Anda di halaman 1dari 22

Umumnya konstruksi sepatu terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu :

1. Upper
2. Bottom
Upper
Upper sepatu adalah bagian sepatu yang terdapat di bagian sisi atas, mulai dari ujung depan
sepatu, sisi kanan dan kiri, bagian lidah (tongue) sampai dengan bagian belakang. Karakteristik
dari upper biasanya berbahan dasar kain sintetic atau kulit (leather) yang telah dirakit dengan
jahitan (stitching process).
Bottom
Bagian bottom dari sepatu adalah bagian alas atau bagian bawah dari sepatu. Biasanya orang
menyebut bagian sole. Bottom terdiri dari insole, midsole dan outsole. Dan ada juga yang
menggunakanbahan Pu-Puck (Polyurethane).

1. Upper Components Cutting

Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk menjadi
upper sepatu. Bahan baku yang berupa kain atau pun kulit (leather) dipotong
membentuk pola-pola ( Cardsboard patterns ) yang telah ditentukan sebelumnya.
Peralatan yang diperlukan dalam proses ini menggunakan mesin potong
(cutting machine) dan alat potong yang disebut dengan cutting dies yang bentuk dan
ukurannya telah dibuat sesuai dengan pola-pola potongan yang akan dikerjakan.

2. Stitching / Sewing
Upper Sewing

Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong di cutting process kemudian dijahit
yang kemudian dibentuk menjadi upper sepatu. Dalam proses penjahitan ini sangat banyak
membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini dikarenakan tinginya tingkat kesulitan dalam
menjahit dan juga butuh ketelitian yang sangat tinggi. Potonganpola dijahit satu persatu
sehingga membentuk upper sepatu yang selanjutnya disatukan di proses perakitan.

3. Outsole Production

outsole

Outsole, merupakan Bagian terbawah dari sepatu yang contact dengan tanah. Karakteristik
outsole yang baik antara lain: Cengkeraman (grip), daya tahan, dan tahan air. Untuk sebuah
sepatu, bahan yang digunakan pada outsole biasanya merupakan gabungan dari beberapa
bahan untuk menyesuaikan dengan model,warna dan fungsi yang diinginkan, antara lain
berbasis plastik, karet/rubber, sponge. masing masing jenis bahan tersebut juga bervariasi.
misalnya untuk plastic ada jenis TPR, TPU dll.
Proses pembuatan outsole terdapat 2 jenis, yaitu molding dan injection.
Molding process dapat dilihat dalam vidio berikut :
Injection process dapat dilihat dalam vidio berikut :
4. Insole production
Insole

Insole, merupakan bagian dalam sepatu, tepatnya berada di bawah kaki. Bahan yang dipakai
untuk insole sangat menentukan kenyamanan saat kita mengenakan sepatu.
Berikut proses pembuatan insole.
5. Stock Fitting
Beberapa jenis outsole bisa langsung digunakan pada proses Assembling, namun ada juga
beberapa jenis bottom yang harus melalui proses stock fitting. Proses ini adalah merupakan
proses kerja yang menggabungkan bagian-bagian dari bottom sepatu, yaitu antara midsole dan
outsole sampai terbentuk menjadi bottom sepatu. Midsole yang berbahan dasar phylon akan
digabungkan dengan outsole yang berbahan dasar karet (rubbersole) dengan cara
mengelem/cementing.

Stock Fitting

6. Assembly
Pada bagian inilah perakitan sepatu dikerjakan. Bagian-bagian sepatu yang masih berupa
upper dan bottom digabungkan hingga menjadi bentuk sepatu. Bagian upper yang diproduksi
dari divisi stitching process sebelumnya dan bagian bottom yang diproduksi di divisi stockfit
dirakit dalam proses ini sampai membentuk sepasang sepatu. Hal-hal penting dalam proses
assembling bisa dilihat dalam detail berikut.

a. Laste
Saat memasuki proses assembling Upper dan Bottom sudah berupa pasangan atau “set”,
dengan size yang sudah ditentukan. Untuk membentuk sepatu agar mengikuti kontur kaki
digunakan laste. Setiap Merek memiliki dimensi Laste yang berbeda-beda meski dengan size
yang sama. Sepatu untuk kaki orang asia tentunya memiliki laste yang berbeda dengan jenis
kaki orang Eropa.

