Anda di halaman 1dari 15

Laporan Teknik Outsole

Pembuatan Outsole Dengan Metode Rotary Injection


Molding Dan Vulkanisasi Karet

Disusun Oleh:

Petrus Edy Suprastyo (2102113)

Gloria Simanjuntak (2102098)

M. Rafi (2102125)

Program Studi Teknologi Pengolahan Produk Kulit


Politeknik Atk Yogyakarta Yogyakarta
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum pembuatan
outsole dengan sistem injeksi ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik outsole. Selain itu,
laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pembuatan sol sepatu.

Terlebih dahulu,saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aris Budianto, S.T.,
M.Eng beserta asistennya. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan danwawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini. Saya juga
mengucapkan terimakasihkepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua,
terimakasih atas bantuannya sehinggasaya dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 4
BAB II ISI ................................................................................................................................ 5
A. PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
B. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 7
PEMBUATAN SOL SISTEM INJEKSI .......................................................................... 7
PEMBUATAN SOL SISTEM VULKANISASI ............................................................ 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN............................................................................................................. 15
B. SARAN .......................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Di zaman sekarang ini, setiap pelaku industri harus mengikuti perkembangan
teknologi yang semakin maju dan beragam. Dalam bidang outsole sendiri banyak
metode pembuatannya, dengan metode tradisional ataupun modern. Perusahaan
tentunya harus memperhatikan hal ini, agar dapat bersaing dan mempertimbangkan
efisiensi waktu yang terbaik.

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju teknologi, ilmu pengetahuan


dan ekonomipun akan semakin maju, sehingga persaingan di dunia industri juga
semakin sulit. Setiap pelaku industri akan bersaing untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang semakin beragam, salah satunya kebutuhan alas kaki. Pada awalnya
sepatu adalah pelindung kaki, sedangkan kaki adalah anggota badan yang hidup dan
bergerak,dengan bentuk yang asimetris pada struktur dan gerakan.sepatu memiliki
fungsisebagai pelengkap berbusana, melindungi telapak kaki, mengatasi kaki
yangabnormal dan dapat menunjukkan status sosial seseorang (basuki, 2010). Seperti
halnya produksi sol atau jenis alas kaki lainnya, dalam hal ini tentunya perusahaan
harus mengikuti perkembangan teknologi. Dengan penggunakan mesin manual,dapat
menurunkan efisiensi proses produksi, sehingga mau tidak mau pelaku industri harus
beralih ke mesin yang lebih canggih.

Sebagai contoh, produksi sol sepatu sendiri dengan menggunakan metode


vulkanisasi dapat memerlukan waktu yang cukup lama karena harus melakukan proses
komponding uji rheometer dan baru bisa mencetak outsole itupun secara manual 1/1,
dan injection moulding yang dapat mencetak sol dalam waktu yang sangat singkat dan
lebih efisien dapat menguntungkan perusahaan. Namun dibalik hal tersebut tentunya
dalam penerapannya memiliki kelebihan dan kekurangan.
BAB II
ISI
A. PEMBAHASAN
Outsole mempunyai fungsi utama yaitu untuk menahan beban berat bagi
pemakainya disaat beraktivitas, maka dari itu sifat dari outsole harus mempunyai
ketebalan tertentu, fleksibel, kuat dan tahan teradap gesekan atau abrasi. Mengenal
macam-macam sol sepatu sangat penting, agar tak salah ketika memilih sepatu karena
setiap sepatu memiliki jenis sol dengan fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda.
Terdapat berbagai macam jenis pembuatan outsol,antara lain ada sol hasil vulkanisasi
karet dan sol hasil injeksi, dan pada praktikum ini menggunakan kedua metode. Metode
pembuatan outsol dengan rotary injection molding menggunakan material pvc,
kelebihan penggunaan outsole dari cara ini ialah pencetakan outsole sepatu sekaligus
digabungkan dengan upper dari sepatu tersebut tanpa menggunakan lem, biasanya
metode ini sering disebut string lasting. Kelebihan sepatu dengan metode ini yaitu
outsole lebih tahan air, jika terkena air maka outsole tidak mudah terlepas dari upper
karena outsole direkatkan dengan cara dilelehkan bersamaan dengan upper tidak di lem
sehingga lebih tahan terhadap air. Pvc atau singkatan dari polyvinyl chloride sendiri
merupakan salah satu bahan sol karet rotary injection molding yang tersusun dari bahan
plastic yang ditambahkan aditif sehingga dapat menyerupai sifat karet. Kelebihan dari
material ini yaitu lebih ringan dan tidak keras, namun kekurangannya yaitu licin serta
kurang elastis (ardian prakoso, 2016 ).
Pada pembuatan outsole sepatu menggunakan rotary injection molding ini
hanya mensetting 3 parameter utama, antara lain setting temperature suhu, setting
injection volume, dan pressure. Pada mesin ini proses pencetakan lebih banyak
manualnya seperti saat pemasangan upper pada cetakan/mold lalu saat pelepasan sisa
bahan dan pada saat pelepasan produk. Pembuatan produk outsole sepatu dengan
material pvc, dengan menggunakan mesin direct injection machine (rotary injection
molding). Direct injection machine (rotaryinjection molding) metode pembentukan
material termoplastik dimana material yang meleleh karena pemanasan oleh plunger
ke dalam cetakan yang dapat berputar dan didinginkan oleh system pendingin sehingga
mengeras. Termoplastik dalam bentuk butiran atau granule ditampung dalam sebuah
hopper kemudian turun ke dalam barrel secara otomatis di mana ia dilelehkan oleh
pemanas yang terdapat di dinding barrel dan oleh gesekan akibat perputaran sekrup
rotary. Plastik yang sudah meleleh oleh sekrup melalui nozzle ke dalam cetakan.
Produk yang sudah dingin dan mengeras dikeluarkan dari cetakan dan dikeluarkan dari
cetakan secara manual(badrut tanam, 2018).
Injeksi molding adalah metode pembentukan material termoplastik di mana
materialyang meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam cetakan
yang didinginkan oleh air sehingga mengeras. Meskipun banyak variasi dari proses
dasar ini, 90 persen injeksi molding adalah memproses material termoplastik. Injection
molding mengambil porsi sepertiga dari keseluruhan resin yang dikonsumsi dalam
pemrosesan termoplastik.
Proses pembuatan outsole sepatu menggunakan mesin injeksi Mesin injeksi
merupakan salah satu mesin yang dipakai dalam pembuatan sepatu, khususnya pada
pembuatan outsole sepatu. Mesin injeksi menggunakan kompon PVC, yang kemudian
kompon PVC tersebut dipanaskan dan dilelehkan dengan suhu 190°, kemudian di
semprotkan kedalam cetakan (mould).
Termoplastik dalam bentuk butiran atau bubuk ditampung dalam sebuah hopper
kemudianturun ke dalam barrel secara otomatis (karena gaya gravitasi) di mana ia
dilelehkan oleh pemanas yang terdapat di dinding barrel dan oleh gesekan akibat
perputaran sekrup injeksi Plastik yang sudah meleleh diinjeksikan oleh sekrup injeksi
(yang juga berfungsi sebagai plunger) melalui nozzle ke dalam cetakan yang
didinginkan oleh air. Produk yang sudah dingin danmengeras dikeluarkan dari cetakan
oleh pendorong hidraulis yang tertanam dalam rumah cetakanselanjutnya diambil oleh
manusia atau menggunakan robot. Pada saat proses pendinginan produk secara
bersamaan di dalam barrel terjadi proses pelelehan plastik sehingga begitu produk
dikeluarkan dari cetakan dan cetakan menutup, plastik leleh bisa langsung diinjeksikan.
Vulkanisasi adalah tahapan proses yang paling penting dalam pembuatan
kompon karet, dimana pada tahapan ini, terjadi reaksi crosslinking antara molekul karet
dengan bahan pemvulkanisasi belerang (Pujiastuti, 2007).
Vulkanisasi sangat dipengaruhi oleh waktu dan suhu, apabila waktu maupun
suhu yang dipilih tidak sesuai dengan kondisi optimal, maka kualitas kompon karet
yang dihasilkan menjadi kurangbaik (Gosh et al., 2003).
Kompon karet merupakan turunan paling utama dari hasil kebun karet, dimana pada
saat ini karet menjadi bahan utama dalam menunjang kehidupan manusia. Hampir
semua kompon karet menggunakan carbon black sebagai bahan pengisi (filler).
Peranan carbon black adalah sebagai filler aktif dan juga sebagai penguat. Penambahan
bahan pengisi carbon black memberikan hasil positif terhadap sifat fisik kompon karet
yang dihasilkan (Oleiwi et al., 2011).
Carbon black yang harganya relatif mahal dan sebagian besar masih diimpor,
akan menyebabkan harga produksi barang jadi meningkat, sehingga perlu dikaji
potensi pemanfaatan bahan baku yang lebih murah agar dapat menekan biaya produksi.
Pada proses pembuatan kompon karet kisaran suhu yang baik pada proses
vulkanisasidengan bahan accelerator MBS (2-morpholinothiobenzothiazole) adalah
130 - 150 °C padakisaran suhu tersebut reaksi crosslinking berjalan dengan baik
dengan tidak merusak kompon karet yang dihasilkan sedangkan kisaran waktu
vulkanisasi pembuatan kompon 10-15 menit padakisaran waktu tersebut kompon sudah
matang dengan nilai torsi yang maksimal (Gosh et al., 2003).

B. HASIL DAN PEMBAHASAN


PEMBUATAN SOL SISTEM INJEKSI
a) Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang di gunakan adalah:


1) Alat
Alat yang di gunakan terdiri dari:
a. Mesin injeksi
b. Palu
c. Gunting
d. Catutan

b) Bahan
Komposisi bahan pembuatan injeksi molding terdiri dari:

a. Upper sepatu
b. PVC

b) Pembahasan

a. Nyalakan mesin injeksi dengan menekan tombol on


b. Tunggu hingga suhu didalam nozzle mencapai 190°
c. Sembari menunggu kenaikan suhu, kita dapat memasukkan kompon
PVC kedalam hopper dengan menggunakan vaccum. Kompon PVC
inilah yang nantinya akan dilelehkan kemudian ditembakkan kedalam
cetakan dan menjadi outsole.
d. Kemudian, jika suhu sudah mencapai 190°, artinya kita sudah bisa
melakukan injeksi, yaitu dengan menyemprotkan PVC yang telah di
lelehkan kedalam cetakan (mould)
e. Sebelum melakukan injeksi, siapkan upper sepatu terlebih dahulu
f. Kemudian masukkan upper kedalam oven kurang lebih sekitar 2 menit.
Oven dilakukan dengan tujuan agar hasilnya maksimal ketika proses
injeksi di lakukan
g. Setelah 2 menit didalam oven, keluarkan upper sepatu dari oven.
h. Kemudian pasang upper kedalam last. Pemasangan upper kedalam last,
kita membutuhkan bantuan beberapa alat seperti gunting, palu dan
catutan.
i. Jika upper stelah terpasang kedalam laste, kita bisa melakukan proses
injeksi
j. Putar last tersebut, sampai sepatu yang kita inginkan berhenti didepan
nozzle, kemudian lakukanlah injeksi
k. Proses penyemprotan kompon PVC yang telah dilelehkan kedalam
cetakan mould berlangsung sekitar 20 detik
l. Proses injeksi telah dilakukan
m. Tunggu sekitar 2 menit agar sedikit dingin
n. Kemudian lepas separu yang telah diinjek dari last
o. Sepatu sudah siap untuk dipakai.

Gambar 1 Proses Injeksi


Gambar 2 Sepatu Hasil Injeksi
PEMBUATAN SOL SISTEM VULKANISASI
a) Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang di gunakan adalah:


1. Bahan
Komposisi bahan pembuatan sol sepatu pantofel terdiri dari:

Gambar 3 Bahan Pembuatan Sol Sepatu Pantifel

2. Alat
Alat yang di gunakan terdiri dari:

a. Mesin cutting rubber


b. Mesin roll mill
c. Mesin calendaring
d. Mesin hot press
e. cetakan
f. Solder / gunting
g. Pola
h. Timbangan
i. Totolan
j. Pembersih cetakan dan lain-lain
b) Hasil Dan Pembahasan

3. Hal pertama yang di lakukan adalah marking pola di atas kompon karet.

Gambar 4 Marking Pola Sol di Kompon Karet

4. Trimming sesuai pola. setelah itu, timbang kedua kompon. Jika ukurannya
masih kurang dari 450 gr tambahi dengan sisa trimming tadi hinga berat sesuai
dengan ukurannya.

Gambar 5 Triming Sesuai Pola


5. Setelah cetakan sudah di bersihkan. Cetak tulisan “ATK” dengan menekan
berulang-ulang kompon warna merah dengan totolan.

Gambar 6 Mencetak tulisan ATK

6. Lalu masukkan kompon dalam cetakan. Beri Tambahan kompon di bagian di


bagian belakang / tumit dan samping. Bagian tumit di beri tambahan agak banyak
karena model belakangnya yang tebal dan untuk menghindari cacat seperti
kopong/ isian kurang padat).

Gambar 7 Memberi tambahan kompon

7. Tutup cetakan dan settting mesin, lakukan up dan down sebanyak 3x agar tidak
ada udara yang masuk sa’at proses vulkanisasi berlangsung.
Gambar 8 Penutupan Cetakan Sol

8. setting mesin dengan timer 900 detik / 15 menit dengan tekanan 100 kg/cm2
9. Setelah tahap press selama 15 menit, outsole sudah jadi. Untuk mengeluarkan
dari cetakan harus menggunakan sarung tangan. Cara mengeluarkannya dengan
mencukil tepian outsole terlebih dulu baru bagian depan dan belakang.

Gambar 9 Proses Pengeluaran Sol dari Cetakan


10. Hasil setelah di keluarkan dari cetakan

Gambar 10 Hasil cetakan


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam proses pembuatan outsole sepatu sistem injeksi dan vulkanisasi
terdapat beberapa yang harus di perhatikan yaitu dengan mengoprasikan mesin
harus sesuai dengan sop yang berlaku untuk menghindari hasil cact pada produk.
Sebelum menggunakan mesin di perlukan pemanasan pada mesin agar hasilnya
maksimal.

B. SARAN
1. Dalam kuliah praktik pembuatan outsole sistem injeksi dan vulkanisasi ini di
perlukan pengawasan tenaga ahli untuk pendampingan mahasiswa, agar
mahasiswa tau cara kerja dan mengoprasikan mesin tersebut sesuai dengan
SOP.
2. Perlunya pengecekan dan perawatan secara berkala pada mesin untuk
menghindari kerusakan mesin, Dan dapat meminimalisir cacat pada outsole
akibat kerusakan mesin.
3. Perlunya settingan mesin yang tepat untuk mendapatkan untuk hasil outsole
yang di inginkan

Anda mungkin juga menyukai