Dosen Pengampu :
Dosen Pengampu : Aris Budianto, ST., M.Eng.
Disusun Oleh:
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
i
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Laporan
1. Untuk mengetahui apa itu Sol Sepatu
2. Dapat mengetahui komposisi Umum Sol Sepatu
3. Dapat mengetahui bahan baku pembuatan Sol Sepatu
4. Dapat mengetahui alat –alat yang digunakan saat proses pembuatan
5. Dapat mengetahui tahapan – tahapan proses pembuatan sol sepatu secara vulkanisasi
6. Dapat mengetahui tahapan – tahapan proses pembuatan sol sepatu secara injeksi
molding
Manfaat laporan
1. Mahasiswa dapat mengetahui mesin –mesin yang digunakan saat proses pembuatan
2. Mahasiswa dapat mengetahui bahan bahan pembuatan sol sepatu
3. Mahasiswa dapat belajar secera langsung menggunakan mesin tersebut
4. Mahasiswa dapa mengeri proses tahapan pembuatan sol sepatu
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Outsole
Pengertian Out sole
Sol sepatu merupakan permukaan sepatu yang langsung bersentuhan dengan
lantai. Sol sepatu biasanya tercetak terpisah atau mempunyai rancangan yang dibuat
oleh sebuah calender (Marthan, 1998). Sol sepatu biasanya tebuat dari bahan kayu,
kulit, dan karet, tergantung dengan jenis separtu yang akan dibuat.
Jenis-jenis Outsole
1) Rubber Sole
Rubber sole atau sole karet digunakan untuk sepatu safety atau sepatu lapangan,
sole berbahan rubber ini tidak ada expirednya (kadaluwarsa). Rubber sole ini
selain kuat dan lentur dapat juga diberi jahitan disamping dilem dan dipress.
Kekurangan jenis sole ini adalah lebih berat dan lebih licin.
2) PU (Polyrethine)
Bahan sole PU (POLYRETHINE) adalah bahan sole yang anti slip dan ringan
terhadap minyak (oil resistant). Kekurangan dari jenis sole ini adalah tergolong
mahal, mempunyai expired date. Apabila kadaluwarsa makan sole
berbahan PU ini akan hancur sendiri seperti seotong roti jika dibiarkan dalam
waktu yang lama.
3) TPR (Thermo Plastic Rubber)
Sole dengan bahan ini merupakan campuran dari bahan plastic dan rubber.
Kekurangan sole jenis TPR adalah kurang elastis. Cocok digunakan
untuk produksi sepatu yang tahan air, karena bahannya menggunakan campuran
dari bahan plastic dan rubber sehingga sole bahan ini tidak licin.
Kompon
Pengertian Kompon
kompon karet adalah campuran karet mentah dengan bahan-bahan kimia yang
belum divulkanisasi. Karet yang digunakan untuk kompon terdiri dari dua jenis,
yaitu karet alam dan karet sintetis. Karet alam adalah sumber karet yang berasal dari
getah pohon karet (lateks), yang diperoleh dengan menyadap/melukai kulit kambium
pohon karet. Karet alam memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
a. Viskositas rendah
b. Ketahanan oksidasi tinggi
c. Impurity rendah
2
Dari pengertian kompon, diketahui bahwa dalam proses pembuatannya
digunakan bahan-bahan kimia yang ditambahkan pada bahan baku karet untuk
memperoleh sifat fisik dan kimiawi dari kompon karet yang lebih baik. Bahan kimia
kompon dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu bahan kimia utama dan bahan kimia
pembantu proses (processing aids).
Menurut Abednego (1979) proses pembuatan barang jadi karet secara umum
pada dasarnya terdiri dari proses:
1) Pembuatan kompon (compounding)
2) Pemberian bentuk (molding)
3) Pemasakan (vulkanisasi)
Compounding/proses komponding/mixing
Proses komponding biasanya menggunakan alat pencampur (mixer), yang dapat
berupa internal mixer (mesin giling tertutup) dan open mill (mesin giling terbuka).
Alat pencampur yang paling sederhana adalah mesin giling terbuka yang terdiri dari
dua rol keras dan permukaannya licin. Kecepatan dari kedua rol tersebut berbeda
(penggilingan dengan friksi). Lebar celah di antara kedua rol dapat diatur
disesuaikan dengan banyaknya kompon dan keadaan kompon. Sebelum proses
pencampuran, karet mentah terlebih dahulu dilunakkan yang disebut sebagai proses
mastikasi yang bertujuan untuk mengubah karet yang padat dan keras menjadi lunak
(viskositas berkurang) agar proses pencampuran dengan bahan kimia menghasilkan
dispersion yang merata (homogen). Pencampuran dimulai setelah karet menjadi
plastis dan suhu rol hangat. Celah antara dua rol (nip) sedemikian rupa sampai
diperoleh tumpukan material di atas rol yangdisebut bank, kemudian bahan-
bahan kimia yang berbentuk serbuk segeraditambahkan kecuali belerang.