Laste

prsoes pembuatan laste

b. Penyatuan Upper dan Midsole


Beberapa sepatu yang menggunakan Phylon, antara Upper dan phylon disatukan dengan
menggunakan mesin Toelast – Healast.
Toelasting machine menyatukan dengan cara pengeleman dan Press dibagian ujung / Toe.
Sedang Healast machine menyatukan bagian belakang/heal dengan cara yang sama.
Adapula sepatu jenis stroble, jenis ini tidak menggunakan mesin toelast-healast karena Upper
dan midsole disatukan dengan cara di jahit.
Setelah proses ini, Upper yang didalamnya sudah terdapat laste dikenakan proses pemanasan
/ heating agar bahan upper ( leather/synthetic ) tercetak dengan baik sehingga mengikuti kontur
permukaan laste.
Healasting Machine

Toelasting Machine

c. Treatment Upper - Bottom


Sebelum disatukan, permukaan kontak ( contact surface ) Upper dan Bottom harus di
Treatment terlebih dahulu. Pada dasarnya treatment ini bertujuan untuk membersihkan contact
surface, membuka pori-pori permukaan bottom dengan penyinaran ultra violet (UV), cementing,
dan Heating.
Upper-Bottom Treatment

d. Press
Menyatukan bottom dan upper dengan menggunakan mesin press.
e. Pendinginan
Secara teoritis material upper baik dari Synthetic maupun leather/kulit ditreament ( melalui
proses heating ) untuk mengikuti kontur permukaan laste. Setelah proses penyatuan dengan
bottom di mesin press. Laste tidak boleh langsung dilepas. Proses pendinginan diperlukan
untuk menghentikan perubahan bentuk material. Proses ini dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu pendinginan perlahan, sepatu dilewatkan dalam conveyor gantung yang panjang dan
didinginkan dengan angin dengan suhu ruang normal. Cara kedua yaitu pendinginan cepat,
sepatu diletakkan diatas conveyor yang melewati lorong dengan suhu chiller.
f. Finishing
Proses ini merupakan akhir dari semua proses produksi yang dikerjakan. Sepatu hasil produksi
dan telah melewati pemeriksaan quality kemudian akan di-packing ke dalam dus karton sepatu
yang kemudian disimpan di gudang final product.

Finishing
Keseluruhan proses Assembling, bisa dilihat dalam vidio berikut, saya menggunakan proses
assembling Adidas. Beberapa tahapan tampak tidak sama dengan yang saya sampaikan, ini
erat kaitannya dengan aplikasi teknologi. Semoga Vidio ini memberikan masukan yang sangat
berharga bagi praktisi, bahwa industri sepatu tidak selalu identik dengan midle teknologi, namun
penggunaan high tech merupakan hal yang mungkin diterapkan untuk meningkatkan efisiensi,
quality, dan produktivitas.

Pengetahuan Seputar Logo Branded Shoes

Nike, Nama “Nike” Terinspirasi oleh Dewi mitologi Yunani Kuno yaitu Nike. Logo yang
berbentuk centang didesain oleh Carilyn Davidson, seorang mahasiswi desain grafis di
prtland State University pada tahun 1971. Logo Nike, adalah representasi dari sayap
dewi kemenangan Yunani, disebutSwoosh. Sayap dewi Yunani suci dikenal untuk
membawa motivasi dan kekuatan berani untuk prajurit. Logo berbentuk sayap awalnya
dianggap sebagai "strip" tapi kemudian diganti dengan sebutan "Swoosh"

Logo Nike

Adidas, Logo Adidas yaitu gambar visual tiga balok miring yang menanjak. Gambar tanjakan
diartikan sebagai rintangan yang akan selalu ada dan akan selalu semakin tinggi, sehingga
harus pantang menyerah untuk mengatasinya.

