Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN BAHAN KOMPLEMEN KULIT


(KODE MATA KULIAH : KB.KK.531)

Dosen Pembimbing :
HIMAWAN HENDRO SANTOPO

Nama Mahasiswa

: CHASBIYATUR ROZALIA

NIM

: 130101020

Program Studi

: TPK/KONS. TBK - A)

Kelompok

:I

POLITEKNIK ATK
Yogyakarta
2015

MATERI POKOK PRAKTIKUM I

PEMBUATAN KOMPON KARET UNTUK


OUT SOLE SEPATU CASUAL

POLITEKNIK A T K
Yogyakarta
2015

13

1. Tujuan Intruksional Umum


Mempelajari dan melaksanakan pembuatan kompon karet untuk out sole (sol
luar) sepatu casual.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan mampu memahami
dengan baik secara mandiri,tentang berbagai hal yang berhubungan dengan :
a. Menentukan komposisi jenis bahan baku serta khemikalia yang akan
digunakan untuk pembuatan out sole
b. Membuat formula kompon untuk out sole sepatu casual.
c. Membuat kompon karet untuk out sole sepatu casual.
d. Melaksanakan uji kematangan kompon dengan Rheometer.
3.Pokok Bahasan Materi
Proses pembuatan kompon adalah proses pencampuran antara bahan baku
karet (karet alam, karet sintetis, dan elastomer) dengan bahan-bahan kimia
karet atau bahan aditif.
a. Bahan penyusun kompon karet
Bahan baku karet yang digunakan untuk membuat kompon karet dapat
berupa karet alam maupun karet sintetis yang mempunyai sifat berbedabeda satu dengan lainnya. Pemilihan jenis karet yang akan digunakan
dalam pengolahan kompon karet akan menentukan sifat-sifat barang jadi
yang akan dihasilkan. Karet alam berasal dari getah pohon karet yang
diolah menjadi RSS, crumb rubber, crepe rubber, reclaimed rubber, dsb.
Karet sintetis merupakan karet tiruan yang dibuat untuk mengganti karet
alam atau untuk keperluan tertentu antara lain : IR, SBR, BR, EPDM,
NBR dan sebagainya.
b. Bahan kimia karet (bahan aditif)

13

Bahan kimia karet yang digunakan untuk pembuatan kompon karet


umunya terdiri dari :
1) Bahan pemvulkanisasi
Adalah bahan kimiyang dapat bereaksi dengan gugus aktif
padamolekul karet membentuk ikatan silang tiga dimensi. Bahan
pemvulkanisasi yang paling umum digunakan adalah belerang
(sulfur), khususnya digunakan untuk memvulkanisasi karet alam
atau karet sintetis jenis SBR, NBR, BR, IR dan EPDM.
2) Bahan pencepat (accelerator)
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk mempercepat reaksi
vulkanisasi. Bahan pencepat yang digunakan dapat berupa satu atau
kombinasi dari dua atau lebih jenis pencepat.
Pencepat dikelompokkan berdasarkan fungsinya sebagai berikut :
Fungsi
Pencepat Primer

Jenis dan kelompok


Thiazol (semi cepat)
Sulfenamida (cepat ditunda)

Contoh
MBT, MBTS
CBS

Pencepat Sekunder

Guanidine (sedang)
Thiuram (sangat cepat)
Dthiokarbamat
(sangat
cepat)
Dithiofosfat (cepat)

DPG, DOTG
TMT, TMTD
ZDC, ZMDC
ZBPP

3) Bahan penggiat (activator)


Adalah bahan kimia yang ditambahkan kedalam sistim vulkanisasi
dengan pencepat untuk menggiatkan kerja pencepat. Penggiat yang
paling umum digunakan adalah kombinasi antara Zn O dengan asam
stearat.
4) Bahan antidegradant
Adalah bahan kimia yang berfungsi sebagai anti ozonan dan anti
oksidan, yang melindungi barang karet dari pengusangan dan
meningkatkan usia penggunaannya. Contoh : wax (anti ozonan), dan
senyawa turunan fenol (ionol).
5) Bahan pengisi (filler)
Bahan pengisi ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah
yang cukup besar dengan tujuan meningkatkan sifat fisik,
memperbaiki karakteristik pengolahan tertentu dan menekan biaya.

13

Bahan pengisi dibagi dalam dua golongan besar, yaitu : bahan


pengisi yang bersifat penguat (contoh : carbon black, silica, dan
silikat) serta bahan pengisi bukan penguat (contoh : CaCO 3, kaolin,
BaSO4 dsb)
6) Bahan pelunak (softener)
Adalah bahan kimia yang berfungsi untuk melunakkan karet agar
mudah diolah menjadi kompon karet. Jenis bahan pelunak antara lain
jenis aromatik, naftenik, parafinik, ester dsb.
7) Bahan kimia tambahan
Bahan ini ditambahkan kedalam kompon karet dengan tujuan
tertentu dan sesuai dengan kebutuhan, misalnya : bahan pewarna,
bahan penghambat (inhibitor), bahan pewangi (deodorant), blowing
agent, bahan baku olah (homogenizer, peptizer, senyawa pendispersi,
tackifier, dsb).

c. Formulasi kompon
Pada penyusunan formulasi kompon yang penting adalah menentukan
jenis atau campuran karet, kemudian ditentukan jenis bahan pengisi yang
akan digunakan. Setelah itu ditentukan sistim vulkanisasinya, kombinasi
bahan pemvul
kanisasi, bahan pencepat dan penggiat. Terakhir ditentukan bahan-bahan
kimia tambahan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan tergantung
jenis proses selanjutnya dan barang yang akan dibuat.
d. Formula
NEW FORMULA I : OUT SOLE COMPOUND RUBBER
FOR CASUAL SHOES (BLACK COLOURS)
No
.

Description

1.

SIR 3 L

2.
3.

Weight
(gram)

Phr

Note

500

15,15 Raw Material

SBR 1502

1.000

30,30 Raw Material

KBR 01

1.500

45,45 Raw Material

13

4.

Reclaimed Rubber

300

5.

CARBON BLACK

550

6.

Silica

620

7.

KALSIUM

750

8.

MINAREX OIL

9.

Zn O

9,09 Raw Material


16,67

Reinforcing
Filler

18,78

Reinforcing
Filler

Non
22,72 Reinforcing
Filler

112,50

3,41 Softenner

150

4,55 Activator

56,00

1,7 Activator

125

3,79 Activator

10.

STEARIC ACID

11.

PEG 4000

12.

MBT (padatan berwarna


putih kekuningan)

32,50

13.

MBTS

32,50

0,98 Accelerator

14.

TMTM

0,03 Accelerator

15.

SULFUR
Total

0,98

60

1,82

5.789,50

Accelerator

Vulcanizing
Agent

175,42

Design Compound by : Himawan HS


Note :
Added MBT, MBTS, TMTM and Sulfur after
compound in cold condition (time : 5 10 minutes.
Cara Perhitungan Phr
Jumlah raw material = 3300 gram
Rumus yang digunakan :
Berat bahan
X 100
Phr = Total berat rubber
1.

SIR 3 L

500
X 100=
3300

15,15

13

2.

SBR 1502

1000
X 100= 30,30
3300

3.

KBR 01

1500
X 100= 45,45
3300

4.

Reclaimed Rubber

5.

CARBON BLACK

550
X 100= 16,67
3300

6.

Silica

620
X 100=
3300

7.

KALSIUM

750
X 100= 22,72
3300

8.

MINAREX OIL

112,50
X 100= 3,41
3300

9.

Zn O

10.

STEARIC ACID

11.

PEG 4000

12.

MBT

(padatan

300
X 100=
3300

berwarna

putih

MBTS

18,78

4,55

56,00
X 100=1,7
3300

125
X 100=
3300

32,50
X 100= 0,98
3300

32,50
X 100= 0,98
3300

kekuningan)
13.

150
X 100=
3300

9,09

3,79

13

14.

TMTM

1
= 3300 X 100= 0.03

15.

SULFUR

60
= 3300 X 100= 1,82

50
50 gram=25 gram
100
NEW FORMULA II : OUT SOLE COMPOUND RUBBER
FOR CASUAL SHOES (WHITE COLOURS)
No
.

Description

1.

SIR 3 L

2.

Weight
(gram)

Phr

Note

500

15.15 Raw Material

SBR 1502

1.000

30.30 Raw Material

3.

KBR 01

1.800

54.54 Raw Material

4.

SILIKA

1.155

35 Filler

5.

KALSIUM

750

22.73 Filler

6.

MINAREX OIL

7.

Zn O

8.

STEARIC ACID

9.

PEG 4000

10
.

MBT (padatan berwarna putih


kekuningan)

32,50

11.

MBTS

32,50

0.99 Accelerator

12.

TMTM

0.03 Accelerator

13.

SULFUR

14.

White Pigment
Total

112,50

3.41 Softenner

150

4.55 Activator

37,50

1.7 Activator

125

3.79 Activator

60
52,00
5.808,0

0.99

1.82

Accelerator

Vulcanizing
Agent

1.57 Pigment
176.00

13

0
Design Compound by : Himawan HS
Note :
Added MBT, MBTS, TMTM and Sulfur after compound in
cold condition (time : 5 10 minutes)

Cara Perhitungan Phr


Jumlah raw material = 3300 gram
Rumus yang digunakan :
Berat bahan
X 100
Phr = Total berat rubber

500
X 100=
3300

1.

SIR 3 L

2.

SBR 1502

1000
X 100= 30,30
3300

3.

KBR 01

1800
X 100= 54,54
3300

4.

Silika

5.

KALSIUM

6.

MINAREX OIL

7.

Zn O

1155
X 100=
3300

15,15

35

750
X 100= 22,73
3300

112,50
X 100=
3300

3,41

150
X 100= 4,55
3300

13

8.

STEARIC ACID

37,5
X 100= 1,14
3300

9.

PEG 4000

125
X 100=
3300

10.

MBT

(padatan

berwarna

putih

kekuningan)

3,79

32,50
X 100=0.98
3300

32,50
X 100=
3300

11.

MBTS

12.

TMTM

1
X 100= 0,03
3300

13.

SULFUR

60
X 100= 1,82
3300

14.

White Pigment

0,98

52.00
= 3300 X 100= 1,57

e. Proses komponding
Proses pembuatan barang jadi karet secara umum pada dasarnya terdiri dari
proses:
Pembuatan Kompon (Compounding)
Pemberian bentuk (Molding)
Pemasakan (Vulkanisasi)
(Abednego, 1979)
Kompon karet adalah campuran karet mentah dengan bahan-bahan kimia yang
belum divulkanisasi. Proses pembuatan kompon adalah proses pencampuran
antara karet mentah dengan bahan-bahan kimia karet (bahan aditif). (Abednego,
1979)
Dalam merancang kompon karet tahap yang terpenting adalah memilih jenis
karet (elastomer). Sifat utama yang dimiliki elastomer antara lain elastis, fleksibel,
liat dan kedap terhadap air dan udara. Selain itu setiap elastomer memiliki sifat-

