Anda di halaman 1dari 22

“INTERNETISASI : KONSEP DAN STRATEGI”

Mata kuliah : Pemasaran Global

Dosen Pengampu : Hari Purwanto, S.E, M.BA.

Kelas: MP2 Manajemen

Disusun Oleh :

1. Dityanita Kurnia Putri (1903102013)


2. Darulia Ratna Septiansi (1903102027)
3. Noor Mohammad M.A (1903102056)
4. Chiva Natashania M (1903102079)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Pemasaran Global yang berjudul “Internetisasi : Konsep dan Strategi”.

Penulis berterima kasih kepada Bapak dosen yang bersangkutan yang sudah
memberikan bimbingan. Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan
oleh karena itu penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata
penulis ucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi
pembaca.
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4

C. Tujuan......................................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

A. E-Commerce: Perspektif dan Perkembangan.........................................................................6

B. Market Space dan Internet Marketing....................................................................................8

C. Aplikasi Internet dalam Bidang Bisnis.................................................................................10

D. Era Digital Marketing..........................................................................................................13

E. Peluang dan Tantangan Internet Marketing..........................................................................14

F. Model Proses Internetisasi....................................................................................................16

BAB III.........................................................................................................................................19

Kesimpulan................................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era ini, perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi telah berhasil
menciptakan infrastruktur informasi baru yang dikenal dengan Internet. Infrastruktur ini
mencakup perluasan jaringan elektronik yang berguna dalam memfasilitasi mengalihkan
informasi dan komunikasi interaktif, termasuk jaringan telepon, jaringan kabel, jaringan
seluler, satelit, jaringan intra-komputer perusahaan dan bisnis, buletin komputer, dan
layanan komersial. . (Brown, 1997; Kotler, dkk., 1998). Dilihat dari sejarahnya,internet
berhasil dikembangkan dan diuji pertama kali pada tahun 1969 oleh Departemen
Pertahanan AS dalam proyek ARPANet (Advanced Research Projects Network).
Maraknya penggunaan Internet didukung oleh perkembangan World Wide Web
(WWW) yang dirancang oleh laboratorium CERN (Conseil European Pour la Recherche
Nucleasire) di Jenewa pada tahun 1991 dan dikendalikan oleh Organisasi W3 yang juga
berbasis di CERN.

Internet memiliki beberapa daya tarik dan keunggulan bagi para konsumen
maupun organisasi/perusahaan yang memanfaatkan perkembangan teknologi, misalnya
dalam hal kenyamanan, akses 24 jam sehari, jangkauan global, efisiensi,alternatif
ruang maupun pilihan yang relatif `tak terbatas', personalisasi, sumber informasi
potensial, dan lain-lain. Dalam konteks bisnis, berkembangnya Internet di era ini
membawa dampak transformasional yang dapat menciptakan paradigma baru dalam
berbisnis, berupa digital marketing atau Internet marketing (cyber marketing, electronic
marketing, dan sejurnlah istilah lainnya). Bab ini menjelaskan berbagai Perubahan yang
disebutkan dan mengidentifikasi implikasinya bagi pemasaran global. Dalam konteks
ini, istilah “internetisasi” mengacu pada proses sebuah perusahaan terlibat dalam
akivitas-aktivitas bisnis secara elektronik (e-commerce atau e-business), khususnya
dengan memanfaaatkan internet sebagai media, pasar, maupun infrastruktur penunjang
bagi kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksut E-commerce: perspektif dan perkembangan ?


2. Apa yang dimaksut market space dan internet marketing ?

3. Bagaimana aplikasi internet dalam bidang bisnis ?

4. Apa yang dimaksut era digital marketing ?

5. Bagaimana peluang dan tantangan internet marketing ?

6. Bagaimana model proses internetisasi ?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah menambah pengetahuan kita mengenai
pemasaran internasional, sehingga kita tidak hanya sekedar memperlajari dan
membacanya, tetapi bisa kita implementasikan dalam dunia bisnis yang akan kita
rintis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. E-Commerce: Perspektif dan Perkembangan

Internet sebagai media elektronik mutakir yang menunjang e- commerce mengalami


pertumbuhan pesat. Pada tahun 1998, sekitar 100 juta orang di seluruh dunia menggunakan
jaringan Internet, di mana 67 juta di lokasi di Amerika Serikat. Angka ini melonjak drastis dari
sekitar hanya 3 juta orang pada tahun 1994. Tingkat pertumbuhan jumlah pemakaian bersih
di seluruh dunia diprediksi 10% perbulan (Yom, 1996), sedangkan Internet traffic di taksir
akan 2 kali lipat setiap 100 hari (Kotler, 2000). Ditinjau dari komposisi pemakaian,
sebagaimana besar pengguna bersih berasal dari kalangan pendidikan (59 %), bisnis (21%),
pemerintah (14%), dan sisanya, pengguna individual (Yom, 1996).Setelahnya, beberapa
pakar memprediksi bahwa jumlah pemakai internet nantinya akan mencapai 1 miliyar
orang di tahun 2005 (Houghton, 1999).

Di Indonesia, survei yang dilakukan AC Nielsen pada bulan juni 1999 menunjukkan bahwa
pengguna jaringan Internet di Indonesia sudah mendekati 800.000 orang, di mana 32% di
antaranya menggunakan untuk keperluan pribadi, sementara 25% lain untuk pribadi dan
juga kepentingan bisnis. Jumlah pengguna jaringan inteernet di Indonesia diperkirakan akan
terus meningkat dari tahun ke tahun, kemungkinan 20% sesuai dengan tahun (Priyantmo
dalam kompas, 12 Maret 2000). Sementara itu, Asosiasi ISP (Internet service provider) di
Indonesia memprediksi bahwa jumlah pemakai jaringan internet di Indonesia bakal
mencapai 1,5 juta orang di tahun 2000 dan 15 juta orang di tahun 2005 (Bintang, Minggu
Kedua Maret 2000).

Secara sederhana, bila membuat homepage dan melayani pesanan produk melalu iInternet,
maka sudah termasuk menjadi pemasar di seluruh dunia yang menjalankan e-commerce.
Namun demikian, definisi e-commerce bisa ditinjau dar 5 perspektif :

1. On-line Purchasing Perspective,merupakan sebuah sistem yang


memungkinkan pembelian,penjualan produk dan informasi melalui
internet dan jasa on-line lainnya.
2. Digital Comunication Perspektive, merupakan sistem yang
memungkinkan pengiriman informasi digital, produk, jasa dan
pembayaran on-line.
3. Service Perspektive, sistem yang memungkinkan upaya menekan biaya;
menyempurnkan kualitas produk dan informasi instan terkini; dan
meningkatkan kecepatan penyampaian jasa.
4. Businnes Process Perspektive, sistem yang memungkinkan otomatisasi
transaksi bisnis dan aliran kerja.
5. Market-of-One Perspektive, sistem yang memungkinkan proses
‘customization’ produk dan jasa untuk diadaptasikan pada kebutuhan dan
keinginan setiap pelanggan secara efisien.

Menurut Gartner Advisory Group terdapat empat perspektif utama e-business


yang berkaitan dengan peluan dan risiko bisnis perusahaan, yaitu :