Logo Adidas
Reebok, Logo Reebok pada gambar ini diperkenalkan pada tahun 1986. Sering disebut
sebagai “Vektor”. Desainnya terinspirasi pada tanda cross check pada produk di lini produksi,
yang disebut dengan stripe side – cross check. Melalui desain logo ini, Reebok ingin
memberikan inspirasi agar jangan menyerah.

Logo Reebok

Fila, Logo Fila adalah salah satu logo yang paling populer yang pernah dibuat. Logo Fila
hadir sangat mencolok dan mengesankan dengan adanya penekanan pada huruf “F” yang
artistik. Logo ini menggunakan odel huruf yang saling menyambung biasa
disebun Snikelike Letters yang memberikan tampilan elegan dan Futuristik. Warna merah pada
huruf F memberikan kesan unik, dan mewakili vitalitas, semangat, dan gairah. Disisi lain, warna
biru mewakili kepercayaan dan keandalan Brand ini.

Logo Fila

Mizuno, Logo ini digunakan oleh produk olahraga merek Mizuno sejak tahun 1983, pertama
kali dikenalkan oleh Divisi Atletik Mizuno. Istilah lain dari logo ini yaitu Logo Run Bird ( RB logo
).Logo ini memiliki desain 3 stripe geometris yang mewakili orbit tiga planet yang
menggambarkan pandangan luas perusahaan dan kebebasan berpikir. Penggunaan istilah
Runbird ( RB ) dalam bahasa inggris mewakili kecepatan, kelincahan, dan kekuatan.
Logo Mizuno

Bahan untuk membuat sepatu :

1. Bahan yang bisa dibentuk jadi kap sepatu seperti bahan dari kulit
asli, Canvas, synthetic, Suede, denim dll

2. Lem Putih

3. Lem Kuning.

4. Kertas pengeras

5. Sol Sepatu

6. Bensin

7. Pen Khusus

8. Benang Nilon super kuat.

9. Alas dalam untuk pasangan penempelan kap sepatu ( Bontek)


BAHAN DAN BAGIAN-BAGIAN SEPATU

Kita mengetahui dengan pasti bagaimana bentuk sepatu sepakbola/futsal saat ini, namun apakah kita juga
mengetahui dengan pasti bahan dan bagian-bagian sepatu yang kita miliki?, atau apakah bahan yang digunakan ini
baik?, Berasal dari mana?, Apakah benar fungsi dari teknologi yang digembar-gemborkan iklannya?, mari kita coba
cari tahu satu-persatu.

Bahan Atau Material

Ada beberapa jenis bahan/material yang biasa digunakan untuk membuat sepatu, diantaranya: kulit, kain (Textile)
dan bahan imitasi. Bagaimana cara kita mengetahui jenis bahan yang digunakan pada sepatu yang akan kita beli
adalah dengan melihat gambar (Pictogram) yang biasanya terdapat di label atau kotak sepatu.

Berikut contoh gambar untuk menerangkan bahan sepatu yang digunakan:

Bahan yang terbaik dari semua bahan dalam pembuatan sepatu adalah:

1. Pertama: Kulit (Leather) dianggap sebagai bahan sepatu yang terbaik, terutama kulit kanguru karena kekuatan dan
kelenturannya membuat sepatu yang terbuat dari bahan ini sangat nyaman dipakai, bahan kulit lain yang banyak
digunakan adalah kulit kerbau, namun kualitasnya tidak sebaik kulit kanguru.
2. Kedua: Pada beberapa merk sepatu, kain/tekstil biasanya digunakan pada sepatu futsal tipe Sala. Keunggulannya
adalah lebih ringan, menyerap keringat dan mengeluarkan panas (Breathable) karena berpori.
3. Ketiga: Imitasi adalah bahan yang kurang baik durabilitasnya, mudah terkelupas dan robek terutama pada bagian
jahitan, selain itu lebih kaku dibanding dua bahan lainnya, namun sekarang bahan ini terus dikembangkan dan
banyak diciptakan bahan-bahan baru yang semakin baik seperti bahan berserat karbon yang ringan dan kuat.