13

sifat khusus dan unik begitu juga dengan harganya. Maka pemilihan jenis
elastomer

untuk

mendapatkan

spesifikasi

teknis

yang

tertentu

selain

mempertimbangkan sif at dasarnya juga perlu mempertimbangkan harga dan cara


pengolahannya. (Agus,2012)
Proses komponding biasanya menggunakan alat pencampur (mixer), yang
dapat berupa internal mixer (mesin giling tertutup) dan open mill (mesin giling
terbuka). Alat pencampur yang paling sederhana adalah mesin giling terbuka yang
terdiri dari dua roll keras dan permukaannya licin. Kecepatan dari dua roll tersebut
berbeda (penggilingan dengan friksi). Lebar celah diantara kedua roll dapat diatur
disesuaikan dengan banyaknya kompon dan keadaan kompon (Agus,2012)
Sebelum proses pencampuran, karet mentah terlebih dahulu dilunakkan yang
disebut sebagai proses mastikasi yang bertujuan untuk mengubah karet yang padat
dan keras menjadi lunak (viskositas berkurang) agar proses pencampuran dengan
bahan kimia menghasilkan dispersion yang merata (homogen). Pencampuran
dimulai setelah karet menjadi plastis dan suhu roll hangat. Celah diantara dua roll
(nip) sedemikian rupa sampai diperoleh tumpukan material di atas roll yang
disebut bank, kemudian bahan-bahan kima yang berbentuk serbuk segera
ditambahkan kecuali belerang. Penggulungan dan pemotongan juga dilakukan.
Penambahan bahan pengisi dilakukan sedikit demi sedikit. Langkah terakhir
adalah pemasukan belerang. Setelah semua bahan kia tercampur, kompon karet
yang dihasilkan dipotong dan dikeluarkan dari mesin giling, kemudian
dimasukkan kembali ke dalam gilingan untuk dibentuk sebagai lembaran dengan
ketebalan sesuai dengan kebutuhan (Agus,2012).
Arti dari komponding adalah proses pencampuran kompon karet. Sebelum
komponding dilakukan biasanya rol dipanaskan terlebih dahulu. Setelah panas
dilakukan proses mastikasi. Tujuan mastikasi adalah untuk menurunkan berat
komplekul karet dan membentuk radikal bebas. Berat molekul karet berkurang
karena adanya pemutusan rantai molekul karet. Radikal bebas yang terbentuk
akan bereaksi dengan zat pemvulkanisasi. Tujuan dari mastikasi adalah untuk
melunakkan karet mentah agar nanti bahan kimia yang akan dicampurkan merata
(Surya,2009).

13

Proses Mastikasi sangat dipengaruhi oleh oksigen baik pada suhu rendah
maupun pada suhu tinggi (Surya,2009).
Pengolahan karet menjadi kompon merupakan suatu tahapan proses yang saling
terkait. Kompon karet ini dibuat dengan mengkombinasikan beberapa bahan
kimia yang saling mengisi hingga dapat mengubah sifat karet yang tadinya elastis
menjadi plastis. Pemilihan bahan-bahan yang akan dicampur dengan karet
disesuaikan dengan kualitas produk yang akan dihasilkan. Knsentrasi bahan-bahan
yang digunakan didasarkan pada Phr karet alam dan berat kompon yang akan
dibuat (Surya,2009).
Dalam pengolahan kompon ini menggunakan mesin Open Mill atau mesin
penggilingan terbuka. Dengan menggunakan mesin yang terbuka, maka kita dapat
mengamati kondisi pengolahan secara langsung. Hanya saja jika tidak berhati-hati
maka kompon dapat terkotori oleh deb dan bakteri-bakteri di udara (Surya, 2009).
Mastikasi

dan

proses

pencampuran

adalah

proses

pertama

dalam

mempersiapkan kompon karet. Efisiensi proses ini akan menentukan keberhasilan


proses selanjutnya dan unjuk kerja dari barang jadi karetnya. Standar mixing yang
diperlukan ditentukan oleh viskositas kompon dan dispersi bahan aditif kompon
terutama carbon black dan sistem vulkanisasi. (Arizal, Ridha. 2008)
Karet, seperti karet alam adalah kering , liat, dan harus mengalami mastikasi
sebelum di proses. Mastikasi adalah pemutusan molekul karet agar menjadi plastis
sehingga mudah untuk menambahkan bahan kimia atau ingredients. Semua ini
dapat dilakukan dengan cara mechanical shearing di open mill atau didalam
internal mixer . Proses mastiksi dapat dipercepat dengan penambahan peptizer.
Dengan bantuan panas dan tenaga, terjadilah perubahan fisik dan kimia yang bisa
terlihat dari viskositas. (Anonim, 2013)
Proses pencampuran berada diantara kedua roll atau nip. Efektifnya proses
memerlukan adanya bank karet diatas nip. Proses pencampuran 2 roll mill sangat
tergantung dari keahlian operator. Roll seharusnya licin dan bebas dari torehan
dan bunyi yang berirama. Pada peroses milling ini kontrol temperatur sangat
penting. Air dingin dialirkan didalam roll mill untuk menghindarkan scorch pada
kompon. Semua tipe kompon, kecuali kompon dengan bahan pengisi sangat tinggi

13

dapat dicampur dengan open mill. Lamanya pencampuran sangat lama (biasanya
30-40 menit). (Arizal, Ridha, 2008)
f. Alat/mesin yang digunakan
1. Cetakan sol (acuan)

Cetak vulkanisasi
proses pencetakan dan pemasakan kompon karet dalam alat cetakan sol
secara vulkanisasi dengan tekanan, suhu dan waktu tertentu
2. Milling machine

