Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL

TERHADAP PENDAPATAN PELAKU USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

(UMKM ) KULINER DI KECAMATAN JOMBANG KOTA JOMBANG

OLEH :

VIA FITRI NURIA HANI

NIM : (212023)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

JOMBANG

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Hidayah dan Rahmatnya kepada kita semua
sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Pengaruh Perkembangan
Ekonomi Digital Terhadap Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner
di Kecamatan Jombang Kota Jombang” Laporan proposal ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mengerjakan UTS pada mata kuliah Metodologi Penelitian di program
pendidikan Ekonomi, Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan, STKIP PGRI
Jombang.

Peneliti menyadari dalam penyusunan proposal ini tidak akan selesai tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Orang tua, saudara, dan teman - teman yang selalu memberikan semangat serta
mendoakan segala apa yang penulis kerjakan berjalan lancar.

2. Ibu Dr. Munawaroh M.Kes selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian serta
pembimbing yang telah membantu penulis dalam penyususan proposal ini.

Peneliti menyadari bahwa proposal ini tidak luput dari berbagai kekurangan.
Peneliti mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya,
sehingga akhirnya laporan proposal ini dapat memberikan manfaat bagi bidang
pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut. Amiin.

Jombang, 01 Mei 2023

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1

B. Batasan Masalah Penelitian.............................................................. 3

C. Perumusan Masalah Penelitian......................................................... 3

D. Hipotesis Penelitian.......................................................................... 3

E. Tujuan Penelitian............................................................................. 4

F. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 4

G. Definisi Operasional ........................................................................ 5

BAB II. LANDASAN TEORI.......................................................... 6

A. Landasan Teori................................................................................. 6

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan.................................................. 17

C. Kerangka Konsep............................................................................. 19

D. Hipotesis........................................................................................... 20

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................... 21

A. Rancangan Penilaian ....................................................................... xx

B. Populasi dan Sampel ....................................................................... xx

C. Variabel Penelitian .......................................................................... xx

D. Instrumen Penelitian ........................................................................ xx

iii
E. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... xx

F. Teknik Analisis Data ....................................................................... xx

BAB IV. ANALISIS DATA ........................................................... xx

A. Deskripsi Data ................................................................................. xx

B. Analisis Data ................................................................................... xx

C. Interpretasi dan Pembahasan............................................................ xx

BAB V. PENUTUP ........................................................................ xx

A. Kesimpulan ........................................................................... xx

B. Saran...................................................................................... xx

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... xx

LAMPIRAN ................................................................................... xx

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) diarahkan agar


memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penciptaan kesempatan kerja,
peningkatan ekspor dan peningkatan daya saing. Sementara itu, pengembangan usaha
skala mikro diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan
masyarakat berpendapatan rendah. Kinerja nyata yang dihadapi oleh sebagian besar
usaha terutama mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia yang paling menonjol
adalah rendahnya tingkat produktivitas, nilai tambah,dankualitas produk. Walau diakui
pula bahwa UMKM menjadi lapangan kerja bagi sebagian besar pekerja di Indonesia,
tetapi kontribusi dalam output nasional dikategorikan rendah. Dunia teknologi memang
saat ini semakin tajam dalam perkembangannya. teknologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang keterampilan dalam menciptakan alat, metode pengolahan,
dan ekstraksi benda, untuk membantu menyelesaikan cabang ilmu keterampilan dan
pengetahuan dalam memahami suatu alat komunikasi yang berupa teknologi informasi
yang bersaing pada dunia melalui berbagai sektor berupa informasi internet
telekomunikasi, pendidikan dan ekonomi yang berjuang unutk dapat menyelesaikan
berbagai permasalahan dan pekerjaan manusia sehari-hari. Sudah tidak perlu diragukan
lagi setiap tahun perkembangan dari teknologi semakin mendunia.

Perkembangan teknologi mempengaruhi hampir semua bidang kehidupan di


Kabupaten. Ekonomi adalah salah satu bidang pengaruh kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi yang terus-menerus telah membawa perubahan masyarakat,
khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi (Saraswati, 2020). Banyak
orang yang mendukung teknologi tersebut. Kehadiran internet sebagai alat untuk
berbagai aktivitas setiap hari.

1
Kecanggihan teknologi memunculkan berbagai inovasi yang diciptakan dengan
tujuan memudahkan kegiatan masyarakat. Salah satu inovasi yang diciptakan sebagai
dampak dari perkembangan teknologi adalah kegiatan penjualan maupun pembelian
yang dilakukan secara online melalui situs ecommerce. E-commerce atau biasa disebut
sebagai perdagangan elektronik yaitu aktivitas yang meliputi penjualan dan pembelian
benda serta jasa dengan menggunakan sistem elektronik salah satunya dengan
memanfaatkan internet (Angela, 2018).

Banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia melalui internet


tersebut membawa peluang bagi sektor perekonomian Indonesia. Salah satu
pemanfaatan internet adalah untuk menjangkau pasar yang lebih luas dalam hal
penjualan barang atau jasa yang diproduksi oleh Usaha Mikro Kecil Menengah.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi terjadi pada hampir semua aspek
kehidupan manusia. Perkembangan IPTEK membawa manusia menuju level revolusi
industri yang disebut sebagai Revolusi 4.0. Revolusi 4.0 menjadikan semua lebih
mudah dengan adanya internet. Pemanfaatan internet mendorong pertumbuhan sumber-
sumber ekonomi baru yang dikenal sebagai ekonomi digital yang mana hal tersebut
mampu mendeskripsikan bagaimana internet mengubah cara manusia melakukan
bisnis.

Usaha Kecil Menengah memegang peranan sangat penting dalam menunjang


perekonomian suatu daerah. Kehadiran UKM bukan saja untuk peningkatan pendapatan
tapi juga dalam rangka pemerataan pendapatan. Hal ini bisa dimengerti karena sektor
UKM melibatkan banyak orang dengan beragam usaha. Pemerintah sudah mempunyai
komitmen memberdayakan ekonomi kerakyatan dalam hal ini UKM dan koperasi.14
Pada saat ini para pelaku usaha kuliner telah banyak menggunakan teknologi informasi
sebagai bagian dari usaha mereka, dengan kehadiran media sosial seperti Facebook,
Instagram, dan Whatsapp dapat mempermudah pelaku usaha kuliner untuk
mempromosikan hasil produksi mereka secara lebih luas yang menghemat waktu dan
biaya, serta mempermudah produsen berinteraksi dengan konsumen secara langsung.
Diawal tahun 2020, serangan wabah covid 19 yang terjadi secara global hampir di
seluruh dunia termasuk di Indonesia telah memicu sentimen negatif terhadap berbagai
lini bisnis khususnya bisnis UMKM.
2

Tantangan bagi UMKM di Tahun 2020 ini tidak hanya karena terjadinya wabah
Covid 19 saja, tapi Tantangan UMKM di tengah masifnya ekonomi digital yang
semakin pesat menuntut para UMKM melek teknologi informasi karena para pelaku
UMKM yang menggunakan jasa internet atau memiliki website masih belum banyak
dan familiar sehingga produk atau layanan UMKM yang dipasarkan terkadang belum
dapat menjangkau pasar-pasar diluar daerah dan pelosok, serta belum bisa bersaing
dengan usaha besar lainnya yang sudah memiliki marketplace dan mudah mendapatkan
pelanggan karena telah dikenal melalui layanan jasa internet yang tanpa batas dan bisa
go-Internasional.

B. Batasan Masalah Penelitian

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan


maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan
memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar perkembangan ekonomi


digital.

2. Informasi yang disajikan yaitu : perkembangan ekonomi digital terhadap


pendapatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner di Kecamatan
Jombang Kota Jombang.

C. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana perkembangan ekonomi digital terhadap pendapatan pelaku


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner di Kecamatan Jombang Kota
Jombang?

D. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini hipotesis digunakan untuk memberikan arah dan pedoman
dalam melakukan penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
3

1. Apakah ada pengaruh perkembangan ekonomi digital terhadap pendapatan


pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner di Kecamatan Jombang
Kota Jombang?

H0: Diduga variabel ekonomi digital tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pendapatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan
Jombang Kota Jombang.

Ha: Diduga variabel ekonomi digital berpengaruh secara signifikan terhadap


pendapatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan
Jombang Kota Jombang.

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh ekonomi digital terhadap pendapatan pelaku


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner di Kecamatan Jombang Kota
Jombang.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang teori ekonomi digital dan
pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah khususnya pada bidang kuliner.

b. Dapat menjadi bahan referensi acuan yang bermanfaat bagi pengkajian dan
penelitian yang sejenis sehingga bermanfaat bagi ilmu pengetahuan di bidang Ekonomi
digital dan UMKM khususnya pada Usaha Mikri Kecil dan Menengah Kuliner di
Kecamatan Jombang Kota Jombang.
4

G. Definisi Operasional

1. Ekonomi digital adalah seluruh kegiatan ekonomi yang menggunakan


bantuan internet dan kecerdasan buatan atau biasa disebut dengan Artifical Inteligence
(AI). Ekonomi digital dapat membuat perubahan pada kegiatan ekonomi masayarakat
serta bisnis, dari yang awalnya manual menjadi serba otomatis.

2. Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah usaha produktif yang dimilki
perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro.
Misalnya, industri kecil, koperasi, minimarket, toserba, dan lain sebagainya.
5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Ekonomi Digital

Ekonomi Digital mendorong perubahan pola pikir individu dan organisasi


dalam pengambilan keputusan ekonomi, terutama sebagai akibat dari perkembangan
internet dan teknologi perangkat telepon seluler. Ekonomi digital mampu menyediakan
akses bagi pengadaan dan persediaan barang dan jasa yang mendukung operasional
usaha (bisnis) di sektor industri dan perdagangan. Dalam Era Ekonomi Digital,
informasi bukan lagi sekedar media untuk bertransaksi dan berkomunikasi, melainkan
menjadi sumber utama yang mendatangkan profit dalam perekonomian.

Menurut Topscott 1996, Tidak ada definisi langsung tetapi menyebutnya sebagai
“Age of Networked Intelligence” dimana tidak hanya tentang jaringan teknologi, mesin
pintar tetapi jaringan manusia melalui teknologi yang menggabungkan kecerdasan,
pengetahuan, dan kreativitas untuk suatu terobosan dalam penciptaan kekayaan dan
pembangunan sosial. Menurut En carta Dictionary (dalam Ana Fauziah 2017), ekonomi
digital memiliki pengertian transaksi bisnis yang ada di internet. Ekonomi digital juga
berarti, penggunaan teknologi informasi secara luas meliputi pemanfaatan software,
hardware, aplikasi, serta telekomunikasi pada setiap aspek perekonomian. Adapun
manfaat dari Ekonomi digital yaitu:

1. Memudahkan aktivitas jua beli barang dan jasa

Bagi penjual, keberadaan platform tersebut memudahkan mereka mencari


konsumen. Sedangkan bagi pembeli, kemudahan tersebut bisa dirasakan saat ingin
mencari barang yang jarang ditemukan di toko konvensional.

2. Mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia


Ekonomi digital dipercaya dapat menjembatangi kebutuhan masyarakat dan
menggerakkan berbagai sektor usaha, salah satunya adalah UMKM. Jika pada pasar

konvensional ukm sulit mendapatkan kesempatan untuk berkembang. Melalui ekonomi


digital, mereka dapat berinteraksi langsung dengan konsumen melalui E-commerce
yang saat ini sedang menjamur.

Menurut Thomas Masenbourge (2001), tiga komponen utama dari konsep


Ekonomi Digital dapat diindentifikasi:

a. Infrastruktur E-bisnis (Perangkat keras, perangkat lunak, telekomunikasi,


jaringan, sumber daya manusia, dll),

b. E-bisnis (bagaimana bisnis dilakukan, setiap proses yang dilakukan


organisasi melalui jaringan yang dimediasi komputer), c. E-commerce (transfer barang,
misalnya saat buku dijual online).

2. Karakterisik Ekonomi digital

Don Topscott (dalam Santi, M 2018) menemukan dua belas Karakteristik


penting dari Ekonomi Digital yang harus diketahui dan dipahami oleh para praktisi
manajemen, yaitu: Knowledge, Digitazion, Virtualization, Molecularization,
Internetworking, Disintermediation, Convergence, Innovation, Prosumption,
Immediacy, Globalization, dan Discordance. Berikut adalah penjelasan singkat dari
masing-masing aspek terkait

1. Knowledge (Pengetahuan)

Apabila di dalam ekonomi klasik tanah, gedung, buruh, dan uang merupakan
faktor-faktor produksi penting, maka di dalam ekonomi digital, knowledge atau
pengetahuan merupakan jenis sumber daya terpenting yang harus dimiliki organisasi.

2. Digitization (Digitalisasi)

Maksud dari digitalisasi yaitu suatu proses transformasi informasi dari berbagai
bentuk menjadi format digit „0” dan “1” (bilangan berbasis dua). Walaupun konsep
tersebut sekilas nampak sederhana, lihatlah bagaimana bentuk gambar kedua dimensi
seperti lukisan dan foto telah dapat direpresentasikan ke dalam format kumpulan bit
sehingga dapat dengan mudah disimpan dan dipertukarkan melalui media elektronik.
Bahkan teknologi terakhir telah dapat melakukan konferensi format analog video dan
audio ke dalam format digital.

3. Virtualization (Virtualisasi)

Virtualisasi dapat memungkinkan seseorang untuk memulai bisnisnya dengan


perangkat sederhana dan dapat menjangkau selutuh calon pelanggan di dunia. Di dalam
dunia maya, seorang pelanggan hanya berhadapan dengan sebuah situs internet sebagai
sebuah perusahaan (business to consumer), demikian pula relasi antara berbagai
perusahaan yang ingin saling bekerja sama (business to business). Dalam menjalin
hubungan ini, proses yang terjadi lebih pada transaksi adalah pertukaran data dan
informasi secara virtual, tanpa kehadiran fisik antara pihak-pihak atau individu yang
melakukan transaksi. Dengan kata lain, bisnis dapat dilakukan kapan saja dan dimana
sajaselama 24 jam per-hari dan 7 hari seminggu secara on-line dan real time.

4. Molecularization (Molekularisasi)

Organisasi yang akan bertahan dalam era ekonomi digital adalah yang berhasil
menerapkan bentuk molekul. Bentuk molekul merupakan suatu sistem dimana
organisasi dapat dengan mudah beradaptasi dengan setiap perubahan dinamis yang
terjadi di lingkungan sekitar perusahaan. Satu hal yang harus diingat adalah terjun ke
dunia maya berarti berhadapan head-to-head dengan perusahaan-perusahaan di seluruh
dunia. Charles darwin mengatakan bahwa bangsa yang akan bertahan bukanlah yang
paling besar atau yang paling kuat, melainkan yang paling mampu beradaptasi dengan
perubahan.

5. Internetworking (Kerja sama internet)

Tidak ada perusahaan yang dapat bekerja sendiri tanpa menjalin kerja sama
dengan pihak-pihak lain, demikian salah satu prasyarat untuk dapat berhasil di dunia
maya. Berdasarkan model bisnis yang dipilih, perusahaan terkait harus menentukan
aktivitas inti-nya (coreactivities). Konsep bisnis yang ingin mengusai sumber daya
sendiri dari hulu ke hilir tidak akan bertahan lama di dalam ekonomi digital.

6. Disintermediation (Disintermediasi)
Kecenderungan berkurangnya mediator (broker) adalah salah satu dari ciri khas
lain dari arena ekonomi digital sebagai perantara terjadinya transaksi antara pemasok
dan pelanggan. Contohnya mediator-mediator dalam aktivitas ekonomi adalah
wholesalers,

retailers, broadcasters, record companies, dan lain sebagainya. Perusahaan-perusahaan


klasik yang menggantungkan diri sebagai mediator dengan sendirinya terpaksa harus
gulung tikar dengan adanya bisnis internet. Pasar bebas memungkinkan terjadinya
transaksi antar individu tanpa harus melibatkan pihak-pihak lain.

7. Convergence (Konvergensi)

Dalam bisnis, perusahan mempunyai kunci sukses, yaitu internet terletak pada
tingkat kemampuan dan kualitas perusahaan dalam mengkonvergensikan tiga sektor
industri, yaitu: computing, communications, dan content. Komputer yang merupakan
inti dari industri computing merupakan pusat syaraf pengolahan data dan informasi
yang dibutuhkan dalam melakukan transaksi usaha. Adapun produk industri
communications yang paling relevan adalah infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi sebagai pipa penyaluran data dan informasi dari satu tempat ke tempat
lainnya. Persaingan sesungguhnya terletak pada industri content yang merupakan jenis
pelayanan atau jasa yang ditawarkan sebuah perusahaan kepada pasar di dunia maya.

8. Innovation (Inovasi)

Aktivitas di internet adalah bisnis 24 jam. Keunggulan kompetitif (competitive


advantage) sangat sulit dipertahankan mengingat apa yang dilakukan seseorang atau
perusahaan internet lain sangat mudah untuk ditiru. Oleh karena itulah inovasi secara
cepat dan terus-menerus dibutuhkan agar sebuah perusahaan dapat bertahan.

Manajemen perusahaan harus mampu menemukan cara agar para pemain kunci
di dalam organisasi (manajemen dan staf) dapat selalu berinovasi seperti layaknya
perusahaan-perusahaan di SiliconValley. Konsep learning organization patut untuk
dipertimbangkan dan diimplementasikan di dalam perusahaan.

9. Prosumption (Prosumsi) Di dalam ekonomi digital batasan antara konsumen


dan produsen yang selama ini terlihat jelas menjadi kabur. Hampir semua konsumen
teknologi informasi dapat dengan mudah menjadi produsen yang siap menawarkan
produk dan jasanya kepada masyarakat dan komunitas bisnis.

10. Immediacy (Kesegaran)

Pelanggan dihadapkan pada beragam perusahaan yang menawarkan produk atau


jasa yang sama di dunia maya. Dalam memilih perusahaan, mereka hanya
menggunakan tiga kriteria utama. Secara prinsip mereka akan mengadakan transaksi
dengan perusahaan yang menawarkan produk atau jasanya secara cheaper, better, dan
faster dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Mengingat bahwa switching coast di
internet angat mudah dan murah,maka pelanggan akan terus menerus mencari
perusahaan yang paling memberikan benefit tertinggi baginya.

11. Globalization (Globalisasi)

Esensi dari globalisasi adalah runtuhnya batas-batas ruang dan waktu (time and
space). Egmentasi market yang selama ini sering dilakukan berdasarkan batas-batas
waktu dan ruang pun harus didefinisikan kembali mengingat bahwa seluruh masyarakat
telah menjadi satu didalam dunia maya, baik komunitas produsen maupun konsumen.

12. Discordance (Perpecahan)

Dalam ekonomi digital juga terjadi fenomena perubahan struktur sosial dan
budaya sebagai dampak konsekuensi logis. Semakin ringkasnya organisasi akan
menyebabkan terjadinya pengangguran dimana-mana, mata pencaharian para mediator
(brokers) menjadi hilang, para pekerja menjadi workoholic karena persaingan yang
sangat ketat, pengaruh budaya barat sulit untuk dicegah krena dapat diakses bebas oleh
siapa saja melalui internet.

3. Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia

Ekonomi global yang semakin maju serta didukung dengan adanya teknologi
yang semakin mutakhir tersebut membuat terciptanya perekonomian digital yang kian
berkembang pesat di dunia. Merespon perkembangan perekonomian digital yang kian
pesat, pada tahun 2015, 10 negara ASEAN yang salah satunya adalah Negara
Indonesia, sepakat membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic
Community) untuk berintegrasi menjadi salah satu kawasan ekonomi dan pasar terbesar
di dunia.

Terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN tentu saja membuat Indonesia di


tuntut untuk lebih memiliki daya saing perekonomian dengan kualitas perekonomian
yang baik sejalan dengan berkembangnya teknologi yang masuk supaya masuknya

10

teknologi tersebut bukan menjadi suatu hal yang buruk namun perkembangan teknologi
indonesia di dunia digital dan internet tersebut juga banyak memberikan manfaat dan
kemudahan dalam kehidupan banyak masyarakatnya.

Perkembangan teknologi Indonesia di dunia digital dan internet pun mulai


menjadi perhatian khusus dan mengubah tren pemasaran dari yang semula
konvensional (Offline) menjadi digital (Online). Pergantian tren pemasaran tersebut
memudahkan pemasaran suatu produk dan jasa untuk lebih dikenal, mempunyai pangsa
pasar yang lebih luas dan menjangkau ke seluruh wilayah di Indonesia bahkan hingga
ke seluruh negara dunia. Perkembangan teknologi di indonesia memacu suatu cara baru
dalam seluruh kegiatan, seperti bermunculannya e-commerce, e-goverment, e-
education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversity, e-life dan yang
lainnya yang berbasis elektronika. (Didiek & Aryanto, 2011)

Adanya kolaborasi antara pelaku jasa keuangan konvensional dan teknologi


keuangan perlu dibangun untuk meningkatkan industri jasa keuangan nasional.
Keberadaan pemerintah sangat penting agar dapat meningkatkan pemerataan akses,
memajukan industri keuangan agar lebih efisien mempertahankan modal dan kegiatan
produksi UMKM, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia (dalam Naufal
R. L. 2019)

4. Perkembangan Ekonomi Digital dalam Usaha

Sebelum adanya internet, masyarakat khususnya pelaku usaha/bisnis melakukan


segala kegiatan mereka dengan cara tradisional. Namun dengan adanya internet yang
masuk membuat pelaku usaha/bisnis membuat pola perdagangan berbasis online dan
konsumen hanya membutuhkan gadget mereka untuk berinteraksi dengan mudah di
sosial medianya masing-masing seperti facebook, twitter, instagram dan lainnya.
Menurut Sri Widowati, Country Head Facebook Indonesia, memaparkan rata-
rata 80 kali sehari masyarakatnya di Indonesia khususnya pengguna facebook
membuka halaman facebook milik mereka (Purwana, 2017). Ia juga mengungkap data
pengguna internet di Indonesia lebih suka berbelanja secara online adalah sebanyak
45% dan diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan pengguna
internet di Indonesia yang tiap tahun kian bertambah.

11

Menurut (Rijalus Sholihin & Ariyanto, 2018), berikut merupakan beberapa


keunggulan penggunaan Sosial Media dalam menjalankan Usaha/Bisnis sebagai
berikut:

1. Sosial Media menyediakan informasi mengenai umur, kegiatan hobi, lokasi


atau yang lain yang dibutuhkan pengusaha dalam menentukan segmentasi pasar produk
atau jasa yang ditawarkan.

2. Dapat diakses setiap saat terbatas waktu tanpa harus mengatur jam kerja
layaknya para pelaku usaha pada umumnya.

3. Mampu menekan biaya serendah-rendahnya karena tidak perlu menyewa


tempat dalam proses pemasaran, sebab sosial media pada umumnya menyediakan
layanan secara gratis.

4. Mudahnya komunikasi yang dilakukan antara pengusaha dengan konsumen


seperti chattinga atau obrolan, dari situ kita juga dapat mempunyai feedback atau
umpan balik masukan atas produk atau jasa yang kita tawarkan.

5. Selalu terhubung dengan maksud tanpa harus berdiam diri di belakang meja,
namun dapat dilakukan dalam aplikasi yang kapanpun dan dimanapun bisa terkoneksi
selagi ada internet yang memadai.

5. Pengertian Pendapatan

Menurut ilmu ekonomi, pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat


dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang
sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Definisi pendapatan menurut ilmu
ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harga kekayaan badan usaha
pada awal periode dan menekankan pada jumlah nilai stats pada akhir periode.
Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah kenaikan harta kekayaan karena
perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan utung. Dalam
analisis Mikro ekonomi, menurut Sukirno (dalam Debby Meika,2016) pendapatan
pengusaha merupakan keuntungan. Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan
dengan cara mengurangi berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang
diperoleh. Istilah pendapatan digunakan apabila berhubungan dengan aliran
penghasilan pasar suatu periode tertentu yang berasal penyediaan faktor-faktor produksi
(Sumber Daya Alam,

12

Tenaga Kerja dan Modal) masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga, secara
berurutan. Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh
seseorang dalam suatu periode dengan mengharap keadaan yang sama pada akhir
periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut tidak menitikberatkan pada total
kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi suatu periode. Pada hakekatnya pendapatan
adalah penerimaan produsen dalam bentuk uang yang diperoleh dari hasil penjualan
barang yang diproduksi.

6. Faktor – faktor yang Dapat Mempengaruhi Pendapatan Usaha

Berdasarkan teori yang mendukung, maka faktor – faktor yang dapat


mempengaruhi pendapatan usaha adalah sebagai berikut :

1. Modal

Modal merupakan semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung


maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah output. Modal atau
biaya adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi setiap usaha, baik skala kecil,
menengah maupun besar. Rosyadi (dalam Butarbutar, G.R., dkk 2017)

2. Jam kerja

Tingkat pendapatan pedagang juga ditentukan oleh lamanya waktu koperasi


atau jam kerja. Jam kerja merupakan lama waktu yang digunakan untuk menjalankan
usaha, yang di mulai sejak persiapan sampai usaha tutup. Analisis jam kerja merupakan
bagian dari teori ekonomi mikro, khususnya pada teori penawaran tenaga kerja yaitu
tentang kesediaan individu untuk bekerja dengan harapan memperoleh penghasilan atau
tidak bekerja dengan konsekuensi mengorbankan penghasilan yang seharusnya ia
dapatkan. Nicholas (dalam Setiana, D 2016)

3. Jenis Barang Dagang (Produk)

Berbicara masalah barang dagangan, pikiran orang akan tertuju pada suatu
produk tertentu. Produk merupakan semua yang d apat ditawarkan pada pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau di konsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan pemakainya (Kotler dan Amstrong, 2003:337). Menurut Kotler dan
Kasmir (2006:174) menyatakan pengertian produk dapat di jabarkan bahwa produk

13

merupakan sesuatu, baik berupa barang maupun jasa, yang ditawarkan ke konsumen
agar di perhatikan, dan dibeli oleh konsumen. Tujuan menawarkan produk ke pasar
adalah untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. (dalam Duwi setiana,
2016)

4. Lama Usaha

Saat menjalankan usaha perdagangan, lama usaha memegang peranan penting


dalam proses melakukan usaha perdagangan. Lamanya suatu usaha dapat menciptakan
pengalaman berusaha, melalui pengalaman pedagang secara langsung mengetahui
selera yang diinginkan oleh relasi bisnis. Jangka waktu pembukaan usaha perdagangan
mempengaruhi tingkat pendapatan, karena berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas dan kinerja pedagang sehingga menambah efisien dan menekan biaya
produksi (dalam Mithaswari, I. A., & Wenagama, I. W. 2018)

7. Jenis – jenis Pendapatan

Menurut sumber, pendapatan di golongkan menjadi 3 golongan (dalam Artaman 2015)


yaitu:

1. Gaji dan Upah.

Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan pekerjaan untuk


orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu minggu maupun satu bulan.

2. Pendapatan dari usaha sendiri


Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurangi dengan biaya-biaya
yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga
kerja berasal dari anggota keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua
biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.

3. Pendapatan dari usaha lain

Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja dan ini biasanya
merupakan pendapatan sampingan antara lain yaitu pendapatan dari hasil menyewa aset
yang dimiliki seperti rumah, ternak dan barang lain, bnga dari uang, sumbangan dari
pihak lain dan pendapatan dari pensiun.

14

8. Sumber – sumber Pendapatan

Samuelson dan Nordhaus (dalam Hanum, N, 2017) menyatakan secara umum


pendapatan diperoleh melalui tiga sumber, yaitu:

1. Gaji dan upah

Suatu imbalan yang diperoleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan


untuk orang lain, perusahaan swasta atau pemerintah.

2. Pendapatan dari kekayaan Pendapatan dari usaha sendiri, merupakan nilai


total produksi dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan baik dalam bentuk uang atau
lainnya, tenaga kerja keluarga dan nilai sewa kapital untuk sendiri tidak diperhitungkan.

3. Pendapatan dari sumber lain Dalam hal ini pendapatan yang diperoleh tanpa
mencurahkan tenaga kerja antara lain penerimaan dari pemerintah, asuransi
pengangguran, menyewa aset, bunga bank dan sumbangan dalam bentuk lain serta laba
dari usaha.

9. Unsur Pendapatan

Didalam unsur-unsur pendapatan yang dimaksud adalah asal dari pada


pendapatan itu diperoleh, dimana unsur-unsur tersebut meliputi:

1. Pendapatan hasil produksi barang atau jasa


2. Imbalan yang diteriman atas penggunaan aktiva atau sumber-sumber
ekonomis perusahaan atau pihak lain.

3. Penjualan kativa diluar barang dagangan merupakan unsur-unsur pendapatan


lain-lain suatu perusahaan.

10. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 dalam pasal 1 Bab I tentang Usaha
Mikro,Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:

a. Uaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak usaha
atau bukan cabang yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

15

tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil ataupun Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang di atas.

11. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 dalam pasal 6 Bab IV, Kriteria Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) adalah sebagai berikut :

1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai beriku:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta


rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000,00 (tiga


ratus juta rupiah)

2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:


a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00 (tiga ratus


juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar liam ratus
juta rupiah)

3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta


rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

16

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar


lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,00 (lilma
puluh milyar rupiah)

4. Kriteria sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat
(2) huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b nilai nominalnya dapat diubah sesuai
dengan perkembangan perekonomian yang diatur dengan peraturan presiden.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
adalah usaha perorangan atau badan hukum/tidak yang bukan cabang atau dikuasai oleh
perusahaan besar.

12. Pengertian Kuliner

Kuliner merupakan sesuatu yang berhubungan dengan, atau tersambung dengan,


memasak atau dapur. Suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi
makanan sehari-hari. Tapi sebenarnya, kata kuliner belum terlalu akrab pada telinga
masyarakat kita. Masih banyak masyarakat yang belum tahu akan arti sebenarnya dari
kata kuliner tersebut. Untuk sebagian masyarakat, secara harafiah kuliner diartikan pula
sebagai makanan. Hanya sedikit orang yang mengetahui lebih dalam apa yang
dimaksud dengan kuliner. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa kuliner merupakan
segala sesuatu yang berkaitan atau berhubungan dengan dunia memasak. Ini tentulah
sebuah pengertian yang sangat luas.

Makanan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling utama.


Makanan yang dimakan oleh manusia dapat menghasilkan energi dan tenaga yang
dapat menjaga kelangsungan hidup dan aktivitas fisik serta dapat membentuk tubuh
manusia. Makanan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia, selain untuk
menghasilkan tenaga dan menjaga kelangsungan hidupnya, makanan merupakan bagian
dari kehidupan sosial budaya.

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Penelitian ini dilakukan oleh Emi Suwarni, Kristina Sedyastuti, dan A. Haidar
Mirza, “Peluang Dan Hambatan Pengembangan Usaha Mikro Pada Era Ekonomi
Digital”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis peluang dan

17

hambatan Usaha Mikro dalam mengembangkan usaha di era ekonomi digital. Objek
yang digunakan pada penelitian ini adalah usaha mikro di kota Palembang. Hambatan
terbesar yang harus dihadapi adalah meningkatkan aksesibilitas dan kapabilitas usaha
mikro untuk go-digital sehingga dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing
dengan produk-produk asing yang ada di e-commerce Indonesia.

Hal tersebut sangat penting mengingat sebagian besar usaha mikro berada di
daerah pedesaan dengan akses internet yang masih terbatas dan banyak yang belum
digitalliteracy. Apabila pelaku usaha mikro sudah mampu beradaptasi di era ekonomi
digital, maka akan banyak peluang tercipta. Jika sebelumnya pelaku usaha mikro
kesulitan menempatkan produknya di pasar, kini pelaku tersebut lebih mudah
memasarkan produknya melalui e-commerce dan social media. Jangkauannya tidak
hanya pasar domestik saja, melainkan juga pasar internasional atau setidaknya melintas
ke pasar regional ASEAN.

2. Penelitian ini dilakukan oleh Ismah, Suhendri dan Wiwik Kusdaryani,


“Pengembangan UMKM Melalui Literasi Digital pada Era 4.0 Untuk Meningkatkan
Minat Berwirausaha”. Tujuannya penelitian ini adalah untuk mengembangkan UMKM
melalui platform digital yang pelaksanaannya berbasis literasi digital agar terwujud
Kelurahan Kemijen yang edukatif dan kreatif. Pelaksanaan Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM) ini dilakukan dalam bentuk kegiatan seminar kepada ibu-ibu PKK
sebagai anggota Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Kelurahan Kemijen kota
Semarang untuk memahami cara mengembangkan UMKM dan mempromosikan
produk di era digital secara online. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah
pengetahuan dan pemahaman anggota UMKM tentang bagaimana mengembangkan
sikap mandiri dan kolaboratif serta cara menumbuhkembangkan minat berwirausaha.

3. Penelitian ini dilakukan oleh Latycia Carin, Selvina, Vina Melissa, Nico
Pratama, Hendri, dan Christoffer, “Penggunaan Teknologi dalam Rangka
Mengembangkan Usaha Kuliner di Tiban Centre”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menumbuhkan wawasan pengusaha kuliner dalam penggunaan aplikasi GoBiz
membantu pengusaha kuliner di Tiban Center untuk mendaftarkan usahanya menjadi
mitra Go-Food membuat pengusaha kuliner di Foodcourt Tiban Center lebih peka
terhadap perkembangan teknologi dan informasi yang ada. Dari kegiatan ini, dapat disi-

18

-mpulkan bahwa, para pelaku bisnis terutama UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah) dapat mengambil kesempatan di era digital ini untuk memperluas
jangkauan usaha agar memperoleh lebih banyak pelanggan sehingga keuntungan yang
didapat juga semakin banyak. Hambatan yang mereka hadapi terletak pada kurangnya
ilmu pengetahuan akan teknologi yang sedang berkembang saat ini.

C. Kerangka Konsep

Perkembangan digital sangat memberikan banyak dampak dalam segala bidang


seperti adanya ekonomi digital. Hal ini sangat berpengaruh pada tiap usaha industri
baik makro hingga mikro dengan karakteristik ekonomi digital yang sangat kompleks
memberikan dampak yang signifikan tak terkecuali pada UMKM Kuliner Kecamatan
Jombang Kota Jombang.

Kemudahan akses, jangakauan pemasaran yang luas, teknologi, keterampilan,


modal, lokasi dan jam kerja yang tidak mengikat sangat berpengaruh terhadap UMKM
terutama pada segi pendapatan.

Gambar 1.1 Kerangka Konsep

Pengaruh Perkembangan Ekonomi digital terhadap pendapatan


pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kecamatan Jombang
Kota Jombang
Ekonomi Digital Pendapatan

Metode Penelitian Analisis Deskriptif

Kesimpulan dan Saran

19

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang masih


bersifat praduga karena harus dibuktikan kebenarannya. Dalam penelitian ini hipotesis
digunakan untuk memberikan arah dan pedoman dalam melakukan penelitian.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh perkembangan ekonomi digital terhadap pendapatan


pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner di Kecamatan Jombang
Kota Jombang?

H0: Diduga variabel ekonomi digital tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pendapatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan
Jombang Kota Jombang.

Ha: Diduga variabel ekonomi digital berpengaruh secara signifikan terhadap


pendapatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan
Jombang Kota Jombang.
20

LAMPIRAN

BUKTI PEMBAYARRAN SEMESTER 4


21

Anda mungkin juga menyukai