Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

“ Produksi dan Teknologi”

Dosen Pengampu: Dr. Rosidah, M.Si.

KELOMPOK 3 :

DILLA AGUSTINA 210101500002

NUR ALIYAH YUNISTIFAR 210101500018

MURNIATI. M 210101501004

NURUL ISTIQAMAH 210101502028

ANDI ELDA 210101552010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Pertama dan paling utama, mari kita memanjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari alam Jahiliyah ke alam Islamiah. Alhamdulillah,
penyusun dapat menyelesaikan makalah “Produksi dan Teknologi”

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang


diberikan oleh ibu Dr. Rosidah, M.Si. selaku dosen pengampu dalam mata kuliah
Kewirausahaan. Selain itu, juga untuk menambah pengetahuan penulis dan
pembaca tentang Produksi dan Teknologi.

Dalam menyusun makalah ini, penyusun mendapat bantuan serta


bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak tersebut.

Meski telah disusun secara maksimal, namun penyusun menyadari bahwa


masih terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penyusun sangat
mengharapkan saran dari para pembaca yang bersifat membangun agar
kedepannya penyusunan makalah dapat lebih baik lagi. Akhir kata, Semoga
makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi
para pembaca dan khususnya penyusun.

Makassar, 16 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
A. Defenisi Produksi dan Teknologi ....................................................................3
B. Kebutuhan Proses Produksi .............................................................................3
1. Sumber Daya Alam (SDA) ....................................................................4
2. Sumber Daya Manusia (SDM) ..............................................................4
3. Sumber Daya Modal ..............................................................................5
4. Keahlian .................................................................................................5
5. Sumber Daya Informasi .........................................................................6
C. Biaya Produksi ................................................................................................6
D. Proses Produksi .............................................................................................11
a) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi proses Produksi ..........................12
b) Jenis-jenis Proses Produksi ..................................................................13
c) Tujuan Produksi ...................................................................................15
d) Manajemen Produksi ...........................................................................16
E. Pengendalian Produksi ..................................................................................17
a) Tahap dalam pengendalian produksi (fungsinya) ................................18
b) Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi: ................................18
c) Tingkat Perencanaan & pengendalian produksi: .................................19
d) Sistem Pengendalian Proses Produksi .................................................20
e) Fungsi pengendalian proses produksi ..................................................21
f) Hubungan Pengendalian Proses Produksi Pada Kualitas produksi ......22
F. Hubungan Teknologi Dan Produksi ............................................................22
BAB III PENUTUP ...............................................................................................24
A. Kesimpulan ..............................................................................................24
B. Saran ........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produksi merupakan pusat pelaksanaan kegiatan yang konkrit bagi
pengadaan barang dan jasa pada suatu badan usaha dan perusahaan. Proses
produksi tersebut merupakan bagian yang terpenting dalam perusahaan,
karena apabila berhenti maka perusahaan akan mengalami kerugian.
Dalam kegiatan produksi faktor tenaga kerja (karyawan) mempunyai
pengaruh besar, karena tenaga kerjalah yang melaksanakan proses
produksi tersebut. Karyawan pada hakekatnya merupakan salah satu unsur
yang menjadi sumber daya dalam perusahaan.

Selain itu, perkembangan teknologi yang semakin maju dan pesatnya


kondisi pasar industry menuntut perusahaan harus mampu memberikan
kepuasan kepada para konsumen dengan cara memberikan produk / jasa
sesuai dengan standar kualitas dan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Adanya persaingan harga dan kualitas menjadikan sebagian perusahaan
harus membenahi berbagai aspek di dalam perusahaannya agar mampu
menghadapi persaingan tersebut. Perusahaan harus memaksimalkan
pemakaian sumber daya yang dimiliki agar dapat berproduksi secara
optimal, meminimumkan pemborosan dan melakukan proses produksi
yang efektif dan efisien.

Perkembangan teknologi dan informasi telah menimbulkan dampak


yang sangat komplek bagi suatu perusahaan. Pesatnya perkembangan
teknologi dan informasi juga berpengaruh terhadap proses produksi.
Proses produksi yang dilakukan oleh tenaga kerja digantikan oleh tenaga
mesin yang mengakibatkan kebutuhan akan tenaga kerja berkurang.
Pengurangan tenaga kerja mengakibatkan komposisi biaya produksi dalam
perusahaan secara perlahan-lahan megalami perubahan, yaitu adanya
penurunan biaya tenaga kerja dan kenaikan biaya overhead pabrik.

Berdasarkan permasalahan tersebu penyaji tertarik untuk membuat


sebuah makalah dengan judul “Produksi dan Teknologi” untuk membahas
hal-hal terkait dengan proses produksi serta teknologi dalam proses
produksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi Produksi?
2. Apa saja kebutuhan yang dibutuhkan dalam proses produksi?
3. Bagaimana cara menghitung biaya produksi?

1
4. Bagaimana proses produksi ?
5. Bagaimana pengendalian produksi?

C. Tujuan
1. Mampu memahami defenisi produksi.
2. Memahami kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam proses
produksi.
3. Memahami dan mampu menghitung biaya produksi.
4. Memahami jalannya proses produksi.
5. Memahami proses pengendalian produksi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Produksi dan Teknologi


Pemahaman mengenai produksi yang sering beredar dalam kehidupan
sehari-hari hanyalah sebatas aktivitas untuk menghasilkan suatu barang. Dalam
konteks ilmu ekonomi, pengertian produksi bukanlah sekadar menghasilkan
barang-barang, tetapi jauh lebih ekstensif dari konteks tersebut. Produksi memiliki
arti aktivitas untuk memahami manfaat dari suatu barang maupun jasa untuk
memenuhi kebutuhan khalayak umum. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa seluruh kegiatan yang dapat menambah kegunaan dari suatu barang dapat
dikatakan sebagai proses produksi.Produksi merupakan kegiatan manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen.

Secara teknis produksi adalah suatu proses mentransformasi input menjadi


output, yang di dalamnya termasuk tujuan kegiatan menghasilkan output serta
sifat-sifat yang melekat padanya. Seseorang membutuhkan pihak lain untuk
menghasilkan suatu produk yang ia butuhkan. Hal tersebut dikarenakan semakin
banyak dan bermacam-macamnya kebutuhan serta terbatasnya sumber daya yang
ada untuk memproduksi barang atau jasa. Produksi adalah suatu kegiatan
menciptakan kekayaan dengan pemanfaatan sumber alam oleh manusia.

Adapun secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda


maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan, dan
pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk
pada alat, dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah
di dunia nyata. Teknologi produksi merupakan cara untuk meningkatkan produksi
dan produktivitas yang bisa diterapkan secara luas dalam industri manufaktur dan
jasa.

B. Kebutuhan Proses Produksi


Untuk menambah nilai guna dalam sebuah barang dan/atau jasa, tentu
harus ada faktor-faktor pendukungnya.Hal ini bertujuan untuk mencapainya nilai
guna yang diinginkan. Lalu, faktor apa saja yang mendukung proses produksi
ini?

Setidaknya terdapat 4 (empat) faktor yang memengaruhi seperti Sumber


Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Modal, dan
Keahlian.

3
1. Sumber Daya Alam (SDA)
Seperti yang sudah sama-sama kita ketahui, faktor SDA ini merupakan segala
sesuatu yang disediakan oleh alam dan dapat dimanfaatkan manusia dalam
usahanya mencapai kemakmuran misalnya lingkungan alam, lahan, maupun
kekayaan yang terkandung di dalam tanah.

Sumber daya alam seperti :

 Udara, tanah, air dan sinar matahari.


 Hewan dan tumbuhan.
 Mineral dan bahan tambang lainnya.
 Sumber Daya Manusia (SDM)

2. Sumber Daya Manusia (SDM)


SDM atau Sumber Daya Manusia juga menjadi salah satu faktor yang
mendorong tercapainya proses produksi.Di mana, SDM merupakan kemampuan
(daya) atau usaha manusia berupa jasmani maupun rohani yang digunakan untuk
meningkatkan guna suatu barang.

Menurut kualitasnya, SDM dibedakan menjadi tiga yaitu:

1) Tenaga kerja terdidik, tenaga kerja yang memerlukan pendidikan formal


untuk dapat melaksanakan pekerjaannya. Contohnya dokter, arsitek serta
dosen.
2) Tenaga kerja terampil, tenaga kerja yang memerlukan keterampilan
khusus agar bisa melaksanakan pekerjaannya. Contohnya penjahit,
tukang, supir dan kapster salon.
3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, tenaga kerja yang tidak
membutuhkan pendidikan atau pelatihan tertentu agar bisa melakukan
pekerjaannya. Contohnya asisten rumah tangga, kuli bangunan dan
petugas kebersihan.

Sementara itu, menurut sifat pekerjaannya, dapat dibedakan menjadi :

1) Tenaga kerja jasmani, tenaga kerja yang mengandalkan tenaga untuk


melaksanakan pekerjaannya. Contohnya petugas kebersihan, tukang
becak dan kuli angkut.
2) Tenaga kerja rohani, tenaga kerja yang mengandalkan pikiran dan
perasaan dalam melaksanakan pekerjaannya. Contohnya dosen, guru,
seniman dan psikolog.

4
3. Sumber Daya Modal
Faktor selanjutnya adalah sumber daya modal yang menjadi alat atau barang
jadi. Sumber daya ini akan digunakan sebagai sarana untuk menghasilkan barang.
Dimana, modal ini harus dimiliki produsen atau Anda sebagai pemilik
perusahaan, dan tidak harus berbentuk uang.

Modal yang dihasilkan bisa berupa alat-alat produksi seperti gedung, mesin,
dan bahan dasar yang digunakan dalam proses produksi.Modal adalah salah satu
faktor penting untuk pengelolaan biaya produksi dalam sebuah perusahaan.

Berdasarkan Sifatnya:

 Modal tetap, modal yang dapat dipakai secara berulang-ulang. Contohnya


bangunan, mesin dan peralatan.
 Modal lancar, modal yang akan habis digunakan dalam setiap proses
produksi. Contohnya bahan baku untuk produksi.

Berdasarkan Sumbernya:

 Modal sendiri, modal yang sumbernya berasal dari perusahaan sendiri.


 Modal asing, modal yang sumbernya berasal dari luar perusahaan.

Berdasarkan Kepemilikannya:

 Modal individu, modal yang berasal dari perorangan dimana hasilnya akan
menjadi sumber penghasilan bagi pemiliknya.
 Modal publik, modal yang berasal dari pemerintah dimana hasilnya akan
digunakan untuk kepentingan masyarakat umum.

Berdasarkan Bentuknya:

 Modal konkret, modal yang dapat dilihat secara nyata dalam kegiatan
produksi. Contohnya bangunan, mesin, peralatan dan kendaraan.
 Modal abstrak, modal yang tidak terlihat secara nyata tapi bernilai bagi
perusahaan. Contohnya hak merek, hak paten dan nama baik perusahaan.

4. Keahlian
Keahlian menjadi salah satu faktor terpenting dalam menjalankan proses
kegiatan produksi.Di mana, keahlian atau keterampilan individu penting untuk
mengoordinasikan dan mengelola faktor produksi dalam menghasilkan barang
dan jasa..Keahlian atau keterampilan individu penting untuk mengkoordinasikan
dan mengelola faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa.Beberapa

5
keahlian yang diperlukan seperti perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan (controling).

5. Sumber Daya Informasi


Kemajuan teknologi informasi berperan besar dalam kegiatan produksi. Ini
meliputi keseluruhan informasi dan data yang diperlukan oleh perusahaan untuk
mengoperasikan bisnis.Beberapa informasi seperti prediksi kondisi pasar di masa
depan, data, informasi ekonomi, pengetahuan karyawan dan lain-lain.

C. Biaya Produksi

Biaya produksi (Cost of Production) atau biasa disebut biaya manufaktur


(Manufacturing Cost) adalah salah satu unsur penting dalam laporan keuangan.
Cara menghitung biaya produksi yang benar sangat dibutuhkan agar proses
produksi di perusahaan tidak terhambat.

Cara menghitung biaya produksi sangat dibutuhkan ketika Anda ingin


menjalankan usaha. Banyak komponen yang harus dihitung secara matang supaya
tidak mengalami kerugian. Pengetahuan tentang cara menghitung biaya yang
dikeluarkan untuk produksi juga penting untuk keberlangsungan bisnis.