1. Perspektif business/ financial models, yang berfokus pada peluang dan


model bisnis yang lebih beroperasi sebagai entitas elektronik daripada
entitas fisik. Faktor kunci dalam metode ini adalah aspek finansial, seperti
pengurangan biaya dan efisiensi. Metode ini menuntut perubahan dalam
hal budaya perusahaan, citra organisasi, dan pedoman akuntansi.
Teknologi dalam hal ini dimanfaatan sebagai salah satu sarana bagi
pemanfaatan peluang bisnis.
2. Perspektif relationships, merupakan perspektif yang menekankan pada
pembentukan kolaborasi dalam bisnis yang dilakukan oleh perusahaan
guna memperluas pasar bisnis atau memasuki pasar baru, serta
meningkatkan interaksi dengan para pelanggan, pemasok, distributor dan
mitra bisnis lainnya. Customer relationship managemen, supply chain
management, dan technology infracture management bisa diciptakan
melalui inisiatif implementasi e-commerce. Elektonic marketplaces,
catalogs dan bidding systems, dan internet search dapat
merevolusionalisasi praktik bisnis, mengakselerasi aktivitas bisnis,
meningkatkan kompetisi global, menciptakan jaringan logistic global,
memfasilitasi relasi pelanggan yang lebih harmonis, memunginkan
layanan yang lebih baik dan lebih mudah, serta mempercepat aliaran
informasi dan barang dalam rantai pasokan keseluruhan.
3. Perspekif commerce, yang berkenaan dengan penjualan dan pembelian
produk dan jasa secara elektronik. Hal ini membutuhkan adanya sistem,
layanan, dan relasi yang bisa mendukung mekanisme penjulan dan
pembelian yang paling efektif. Meskipun perspektif ini agak tumpang
tindih (overlaps) dengan tiga perspektif lainnya, tekanan utamanya adalah
pada pemanfaatan perkembangan teknologi (terutama pada internet dan
web) yang digunakan untuk menunjang kesuksesan serta untuk memnuhi
kebutuhan dan permintaan konsumen sepanjang waktu.
4. Perspektif responsiveness, merupakan perspektif yang berkaitan dengan
aspek efisiensi dan waktu transaksi bisnis. Responsivitas berarti
bagiamana sebuah perusahaan mengurangi waktu antara permintaan bisnis
dan pemenuhannya. Hal ini juga bermakna meningkatkan efisiensi sistem
komputerisasi (sistem operasi dan jasa pendukungnya) yang berperan
besar dalam kelancaran pemenuhan kebutuhan pelanggan. Hasil utama
yang diharapkan adalah peningkatan efisiensi, penekatan tingkat
kesalahan, dan peningkatan keputusan pelanggan. Salah satu contoh
aplikasi perspektif ini adalah koneksi langsung antara sistem permohonan
sewa mobil di perusahaan jasa penyewaan kendaraan dengan perusahaan
asuransi.

Setidaknya ada tiga situasi yang bisa menunjukan signifikansi peranan e-


commerce dewasa ini :

1) Pertama, berbagai kalangan memprediksi e-commerce bakal tumbuh


sangat pesat di masa datang.
2) Kedua, Landon Business School memprediksi bahwa trend bisnis e-
commerce pada tahun 2007 di eropa dan amerika utara akan sangat
prospektif.
3) Ketiga, sekalipun hanya sedikit internet yang berhasil meraih profit,
namun mulai banyak di antara mereka yang bernilai masa depan cukup
substansial.

Ditinjau dari segi kesiapan mengadopsi e-bussiness, The Economiist


Intelligence Unit dan Pyramid research menyusun peringkat e-readiness
sejumlah Negara. E-readiness mengacu pada sejauh mana industry bisnis
sebuah Negara kondusif untuk internet commerce. Indicator yang digunakan
meliputi : tingkat melek computer (computer literacy) di populasi Negara
bersangkutan, keamanan transaksi internet, dan tingkat kecanggihan
infrasstruktur telekomunikasi masing-masing Negara. Berdasarkan indicator-
indikator in, setiap Negara bisa dikategorikan menjadi :

a. E-business leaders
Merupakan Negara-negara yang sudah mencapai tingkat e-ready, namun
masih mengkhawatirkan kurangnya regulasi mengenai e-business.
b. E-business contenders
Merupakan Negara-negara yang telah siap dalam hal infrastruktur dan
lingkungan bisnis, namun masih perlu membenahi faktor-faktor lain dalam
e-readiness.
c. E-business followers
Merupakan Negara-negara yang telah mulai berupaya mempersiapkan
berbagai infrastruktur menuju e-readiness.
d. E-business laggards
Merupakan Negara-negara yang masih memiliki sejumlah masalah besar,
terutama menyangkut konektivitas, sebelum bisa mewujudkan e-readiness.

B. Market Space dan Internet Marketing


Secara garis besar, kemajuan teknologi Internet pada era ini yang disertai dengan
berkembangnya bermacam-macam titik akses, seperti WWW (World Wide Web)
yang ternyata membawa 3 implikasi utama yaitu :
1. Percepatan Globalisasi Industri, akses ke WWW membuka peluang bagi setiap
perusahaan untuk memasuki pasar global yang lebih potensial. Perkembangan
infrastruktur jaringan intra dan inter-korporasi memudahkan perusahaan untuk
melakukan ‘co-R&D dan co-marketing’ di berbagai kawasan geografis dan zona
waktu berbeda di seluruh dunia secara serentak dan terstruktur.
2. Multidimensionalitas Proses Penciptaan Nilai, menurut Rayport & Sviokla
(1995) terjadi pergeseran dari transaksi pasar tradisional yang menekankan
interaksi secara fisik antara penjual dan pembeli menjadi transaksi elektronik yang
tidak memerlukan interaksi secara fisik seperti yang terjadi pada transaksi
tradisional. perubahan itu dapat disebut perubahan dari market place menjadi
market space.
Dalam market space, nilai (value) diciptakan melalui manajemen 3C yaitu:
 Content, mencakup produk fisik yang diperluas dengan jasa informasi
(dimana jasa ini memiliki nilai yang lebih tinggi daripada produk tersebut)
 Context, berupa saluran elektronik atau outline produk/jasa.
 Carrier, operator infrastruktur elektronik yang di gunakan.
3. Tingkat Hambatan Masuk Industri, dalam beberapa industry jasa berbasis
informasi yang sudah mapan, infrastruktur informasi sifatnya industry-spesific
justru dapat menimbulkan hambatan masuk yang kompleks. Contohnya saja pada
system distribusi pasar global yang bergerak pada industry penerbangan dan
perjalanan yang telah menciptakan infrastruktur informasi yang sedemikian
kuatnya, akibatnya setiap pelaku bisnis tentu saja harus mendapatkan akses
terlebih dahulu agar dapat ikut berpartisipasi dalam indutri yang bersangkutan.
Batas-batas geografis dalam dunia virtual saat ini sudah tidak lagi relevan,
dikarenakan model bisnis yang berkembang saat ini adalah global business
model.Misalnya, dengan menjelajahi jaringan internet (browsing) untuk mencari
berbagai informasi yang dibutuhkan mengenai produk dan perusahaan,men-
download perangkat lunak, mengirim e-mail kepada produsen, melakukan
chatting kepada konsumen lain, melakukan transaksi pembayaran dengan
beraneka fasilitas (seperti kartu kredit, smart card, internet interface dan masih
banyak lagi).

Hal itu berbeda dengan traditional market place yang mengacu pada sistem transaksi
seperti atom based products yaitu benda fisik yang bisa disentuh dengan panca indra,
distribusi fisik dan tempat transaksi yang jelas. maka market space lebih berupa bit
based products (seperti kode instruksi atau bahasa komputer, perangkat lunak
semacam nescape atau internet explorer) yang di distribusikan secara elektronik
dalam ruang virtual.Berkembangnya market space membuat semakin intensifnya
kompetisi global antar penyedia jasa/produk dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen yang semakin cerdas/menuntut pelayanan yang efisien dan
efektif.

Banyak pakar yang yakin bahwa berkembangnya virtual market space tidak akan
menghilangkan kebutuhan akan pasar tradisional.kebalikannya, akan melengkapi dan
komplementeri contoh:konsumen rlatif menjadikan belanja sebagai rekreasi atau cara
bersosialisasi.Namun banyak pula orang yg tidak puas bila belum membuka halaman
majalah produk sembari menilai isinya serta menimbang-nimbang guna memutuskan
buat membeli atau tidak.ada banyak ragam produk lainnya,seperti kosmetik,pakaian,
sepatu,alat-alat elektronika, dll.

