PROPOSAL
Oleh:
Bagus Prasetyo
201510160311400
Manajemen Operasional
2018
1
I. PENDAHULUAN
2
dalam menganalisis permasalahan waktu proses produksi yaitu
metode pemetaan fungsi waktu.
Industri yang menjadi prioritas dalam pembangunan ekonomi
nasional di Indonesia saat ini yakni UMKM. Perkembangan UMKM
yang pesat ini membuat UMKM tersebut dituntut untuk mempunyai
nilai daya saing. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
mempunyai berbagai permasalahan pada bidang produksi yang
dapat menghambat perkembangan terutama dalam mengoptimalkan
peluang yang ada. Dapat diidentifikasikan bahwa permasalahan
yang sering terjadi pada UMKM yaitu kurangnya permodalan,
kesulitan dalam pemasaran, persaingan usaha ketat, kesulitan
bahan baku, kurang teknis produksi, keahlian, keterampilan
manajerial, keterampilan manajemen khususnya keuangan
(Kurniawan,2011).
Salah satu UMKM yang berada di Malang Raya yakni Yamois
Khas Malang atau Yamois Industri Indoprima. Yamois Industri
Indoprima merupakan salah satu UMKM yang berada Jl. Abd Saleh,
Perum Oma View Atas Ge/ 20, Kedungkandang, Kota Malang.
Yamois ini didirikan oleh keluarga Ibu Henny Anisa dan Bapak Indra
Juwono. UMKM Yamois Industri Indoprima ini bergerak dibidang
produksi makanan dimsum siomay, ikan bandeng tanpa duri, roti
maryam, dan food frozen lainnya.
Pada proses produksi siomay di UMKM Yamois Industri
Indoprima mempunyai beberapa langkah seperti pembersihan,
penggilingan, percampuran, pencetakan, pengukukusan, pentirisan,
pengepakan, penyortiran, dan pembekuan. Proses produksi yang
panjang ini terdapat beberapa masalah yang membuat produktivitas
belum optimal. Masalah yang terjadi di UMKM Yamois Industri
Indoprima yakni salah satunya pada proses produksi siomay yang
mengalami kendala seperti keterlambatan penyelesaian,
penumpukan pekerjaan dan tidak tercapainya target produksi harian,
3
sehingga tidak mencapai target produksi yang ditentukan. Hal ini
terbukti dengan adanya data produksi harian yang rata- rata sebesar
400 pcs/harinya namun aktualnya Yamois Industri Indoprima hanya
dapat produksi siomay rata-rata 350 pcs/harinya. Akibatnya,
perusahaan mengalami kerugian apabila proses produksinya
terganggu dan salah dalam strategi prosesnya.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah
penelitian ini adalah :
1. Kegiatan apa yang mengalami pemborosan waktu dalam aliran
proses produksi pembuatan siomay pada Yamois Industri
Indoprima?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pemborosan
waktu yang terjadi pada aliran proses produksi pembuatan
siomay pada Yamois Industri Indoprima?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan
dibahas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada proses produksi
siomay kemasan regular pada Yamois Industri Indoprima di Jl. Abd
Saleh, Perum Oma View Atas Ge/ 20, Kedungkandang, Kota
Malang.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dijelaskan maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kegiatan apa yang mengalami pemborosan
waktu dalam aliran proses produksi pembuatan siomay pada
Yamois Industri Indoprima.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
pemborosan waktu yang terjadi pada aliran proses produksi
pembuatan siomay pada Yamois Industri Indoprima.
5
E. Manfaat Penelitian
Berikut manfaat yang diperoleh dari penelitian ini:
1. Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan masukan dan
saran yang bermanfaat bagi manajemen Yamois Industri
Indoprima untuk dasar pengambilan keputusan dalam proses
produksi.
2. Diharapkan penelitian ini diharapakan dapat menambah
wawasan dan juga referensi pada bidang manajemen terutama
manajemen operasional mengenai proses produksi.
6
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Bagas Sulastama, Lely
Herlina, Achmad Bahauddin dengan judul “Usulan Perbaikan Proses
Produksi Abu Fly Ash Bottom Ash dengan Pendekatan Lean
Manufacturing” pada tahun 2013. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pemborosan waktu pada saat proses penyaluran fly ash
dan bottom ash yang memiliki beberapa kendala dengan
menggunakan metode lean manufacturing. Hasil dari penelitian ini
yaitu didapatkan waste transportasi ssebesar 20,40%, innapropiate
process sebesar 17,96%, waiting sebesar 15,10%, overproduction
sebesar 14,69%, unnescessary inventori sebesar 12,65%,
unnescessary motion sebesar 9,8% dan yang terendah adalah
defect yaitu sebesar 9,39%. Total waktu lead time process fly ash
sebesar 6.815,14 menit dan bottom ash sebesar 6.813,02 menit.
Penelitian yang dilakukan oleh Trismi Ristyowati, Ahmad
Muhsin, dan Putri Puji Nurani dengan judul “Minimasi Waste pada
Aktivitas Proses Produksi dengan Konsep Lean Manufacturing” pada
tahun 2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemborosan
yang terjadi di lantai produksi yang berupa cacat dan delay sehingga
bisa meminimasi wate aktivitas proses produksi agar terget
pemenuhan order dapat tercapai dengan menggunakan metode lean
manufacturing. Hasil dari penelitian ini yaitu didapatkan adanya
usulan perbaikan yang diberikan untuk meminimasi adanya waste
cacat dan waiting pada proses produksi sarung tangan golf di PT.
Sport Golf Indonesia dengan penambahan tenaga kerja pada proses
jahit dan memberikan pelatihan pekerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Iswandi Idris, Yuana Delvika,
Ruri Aditya Sari, dan Uthumporn,U dengan judul “Penentuan Waktu
Standar Proses Pemotongan dan Penghalusan kayu Pada
Pembuatan Furniture Kayu Jati” pada tahun 2016. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui waktu standar pada proses
7
pemotongan kayu dan proses penghalusan kayu pada pembuatan
kursi makan. Hasil dari penelitian ini yaitu didapatkan yaitu perolehan
waktu standar pada proses pemotongan kayu sebesar 49,28 menit
dan penghalusan kayu sebesar 50,51 menit.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
B. Landasan Teori
1. Proses Produksi
Dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan yang
bergerak di bidang manufaktur maupun perusahaan yang
bergerak dibidang jasa terdapat suatu kegiatan proses produksi.
Proses produksi sendiri guna untuk menghasilkan suatu produk
baik itu berupa barang ataupun jasa.
Menurut Assauri (2008:35) pengertian proses produksi
adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan
menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-
bahan, dana) yang ada.
Proses produksi merupakan suatu cara, metode ataupun
teknik dalam penambahan manfaat atau penciptaan faedah baru
terhadap barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan. Hal
ini merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai
tingkat kualitas dengan adanya penambahan nilai pada produk
atau jasa yang bisa memberikan nilai pada perusahaan (Heizer
&Render 2009).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses
produksi merupakan suatu kegiatan menambah nilai guna dan
nilai tambah manfaat suatu barang atau jasa sehingga menjadi
lebih berguna dalam perusahaan baik manufaktur maupun jasa.
Tingkat efektifitas dan efesiensi proses produksi dituntut memiliki
nilai yang tinggi agar dapat memenuhi tingkat kebutuhan
produksi yang sudah ditargetkan. Kelancaran pelaksanaan
proses produksi menjadi hal yang harus diperhatikan oleh
perusahaan. Untuk dapat melaksanakan proses produksi dengan
efisien dan hasil produksi yang optimal, maka diperlukannya
9
koordinasi yang baik dari faktor- faktor produksi. Faktor- faktor
produksi tersebut meliputi manusia, mesin, material dan metode.
Material merupakan salah satu faktor produksi dalam
suatu perusahaan yang nantinya akan menjadi produk. Mesin
merupakan investasi suatu perusahaan berupa perlengkpan-
perlengkapan produksi yang bertujuan untuk menambah
kemampuan dalam memproduksi barang atau jasa (Sukirno,
2004: 121). Manusia merupakan tenaga kerja yang memproduksi
barang dan jasa. Metode merupakan suatu cara, teknik dalam
upaya proses produksi disuatu perusahaan.
2. Strategi Proses
Perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang sudah
ditetapkan memerlukan strategi yang matang dan tepat. Tujuan
perusahaan itu sendiri secara garis besar yakni memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya. Salah satunya dengan
menetapkan strategi proses untuk memproduksi barang dan jasa
dengan memperhatikan efesiensi produksi, fleksibilitas, biaya
produksi dan kualitas barang yang di produksi.
Strategi proses itu sendiri merupakan sebuah pendekatan
organisasi untuk mengubah sumber daya yang ada menjadi
produk berupa barang atau jasa. Tujuan dari adanya strategi
proses adalah proses menghasilkan suatu barang maupun jasa
untuk memenuhi keinginan konsumen dengan biaya yang sesuai
dan sumber daya yang dimiliki. Ada 4 proses produksi sebagai
berikut (Heizer dan Render, 2015):
a. Fokus pada Proses
Fokus pada proses merupakan strategi proses dengan
karakteristik volume produksi yang rendah namun
keragamannya tinggi yang semua fasilitas diatur sesuai
dengan aktivitas atau proses tertentu.
10
b. Fokus Berulang
Fokus berulang merupakan strategi proses yang lebih
terstruktur teknisnya dengan menggunakan modul. Madul
merupakan bagian komponen yang dipersiapkan
sebelumnya yang sering berada dalam proses yang berulang
seperti modul perakitan Harley- Davidson.
11
b. Pemetaan Fungsi Waktu
Pemetaan Fungsi Waktu merupakan suatu alat analisis
dan desain proses yang ditambahkan dengan waktu pada
sumbu horizontalnya. Tujuan Pemetaan Fungsi Waktu ini
untuk menhilangkan pemborosan dalam hal langkah
tambahan, pengulangan, dan keterlambatan yang tidak perlu.
c. Pemetaan Aliran Nilai
Pemetaan Aliran Nilai merupakan suatu alat analisis
dan desain proses dengan menambahkan nilai pada
keseluruhan proses produksi termasuk rantai pasokan.
d. Diagram Proses
Diagram proses merupakan perangkat yang
menggunakan symbol, waktu, dan jarak untuk mendapatkan
cara yang objektif dan terstruktur untuk menganalisis dan
mencatat aktivitas produksi.
e. Perencanaan Pelayanan
Perencanaan pelayanan merupakan teknik analisis
proses yang memusatkan perhatian kepada pelanggan dan
interaksi ke pelanggan.
12
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pemetaan fungsi waktu merupakan salah satu alat analisis
proses produksi yang berguna untuk menganalisis waktu dalam
proses produksi.
Terdapat dua pemetaan fungsi waktu yaitu dasar dan
target. Pemetaan fungsi waktu dasar merupakan suatu proses
dalam produksi yang belum mendapatkan perbaikan waktu.
Pemetaan fungsi waktu target merupakan suatu proses dalam
produksi yang sudah mendapatkan perbaikan waktu. Berikut
diagram pemetaan fungsi waktu dasar dan target:
Tabel 2.2. Pemetaan Fungsi Waktu Dasar
13
Tabel 2.3. Pemetaan Fungsi Waktu Target
5. Kualitas
Dalam upaya menunjang penjualan perusahaan bisa
dengan cara meningkatkan kualitas produk itu sendiri. Sehingga
akan menimbulkan suatu kepuasan konsumen. Kualitas adalah
tingkat keseluruhan baik fitur suatu produk yang dihasilkan dan
karakteristik produk yang mampu memberikan kepuasan bagi
pelanggan (Heizer dan Rendel, 2015).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas sangat penting
bagi orientasi perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur
ataupun jasa. Tanpa adanya kualitas yang dimiliki maka tidak
akan dapat bersaing dengan kompetitor yang sejenis.
6. Pengendalian Kualitas
Kualitas yang baik perlu untuk dipertahankan dan
ditetapkan agar tidak menyimpang, maka dari itu perlu adanya
14
pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas sendiri merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi
yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dan
apabila terjadi penyimpangan maka bisa di koreksi (Sofyan
Assauri, 2008).
Menurut Heizer dan Rendel (2013) ada beberapa tujuan
pengendalian kualitas sebagai berikut:
a. Peningkatan kepuasan pelanggan
b. Penggunaan biaya yang rendah
c. Selesai tepat pada waktunya
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Bagas Sulastama, Lely
Herlina, Achmad Bahauddin dengan judul “Usulan Perbaikan Proses
Produksi Abu Fly Ash Bottom Ash dengan Pendekatan Lean
Manufacturing” pada tahun 2013. Penelitian ini dilakukan untuk
15
mengetahui pemborosan waktu pada saat proses penyaluran fly ash
dan bottom ash yang memiliki beberapa kendala dengan
menggunakan metode lean manufacturing. Hasil dari penelitian ini
yaitu didapatkan waste transportasi ssebesar 20,40%, innapropiate
process sebesar 17,96%, waiting sebesar 15,10%, overproduction
sebesar 14,69%, unnescessary inventori sebesar 12,65%,
unnescessary motion sebesar 9,8% dan yang terendah adalah
defect yaitu sebesar 9,39%. Total waktu lead time process fly ash
sebesar 6.815,14 menit dan bottom ash sebesar 6.813,02 menit.
Penelitian yang dilakukan oleh Trismi Ristyowati, Ahmad
Muhsin, dan Putri Puji Nurani dengan judul “Minimasi Waste pada
Aktivitas Proses Produksi dengan Konsep Lean Manufacturing” pada
tahun 2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemborosan
yang terjadi di lantai produksi yang berupa cacat dan delay sehingga
bisa meminimasi wate aktivitas proses produksi agar terget
pemenuhan order dapat tercapai dengan menggunakan metode lean
manufacturing. Hasil dari penelitian ini yaitu didapatkan adanya
usulan perbaikan yang diberikan untuk meminimasi adanya waste
cacat dan waiting pada proses produksi sarung tangan golf di PT.
Sport Golf Indonesia dengan penambahan tenaga kerja pada proses
jahit dan memberikan pelatihan pekerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Iswandi Idris, Yuana Delvika,
Ruri Aditya Sari, dan Uthumporn,U dengan judul “Penentuan Waktu
Standar Proses Pemotongan dan Penghalusan kayu Pada
Pembuatan Furniture Kayu Jati” pada tahun 2016. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui waktu standar pada proses
pemotongan kayu dan proses penghalusan kayu pada pembuatan
kursi makan. Hasil dari penelitian ini yaitu didapatkan yaitu perolehan
waktu standar pada proses pemotongan kayu sebesar 49,28 menit
dan penghalusan kayu sebesar 50,51 menit.
16
D. Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan tinjaun di atas maka kerangka pikir dalam
penelitian ini adalah :
Manusia
Metode
17
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UMKM Yamois Industry
Indoprima di Jl. Abd Saleh, Perum Oma View Atas Ge/ 20,
Kedungkandang, Kota Malang.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan.
Penelitian tindakan yaitu penelitian yang dilakukan guna untuk
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan sebelumnya (Sanusi, 2011).
Penelitian dilakukan dengan cara mengevaluasi
pendekatan atau metode yang sudah diterapkan sebelumnya dan
menjadikannya lebih baik dari sebelumnya dengan metode yang
lebih baik.
