LOGO

PERTEMUAN 5

MESIN KOMPOUNDING (TWO

ROLL MILL & INTERNAL
MIXER)
LOGO
PROSES PRODUK KARET

KARET PADAT
KARET PADAT
(BLOCK,
(BLOCK, MASTIKASI DAN MIXING
SHEET,DLL)
SHEET,DLL) (KOMPOUNDING)

KOMPON
KOMPON
KARET
KARET

PRODUK AKHIR
PRODUK AKHIR
KARET/ KARET
KARET/ KARET
VULKANISASI
VULKANISASI
SHAPING
&VULKANIZING
LOGO
KOMPOUNDING
LOGO
KOMPOUNDING

(a) Two-roll mill (b) internal mixer

“Dispersive & distributive mixing”

LOGO
KOMPOUNDING

VIDEO 1
VIDEO 2
VIDEO 3
LOGO
MESIN TWO ROLL MILL
LOGO
MESIN TWO ROLL MILL

PROSES KERJA
 Proses mastikasi dan mixing dilakukan oleh 2 roll yang berimpit dan
berputar dengan arah yang berlawanan
 Roll yang berada didepan operator dimungkinkan berputar lebih
cepat dibandingkan roll yang lain supaya gaya geser lebih besar
dan kompon karet akan melekat pada roll didepan operator
(friction ratio = 1,25:1)
 Proses pertama adalah mastikasi karet baik karet alam maupun
karet sintetis, selanjutnya bertahap ditambah bahan aditif
 Penambahan bahan aditif dapat dilakukan dalam 2 tahap, tahap
pertama penambahan aditif non vulkanisasi, tahap kedua
penmbahan aditif vulkanisasi
LOGO
MESIN TWO ROLL MILL
KELEBIHAN
 Gaya geser (shear force) yang besar sehingga memungkinkan hasil
proses dispersi (pemecahan aglomerate) lebih baik
 Proses pendinginan lebih baik karena expose permukaan kompon
yang masif sehingga kekakuan kompon tetap terjaga
 Roll friction ratio menghasilkan gaya geser lebih baik

KEKURANGAN
 Proses berlangsung lama
 Tergantung pada skill operator
 Dimungkinkan ada kotoran yang tercampur (proses terbuka)
 Kesulitan pada penetapan prosedur proses’
 Kesulitan menyeragamkan hasil proses mixing antara batch 1
dengan batch lainnya
LOGO
INTERNAL MIXER
 INTERNAL BATCH MIXER

AIR or
HYDRAULIC
CYLINDER HOPPER
(ram actuator)
HOPPER ASSEMBL
COVER Y

RAM

ROTORS CHAMBER
(Tangential or
Intermeshing)
Batch
Mixer motor discharging THERMOCOUPLE IN
drive & mechanism DROP DOOR OR END
reduction set FRAME
(indicated mix temperature)
LOGO
INTERNAL BATCH MIXER

CYLINDER AIR PRESSURE

- air pressure applied to the
piston in the cylinder forcing
the weight down

BATCH or RAM PRESSURE

- pressure applied by the
bottom of the weight
on the batch
LOGO
INTERNAL BATCH MIXER

Intermeshing Tangential

Intermix® “Mark 5” Banbury® F series “ST”

LOGO
INTERNAL BATCH MIXER
INTERMESHING ROTOR DESIGN TANGENTIAL ROTOR DESIGN
LOGO
INTERNAL BATCH MIXER

INTERMESHING ROTOR DESIGN TANGENTIAL ROTOR DESIGN

LOGO
INTERNAL BATCH MIXER
INTERMESHING ROTOR DESIGN

Dispersive Mixing

Distributive
Mixing
LOGO
INTERNAL BATCH MIXER
TANGENTIAL ROTOR DESIGN
Distributive

Dispersive

Even speed or friction operation

LOGO
INTERNAL BATCH MIXER
INTERMESHING ROTOR COOLING

TEMPERATURE CONTROLLED
WEIGHT STANDARD

HIGH EFFICIENCY HIGH EFFICIENCY

TEMPERATURE CONTROLLED TEMPERATURE CONTROLLED
SIDES ROTORS

TEMPERATURE CONTROLLED
ROTOR END PLATES STANDARD
TEMPERATURE CONTROLLED
DOOR TOP
LOGO
INTERNAL BATCH MIXER
TANGENTIAL ROTOR COOLING
“OPTIONAL” CORED WEIGHT
FOR TEMPERATURE CONTROL

HIGH EFFICIENCY
HIGH EFFICIENCY
TEMPERATURE CONTREOLLED
TIP COOLED ST ROTORS SIDES

“OPTIONAL” TEMPERATURE
CONTROLLED ROTOR END TEMPERATURE
PLATES AND DUST STOPS CONTROLLED
DOOR TOP
LOGO
INTERNAL BATCH MIXER
MENGHITUNG BATCH SIZE

BATCH SIZE
(THEORETICAL)

batch weight = (net mixer volume) X (density compd.) X (fill factor)

Fill factor (Intermix) = 0.85 (fill factor(Banbury))

LOGO
INTERNAL BATCH MIXER
KELEBIHAN
 Siklus produksi tinggi/waktu siklus pendek
 Ketergantungan pada skill oprator minimal
 Kapasitas besar dan output tinggi
 Proses operasi bersih

KEKURANGAN
 Kenaikan suhu pada waktu proses mixing tinggi
 Butuh waktu lama untuk pembersihan mesin
 Investasi awal cukup tinggi
LOGO