C. Aplikasi Internet dalam Bidang Bisnis

Aplikasi internet untuk keperluaan bisnis terdapat 8 bidang pokok, diantaranya:

1. Yellow pages, berupa data base terorganisasi yang memuat aneka ragam infomasi
produk, perusahaan, iklan, berita, dll.
2. Web traffic control, berfungsi sebagi iklan yang menarik perhatian para pemakai
internet agar mengunjungi situs tertentu.
3. Online store front, berupa gerai penjualan virtual seperti amazon.com maupun
mal-mal virtual yang kini semakin marak dijuampai.
4. Standart websites, berupa homepage dan alamat email untuk kontak atau layanan
pelanggan
5. Business to business links, berupa koneksi pada jaringan bisnis yang dimiliki
perusahaan. Kecuali ini, apabila berupa sejenis web rings yang terdiri atas
beberapa situs yang saling menawarkan satu sama lain melalui jalan berukar links
menyertai situs serta secara bersama-sama menjual ruang iklan yang tersedia pada
pihak ke tiga.
6. Community sites, misalnya ruang ngobrol eksklusif bagi kelompok pelanggan
tertentu
7. Informational/image sites, yang tidak mempunyai tugas komesial langsung, tetapi
lebih mengutamakan perspektif penajian berita, contohnya ABS (Australian
Bureau of Statistics).
8. Content based sites, pegguna perlu membayar biaya kelompok supaya dapat
mengakses ke isi situs bersangkutan.

Lauren slawrence, et al. (2003) Mengemukakan bahwa setidaknya terdapat empat


model bisnis untuk e-commerce yaitu:

1. Fundamental models
a. Online yellow pages model. Perusakaan yang menerapkan menu hiper link
yang tiap-tiap item didalamnya terhubung ke sumber-sumber terikat dan
menyediakan infomasi lebih lanjut mengenai topik spesifikasi tertentu.
b. Suscription Model. Konsumen perlu langganan supaya dapat mengakses
secara online artikel jurnal, majalah, perangkat lunak, atau produk lainnya
yang diupdate secara rutin.
c. Advertising model. Model ini banyak menggunakan situs-situs mesin pencari
yang menyediakan ruang iklan kepada pihak yang tertarik. Pendapatan dari
iklan ini merupakan sumber perolehan utamanya.
d. 3.5.7 Model. Model ini dinamakan model 3.5.7 karena terdiri atas 3 langkah
bagi focus yang lebih baik, lima strategi untuk mengevaluasi potensi
kehadiran sebuah situs, serta tujuh cara yang dapat menggunakan sebagai
kerangka dalam menyusun rencana eksklusif. Komponen tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a) Tiga poin yang menjelaskan bisnis di Internet belum banyak menghasilkan
pendapatan besar dan mengapa perusahaan masih tetap perlu
mempertahankan situsnya.
 Internet belum menjadi alat transaksi penjualan.
 Komunikasi merupakan sumber penerimaan perusahaan. Sebagian besar
perusahaan harus menyadari bahwa potensi rill bagi e-business justru
datang dari biaya komunikasi yang murah
 Bisnis di Internet membutuhkan pemikiran, strategi, dan rancangan
baru.
b) Lima Strategi evaluasi potensi website yang yaitu elemen kunci dari
berbisnis online.
 Berkomunikasi melalui pelanggan lain.
 Menyediakan fasilitas serta bantuan pelanggan.
 Berkomunikasi melalui calon pelangggan.
 Memperluas komunikasi bisnis tradisional
 Komunikasi internal.
c) Tujuh pedoman taktikal
 Membangun brand awareness dan brand loyalty.
 Direct-response promotions.
 Edukasi marketplace,
 Demontrasi dan distribusi produk
 Publik relations.
 Riset dan pengembangan produk.
 Layanan dan dukungan pelanggan.
e. Auction/Reverse auction model.
Auction bentuk, website menyampaikan jasa lelang online untuk penjual.
Reverse auction model, penawar harga mengutarakan penawaran biaya untuk
produk tertenju (misalnya tiket kereta api) serta penjual untuk menentukan
apakah dapat pemperoleh ajuan tersebut.
f. Affiliation model, pemilik website menandatangi perjanjian dalam mengikuti
program afiliasi. Misalnya, situs www.amazon.com. Mendatangkan para
pemilik website ketika kontrak penjualan buku koleksinya. Bila kontral
disepakai pemilik website untuk dikirimi perincian intruksi atas bentuk
merencanakan link dan banner ads.
g. Portal model. Sasaran pokok model ini merupakan pilihan utama antara
pengguna internet saat mencari informasi maupun aktifitas pencarian lainya.
2. Buy/Sell Fulfilment Models
a. Virtual storefront. Menyuplai informasi penuh maupun fasilitas layanan
transaksi yang dibuat dalam memasarkan produk dan jasa perusahaan, maupun
bantuan dari pelanggan online.
b. E-Procurement, perusahaan mengambil ancaman elektronik bagi sudut pandang
penyediaan, maka dari itu biaya operasional internal dan biaya tidak langsung
dapat ditekan.
3. E-Marketplace Models
a. Procurements Marketpalce Models, yaitu pengembangan semenjak E-
Precurement Model. Perbedaannya yaitu bentuk E-Precurement Model yaitu satu
pembeli ke banyak pemasok, padahal Procurements Marketpalce Models lebih
mengutamakan banyak pembeli ke banyak pemasok.
b. Vertical Marketplace Model, bermaksud membuat pertemuan pembeli dengan
penjual kepada industry spesifik, misalnyaindustri fasmasi dan produksi baja.
c. Horizontal Marketplace Model, pasar yang menyediakan produk dan jasa untuk
beraneka macam industri. Serta memfasilitasi e-commerce untuk berbagai
tahapan dalam rantai pasokan dan disejumlah industri, horizontal marketplace
mampu menyederhakan proses pencarian dan pemesanan oleh para clientnya
4. Peer To Peer Models, beroprasi memerlukan centralized server mitra transaksi
saling berhubungan secara langsung dan melakukan transaksi secara real time.
D. Era Digital Marketing