Bagian Atas Sepatu

Bagian ini termasuk dalam perhatian khusus oleh produsen saat ini, selain akan menarik mata konsumen, juga
banyak teknologi yang dapat disematkan di dalamnya. Faktor kenyamanan di bagian ini adalah pada lidah sepatu
dan posisi/letak tali sepatu, untuk lidah sepatu pada bagian dalam biasanya dilapisi dengan bahan kain yang lembut,
dan untuk bentuk umumnya adalah yang dapat ditekuk ke depan sehingga menutupi simpul tali sepatu, bentuk ini
sangat baik dan berguna agar tali tadi lebih terlindungi juga akurasi tendangan dan kontrol bola lebih baik.
Teknologi yang sering kita lihat saat ini dari bagian atas sepatu adalah tempat pemasangan tali sepatu yang
menyamping, tujuannya sama dengan lidah sepatu, namun terkadang teknologi ini berimbas kepada kurang
nyamannya pemakaian sepatu.
Bagian Depan Sepatu (Toecap)

Pada bagian ini, mungkin lebih banyak fungsinya ke model sepatu indoor (Untuk sepakbolaoutdoor-pun ada

manfaatnya), selain karena tempo permainan yang cepat dan lapangan yang kecil. Pada permainan ini pemakai

sepatu akan lebih banyak menggunakan bagain depan kaki, maka bagian toecap akan sangat berguna untuk

menghindari cedera pada jari kaki.

Pada gambar di atas dapat kita lihat bagian-bagian penting pada sepatu futsal yang baik, yaitu:
A. Jahitan pada sol depan, yang memberikan kekuatan tambahan untuk menghindari lepasnya lem yang
menggabungkan sol dengan bagian atas sepatu.
B. Bahan tambahan pada bagian depan sepatu untuk menghindari rusaknya bagian atas sepatu, bahan yang
digunakan biasanya berupa bahan yang lebih tahan gesekan dan kuat seperti kulit yang dibalik (Suede).
C. Pelindung tambahan, untuk memperkuat dan melindungi jari kaki bahan yang dipakai biasanya berupa karet.

Bagian Belakang Sepatu (Back dan Heel)

Maksudnya adalah penopang tumit yang cukup kokoh, tidak mudah tertekuk dan juga bagian dalamnya yang cukup
tebal untuk menahan benturan pada bagian tumit kaki ketika berlari. Untuk sepatu buatan pabrik biasanya pada
bagian ini dilapisi dengan bahan EVA yang ringan dan empuk, pada beberapa merk lain digunakan peredam khusus
seperti bantalan udara pada bagian dalam sol.
Di bagian tumit pada beberapa model sepatu ada yang menambahkan bahan karet yang tujuannya untuk
memantapkan akurasi tendangan ketika melakukan Backheel(Mengoper/menendang dengan tumit), namun ini tidak
terlalu penting karena hanya sebagai fitur tambahan saja.

Lapisan dalam dan sol dalam (Lining dan Insole)

Lapisan dalam ini adalah bagian yang langsung berhubungan dengan kaki kita, bahan yang digunakan adalah bahan
yang lembut dan kuat serta dapat menyerap keringat dari kaki. Selain itu sol dalamnya juga empuk serta pada bagian
di bawah sol akan dilapisi dengan kain/tekstil yang ikut dijahit, bukan hanya lapisan karton untuk menutup bagian
sol bawah saja seperti terdapat pada sepatu dengan kualitas yang buruk. Terkadang pada bagian belakang sol bahan
yang digunakan adalah imitasi bukan kain, untuk yang menggunakan bahan ini perlu dicoba apakah cukup lembut
atau terlalu kaku karena kalau terlalu kaku dapat menyebabkan tumit melepuh (Blister).

Sol (Sole)

Sol/Sole ada di bagian bawah sepatu yang langsung bersentuhan/bergesekan dengan lapangan, yang perlu diketahui
mengenai sol selain jenisnya adalah bagian-bagian penting yang tidak boleh dilewatkan, yaitu
bagian Metatarsal dan Lengkungan kaki.

Pada gambar di bawah ada dua bagian sol yang ditandai, yang pertama adalah bagian Metatarsal, sol pada bagian ini
sering diberi desain dan bahan khusus yang gunanya untuk memudahkan pergerakan terutama ketika hendak
merubah arah. Bagian lainnya adalah lengkungan kaki (Arch) pada gambar dapat dilihat bagian penguat ini terbuat
dari bahan plastik yang kaku, gunanya untuk menunjang bagian lekukan yang sangat berguna bagi yang memiliki
bentuk "kaki bebek" (Telapak kaki yang rata).
Jenis Sol (Sole)
Karena, stimulus-stimulus yang diperkenalkan oleh produsen-produsen sepakbola (Terutama yang gencar beberapa
tahun ini adalah Nike dan Adidas), kita sebagai peminat sepakbola diperkenalkan dengan istilah: SPEED
(Kecepatan), CONTROL (Pengendalian) dan POWER (Kekuatan).
Untuk satu benda yang bernama sepatu, produsen sepatu olahraga yang satu ini telah mengembangkan berbagai
macam teknologi, perhatian mereka mulai dari warna, bentuk, bahan, kegunaan utama, dan lain-lain yang kadang
membuat kita semakin bingung.

Mungkin terlebih dahulu akan kita paparkan mengenai Sol bawah, seperti yang telah dijelaskan di atas (Pada bagian-
bagian sepatu) sol sepatu banyak macamnya, mungkin dahulu kita Cuma mengenal 3 macam, namun karena
beberapa tahun ini mulai ramai dikenal olahraga Futsal, maka secara umum jenis Sol sepatu terbagi menjadi 4
macam, yaitu: SG (Soft Ground), FG (Firm Ground), HG (Hard Ground), dan AG (Artificial Ground) / IN (Indoor).
Untuk jenis AG atau IN sendiri dibagi dalam 2 desain, yaitu: IC (Indoor Court) n TF (Turf).
Berikut penjelasan pembagian sepatu sepakbola berdasarkan tipe lapangan:
1. Soft Ground (SG)
Jenis sepatu ini untuk digunakan di lapangan soft, sepatu ini memiliki 2 stud belakang (pul) dan 7 stud depan, bahan
outsole biasanya dari TPU (plastik) dengan ujung stud berbahan aluminium.
2. Firm Ground (FG)
Jenis sepatu ini untuk digunakan di lapangan dengan kekerasan sedang, memiliki 4 stud belakang dan 9 stud depan,
bahan outsole biasanya dari TPU (plastik).
3. Hard Ground (HG)
Jenis sepatu ini untuk digunakan di lapangan keras, memiliki 4 stud belakang dan 11 stud depan, bahan outsole
biasanya dari rubber
(karet) atau TPU yang soft.
4. Artificial Ground (AG) / Indoor (IN) yang terdiri dari dua macam yakni:

- Indoor Court (IC)


Sepatu ini digunakan untuk lapangan indoor berlantai halus, tidak memiliki stud, bahan outsole dari rubber, kode
sepatu ini pada berbagai merk biasanya ditulis dengan: IN/IC/Indoor
- Turf (TF)
Sepatu ini digunakan untuk lapangan indoor dengan rumput buatan, memiliki stud/pul kecil-kecil yang
banyak, bahan outsole-nya dari rubber, kode sepatu ini pada berbagai merk biasanya ditulis dengan:
TF/TT/Turf. Stud/pul ini sangat cocok digunakan pada lapangan rumput sintetis karena akan memberikan
grip pada kaki ketika berlari atau saat menendang terutama pada kaki tumpuan.
Barang dan jasa diciptakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi manusia.
Biasanya, barang produksi dihasilkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang
industri maupun manufaktur. Untuk menghasilkan barang produksi ini, pabrik
memerlukan bahan. Jenis bahan yang digunakan dalam proses produksi dibedakan
menjadi dua, yakni bahan baku dan bahan penolong. Keduanya merupakan sumber
daya terbesar yang diperlukan untuk kelangsungan proses produksi. Tanpa
keduanya, bisa jadi kegiatan produksi akan terhambat.

