PROPOSAL MAGANG
Disusun Oleh:
FIRDAUSIANA SHOFIA MAGHFIROH
NIM 1702091
Program Studi Teknologi Pengolahan Produk Kulit (TPPK)
Disusun oleh:
FIRDAUSIANA SHOFIA MAGHFIROH
NIM. 1702091
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Ketua Prodi TPPK
Politeknik Negeri ATK Yogyakarta
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang.........................................................................................................................3
B. Spesifikasi Keilmuan............................................................................................................... 4
C. Aspek Magang Kerja Yang Diinginkan...................................................................................5
BAB II LANDASAN HUKUM, TUJUAN, TEORI.......................................................................... 7
A. Landasan Hukum..................................................................................................................... 7
B. Tujuan...................................................................................................................................... 7
C. Dasar Teori.............................................................................................................................. 8
BAB III PELAKSANAAN MAGANG........................................................................................... 10
A. Waktu dan Tempat Magang...................................................................................................10
B. Ruang Lingkup Magang........................................................................................................ 10
C. Pembimbing Magang............................................................................................................ 10
D. Data Diri Pelaksana Magang................................................................................................. 11
E. Metode Pengambilan Data..................................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era global ini, industri persepatuan tidak hanya ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri, tetapi juga menjadi komoditi ekspor yang potensial
mengingat pasar luar negeri yang lebih besar dan cenderung berdaya beli tinggi
dari pasar dalam negeri, produk sepatu yang dapat bersaing dipasar global ini
tentunya adalah produk-produk yang berkualitas tinggi yang mengedepankan
berbagai aspek, yaitu dari segi fungsi, kenyamanan, ketahanan dan kesehatan serta
desain yang menarik. Sepatu tidak hanya membutuhkan kekuatan tetapi juga
membutuhkan bentuk desain yang menarik dan selalu berganti desain sesuai
dengan perkembangan mode serta tidak mengabaikan guna pakai dan kenyamanan
pakai dari sepatu tersebut.
Fungsi utama sepatu yaitu sebagai pelindung kaki, kesehatan dan sebagai
fungsi estetika, dengan demikian sepatu dapat dikatakan baik jika memenuhi
ketiga unsur sepatu tersebut. Menurut Basuki (2013), sepatu / atau alas kaki pada
awal perkembangannya adalah sebagai suatu protection of the foot, yaitu
perlindungan terhadap kaki dari serangan bermacam – macam iklim (dingin/ salju,
panas, hujan), ataupun rasa sakit karena mengunjak suatu benda tajam / runcing,
seperti batu, kerikil, duri, dan kain sebaginya, yang kemudian berkembang
fungsinya menjadi salah satu busana manusia dan juga untuk mengukur derajat
atau status sosial manusia.
Pada sebuah sepatu terdapat dua bagian yaitu bagian atas sepatu (upper shoes)
dan bagian bawah sepatu (bottom shoes). Bagian atas sepatu adalah bagian sepatu
yang menutupi atas dan samping kaki. Pada bagian ini yang sangat mempengaruhi
keindahan sepatu karena berada di atas dan sebagai pusat penglihatan. Sedangkan
bagian bawah sepatu adalah bagian yang mengalasi sepatu, bahan yang digunakan
berbeda dengan bahan atas sepatu karena pada bagian ini mendapatkan tekanan
3
dari berat tubuh dan langsung bersinggungan dengan tanah atau lantai. Proses
produksi sepatu tidak lepas dari perancangan desain, pembuatan pola,
pemotongan bahan dan proses lainnya, proses perakitan dan penjahitan upper
mempunyai efek paling penting dalam produksi sepatu karena menurut Basuki
(1984) “Merakit dan menjahit komponen-komponen bagian atas sepatu atau alas
kaki (upper) merupakan salah satu pekerjaan yang utama dalam proses produksi
sepatu atau alas kaki”.
