Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................3
B. TUJUAN...............................................................................................................................4
C. MANFAAT PRAKTIKUM......................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................... 5
A. DEFINISI..............................................................................................................................5
B. PROSES PEMBUATAN KOMPON..........................................................................................5
C. BAHAN PENYUSUN KOMPON KARET.................................................................................5
1. Bahan kimia karet (aditif).................................................................................................6
2. Formulasi Kompon...........................................................................................................7
D. MESIN YANG DIGUNAKAN...................................................................................................7
1. Roll Mill............................................................................................................................7
2. Mesin Cutting...................................................................................................................8
3. Neraca Analitik.................................................................................................................8
4. Rheometer.........................................................................................................................8
BAB III.................................................................................................................................... 9
A. PROSES PENGERJAAN........................................................................................................9
1. Pengujian dengan Rheometer.........................................................................................9
2. Proses pemolaaan pada kompon...................................................................................10
3. Proses penimbangan kompon.......................................................................................10
4. Proses pecetakan pada mesin press..............................................................................10
B. PENCETAKAN OUTSOLE SEPATU PANTOFEL.....................................................................10
C. PENCETAKAN OUTSOLE SEPATU SPORT...........................................................................11
BAB IV.................................................................................................................................. 13
BAB V................................................................................................................................... 16
A. KESIMPULAN....................................................................................................................16
LAMPIRAN.......................................................................................................................... 17
A. PROSES PEMBUATAN SOLE SEPATU SPORT...........................................................................17
B. PROSES PEMBUATAN OUTSOLE PANTOFEL..........................................................................18

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
serta karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan “Laporan Praktikum
Pembuatan Outsole” dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk melaporkan hasil dari
praktikum pembuatan outsole yang telah dilakukan bersama kelompok.
Terselesaikannya pembuatan laporan ini tidak terlepas dari kontribusi
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian,
penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Orangtua, yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk
menyelesaikan laporan ini.
2. Aris Budianto, selaku dosen pengampu Teknik Outsole yang telah
memberikan arahan dan masukan sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
3. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan, lewat
sharing ide, percakapan, dan arahan yang diberikan telah banyak
membantu dalam pembuatan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini,


baik dalam materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat dibutuhkan penulis, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta,17 November 2019

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring perkembangan dunia yang semakin modern setiap perusahaan akan
berlomba-lomba meningkatkan keberhasilan perusahaanya. Pertama perusahan
tujuanya Cuma sekedar untuk mencari keuntungan laba yang besar. Tapi
perkembangan zaman tujuan itu mengalami pergeseran sekarang perusaahan di
tuntut agar tidak Cuma mencari laba yang besar tapi juga harus memperhatikan
rakyat dan melayani sesuai keinginan rakyat dan melihat sumber daya
manusianya.
Hakekatnya out sole merupakan bagian terluar bawahan sepatu yang
menyentuh tanah atu untuk melindungi bagian upper sepatu.dan memiliki
kompon-kompon yang berbahan karet,kulit dan kayu.dan seiring berkembangnya
teknologi mahasiswa Politeknik ATK Yogyakarta selalu mengikuti perkembangan
tersebut karena mahasiwa harus mampu membuat atu menjalankan alat yang
semakin perkembangan zaman mesin yang di perguanakn di dalam industry besar
menggunakan mesin yang baru dan canggih.
Dalam pembuatan out sole kebanyakan menggunakan kompon dari lateks
atau karet alam, Teknologi pembuatan barang jadi dari lateks karet alam lebih
mudah dari sisi teknologi. Teknik pembuatan bisa menggunakan cara metode
seperti pencelupan cetak tuangkan dan pembusaan.tergantuk produk yang akan di
hasilkan.metode pencelupan di gunakan untuk menghasilkan barang yang tipis
dan berongga .sole sepatu merupakan produk yang tebal dan cukup keras teknik
untuk pembuatan out sole yang cocok adalah teknik cetak tuang.cetak tuang
dilakukan dengan cara menuangkan kompon kedalam cetakan kemudian di
panaskan sampai mengkeras.
Produk pakai disini terkait dengan sandang yang dibagi menjadi tiga
tingkatan yakni primer, sekunder, dan tersier. Umumnya sandang dibedakan
menjadi beberapa kelompok, antara lain, pakaian yang menempel di tubuh,
penutup kepala dan alas kaki.

