penyimpanan karbon.
Selain gas-gas terlarut, air panas dari sumber panas bumi mungkin juga
mengandung sejumlah kecil bahan kimia beracun, seperti merkuri, arsenik, boron,
antimon, dan garam-garam kimia. Bahan-bahan kimia ini keluar dari larutan saat
air mendingin dan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan jika dilepaskan.
Praktek modern menyuntikkan kembali fluida panas bumi ke dalam bumi untuk
merangsang produksi, memiliki manfaat sampingan mengurangi bahaya
lingkungan ini.
Pembangunan pembangkit dapat juga merusak stabilitas tanah. Tanah
amblas pernah terjadi di ladang Wairakei di Selandia Baru. Sistem panas bumi
yang ditingkatkan juga dapat memicu gempa akibat rekah hidrolik. Proyek di
Basel, Swiss dihentikan karena lebih dari 10.000 gempa berkekuatan hingga
3,4 Skala Richter terjadi selama 6 hari pertama penyuntikan air. Bahaya
pengeboran panas bumi yang dapat mengakibatkan pengangkatan tektonik pernah
dialami di Staufen im Breisgau, Jerman. Pembangkit listrik tenaga panas bumi
membutuhkan luas lahan dan jumlah air tawar minimal. Pembangkit ini hanya
memerlukan lahan seluas 404 meter persegi per GWh dibandingkan dengan 3.632
dan 1.335 meter persegi untuk fasilitas batubara dan ladang angin. Pembangkit ini
juga hanya menggunakan 20 liter air tawar per MWh dibandingkan dengan lebih
dari 1000 liter per MWh untuk pembangkit listrik tenaga nuklir, batubara, atau
minyak.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Minyak bumi terbentuk dari sisa fosil makhluk hidup yang tertimbun jutaan
tahun yang lalu.
2. Minyak bumi memiliki peranan penting bagu kehidupan, baik sebagai sumber
energi maupun sebagai bahan baku industri petrokimia.
3. Energi panas bumi adalah energi yang secara alami sudah terdapat di alam
yang berupa panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi.
4. Panas bumi atau geothermal merupakan salah satu sumber energi yang dapat
diperbaharui dan berkelanjutan (renewable and sustainable).
5. Panas bumi adalah sumber energy yang terbentuk secara alami di bawah
permukaan bumi yang berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-
unsur lain yang dikandung Panas bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi.
7. Kelebihan energi panas bumi antara lain merupakan energi yang bersih dan
terbaharukan, tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, bersifat konstan
sepanjang musin serta tidak membutuhkan lahan yang banyak dalam
memproduksinya.
8. Kekurangan energi panas bumi antara lain biaya mahal, harus dibangun
didaerah yang bertemperatur dan memiliki ketersediaan panas bumi yang
tinggi. Energi panas bumi juga dapat mempengaruhi kestabilian tanah di area
sekitar.
3.2 Saran
20
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini. Penulis berharap bahwa dengan
mempelajari tentang energi minyak bumi dan energi geothermal ini dapat
menambah wawasan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
21