B. Spesifikasi Keilmuan
upper sepatu. Adapun mata kuliah yang yang bersangkutan dan telah dipelajari
yang membahas mengenai jenis-jenis kulit seperti, kulit domba, kulit kambing,
kulit sapi, dan cara membedakannya, lalu kelebihan dan kekurangan material jika
Teknik menjahit adalah mata kuliah praktikum dengan materi perkuliahan yang
menjahit secara bertahap, dimulai dari menjahit kertas yang sudah diberi pola
4
kemudian menjahit kulit. Ketiga, teknik pemotongan material. Teknik
pemotongan material ini adalah mata kuliah praktikum yang mengajarkan tentang
efisiensi penggunaan kulit pada saat pemolaan, serta ketegangan dan kemuluran
kulit. Keempat, teknik preparasi produk kulit. Teknik preparasi produk kulit
adalah mata kuliah teknik yang mengajarkan tentang perakitan komponen produk
kulit secara sederhana atau setengah jadi, seperti membuat jahitan moccassin, dan
membuat quarter dengan mata ayamnya. Kelima, teknik sepatu atau alas kaki.
Teknik sepatu atau alas kaki adalah mata kuliah praktek yang mempraktekkan
proses pembuatan sandal dan sepatu pump wanita mulai dari proses pemolaan
hingga finishing. Keenam, teknik sepatu sistem lem. Teknik sepatu sistem lem
dengan sistem lem, mulai dari pembuatan pola, pemolaan kulit, pemotongan kulit,
perakita, hingga proses lasting dan finishing. Ketujuh, teknik sepatu sistem pita.
Teknik sepatu sistem pita adalah mata kuliah praktek yang mempraktekkan proses
pembuatan sepatu dengan pemberian pita pada pinggir sepatu saat proses
pengolahan produk jadi kulit termasuk pembuatan sepatu. Aspek magang yang
diinginkan adalah proses perakitan upper sepatu. Alasan penulis memilih judul
5
merupakan proses penting dalam pembuatan sepatu. Hal yang pertama kali dilihat
dari sebuah sepatu adalah bagian upper, pada bagian inilah yang sangat
6
BAB II LANDASAN HUKUM, TUJUAN, TEORI
A. Landasan Hukum
laporan magang. Kemudian data dari hasil kegiatan magang diolah untuk menjadi
karya akhir yang merupakan satu rangkaian tugas akhir yang menjadi syarat yang
harus dikerjakan untuk memperoleh gelar Diploma III. Kegiatan magang sendiri
B. Tujuan
4. Mengetahui masalah apa saja yang terdapat pada proses perakitan upper.
upper.
7
C. Dasar Teori
1. Definisi Sepatu
Menurut Basuki (2013), sepatu / atau alas kaki pada awal
perkembangannya adalah sebagai suatu protection of the foot, yaitu
perlindungan terhadap kaki dari serangan bermacam – macam iklim (dingin/
salju, panas, hujan), ataupun rasa sakit karena mengunjak suatu benda tajam /
runcing, seperti batu, kerikil, duri, dan kain sebaginya, yang kemudian
berkembang fungsinya menjadi salah satu busana manusia dan juga untuk
mengukur derajat atau status sosial manusia.
Menurut Basuki (2013). dilihat dari letak dan cara mengerjakannya,
maka sepatu dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu: bagian atas sepatu
(shoe upper) dan bagian bawah sepatu (shoe bottom).
a. Bagian atas sepatu (shoe upper)
Shoe upper adalah bagian sepatu yang terletak di bagian atas,
merupakan bagian sepatu yang menutupi atas dan samping kaki.
b. Bagian bawah sepatu (shoe bottom)
Bagian bawah atau bagian pengesolan adalah bagian yang terletak
disebelah bawah. Bagian bawah terdiri dari beberapa komponen sepatu
yang dirakit menjadi satu, terkecuali pada bagian hak (tumit), apabila
terpisah dari sol luarnya.
2. Desain Sepatu
Menurut Wiryodiningrat dan Basuki (2007), pengertian desain sepatu
adalah rancang bangun keseluruhan dari sepatu tersebut. Tidak hanya bentuk
bagian atas sepatu (upper shoes) saja, tetapi konstruksi bentuk bagian bawah
(bottom shoes) juga mempengaruhi keserasian bentuk sepatu.
3. Perakitan
Menurut Basuki (2013), merakit dan menjahit komponen –komponen
bagian atas sepatu/ alas kaki merupakan salah satu pekerjaan yang utama
dalam proses produksi sepatu/ alas kaki. Dalam skala pabrik/ industri
biasanya bagian ini dinamakan closingroom, namun untuk industri kecil/
8
kerajinan tidak ada pembagian pekerjaan seperti itu karena serangkaian
pekerjaan mulai dari penyediaan bahan sampai dengan finishing dikerjakan
dalam satu ruangan yang digunakan bermacam - macam proses. Pekerjaan
pada bagian closing, pada dasarnya dapat dibagi dalam 3 unit/ kelompok,
yaitu: persiapan, perlakuan pada bagian tepi dan merakit dan menjahit shoe
upper.
4. Pola Sepatu
Menurut Wiryodiningrat dan Basuki (2007), pola sepatu (shoe pattern)
adalah benda yang berbentuk komponen–komponen sepatu yang digunakan
sebagai petunjuk/ acuan dalam pemotongan bahn maupun pembuatan sepatu.
Pola sepatu merupakan titik tolak dalam proses pembuatan sepatu, sebelum
memotong bahan, mengerjakan bagian atas dan bagian bawah.
5. Sampel
Menurut Rossi (2000), a model shoe used by the manufacturer’s sales
representative to show the style, construction, material, color, etc., of the
shoe being offered to the retailer. (Terjemahan: sampel adalah model yang
digunakan oleh perwakilan penjualan produsen untuk menunjukan gaya,
konstruksi, bahan dan warna sepatu yang ditawarkan kepada pemesan).
Sampel adalah bentuk fisik pertama dari suatu objek yang direncanakan
dibuat dalam satu proses produksi yang mana mewakili bentuk dan dimensi
dari objek yang diwakilkan dan digunakan untuk objek penelitian dan
pengembangan lebih lanjut.
Kriteria dari sampel:
a. Bentuk awal dari obyek yang akan diproduksi dalam jumlah banyak.
b. Sampel dibuat berdasarkan pesanan.
c. Belum pernah dibuat sebelumnya.
d. Merupakan hasil penelitian dan obyek atau sistem yang direncanakan
akan dibuat.
e. Mudah dipahami dan dianalisa untuk pengembangan lebih lanjut.
9
BAB III PELAKSANAAN MAGANG
Masa magang kerja yang akan dilaksanakan sesuai denga jadwal Politeknik
ATK Yogyakarta, yaitu:
Waktu : 11 Februari - 11 Mei 2020
Tempat : CV Bakti Solo
Jalan Honggowongso No. 117, Jayengan, Serengan, Solo.
C. Pembimbing Magang
1. Dosen pembimbing yang diwaliki oleh pihak dosen Politeknik Negeri ATK
Yogyakarta, mahasiswa berhubungan dengan dosen pembimbing mulai dari
persiapan, konsultasi hingga evaluasi akhir.
2. Pembimbing dari pihak CV Bakti Solo, selama di industri mahasiswa dapat
berhubungan dengan karyawan yang memberikan informasi industri dan
memberikan evaluasi akhir terhadap performasi mahasiswa selama magang
kerja diperusahaan.
10
D. Data Diri Pelaksana Magang
11
Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data
dengan mengumpulkan data baik secara visual maupun
non-visual, seperti: foto, video, rekaman suara dan arsip-arsip
penting lainnya.
c. Metode Interview
Metode ini dilakukan dengan cara berdialog secara langsung
atau membuat sebuah pertanyaan secara sistematis untuk
dipertanyakan kepada pimpinan perusahaan atau karyawan
perusahaan yang berkaitan dengan obyek yang sedang diamati.
12
F. Rencana Kegiatan Magang
BULAN
KEGIATAN Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. Pengenalan perusahaan
a. Mengetahui
Gambaran umum perusahaan
b. Mengetahui sejarah dan
perkembangan
c. Mengetahui struktur organisasi
II. Pengamatan
Mengamati&mempelajari
pengendalian mutu dalam proses
Assembling
III. Permasalahan
a. Studikasus
b. Diskusi, konsultasi, danevaluasi
c. Interpretasi hasil dan analisis data
IV. Penyusunan laporan serta
konsultasi
a. Penyusunan laporan
b. Konsultasi
V. Dokumentasi
13
BAB IV PENUTUP
Kami mengharapkan bantuan dan dorongan serta peran serta dari berbagai
pihak untuk terlaksananya kegiatan ini sesuai dengan yang diharapkan, karena
kami juga menyadari tanpa peran serta dari semua pihak, kegiatan ini tidak akan
berjalan lancar.
14
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, DA. 2013. Teknologi dan Produksi Sepatu Jilid 1. Citra Media:
Yogyakarta.
Basuki, DA. dan Indrati, N. 1984. Teknologi Sepatu I. Akademi Teknologi Kulit:
Yogyakarta.
15