Apa perbedaan antara bahan baku dan bahan penolong? (Source:


biomaterials.storaenso.com)
1. Pengertian Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan mentah utama yang diperlukan untuk


membuat barang hasil produksi.Bahan mentah ini kemudian akan diolah
melalui proses tertentu untuk dijadikan ke bentuk lain, baik barang jadi
maupun barang setengah jadi lalu kemudian dijual untuk memenuhi
kebutuhan manusia.

Bagaimana cara mendapatkan barang baku? Barang baku bisa diperoleh dari
berbagai cara, tergantung bahan apa yang diperlukan. Contoh bahan baku
misalnya batu kapur untuk pembuatan semen. Jika bahan baku tersedia
secara melimpah di alam seperti batu kapur ini, maka bisa diperoleh secara
langsung di alam. Sedangkan bahan utama (baku) yang tidak tersedia di
wilayah proses produksi dilakukan, maka bisa didatangkan dari luar kota atau
bahkan luar negeri. Tentunya hal ini akan membuat biaya produksi semakin
mahal yang berimbas pada harga jual barang jadi yang dihasilkan. Ada pula
bahan yang harus diolah terlebih dahulu baru bisa digunakan untuk produksi,
contohnya seperti bijih besi.

Untuk jenisnya sendiri, bahan baku dibedakan menjadi dua sifat, yakni
langsung dan tidak langsung.Bahan baku langsung adalah bahan yang
akan menjadi bagian dari barang hasil produksi, sedangkan bahan baku tak
langsung adalah bahan yang berperan dalam pembuatan barang produksi,
tetapi wujudnya tidak langsung terlihat pada barang yang dihasilkan. Contoh
dari hal ini adalah pembuatan baju. Bahan langsung dalam pembuatan baju
ini adalah kain, sedangkan contoh bahan tidak langsung adalah benang untuk
menjahit dan kancing sebagai aksesori baju.
Dalam proses produksi, kebutuhan akan bahan baku lebih besar dari bahan
penolong. (Source:gripwelindustries.com)

1. Pengertian Bahan Penolong

Sama seperti bahan sebelumnya, bahan penolong juga merupakan bahan


yang diperlukan untuk proses produksi, tetapi hanya dimanfaatkan
untuk meningkatkan efisiensi saja. Bedanya dengan bahan tak langsung
adalah jika bahan tak langsung tidak tersedia, maka proses produksi bisa
terganggu. Sedangkan jika bahan penolong yang tidak tersedia, proses
produksi barang masih bisa dilakukan. Namun hal ini biasanya menyebabkan
penurunan kualitas barang.

Dalam hal ini, contohnya seperti ketika Anda ingin membuat ayam goreng
tepung. Contoh bahan baku yang Anda perlukan adalah ayam, tepung,
bumbu, dan minyak goreng. Sedangkan bahan penolongnya bisa berupa tisu
untuk mengelap minyak dan koran sebagai alas untuk mendinginkan sebelum
dibungkus.

