Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TEKNOLOGI KARET 2

RUBBER FOOTWEAR, LININGS AND SHEETINGS

Disusun oleh:
Kelompok 7
Meita Alvira Pramesti (1516006)
Titansari Ismeinuri (1516011)
TK01

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA POLIMER


POLITEKNIK STMI JAKARTA
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah “Rubber footwear, Linings and Sheetings ”
sebagai tugas mata kuliah Teknologi Karet 2.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta kritik dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat.

Jakarta, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4


I.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4
I.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
I.3 Tujuan.................................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................. Error! Bookmark not defined.


II.1 Conveyor Belt ..................................................................................................... 7
II.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Conveyor Belt .......................................... 8
II.1.2 Desain Belt ........................................................................................... 9
II.1.3 Komponen Conveyor Belt .................................................................. 11
II.1.4 Proses Manufaktur ............................................................................. 12
II.1.5 PVC Belting ....................................................................................... 16
II.1.6 Steel Cord Belting .............................................................................. 17
II.2 Bahan Kimia Tambahan dalam Pembuatan Kompon Karet ............................. 12
II.2.1 Bahan Vulkanisasi ............................................................................. 12
II.2.2 Bahan pencepat (Akselerator) ............................................................ 12
II.2.3 Bahan Pengaktivasi ............................................................................ 12
II.2.4 Bahan Pelindung .............................................................................. 13
II.2.5 Bahan Pengisi (Filler) ........................................................................ 13
III.3 Perawatan Conveyor Belt ................................ Error! Bookmark not defined.

BAB III PEMBAHASAN ........................................... Error! Bookmark not defined.


III.1 Bahan ............................................................... Error! Bookmark not defined.
III.2 Peralatan .......................................................... Error! Bookmark not defined.

ii
III.3 Prosedur ........................................................... Error! Bookmark not defined.
III.3.1 Pembuatan Kompon Karet................ Error! Bookmark not defined.
III.3.2 Proses Manufaktur ............................ Error! Bookmark not defined.
III.4 Metode Pengujian ............................................ Error! Bookmark not defined.
III.5 Standar ............................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB IV PENUTUP .................................................... Error! Bookmark not defined.


IV.1 Kesimpulan ..................................................... Error! Bookmark not defined.
IV.2 Saran ................................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Produksi karet alam di Indonesia semakin berkembang. Besarnya produksi
karet alam Indonesia tidak diimbangi dengan perkembangan riset dan teknologi
pengelolaan karet alam yang dapat memenuhi permintaan pasar industri. Hal ini
terbukti dengan besarnya nilai impor karet sintetik oleh industri hilir. Jenis industri
yang menggunakan produk-produk karet sebagai bahan penunjangnya antara lain:
pertambangan, perminyakan, otomotif, dan lainnya.
Spesifikasi produk karet tertentu dapat terpenuhi jika komponen- komponen
maupun faktor-faktor yang membentuk sifat-sifat tersebut dapat diidentifikasi.
Oleh karena itu, pembuatan formulasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti bahan baku, bahan kimia dan parameter proses (Bhowick, 1994). Faktor-
faktor tersebut sangat berguna dalam memberikan informasi sifat- sifat mekanis
dari produk karet yang dikembangkan.
Salah satu peralatan yang menggunakan kompon karet pada penyusun
komponennya adalah sol sepatu dan lining untuk pelapis reaktor. Sol sepatu merupakan
suatu salah satu bagian bawahan sepatu yang merupakan unsur penentu kualitas
sepatu. Penggunaan sol sepatu karet ini sangat umum ditemukan pada banyak jenis
sepatu seperti halnya pada jenis sepatu tentara, sepatu safety, sepatu olahraga, sepatu
anak-anak dan yang lainnya lagi. Penggunaan sepatu olahraga pada kegiatan sehari-
hari telah menjadi mode dan mengubah persepsi bahwa kenyamanan adalah hal yang
penting dalam penggunaan sepatu selain kelebihan lainnya seperti anti licin, lebih
tahan air / anti air. Selain sol sepatu karet telah banyak pula digunakan bahan baku
sintetis seperti bahan Thermoplastic Rubber, PVC serta bahan Polyurethane.

Dengana berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat di


era globalisasi juga membuat dunia industri ikut berkembang pesat. Dalam upaya

4
produksi, sebuah industri membutuhkan teknologi dan peralatan yang mampu
mendukung untuk menghasilkan produk dengan skala yang lebih besar. Komponen
penting dalam proses produksi salah satunya adalah reaktor untuk meleburkan bahan
baku, kondisi pengoperasian di dalam tungku berlangsung pada temperatur yang
relatif tinggi dan bahan baku yang memungkinkan terjadinya korosi pada reactor
yang mengakibatkan pendeknya masa pakai reactor tersebut. oleh sebab itu
dibutuhkan bahan isolator sebagai pelapis dari material tungku untuk melindungi
tungku dari reaksi kimia dan temperature yang berlebih. Salah satu bahan yang dapat
digunakan untuk menjadi isolator adalah kompon karet yang di bentuk seperti
lembaran yang kemudian diletakan melapisi dinding reactor.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam pembuatan karet dan bahan
sintetis lainnya, kualitas sol sepatu karet dan lining menjadi semakin sempurna.
Misalnya penggunaan kulit pada sepatu pantofel yang saat ini sudah dikombinasikan
dengan karet.

I.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan rubber footwear (sol sepatu)?
2. Apa saja bahan penyusun sol sepatu?
3. Apa saja jenis-jenis sol sepatu?
4. Apa saja bahan penyusun sol sepatu?
5. Bagaimana proses yang terjadi dalam pembuatan Sol Sepatu?
6. Apa saja pengujian yang dilakukam terhadap sol sepatu?
7. Apa yang dimaksud dengan lining & sheeting?
8. Apa tujuan lining & sheeting?

I.3 Tujuan
Tujuan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari rubber footwear (sol sepatu).

5
2. Untuk mengetahui bahan penyusun sol sepatu.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis sol sepatu.
4. Untuk Mengetahui komposisi pembuatan sol sepatu.
5. Untuk mengetahui proses pembuatan sol sepatu.
6. Untuk mengetahui pengujian pada sol sepatu.
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud linings and sheetings.
8. Untuk mengetahui tujuan dibuatnya linings and sheetings.

I.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa mengetahui mengetahui tentang rubber footwear (sol sepatu),
jenis-jenis sol sepatu, bagaimana cara pembuatannya, komposisi pembuatannya,
dan pengujian terhadap sol sepatu.
2. Agar mahasiswa mengetahui tentang linning & sheeting, bahan pembuatannya,
cara pembuatannya, kegunaan dari lining

6
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Kompon Karet


Menurut Abednego (1979), kompon karet adalah campuran karet mentah dengan
bahan-bahan kimia yang belum divulkanisasi. Karet yang digunakan untuk
kompon terdiri dari dua jenis, yaitu karet alam dan karet sintetis. Karet alam adalah
sumber karet yang berasal dari getah pohon karet (lateks), yang diperoleh dengan
menyadap/melukai kulit kambium pohon karet.
Karet alam memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
a. Viskositas rendah
b. Ketahanan oksidasi tinggi
c. Impurity rendah
Dari pengertian kompon, diketahui bahwa dalam proses pembuatannya digunakan
baha-bahan kimia yang ditambahkan pada bahan baku karet untuk memperoleh sifat
fisik dan kimiawi dari kompon karet yang lebih baik. Bahan kimia kompon dapat
dibagi menjadi dua jenis yaitu bahan kimia utama dan bahankimia pembantu proses
(processing aids).
Menurut Abednego (1979) proses pembuatan barang jadi karet secara umum pada
dasarnya terdiri dari proses:
1. Pembuatan kompon (compounding)
2. Pemberian bentuk (molding)
3. Pemasakan (vulkanisasi)

II.2 Sol Sepatu


Sol adalah salah satu bagian bawahan sepatu yang merupakan unsur penentu
kualitas sepatu. Kualitas sol karet sebagai komponen bawahan sepatu atau alas kaki,

7
sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisisnya, antara lain : tegangan putus, perpanjangan
putus, kekerasan, pampatan tetap, bobot jenis, ketahanan retak lentur.Sol Sepatu
Karet dapat diproduksi dengan berbagai bentuk dan warna sesuai permintaan
pelanggan. Karet dipakai untuk sol sepatu karena sifatnya yang tahan lama, anti slip,
ketahanan terhadap cuaca, ketahanan terhadap chemical tertentu, dll. Selain awet,
bahan sol sepatu dari karet sifatnya ringan. Hal in ilah yang menelatar belakangi
pembuatan sol sepatu dengan warna putih.

Penggunaan sol sepatu karet ini sangat umum ditemukan pada banyak jenis
sepatu seperti halnya pada jenis sepatu tentara, sepatu safety, sepatu olahraga, sepatu
anak-anak dan yang lainnya lagi. Penggunaan sepatu olahraga pada kegiatan sehari-
hari telah menjadi mode dan mengubah persepsi bahwa kenyamanan adalah hal yang
penting dalam penggunaan sepatu selain kelebihan lainnya seperti anti licin, lebih
tahan air / anti air.Selain sol sepatu karet telah banyak pula digunakan bahan baku
sintetis seperti bahan Thermoplastic Rubber, PVC serta bahan Polyurethane.

Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam pembuatan karetdan bahan


sintetis lainnya, kualitas sol sepatu karet menjadi semakin sempurna dan meningkat
setara dengan penggunaan sol sepatu kulit, dan anggapan sepatu pantofel pria dengan
menggunakan sol sepatu karet adalah murah mulai memudar dengan cepat. Selain itu
saat ini sepatu pantofel pria tidak saja dipergunakan pada kegiatan bisnis saja tetapi
telah banyak juga dipergunakan pada acara santai.

II.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Sol Sepatu


a. Kelebihan Sol Sepatu
a. Elastis dan Tahan Air
b. Bahan terasa kuat
c. Tidak memiliki waktu kadaluarsa

8
b. Kekurangan Sol Sepatu
a. Bobotnya cukup berat

b. Sol yang cukup licin

II.2.2 Bagian-bagian Sepatu

1. Sol, yaitu permukaan yang berhubungan langsung dengan lantai, sol dapat dicetak
secara terpisah, atau memiliki desain yang dicetak oleh Calender Embossing Roll
2. Heel, yaitu digunakan di area tumit untuk memberikan dukungan dan bentuk.
Ketahanan dan kekerasan abrasi adalah faktor penentu untuk kualitas dan biaya
3. Upper, yaitu terdapat dibagian atas sepatu atau sepatu boot biasanya dibuat dengan
dilapisi kulit atau kain berlapis karet, yang cocok dengan ketahanan terhadap air.
4. Foxing, yaitu istilah khusus untuk alas kaki yang mengacu pada pita pengikut
karet yang menempelkan sol ke bagian atas sepatu. Bagian ini tidak memerlukan
ketahanan abrasi yang tinggi, tetapi harus tahan terhadap lecet pada bagian
samping sepatu, dan memiliki paku yang baik di bagian sol dan bagian atas. Ini
mungkin dari perbedaan warna untuk bagian atas dan dapat menambah gaya ke
sepatu dengan desain yang diukir atau dicetak.
5. Insoles, yaitu sol dan pengisi sebagai bagian yang digunakan di dalam sepatu atau
sepatu boot untuk memberikan dukungan dan integritas pada sepatu selain melekat
pada bagian atas

9
6. Toe Caps and Toe Puffs, yaitu bagian karet untuk menguatkan area jari kaki.
Bagian-bagianini dijahit atau digabungkan dan dipasang pada bentuk atau ukuran
terakhir yang sesuai untuk memberikan bentuk akhir sepatu atau sepatu boot
sebelum diawetkan, dalam beberapa tahun terakhir, proses pencetakan langsung
menjadi populer dengan komponen langsung dicetak keatas sepatu atau dibentuk
injeksi.

II.2.3 Jenis-jenis sol sepatu


a. Rubber Sole
Rubber sole atau sole karet digunakan untuk sepatu safety atau sepatu lapangan, sole
berbahan rubber ini tidak ada expirednya (kadaluwarsa). Rubber sole ini selain kuat
dan lentur dapat juga diberi jahitan disamping dilem dan dipress. Kekurangan jenis
sole ini adalah lebih berat dan lebih licin.

b. PU (Polyrethine)
Bahan sole PU (POLYRETHINE) adalah bahan sole yang anti slip dan ringan
terhadap minyak (oil resistant). Kekurangan dari jenis sole ini adalah tergolong
mahal, mempunyai expired date. Apabila kadaluwarsa makan sole berbahan
PU ini akan hancur sendiri seperti seotong roti jika dibiarkan dalam waktu yang lama.

c. TPR (Thermo Plastic Rubber)


Sole dengan bahan ini merupakan campuran dari bahan plastic dan rubber.
Kekurangan sole jenis TPR adalah kurang elastis. Cocok digunakan untuk
produksi sepatu yang tahan air, karena bahannya menggunakan campuran dari bahan
plastic dan rubber sehingga sole bahan ini tidak licin.

d. Ethyl Vinyl Acetate (EVA)


Karena sifatnya yang sangat lembut dan fleksibel, material EVA digunakan tidak
hanya untuk sol saja, tetapi juga untuk bagian luar sepatu. EVA dihasilkan dari PU
yang dipadatkan menjadi busa lembut dan dicetak.

10
Kelembutan dan fleksibilitas EVA membuat material ini disebut sebagai penahan
guncangan terbaik di dunia. Sol yang dibuat dari EVA ini biasanya diaplikasikan
pada sepatu-sepatu basket, lari, dan olahraga-olahraga umum lainnya yang
membutuhkan kenyamanan bagi para penggunanya.
II.2.4 Komponen Sol Sepatu
No Bahan PHR Kegunaan
(Per Hundred
Rubber)
1 Pale Crape 100 Sebagai bahan dasar kompon
2 HAF Black 20
Sebagai bahan pengisi penguat
3 CaCO3 30
4 ZnO 5
5 Asam 1 Sebagai bahan pengaktif / Penggiat
Stearat
6 Dispergator 1 sebagai bahan pembantu untuk
FL mendispersi bahan additive masuk
dan mendispersi kedalam karet

7 Pilnox TDQ 1 Sebagai bahan antioksidan


8 Pilflex IP 1 Sebagai bahan anti ozonan
9 Minarex Oil 5 Sebagai bahan pelunak
10 MBT 0,5 Sebagai bahan pencepat primer
11 MBTS 0,5 Sebagai bahan pencepat primer
12 TMTD 0,7 Sebagai bahan pencepat primer
13 Sulfur 2 Sebagai bahan pemvulkanisasi

11
II.2 Bahan Kimia Tambahan dalam Pembuatan Kompon Karet
Bahan kimia karet yang digunakan untuk pembuatan kompon karet umumnya
terdiri dari:

II.2.1 Baham Pemvulkanisasi


Adalah bahan kimia yang dapat bereaksi dengan gugus aktif pada molekul karet
membentuk ikatan silang tiga dimensi. Bahan pemvulkanisasi yang pertama dan
paling umum digunakan adalah belerang (sulfur), khusus digunakan untuk
memvulkanisasi karet alam atau karet sintetis jenis SBR, NBR, BR,IR dan EPDM.

II.2.2 Bahan pencepat (akselerator)


Adalah bahan kimia yang digunakan dalam jumlah sedikit bersama- sama dengan
belerang untuk mempercepat reaksi vulkanisasi. Pencepat yang digunakan dapat
berupa satu atau kombinasi dari dua atau lebih jenis pencepat. Pencepat
dikelompokkan berdasarkan fungsinya sebagai berikut:
 Pencepat primer:
- Thiazol (semi cepat), contoh : MBT,MBTS
- Sulfenamida ( cepat –ditunda), contoh: CBS
 Pencepat sekunder:
- Guanidine (sedang), contoh: DPG, DOTG
- Thiuram (sangat cepat), contoh : TMT,TMTD
- Dithiokarbonat (sangat cepat), contoh: ZDC, ZMDC
- Dithiosulfat (cepat), contoh: ZBPP

II.2.3 Bahan Pengaktivasi


Adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam sistem vulkanisasi dengan pencepat
untuk menggiatkan kerja pencepat. Penggiat yang paling umum digunakan adalah
kombinasi antara ZnO dengan asam stearat.

12
II.2.4 Bahan Anti degradant
Adalah bahan kimia yang berfungsi sebagai anti ozonan dan anti oksidant yang
melindungi barang jadi karet dari pengusangan dan meningkatkan usia
penggunaannya. Contoh: wax (anti ozonan), senyawa amina dan senyawa turunan
fenol (ionol).
Antidegradant digunakan dalam kompon untuk melindungi kompon karet terhadap
kerusakan yang ditimbulkan oleh osigen , ozon cahaya matahari, katais logam dan
benturan mekanik. Anti degradant dapat dapat melindungi barang jadi aret dari
pengusangan dan peningkatan usia penggunaannya ( life time) wax dapat digunakan
bersama-sama dengan anti ozonan melindungi karet dari ozon, wax
bermanfaat untuk gerak statis dan anti ozonan dari senyawa amina untuk gerak
dinamis. Semyawa amina mudah migrasi dan meninggalkan bercak warna (stain)
jika bersentuhan, selain baik sebagai anti ozonan juga sebagai anti flek dan anti
oksidan barang jadi karet yang berwarna gelap. Anti degradant dari senyawa fenol
baik digunakan utuk barang jadi karet yang berwarna jernih atau putih. Penggunaan
bahan anti degradat pada umumnya berkisar 1-2 phr.

II.2.5 Bahan Pengisi (Filler)


Bahan pengisi ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah yang cukup besar
dengan tujuan meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan
tertentu dan menekan biaya. Bahan pengisi dibagi dalam dua golongan besar yaitu
bahan pengisi yang bersifat penguat, contoh carbon black, sillica dan silikat serta
bahan pengisi yang bersifat bukan penguat , contoh CaCO3,Kaolin,dsb.

Pemilihan bahan pengisi merupakan tahpa ketiga terpenting dalam penyususnan


kompon stelah pemilihan Janis karet dan system vulkanisasi. Bahan pengisi
penguat sangat berpengaruh terhadap sifat fisik barang jadi karet dan pengolahanya.
Ukuran partikel dan struktur karbon black sangat berpengaruh terhadap sifat-
sifat fisik dan pengolahan kompon.

13
Tabel berikut ini menunjukkan ukuran dan struktur carbon black serta pengaruh
ukuran dan stuktur terhadap sifat kompon.

Tabel 2. Pengaruh carbon black terhadap indeks ukuran partikel dan struktur

Klasifikasi Indeks ukuran partikel Indeks stuktur


N220(ISAF) 22 114
N330 HAF 27 102
N550 FEF 41 121
N762 SRF-LM 75 62
N990 MT 250 42

Tabel 3. Pengaruh ukuran struktur terhadap sifat kompon


Penurunan ukuran Peningkatan struktur
Sifat kompon
partikel( struktur tetap) ukuran tetap)
Kekerasan Naik Naik
Kuat tarik Naik Variable
Modulus Tak berpengaruh Naik
Perpanjangan putus Tak berpengaruh Turun
Resilience Turun Tak brpengaruh
Dispersibility Turun Naik
Kemantapan dimensi Tak berpengaruh Naik
(gren strength)
Extrusion shrinkage dan Tak berpEngaruh Turun
die well

Dari kedua tabel tersebut diketahui bahwa derajad penguatan meningkat


dengan makin mengecilnya ukuran. Makin halus ukuran bahan pengisi makin besar
energy yang diperlukan untuk mendisperdikannya ke dalam karet, maka
makin sukar diolah. Ukuran partikel bahan pengisi memegang peranan

14
penting pada kuat tarik kompon. Carbon black dengan ukuran partikel kcil
membrikan kuat tarik tertinggi pada penambahan optimum. Modulus merupakan
fungsi utama dari ukuran, sruktur dan banyaknya penambahan karbon nlack. Makin
meningkat struktur carbon black makin tingi modulus dan akan meningkat lagi
jika pemakaian karbon black bertambah. Perpanjangan putus mirip modulus,
merupakan fumgsi dari struktur karbon black, tapi struktur yang makin tingi
membrikan perpanjangan putus yang rendah. Makin banyak carbon black struktur
tinggi yang ditambahkan perpanjangan putus makin turun.

Kompon yang mengandung karbon black berukuran partikel besar sperti


N990(MT mempunyai perpanjangan putus yang terbaik dan tidak dipengaruhi oleh
meningkatnya penambahan. Ukuran partikel yang besar meningkatkan scorh, sedang
struktur tinggi dan ukuran partilek yang kecil menurunkan ketahanan scorh. Table
berikut memberikan petunjuk pemilihan jenis karbon black untuk beberapa produk
barang jadi karet.
Tabel 4. Karbon black dan barang jadinya.
No Produk Jenis karbon black
1. Telapak ban (ketahan kikis dan sobek tinggi HAF,ISAF, SAF
2. Conveyor belt, hak dan sol sepatu hitam HAF
3. Carcass bahan (kalor timbul rendah SRF, GPF
4. Barag-barang ekstrusi, weather strip FEF, GPF-HS
5. Karet antiststik ISAF, HAF
6. General purpose moulding GPF, SRF
7. Oil seal, O-RING( taha oli dan pempatan tetap SRF, MT, FT
rendah

II.2.5 Proses Manufaktur

15
Karet Alam Proses Pencampuran
Mastikasi

Pemotongan dan
Penggilingan Pengulangan
Kompon ( Menjadi Pemasukan dan
lembaran) Belerang Pemotongan

Gambar I. Blok Diagram Pembuatan Sol Sepatu

Lembaran Pencetakan Proses


Kompon Vulkanisasi

Gambar II. Diagram Alir Pembuatan Sol Luar Sepatu Dari Kompon
Karet

II.2.6 Proses Pembuatan Sol Sepatu


a. Menimbang bahan – bahan sesuai dengan formulasi yang telah ditetapkan yaitu
formulasi kompon karet untuk sol sepatu warna hitam
b. Urutan pembuatan kompon karet:
1. Mastikasi elastomer sampai viskositas yang diinginkan ,
2. Secara bergantian berturut – turut dimasukkan satu persatu ZnO, asam
stearat,dan dispergatol fl kemudian digiling sampai homogen,

16
3. Dimasukkan HAF black dan CaCO3 sedikit demi sedikit sambil diselingi
dengan penambahan minarex oil dan digiling sampai homogen,
4. Dimasukkan anti degradant pilnox TDQ dan pilflex IP sedikit demi sedikit
sampai homogen,
5. MBT,MBTS dan TMTS, dimasukkan satu per satu sambil digiling sampai
homogen,
6. kompon dikeluarkan dari rol dan didinginkan sebentar kemudian ditambahkan
belerang dan digiling sampai homogen,
7. Kompon dikeluarkan dari roll, kemudian dibuat bentuk lembaran dengan
ketebalan tertentu, dan
8. Kompon dicetak dengan mesin press.

c. Pencetakkan (proses pemberian bentuk ) dan vulkanisasi


1. Cetakan disiapkan, dibersihkan permukaannya dan apabila diperlukan dapat
diolesi dahulu dengan minyak silicon untuk membantu pelepasan barang jadi
hasil cetakan,
2. Kompon dimasukkan dan diatur di dalam cetakan,
0
3. Mesin kempa (press) dipanaskan hingga suhu 150 C,Cetakan yang sudah diisi
kompon dimasukkan kedalam mesin kempa, plat atas dan bawah diatur pada
posisi menempel langsung pada cetakan dilakukan preheat selama 5 menit,
4. Dilakukan pengepresan pada tekanan 150 kg/cm2,
5. Proses vulkanisasi mulai dijalankan selama 20 menit,
6. Tekanan diturunkan, lalu plat dibuka, cetakan dikeluarkan dan didinginkan,
7. barang jadi (produk) dari cetakan dikeluarkan dan setelah dingin dilakukan
triming (dilakukan dari sisa

II.2.7 Standar Mutu Sol Sepatu

17
Jenis Uji Satuan Syarat
Tegangan tarik N/mm2 Min 5
Perpanjangan putus % Min 100%
Kekerasan Shore A 55-75
Kekuatan sobek N/mm2 Min 2,5
Perpanjang tetap 100% % Maks 10%
Bobot jenis g/cm2 Maks 1,5
Ketahanan kikis mm Maks 2,5
Ketahanan retak lentur Baik/ Tidak Retak
Pengembangan dalam Maks 225% Volume
benzoil

II.3 lining & sheeting


Lining pada dasarnya digunakan untuk berfungsi sebagai sistem penghalang terhadap
cairan. Aplikasi tipikal untuk pelapis dapat ditemukan di tempat pembuangan sampah
padat, kolam , kanal dan lainnya.

Metode lining di dunia industri biasanya digunakan untuk melapisi tangi / reaktor
yang digunakan untuk produksi. Lining merupakan lapisan yang dipasang pada
dinding reaktor/ tangki. Sedangkan sheeting merupakan bahan yang digunakan untuk
melapisi. Tangki/ reaktor yang banyak digunakan di industri biasanya berbahan metal
yang dapat korosi/ karat apabila dikenakan bahan kimia yang dapat menyebabkan
korosi. Alasan digunakannya lembaran karet karena karet dianggap tahan terhadap
reaksi kimia bersifat elastis dan tahan korosi sehingga dapat memperpanjang masa
pakai dari suatu reaktor.

II.3.1 Tujuan rubber linning & sheeting


Tujuan dari digunakannya rubber linning & sheeting adalah untuk melindungi bagian
dalam dari reaktor yang bersentuhan secara langsung dengan bahan kimia agar tidak
mudah berkarat (korosi) sehingga dapat memperpanjang masa pakai dari reaktor.

18
II.3.2 bahan pembuatan kompon karet linning & sheeting
Karet Alam
Zinc Oksida
Iron Oksida
Kalsium Karbonat
Clay
Silika
Ebonit Dust
MBTS
BA
Sulfur

II.3.3 Proses Pembuatan Kompon linning


Pencampuran Pemasangan ke vulkanisasi
Reaktor/ tangki
Bahan (openmill)

19
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
1) Sol sepatu merupakan salah satu produk berbahan dasar karet
2) Karet memiliki sifat tahan lama, ketahanan terhadap cuaca, ketahanan terhadap
bahan kimia tertentu, awet dan ringan yang cocok sebagai bahan pembuatan sol
sepatu
3) Kelebihan sol sepatu karet dibanding sol sepatu dengan bahan selain karet yaitu
sol sepatu karet tidak ada expirednya (kadaluwarsanya), kuat, ringan, antislip,
ringan terhadap minyak (oil resistant) dan lentur dapat juga diberi jahitan
disamping dilem dan dipress
4) Tahapan pembuatan sol sepatu yaitu penyusunan kompon, mixing dan pencetakan,
vulkanisasi.

20
DAFTAR PUSTAKA
Abednego, Drs. J. G. 1979. Dasar-Dasar Teknologi Karet. Bogor: Balai Penelitian
Teknologi Karet.Barron. 1947.
Mc. Graw Hill Shoe Sole.Profil Industri Kecil. 1986. Sol Karet. Jakarta: Direktorat
Jenderal Industri Kecil.

21

Anda mungkin juga menyukai