Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERANCANGAN PABRIK

Dosen Pengampu

Yani Subakhtillah S.TP., MP

Disusun Oleh:

Cindy Maratus Sholikha B32221118

Dimas Bagus Asyrofi B32220489

Putri Rizki Agustin B32220555

Ameli Dwi Rahmawati B32220525

Israella Rodeana B32221118

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN


MJURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 2023
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan perekonomian bangsa Indonesia tidak lepas dari perkembangan
enterpreuneur baik skala kecil menengah, industri rumah tangga maupun industri tingkat
internasional. Upaya peningkatan wirausaha telah didukung oleh beberapa pihak termasuk
Universitas Brawijaya dengan menjadikan diri sebagai Enterpreneurial University. Salah
satu kontribusi nyata tertera dalam kurikulum yang mencantumkan mata kuliah
Kewirausahaan dan juga Perancangan Pabrik. Di dalam Ilmu Teknologi Pangan, tentunya
nilai-nilai kewirausahaan tidak terlepas dari unsur penerapan ilmu dan teknologi pangan
dalam industri yang juga tercermin dalam mata kuliah Perancangan Pabrik ataupun
Perancangan Unit Pengolahan.
Perancangan pabrik merupakan penyusunan rencana pendirian pabrik yang meliputi
segala aspek mulai dari proses produksi, mesin, mutu, tata letak, keuangan hingga
regulasi. Beberapa industri pangan memiliki lebih dari satu unit produksi atau line
produksi. Sebagai contoh yaitu industri minyak goreng. Di dalam satu pabrik minyak
tersebut terdapat unit produksi minyak goreng, unit produksi margarin, unit produksi
butter bahkan unit produksi biodisel sebagai unit pengolah limbah dari kelapa sawit.
Keempat unit produksi tersebut tentunya memiliki rancangan dan bahkan lokasi yang
berbeda.
Beberapa aspek sangat berpengaruh dalam penentuan. rancangan unit produksi seperti
aspek lingkungan, bahan baku, jenis dan proses produksi, aspek teknis operasional,
manajemen serta aspek keuangan. Tujuan perancangan pabrik yaitu untuk mempersiapkan
sebuah produksi barang untuk kemudian dipasarkan dan menghasilkan keuntungan. Aspek
keuangan atau kelayakan finansial tentunya sangat menentukan apakah rancangan tersebut
layak dijalankan atau tidak.Penentuan kelayakan finansial tidak bisa terlepas dari aspek
kelayakan teknisseperti diagram alir produksi, neraca massa, mesin dan peralatan, utilitas
dan lain sebagainya. Dengan demikian, perancangan pabrik harus mengintegrasikan
semua aspek tersebut.
Tompkins (2003) menyebutkan bahwa lingkup perancangan pabrik pengolahan
pangan meliputi aspek pasar, teknik dan teknologi, manajemen, ketenagakerjaan,
keuangan, lingkungan industri dan lingkungan hidup. Dalam hal ini, aspek teknik dan
teknologi sangat menentukan berhasil tidaknya proses produksi dijalankan. Apabila aspek
teknologi tidak diperhatikan, maka besar kemungkinan terjadai kesalahan teknis
dalamproduksi sehingga justru gagal dalam menghasilkan produk. Sebagai contoh industri
dairy yang tidak menggunakan proses pasteurisasi atau sterilisasi bahan baku (susu segar)
maka dapat dipastikan produk yang dihasilkan yaitu keju dan yoghurt akan cepat rusak
karena terjadi kontaminasi Selain itu, ketidakpahaman teknologi yang aman dapat
menimbulkan bahaya bagi pekerja dan lingkungan bahkan hingga kematian. Misalnya
spesifikasi tangki pasteurisasi pada produksi susu UHT(Ultra High Temperature) tidak
sesuai dengan tekanan uap panas yang digunakan. Tekanan uap panas yang melebihi
kapasitas tangki akan menyebabkan ledakan dan dapat menimbulkan kematian pekerja.
Hal ini tentunya akan menimbulkan kerugian yang besar.

1
1.2 Rumusan Masalah
a) Jenis produksi apa yang digunakan pada industry tersebut?
b) Berapa kapasitas produk yang dihasilkan oleh industry tersebut?
c) Jenis tata letak / lay out yang digunakan pada industry tersebut?
d) Bagaimana argonomi yang terdapat dalam industry tersebut?
1.3 Tujuan Penulisan
a) Untuk mengetehui jenis-jenis produk
b) Menentukan kapasitas produksi
c) Menentukan dan gambar jenis tata letak / lay out
d) Dapat mengetahui keadaaan argonomi pada industri tersebut

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis produksi apa yang digunakan pada industry tersebut?


Produk yang dihasilkan dari olahan susu sapi murni ini adalah produk susu
pasteurisasi, produk dipasarkan dalam bentuk kemasan botol plastik PET bening 330ml
betutup botol putih, produk memiliki varian rasa tawar, greentea, taro, coklat, mocca,
vanilla, strawberry, dan melon. Kemasan produk memiliki label berbahan transparancy.

2.2 Berapa kapasitas produk yang dihasilkan oleh industry tersebut?

3
2.3 Jenis tata letak / lay out yang digunakan pada industry tersebut?
Lokasi usaha yang baru direncanakan berada di daerah Ciganitri, Kabupaten Bandung
dengan luas tanah 500m2, di daerah tersebut sudah tersedia lahan yang sesuai dengan
Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Susu Sapi Murni Di Kota Bandung (Studi Kasus di
Jegud Milk)

kebutuhan luas untuk usaha pengembangan pengolahan susu sapi murni ini.berikut model
tata letak/lay out industri susu sapi murni:

4
2.4 Bagaimana ergonomi yang terdapat dalam industry tersebut?

5
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas
produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik, dan proses produksinya termasuk pemilihan
teknologi. Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam Analisis
Kelayakan Usaha Pengolahan Susu Sapi Murni Di Kota Bandung (Studi Kasus di Jegud Milk) menjalankan
usahanya dengan menilai ketapatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin
yang akan digunakan (Jakfar & Kasmir, 2012).
Organisasi dapat dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Yang membuat perusahaan
hidup dan dinamis adalah karena adanya proses-proses manajemen. Agar proses-proses manajemen
dapat bekerja dengan baik, maka organisasi sebagai sarananya perlu dirancang. Hasil akhir dari
perancangan organisasi ini yang disebut dengan struktur organisasi (Siregar, 1991). Untuk jam kerja
yang diberikan sudah sesuai yaitu 8jam/hari. Fasilitas kerja yang ada dalam industri sudah sesuai
dengan kebutuhan pegawai untuk menunjang dan mempermudah proses kerja dan kenyamanan mulai
dari meja kerja, kursi, lemari berkas, komputer, printer, loker karyawan. Masing-masing karyawan di
kantor mendapatkan fasilitas yang sama rata.
Untuk mesin dan perlatan yang digunakan rata-rata sudah menggunakan mesin otomatis yang
mengurangi tenaga kerja untuk mengangkut bahan-bahan yang berat untuk proses produksinya seperti
mesin pasteurisasi, mesin jet pump, mesin expired, storage tank, mixing tank. Untuk mempermudah
pengangkutan diberikan trolley, motor roda tiga, mobil box gran max. Perencanaan program pelatihan
tenaga kerja Jegud Milk dalam usaha pengolahan susu sapi murni difokuskan pada bagian operasional
perusahaan. Fokus pelatihan tersebut berkaitan dengan pengenalan kegiatan operasional. Pelatihan
juga dilakukan dengan mengikuti seminar atau workshop.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan aspek teknis, usaha Jegud Milk dalam pengolahan susu sapi murni layak . Hal
tersebut didasarkan pada produk dapat di produksi dan dapat dipasarkan dengan ditunjang oleh
fasilitas yang tersedia dan proses yang dilakukan, secara teknis target penjualan dapat terpenuhi oleh
kapasitas produksi, dan lokasi yang digunakan dapat mendukung usaha pengolahan susu sapi murni.

Berdasarkan aspek manajemen sumber daya manusia, usaha Jegud Milk dalam pengolahan
susu sapi murni sudah layak untuk berproduksi. Hal tersebut didasarkan pada usaha ini memiliki
struktur organisasi yang jelas berupa struktur organisasi fungsional dengan pembangian tugas dan
fungsi yang jelas, serta tenaga kerja yang mencukupi kebutuhan untuk menjalankan kegiatan
operasional Jegud Milk dalam pengolahan susu sapi murni.

7
DAFTAR PUSTAKA

Istianah, N., Fitriadinda, H., & Murtini, E. S. (2019). Perancangan Pabrik untuk Industri
Pangan. Universitas Brawijaya Press.

Darmaseptana, D., Saleh, A., & Kurniawan, D. (2016). ANALISIS KELAYAKAN USAHA
PENGOLAHAN SUSU SAPI MURNI DI KOTA BANDUNG (STUDI KASUS DI
JEGUD MILK). Reka Integra, 4(1).

Anda mungkin juga menyukai