4
B. Tujuan

Tujuan praktikum sebagai berikut:


1. Mempelajari dan melaksanakan pembuatan kompon karet dan
komponding untuk sol luar (out sole) sepatu pantofel dan sport.
2. Menentukan jenis dan komposisi bahan baku yang akan digunakan untuk
pembuatan kompon sol luar.
3. Mempelajari dan memahami cara uji kematangan kompon (suhu, tekanan,
dan waktu) yang digunakan pada saat pencetakan produk (press
moulding) karet .
4. Mempelajari dan memahami cara pencetakan out sole dengan cara cetak
tekan vulkanisasi (press moulding).
5. Cara mengoperasikan mesin cetak tekan vulkanisasi (press vulkanisasi).

C. Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum sebagai berikut:


1. Mahasiswa mengetahui proses pembuatan outsole sepatu pantofel dan
sport.
2. Mahasiswa mengetahui pembuatan formulasi kompon karet standar untuk
outsole sepatu pantofel dan sport.
3. Mahasiswa mengetahui alat dan mesin yang digunakan dalam penbuatan
outsole.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi

Outsole merupakan bagian sepatu terluar yang mengalami kontak


langsung dengan permukaan tanah. Outsole dapat dibuat dengan beberapa metode.
Salah satunya adalah pembuatan outsole dengan menggunakan press moulding
atau cetak vulkanisasi sistem konvensional, semi efesien, maupun efesien.
Proses formulasi kompon karet standar adalah proses penetuan jenis dan
komposisi bahan baku karet (karet alam, karet sintetis, dan elastomer), bahan-
bahan kimia penyusun kompon karet (additif.) dan dilanjutkan dengan proses
komponding (proses penampuran antara bahan baku dan bahan kimia penyusun
kompon).
Dan biasanya outsole yang menggunakan kompon karet di gunakan untuk
sepatu sport dan sepatu patofe.lSepatu sport adalah sepatu yang khusus digunakan
untuk olahraga dengan kontruksi yang bervariasi menurut fungsi. Ciri khas sepatu
sport memiliki outsole dengan daya cengkram yang kuat.

B. Proses Pembuatan Kompon

Proses pembuatan kompon adalah proses pencampuran antara bahan baku


karet (karet alam, karet sintetis, dan elastomer) dengan bahan-bahan kimia karet
(additif.)

C. Bahan Penyusun Kompon Karet


Bahan baku karet yang digunakan untuk membuat kompon karet dapat
berupa karet alam maupun karet sintetis yang mempunyai sifat berbeda-beda satu
dengan lainnya. Pemilihan jenis karet yang akan digunakan dalam pengolahan
kompon karet akan menentukan sifat-sifat barang jadi yang akan dihasilkan. Karet
alam berasal dari getah pohon karet yang diolah menjadi RSS, crumb rubber,
crepe rubber, reclaimed rubber, dsb. Karet sintetis merupakan karet tiruan yang

6
dibuat untuk mengganti karet alam atau untuk keperluan tertentu antara lain : IR,
SBR, BR, EPDM, NBR dan sebagainya.
1. Bahan kimia karet (aditif)