Mulyadi (2015:14)

Biaya Produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Secara garis besar biaya produksi
dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead.

Harnanto (2017:28)

Biaya Produksi adalah biaya-biaya yang dianggap melekat pada produk, meliputi
biaya, baik langsung maupun tidak langsung dapat diidentifikasikan dengan
kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.

Riwayandi (2014:10)

Biaya Produksi merupakan biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi.


Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.

Hansen dan Mowen (2002:24)

6
Production Cost atau biaya produksi adalah total biaya yang berhubungan dengan
proses pembuatan barang dan penyediaan jasa.

Secara umum, biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
atau pemilik usaha selama proses pengolahan untuk menghasilkan produk yang
siap dijual. Biaya-biaya yang dihitung mulai dari belanja bahan baku, biaya
pengolahan, sampai barang jadi atau setengah jadi. Total dari biaya yang
dikeluarkan itu disebut sebagai biaya produksi.

a. Unsur-Unsur dalam Biaya Produksi

Untuk menghitung biaya produksi dengan benar, Anda harus tahu apa saja
unsur-unsur dalam biaya produksi, yaitu:

1) Biaya Material Langsung

Biaya material langsung atau Direct Material adalah biaya bahan baku
yang berhubungan dengan proses produksi. Biaya yang keluar untuk membeli
bahan baku ini cenderung mudah untuk diketahui. Contohnya, misalnya Anda
punya usaha jual kue jajanan pasar. Maka biaya untuk membeli tepung terigu,
gula, dan bahan-bahan lainnya bisa termasuk dalam biaya material langsung.

2) Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung dalam bahasa Inggris disebut Direct Labor.
Biaya ini adalah upah, tunjangan, atau biaya asuransi karyawan yang ditanggung
oleh pemilik usaha. Biaya tenaga kerja langsung yang dihitung dalam biaya
produksi adalah upah para pegawai yang terlibat langsung dalam memproduksi
barang. Contoh biaya tenaga kerja langsung adalah misal Anda punya usaha jual
kue jajanan pasar, biaya tenaga kerja langsung adalah gaji karyawan yang
bertugas mengolah adonan menjadi kue.

3) Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead)

Biaya overhead pabrik adalah biaya yang secara tidak langsung berkaitan
dengan proses produksi. Biaya overhead ini terdiri dari:

 Biaya Material Tidak Langsung (Indirect Material)

Bahan material tidak langsung atau Indirect Material adalah biaya untuk
membeli bahan yang digunakan untuk produksi namun nominal dan jumlahnya
sulit untuk dilacak. Contoh dari biaya material tidak langsung adalah misal Anda

7
punya usaha kue jajanan pasar butuh sabun cuci untuk membersihkan peralatan
membuat kue. Sabun cuci piring termasuk dalam biaya material tidak langsung.

 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor)

Berbeda dengan tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung
keluar untuk membiayai upah karyawan yang tidak terlihat langsung dalam proses
produksi. Gaji, tunjangan, dan asuransi kesehatan termasuk dalam biaya tenaga
kerja tidak langsung, contoh: gaji petugas keamanan pabrik, gaji driver untuk
distribusi produk, dan lain sebagainya.

 Biaya Overhead Lainnya

Biaya overhead lainnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai


kebutuhan lain di luar produksi. Contoh biaya overhead lain di luar bahan baku
dan gaji adalah sewa gedung atau toko, membeli mesin, bayar asuransi karyawan
atau pabrik, pajak, dan lainnya.

b. Cara Menghitung Biaya Produksi

1. Tentukan Penggunaan Teori Biaya Produksi

Pertama, cara menghitung biaya produksi adalah menentukan penggunaan


teori biaya produksi. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan teori biaya
produksi untuk digunakan dalam perhitungan akhir. Anda dapat menyesuaikan
kondisi keuangan perusahaan dengan teori biaya produksi yang cocok.

2. Susun dan Total Pembelian Bahan Baku

Setelah menentukan metode yang tepat, silahkan buat list seluruh bahan
baku terbeli beserta harga per satuannya. Kemudian, jumlahkan seluruh harga
pembelian bahan baku. Adapun rumus biaya produksi adalah berikut ini:

Sisa awal bahan baku + pembelian bahan baku – sisa akhir bahan baku =
biaya bahan baku telah digunakan

3. Rincikan dan Jumlahkan Biaya SDM

Langkah selanjutnya yaitu membuat perhitungan rinci terkait jumlah


sumber daya manusia yang dipekerjakan beserta posisi dan besaran upah masing-
masing. Lalu, total seluruh gaji masing-masing tenaga kerja. Hasil akhir tersebut
merupakan biaya sumber daya manusia dan digunakan dalam perhitungan harga
produksi.

8
4. Buat Perhitungan Biaya Overhead

Berikutnya, perhitungan unsur biaya produksi adalah biaya overhead.


Setiap periode produksi bisa saja alokasi dan besaran biaya ini berbeda-beda.
Catat seluruh pengeluaran biaya overhead secara terperinci baik kuantitas dan
harganya. Buat perhitungan biaya dari seluruh pengeluaran tersebut.

5. Jumlahkan Seluruh Biaya Pengeluaran

Semua besaran total masing-masing unsur biaya produksi telah diketahui.


Selanjutnya, cara menghitung biaya produksi adalah melakukan penjumlahan
seluruh biaya pengeluaran baik secara variabel atau tetap. Anda bisa menerapkan
rumus biaya produksi di bawah ini dalam perhitungannya.

Biaya Produksi = Biaya Material Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung


+ Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung + Biaya Overhead
Pabrik

6. Tetapkan Harga Pokok Produksi Setiap Produk

Terakhir, silahkan menetapkan harga pokok produksi setiap produk


melalui cara membagi total biaya produksi akhir dengan total kuantitas produk.
Selain cara tersebut, Anda juga bisa menggunakan rumus biaya produksi ini.

