Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERAN TEKNOLOGI DIGITAL DALAM PENGEMBANGAN

KOPERASI DI INDONESIA

Oleh:
MUKHLIS
NIM.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis bisa tugas mata
kuliah ini. Selawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW, yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur'an dan
sunah untuk keselamatan umat di dunia.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pembimbing mata kuliah ini dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pasir Pengaraian, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................3
C. Ruang Lingkup Masalah......................................................................3
D. Tujuan..................................................................................................4
E. Manfaat................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Koperasi.............................................................................5
B. Teknologi Informasi.............................................................................6
C. Konsep - Konsep Koperasi..................................................................7
D. Prinsip - Prinsip Koperasi....................................................................8

BAB III METODE PENELITIAN................................................................9


BAB IV HASIL PENELITIAN.....................................................................12
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................15
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Perkembangan Koperasi di Indonesia menunjukkan pertumbuhan disetiap
tahunnya. Hal tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan penyerapan keuangan
yang setiap tahun mengalami peningkatan, seperti yang tertulis pada berita
(Detikfinnance:2019) “Kementerian Koperasi dan UKM mencatat ada
peningkatan dari sisi perkembangan koperasi di Indonesia. Kontribusi koperasi
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) naik jadi 5,1%”.sejalan dengan koperasi
UGT sidogiri yang saat ini bisa mencatatkan asset sebesar 2,2 triliun dan dengan
jumlah anggotanya lebih dari 800 ribu orang. Meskipun kegiatan utama Koperasi
adalah melakukan transaksi simpan pinjam yang hanya diperuntukkan khusus
anggota koperasi saja. Setiap transaksi yang dilakukan masih menggunakan cara
manual dan berkas form data akan disimpan ke dalam berkas penyimpanan data
yang ada. Pengarsipan menggunakan media kertas memerlukan banyak tempat,
pemeliharaan dan pencariannya menjadi sulit karena harus melakukan pencarian
dari sekumpulan kertas.
Di Indonesia, Badan usaha dibagi menjadi 3 yaitu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Koperasi. Diantara 3 badan
usaha tersebut memiliki perbedaan, salah satunya dari sumber modal yang
digunakan untuk menjalankan usahanya. Dari perbedaan sumber modal tersebut
tentunya masing-masing badan usaha memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992, “Koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi yang melandaskan kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.”
Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat merupakan sektor ekonomi yang
sangat penting dalam pembangunan nasional, karena koperasi selain sebagai
lembaga ekonomi yang menunjang program pemerintah dalam peningkatan
pendapatan juga berperan dalam menciptakan kesempatan kerja terutama di
pedesaan. Tujuan utama koperasi adalah mengembangkan kesejahteraan anggota

1
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, manfaat yang diterima anggota
lebih utama daripada laba. Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi
tidak menderita kerugian. Namun sebagai badan usaha, koperasi harus
berorientasi pada efisiensi dan produktivitas yang tinggi serta harus berorientasi
pula pada profit dalam rangka memperoleh keuntungan yang cukup meningkatkan
pertumbuhan dan menjaga kelangsungan hidup koperasi.
Berdasarkan sektor usahanya, terkait dengan pelayanan kepada anggota,
koperasi dibagi menjadi 5 yaitu Koperasi Produsen, Koperasi Konsumen,
Koperasi Simpan Pinjam, dan Koperasi Pemasaran, Koperasi Jasa. Keadaan
koperasi di Indonesia saat ini cukup menghawatirkan, pada dewasa ini kita saling
merasakan bahwa suatu koperasi yang ada tidak dirasakan sepenuhnya oleh
masyarakat luas, bahkan masyarakat yang awam mungkin tidak tahu ataupun
tidak pernah tahu bagaimana cara memanfaatkan koperasi tersebut.
Pengembangan koperasi dapat dijadikan sebagai sebuah wahana yang efektif bagi
anggota untuk saling bekerjasama, membuka akses pasar, modal, informasi,
teknologi dengan mengoptimalkan potensi, dan memanfaatkan peluang usaha
yang terbuka (Nasution, 2008).
Kemajuan teknologi dan digital mengharuskan setiap pelaku usaha beradaptasi
termasuk koperasi. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM
(Kemenkop UKM) dari total jumlah 151.000 koperasi, baru sekitar 10% koperasi
yang mengarah dan berbasis IT dalam mekanisme pelaporan ke publik. Beberapa
tahun ke belakang merupakan masa transisi beberapa koperasi dari sistem manual
menuju sistem otomatis, dalam masa transisi itu selalu ada masalah dan hambatan
yang terjadi.
Perkembangan pesat teknologi dan informasi membuat era sekarang ini
menjadikan jarak dan batas antar negara semakin hilang, alat-alat komunikasi
membuat satu tempat dengan tempat lainnya dapat terhubung lebih cepat dan
mudah, misalnya sambungan telepon, email, internet. Manusia bisa
berkomunikasi dengan manusia lainnya tanpa perlu bertemu dan bertatap muka
secara langsung, dukungan tekhnologi dan informasi membuat semua pekerjaan
dapat dilakukan dimana saja baik di kantor, dirumah maupun di perjalanan. Jaman
sekarang ini telah memasuki era globalisasi dimana dunia dianggap sebagai satu

2
kesatuan utuh tanpa terhambat oleh batas-batas teritorial antar pulau maupun antar
negara.
Menghadapi era globalisasi ini, koperasi dituntut untuk bisa tidak hanya
bertahan hidup, tetapi dapat tetap bersaing dengan badan usaha yang lainnya,
koperasi harus selalu siap dan update menghadapi perubahan zaman
(Airlangga:2019). Karena perkembangan teknologi informasi sangat
mempengaruhi berbagai sektor kehidupan manusia. Bahkan saat ini aktivitas
manusia tidak terlepas dari pengaruh teknologi. Sektor ekonomi dan keuangan
merupakan salah satu sektor yang paling terpengaruh oleh perkembangan
teknologi informasi, karena pengaruh teknologi ini maka koperasi harus mulai
berinovasi untuk mengembangkan pelayanannya agar bisa bersaing dengan
koperasi lainya bahkan dengan perbankkan, seperti yang awalnya koperasi
melakukan semua penginputan manual maka pada saat ini koperasi harus
beradaptasi untuk melakukan kegiatannya menggunakan aplikasi. Perkembangan
teknologi informasi ini juga telah mempengaruhi kebijakan dan strategi dunia
usaha lembaga keuangan yang selanjutnya lebih mendorong inovasi dan
persaingan dibidang layanan. Penerapan tekhnologi finansial untuk meningkatkan
efisiensi kegiatan operasional dan mutu pelayanan koperasi kepada nasabahnya,
sebab pemanfaatan tekhnologi finansial tersebut sejalan dengan semakin
berkembangnya kebutuhan masyarakat akan layanan keuangan berbasis online
dan penggunaan media internet untuk akses data digital.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini
yaitu: “Bagaimana Peran Teknologi Digital Dalam Pengembangan Koperasi Di
Indonesia”?

C. RUANG LINGKUP MASALAH


Pada pembahasan ini terfokus pada peran teknologi digital dalam
pengembangan koperasi di Indonesia.

3
D. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan dari makalah ini
yaitu: “untuk mengetahui Peran Teknologi Digital Dalam Pengembangan
Koperasi Di Indonesia”?

E. MANFAAT
Manfaat pada makalah ini adalah dapat menambah wawasan yang terkait
dengan teknologi digital dalam pengembangan koperasi yang ada di Indonesia.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN KOPERASI
Pengertian koperasi dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu: pengertian
umum dan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang koperasian.
Pengertian secara umum koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan
orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan
masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerjasama secara kekeluargaan para
anggotanya. Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
perkoperasian diberikan pengertian sebagai berikut: “koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. (Hendrojogi
(2007;21).”
Dengan penjelasan bahwa anggota koperasi sebagai pemilik dan sekaligus
pengguna jasa koperasi, maka koperasi dapat diartikan sebagai mana yang diatur
dalam Undang-Undang Perkoperasian Indonesia. Koperasi diatur dalam UU
No.12 tahun 1967 yang diperbaharui menjadi Undang-Undang No. 25 tahun 1992
yang menjelaskan tentang definisi koperasi. Koperasi menurut UU No. 12 tahun
1967 berbunyi: “Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi
sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.” Selain definisi koperasi
menurut Hendrojogi (2007;22) mendefinisikan koperasi sebagai berikut:
“Koperasi ialah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan
derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik
secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat
kebendaan atas tanggungan bersama.” Dari beberapa pengertian koperasi tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa apapun jenis koperasi yang didirikan di Indonesia
mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk kesejahteraan anggota pada umumnya
dan masyarakat pada khususnya yang mengandung unsur demokrasi, sosial dan
tidak semata-mata mencari keuntungan.

5
B. TEKNOLOGI INFORMASI
Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara
penyampaian informasi yang selanjutnya dikenal dengan istilah (Teknologi
Informasi ). Pada awalnya Teknologi Informasi dikembangkan manusia pada
masa pra sejarah dan berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk
yang mereka kenal, mereka menggambarkan informasi yang mereka dapatkan
pada dinding-dinding gua, tentang berburu dan binatang buruannya. Sampai saat
ini teknologi informasi terus terus berkembang tetapi penyampaian dan bentuknya
sudah lebih modern. Menurut Bambang Warsita (2008:135) teknologi informasi
adalah sarana dan prasarana (hardware, software, useware) sistem dan metode
untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan,
mengorganisasikan, dan menggunakan data secara bermakna. Hal yang sama juga
di ungkapkan oleh Lantip dan Rianto (2011:4) teknologi informasi diartikan
sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang informasi yang berbasis komputer dan
berkembanganya sangat pesat. Hamzah B.Uno dan Nina Lamatenggo (2011:57)
juga mengemukakan teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan
untuk mengolah data.
Pengolahan itu termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu. Menurut
McKeown dalam Suyanto (2005:10) teknologi informasi merujuk pada seluruh
bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah,
dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya. Teori yang lain juga
diungkapkan oleh Williams dalam Suyanto (2005:10) teknologi informasi
merupakan sebuah bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi yang
membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan, dan
atau menyampaikan informasi. Teori pendukung yang lain menurut Behan dan
Holme dalam Munir (2009:31) teknologi informasi dan komunikasi adalah segala
sesuatu yang mendukung untuk me-record, menyimpan, memproses, mendapat
lagi, memancar/mengantarkan dan menerima informasi.

6
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi
adalah suatu teknologi berupa (hardware, software, useware) yang digunakan
untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan,
mengorganisasikan, dan menggunakan data secara bermakna untuk memperoleh
informasi yang berkualitas.

C. KONSEP - KONSEP KOPERASI


Konsep koperasi dibagi menjadi tiga yaitu konsep koperasi barat, konsep
koperasi sosialis dan konsep koperasi negara berkembang :
1. Konsep Koperasi Barat
Konsep Koperasi Barat merupakan organisasi swasta yang dibentuk secara
sukarela oleh orang-orang yang mempunyai kesamaan kepentingan, dengan
maksud mengurusi kepentingan - kepentingan para anggotanya serta menciptakan
keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperasi.
Persamaan kepentingan tersebut bisa berasal dari perorangan atau kelompok.
Kepentingan bersama suatu kelompok keluarga atau kelompok kerabat dapat
diarahkan untuk masuk menjadi anggota koperasi. Jika dinyatakan secara negatif,
maka koperasi dalam pengertian tersebut dapat dikatakan sebagai organisasi bagi
egoisme kelompok.

2. Konsep Koperasi Sosialis


Konsep Koperasi Sosialis merupakan Koperasi yang direncanakan dan
dikendalikan oleh pemerintah dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan
produksi, untuk menunjang perencanaan nasional. Menurut koperasi ini, koperasi
tidak berdiri sendiri tetapi merupakan subsistem dari sistem sosialisme untuk
mencapai tujuan-tujuan sistem sosialis-komunis. Sebagai alat pelaksana dari
perencanaan yang ditetapkan secara sentral, maka koperasi merupakan bagian dari
suatu tata administrasi yang menyeluruh, berfungsi sebagai badan yang turut
menentukan kebijakan publik, serta merupakan badan pengawasan dan
pendidikan. Peran penting lain koperasi ialah sebagai wahana untuk mewujudkan
kepemilikan kolektif sarana produksi dan untuk mencapai tujuan sosial politik.

3. Konsep Koperasi Negara Berkembang

7
Koperasi Negara Berkembang adalah Koperasi yang sudah berkembang
dengan cirinya tersendiri, yaitu dominasi campur tangan pemerintah dalam
pembinaan dan pengembangannya. Campur tangan ini memang bisa dimaklumi
karena bila masyarakat dengan kemampuan sumber daya manusia dan modalnya
terbatas dibiarkan dengan inisiatif sendiri untuk membentuk koperasi, maka
koperasi tidak akan pernah tumbuh dan berkembang. Sehingga, pengembangan
koperasi di negara berkembang seperti di Indonesia dengan top down approach
pada awal pembangunannya dapat diterima, sepanjang polanya selalu disesuaikan
dengan perkembangan pembangunan di negara tersebut. Dengan kata lain,
penerapan pola top down harus diubah secara bertahap menjadi bottom up
approach. Hal ini dimaksudkan agar rasa memiliki (sense of belonging) terhadap
koperasi oleh anggota semakin tumbuh, sehingga para anggotanya akan secara
sukarela berpartisipasi aktif. Apabila hal seperti tersebut dapat dikembangkan,
maka koperasi yang benar-benar mengakar dari bawah akan tercipta, tumbuh, dan
berkembang.
Adanya campur tangan pemerintah Indonesia dalam pembinaan dan
pengembangan koperasi di Indonesia membuatnya mirip dengan konsep sosialis.
Perbedaannya adalah, tujuan koperasi dalam konsep sosialis adalah untuk
merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan pribadi ke pemilikan kolektif,
sedangkan koperasi di negara berkembang seperti Indonesia, tujuannya adalah
meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya itu sendiri.

D. PRINSIP - PRINSIP KOPERASI


Menurut UU No 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi yaitu:
1. Prinsip ke dalam :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
c. Pembagian SHU secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing - masing anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal
e. Kemandirian
2. Prinsip ke luar :

8
a. Pendidikan perkoperasian
b. kerjasama antar koperasi

9
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu metode


pene;itian evaluasi. Metode penelitian evaluasi dilakukan untuk mengetahui
proses pelaksanaan atau perencanaan, hingga tujuan penelitian tercapai. Metode
ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan suatu perumusan, hasil dari suatu
proyek, kebijakan, atau program. Dalam metode penelitian ini diharuskan
mengetahui terlebih dahulu seluruh rangkaian objek agar bisa mengetahui apa
yang harus dioptimalkan atau dikembangkan dalam objek tersebut, pengambilan
data harus dilakukan secara baik.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum mulai membuat makalah.
Supaya penyusunan isi dan pembahasan di dalamnya runtut dan sudah sesuai
dengan pedoman penulisan sebuah karya ilmiah yang baik. Cara membuat dan
metode penulisan makalah yang benar bisa dilakukan dengan langkah berikut:
1. Mempersiapkan Segala Hal yang Diperlukan
Tahap pertama dalam pembuatan makalah adalah tahap persiapan, yaitu
mempersiapkan segala macam hal yang dibutuhkan di dalamnya misalnya berupa
data, prasarana, referensi yang lengkap. Persiapan ini meliputi sejumlah hal
berikut ini:
a. Mengumpulkan beberapa referensi yang berhubungan dengan judul
makalah yang sudah ditentukan.
b. Membaca sejumlah buku yang akan menjadi referensi untuk penulisan
makalah, supaya kamu bisa membentuk kerangka untuk rumusan
masalahnya dan memperluas pengetahuan yang masih berkaitan dengan
tema makalah. Selain dengan tema makalah bisa juga yang berkaitan
dengan topik pembahasan yang berupa landasan teori, yang tentunya harus
dikuasai oleh penulis.
1) Mengembangkan kerangka makalah dengan lebih kompleks.
2) Memastikan laptop/PC yang digunakan kondisinya sehat dan memiliki
cadangan memori yang cukup, untuk menyimpan semua data secara
utuh.
3) Koneksi internetnya stabil.

10
2. Menulis Sesuai dengan Pedoman
Pada tahap kedua, kamu harus bisa menulis sesuai dengan pedoman yang ada.
Caranya dengan mengembangkan kerangka makalah yang akan menjadi sebuah
rumus masalah yang terisi atau kompleks. Berikut ini langkah-langkah di salah
satu contoh metode penulisan dalam makalah yang sesuai dengan pedoman:
a. Kajilah beberapa sumber yang bisa diperoleh, yang berhubungan dengan
judul makalah.
b. Memerhatikan lagi bagaimana teknik menulis dalam menyajikan makalah
yang baik.
c. Menguraikan intisari yang berasal dari pemahaman si penulis, pada
informasi yang tertuang ke dalam makalah dari sumber yang diperoleh
nantinya.
3. Memeriksa Kelengkapan Hasil Tulisan Makalah/Laporan
Pada tahap selanjutnya, yang harus dilakukan adalah memeriksa kembali isi
makalahnya yang berhubungan dengan pemakaian kata, tanda baca, ejaan, dan
kalimat yang sudah sesuai dengan PUEBI yang tepat. Cek kembali apakah data
yang sudah diperoleh sudah lengkap ataukah masih kurang. Bagaimana
penulisannya apakah masih banyak typo dan apakah format tulisannya sudah
sesuai dengan runtut struktur dan pedoman makalah.

4. Memahami Kerangka Makalah


Menulis di bidang karya tulis dan disebut dengan makalah atau laporan, harus
memenuhi persyaratan seperti makalah dibuat dengan pemikiran sendiri, belum
dipublikasikan di manapun, bersifat ilmiah, dan mengandung unsur terkini. Dalam
makalah tersebut juga harus sudah ada standarisasi dalam penyusunan kerangka
makalah, yang valid dan harus benar.

5. Menemukan Masalah Penelitian dan Membuat Rumusan Masalah


Untuk makalah penelitian, merumuskan dan juga mengenal makalah dengan
lebih jelas akan menjadi kunci yang utama sekaligus menantang bagi penulis. Jika
rumusan masalahnya tidak jelas maka temuan penelitiannya pun akan menjadi tak
logis. Secara umum rumusan masalah ini berupa kalimat tanya dengan dua

11
masalah, tapi ada juga penulis yang merumuskan satu masalah saja atau bisa lebih
dari dua masalah. Hal itu akan bergantung pada objek yang mereka teliti.

12
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan


dengan penelitian yang penulis lakukan, diantaranya:
1. Jurnal yang berjudul ”Implementasi Koperasi Digital di Malang: Apakah
Benar-Benar Digital?” jurnal ini diteliti oleh Niken Puspitasari, Aida Nur
Faizah, Muhammad Adryan Okuputra, Bagus Shandy Narmaditya, Fakultas
Ekonomi, Universtas Negeri Malang pada tahun 2021. Penelitian ini
Mendapatkan hasil bahwa Koperasi dalam proses digitalisasi terkait dengan
indikator-indikator antara lain: profil koperasi, pemasaran, keuangan,
administrasi, usaha tambahan koperasi dan mitra koperasi dan RAT. Koperasi
konvensional masih belum dapat memanfaatkan konsep koperasi digital
sebaliknnya koperasi yang telah menerapkan digitalisasi mampu dalam
melakukan proses pelaksanaan koperasi dengan aktif dalam memanfaatkan
peran digitalisasi. Koperasi yang telah menerapkan proses digitalisasi dalam
pengembang usaha maupun bisnisnya dapat bertahan di era digital dengan
kondisi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Kelemahan dalam penelitian
ini masih terbatasnya data dalam terkait dengan koperasi yang telah
menerapkan digitalisasi. Rekomendasi untuk peneliti lain yang sejenis untuk
ke depannya dapat menganalisis terkait indikator-indikator dalam menentukan
koperasi yang telah memanfaatkan digitalisasi dan belum. Bagi pelaku-pelaku
koperasi untuk senantiasa menerima perkembangan teknologi, informasi dan
komunikasi yang semakin maju, perlunya tindakan aktif dalam mengelolah
koperasi di masa kini dengan konsep digital. Dan bagi pemerintah untuk lebih
berperan aktif dan mengantarkan koperasi dalam melakukan digitalisasi
seperti dalam perolehan modal, teknologi aplikasi, hingga pelatihan sumber
daya di dalam koperasi dalam memajukan perekonomian.

2. “Pemanfaatan Teknologi Digital Pada Koperasi di Provinsi Bali Di Masa


Pandemi Covid-19” jurnal ini diteliti oleh Surya Dewi Rustariyuni, M.
Pudjiharjo, M. Umar Burhan, Dias Satria Universitas Brawijaya. Mendapatkan
hasil bahwa Pandemi Covid-19 menciptakan tantangan bagi lembaga koperasi

13
guna melayani masyarakat serta menjaga likuiditas lembaga agar tetap
survive. Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan penerapan
teknologi digital untuk mengatasi social distancing. Aplikasi layanan
menggunakan teknologi digital pada koperasi menjadi sebuah layanan
keuangan yang dapat membantu manajemen koperasi untuk melakukan
efisiensi biaya, efisiensi waktu, meningkatkan pelayanan serta masyarakat
sebagai anggota koperasi tetap terlayani dengan optimal di masa pandemi
Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertimbangan yang
diambil koperasi di Provinsi Bali guna menyediakan layanan teknologi digital.
Metode penelitian adalah kualitatif deskriptif. Informan kunci dalam
penelitian ini yaitu ketua pengurus dan manajer koperasi yang menerapkan
layanan teknologi digital. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi. Berdasarkan hasil wawancara dapat
disimpulkan bahwa pertimbangan yang diambil koperasi di Provinsi Bali guna
memanfaatkan teknologi informasi adalah: 1) Kredibilitas, 2) Persepsi biaya
dan 3) Kondisi yang memfasilitasi.

3. Strategi Pengembangan Koperasi Di Era Digital Pada Koperasi Yang Ada Di


Provinsi Bali Jurnal Ini Diteliti Oleh I Made Mahadi Dwipradnyana, I Gusti
Ayu Made Agung Mas Andriani Pratiwi Dan I Gusti Nengah Darma Diatmika.
Jurnal ini bersiikan hasil bahwa Perkembangan teknologi informasi di era
Revolusi Industri 4.0 yang ditandai pesatnya perkembangan teknologi digital,
menjadikan masa depan akan mengalami perubahan-perubahan besar.
Koperasi pada era revolusi industri ke-4 harus beradaptasi dan bertransformasi
dalam menghadapi lingkungan yang senantiasa dinamis. Langkah awal yang
perlu dilakukan dalam transformasi koperasi adalah membangun karakter
kreatif dan inovatif bagi insan penggerak koperasi. Berdasarkan hasil
penelitian, maka dapat dijelaskan bahwa permasalahan utama koperasi di Bali
menurut Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali ada 4 yaitu rendahnya
kualitas SDM pengelola Koperasi, rendahnya pertumbuhan koperasi,
terbatasnya pemasaran produk dan kemitraan koperasi dan kurangnya koperasi
mendapatkan akses permodalan. Strategi yang dapat dikembangkan adalah

14
mengukur kinerja non-finansial koperasi, restrukturisasi koperasi, daya saing
koperasi, rebranding koperasi dan pengembangan dengan system IT.
Berdasarkan hasil penelitian, maka diajukan saran yaitu strategi yang dapat
dikembangkan dalam mengahadapi era digital adalah mengukur kinerja non-
finansial koperasi, restrukturisasi koperasi, daya saing koperasi, rebranding
koperasi dan pengembangan dengan system IT.