Penggulungan dan pemotongan juga dilakukan.Penambahan bahan pengisi
dilakukan sedikit demi sedikit.
3
4) Melapisi kain dengan larutan kompon karet dalam pelarut, pada mesin pelapis
(spreading)
b. Injection Unit
Disinilah pengolahan Polimer Plastik berlangsung, yang dimulai dengan
masuknya Polimer dalam bentuk Pellet [Granule], kemudian dipanaskan didalam
Tungku [Barrel] dengan suhu lumer Plastik yang bersangkutan sambil
diperlakukan adukan [Mixing] oleh bentuk Screw di dalam tungku. Dengan
bentuk yang sedemikian rupa sehingga Screw ini berfungsi sebagai Feeder dan
juga Sebagai Mixer Plastik cair agar pencampuran warna plastik menjadi rata dan
seimbang [konstant]. Lalu dari unit inilah di injeksikan atau disuntikkan ke dalam
cetakan [Mold] dengan setting yang melibatkan tekanan hidrolik [Hydrolic
Pressure] dalam satuan kg/cm², Kecepatan [Velocity] dalam satuan %, Posisi
[Limit Switches] dalam satuan mm, Waktu [Time] dalam satuan detik, dan Suhu
[Temperature] dalam satuan 0C.
c. Molding unit
Pada molding unit sebenarnya adalah bagian lain dari mesin injection plastic,
molding unit adalah bagian yang membentuk benda yang dibuat, secara garis
besar molding unit memiliki dua (2) bagian utama yaitu bagian cavity dan core,
bagian cavity adalah bagian cetakan yang berhubungan dengan nozzle pada mesin,
sedangkan core adalah bagian yang berhubungan dengan ejector.
d. Control System
Adalah sistem penjamin bahwa urutan cara kerja mesin harus benar dan
sesuai dengan program yang sudah dibuat oleh pembuat mesin. Sehingga setiap
gerakan, setiap perubahan, sinyal-sinyal sensor yang bisa ratusan jumlahnya bisa
4
saling mengikat, saling berhubungan dan saling mengunci dan sehingga kinerja
mesin tetap terjaga. Apalagi yang berhubungan dengan sistem keamanan dan
keselamatan pengguna mesin, maka dibuat berlapis, sehingga bisa menghilangkan
resiko karena resiko human error pengguna mesin itu sendiri.
Vulkanisasi
Vulkanisasi adalah pengolahan tahap terakhir pada pembuatanbarang jadi karet.
Selama proses vulkanisasi terjadi perubahan sifatkompon karet yang plastis menjadi
elastis dengan cara pembentukan ikatan silang di dalam struktur molekulnya. Karena itu
vulkanisasi merupakan proses irreversible (proses yang tak dapat dibalik).
Dalam reaksi pembentukan ikatan silang tersebut diperlukan energi panas dari luar
yang disuplai oleh mesin vulkanisasi ke dalam kompon selama proses vulkanisasi, antara
lain dengan cara radiasi, konveksi, maupun konduksi. Makin besar jumlah panas yang
disuplai mesin ke dalam compound, makin cepat terjadi reaksi vulkanisasi. Atau dapat
dikatakan Makin tinggi suhu vulkanisasi makin cepat berakhir proses vulkanisasi. Media
panas yang dilakukan dalam vulkanisasi yaitu uap jenuh, udara panas, panas listrik, fluid
bed, salt- bath, dan gelombang elektomagnetik.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Vulkanisasi
Alat dan Bahan
a. Alat
- Gunting kulit
- Paku
- Mal outsole (variasi 1, variasi 2)
- Solder
- Mesin vulkanisasi
- Seperangkat moulding sol
b. Bahan
- Kompon karet mentah, dengan ketentuan sebagai beerikut :
ATK = 1 mm
Logo = 1 mm
Variasi = 1 mm
Tutup bawah = 2 mm
Paling atas = 4 mm
6
9) Letakkan lembaran kompon karet mentah untuk sol bagian atas ke moulding untuk
mencetak sol atas. Setelahnya, tutup moulding kembali dan masukkan kedalam
mesin vulkanisasi selama beberapa detik dengan tekanan 100.