Baca juga: 5 Cara Menghemat Biaya Produksi bagi UKM


2. Perbedaan Mendasar Bahan Baku dan Bahan Penolong

Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa kebutuhan akan bahan baku
lebih besar. Tanpa adanya bahan utama ini, maka proses produksi tidak bisa
dilakukan. Sedangkan tanpa bahan penolong, proses produksi masih
bisa dilanjutkan tetapi dengan kemungkinan menurunnya
efisiensi. Mengenai porsinya sendiri, tentu saja bahan utama (baku) memiliki
porsi yang lebih besar, terutama yang bersifat langsung. Sedangkan bahan
penolong memiliki porsi yang sangat kecil, bahkan pemakaiannya pun bisa
dihilangkan atau diganti dengan bahan lain. Misalnya dalam contoh kasus
ayam goreng di atas, tanpa tepung dan ayam maka proses produksi tidak
akan bisa berjalan. Begitu juga dengan pembuatan baju. Jika tidak ada kain,
apa yang akan diolah?
Karena bahan baku memiliki porsi yang dominan dalam penggunaannya,
maka harga yang dikeluarkan pun juga lebih banyak. Jika harga bahan ini naik,
maka akan berimbas pada harga jual barang yang dihasilkan. Berbeda dengan
harga bahan penolong, meskipun naik maka imbas kenaikannya tidak begitu
signifikan terhadap harga jual barang yang dihasilkan.
Proses material uppershoes
Proses material uppershoes terdiri dari :
a. Cutting, yaitu proses pemotongan bahan-bahan baku sepatu sesuai dengan bentuk komponennya
dengan menggunakan mesin cutting hidraulik.
Proses cutting terdiri dari :
 Skyping, yaitu untuk menipiskan bahan agar waktu dilem tidak terjadi jendolan pada waktu
dijahit.
 Buffing, yaitu membuat kasar bahan sepatu yang akan dilem
b. Laminating, yaitu proses pelapisan dari beberapa kain menjadi beberapa lapis, sesuai dengan
permintaan ketebalan (demand) buyer
c. Sewing, yang terdiri dari 2 proses, yaitu :
 Preparation, yaitu proses persiapan sebelum komponen siap masuk line.
 Stitching proses, yaitu proses penjahitan masing-masing komponen yang telah dipotong, dalam
proses ini dilakukan proses perakitan bahan-bahan yang telah dipotong sesuai dengan jenis
sepatu atau komponen lainnya.

A. Proses material bottom shoes


Proses material bottom shoes ini terdiri dari :
a. Midsole, yaitu bagian tengah sepatu yang dibuat dari 2 buah macam bahan baku EVA (ethyle
vinny acetate) yang mengalami proses sebagai berikut :
1. Kneader, yaitu proses pencampuran bahan baku EVA dan bahan baku pembantu lainnya. Di
dalam mesin kneader dengan cara difiling dalam ruangan tertutup dan hasil akhirnya akan berupa
gumpalan bahan baku.
2. Rolling, yaitu gumpalan-gumpalan tersebut dilanjutkan dengan proses pembuatan gumpalannya
menjadi sempurna.
3. Calendaring, yaitu proses penyempurnaan dan akan menghasilkan lembaran-lembaran EVA
compound.
4. Proses sponge, yaitu dari beberapa lembaran ini dilakukan proses press untuk memperoleh
lembaran-lembaran yang berbentuk sponge.
5. Skyping, yaitu proses menghilangkan bagian yang tidak terpakai lagi.
6. Cutting sponge, yaitu proses setelah skyping, dan kemudian dilakukan proses cutting sesuai
dengan jenis komponennya.
7. Grinding buffing, yaitu proses untuk menghilangkan sudut-sudut hasil sponge cutting, gunanya
untuk memperoleh berat yang ideal, yang merupakan syarat untuk mengepres phylon.
8. Press phylon, yaitu proses pengepresan dari beberapa lembar ini untuk menghasilkan hasil yang
lebih baik.
9. Washing phylon, setelah terbentuknya phylon, maka setelah itu baru dilakukan pencucian, agar
bentuk dan warnanya dapat terlihat dengan bagus dan sempurna.
b. Outsole adalah bagian akhir sepatu yang dibuat dari 1 macam bahan baku yaitu rubber sole,
yaitu proses pembuatannya bagian bawah sepatu yang mengalami proses sebagai berikut :
1. Banbury mixer, yaitu pengadukan bahan-bahan kimia untuk membuat cetakan bagian bawah
sepatu.
2. Rolling 1, yaitu penggilingan bahan baku yang sudah diaduk untuk dibuat menjadi cetakan-
cetakan rubber.
3. Cooling 1, yaitu proses pendinginan setelah cetakan sudah jadi.
4. Rolling 2, yaitu proses penggilingan bahan baku dan dicampur dengan sulfur agar hasilnya
terlihat lebih sempurna.
5. Sheeting, yaitu pembuatan lembaran-lembaran yang sudah jadi yang berbentuk segi empat.
6. Cooling 2, dilakukan pendinginan kembali.
7. Cutting compound, setelah dilakukan cooling yang kedua, kemudian dilakukan proses cutting
sesuai dengan jenis atau komponennya.
8. Hot press, setelah dipotong sesuai dengan komponennya maka tahap selanjutnya adalah dipress
panas agar hasilnya tidak berlubang-lubang.
9. Trimming, setelah di hot press maka selanjutnya diberi pelengkap sesuai dengan jenis sepatunya.
B. Proses Assembling
Assembling menerima pasokan bahan untuk dirakit dari gudang upper dan gudang outsole untuk
dirakit menjadi sebuah sepatu. Pada bagian ini proses perakitan sepatu bagian kiri dan bagian
kanan dilakukan pada jalur yang terpisah.
Tahap perakitan dimulai dengan proses lasting yaitu proses pemasangan bagian atas
sepatu sesuai dengan nomor sepatu pada mold. Lasting dilakukan secara bertahap mulai dari
bagian depan, bagian samping, dan bagian belakang, dengan menggunakan mesin tekan (Press
Machine). Setelah proses lasting selanjutnya dipanaskan dengan cara dimasukkan kedalam oven
dengan temperatur kurang lebih 40 derajat celcius. Proses ini bertujuan agar bagian atas sepatu
benar-benar pas dengan ukuran yang diinginkan serta untuk membakukan bentuk sepatu yang
diinginkan. Setelah itu dilakukan proses pengkasaran dari bagian upper sepatu yang akan
direkatkan dengan bagian bottom. Proses ini dilakukan dengan mesin dan bertujuan agar lem
dapat merekat dengan kuat.
Selanjutnya adalah proses merekatkan bagian upper dan bagian bottom dengan
menggunakan lem tertentu sesuai dengan jenis bahan sepatu yang digunakan. Pekerjaan
penggabungan ini dilakukan dengan mesin (Press Machine). Penekanan dilakukan pada bagian
bottom secara bergantian diawali dengan bagian samping, kemudian bagian muka dan
selanjutnya bagian belakang. Setelah proses penekanan selesai maka sepatu tersebut dimasukkan
kedalam oven yang bertujuan untuk mempercepat pengeringan lem.

Pada proses selanjutnya yaitu Finishing, dilakukan pembersihan terhadap bagian-bagian


sepatu yang kotor terkena sisa lem. Selain itu juga dilakukan pemberian tali sepatu serta insole.
Sebelum sepatu dikemas didalam kotak atau yang disebut dengan inner box. Sepatu-sepatu yang
telah selesai diproduksi harus dicek terlebih dahulu oleh bagian Quality Control apakah warna
yang ada pada sepatu tersebut berubah karena diakibatkan oleh suhu pada oven yang terlalu
panas, selain itu juga sepatu-sepatu yang siap dikemas tersebut juga di cek apakah ada bagian
yang kurang rata dalam pengelemen sehingga menyebabkan ada bagian sepatu yang tidak
menempel sempurna.

Bila semuanya telah selesai maka dilakukan proses pengepakan menggunakan kemasan
(inner box) yang telah disiapkan sesuai dengan ukuran sepatu dan modelnya. Kemasan-kemasan
tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam outer box dan selanjutnya sepatu-sepatu tersebut siap
untuk di distribusikan sesuai dengan jumlah order yang diminta oleh negara-negara pembeli yang
merupakan pangsa pasar dari sepatu-sepatu tersebut seperti Amerika, Jepang, Kanada, Jerman,
India dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai