Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“SISTEM PRODUKSI YANG DITERAPKAN PADA


CV GRAND SHOE INDUSTRY”

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Industri

Disusun oleh:

1. Yulia Khoiru Rizki (2202096)


2. Muhammad Hakim B. S. (2202098)
3. Charisma Adinda R. (2202099)
4. Manginar Uli Butarbutar (2202109)
5. Noor Khasanah (2202113)
6. Adelluna Kurnia Rachmi (2202120)

TPPK D

Dosen Pengampu :
Dina Mariana Uli

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRODUK KULIT


POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
”Sistem Produksi yang diterapkan pada CV Grand Shoe Industry” pada mata kuliah
Manajemen Industri.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dina Mariana Uli selaku
dosen pengampu mata kuliah Manajemen Industri yang telah memberikan bimbingan
dan juga rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga
makalah ini dapat selesai tepat waktu guna memenuhi tugas Manajemen Industri.

Penulis mohon maaf sebesar-besarnya apabila dalam makalah ini masih banyak
kesalahan dan penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis juga membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan
makalah ini menjadi lebih baik.

Yogyakarta, 17 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1. Definisi Produksi ...................................................................................... 3
2.2. Manajemen Produksi ................................................................................ 4
2.3. Sistem Produksi Sepatu Pada CV Grand Shoe Industry ........................... 6
2.4. Tahapan Produksi Sepatu Pada CV Grand Shoe Industry ........................ 7
2.5. Hambatan-hambatan yang Dihadapi dalam Proses Produksi ................. 13
2.6. Strategi Bisnis ......................................................................................... 13
2.7. Pengendalian Produksi ............................................................................ 14
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................... 16
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 16
3.2. Saran ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Elemen-elemen Sepatu............................................................................... 7


Gambar 2. Diagram Pembuatan Sepatu ....................................................................... 8
Gambar 3. Manual Cutting .......................................................................................... 8
Gambar 4. Upper Sewing............................................................................................. 9
Gambar 5. Outsole ....................................................................................................... 9
Gambar 6. Insole ........................................................................................................ 10
Gambar 7. Laste ......................................................................................................... 11
Gambar 8. Proses Finishing ....................................................................................... 12

iv
BAB 1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Industri produk kulit dan alas kaki merupakan salah satu sektor manufaktur
yang memiliki peran penting dalam perekonomian global. Perusahaan-
perusahaan yang beroperasi di sektor ini memproduksi berbagai macam produk
kulit, seperti sepatu, tas, jaket kulit, dan aksesori lainnya. Identifikasi sistem
produksi yang diterapkan di perusahaan produk kulit dan alas kaki menjadi krusial
karena berdampak pada efisiensi produksi, kualitas produk, dan daya saing
perusahaan di pasar global.

Pada dasarnya, sistem produksi mencakup seluruh proses yang terlibat dalam
pembuatan produk, mulai dari perencanaan, pengadaan bahan baku, manufaktur,
pengendalian kualitas, hingga distribusi produk jadi. Dalam industri produk kulit
dan alas kaki, identifikasi sistem produksi dapat membantu perusahaan untuk
meningkatkan efisiensi produksi, memastikan kualitas produk, merespons
perubahan pasar, mengurangi biaya produksi, serta untuk mencapai keberlanjutan
lingkungan.

Melalui identifikasi sistem produksi yang tepat, perusahaan produk kulit dan
alas kaki dapat menghadapi berbagai tantangan di industri ini dengan lebih baik,
mencapai keunggulan kompetitif, dan memastikan pertumbuhan jangka panjang.
Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas berbagai aspek sistem produksi
yang diterapkan di perusahaan-produk kulit/alas kaki, termasuk metode
manufaktur, teknologi yang digunakan, manajemen rantai pasokan, pengendalian
kualitas, serta dampak keberlanjutan dan perubahan pasar yang mungkin
mempengaruhi sistem produksi tersebut.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahapan proses dalam pembuatan sepatu pada CV Grand Shoe
Industry?
2. Apa peran penting upper dan bottom?
3. Apa sistem produksi yg digunakan CV Grand Shoe Industry?
4. Apa saja hambatan yang dihadapi saat proses pembuatan sepatu?
5. Kapan perusahaan CV Grand Shoe Industry melakukan proses packing?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui tahapan proses pembuatan sepatu pada CV Grand Shoe Industry.
2. Mengetahui apa itu upper dan botton beserta peran pentingnya dalam sepatu.
3. Mengetahui sistem produksi yang diterapkan pada pada CV Grand Shoe
Industry.
4. Dapat mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pada CV Grand
Shoe Industry saat proses produksi sepatu.
5. Dapat mengetahui kapan harus dilakukan proses packing.

2
BAB 2 PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Produksi


Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah
kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor
produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills (organizational,
managerial and technical skills). Kegiatan produksi untuk menambah nilai guna
suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa
mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Melihat definisi di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan faktor- faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan
dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai


kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam
jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses
produksi disebut Produsen.

Tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta


pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil
produksi yang harus bagus kualitasnya juga harus dipikirkan pula agar jangan
sampai terjadi hasil produksi bagus tetapi ongkos yang diperlukan untuk
keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga
pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga
jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang
merupakan tugas dari bagian produksi.

Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu


pada pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi
bagian produksi dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu: Tepat Jumlah, Tepat
Mutu, Tepat Waktu dan Tepat Ongkos/Harga.

3
Dalam proses produksi dan operasi memiliki 4 fungsi penting. Empat fungsi
terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah:

1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk


pengolahan masukan (inputs).
2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang
perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga
proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari
kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu
atau periode
4. Pengendalian atau perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud
dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada
kenyataannya dapat dilaksanakan.

Jadi fungsi produksi merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau


menambah kegunaan suatu barang, mengubah sesuatu yang nilainya lebih rendah
menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dengan menggunakan sumber
daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin dan sumber- sumber
lainnya, sehingga produk yang dihasilkan dapat memberikan kepuasan pada
konsumen.

Dengan demikian untuk membuktikan apakah produksi tersebut telah


berjalan atau tidak, maka diperlukan suatu pemeriksaan yaitu pemeriksaan
manajemen. Sedangkan program pemeriksaan manajemen pada fungsi produksi
yang akan dilakukan adalah perencanaan dan pengendalian produksi, tenaga kerja
produksi, fasilitas produksi, dan pelaksanaan proses produksi.

2.2. Manajemen Produksi


Manajemen Produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan
dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan, dan pengendalian aktivitas
organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses

4
pengolahan masukan (input, sumber daya produksi) menjadi keluaran (output,
produk barang maupun jasa) dengan nilai tambah yang lebih besar.
Pembuatan keputusan merupakan elemen penting manajemen operasi dan
produksi. Proses pembuatan keputusan diawali dengan perumusan masalah yang
dilakukan dengan menguji hubungan sebab-akibat, mencari penyimpangan-
penyimpangan, dan yang paling penting adalah berkonsultasi dengan pihak lain.
Selanjutnya pengembangan alternatif-alternatif dengan mengumpulkan analisa
data yang relavan. Dari data tersebut ditentukan alternatif dikembangkan sebelum
diambil suatu keputusan.

Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah


proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan
atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-
sumber antara lain tenaga kerja, bahan-bahan, dana dan sumberdaya lain yang
dibutuhkan.

Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas
meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan
pada waktu yang akan datang dengan mengikuti suatu urutan tertentu. Tujuan
perencanaan harus tegas, jelas dan mudah dimengerti. Perencanaan digolongkan
sebagai fakta yang objektif kebenarannya bahwa pemikiran yang rasional itu tidak
atas hayalan belaka tetapi suatu perhitungan berdasarkan data yang objektif.

Walau perencanaan mengandung unsur dugaan/pemikiran namun harus


didasarkan pada suatu standard yang terukur. Perencanaan adalah sebagai tahap
persiapan/tindakan pendahuluan untuk melaksanakan kegiatan dengan
memperhatikan penyimpangan yang mungkin terjadi.

Perencanaan produksi sangat erat kaitannya dengan pengendalian persediaan


sehingga sebagian besar perusahaan manufaktur menempatkan fungsi
perencanaan dan pengendalian persediaan dalam satu kesatuan.

Untuk mencapai tujuan, khususnya dalam perencanaan produksi dan


pengendalian persediaan perusahaan perlu menyediakan fasilitas komunikasi dan
sistem informasi yang mendukung sistem pengolahan data terdistribusi. Agar
masing-masing fungsi yang terdapat dalam sistem perencanaan dan bagian terkait

5
dengan sistem perencanaan produksi dapat menjalankan kerja dan
tanggungjawabnya sesuai dengan sistem, maka setiap personal disyaratkan
mengenal sistem akuntansi komputer dan prosedur yang diterapkan. Dengan
demikian efektifitas kerja dapat ditingkatkan.

Kelancaran proses produksi ditentukan oleh tingkat kematangan penjadwalan


produksi. Dalam menyusun perencanaan harus memperhatikan berbagai element
dari berbagai bagian sehingga sangat memerlukan sistem yang terintegrasi dan
harus didukung dengan fasilitas yang memadai. Perencanaan produksi dituntut
harus lebih besifat (sales oriented) namun di sisi lain tanpa mengabaikan efisiensi
dan kelancaran proses produksi

Perencanaan produksi sangat tergantung pada kapasitas, jenis perusahaan,


sumber daya dan jenis produksi yang dikerjakan. Berdasarkan hal tersebut
perusahaan yang mengerjakan order yang terputus-putus berdasarkan permintaan
pelanggan yang pemenuhannya pada waktu yang akan datang, tingkat kesulitan
dalam menyusun perencanaan jauh lebih sulit dibanding perusahaan yang
mengerjakan produksi continue. Pengukuran keberhasilan perencanaan tidak tepat
untuk dibandingkan dengan perusahaan lain karena perbedaan kelengkapan,
kapasitas dan sumber daya apalagi dibanding dengan perusahaan lain yang tidak
sejenis.

Faktor penting dalam melakukan pengukuran adalah standar produksi


meliputi waktu, mutu, jumlah yang dapat dihasilkan berdasarkan penelitian yang
dilakukan pada jangka waktu tertentu di perusahaan ini. Pengukuran perlu
dilakukan secara terus-menerus sehingga keputusan yang diambil untuk
pengembangan jangka panjang mempunyai dasar yang objektif.

2.3. Sistem Produksi Sepatu Pada CV Grand Shoe Industry


Sistem produksi merupakan rangkaian langkah dan proses yang digunakan
untuk mengubah bahan baku atau bahan mentah menjadi produk yang siap untuk
dijual atau digunakan. CV Grand Shoe Industry menggunakan sistem produksi
kontinu (continuous process) yang berarti proses produksinya dilakukan secara
berkelanjutan dan proses produksinya akan terus berjalan secara bersamaan
dengan setiap langkah lainnya. Sementara menurut tujuan operasinya, CV Grand

6
Shoe Industry menggunakan sistem produksi Make to Stock (MTS) dimana
produsen membuat item-item yang diselesaikan dan ditempatkan sebagai
persediaan di gudang sebagai stok siap jual.

2.4. Tahapan Produksi Sepatu Pada CV Grand Shoe Industry


Secara garis besar, proses produksi adalah kegiatan mengolah masukan
(input, sumber daya produksi) dalam proses dengan menggunakan metode
tertentu untuk menghasilkan keluaran (output, barang maupun jasa) yang sesuai
dengan ketentuan.

Gambar 1. Elemen-elemen Sepatu


Dalam proses produksi pembuatan sepatu pada CV Grand Shoe Industry,
konstruksi sepatu terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu:
1) Upper
Upper sepatu adalah bagian sepatu yang terdapat di bagian sisi atas, mulai
dari ujung depan sepatu, sisi kanan dan kiri, bagian lidah (tongue) sampai
dengan bagian belakang. Karakteristik dari upper biasanya berbahan dasar kain
sintetic atau kulit (leather) yang telah dirakit dengan jahitan (stitching process).

2) Bottom
Bagian bottom dari sepatu adalah bagian alas atau bagian bawah dari
sepatu. Biasanya orang menyebut bagian sole. Bottom terdiri dari insole,
midsole dan outsole. Dan ada juga yang menggunakan bahan Pu
(Polyurethane).

7
Berikut merupakan diagram pembuatan sepatu

Gambar 2. Diagram Pembuatan Sepatu


Proses standar produksi sepatu dibagi menjadi 6 bagian yaitu:

1) Upper Components Cutting

Gambar 3. Manual Cutting


Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk
menjadi upper sepatu. Bahan baku yang berupa kain atau pun kulit (leather)
dipotong membentuk pola-pola (Cardsboard patterns) yang telah ditentukan
sebelumnya. Peralatan yang diperlukan dalam proses ini menggunakan mesin
potong (cutting machine) dan alat potong yang disebut dengan cutting dies
yang bentuk dan ukurannya telah dibuat sesuai dengan pola-pola potongan
yang akan dikerjakan.

8
2) Stitching / Sewing

Gambar 4. Upper Sewing


Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong di cutting
process kemudian dijahit yang kemudian dibentuk menjadi upper sepatu.
Dalam proses penjahitan ini sangat banyak membutuhkan waktu dalam
pengerjaannya. Hal ini dikarenakan tinginya tingkat kesulitan dalam menjahit
dan juga butuh ketelitian yang sangat tinggi. Potonganpola dijahit satu persatu
sehingga membentuk upper sepatu yang selanjutnya disatukan di proses
perakitan.

3) Outsole Production

Gambar 5. Outsole
Outsole, merupakan bagian terbawah dari sepatu yang contact dengan
tanah. Karakteristik outsole yang baik antara lain: Cengkeraman (grip), daya
tahan, dan tahan air. Untuk sebuah sepatu, bahan yang digunakan pada outsole
biasanya merupakan gabungan dari beberapa bahan untuk menyesuaikan
dengan model, warna dan fungsi yang diinginkan, antara lain berbasis plastik,
karet/rubber, sponge. Masing-masing jenis bahan tersebut juga bervariasi.
misalnya untuk plastic ada jenis TPR, TPU dll. Proses pembuatan outsole
terdapat 2 jenis, yaitu molding dan injection.

9
4) Insole production

Gambar 6. Insole
Insole, merupakan bagian dalam sepatu, tepatnya berada di bawah kaki.
Bahan yang dipakai untuk insole sangat menentukan kenyamanan saat kita
mengenakan sepatu.

5) Stock Fitting
Beberapa jenis outsole bisa langsung digunakan pada proses Assembling,
namun ada juga beberapa jenis bottom yang harus melalui proses stock fitting.
Proses ini merupakan proses kerja yang menggabungkan bagian-bagian dari
bottom sepatu, yaitu antara midsole dan outsole sampai terbentuk menjadi
bottom sepatu. Midsole yang berbahan dasar phylon akan digabungkan dengan
outsole yang berbahan dasar karet (rubbersole) dengan cara
mengelem/cementing.

6) Assembly
Pada bagian inilah perakitan sepatu dikerjakan. Bagian-bagian sepatu yang
masih berupa upper dan bottom digabungkan hingga menjadi bentuk sepatu.
Bagian upper yang diproduksi dari divisi stitching process sebelumnya dan
bagian bottom yang diproduksi di divisi stockfit dirakit dalam proses ini sampai
membentuk sepasang sepatu. Hal-hal penting dalam proses assembling bisa
dilihat dalam detail berikut.

a. Laste
Saat memasuki proses assembling Upper dan Bottom sudah berupa
pasangan atau “set”, dengan size yang sudah ditentukan. Untuk membentuk
sepatu agar mengikuti kontur kaki digunakan laste. Setiap Merek memiliki

10
dimensi Laste yang berbeda-beda meski dengan size yang sama. Sepatu
untuk kaki orang asia tentunya memiliki laste yang berbeda dengan jenis
kaki orang Eropa.

Gambar 7. Laste
b. Penyatuan Upper dan Midsole
Beberapa sepatu yang menggunakan Phylon, antara Upper dan phylon
disatukan dengan menggunakan mesin Toelast – Healast. Toelasting
machine menyatukan dengan cara pengeleman dan Press dibagian ujung /
Toe. Sedang Healast machine menyatukan bagian belakang/heal dengan
cara yang sama.Adapula sepatu jenis stroble, jenis ini tidak menggunakan
mesin toelast-healast karena Upper dan midsole disatukan dengan cara di
jahit.Setelah proses ini, Upper yang didalamnya sudah terdapat laste
dikenakan proses pemanasan / heating agar bahan upper (leather/synthetic)
tercetak dengan baik sehingga mengikuti kontur permukaan laste.

c. Treatment Upper - Bottom


Sebelum disatukan, permukaan kontak (contact surface) Upper dan
Bottom harus di treatment terlebih dahulu. Pada dasarnya treatment ini
bertujuan untuk membersihkan contact surface, membuka pori-pori
permukaan bottom dengan penyinaran ultra violet (UV), cementing, dan
Heating.

d. Press
Menyatukan bottom dan upper dengan menggunakan mesin press.

11
e. Pendinginan
Secara teoritis material upper baik dari synthetic maupun leather/kulit
ditreament (melalui proses heating) untuk mengikuti kontur permukaan
laste. Setelah proses penyatuan dengan bottom di mesin press. Laste tidak
boleh langsung dilepas. Proses pendinginan diperlukan untuk menghentikan
perubahan bentuk material. Proses ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
pendinginan perlahan, sepatu dilewatkan dalam conveyor gantung yang
panjang dan didinginkan dengan angin dengan suhu ruang normal. Cara
kedua yaitu pendinginan cepat, sepatu diletakkan diatas conveyor yang
melewati lorong dengan suhu chiller.

f. Finishing
Proses ini merupakan akhir dari semua proses produksi yang
dikerjakan. Sepatu hasil produksi dan telah melewati pemeriksaan quality
kemudian akan di-packing ke dalam dus karton sepatu yang kemudian
disimpan di gudang final product.

Gambar 8. Proses Finishing


Bagian packing bertugas untuk melakukan pengemasan sepatu ke
dalam dus atau box. Proses ini juga memerlukan ketelitian untuk
menghindari kesalahan packing. Packing dilakukan berdasarkan warna
sepatu, ukuran, model, dan juga harus memperhatikan bagian kanan dan kiri
sepatu.

g. Pengiriman
Setelah sepatu dianggap memenuhi standar kualitas dan spesifikasi
yang ditetapkan serta sudah di-packing dengan rapi, maka sepatu siap

12
dikirim ke konsumen ataupun distributor. Proses pengiriman ini mencakup
logistik dan administrasi yang diperlukan.

2.5. Hambatan-hambatan yang Dihadapi dalam Proses Produksi


Dalam melakukan kegiatan proses produksinya, CV Grand Shoe Industry
mengalami beberapa kendala. Kendala-kendala yang dihadapi adalah sebagai
berikut:
 Jika perusahaan menggunakan bahan baku utamanya dari dalam negeri, seperti
misalnya untuk kulit sepatu. Kendaanya biasanya pesanan bahan baku kulit
tersebut sering terlambat, dan karena bahan bakunya dri dalam negeri
kualitasnyapun masih perlu disortir kembali untuk mendapatkan kualitas yang
lebih bagus untuk mendapatkan hasil sepatu yang terbaik.
 Minimnya investor pemasok bahan baku hingga kenaikan PPh impor.

2.6. Strategi Bisnis


Untuk meningkatkan pendapatan dalam perusahaan, maka CV Grand Shoe
Industry memerlukan strategi bisnis dalam rangka menanggulangi hambatan-
hambatan yang timbul dalam perusahaan, diantaranya sebagai berikut:

a. Menjaga Kualitas dan Pemasaran Lokal


Perusahaan tetap menjaga kualitas dengan cara mensortir bahan-bahan
pembuatan sepatu tersebut dan melakukan pemasaran lokal ke perusahaan-
perusahaan yang terkemuka. dan perusahaan yang memang sudah menjalin
kerjasama dengan melakukan pemesanan repeat order.

b. Penentuan Harga Sepatu Berdasarkan Daya Beli Masyarakat


Strategi penentuan harga jual oleh perusahaan adalah dengan cara melihat
daya beli masyarakat, serta berdasarkan perusahaan yang melakukan repeat
order biasanya akan diberikan harga lebih murah dengan adanya diskon.

c. Kebijakan Diskon
Perusahaan juga memberlakukan kebijakan diskon tergantung dari
negosiasi antara pembeli dan perusahaan, biasanya tergantung jumlah
pembelian.

13
2.7. Pengendalian Produksi
Secara umum perencanaan & pengendalian produksi dapat diartikan sebagai
aktivitas merencanakan dan mengendalikan material masuk, mengalir, dan keluar
dari sistem produksi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah
yang tepat, waktu penyerahan yang tepat dan biaya produksi yang minimum.

Sedangkan jika kita definisikan secara terpisah akan mencakup dua aktivitas
yakni:
a) Perencanaan produksi: aktivitas untuk menetapkan produk yang diproduksi,
jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan sumber-
sumber yang dibutuhkan.
b) Pengendalian produksi: aktivitas yang menetapkan kemampuan sumber-
sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan produksi
berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana.

Perencanaan dan pengendalian produksi memiliki beberapa tujuan. Berikut


ini merupakan tujuan perencanaan dan pengendalian produksi, antara lain:
 Mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif.
 Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal
mungkin.
 Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas.
 Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan.
 Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk
sebagai fungsi dari waktu.
 Memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan
permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi
penyimpangan. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas
bahan baku yang akan dibeli.
 Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.
 Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu.
 Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana
persediaan, dan melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan.

14
 Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga
kerja yang terperinci.

Sementara itu untuk mendapatkan hasil produksi yang sesuai dengan yang
telah direncanakan, baik jumlah, harga maupun waktunya diperlukan adanya
pengendalian produksi. Adapun yang termasuk kegiatan pengendalian produksi
adalah sebagai berikut:
1) Pengendalian bahan
2) Pengendalian proses produksi
3) Pengendalian tenaga kerja
4) Pengendalian kualitas
5) Pengendalian biaya produksi
6) Pengendalian pemeliharaan alat

15
BAB 3 PENUTUP
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Manajemen industri adalah proses pembuatan keputusan diawali dengan


perumusan masalah yang dilakukan dengan menguji hubungan sebab-akibat,
mencari penyimpangan-penyimpangan, dan berkonsultasi dengan pihak lain.

CV Grand Shoe Industry menggunakan sistem produksi kontinu (continuous


process) yang berarti proses produksinya akan terus berjalan secara terus-
menerus. Sementara menurut tujuan operasinya, CV Grand Shoe Industry
menggunakan sistem produksi Make to Stock (MTS) dimana produsen membuat
item-item yang diselesaikan dan ditempatkan sebagai persediaan di gudang.

Proses standart produksi sepatu dibagi menjadi 6 bagian yaitu:


1. Upper Components cutting,
2. Stitching/Sewing,
3. Outsole Production,
4. Insole Production,
5. Stock Fitting,
6. Assembling

3.2. Saran
Sistem produksi yang diterapkan pada CV Grand Shoe Industry sudah cukup
baik dalam menjalankan proses produksi sepatu, namun mungkin ada beberapa
saran dari penulis. Dalam tahap penjualan agar meningkat, bisa meluaskan
jangkauan kepada para customer dengan cara promosi melalui media sosial atau
bisa menjual produk jadi melalui shopee atau aplikasi jual online lainnya. Dalam
strategi bisnis penulis memberikan saran dalam poin pemberian diskon kepada
pelanggan, agar minat konsumen meningkat adanya diskon pada event tanggal
kembar juga bisa dilakukan. Dan untuk menarik daya beli customer bisa juga
melakukan inovasi baru dalam desain, karena selain kualitas yang nomor satu
estetika juga berpengaruh dalam menarik minat pelanggan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dedy, Londong. (2012). Bagaimana Proses Pembuatan Sepatu (Shoes Manufacture).


Diakses 18 September dari https://dedylondong.blogspot.com/2012/10/
bagaimana-proses-pembuatan-sepatu-shoes.html?m=1

Pendidikan garmen. (2021). Bagian-bagian Kerja di pabrik sepatu. Diakses 18


September 2023 dari https://pendidikangarment.blogspot.com/2021/11/bagian-
bagian-kerja-di-pabrik-sepatu.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai