PENDAHULUAN
Persaingan antar industri di indonesia semakin ketat karena perindustrian
di Indonesia telah semakin berkembang dan maju, dengan di tunjangnya teknologi
baru yang semakin canggih, hal ini mendorong para pelaku industri untuk
meningkatkan usahanya guna memenangkan persaingan. Oleh karena itu,
dibutuhkan pengenalan lingkungan
memahami teori teori yang telah didapat saat diperkuliahan guna mendukung
peningkatan usaha yang dilakukan. Untuk memenuhi kebutuhan di atas pada
Universitas Islam Bandung Program Studi Teknik Industri terdapat matakuliah
Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
Kuliah kerja lapangan di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung merupakan salah satu mata kuliah yang wajib yang
memiliki bobot 2 SKS. Mata kuliah kerja lapangan ini merupakan salah satu
syarat untuk lulus program S1 di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung. Dalam mata kuliah kerja lapangan ini, mahasiswa
dituntut untuk melihat langsung ke dalam dunia kerja, sehingga diharapkan
mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan
dalam dunia kerja.
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah mata kuliah yang memberikan
pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk mengenal beberapa perusahaan
manufaktur dan menganalisis permasalahan permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan tersebut. Kuliah Kerja Lapangan ditujukan dengan maksud
meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan
akan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan didasari dengan Iman dan Takwa.
Bagi mahasiswa kegiatan KKL harus dirasakan sebagai pengalaman belajar yang
baru yang tidak diperoleh didalam kampus, sehingga selesainya KKL mahasiswa
akan memiliki wawasan guna bekal hidup dan bersosialisasi ditengah masyarakat
pada saat melaksanakan pengabdian kepada Bangsa dan Negara dikemudian hari.
1.2
Tujuan
Ruang Lingkup
Beberapa perusahaan yang dikunjungi pada Kuliah Kerja Lapangan
tanggal 8 s.d. 11 Agustus 2015 yaitu Batik Komar, PT. Coca Cola, PT. Primarindo
Asia Infrastructure.Tbk (Pabrik sepatu tomkins), Studio Keramik, C59, Pabrik
coklat cocodot, dan Pudak Scientific. Pada setiap kunjungan, perusahaan
menjelaskan tentang profil dan sejarah perusahaan hingga bagaimana perusahaan
tersebut dapat terbentuk, menjelaskan proses bisnis dan produksi dengan melihat
langsung ke lantai produksinya guna mengetahui permasalahan yang dihadapi
perusahaan dan bagaimana cara penanggulangannya.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1
2.2
Jakarta Pusat, Gedung Dana Pensiun Bank Mandiri Lt. 3A Jln. Tanjung Karang
No. 3 dan perusahaan memiliki satu pabrik produksi yang terletak di kota
Bandung Jln. Raya Ranca Bolang no. 98 Gedebage, Jawa Barat. Pabrik produksi
dibangun di atas tanah seluas 9,7 ha dengan luas bangunan 4,1 ha. Bangunan
utama berupa pabrik untuk unit cutting, laminating, preparation, rubber,
sewing, assembling, gudang bahan baku, gudang jadi, dan bangunan penunjang
seperti kantor, kantin pujasera, poliklinik dan mini market yang dikelola oleh
koperasi karyawan.
PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk membagi proses produksi kedalam
dua kelompok pengerjaan yaitu pengerjaan bagian upper dan bagian bottom.
Bahan
baku
utama
yang
digunakan
leather(kulit
untuk
sintetis),
dalam
(tatak
sepatu)
menggunakan
bahan
berupa nylex,
Elemen Sepatu
Umumnya konstruksi sepatu terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu :
1.
Upper
2.
Bottom
Upper
Upper sepatu adalah bagian sepatu yang terdapat di bagian sisi atas, mulai dari
ujung depan sepatu, sisi kanan dan kiri, bagian lidah (tongue) sampai dengan
bagian belakang. Karakteristik dari upper biasanya berbahan dasar kain sintetic
atau kulit (leather) yang telah dirakit dengan jahitan (stitching process).
Bottom
Bagian bottom dari sepatu adalah bagian alas atau bagian bawah dari sepatu.
Biasanya orang menyebut bagian sole. Bottom terdiri dari insole, midsole dan
outsole. Dan ada juga yang menggunakanbahan Pu-Puck (Polyurethane).
