OLEH :
NIM : (212023)
JOMBANG
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Hidayah dan Rahmatnya kepada kita semua
sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Pengaruh Perkembangan
Ekonomi Digital Terhadap Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner
di Kecamatan Jombang Kota Jombang” Laporan proposal ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mengerjakan UTS pada mata kuliah Metodologi Penelitian di program
pendidikan Ekonomi, Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan, STKIP PGRI
Jombang.
Peneliti menyadari dalam penyusunan proposal ini tidak akan selesai tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Orang tua, saudara, dan teman - teman yang selalu memberikan semangat serta
mendoakan segala apa yang penulis kerjakan berjalan lancar.
2. Ibu Dr. Munawaroh M.Kes selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian serta
pembimbing yang telah membantu penulis dalam penyususan proposal ini.
Peneliti menyadari bahwa proposal ini tidak luput dari berbagai kekurangan.
Peneliti mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya,
sehingga akhirnya laporan proposal ini dapat memberikan manfaat bagi bidang
pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut. Amiin.
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................ 1
D. Hipotesis Penelitian.......................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian............................................................................. 4
A. Landasan Teori................................................................................. 6
C. Kerangka Konsep............................................................................. 19
D. Hipotesis........................................................................................... 20
iii
E. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... xx
A. Kesimpulan ........................................................................... xx
B. Saran...................................................................................... xx
LAMPIRAN ................................................................................... xx
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kecanggihan teknologi memunculkan berbagai inovasi yang diciptakan dengan
tujuan memudahkan kegiatan masyarakat. Salah satu inovasi yang diciptakan sebagai
dampak dari perkembangan teknologi adalah kegiatan penjualan maupun pembelian
yang dilakukan secara online melalui situs ecommerce. E-commerce atau biasa disebut
sebagai perdagangan elektronik yaitu aktivitas yang meliputi penjualan dan pembelian
benda serta jasa dengan menggunakan sistem elektronik salah satunya dengan
memanfaatkan internet (Angela, 2018).
Tantangan bagi UMKM di Tahun 2020 ini tidak hanya karena terjadinya wabah
Covid 19 saja, tapi Tantangan UMKM di tengah masifnya ekonomi digital yang
semakin pesat menuntut para UMKM melek teknologi informasi karena para pelaku
UMKM yang menggunakan jasa internet atau memiliki website masih belum banyak
dan familiar sehingga produk atau layanan UMKM yang dipasarkan terkadang belum
dapat menjangkau pasar-pasar diluar daerah dan pelosok, serta belum bisa bersaing
dengan usaha besar lainnya yang sudah memiliki marketplace dan mudah mendapatkan
pelanggan karena telah dikenal melalui layanan jasa internet yang tanpa batas dan bisa
go-Internasional.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
D. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini hipotesis digunakan untuk memberikan arah dan pedoman
dalam melakukan penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
3
H0: Diduga variabel ekonomi digital tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pendapatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan
Jombang Kota Jombang.
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang teori ekonomi digital dan
pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah khususnya pada bidang kuliner.
b. Dapat menjadi bahan referensi acuan yang bermanfaat bagi pengkajian dan
penelitian yang sejenis sehingga bermanfaat bagi ilmu pengetahuan di bidang Ekonomi
digital dan UMKM khususnya pada Usaha Mikri Kecil dan Menengah Kuliner di
Kecamatan Jombang Kota Jombang.
4
G. Definisi Operasional
2. Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah usaha produktif yang dimilki
perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro.
Misalnya, industri kecil, koperasi, minimarket, toserba, dan lain sebagainya.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
Menurut Topscott 1996, Tidak ada definisi langsung tetapi menyebutnya sebagai
“Age of Networked Intelligence” dimana tidak hanya tentang jaringan teknologi, mesin
pintar tetapi jaringan manusia melalui teknologi yang menggabungkan kecerdasan,
pengetahuan, dan kreativitas untuk suatu terobosan dalam penciptaan kekayaan dan
pembangunan sosial. Menurut En carta Dictionary (dalam Ana Fauziah 2017), ekonomi
digital memiliki pengertian transaksi bisnis yang ada di internet. Ekonomi digital juga
berarti, penggunaan teknologi informasi secara luas meliputi pemanfaatan software,
hardware, aplikasi, serta telekomunikasi pada setiap aspek perekonomian. Adapun
manfaat dari Ekonomi digital yaitu:
1. Knowledge (Pengetahuan)
Apabila di dalam ekonomi klasik tanah, gedung, buruh, dan uang merupakan
faktor-faktor produksi penting, maka di dalam ekonomi digital, knowledge atau
pengetahuan merupakan jenis sumber daya terpenting yang harus dimiliki organisasi.
2. Digitization (Digitalisasi)
Maksud dari digitalisasi yaitu suatu proses transformasi informasi dari berbagai
bentuk menjadi format digit „0” dan “1” (bilangan berbasis dua). Walaupun konsep
tersebut sekilas nampak sederhana, lihatlah bagaimana bentuk gambar kedua dimensi
seperti lukisan dan foto telah dapat direpresentasikan ke dalam format kumpulan bit
sehingga dapat dengan mudah disimpan dan dipertukarkan melalui media elektronik.
Bahkan teknologi terakhir telah dapat melakukan konferensi format analog video dan
audio ke dalam format digital.
3. Virtualization (Virtualisasi)
4. Molecularization (Molekularisasi)
Organisasi yang akan bertahan dalam era ekonomi digital adalah yang berhasil
menerapkan bentuk molekul. Bentuk molekul merupakan suatu sistem dimana
organisasi dapat dengan mudah beradaptasi dengan setiap perubahan dinamis yang
terjadi di lingkungan sekitar perusahaan. Satu hal yang harus diingat adalah terjun ke
dunia maya berarti berhadapan head-to-head dengan perusahaan-perusahaan di seluruh
dunia. Charles darwin mengatakan bahwa bangsa yang akan bertahan bukanlah yang
paling besar atau yang paling kuat, melainkan yang paling mampu beradaptasi dengan
perubahan.
Tidak ada perusahaan yang dapat bekerja sendiri tanpa menjalin kerja sama
dengan pihak-pihak lain, demikian salah satu prasyarat untuk dapat berhasil di dunia
maya. Berdasarkan model bisnis yang dipilih, perusahaan terkait harus menentukan
aktivitas inti-nya (coreactivities). Konsep bisnis yang ingin mengusai sumber daya
sendiri dari hulu ke hilir tidak akan bertahan lama di dalam ekonomi digital.
6. Disintermediation (Disintermediasi)
Kecenderungan berkurangnya mediator (broker) adalah salah satu dari ciri khas
lain dari arena ekonomi digital sebagai perantara terjadinya transaksi antara pemasok
dan pelanggan. Contohnya mediator-mediator dalam aktivitas ekonomi adalah
wholesalers,
7. Convergence (Konvergensi)
Dalam bisnis, perusahan mempunyai kunci sukses, yaitu internet terletak pada
tingkat kemampuan dan kualitas perusahaan dalam mengkonvergensikan tiga sektor
industri, yaitu: computing, communications, dan content. Komputer yang merupakan
inti dari industri computing merupakan pusat syaraf pengolahan data dan informasi
yang dibutuhkan dalam melakukan transaksi usaha. Adapun produk industri
communications yang paling relevan adalah infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi sebagai pipa penyaluran data dan informasi dari satu tempat ke tempat
lainnya. Persaingan sesungguhnya terletak pada industri content yang merupakan jenis
pelayanan atau jasa yang ditawarkan sebuah perusahaan kepada pasar di dunia maya.
8. Innovation (Inovasi)
Manajemen perusahaan harus mampu menemukan cara agar para pemain kunci
di dalam organisasi (manajemen dan staf) dapat selalu berinovasi seperti layaknya
perusahaan-perusahaan di SiliconValley. Konsep learning organization patut untuk
dipertimbangkan dan diimplementasikan di dalam perusahaan.
Esensi dari globalisasi adalah runtuhnya batas-batas ruang dan waktu (time and
space). Egmentasi market yang selama ini sering dilakukan berdasarkan batas-batas
waktu dan ruang pun harus didefinisikan kembali mengingat bahwa seluruh masyarakat
telah menjadi satu didalam dunia maya, baik komunitas produsen maupun konsumen.
Dalam ekonomi digital juga terjadi fenomena perubahan struktur sosial dan
budaya sebagai dampak konsekuensi logis. Semakin ringkasnya organisasi akan
menyebabkan terjadinya pengangguran dimana-mana, mata pencaharian para mediator
(brokers) menjadi hilang, para pekerja menjadi workoholic karena persaingan yang
sangat ketat, pengaruh budaya barat sulit untuk dicegah krena dapat diakses bebas oleh
siapa saja melalui internet.
Ekonomi global yang semakin maju serta didukung dengan adanya teknologi
yang semakin mutakhir tersebut membuat terciptanya perekonomian digital yang kian
berkembang pesat di dunia. Merespon perkembangan perekonomian digital yang kian
pesat, pada tahun 2015, 10 negara ASEAN yang salah satunya adalah Negara
Indonesia, sepakat membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic
Community) untuk berintegrasi menjadi salah satu kawasan ekonomi dan pasar terbesar
di dunia.
10
teknologi tersebut bukan menjadi suatu hal yang buruk namun perkembangan teknologi
indonesia di dunia digital dan internet tersebut juga banyak memberikan manfaat dan
kemudahan dalam kehidupan banyak masyarakatnya.
11
2. Dapat diakses setiap saat terbatas waktu tanpa harus mengatur jam kerja
layaknya para pelaku usaha pada umumnya.
5. Selalu terhubung dengan maksud tanpa harus berdiam diri di belakang meja,
namun dapat dilakukan dalam aplikasi yang kapanpun dan dimanapun bisa terkoneksi
selagi ada internet yang memadai.
5. Pengertian Pendapatan
12
Tenaga Kerja dan Modal) masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga, secara
berurutan. Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh
seseorang dalam suatu periode dengan mengharap keadaan yang sama pada akhir
periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut tidak menitikberatkan pada total
kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi suatu periode. Pada hakekatnya pendapatan
adalah penerimaan produsen dalam bentuk uang yang diperoleh dari hasil penjualan
barang yang diproduksi.
1. Modal
2. Jam kerja
Berbicara masalah barang dagangan, pikiran orang akan tertuju pada suatu
produk tertentu. Produk merupakan semua yang d apat ditawarkan pada pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau di konsumsi yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan pemakainya (Kotler dan Amstrong, 2003:337). Menurut Kotler dan
Kasmir (2006:174) menyatakan pengertian produk dapat di jabarkan bahwa produk
13
merupakan sesuatu, baik berupa barang maupun jasa, yang ditawarkan ke konsumen
agar di perhatikan, dan dibeli oleh konsumen. Tujuan menawarkan produk ke pasar
adalah untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. (dalam Duwi setiana,
2016)
4. Lama Usaha
Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja dan ini biasanya
merupakan pendapatan sampingan antara lain yaitu pendapatan dari hasil menyewa aset
yang dimiliki seperti rumah, ternak dan barang lain, bnga dari uang, sumbangan dari
pihak lain dan pendapatan dari pensiun.
14
3. Pendapatan dari sumber lain Dalam hal ini pendapatan yang diperoleh tanpa
mencurahkan tenaga kerja antara lain penerimaan dari pemerintah, asuransi
pengangguran, menyewa aset, bunga bank dan sumbangan dalam bentuk lain serta laba
dari usaha.
9. Unsur Pendapatan
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 dalam pasal 1 Bab I tentang Usaha
Mikro,Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:
a. Uaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak usaha
atau bukan cabang yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
15
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
b. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil ataupun Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang di atas.
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 dalam pasal 6 Bab IV, Kriteria Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) adalah sebagai berikut :
16
4. Kriteria sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat
(2) huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b nilai nominalnya dapat diubah sesuai
dengan perkembangan perekonomian yang diatur dengan peraturan presiden.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
adalah usaha perorangan atau badan hukum/tidak yang bukan cabang atau dikuasai oleh
perusahaan besar.
1. Penelitian ini dilakukan oleh Emi Suwarni, Kristina Sedyastuti, dan A. Haidar
Mirza, “Peluang Dan Hambatan Pengembangan Usaha Mikro Pada Era Ekonomi
Digital”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis peluang dan
17
hambatan Usaha Mikro dalam mengembangkan usaha di era ekonomi digital. Objek
yang digunakan pada penelitian ini adalah usaha mikro di kota Palembang. Hambatan
terbesar yang harus dihadapi adalah meningkatkan aksesibilitas dan kapabilitas usaha
mikro untuk go-digital sehingga dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing
dengan produk-produk asing yang ada di e-commerce Indonesia.
Hal tersebut sangat penting mengingat sebagian besar usaha mikro berada di
daerah pedesaan dengan akses internet yang masih terbatas dan banyak yang belum
digitalliteracy. Apabila pelaku usaha mikro sudah mampu beradaptasi di era ekonomi
digital, maka akan banyak peluang tercipta. Jika sebelumnya pelaku usaha mikro
kesulitan menempatkan produknya di pasar, kini pelaku tersebut lebih mudah
memasarkan produknya melalui e-commerce dan social media. Jangkauannya tidak
hanya pasar domestik saja, melainkan juga pasar internasional atau setidaknya melintas
ke pasar regional ASEAN.
3. Penelitian ini dilakukan oleh Latycia Carin, Selvina, Vina Melissa, Nico
Pratama, Hendri, dan Christoffer, “Penggunaan Teknologi dalam Rangka
Mengembangkan Usaha Kuliner di Tiban Centre”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menumbuhkan wawasan pengusaha kuliner dalam penggunaan aplikasi GoBiz
membantu pengusaha kuliner di Tiban Center untuk mendaftarkan usahanya menjadi
mitra Go-Food membuat pengusaha kuliner di Foodcourt Tiban Center lebih peka
terhadap perkembangan teknologi dan informasi yang ada. Dari kegiatan ini, dapat disi-
18
-mpulkan bahwa, para pelaku bisnis terutama UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah) dapat mengambil kesempatan di era digital ini untuk memperluas
jangkauan usaha agar memperoleh lebih banyak pelanggan sehingga keuntungan yang
didapat juga semakin banyak. Hambatan yang mereka hadapi terletak pada kurangnya
ilmu pengetahuan akan teknologi yang sedang berkembang saat ini.
C. Kerangka Konsep
19
D. Hipotesis
H0: Diduga variabel ekonomi digital tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pendapatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan
Jombang Kota Jombang.
LAMPIRAN