15
BAB V
PEMBAHASAN

Koperasi hingga saat ini terus berkembang dan menjadi andalan


masyarakat untuk memutar roda perekonomian. Hal ini tercermin dari data
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) tahun 2020 yang mengalami
kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2019. Namun demikian, koperasi pada
masa pandemi ini juga mengalami berbagai kendala untuk menjalankan usahanya.
Sebagian besar koperasi mengalami pengembalian pinjaman yang terganggu,
omzet menurun, penarikan simpanan, penundaan Rapat Anggota Tahunan, dan
kendala lainnya. Pengembangan koperasi pun memiliki tantangan sendiri,
sehingga perlu dilakukan upaya penguatan peran koperasi. Terkait dengan
pengelolaan manajemen kelembagaan, peningkatan kapasitas SDM koperasi,
penggunaan teknologi dan sistem informasi baik dalam manajemen koperasi
maupun dalam menjalankan usahanya, perlu dilakukan pembinaan dan
pendampingan serta kemitraan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi tantangan yang dihadapi adalah melalui modernisasi koperasi.
Adapun target penumbuhan koperasi modern pada tahun 2024 yakni
sebanyak 500 unit koperasi. Untuk mencapai target tersebut, sekaligus
menghadapi tantangan pengembangan koperasi, beberapa strategi yang dilakukan
oleh Pemerintah khususnya Kemenkop UKM diantaranya melalui koperasi
berbasis inclusive closed loop yang dikembangkan sebagai koperasi “Multi
Pihak”, fokus koperasi di sektor riil, pembiayaan, amalgamasi yaitu merger
sesama koperasi dan merger dengan unit usaha koperasi, dan upaya digitalisasi.
Sementara itu, Pemerintah telah mendorong pengembangan koperasi melalui
regulasi dengan terbitnya UU Cipta Kerja pada tahun 2020 untuk memberi
kemudahan koperasi dalam berkembang dan berdaya saing. Dalam UU Cipta
Kerja telah diatur penyederhanaan anggota pendiri koperasi, yaitu koperasi primer
dapat dibentuk paling sedikit 9 orang dari sebelumnya 20 orang, buku daftar
anggota dapat berbentuk dokumen tertulis atau elektronik dengan tujuan
memudahkan pengadministrasian daftar anggota lebih cepat dan akurat, Rapat
Anggota dapat dilakukan secara daring dan/atau luring, usaha koperasi dapat

16
dilaksanakan secara tunggal atau serba usaha, dan pengaturan dasar hukum
koperasi syariah dimana koperasi dapat melakukan kegiatan berdasarkan prinsip
syariah dan koperasi syariah wajib memiliki dewan pengawas syariah.
Selain itu, dalam PP Nomor 7 Tahun 2021 sebagai peraturan pelaksana
UU Cipta Kerja juga memberikan pengaturan yang lebih terperinci mengenai
kemudahan, pelindungan dan pemberdayaan bagi koperasi. Khususnya dalam hal
pemberdayaan koperasi, dengan menetapkan kebijakan dalam aspek kelembagaan,
pemasaran, produksi, keuangan, inovasi dan teknologi, serta kebijakan
pengembangan koperasi di sektor tertentu melalui pemberdayaan koperasi di
sektor kelautan dan perikanan, angkutan perairan pelabuhan, kehutanan,
perdagangan, dan pertanian. Pemerintah saat ini juga sedang mendorong
terwujudnya program pengembangan Korporasi Petani dan Nelayan (KPN) dalam
rangka transformasi ekonomi, yang salah satu kelembagaannya berupa koperasi.
Pada tahun 2022 direncanakan akan terdapat beberapa pilot project terkait KPN
ini.

17
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa
permasalahan utama koperasi di Bali adalah rendahnya kualitas SDM pengelola
Koperasi, rendahnya pertumbuhan koperasi, terbatasnya pemasaran produk dan
kemitraan koperasi dan kurangnya koperasi mendapatkan akses permodalan
sehingga akan sangat sulit bersaing pada era digital.

B. Saran
Strategi yang dapat dikembangkan dalam mengahadapi era digital adalah
mengukur kinerja non-finansial koperasi, restrukturisasi koperasi, daya saing
koperasi, rebranding koperasi dan pengembangan dengan system IT

18
DAFTAR PUSTAKA

Aprilita, Karina. 2014. Koperasi Sebagai Penggerak ekonomi Rakyat. Jurusan


Ilmu administrasi negara: Universitas Lampung.

Bogdan, Robert dan Steven Taylor. 1992. Pengantar Metode Kualitatif. Surabaya:
Usaha Nasional.

Creswell, John W. 2014. Penelitian Kualitatif & Desain Research (Pemilihan


Diantara Lima Pendekatan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chaniago, Arifinal.1984. Pengertian dan Prinsip Koperasi. Jakarta: Salemba


empat.

Cintya, Ayu Ida.2017. Peran Koperasi Wanita dalam upaya Pemberdayaan


Perempuan pada koperasi wanita di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten
Gianyar. E-Jurnal EP Unud, 6[4]: 472-498

19

Anda mungkin juga menyukai