2. Waktu dasar
Waktu dasar merupakan waktu kegiatan- kegiatan mulai awal
dari bahan mentah sampai produk jadi pada saat proses
produksi di Yamois Industri Indoprima.
3. Manusia
18
Manusia dalam konteks industri, manusia merupakan suatu
sumber daya yang dimiliki industri untuk memproduksi dan
secara langsung dalam kegiatan proses produksi. Manusia
sebagai tenaga kerja harus mengerti akan ketepatan waktu dan
metode kerja yang baik pada Yamois Industri Indoprima.
4. Mesin
Mesin merupakan alat yang digunakan industri untuk
mempermudah, mempercepat, dan memberikan kualitas yang
baik dalam proses produksi pada Yamois Industri Indoprima.
Mesin dalam keaadaan baik akan memberikan dampak baik
pada proses produksi, begitupun sebaliknya.
5. Material
Material atau bahan baku merupakan komponen pembentuk
produk yang digunakan dalam proses produksi pada Yamois
Industri Indoprima.
6. Metode
Metode merupakan suatu cara, teknik ,prosedur dalam proses
produksi untuk memberikan standart operasional yang gunakan
pada Yamois Industri Indoprima.
7. Proses target
Proses target merupakan suatu proses yang dilakukan pada
saat produksi di Yamois Industri Indoprima setelah
mendapatkan perbaikan.
8. Waktu target
Waktu target merupakan waktu kegiatan- kegiatan mulai awal
dari bahan mentah sampai produk jadi pada saat proses
produksi di Yamois Industri Indoprima setelah mendapatkan
perbaikan.
19
D. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan data primer dan juga data sekunder sebagai
berikut:
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber
pertama baik individu ataupun perorangan (sekaran,2006).
Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung
dengan melakukan wawancara dengan pimpinan ataupun yang
mewakili dari Yamois Industry Indoprima. Data yang didapat
berupa informasi data waktu proses produksi dan data proses
produksi.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia dan
dikumpulkan oleh pihak lain (Sanusi, 2011). Data sekunder
yang diperoleh yaitu gambaran umum perusahaan Yamois
Industri Indoprima.
20
perilaku subjek, objek, atau kejadian sistematik tanpa adanya
pertanyaan yang diberikan kepada yang diteliti. Data yang
diperoleh dari hasil observasi pada Yamois Industri Indoprima
adalah aktivitas proses produksi, fenomena yang terjadi
didalam ruang produksi.
F. Teknik Analisa Data
Berikut ini teknik analisis data yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada Yamois Industri
Indoprima dengan menggunakan 2 alat analisis:
1. Pemetaan Fungsi Waktu Dasar
Untuk mengetahui kegiatan dan waktu yang diperlukan
dalam produksi siomay sebelum dilakukan perbaikan pada
kegiatan yang mengalami pemborosan pada Yamois Industri
Indoprima dapat dihitung dengan pemetaan fungsi waktu dasar
(Heizer dan Render, 2009). Langkah – langkah pemetaan
fungsi waktu dasar sebagai berikut:
a. Membuat diagram alir mulai dari pembersihan,
penggilingan, percampuran, pencetakan, pengukukusan,
pentirisan, pengepakan, penyortiran, dan pembekuan pada
sumbu vertikal dan waktu pada sumbu horizontal.
b. Menyusun aktivitas – aktivitas dalam proses produksi.
c. Menghitung waktu dari masing – masing aktivitas dalam
proses produksi.
d. Panah melambangkan arah aliran atau bahan.
21
e. Mendesain diagram pemetaam fungsi waktu dasar.
22
c. Menuliskan penyebab utama dalam kotak yang
dihubungkan kearah garis panah utama masalah pada
Yamois Industri Indoprima.
23
e. Mendesain diagram pemetaam fungsi waktu target.
DAFTAR PUSTAKA
24
Jati”. Jurnal Teknovasi Volume 03, Nomor 2, 2016, 58 – 66 ISSN
: 2355-701X
25