Dalam perkembangan jaringan sosial yang saat ini berkembang meningkatkan para
pengusaha atau pebisnis mendapatkan informasi dan perkembangan trend yang terjadi
secara lokal. Di mana pemasaran akan menargetkan konsumen dalam radius tertentu di
sekitar lokasi perusahaan. Dalam strategi pemasaran ini untuk dapat bekerja dengan
efesien harus dilakukan dengan cara melakukan penyesuaian dengan nilai, norma dan
kebutuhan yang dimiliki oleh penduduk sekitar lokasi perusahaan.

Ciri Era Digital Marketing:

1. Berakhirnya era push strategy, keterbatasan waktu yang dimiliki membuat


konsumen sangat selektif dalam menyaring arus informasi yang mengalir, oleh
sebab itu banyak produsen besar yang berani membayar konsumen untuk sekedar
menerima iklan.
2. Konsumen mengetahui fakta dan kebenaran, akses terhadap interner berdampak
pada konsumen yang perfectly informed berbagai situs spesifik bisa membantu
pelanggan secara cepat dan mudah untuk memperoleh informasi mengenai
berbagai hal produk dan harga.
3. Mass customization, konsumen dimungkinkan merancang produknya sendiri dan
melakukan bundling maupun unbundling.
4. Insignifikansi batas-batas geografis konsumen dimungkinkan berbelanja secara
rahasia tanpa diketahui maupun diganggu orang lain, terbebas dari kemacetan lalu
lintas, menjelajahi took virtual di seluruh belahan dunia.
5. Komunikasi interaktif, memberikan peluang bagi respon dan tindak lanjut secara
cepat yang mengarah pada terjalinnnya pemasaran relasional khusus.

E. Peluang dan Tantangan Internet Marketing

Aksesibilitas dan interaktivitas internet menghadirkan perubahan yang signifikan pada


paradigma pemasaran konvensional. Ruang lingkup persaingan yang semakin luas
menuntut koordinasi dan integrasi antara departemen system informasi, pemasaran,
pelayanan pelanggan, dan departemen lainnya dalam organisasi. Secara garis besar,
manfaat beralih ke e-business meliputi :

a. Informasi manjenial dan cepat dan akuran


b. Integrasi dengan pemasok dan distribusi secara lebih baik dan realtime
c. Kemitraan distribusi yang lebih baik
d. Biaya transaksi menjadi lebih murah
e. Pemahaman pasar lebih baik
f. Cakupan geografis lebih luas

Dalam konteks pemanfaatan internet untuk aktivitas pemasaran ada 3 kelompok tang
difasilitasi : aktivitas pemasaran informasional, fasilitasi relasi dan pemasaran
transaksional di internet.

Survai yang dilakukan information week terhadap para eksekutif bisnis dan teknologi
inormasi mengungkapkan bahwa perusahan-perusahaan menjustifikasi investasi e-
business mereka tidak berdasarkan kalkulasi ROI (Return On Investment), namun
koneks sasaran strategic, seperti mempertahankan keunggulan kompetitif,
mempertahankan kepuasan pelanggan, dan membangun serta meningkatkan brand
awareness. Secara lebih spesifik, sasaran-sasaran strategik ini dapat dijabarkan
menjadi :

a. Memperbaiki manajemen sediaan


b. Menciptakan unit e-busincss baru
c. Memungkinkan pelanggan untuk merancang sendiri produk atau jasa sesuai
kebutuhan dan keinginan mereka
d. Meningkatkan hubungan dengan pemasok
e. Menyempurnakan manajemen rantai pasokan
f. Membangun organisasi yang lebih entrepreneurial
g. Memperluas lini produk atau layanan
h. Menciptakan saluran distribusi baru
i. Meningkatkan kecepatan dalam memasarkan produk baru
j. Meningkatkan hubungan dengan mitra baru
k. Menciptakan sumber penghasilan baru
l. Mencari pasar baru untuk produk dan jasa yang dihasilkan
m. Membangun atau meningkatkan brand awareness
n. Meningkatkan komunikasi dan kepuasan karyawan
o. Mengurangi biaya operasional
p. Mengikuti irama persaingan
q. Meningkatkan kepuasan pelanggan dan
r. Menciptakan atau mempertahankan keunggulan kompetitif.
Sementara itu, ada beberapa bentuk peluang pemanfaatan internet yang masih bisa
dimanfaatkan lebih lanjut meliputi :

a. Mencari sumber baru untuk informasi pasar lebih lanjut


b. Individualizer customized marketing
c. Cara baru dan efisiensi waktu menjalin relasi dengan pelanggan dan
membangun cita merek (interactive marketing)
d. Peluang baru bagi distribusi dan komunikasi (e-commerce), dan lain-lain.

Proses penyampaian produk secara digital lewat media internet diperkirakan akan
semakin berkembang pesat dan marak digunakan oleh semua golongan masyarakat
dan tentunya penggunaan paling signifikan terdapat pada sektor bisnis, terutama
akan sangat diperlukan untuk program perangkat linak, surat kabar, CD
musik,sekuritas, tiket pesawat, jasa konsultasi,perbankan,pendidikan,perawatan
kesehatan dan juga hiburan (Andersaen & Vincze,2000). Dibaliknya,terdapat
beberapa tantangan besar yang tentunya perlu diantisipasi dan diatasi dengan baik,
diantaranya:

a. Ketersediaan dan kecepatan akses internet secara luas (masalah bandwidth)


b. Infrastruktur dan regulasi menyangkut tarif telepon, jasa ISP, dan UU e-
commerce
c. Isu menyangkut intellectual property, seperti hak cipta, paten, merek dagang,
proteksi data
d. Isu privasi dan keamanan dalam transaksi via internet
e. Sistem pembayaran, termasuk di dalamnya micropayments dan
microtransactions
f. Isu perlindungan atau hak-hak konsumen
g. Preferensi konsumen pada model bisnis tradisional (tatap muka), karena
sebagaian orang masih menganggap belanja sebagai aktivitas sosial atau hiburan.
h. Kecepatan dan kemudahan pengiriman produk fisik (masalah logistik)
i. Masalah pengaturan penerimaan pajak pemerintah
j. Kompleksitas upaya mewujudkan loyalitas pelanggan online
F. Model Proses Internetisasi

Proses internasionalisasi merupakan proses yang kompleks dan multidimensional.