Bahan kimia karet yang digunakan untuk pembuatan kompon karet umunya
terdiri dari :
a. Bahan pemvulkanisasi
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk mematangkan kompon karet
(curing), secara kimiawi akan bereaksi dengan gugus aktif pada molekul karet
membentuk ikatan silang tiga dimensi. Bahan pemvulkanisasi yang paling umum
digunakan adalah belerang (sulfur), khususnya digunakan untuk memvulkanisasi
karet alam atau karet sintetis jenis SBR, NBR, BR, IR dan EPDM.
b. Bahan pencepat (accelerator)
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk mempercepat reaksi
vulkanisasi. Bahan pencepat yang digunakan dapat berupa satu atau kombinasi
dari dua atau lebih jenis pencepat. Pencepat dikelompokkan berdasarkan
fungsinya sebagai berikut:
Fungsi Jenis dan kelompok Contoh
Pencepat Primer Thiazol (semi cepat) MBT, MBTS
Sulfenamida (cepat CBS
ditunda)

Pencepat Guanidine (sedang) DPG, DOTG


Sekunder
Thiuram (sangat TMT, TMTD
cepat)
Dthiokarbamat ZDC, ZMDC
(sangat cepat)
Dithiofosfat (cepat) ZBPP

c. Bahan antidegradant
Adalah bahan kimia yang berfungsi sebagai anti ozonan dan anti oksidan,
yang melindungi barang karet dari pengusangan dan meningkatkan usia
penggunaannya. Contoh : wax (anti ozonan), dan senyawa turunan fenol (ionol).

7
d. Bahan penggiat (activator)
Adalah bahan kimia yang ditambahkan kedalam sistim vulkanisasi dengan
pencepat untuk menggiatkan kerja pencepat. Penggiat yang paling umum
digunakan adalah kombinasi antara Zn O dengan asam stearat.
e. Bahan pelunak (softener)
Adalah bahan kimia yang berfungsi untuk melunakkan karet agar mudah
diolah menjadi kompon karet. Jenis bahan pelunak antara lain jenis aromatik,
naftenik, parafinik, ester dsb.
f. Bahan kimia tambahan
Bahan ini ditambahkan kedalam kompon karet dengan tujuan tertentu dan
sesuai dengan kebutuhan, misalnya : bahan pewarna, bahan penghambat
(inhibitor), bahan pewangi (deodorant), blowing agent, bahan baku olah
(homogenizer, peptizer, senyawa pendispersi, tackifier, dsb)
g. Bahan pengisi (filler)
Bahan pengisi ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah yang
cukup besar dengan tujuan meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik
pengolahan tertentu dan menekan biaya. Bahan pengisi dibagi dalam dua
golongan besar, yaitu : bahan pengisi yang bersifat penguat (contoh : carbon
black, silica, dan silikat) serta bahan pengisi bukan penguat (contoh : CaCO 3,
kaolin, BaSO4 dsb)
2. Formulasi Kompon

Pada penyusunan formulasi kompon yang penting adalah menentukan


jenis atau campuran karet, kemudian ditentukan jenis bahan pengisi yang akan
digunakan. Setelah itu ditentukan sistim vulkanisasinya, kombinasi bahan
pemvulkanisasi, bahan pencepat dan penggiat.Berikut formulasi kompon yang
digunakan dalam membuat out sole.