10) Tarik kembali moulding setelah dilakukan penekanan yang kedua. Buka moulding
dan lakukan pemeriksaan pada bagian yang kurang atau berlebih. Bersihkan bagian
meluber dengan kompresor angin.
11) Ambil bagian tengah moulding agar sol atas dan bawah dapat memnyatu dan tidak
terhalang oleh bagian tengah moulding. Masukkan kembali moulding kedalam
mesin vulkanisasi selama 10 menit.
12) Setelah 10 menit, tarik moulding dan buka moulding tersebut kemudian keluarkan
sol yang telah jadi.
13) Lakukan trimming pada bagian sol yang berlebih menggunakan solder.
7
Injection Moulding
1. Alat dan Bahan
a. Alat
- Mesin injeksi moulding
b. Bahan
- Compound PVC
Metode Praktikum
1) Hidupkan mesin (B12)
2) Sedot kompon PVC menggunakan mesin vacum hingga PVC memenuhi
penampung sementara.
3) Atur temperature suhu :
- Nyalakan semua tombol (B01, B03, B05, B07) dari bagian A.B.C.D. agar
berubah ke posisi menyala.
- Untuk mengubah ke suhu yang dibutuhkan dapat dilakukan pada Temperature
gauge A.B.C.D. (B02, B04, B06, B08).
4) Ubah ke manual/auto (ubah tombol A12, C02) ke posisi Manual.
5) Tekan start pompa oli utama (A02) lalu tekan start pompa oli cakram (A03)
6) Lokasi cetakan:
- Putar sakelar pengubah (C02) ke posisi manual.
- Putar last (acun).
- Turunkan last (putar C03)
- Tutup cetakan samping (putar C01)
- Perintah cetakan terbuka: cetakan yang terbuka → naik → putar acuan
7) Pengaturan mesin feeding
8) Tekan Disc rotating (A11) ke feeding station.
9) Pengaturan tekanan.
10) Putar saklar maju dan mundur mesin injeksi (A08) ke posisi “AHEAD”.
11) Putar saklar mesin injeksi (A09) ke posisi injeksi untuk menginjeksi PVC, injeksi
selesai.
12) Putar saklar mesin injeksi (A08) ke posisi “REVERSE”.
13) Tekan disc rotate (A11) untuk memutar mesin hingga beralih pada cetakan
selanjutnya.
14) Feeding→Base forward→Ejecting→Base reverse→Tunggu perintah (Disc berputar
ke stasiun berikutnya)
8
Lampiran
10
Pada tuas putar ini memiliki 2
fungsi:
Pada tuas putar ini 1. Bila diputar ke kanan
memiliki 2 fungsi: mesin akan beroprasi
menampung pvc lalu
1. Bila diputar ke
dipanaskan.
kiri mesin inject
akan mendekat
2. Bila diputar ke kiri
pada mesin
mesin akan meng
Jointing Moulding
inject pvc yang siap
pada lubang
untuk dicetak.
Moulding.
2. Bila diputar ke
kanan mesin inject
akan mundur.
Tombol berwarna Biru
berfungsi untuk memutar
mesin Jointing Moulding.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Dalam proses pembuatan sol secara vulkanisasi didapati bahwa cara kerja mesin masih
membutuhkan tenaga kerja yang banyak sedangkan pada mesin injeksi tenaga kerja yang
dibutuhkan lebih sedikit dan upaya pada mesin injeksi tidak terlalu besar seperti yang
dilakukan pekerja pada mesin vulkanisasi selain itu waktu kedua proses sangat
berbeda,dengan proses vulkanisasi memerlukan waktu yang lama sedangkan pada injecting
moulding sangat singkat dan cepat. Penggunaan bentuk material juga berbeda, yakni pada
mesin vulkanisasi menggunakan lembaran kompon karet yang perlu di pola terlebih dahulu
sedangkan mesin injeksi hanya memasukkan biji kompon karet menggunakan mesin vakum.
Setelahnya, kompon tersebut akan diolah dan diinjeksikan langsung ke cetakan tanpa adanya
campur tangan dari operator.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/sol-sepatu.html ,Diakses 30 November 2021 ,pukul 12.43
https://docplayer.info/storage/52/30347570/1638278543/s1iWaWSEo77NB81GNGfEVg/30347
570.pdf ,Diakses 30 november 2021, pukul 19.42
https://karetkonstruksi.co.id/mesin-vulkanisasi-untuk-barang-karet/ ,Diakses 30 November
2021,pukul 20.35
13