Implikasinya, terdapat berbagai perspektif yang berusaha memahami suatu proses
internasionaliasasi secara komprehensif. Riset-riset intenasionalisasi berhasil
mengidentifikasi sejumlah faktor yang dinilai mempengaruhi karakteristik, tingkat
dan kecepatan internasionalisasi perubahan (Bilkey, 1978; Aaby & Slate, 1989; Ford
& Stan, 1998). Secara garis besar, faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan
menjadi duakategori, yaitu :

1. Faktor internal, yakni merupakan faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh


perusahaan. Faktor ini dapat meliputi :
 Karakteristik manajemen, seperti usia, pendidikan, pengetahuan,
pengalaman, dan sikap/ perspektif terhadap aktivitas internasionalisasi.
 Karakteristik perusahaan, seperti ukuran perusahaan, usia perusahaan,
sumberdaya yang dimiliki, teknologi, struktur organisasi, dan karakteristik
produk/ jasa yang ditawarkan.
2. Faktor eksternal, yakni faktor-fator yang di luar kendala perusahaan dan
berpengaruh terhadapn aktivitas internasional perusahaan, di anataranya terdiri
atas :
 Connected relationships, meliputi hubungan terus-menerus yang dijalin
dengan pihak pemaso, distributor,dan pelanggan, baik di Negara asal
maupun di Negara tujuan pemasaran.
 Network environment, seperti ukuran pasar domestic dibandingkan pasar
luar negeri, tingkat internasionalisasi perusahaan lain dalam industry
sejenis, ketersediaan dukungan pemerintah, ketersediaan karyawa;n
terampil dan terlatih, ketersediaan infrastruktur pennjang aktivitas
internasionalisasi;, hambatan perdaganagan, jarak geografis, dan jarak
kultural antar pasar.

Dalam riset eksploratoris yang dilakukan oleh buttriss dan willkinson


(2003), kedua pakar dari university of new south wales ini merumuskan
model proses internetisasi yang merupakan pengembangan dari model
proses internasionalisasi. Mereka memandang proses internetisasi mirip
pula dengan proses adopsi atau implementasi teknologi baru. Oleh karena
itu, mereka menambah sejumlah faktor di luar faktor internal dan eksternal
yang biasa dijumpai dalam proses internasionalisasi. Faktor-faktor
tambahan tersebut dapat meliputi;
- kompleksitas teknologi
- kapabilitas dan komitmen terhadap implementasi
teknologi e-commerce
- struktur pasar dan karakteristik teknologi e-commerce
yang diadopsi mitra industri dan pesaing
- critical mass (eksternalitas)
- ketersediaan platform atau standar teknologi yang
kompatibel dan infrastruktur nasional
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perkembangan teknologi komputer serta telekomunikasi sudah berhasil membangun


infrastruktur informasi baru yg dikenal dengan istilah internet. Infrastruktur ini termasuk di
depan jaringan elektronik yg berguna dalam memfasilitasi transfer informasi dan komunikasi
interaktif.dalam konteks bisnis,internet memiliki dampak transformasional yg membangun
kerangka berpikir baru pada berbisnis, berupa pemasaran digital atau Internet marketing
(pemasaran cyber, pemasaran elektronik,serta sejurnlah istilah lainnya). Aksesibilitas dan
interaktivitas internet menghadirkan perubahan dramatis di kerangka berpikir pemasaran
konvensional. Lingkup persainganyangsemakin luas kebutuhan koordinasi dan integrasi
antara sistem departemen berita, pemasaran, pelayanan pelanggan,serta departemen lainnya
pada organisasi. Secara garis besar , manfaat yang diperoleh saat beralih ke e-bisnis
mencakup:

a. Informasi manjenial dan cepat dan akurat


b. Integrasi dengan pemasok dan distribusi secara lebih baik dan realtime
c. Kemitraan distribusi yang lebih baik
d. Biaya transaksi menjadi lebih murah
e. Pemahaman pasar lebih baik
f. Cakupan geografis lebih luas
DAFTAR PUSTAKA

 Gregorius Chandra, Fandy Tjiptono, Yanto Chandra Pemasaran Global: Internasionalisasi


dan Internetisasi

Anda mungkin juga menyukai