Harga Pokok Produksi = (Jumlah biaya produksi + Sisa awal persediaan


barang saat proses produksi – sisa akhir
persediaan barang saat proses produksi) :
kuantitas produk

Contoh Kasus

Anda punya usaha katering makanan sehat harian. Setiap hari Anda bisa menjual
25 paket makanan sehat. Rincian biaya produk untuk membuat 25 paket katering
makanan sehat tersebut adalah:

 Bahan baku (nasi, bahan lauk, dan kemasan) sebesar Rp 2.000.000


 3 orang karyawan untuk memasak dibayar harian Rp 50.000/hari per orang
 1 orang driver untuk mengantar makanan dibayar harian Rp 30.000/hari
 Biaya sewa toko dan ongkos untuk kirim makanan ke pelanggan sebesar,
estimasi harian Rp 200.000.

9
Maka total biaya produksinya adalah:

Rp 2.000.000 + Rp 150.000 (upah langsung 3x Rp 50.000) + Rp 30.000 + Rp


200.000

Didapatkan total biaya produksi sebesar Rp 2.380.000

Setelah itu, kita bisa menghitung biaya produksi untuk setiap paket makanan yang
dijual dengan cara berikut:

Rp 2.380.000/25 paket = Rp 95.200

 Menghitung Harga Jual dari Biaya Produksi

Setelah mendapat harga produksi dari setiap paket makanan tersebut, langkah
selanjutnya adalah menghitung harga jual paket makanan. Kita bisa pakai rumus
harga jual yang sederhana dengan metode Mark Up Pricing. Contohnya:

Harga Produksi + Mark Up (Keuntungan) = Harga Jual

Misalnya Anda menginginkan setiap paket makanan mendapat untung sebesar Rp


20.000, maka harga jual untuk setiap paket makanan adalah:

Rp 95.200 + Rp 20.000 = Rp 115.200/paket makanan.

Ini adalah cara menghitung harga jual dari biaya produksi yang sederhana.
Cara menghitung harga jual berbeda-beda tergantung dari besar kecilnya skala
bisnis yang dijalankan. Namun, cara hitung biaya produksi dan harga jual di atas
cukup umum digunakan pada usaha jenis UMKM.

c. Jenis-Jenis Biaya Produksi

Biaya produksi bisa dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

10
Biaya yang nominalnya tetap dan tidak tergantung dari hasil produksi.
Contoh biaya tetap adalah harga sewa toko, pajak, dan biaya lain yang terkait
dengan kegiatan administrasi dan gaji.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel nominalnya selalu berubah-ubah sesuai dengan banyaknya


hasil produksi. Semakin banyak memproduksi barang, maka semakin besar pula
biaya variabelnya. Contoh biaya variabel adalah bahan baku yang dibeli untuk
memenuhi kuota pesanan tertentu.

3. Biaya Total (Total Cost)

Biaya total adalah jumlah dari seluruh biaya tetap dan varibel. Biaya ini
dihitung untuk menghasilkan barang jadi dan siap untuk dijual. Biaya total
biasanya dihitung dalam periode tertentu karena biaya variabel mempengaruhi
perubahan besar kecilnya biaya total.

4. Biaya Rata-Rata (Average Cost)

Biaya rata-rata adalah biaya produksi dari setiap unit yang diproduksi.
Cara menghitung biaya rata-rata adalah dengan membagi biaya produksi dengan
jumlah produk yang dihasilkan.

5. Biaya Marjinal (Marginal Cost)

Biaya marjinal adalah biaya tambahan untuk memproduksi tambahan unit


barang. Biaya marjinal biasanya muncul saat ada pesanan tambahan dari produksi
harian. Misalnya jika ada permintaan untuk menambah produksi dalam periode
waktu tertentu, atau saat ada pesanan mendadak yang harus dipenuhi.

D. Proses Produksi
Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-
sumber tenaga kerja, mesin, bahan, dan dana yang ada diubah untuk memperoleh
suatu hasil. Sedangkan produksi sendiri adalah kegiatan untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau jasa (Mulyani & Herawati, 2016).
Menurut Assauri (2011:75), proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada
sehingga dapat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan konsumen.

Proses produksi merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan


untuk memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang.

11
Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat
pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi
atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan untuk menambah
nilai atau kegunaan suatu barang atau jasa dapat dilihat pada proses produksi yang
merubah barang setengah jadi menjadi barang jadi.

a) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi proses Produksi


Faktor produksi secara khusus adalah semua kebutuhan usaha yang
dibutuhkan oleh produsen supaya ia bisa menjalankan produksi dengan lancar dan
mudah.Jika dilihat daripengertian ini tentu faktor produksi adalah hal penting
yang harus ada di dalam sebuah perusahaan. Jika tidak tersedia atau salah satunya
saja tidak ada, maka bisa dipastikan produksi tidak akan berjalan. Efeknya ialah
tidak akan ada produk/jasa yang dihasilkan, proses produksi macet yang akan
membuat usaha Anda mendapatkan kerugian. Bahkan bukan tidak mungkin
perusahaan akan gulung tikar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tersebut ialah sebagai berikut:

1. Faktor Alam Faktor alam dapat menjadi faktor pendukung sekaligus faktor
penghambat, karena alam tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Oleh
karena itu harus ada alternatif lain apabila alam sedang tidak mendukung,
seperti terjadi bencana alam dan sebagainya.
2. Tenaga kerja Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara
langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor
produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli.
Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta
kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja.
3. Faktor modal Modal atau faktor produksi modal berkaitan dengan sesuatu
yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang proses produksi atau lain
sebagainya. Modal bisa hadir dalam bentuk uang, peralatan dan lain
sebagainya.
4. Faktor keahlian keahlian atau keterampilan seseorang dalam
memanfaatkan / menggunakan faktor produksi dalam rangka menghasilkan
barang atau jasa dan juga menanggung resiko dalam setiap usaha.

Selain faktor-faktor diatas, terdapat faktor-faktor lain yang menajdi


penentu keberhasilan produksi. Menurut Assauri (2011:80), faktor penentu
keberhasilan dari proses produksi tersebut yaitu:

1. Jenis Barang Jenis barang yang mempengaruhi keberhasilan produksi


seperti bahan baku barang mentah yang nantinya akan diolah melalui
proses produksi.
2. Mutu Barang Barang yang dihasilkan dari proses produksi akan dilihat dari
proses produksi akan dilihat kembali mutunya, seperti pada proses quality

12
control. Semua hasil produk akan dicek mutunya apakah sudah sesuai
dengan standar atau belum.
3. Jumlah Yang Dihasilkan Banyaknya hasil produk juga menjadi salah satu
indikator menentukan keberhasilan produksi, apakah dengan bahan yang
ada untuk mutu yang sudah di tetapkan dapat menghasilkan jumlah barang
yang banyak. Hal tersebut akan terus menjadi bahan evaluasi manajemen.
4. Ketepatan Waktu Penyerahan barang selain kualitas dan kuantitas barang,
tentunya ketepatan waktu penyerahan juga sangat penting karena sebelum
produksi sudah ada rencananya terlebih dahulu, dari segi anggaran bahan
baku, pekerja dan juga mesin. Oleh karena itu, semakin tepat waktumaka
proses produksidapat dikatakan berhasil efektif dan efisien.

b) Jenis-jenis Proses Produksi


Untuk menghasilkan suatu produk dapat dilakukan melalui beberapa
cara, metode dan teknik yang berbeda-beda. Walaupun proses produksi
sangat banyak, tetapi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu:

1.Proses produksi terus menerus (Contiunuous process)


Proses produksi terus menerus adalah suatu proses produksi
dimana terdapat pola urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam
pelaksanaan produksi yang dilakukan dari perusahaan yang bersangkutan
sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi (Pangestu Subagyo,
2000: 9).
 Sifat-sifat atau ciri-ciri
 Produksi yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (produktivitas
massa).
 Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan
berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan.
 Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi adalah mesinmesin
yang bersifat khusus (special purpose machines).
 Karyawan tidak perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi
karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan otomatis.
 Apabila terjadi salah satu mesin rusak atau berhenti maka seluruh
proses produksi terhenti.
 Jumlah tenaga kerja tidak perlu banyak karena mesin-mesinnya
bersifat khusus.
 Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih sedikit dari
proses produksi terputus-putus.
 Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan menggunakan tenaga
mesin.

13
 Kebaikan atau kelebihan proses produksi terus menerus adalah:
 Dapat diperoleh tingkat biaya produksi per unit yang rendah.
 Dapat dihasilkan produk atau volume yang cukup besar.
 Produk yang dihasilkan distandarisir.
 Dapat dikuranginya pemborosan dari pemakaian tenaga manusia,
karena sistem pemindahan bahan baku menggunakan tenaga kerja
listrik atau mesin
 Biaya tenaga kerja rendah, karena jumlah tenaga kerja sedikit dan
tidak memerlukan tenaga ahli.
 Biaya pemindahan bahan baku lebih rendah, karena jarak antara
mesin yang satu dengan yang lain lebih pendek dan pemindahan
tersebut degerakkan tenaga mesin.

 Kekurangan atau kelemahan dari proses produksi terus-menerus adalah:


 Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan produk yang
diminta oleh konsumen atau pelanggan.
 Proses produksi mudah terhenti apabila terjadi kemacetan di suatu
tempat atau tingkat proses.
 Terdapat kesalahan dalam menghadapi perubahan tingkat
permintaan.

2. Proses produksi terputus-putus (Intermitten process)

Proses produksi terputus-putus adalah proses produksi dimana


terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi dalam perusahaan
yang bersangkutan sejak bahan baku sampai menjadi produk akhir (Pangestu
Subagyo, 2000: 9).

 Sifat atau ciri-ciri


 Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil didasar atas
pesanan.
 Mesinnya bersifat umum dan dapat digunakan mengolah bermacam-
macam produk
 Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan
berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang
sama, dikelompokkan pada temapat yang sama.
 Karyawan mempunyai keahlian khusus.
 Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan
salah satu mesin atau peralatan.
 Persediaan bahan mentah banyak.
 Bahan-bahan yang dipindahkan dengan tenaga manusia.

14
 Kebaikan atau kelebihan proses produksi terputus-putus adalah:
 Mempunyai fleksibelitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan
produk dengan variasi yang cukup besar.
 Mesin-mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum, maka
biasanya dapat diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin-
mesinnya, karena harga mesin-mesinnya lebih murah.
 Proses produksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya kerusakan atau
kemacetan di suatu tempat atau tingkat proses.
 Kekurangan atau kelemahan proses produksi terputus-putus adalah :
 Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan
sangat sukar karena kombinasi urut-urutan pekerjaan yang banyak
dalam memproduksi satu macam produk dan dibutuhkan scheduling
dan routing yang banyak karena produksinya berbeda, tergantung pada
pemesanannya.
 Karena pekerjaan scheduling dan routing banyak dan sukar dilakukan,
maka pengawasan produksi dalam proses sangat sukar dilakukan.
 Dibutuhkan investasi yang sangat besar dalam persediaan bahan
mentah dan bahan dalam proses, karena prosesnya terputusputus dan
produk yan dihasilkan tergantung pesanan.
 Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan sangat tinggi, karena
banyak menggunakan tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan
adalah tenaga ahli dalam pengerjaan produk tersebut (Sukanto
Reksohadiprojo dan Indriyo Gitosudarmo, 2000: 89).

c) Tujuan Produksi
Tujuan barang dan jasa diproduksi yaitu:

1. Memenuhi Kebutuhan manusia manusia memiliki beragam kebutuhan


terhadap barang dan jasa. Itu semua harus dipenuhi dengan kegiatan
produksi. Apalagi jumlah manusia terus bertambah.
2. Mencari Keuntungan/laba Dengan memproduksi barang dan jasa,
produsen (orang yang memproduksi) berharap bisa menjualnya
dengan memperoleh laba sebanyak-banyak.
3. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan .
4. Produksi barang dan jasa, produsen akan memperoleh pendapatan dan
laba dari penjualan produknya. Pendapatan dan laba tersebut dapat
digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan termasuk
kehidupan para karyawan.
5. Meningkatkan mutu dan jumlah produksi Produsen selalu berusaha
memuaskan keinginan konsumen. Dengan berproduksi, produsen
punya kesempatan melakukan uji coba/eksperimen untuk

15
meningkatkan mutu sekaligus jumlah produksinya agar lebih baik dari
produksi sebelumnya.

d) Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah perencanaan, pengaturan, monitor, dan
pengontrolan pada pemakaian sumber daya dan mekanisme untuk menghasilkan
output yang spesifik (Bullock, 2012).

Manajemen produksi adalah sistem manajemen atau rangkaian proses dalam


pembuatan produk. Manajemen produksi adalah bagian dari perencanaan
produksi. Berkaitan dengan kualitas bahan baku. (William, 2009).

Sekarang ini, manajemen produk adalah fungsi tersendiri pada table


management. Sudah pada titik dimana manajemen produksi menjadi
kepemimpinan produk (Richard Banfield, 2017).

Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi adalah suatu rangkaian


aktivitas proses produksi dan pengawasan dari proses tersebut agar dapat
menghasilkan produk utama atau jasa sesuai keinginan perusahaan.

Karena merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang


mempunyai peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai
tujuan, Jadi untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa
yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan


yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan. Dalam manajemen produksi terdapat beberapa aspek-aspek penting,
yaitu:

1. Perencanaan produksi.

Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang sistematis bagi produksi yang


akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam perencanaan
produksi:

 Jenis barang yang diproduksi.


 Kualitas barang.
 Jumlah barang.
 Bahan baku.
 Pengendalian produksi.
2. Pengendalian produksi.

16
Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi biaya seoptimal
mungkin. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :

 Menyusun perencanaan.
 Membuat penjadwalan kerja.
 Menentukan kepada siapa barang akan dipasarkan.

3. Pengawasan produksi.

Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan


rencana. Kegiatannya meliputi :

 Menetapkan kualitas.
 Menetapkan standar barang.
 Pelaksanaan produksi yang tepat waktu.

E. Pengendalian Produksi
Dalam perusahaan semua kegiatan perlu adanya pengendalian. Pengendalian
adalah salah satu fungsi manajemen yang mengadakan 16 penilaian bila perlu
mengadakan koreksi, sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke
jalan yang benar dengan maksud tercapainya tujuan yang sudah digariskan
semula. Sebelum membahas mengenai pengendalian proses produksi, terlebih
dahulu akan dibahas arti dari pengendalian yaitu : “Pengendalian adalah
penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan apa yang ditetapkan “ (T. Hani Handoko, 2001: 234).

Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metode yang dignakan


oleh majemen perusahaan untuk mengelolah, mengatur, mengkoordinir, dan
mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin, tenaga kerja)
kedalam suatu arus aliran yang memberikan hasil dengan jumlah biaya yang
seminimal mungkin dan waktu yang secepat mungkin.Pengendalian produksi
yang dilaksanakan pada perusahaan yang satu dengan yang perusahaan yang lain
akan berbeda-beda terghantung pada sistem kebijaksanaan perusahaan yang
digunakan. Pengendalian produksi dapat dilakukan:
1. Order Control: Perusahaaanyang beroperasi berdasarkan pesanan dari
konsumen sehingga kegiatan operasionalnya juga tergantunmg pada pesanan
tsb.
2. Follow Control: Perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan produk
standar sehingga sebagian produk merupakan produk untuk persediaan dalam
jumlah besar.

Pengendalian keduanya bertujuan sama bagaimana jangka waktu arus


material apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan demikian juga

17
bagaimana transportasi dari pabrik proses produksi) ke gudang dan dari gudang ke
tempat penyimpanan.

a) Tahap dalam pengendalian produksi (fungsinya)


1. Production porecasting

Production porecasting adalah peramalan produksi untuk


mengetahui jumlah dan manfaat produksi yang akan dibuat di masa
yang akan datang,sehingga kalau terjadi penyimpangan akan cepat
diadakan penyesuaian produksi dimasa yang akan datang.

2. Routing

Routing adalah kegiatan untuk menetukan urutan-urutan proses dan


penggunaan alat produksinya dari bahan mentah sampai menjadi
produk akhir, sehingga sebelum produksi dimulai masalah sudah
tercantum pada rout sheet.

3. Schedulling.

Schedulling adalah kegiatan untuk membuat jadwal proses


produksi sebagai satu kesatuan dari awal proses sampai selesai proses
produksi. Scehedulling ini dilaksanakan untuk mengetahui berapa
waktu yang dibutuhkan setiap tahap pemprosesan sesuai dengan
urutan- urutan routenya. Oleh karena itu untuk membantu keberhasilan
tahap ini lebih baik melakukan “time and mention study” sehingga
dapat ditentukan standar hasil kerjanya.

4. Dipatching

Dipatching adalah suatu proses untuk pemberian perintah untuk


melaksanakan pekerjaan sesuai dengan routing dan schedulling yang
dibuat.

5. Follow up

Follow up adalah kegiatan untuk menghilangkan terjadinya


penundaan atau keterlambatan kerja dan mendorong terkoordinasinya
pelaksanaan kerja

b) Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi:


1. Mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan
efektif.

18
2. Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal
mungkin.
3. Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas.
4. Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan.
5. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk
sebagai fungsi dari waktu.
6. Memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan
permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika
terjadi penyimpangan.
7. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku
yang akan dibeli.
8. Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.
9. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat
tertentu.
10. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana
persediaan, dan melakukan revisi rencana produksi pada saat yang
ditentukan.
11. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan
tenaga kerja yang terperinci

c) Tingkat Perencanaan & pengendalian produksi:


1. Perencanaan jangka panjang
2. Kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan penjualan,
perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan
finansial
3. Perencanaan jangka menengah
4. Perencanaan kebutuhan kapasitas, perencanaan kebutuhan material,
jadwal induk produksi, dan perencanaan kebutuhan distribusi
5. Perencanaan jangka pendek
6. Kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir, perencanaan dan
pengendalian input-output, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan
dan pengendalian purchase, dan manajemen proyek .

Perencanaan & pengendalian produksi yang dilakukan adalah mencakup


beberapa aktivitas sebagai berikut :
1. Peramalan kuantitas permintaan

2. Perencanaan persediaan: jenis, jumlah, dan waktu


3. Perencanaan kapasitas (Menyusun Rencana Agregat) tenaga kerja, mesin,
fasilitas untuk penyesuaian permintaan dengan kapasitas. Rencana
agregat bertujuan untuk membuat skenario pembebanan kerja untuk
mesin dan tenaga kerja (reguler, lembur, subkontrak) secara optimal

19
untuk keseluruhan produk dan sumber daya secra terpadu (tidak per
produk).
4. Membuat jadwal induk produksi (JIP). JIP adalah suatu rencana
terperinci mengenenai “apa & berapa unit” yang harus diproduksi pada
suatu periode tertentu untuk setiap item produksi. JIP dibuat dengan cara
(salah satunya) memecah (disagregat) rencana agregat ke dalam rencana
produksi (apa, kapan, berapa) yang akan direalisasikan.
5. Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu
6. Penjadwalan pada mesin & fasilitas produksi. Penjadwalan ini meliputi
unrutan pengerjaan, waktu penyelesaian pesanan, kebutuhan waktu
penyelesaian, prioritas pengerjaan, dsb.
7. Monitoring aktivitas produksi

8. Pelaporan dan pendataan

d) Sistem Pengendalian Proses Produksi


Sesuai dengan kegiatan dalam suatu perusahaan maka perusahaan harus
diarahkan untuk menjamin kontinuitas dan aktivitas kegiatan untuk
menyelesaikan produk sesuai dengan bentuk dan waktu yang diinginkan dalam
batas-batas yang direncanakan. Untuk memperlancar kegiatan produksi
dibutuhkan pengendalian proses produksi, yaitu :
1. Pengendalian proses produksi

Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar diperlukan
pengendalian yang baik. Pengendalian proses produksi meliputi kapan
produksi dimulai dan kapan produksi diakhiri sehingga harus direncanakan.
2. Pengendalian bahan baku

Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan dibidang produksi.


Perusahaan menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya
produksi tidak terganggu, maka dengan adanya pengendalian bahan baku
diharapkan kegiatan produksi dapat berjalan lancar serta dapat menentukan
standart bahan baku yang baik, mengenai apa yang harus dipesan, berapa
banyaknya pesanannya da kapan pemesanan dilakukan.
3. Pengendalian tenaga kerja

Pengendalian tenaga kerja merupakan salah satu unsur yang penting di


dalam pengendalian produksi. Berhasil tidaknya suatu proses produksi akan
tergantung kepada kemampuan kerja dan kesungguhan kerja dari para
karyawan perusahaan. Sehingga pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya
manusia merupakan bidang keputusan yang penting dalam hubungannya
dengan kuantitas dan kualitas produk.

20
4. Pengendalian biaya produksi dan perbaikan

Para pengawas bagian produksi setiap saat harus melakukan pengawasan


serta membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
keseimbangan antara pekerja, bahan baku dan biaya serta tindakan
perbaikan.
5. Pengendalian kualitas

“Pengendalian kualitas adalah aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan


agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang
telah direncanakan” (Agus Ahyari, 2002: 57).

“Pengendalian kualitas merupakan suatu kebutuhan bagi perusahaan yang


menginginkan adanya kemajuan dalam perusahaan dengan standart yang
ada” (Pangestu Subagyo, 2000: 214).

e) Fungsi pengendalian proses produksi


“Fungsi pengendalian proses produksi adalah perencanaan, penentuan urutan
kerja, penentuan waktu kerja, pemberian perintah kerja, dan tindal lanjut dalam
pelaksanaan” (Agus Ahyari 2002: 53)
Macam-macam dari fungsi pengendalian proses produksi.
1) Perencanaan produksi Untuk merencanakan tentang apa dan berapa
produk yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan
dalam suatu periode yang akan datang. Hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penyusunan produksi adalah adanya
optimalisasi produk sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang
paling rendah untuk pelaksanaan suatu proses produksi itu sendiri.
2) Penentuan urutan kerja Suatu fungsi yang menetukan urutan suatu
proses produksi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan. Sehingga
perusahaan dapat menetukan urutan kegiatan kerja yang logis,
sistematis, dan ekonomis melalui urutan mana bahan baku yang
dipersiapkan untuk diproses menjadi produk akhir atau barang jadi.
3) Penentuan waktu kerja Suatu fungsi yang mentukan waktu kerja kapan
pekerjaan proses produksi akan dilaksanakan. Penentuan waktu kerja
yang tepat dan jelas akan dapat membantu tercapainya tingkat
produktivitas kerja yang tinggi dalam perusahaan.
4) Pemberian perintah kerja Yang memiliki fungsi untuk menyampaikan
perintah kepada bagian pengelolaan yang akan dilakukan sesuai
dengan urutan pekerjaan yang telah ditentukan. Pemberian perintah
kerja merupakan awal dari pelaksanaan suatu pekerjaan untuk
menyelesaikan produk yang ada dalam perusahaan.

21
5) Tindak lanjut dalam pelaksanaan proses produksi Fungsi yang
menindaklanjuti dalam kegiatan proses produksi. Sebab walaupun
urutan kerja dan waktu kerja sudah disusun dengan baik, kemudian
diberikan perintah untuk memulai suatu pekerjaan, bukan berarti
semua proses produksi dapat berjalan dengan yang diharapkan. Bisa
saja terjadi penyimpangan-penyimpangan proses produksi sehingga
masih perlu adanya tindak lanjut dalam proses produksi. Diharapkan
dengan adanya tindak lanjut ini penyimpangan-penyimpangan proses
produksi, keterlambatan dan berbagai macam hal yang mengganggu
kelancaran dalam proses produksi sehingga sebisa mungkin akan
dapat diatasi ataupun dihindari.

f) Hubungan Pengendalian Proses Produksi Pada Kualitas produksi


Proses produksi adalah kegiatan yang penting dalam pelaksanaan produksi
suatu perusahaan, sehingga kelancaran dalam pelaksanaan proses produksi
menjadi suatu hal yang sangat diharapkan oleh setiap perusahaan. Kelancaran
dalam proses produksi sangat ditentukan oleh pengendalian proses produksi
yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan pelaksanaan
pengendalian proses produksi yang baik akan mendukung terpeliharanya
kualitas produk yang sesuai dengan standar kualitas, sehingga kualitas produk
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dimana kualitas produk ini sangat
diutamakan oleh perusahaan-perusahaan dalam rangka menunjang program
jangka panjang perusahaan yaitu dalam mempertahankan produknya.

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa setiap aktivitas


pengendalian proses produksi sangat menentukan kualitas produk yang
dihasilkan oleh semua perusahaan. Jadi pengendalian proses produksi
mempunyai hubungan yang erat dengan kualitas produk dan tidak adanya
pengendalian dalam proses produksi akan mengakibatkan perusahaan berjalan
tidak efisien yang pada akhirnya produksi tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya, sehingga kualitas produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan
standar kualitas yang ditentukan.

F. Hubungan Teknologi Dan Produksi

Teknologi sering digunakan untuk menyebut sebuah peralatan berarti


teknologi bisa dikatakan dapat merepresentasikan peralatan. Sedangkan
produksi adalah suatu kegiatan mengahasilkan barang atau jasa. Hubungannya
adalah teknologi dapat digunakan dalam kegiatan produksi,dengan kata lain,
agar dalam menghasilkan barang atau jasa (produksi) lebih praktis, maka
dibutuhkan peralatan (teknologi).

22
Proses pengembangan unit usaha dan produksi dengan memanfaatkan
teknologi dapat melipatgandakan hasil sekaligus performa dari unit usaha
tersebut. Untuk itu, sekiranya ada beberapa tahapan sederhana yang bisa
dilakukan untuk mengembangkan wirausaha berbasis teknologi ini.

Yang pertama, perlu dilakukan sosialisasi sekaligus pelatihan kepada


masyarakat terutama penggerak UMKM dalam teknologi yang aplikatif dan
multi-producting. Salah satunya, pemerintah bisa menampilkan prototype
pemanfaatan limbah-limbah produksi menjadi barang yang bernilai jual.
Misalnya, pada unit usaha sektor industri pengolahan pangan, dapat digunakan
teknologi vermicomposting sederhana yang mampu mengolah secara alami
sampah organik dengan menggunakan cacing untuk menghasilkan pupuk
kompos. Metode ini dapat menghasilkan sekaligus produk pupuk dan cacing
ternak tanpa menggunakan biaya produksi yang lebih besar. Tahapan ini
merupakan penanaman aspek-aspek teknologis di dalam unit usaha.

Yang kedua, dapat dilakukan pengembangan usaha tersebut dengan


menggunakan teknologi dalam jaringan, terutama dunia maya. Hal ini dapat
memberikan keuntungan dalam meningkatkan kualitas pemasaran dari produk
serta memperluas pangsa pasar dari usaha tersebut. Dalam hal ini, diupayakan
pengembangan unit usaha tersebut menjadi berlipat-lipat melalui pemanfaatan
teknologi.

Pada dasarnya, bangsa yang maju dilihat dari seberapa banyak jumlah
usaha yang ada serta seberapa mampu mereka dalam mengakses teknologi.
Proses pembentukan wirausaha berbasis teknologi ini merupakan jawaban dari
hal tersebut, yaitu untuk meningkatkan akses teknologi dalam masyarakat
sekaligus mengembangkan usaha sektor riil yang ada.

23
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Produksi merupakan pusat pelaksaan kegiatan yang konkrit bagi pengadaan
barang dan jasa pada suatu badan usaha dan proses. Dalam kegiatan produksi
faktor tenaga kerja (karyawan) mempunyai pengaruh besar, karena tenaga kerjalah
yang melaksanakan proses produksi tersebut. . Pesatnya perkembangan teknologi
dan informasi juga berpengaruh terhadap proses produksi. Proses produksi yang
dilakukan oleh tenaga kerja digantikan oleh tenaga mesin yang mengakibatkan
kebutuhan akan tenaga kerja berkurang. Terdapat empat fungsi penting dalam
proses produksi yaitu Proses pengolahan,jasa-jasa penunjang,perencanaan dan
pengendalian.Terdapat faktor yang menunjang produksi yaitu tanah,tenaga
kerja,modal dan kecakapan.Sedangka dalam proses produksi membutuhkan
SDA,SDM,sumber daya modal dan keahlian.

Biaya produksi (Cost of Production) atau biasa disebut biaya manufaktur


(Manufacturing Cost) adalah salah satu unsur penting dalam laporan keuangan.
Cara menghitung biaya produksi yang benar sangat dibutuhkan agar proses
produksi di perusahaan tidak terhambat.Dalam menentukan biaya broduksi
memiliki beberapa cara yaitu menentukan penggunaan teori biaya,menyusun dan
mengetahui total bahan baku,rincikan dan menjumlahkan biaya SDM,membuat
perhitunganoverhead,keseluruhan biaya pengeluaran dan menentukan harga
pokok.

Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-


sumber tenaga kerja, mesin, bahan, dan dana yang ada diubah untuk memperoleh
suatu hasil. Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang
dapat dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi.

Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metode yang dignakan


oleh majemen perusahaan untuk mengelolah, mengatur, mengkoordinir, dan
mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin, tenaga kerja)
kedalam suatu arus aliran yang memberikan hasil dengan jumlah biaya yang
seminimal mungkin dan waktu yang secepat mungkin.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah
di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai
bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian
dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2002). (Proses Produksi) (Vol. 3, pp. 24–36).


Kartikasari. (2019). Proses Produksi. Galang Tanjung, 2504, 1–9.
Muis, I., Usman, M., Hasyim, S.J., Anwar, H., Lukman, Irfan, Djangi, M.J.,
Syam, M., Diyahwati, Farid, M., Husain, H. (2016). Modul Kewirausahaan.
Makassar: Pusat Kewirausahaan Universitas Negeri Makassar.
Ryan, Cooper, & Tauer. (2013). Kewirausahaan. Paper Knowledge . Toward a
Media History of Documents, 12–26.
Schwarz, P., Body, J. J., Cáp, J., Hofbauer, L. C., Farouk, M., Gessl, A., Kuhn, J.
M., Marcocci, C., Mattin, C., Muñoz Torres, M., Payer, J., Van De Ven, A.,
Yavropoulou, M., Selby, P., & ‫یمطاف‬, ‫ح‬. (2014). ‫ییاذغ داوم یمیش‬. European
Journal of Endocrinology, 171(6), 727–735.
Villela, lucia maria aversa. (2013). Proses Prioduksi. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

25

Anda mungkin juga menyukai