Mesin milling adalah suatu mesin perkakas yang menghasilkan sebuah bidang
datar dimana pisau berputar dan benda bergerak melakukan langkah pemakanan.
Sedangkan proses milling adalah suatu proses permesinan yang pada umumnya
menghasilkan bentukan bidang datar ( bidang datar ini terbentuk karena

13

pergerakan dari meja mesin) dimana proses pengurangan material benda kerja
terjadi karena adanya kontak antara alat potong (cutter) yang berputar pada
spindle dengan benda kerja yang tercekam pada meja mesin.
Mesin milling jika dikolaborasikan dengan suatu alat bantu atau alat potong
pembentuk khusus, akan dapat menghasilkan beberapa bentukan-bentukan lain
yang sesuai dengan tuntutan produksi ,misal : Uliran , Spiral ,Roda gigi, Cam,
Drum Scale, Poros bintang, Poros cacing,dll.
3. Mesin press moulding (mesin kempa)

Kompon mereupakan campuran


karet mentah (elastomer, karet alam, karet sintetis) sebagai bahan baku
den gan bahan kimia penyusun kompon(bahan additif) dan bahan
pembantu pengolahan (processing aid materials). Untuk desain kompon,
proses perancangan/perencanaan formulasi yang menyangkut komponen
bahan

yang

digunakan

beserta

komposisinya

(%;b/b;),

untuk

menghasilkan suatu formula kompon.


Syarat-syarat dalam membuat desain kompon :
Pemilihan jenis karet ( elastomer ) sebagai bahan baku.
Vulkanisasi atau sistem curing unuk memperoleh sifat-sifat utama

yang dikehendaki.
Pemilihan bahan kimia penyusun kompon yang mempunyai peran
dalam mempengaruhi spesifikasi teknis dari produk karet yang
dikehendaki (sesuai standar).

13

Peralatan yang tepat untuk pengolahan kompon.


Kompon yang memiliki nilai komersial (Aspek eonomis).
Pemilihan jenis karet (Elastomer)
Dalam merancang kompon tahap pertama dan yang terpenting
adalah memilih jenis karet (elastomer). Sifat umum yang dimiki semua
elastomer antara lain : elastis, fleksibel, liat dan kedap air. Selain itu
selain elastomer mempunyai sifat-sifat khusus yang unik dan kompleks.
Pemilihan sistem vulkanisasi
Sistem vulkanisasi dapat didefinisikan penggunaan sejumlah
additif yang diperlukan untuk memvulkanisasi elastomer/karet yang
semula bersifat plastis, liat, dan tidak tahan terhadap suhu (termoplastis)
berubah menjadi elastis, kuat dan mantap bentuknya terhadap perubahan
suhu (termoset).
Tuliskan juga kondisi operasinya
Saat pengoperasian mesin suhunya sekitar 70-85 derajad celcius (C).
g. Langkah kerja
1. Tambahkan karet
2. Pemanasan
3. Penambahan powder dan ingredient lainnya seperti oil, antidegradant,
dengan lambat sebagaimana karet dapat menerimanya.
4. Penambahan sistem vulkanisasi
5. Potong lepas
Pada penyusunan formulasi kompon yang paling penting adalah menetukan
jenis atau campuran karet mentah. Kemudian ditentukan jenis bahan pengisi.
Setelah itu ditentukan sistim vukanisasinya kombinasi bahan pemvulkanisasi,
bahan pencepat dan penggiat. Terkahir ditentukan bahan-bahan kimia tambahan
yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan tergantung jenis proses selanjutnya dan
barang yang akan dibuat.
Pada proses pencampuran kompon karet biasanya menggunakan alat
pencampur (mixer) dapat berupa internal mixer (mesin giling tertutup) atau mesin
giling terbuka (open mill). Alat yang paling sederhana adalah mesin giling terbuka
yang terdiri dari dua rol keras dan permukaanya licin. Kecepatan berputar kedua
rol berbeda (penggilangan dengan friksi). Lebar celah diatara dua rol dapat diatur
dan disesuaikan dengan banyaknya kompon dan keadaan kompon, sebelum proses

13

pencampuran, karet mentah terlebih dahulu dilunakkan yang disebut dengan


proses mastikasi yang bertujuan untuk mengubah karet padat dan keras menjadi
lunak (viskositas berkurang) agar proses pencampuran dengan bahan kimia
mneghasilkan dispersion yang merata (homogen). Pencampuran dimulai setelah
karet menjadi plastis dan suhu rol hangat. Celah dua rol (nip) diatur sedemikian
rupa sampai diperoleh tumpukan material diatas rol yang disebut bank, kemudian
bahan kimia bentuk serbuk segera ditambahkan kecuali belerang. Penggulungan
dan pemotongan juga dilakukan. Penambahan bahan pengisi dilakukan sedikit
demi sedikit. Langkah terkahir adalah pemasukan belerang. Setelah semua bahan
kimia tercampur, kompon karet yang dihasilkan dipotong dan dikeluarkan dari
gilingan, kemudian dimasukkan gilingan lagi untuk dibentuk menjadi bentuk
lembaran dengan ketebalan sesuai dengan kebutuhan. Setelah tahap pembuatan
kompon selesai tahap selanjutnya untuk membuat barang karet adalah tahap
pemberian bentuk dan proses vulkanisasi (pematangan).
Proses pemberian bentuk adalah salah satu cara pemberian bentuk terhadap
kompon karet adalah dengan cara cetak tekan (press moulding) dimana kompon
karet dibentuk dalam acuan (cetakan) dan sekaligus dimasak dalam mesin kempa
vulkanisasi (press vulaknisasi). Pada mesin kempa vulaknisasi tunggal terapat satu
pasang plat tebal datar yaitu plat atas dan bawah. Kedua plat datar tersebut pada
bagian dalamnya terdapat alur yang dapat dialirkan uap jenuh atau dipasang
elemen listrik sebagai sumber panas. Plat atas tidak dapat bergerak, sedang plat
bawah dipasang pada kempa hirolik sehingga sehingga dapat digerakkan keatas
kebawah. Dengan memompa minyak dari tangki minyak kedalam silinder
hidrolik, maka plat bawah akan ditekan keatas. Tekanan minyak dapat mencapai
100-150 kg/cm2. sebaliknya dengan mengeluarkan minyak dari selinder kempa
hidrolik, kempa bawah akan kembali turun.
Pada mesin kempa vulkanisasi, kompon karet diberi bentuk dan divukanisasi
pada mesin yang sama. Proses vulkanisasi adalah proses pemasakan karet mentah
menjadi vulkanisat. Vulkanisasi merupakan proses irreversible (tidak dapat balik)
yang menggabungkan rantai-rantai molekul karet secara kimiawi dengan molekul
belerang membentuk ikatan tiga dimensi. Sehingga karet mentah yang semula

13

plastis setelah vulaknisasi berubah menjadi elastis, kuat dan ulet. Salah satu syarat
yang harus dimiliki karet agar dapat divulaknisasi dengan belerang adalah
memiliki ikatan rangkap pada rantai utamanya. Sistim vulkanisasi belerang yang
dipercepat dapat diterapkan untuk jenis-jenis karet yang memiliki ikatan rangkap
yaitu:
Untuk keperluan umum: karet alam (NR), Isoprene Rubber (IR), Polibutadiene
Rubber (BR) dan karet stiren/butadiene Rubber (SBR)
Untuk keperluan khusus : Karet Nitril (NBR), Karet Butil (IIR), Karet Bromo
Butyl (BIIR), Chlorobutil (CIIR) dan Karet Ethylene Propylene Diene Monomer
(EPDM).
Vulkanisasi karet alam biasanya dilakukan pada suhu sekitar 1500 C dan suhu
lebih tinggi (1550C-1600C) untuk karet sintetis (SBR dan IIR). Untuk
memperoleh vulkanisat yang dapat matang sempurna yaitu yang memiliki sifat
fisika optimum, maka kompon karet dalam cetakan harus dikempa (ditekan) pada
tekanan, suhu dan waktu vulkanisasi tertentu.
Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat
digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban
kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk Kristal padat dan juga tidak
berbentuk cairan. Perbedaan karet dengan benda-benda lain, tampak nyata pada
sifat karet yang lembut, fleksibel dan elastis. Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa
karet alam adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau suatu cairan dengan
kekentalan yang sangat tinggi. Namun begitu, sifat-sifat mekaniknya menyerupai
kulit binatang sehingga harus dimastikasi untuk memutus rantai molekulnya agar
menjadi lebih pendek. Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas
karet alam sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain
ditambahkan. Banyak sifat-sifat karet alam ini yang dapat memberikan
keuntungan atau kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakaiannya, baik
dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanisat.
Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah
menggulung pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan
dapat mudah bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang diperlukan di dalam

13

pembuatan kompon. Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah


dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai dalam pembuatan barangbarang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi dilakukan. Keunggulan
daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh karet sintetik
dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol karet
yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.
4. Test Formatif
a. Jelaskan keunggulan karet alam dibandingkan karet sintetis !
Bagaimanapun, keunggulan yang dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh
karet sintetis. Ada pun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam
dibanding karet sintetis adalah sebagai berikut :
1. Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna.
2. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah.
3. Mempunyai daya aus yang tinggi.
4. Tidak mudah panas (low heat build up)
5. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakkan (groove cracking
resistance)
6. Dapat dibentuk dengan panas yang rendah.
7. Memiliki daya lengket yang tinggi terhadap berbagai bahan.
Keunggulan sifat-sifat karet alam ini memberikan keuntungan atau
kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakaiannya, baik dalam
bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanisat. Dalam
bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah
menggulung pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling
terbuka dan dapat mudah bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang
diperlukan di dalam pembuatan kompon.
b. Pada formula di atas, ternyata bahan baku karet yang digunakan lebih
dari satu jenis. Jelaskan kendala teknologi apa yang kemungkinan
dapat terjadi !

13

Kendala teknologi yang dialami dalam proses pembuatan kompon


sebagian besar terdapat pada bahan karena banyak bahan yang masih
inpor dari luar negeri.
5.

Referensi
Rudianto,Agus.2012.Kompon Sol Sepatu.
Dikutip dari http://www.docstoc.com/docs/132870149/KOMPONSOL-SEPATU. Diakses pada tanggal 14 Januari 2016
Surya.2009.Laporan Pembuatan Kompon Sol Sepatu dan Adhesive2.
Dikutip
dari
http://www.scribd.com/doc/29548622/LaporanPembuatan-Kompon-Sol-Sepatu-Dan-Adhesive2. Diakses pada tanggal
14 Januari 2016
Anonim. 2013. Keunggulan Karet Alam Dibandingkan Karet Sintesis.

13

MATERI POKOK PRAKTIKUM II

POLIT
EKNIK
ATK

PENGUJIAN KEMATANGAN KOMPON


KARET OUT SOLE SEPATU CASUAL
DENGAN
RHEOMETER

Yogyakarta
2015

1.

Tujuan Intruksional Umum


Mempelajari dan memahami cara penentuan uji kematangan kompon (suhu,
waktu dan tekanan) yang digunakan pada saat pencetakan produk (press
moulding) karet .

2.

Tujuan Intruksional Khusus


Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan mampu memahami
dengan baik secara mandiri berbagai hal yang berhubungan dengan :
a. Cara mengoperasikan alat uji Rheometer.

13

b. Cara menentukan tekanan, suhu, dan waktu pada uji kematangan


kompon.
c. Cara membaca grafik hasil pengujian kematangan kompon. .
d. Menyimpulkan hasil pengujian kematangan kompon.
3. Landasan Teori (uraikan)
Salah satu produk Rubber Testing Equipment adalah Rheometer yang
dapat melakukan uji vulkanisme (cure) pada compound karet, selain itu
rheometer juga dapat menguji elastisitas dan torsi pada karet. Rheometer
juga dibantu dengan software VCH yang berfungsi memeriksa secara
otomatis akurasi, frekuensi dan torsi tranmisi (Anonim,2014).
Rheometer merupakan salah satu produk yang sudah dirancang untuk
melakukan pengujian karet silikon, selain itu salah satu jenis rubber testing
equipment ini dapat

pula

melakukan

uji

vulkanisme

(cure)

pada compound karet serta dapat pula menguji elastisitas dan torsi pada karet
(Anonim,2014).
Rubber testing equipment rheometer biasa digunakan di industri karet
alami, industri compound, industri sepatu, industri kabel, industri rubber
silicon dan masih banyak lagi. Mempergunakan mesin pengujian sebagai alat
pendukung kegiatan industri merupakan salah satu solusi terbaik untuk
mengetahui standarisasi dan performa produk yang sudah dibuat, tentunya
dengan mencapai standarisasi tertentu akan menambah keunggulan produk
yang akan dihasilkan (Anonim,2014).
Menurut Abednego (1979) kompon karet adalah campuran karet
mentah dengan bahan-bahan kimia yang belum divulkanisasi.Karet yang
digunakan untuk kompon terdiri dari dua jenis, yaitu karet alam dan karet
sintetis.Karet alam adalah sumber karet yang berasal dari getah pohon
karet (lateks), yng diperoleh dengan menyadap/melukai kulit kambium pohon
karet.Karet alam memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
a. Viskositas rendah
b. Ketahanan oksidasi tinggi
c. Impurity rendah.

13

Dengan memperhatikan karakteristik karet alam tersebut, maka


dapat diatur pula sifat-sifat hasil pereduksinya. Pada dasarnya ada dua
metode untuk mengatur sifat pematangan hasil produksi, yaitu:
1) Dengan memilih kondisi koagulasi atau kondisi pengolahan lainnya yang
lebih tepat
2) Dengan menggunakan bahan-bahan kimia pengolahan tertentu
Dengan mengetahui sifat-sifat pematangan tersebut, maka kesulitan
untuk memenuhi karakteristik tertentu bisa diminimalisir.Karet sintetis adalah
karet yang berasal dari hasil samping pengolahanminyak bumi, yang
kemudian melalui reaksi polimerisasi menjadi suatumaterial baru yang sifatsifatnya mendekati sifat-sifat karet alam.Dari pengertian kompon, diketahui
bahwa dalam proses pembuatannyadigunakan baha-bahan kimia yang
ditambahkan pada bahan baku karet untuk memperoleh sifat fisik dan
kimiawi dari kompon karet yang lebih baik. Bahan kimia kompon dapat
dibagi menjadi dua jenis yaitu bahan kimia utama danbahan kimia pembantu
proses (processing aids).Bahan kimia utama adalah bahan kimia yang
digunakan untuk meningkatkan sifat-sifat fisis karet, sehingga produk karet
yang dihasilkan akanmemiliki sifat fisis dan kimiawi yang lebih stabil. Bahan
kimia utama terdiri dariaccelerator, filler, bahan pemvulkanisasi, dan
antioksidant
a) Accelerator adalah senyawa-senyawa kimia yang apabila ditambahkan
padakompon

karet

sebelum

proses

vulkanisasi

akan

mempercepatprosesvulkanisasi. Selain itu, penggunaan accelerator akan


mengurangi jumlahbahan pemvulkanisasi yang digunakan.Abednego (1979)
mengatakan

bahwa

bahan

pencepat

adalahkatalisator

dalam

proses

vulkanisasi. Beberapa keuntungan yang diperolehdengan mneggunakan

accelerator antara lain:


Penggunaan panas alat dapat dikurangi
Hasil akhir lebih seragam
Dapat digunakan bahan dasar kualitas rendah
Dapat memperbaiki sifat-sifat fisis barang jadinya

13

Dapat memperbaiki performansi dan kemampuan untuk diberi

warna
Meningkatkan daya tahan terhadap aging
Mengurangi kecenderungan untuk memisahkan diri dari permukaan
b) Filler (bahan pengisi)
Bahan Pengisi adalah bahan yang berfungsi untuk merubah atau
memperbaiki sifat fisis barang jadi karet, seperti daya tahan terhadap
gesekan, irisan, dll
c) Bahan pemvulkanisasi
Bahan penvulkanisasi adalah bahan kimia yang dapat bereaksidengan
gugus aktif pada molekul karet membentuk ikatan silang tigadimensi. Bahan
pemvulkanisasi yang pertama dan paling umum digunakanadalah belerang
yang khusus digunakan untuk memvulkanisasi karet alamatau karet sintetis
jenis SBR, NBR, IR, dan EPDM. Bahan-bahan lain yangdapat digunakan
adalah selenium, peroksida, oksida logam, dinitro benzene dll
d) Anti oksidan
Penambahan anti oksidan pada kompon karet akan menghambat karusakan
karet karena udara (O2) sinar matahari, dan ozon. Karet tanpaanti oksidan
akan mudah teroksidasi sehingga menjadi lunak kemudianlengket dan
akhirnya menjadi keras dan ratak-retak (aging). Pemakaian anti oksidan harus

memenuhi beberapa syarat, antara lain:


Mudah terdispersi pada seluruh bagian karet
Inert terhadap hasil-hasil vulkanisasi pada setiap jenis tegangan
Tidak mempunyai pengaruh terhadap warna hasil vulkanisas
Rheometer adalah perangkat laboratorium digunakan untuk mengukur cara
di mana cairan,suspensi atau bubur arus dalam menanggapi kekuatan
diterapkan. Hal ini digunakan untuk cairantersebut yang tidak dapat
didefinisikan oleh nilai tunggal viskositas dan karenanya memerlukanlebih
banyak parameter yang akan ditetapkan dan diukur dari adalah kasus
untuk viskometer. Inimengukurreologi dari fluida.Ada dua jenis khas yang
berbeda dari
rheometers.
Rheometers yang mengontrol diterapkan tegangan geser atau regangan
geser disebut rotasi atau rheometers geser, sedangkan rheometers yang

13

berlaku

stres

ekstensional

atau

regangan

ekstensional adalah rheometers ekstensional.


Rheometers jenis rotasi atau geser biasanya dirancang baik sebagai asli
ketegangan dikendalikaninstrumen (kontrol dan menerapkan sebuah userdefined regangan geser yang kemudian dapatmengukur tegangan geser yang
dihasilkan) atau instrumen stres dikendalikan asli (kontrol danmenerapkan
ditetapkan pengguna geser stresdan mengukur regangan geser yang
dihasilkan).
a. Alat/mesin yang digunakan (uraikan)
Rheometer
Prinsip kerja rheometer adalah berdasarkan pengaruh gaya pengadukan. Rheometer
mengukur tegangan geser dari cairan yang akan diukur viskositasnya. Cairan
ditempatkan kedalam suatu wadah dan spindle ( alat untuk mengaduk ) berputar pada
kecepatan tertentu, hal tersebut menentukan tingkat kemampuan geser dalam wadah.
Cairan cenderung menyeret putaran silinder, dan torsi putaran spindle dapat diukur, yang
dapat dikonversi menjadi tegangan geser,kekuatan atau kemampuan berputarnya spindle
dalam larutan sampel ditampilkan dalam viskositas pada layar rheometer. Pertama start
up computer lalu rheometer dinyalakan dengna menekan tombol ON di bagian belakang
alat.
b. Prosedur kerja
1. Menimbang contoh kompon seberat 9-10 gram. Bentuk potongan
uji tidak begitu penting, tetapi disarankan agar ukuranya sesuai
dengan diameter rotor.
2. Hidupkan motor stator.
3. Servo dan time dinyalakan yaitu pada posisi on dan tunggu
sampai pen terletak pada torak 0
4. On/Off/Auto pada posisi Auto
5. Pen pada posisi Down
6. Letakkan potongan uji di atas rotor
7. Selanjutnya stator ditutup dan pencatatan berjalan secara otomatis.
c.

Selesai Pengujian
1. Pen dipindahkan pada posisi UP
2. Servo dan Time pada posisi OFF dan matikan motor.
3. Pengunci rotor dikendurkan.

13

4. Stator atas dibuka.


5. Rotor berikut dibuka contoh karet dikeluarkan.
6. Bersihkan rotor dan statornya sebelum pemakaian selanjutnya.
4. Referensi
Anonim.2014.Standarisasi Rubber Anda Dengan Rubber Testing.
http://www.testindo.com/article/188/standarisasi-rubber-anda-denganrubber-testing.Diakses pada tanggal 5 Januari 2016
Anonim.2014.Rubber
Testing
Equipment.
http://www.testingindonesia.com/article/detail/21/rubber-testingequipment.Diakses pada tanggal 5 Januari 2016
Anonim.2014.
More
Rheometere
MD.
http://www.gibitre.it/Eng/Pdf/MoreRheoMd.pdf.Diakses pada tanggal 5
Januari 2016
Hillman,2012,analisis-instrumental-menggunakan-viscometer-rheometerrefraktometer-serta- tegangan-permukaan, http://www.scribd.com.
Diakses pada 5 Januari 2016
Anonim,2012, Rheometer. , http://www.scribd.com. Diakses pada 5 Januari
2016
Anonim,2012.kompon karet http://www.basisrubber.com. Diakses pada 5
Januari 2016
Anonom.2012.Laporan-Pembuatan-Kompon-Sol-Sepatu-Dan-Adhesive2.
http://www.scribd.com .Diakses pada 5 Januari 2016

13

MATERI POKOK PRAKTIKUM III

PENCETAKAN OUT SOLE


SEPATU CASUAL

13

POLITEKNIK A T K
Yogyakarta
2015
1.

Tujuan Intruksional Umum


Mempelajari dan memahami cara pembuatan out sole (sol luar) dengan cara
cetak tekan vulkanisasi (press moulding).

2.

Tujuan Intruksional Khusus


Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan mampu memahami
dengan baik secara mandiri berbagai hal yang berhubungan dengan :
a. Cara pemberian bentuk kompon karet menjadi out sole sepatu casual.
b. Cara mengoperasikan mesin cetak tekan vulkanisasi (press vulkanisasi).

3.

Landasan Teori
a. Proses Pemberian Bentuk
Salah satu cara pemberian bentuk terhadap kompon karet adalah dengan
cara cetak tekan (press moulding) dan sekaligus dimasak pada mesin
kempa vulkanisasi (press vulkanisasi). Pada mesin kempa vulkanisasi
ganda bertingkat terdapat enam pasang plat tebal datar yaitu plat atas dan
plat bawah.Keenam plat datar tersebut pada bagian dalamnya terdapat
alur yang dapat dialirkan uap jenuh atau dipasang elemen listrik sebagai
sumber panas.
Plat atas tidak dapat bergerak, sedang plat bawah dipasang pada kempa
hidrolik sehingga dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.Dengan

13

memompa minyak dari tangki minyak ke dalam silinder hidrolik, maka


plat bawah akan ditekan ke atas. Tekanan minyak dapat mencapai 100
150kg/cm2 . sebaliknya dengan mngeluarkan minyak dari silinder kempa
b.

hidrolik, plat bawah akan bergerak kembali turun.


Proses Vulkanisasi
Pada mesin kempa vulkanisasi, kompon karet diberi bentuk dan
divulkanisasi pada mesin yang sama. Proses vulkanisasi adalah proses
pemasakan karet mentah menjadi vulkanisat. Vulkanisasi merupakan
suatu proses irreversible (tidak dapat balik) yang menggabungkan rantairantai molekul karet secara kimiawi dengan molekul belerang
membentuk ikatan tiga dimensi, sehingga

karet yang semula plastis

setelah vulkanisasi berubah menjadi elastis, kuat dan ulet. Salah satu
syarat yang harus dimiliki karet agar dapat divulkanisasi dengan belerang
adalah memiliki ikatan rangkap pada rantai utamanya. Sistem vulkanisasi
belerang yang dipercepat dapat diterapkan untuk jenis-jenis karet yang
memiliki ikatan rangkap, yaitu :
1) Untuk perluan umum : karet alam (NR).Isoprerene Rubber (IR),
Polibutadiene Rubber (BR), Chlorobutil (CIIR) dan karet eyhylene
propylenediene monomer (EPDM).
2) Untuk keperluan khusus : karet nitril (NBR), karet butil (IIR),karet
bromo butyl (BIIR), Chlorobutil (CIIR) dan karet eyhylene
propylenediene monomer (EPDM).
Vulkanisasi karet alam biasanya dilakukanpada suhu sekiter 150 0C dan
suhu lebih tinggi (155 0C sampai 1600C) untuk karet sintetis jenis tertentu
(SBR dan IIR). Untuk memperoleh vulkanisat yang dapat matang
sempurna yaitu yang memiliki sifat fisika optimum, makakompon karet
dalam cetakan harus dikempa (ditekan) pada tekanan, suhu dan waktu
vulkanisasi tertentu.
4. Alat/mesin yang digunakan
1. Mesin Press
Mesin ini digunakan untuk pengepresan saat pencetakan out sole
2. Cetakan Mould
3. Totokan
4. Pengungkit

13

5. Sarung tangan
6. Gunting
7. Timbangan
5. Prosedur/Langkah Kerja
1. Nyalakan mesin press.
2. Panaskan cetakan mould dengan suhu 1400 C 1500 C.
3. Kompon di timbang sesuai dengan ukuran, model sepatu sesuai dengan
ketentuan ( anak- anak, pria, dan wanita).
Adapun ketentuannya sebagai berikut:
No

Jenis

29

30

37

size dan wight


38

Woman

215 Gr

229 gr

Man

Children

175 gr

4.
5.
6.
7.

180

g
r

39
g
231
r
g
400
r
-

40

41

425 gr

457 gr

Letakan dan ratakan kompon kedalam cetakan mould sesuai sizenya.


Masukan cetakan mould kedalam mesin press.
Tekan tombol ON, tunggu 5 menit.
Secara otomatis mesin press akan turun selama 10 detik, lalu buang

angin menggunakan pengungkit.


8.
Tunggu 10 menit, supaya kematangan kompon sempurna.
9.
Angkat kompon yang sudah matang (pastikan memakai sarung tangan).
10. Jemur kompon sampai dingin.
6. Kesimpulan observasi/pengamatan dari hasil pencetakan out sole
1. Ketika kompon di timbang pastikan sesuai dengan takaran yang telah di
tentukan, supaya tidak melebar ataupun kurang pada saat pencetakan out
sol.
2. Pastikan memakai PAD (Pelindung Alat Diri) seperti : sarung tangan, jas
praktek, masker.
3. Pastikan penempatan kompon di cetakan mould sesuai dengan tebal
tipisnya out sol.
4. Lakukan proses buang angin untuk jenis out sol yang hanya menggunakan
1 warna kompon. Dengan tujuan meminimalisir rongga udara pada out sol.
5. Jangan lakukan proses buang angin untuk jenis out sol yang memiliki 2
warna atau lebih.

13

6. Semua proses dalam pencetakan kompon harus dilakukan dengan teliti


karena setiap

tahapan dalam pencetakan kompon akan berpengaruh

terhadap hasil akhir kompon.


7. Pengaruh suhu juga mempengaruhi kualitas out sol. Jika terlalu panas out
sol akan rusak, sedangkan kurang panas, kompon belum matang.
7. Referensi
Materi Teknik Out Sole oleh : Himawan HS
Anonim,2012.kompon karet http://www.basisrubber.com. Diakses pada 5
Januari 2016.
Anonom.2012.Laporan-Pembuatan-Kompon-Sol-Sepatu-Dan-Adhesive2.
http://www.scribd.com .Diakses pada 5 Januari 2016.

13

Anda mungkin juga menyukai