D. Mesin Yang Digunakan

1. Roll Mill

8
Mesin pencampur karet ini mempunyai unit pencampur (rotor) yang terdiri
dari dua buah silinder panjang dan berongga. Rotor terbuat dari bahan baja atau
besi cor yang diperkeras, permukaannya licin dan tahan karat.
Cara penggunaan mesin ini sebagai berikut langkahnya:
a. Roll emergency cara tarik pada ruas yang membujur di atas dengan di
tarik agar mesin berhenti secara langsung.
b. Pada saat penggilingan harus memperhatikan suhu – suhu karena akan
bisa merusak kompon.
Roll tambahan atau stock blender berfungsi untuk menampung sebagian
kompon karet dan memasukkan kembali kedalam celak kedua roll mesin giling
karet agar pencampuran lebih sempurna. Dengan menggunakan roll tambahan ini
maka kompon karet lebih cepat dingin, lebih homogen dan plastis dalam selang
pencampuran tertentu. Pada penggunan mesin two roll mill ini dilengkapi dengan
K3, untuk meningkatkan produktifitas kerja
2. Mesin Cutting
Di gunakan untuk memotong bongkahan karet yang masih belum olahan
menjadi kompon out sole.
3. Neraca Analitik
Jenis timbangan yang fungsinya mampu menimbang massa hingga ukuran
milligram (1 gram=1000 mg). Nerasa ini digunakan untuk menimbang kebutuhan
bahan sesuai dengan ukuran formula.
4. Rheometer
Alat yang berfungsi dalam menguji sifat polimer pada karet. Rheometer
merupakan pengembangan dari fungsi viscometer yang melakukan pengujian
polimer karet disaat sebelum dipakai. Alat ini didesain untuk melakukan
pengujian karet silicon, serta dapat melakukan uji vulkanisme (cure) pada
kompon, selain itu dapat juga menguji elastisitas dan torsi pada karet. Ketika
proses pengujian, specimen karet yang di uji akan secara langsung terbentuk
dengan volume yang sama karena antara jig-atas dan jig bawah saling
bersentuhan. Jadi dimensi dan berat jenis karet cukup diketahui. Sangat
direkomendasikan untuk karet yang solid, silicon tidak bersifat sponge/foam.

9
BAB III
METODOLOGI

A. Proses Pengerjaan

1. Pengujian dengan Rheometer


Sebelum kompon outsole diproses menjadi outsole, terlebih dahuluu
dilakukan uji Rheometer untuk mengetahui keadaan kompon tersebut. Salah satu
tujuan penting pengadaan uji Rheometer untuk mengetahui waktu optimum
pembuatan outsole dengan kompon tersebut. contoh uji yang berasal dari slab
kompon karet dengan bentuk dan ukuran dengan ketentuan sebagai berikut :
Bentuk bulat (Diameter) : ± 5-6 mm
Berat : 9-10 gram
Cara kerja Rheometer.
1. Timbang contoh kompon seberat 9-10 gram, lebih baik ukuranya sesuai
dengan diameter rotor.
2. Hidupkan motor stator dibuka
3. Cek tekanan udara. Tipe rheometer yang berbeda satu dengan yang
lainnya, memiliki tekanan udara yang berbeda pula.
4. “Servo dan time” dinyalakan yaitu pada posisi “on” dan tunggu sampai pen
terletak pada torak 0
5. Tekan “On” pada Rheometer cabinet.
6. Setelah rheometer cabinet dalam posisi on, buka software uji rheometer di
komputer.
7. Tekan Open, sampai sekat kaca thermosil terbuka.
8. Pada software rheometer, isi kotak dialog yang ada pada software
rheometer.
- Kondisi : Kondisi operasi
- Kompon : Tanggal uji kompon

10
- Batch/ shift : (diisi hanya jika sampel yang diuji >1)
- Material : Nama sampel yang diuji
- Operator : Nama kelas, kelompok, dan angkatan
- Range : S’ (elasticity).
- Arc : Derajat toleransi → ± 1o
- Testing time: 10 menit
- Setel temperature setinggi 150o C.
9. Pen dipindahkan pada posisi “UP”
10. Masukkan potongan uji dalam cavity.
11. Letakkan potongan uji di atas rotor
12. Pen pada posisi “Down”
13. Selanjutnya stator ditutup dan pencatatan berjalan secara otomatis yang
langsung ditampilkan pada komputer yang terintegrasi dengan rheometer
cabinet.
2. Proses pemolaaan pada kompon
Letakkan pola ukuran 40, pada kompon terus gambar dengan
menggunakan paku.sesudah di gambar kemudin potong kompon menggunkan
gunting.
3. Proses penimbangan kompon
Sebelum proses pengepresan pada kompon out sole harus melalui
penimbngan kompon dulu dan harus berat kompon sesuai dengan prosedur yang
di tentukan agar sol yang jadi tidak kekurangan kompon.berat kompon yang di
tentukan 300 gram untuk setengah pasang.
4. Proses pecetakan pada mesin press.

B. Pencetakan Outsole Sepatu Pantofel.


Proses pencetakan out sole pantofel full hitam dan variasi warna memilki
prosedur kerja dan moulding yang sama,pada saat proses pengepresan out sole
pantofel full hitam kita Cuma memberi logo pada out sole dengan menggunakan
kompon yang warna nya putih dan kuning.prosess ini sebetul nya sama prosess
yang membedakan Cuma saat pemberian fariasi warna atau corak pada out sole.

11
Cara kerja mesin press:
1. Cetakan disiapkan, permukaannya dibersihkan dan apabila diperlukan
dapat diolesi/disemprot dahulu dengan silicon untuk membantu pelepasan
(outsole) yang sudah jadi.
2. Kompon diatur/diletakkan di dalam cetakan sesuai dengan size/ukuran
cetakan (mould) yang sudah di timbang sesuai berat yang di tentukan.
3. Sebelum kompon di masukan di mesin press mesin di panas kan dengan
suhu yang sudah di tentukan 150 °
4. Cetakan yang telah diisi kompon dimasukkan ke dalam mesin press lalu
letakkan diantara plat atas dan bawah dan atur pada posisi menempel
langsung pada cetakan dan dilakukan pemanasan awal kira-kira 5 menit.
5. Dilakukan pengepresan pada tekanan kira-kira 100 kg/cm² dan boleh
menaik turunkan mesi press agar tekan pada kompon lebih padat dan
tidak ada rongga atau sisi yang berlubang dan itu biasa memberi efek
kekuatan pada out sole.
6. pencetakan outsole pantofel dilakukan selama 10 menit.
7. Setelah berlangsungnya proses vulkanisai beberapa saat, plat mesin
kempa akan turun secara otomatis, buka cetakan dengan alat pembuka
(pencongkel) untuk membuang udara yang ada dalam cetakan
8. Setelah itu lakukan triming pada out sole yang sudah jadi.

C. Pencetakan Outsole Sepatu Sport.


a. Ukuran outsole : 38 PP
b. Kompon warna yang digunakan : Pink (outsole bagian dalam dan
logo ATK), Biru (permukaan bawah outsole), Kuning (variasi outsole dan
lingkaran logo).
 Berikut proses pencetakan Outsole Sport:
1. Lembaran kompon dipotong sesuai dengan size/ukuran pola cetakan,
kemudian kompon yang telah dipotong ditimbang sesuai dengan berat
masing-masing size/ukuran.

12
2. Cetakan khusus outsole sport disiapkan lalu membersihkan permukaannya,
jika diperlukan dapat diolesi/disemprot dahulu dengan silicon untuk
membantu pelepasan produk (outsole) hasil pencetakan.
3. Moulding untuk outsole sport memiliki tiga tingkatan dengan dua ruangan
diantaranya. Pertama, buka dua cetakan paling atas, lalu keluarkan cetakan
tengah yang memperlihatkan moulding untuk permukaan bawah outsole
.dan letak kan kompon untuk variasi pada outsol yang ber warna biru.
4. Tutup cetakan lalu masukkan pada mesin press dalam waktu yang singkat
lalu buka cetakan.
5. Bersihkan sisa kompon yang keluar dari cetakan variasi akibat proses press
sebelumnya. Semprot dengan kopresor.
6. Buka moulding paling atas yang memperlihatkan cetakan untuk outsole
bagian dalam. Masukkan kembali cetakan tengah yang sebelumnya
dibersihkan, untuk memisahkan ruang moulding atas dan bawah .
7. Tarik moulding dari mesin press, buka moulding lalu keluarkan moulding
tengah yang akhirnya memperlihatkan outsole bagian dalam (pink) yang
menempel pada moulding atas dan outsole bagian bawah (berwarna biru
dan variasi kuning) yang telah terbentuk.
8. Mesin kempa (mesin press) dipanaskan pada suhu 150° C
9. Dilakukan pengepresan pada tekanan kira-kira 100 kg/cm²
10. Pada praktikum kali ini, pencetakan out sole seport dilakukan selama 10
menit.
11. Setelah berlangsungnya proses vulkanisai beberapa saat, plat mesin kempa
akan turun secara otomatis. untuk membuang udara yang ada dalam
cetakan
12. Plat mesin kempa akan naik kembali secara otomatis (atau kalau secara
manual, tekan tombol hijau), penekanan akan dilanjutkan sampai proses
vulkanisasi berakhir
13. Setelah berakhirnya proses vulkanisasi/pencetakkan, plat mesin kempa
akan turun secara otomatis, cetakan kemudian dikeluarkan dari mesin
kempa dan tunggu sesaat sampai cetakan agak dingin

13
14. Kemuduan ambil sole yang sudah jadi terus trimming pada bagian
samping sole agar terlihat rapi.

14
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, dibuat dua jenis outsole yang berbeda melalui
proses press moudling, dua jenis outsole tersebut yakni pertama outsole pantofel
hitam full dan membuat out sol sepatu sport. sport. Untuk proses kerja diantara
dua jenis outsole ini tidak begitu berbeda, yang membedakan hanya cetakan
(moulding) yang digunakan.
Pertama pembuatan outsole pantofel. Outsole pantofel ini memilki size :
40 PP. Dan pada proses pembuatan ini Cuma memberi kompon sole dan memberi
fariasi warna pada logo sole, logonya adalah ATK,yang di beri warna
kuning.kompon yang di butuhkan pada out sole satu sisi adalah 200 garam.
Setelah kompon telah tersedia, letakkan dan atur kompon hitam tersebut di dalam
cetakan sesuai dengan size/ukuran cetakan (mould). Panaskan mesin press pada
suhu 150° C Lalu, cetakan yang telah diisi kompon dimasukkan ke dalam mesin
kempa lalu letakkan diantara plat atas dan bawah dan atur pada posisi menempel
langsung pada cetakan dan dilakukan pemanasan awal kira-kira 5 menit.
Pengepresan pun dilakukan pada tekanan kira-kira 100 kg/cm² dan proses
vulkanisasi mulai dijalankan sampai waktu tertentu (5 – 30 menit) tergantung
ketebalan produk (outsole) yang akan dicetak. Pada praktikum kali ini, pencetakan
outsole pantofel dilakukan selama 10 menit.
Pencetakan outsole pantofel full hitam telah selesai, selanjutnya
mencetak outsole pantofel dengan variasi warna pada garis. Proses kerjan outsole
variasi ini sama dengan outsole hitam yang membedakan hanyalah pemberian
kompon warna pada moulding garis yang terletak di permukaan bawah outsole
dahulu, baru masukkan kompon hitam yang telah ditimbang beratnya diatasnya
lalu press dengan waktu ±10 menit dan suhu 150 o C. Selanjutnya adalah
pencetakan outsole sepatu sport. dan kompon warna yang digunakan antara lain:
Pink (outsole bagian dalam dan logo ATK), kuning (permukaan bawah outsole),
biru (variasi outsole dan lingkaran logo).Seperti sebelumnya, kompon telah
tersedia dan siap pakai, maka hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan

15
cetakan khusus outsole sport lalu membersihkan permukaannya, jika diperlukan
dapat diolesi/disemprot dahulu dengan silicon untuk membantu pelepasan produk
(outsole) hasil pencetakan, lalu memotong lembaran kompon sesuai dengan
size/ukuran pola cetakan, kemudian kompon yang telah dipotong ditimbang sesuai
dengan berat masing-masing size/ukuran. Kemudian, proses dilanjutnya dengan
mengatur kompon di dalam cetakan sesuai dengan size/ukuran cetakan (mould).
Untuk moulding, moulding untuk outsole sport memiliki tiga tingkatan dengan
dua ruangan diantaranya. Tutup cetakan lalu masukkan pada mesin press dalam
waktu yang singkat lalu buka cetakan. Setelah terbuka bersihkan sisa kompon
yang keluar dari cetakan variasi akibat proses press sebelumnya. Semprot dengan
silika untuk membersihkan moulding.
Selanjutnya buka moulding paling atas yang memperlihatkan cetakan
untuk outsole bagian dalam lalu masukkan kembali cetakan tengah yang
sebelumnya dibersihkan dengan silicon, untuk memisahkan ruang moulding atas
dan bawah. Letakkan dan atur lembaran kompon warna pink yang telah ditimbang
sebelumnya pada moulding. Setelah kompon tertata dengan rapi tutup moulding
tersebut lalu press kembali dengan waktu yang tidak terlalu lama.. Setelah
memenuhi waktu yang diinginkan untuk press tarik moulding dari mesin press,
buka moulding lalu keluarkan moulding tengah yang akhirnya memperlihatkan
outsole bagian dalam (pink) yang menempel pada moulding atas dan outsole
bagian bawah (variasi kuning) yang telah terbentuk. Masukkan lembaran kompon
warna biru yang telah dipola no 40. Letakkan diatas variasi kuning. Tutup
moulding yang membuat kompon pink, biru, dan kuning saling bertumpuk.
Masukkan ke dalam mesin press. Press selama ±10 menit. Mesin kempa (mesin
press) dipanaskan pada suhu 150° C Dilakukan pengepresan pada tekanan kira-
kira 100 kg/cm²
Proses vulkanisasi mulai dijalankan sampai waktu tertentu (5 – 30 menit)
tergantung ketebalan produk (outsole) yang akan dicetak. Pada praktikum kali ini,
pencetakan outsole pantofel dilakukan selama 10 menit. Setelah berlangsungnya
proses vulkanisai beberapa saat, plat mesin kempa akan turun secara otomatis,
buka cetakan dengan alat pembuka (pencongkel) untuk membuang udara yang ada

16
dalam cetakan. Plat mesin kempa akan naik kembali secara otomatis (atau kalau
secara manual, tekan tombol hijau), penekanan akan dilanjutkan sampai proses
vulkanisasi berakhir. Setelah berakhirnya proses vulkanisasi/pencetakkan, plat
mesin kempa akan turun secara otomatis, cetakan kemudian dikeluarkan dari
mesin kempa dan tunggu sesaat sampai cetakan agak dingin. Setelah cetakan agak
dingin, produk (outsole) dikeluarkan dari cetakan dan dilanjutkan dengan triming
(perapian outsole dari sisa-sisa pencetakan/scrap)

17
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pada praktikum pembuatan kompon ini bertujuan untuk mempelajari dan
melaksanakan pembuatan formula kompon karet dan komponding untuk
sol luar (out sole) sepatu (out sole sepatu pantofel wanita dan sport),
menentukan jenis dan komposisi bahan baku serta, membuat formula
kompon untuk sol luar untuk jenis sepatu pantofel dan sport, membuat
kompon karet untuk sol luar untuk jenis sepatu pantofel dan sport,
melaksanakan uji kematangan kompon dengan Rheometer.
2. Bahan penyusun kompon terdiri dari:
a. Bahan kimia karet (aditif)
b. Bahan pencepat (accelerator)
c. Bahan pengisi (filler)
d. Bahan pelunak (softener)
e. Bahan kimia tambahan
f. Bahan penggiat (activator)
g. Bahan antidegradant
3. Alat/mesin yang digunakan untuk membuat kompon adalan mesin two
roll mill dan waktu yang diperlukan untuk membuat kompon sekitar 75
menit dengan temperatur suhu 780 + 20 C.
4. Pada permukaan lembaran kompon tidak timbul bercak-bercak
(staining), permukaan lembaran kompon tidak timbul retak-retak
(scorch), dan kendala teknologi yang kemungkinan dapat terjadi yaitu
bisa terjadi tidak diperolehnya campuran yang homogen karena melting
point atau titik cairnya berbeda.

18
LAMPIRAN

A. Proses pembuatan sole sepatu sport

19
B. Proses pembuatan outsole pantofel

20

Anda mungkin juga menyukai