Flow chart berikut merupakan proses standard produksi sepatu. Saya ambil dari
Link Website berikut : http://dorothy.wikidot.com/shoes-manufacturing
Manual Cutting
Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk menjadi
upper sepatu. Bahan baku yang berupa kain atau pun kulit (leather) dipotong
Upper Sewing
Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong di cutting
process kemudian dijahit yang kemudian dibentuk menjadi upper sepatu. Dalam
proses penjahitan ini sangat banyak membutuhkan waktu dalam pengerjaannya.
Hal ini dikarenakan tinginya tingkat kesulitan dalam menjahit dan juga butuh
ketelitian yang sangat tinggi. Potonganpola dijahit satu persatu sehingga
membentuk upper sepatu yang selanjutnya disatukan di proses perakitan.
3. Outsole Production
Outsole
Outsole, merupakan Bagian terbawah dari sepatu yang contact dengan tanah.
Karakteristik outsole yang baik antara lain: Cengkeraman (grip), daya tahan, dan
tahan air. Untuk sebuah sepatu, bahan yang digunakan pada outsole biasanya
merupakan gabungan dari beberapa bahan untuk menyesuaikan dengan
model,warna dan fungsi yang diinginkan, antara lain berbasis plastik,
karet/rubber, sponge. masing masing jenis bahan tersebut juga bervariasi.
misalnya untuk plastic ada jenis TPR, TPU dll.
Proses pembuatan outsole terdapat 2 jenis, yaitu molding dan injection.
Molding process dapat dilihat dalam vidio berikut :
4. Insole production
Insole
Insole, merupakan bagian dalam sepatu, tepatnya berada di bawah kaki. Bahan
yang dipakai untuk insole sangat menentukan kenyamanan saat kita mengenakan
sepatu.
Berikut proses pembuatan insole.
5. Stock Fitting
Beberapa jenis outsole bisa langsung digunakan pada proses Assembling, namun
ada juga beberapa jenis bottom yang harus melalui proses stock fitting. Proses ini
Stock Fitting
6. Assembly
Pada bagian inilah perakitan sepatu dikerjakan. Bagian-bagian sepatu yang masih
berupa upper dan bottom digabungkan hingga menjadi bentuk sepatu. Bagian
upper yang diproduksi dari divisi stitching process sebelumnya dan bagian bottom
yang diproduksi di divisi stockfit dirakit dalam proses ini sampai membentuk
sepasang sepatu. Hal-hal penting dalam proses assembling bisa dilihat dalam
detail berikut.
a. Laste
Saat memasuki proses assembling Upper dan Bottom sudah berupa pasangan atau
set, dengan size yang sudah ditentukan. Untuk membentuk sepatu agar
mengikuti kontur kaki digunakan laste.Setiap Merek memiliki dimensi Laste yang
berbeda-beda meski dengan size yang sama. Sepatu untuk kaki orang asia
tentunya memiliki laste yang berbeda dengan jenis kaki orang Eropa.
Laste
Healasting Machine
Toelasting Machine
c. Treatment Upper - Bottom
Sebelum disatukan, permukaan kontak ( contact surface ) Upper dan Bottom harus
di Treatment terlebih dahulu. Pada dasarnya treatment ini bertujuan untuk
membersihkan contact surface,membuka pori-pori permukaan bottom dengan
penyinaran ultra violet (UV), cementing, dan Heating.
Upper-Bottom Treatment
d. Press
Menyatukan bottom dan upper dengan menggunakan mesin press.
e. Pendinginan
Secara teoritis material upper baik dari Synthetic maupun leather/kulit ditreament
( melalui proses heating ) untuk mengikuti kontur permukaan laste. Setelah proses
penyatuan dengan bottom di mesin press. Laste tidak boleh langsung dilepas.
Proses pendinginan diperlukan untuk menghentikan perubahan bentuk material.
Proses ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pendinginan perlahan, sepatu
dilewatkan dalam conveyor gantung yang panjang dan didinginkan dengan angin
dengan suhu ruang normal. Cara kedua yaitu pendinginan cepat, sepatu diletakkan
diatas conveyor yang melewati lorong dengan suhu chiller.
f. Finishing
Proses ini merupakan akhir dari semua proses produksi yang dikerjakan.
Sepatu hasil produksi dan telah melewati pemeriksaan quality kemudian akan dipacking ke dalam dus karton sepatu yang kemudian disimpan di gudang final
product.
2.4
Manajemen Kualitas
PT. Primarindo Asia Infrastrukture, Tbk sebagai perusahaan sepatu
insetif
triwulan
dan
jasa
operasi
atau
bonus
tahunan
yang
diberikan atas kinerja karyawan, kesejahteraan berkala hari tua (KBHT), tabungan
hari tua (THT), dan (2) non uang yaitu berupa cuti, pemeliharaan kesehatan
pakaian dinas harian, pakaian dinas lapangan, perlengkapan keselamatan kerja,
transportasi atau angkutan, kredit pemilikan rumah, perumahan dinas, rekreasi,
koperasi karyawan, fasilitas olah raga, fasilitas kesenian, ruang istirahat, ruang
anti pakaian, balai pertemuan, ruang makan atau kantin, tempat peribadatan,
tempat penitipan anak dan prokespen. Membangun daya saing usaha melalui
peningkatan konpetensi individu berfokus pada usah-usaha peningkatan
kemampuan sumber daya manusia secara berkelanjutan untuk mewujudkan insan
PT.
Primarindo Asia Infrastrukture, Tbk yang berkompeten sebagai asset
utama perusahaan. PT. Primarindo Asia Infrastrukture, Tbk menyadari bahwa
peningkatan kopetensi dan keterampilan karyawan secara terus-menerus akan
bermuara pada peningkatan produktivitas
serta
Untuk
keseluruhan
kualitas
pelayanan,
perusahaan
terus-menerus
melakukan pelatihan manajemen proyek untuk manajer proyek dan para manajer
terkait.
Pada tahun
2008 telah
berhasil
dilatih
125 karyawan
menjaga
kesinambungan
kopetensi
dan
keahlian
karyawan,
sumber
daya
manusia
ini
juga
diiringi
melaksanakan
manajemen
kesehatan,
berbagai
kegiatan
keselamatan
kerja
melalui
dsan
pembentukan sistem
peningkatan
kualitas
yang
dilakukan
dalam
pengembangan
produktivitas
berdasarkan
ukur
banding
(benchmark)
Manajemen Pemasaran
Strategi Bisnis
Kegiatan produksi PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk didasarkan atas
pesanan dari buyer. Perusahaan menerima order pembuatan sepatu untuk
pemasaran ekspor dalam beberapa merek luar negeri seperti Londsdale,
Jhon Smith, Diadora, Umbro, Dockers, Geok, dan Karimor. Selain itu PT.
Primarindo Asia Infrastructure, Tbk memproduksi sepatu dengan merek
Gerli).
Pemasaran Lokal
PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk telah mampu mendistribusikan
produk sepatu merek Tomkins di lebih dari 200 counter penjualan seluruh
Indonesia dan jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat dengan
Menado
Keris Galery Puri Mall Jakarta hanya satu counter.
Enam Independent store yang berada di Blok M Plaza, Mall Citraland,
dan
Daan Mogot Mall, Mall Cibubur Junction, Mall Kalibata, dan Supermall
Karawaci.
Toko Retail
Sampai saat ini terdapat 67 buah toko sepatu yang tersebar diseluruh
Indonesia.
Harga (Price)
Sampai pada tahun 2007 perusahaan belum menaikkan harga jual produk
sepatu Tomkins. Harga jual perpasang sepatu berkisar antara Rp. 92.000
sampai Rp. 138.000 dengan harga jual rata-rata sebesar Rp. 117.000.
Sepatu dengan jenis khusus harga yang diterapkan diatas rata-rata yaitu
sepatu sepak bola Rp. 159.000, sepatu voli Rp. 183.000 dan sepatu motor
Rp. 210.000. Strategi penentuan harga jual produk sepatu tersebut diambil
yang
mempunyai
tingkat
kecelakaan
keamanan
dan
kesehatan
dapat
baik
keamanan.
dan menggunakan
Kedua, melakukan
pencegahan
kecelakaan
dengan
meliputi
mendidik
BAB III
KAJIAN DAN ANALISIS
3.1
yang baik, sehingga sampai sekarang Tomkins termasuk industri atau perusahaan
yang mampu go internasional dengan sasaran utama pemasaran banyak ke pelajar
setingkat SMA/SMA/ sederajat.
3.2
maintenance serta
membandingkannya
dengan
alternatif
Manajemen Kualitas
Perhitungan analisis biaya pemeliharaan tersebut dapat dilakukan dengan
atau
rata-rata
umur hot
press
machine adalah
selama 6,47
menggunakan
Manajemen Pemasaran
parameter
ukur
berupa availability,
Special price (Rp. 49.000 Rp. 79.000), diberlakukan bagi sepatu yang
Tomkins sudah terkontrol dengan baik. Dilihat dari kondisi di lapangan, sistem K3
di Tomkins terlihat penerapan sistem K3 yang baik, terlihat bahwa para operator
atau pekerja sudah di berikan fasilitas keselamatan kerja yang baik. dapat dilihat
para pekerja yang sudah memakai alat pelindung diri yang telah di standarkan.