Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Pemasaran Global yang berjudul “Internetisasi : Konsep dan Strategi”.
Penulis berterima kasih kepada Bapak dosen yang bersangkutan yang sudah
memberikan bimbingan. Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan
oleh karena itu penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata
penulis ucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi
pembaca.
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
BAB III.........................................................................................................................................19
Kesimpulan................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era ini, perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi telah berhasil
menciptakan infrastruktur informasi baru yang dikenal dengan Internet. Infrastruktur ini
mencakup perluasan jaringan elektronik yang berguna dalam memfasilitasi mengalihkan
informasi dan komunikasi interaktif, termasuk jaringan telepon, jaringan kabel, jaringan
seluler, satelit, jaringan intra-komputer perusahaan dan bisnis, buletin komputer, dan
layanan komersial. . (Brown, 1997; Kotler, dkk., 1998). Dilihat dari sejarahnya,internet
berhasil dikembangkan dan diuji pertama kali pada tahun 1969 oleh Departemen
Pertahanan AS dalam proyek ARPANet (Advanced Research Projects Network).
Maraknya penggunaan Internet didukung oleh perkembangan World Wide Web
(WWW) yang dirancang oleh laboratorium CERN (Conseil European Pour la Recherche
Nucleasire) di Jenewa pada tahun 1991 dan dikendalikan oleh Organisasi W3 yang juga
berbasis di CERN.
Internet memiliki beberapa daya tarik dan keunggulan bagi para konsumen
maupun organisasi/perusahaan yang memanfaatkan perkembangan teknologi, misalnya
dalam hal kenyamanan, akses 24 jam sehari, jangkauan global, efisiensi,alternatif
ruang maupun pilihan yang relatif `tak terbatas', personalisasi, sumber informasi
potensial, dan lain-lain. Dalam konteks bisnis, berkembangnya Internet di era ini
membawa dampak transformasional yang dapat menciptakan paradigma baru dalam
berbisnis, berupa digital marketing atau Internet marketing (cyber marketing, electronic
marketing, dan sejurnlah istilah lainnya). Bab ini menjelaskan berbagai Perubahan yang
disebutkan dan mengidentifikasi implikasinya bagi pemasaran global. Dalam konteks
ini, istilah “internetisasi” mengacu pada proses sebuah perusahaan terlibat dalam
akivitas-aktivitas bisnis secara elektronik (e-commerce atau e-business), khususnya
dengan memanfaaatkan internet sebagai media, pasar, maupun infrastruktur penunjang
bagi kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah menambah pengetahuan kita mengenai
pemasaran internasional, sehingga kita tidak hanya sekedar memperlajari dan
membacanya, tetapi bisa kita implementasikan dalam dunia bisnis yang akan kita
rintis.
BAB II
PEMBAHASAN
Di Indonesia, survei yang dilakukan AC Nielsen pada bulan juni 1999 menunjukkan bahwa
pengguna jaringan Internet di Indonesia sudah mendekati 800.000 orang, di mana 32% di
antaranya menggunakan untuk keperluan pribadi, sementara 25% lain untuk pribadi dan
juga kepentingan bisnis. Jumlah pengguna jaringan inteernet di Indonesia diperkirakan akan
terus meningkat dari tahun ke tahun, kemungkinan 20% sesuai dengan tahun (Priyantmo
dalam kompas, 12 Maret 2000). Sementara itu, Asosiasi ISP (Internet service provider) di
Indonesia memprediksi bahwa jumlah pemakai jaringan internet di Indonesia bakal
mencapai 1,5 juta orang di tahun 2000 dan 15 juta orang di tahun 2005 (Bintang, Minggu
Kedua Maret 2000).
Secara sederhana, bila membuat homepage dan melayani pesanan produk melalu iInternet,
maka sudah termasuk menjadi pemasar di seluruh dunia yang menjalankan e-commerce.
Namun demikian, definisi e-commerce bisa ditinjau dar 5 perspektif :
a. E-business leaders
Merupakan Negara-negara yang sudah mencapai tingkat e-ready, namun
masih mengkhawatirkan kurangnya regulasi mengenai e-business.
b. E-business contenders
Merupakan Negara-negara yang telah siap dalam hal infrastruktur dan
lingkungan bisnis, namun masih perlu membenahi faktor-faktor lain dalam
e-readiness.
c. E-business followers
Merupakan Negara-negara yang telah mulai berupaya mempersiapkan
berbagai infrastruktur menuju e-readiness.
d. E-business laggards
Merupakan Negara-negara yang masih memiliki sejumlah masalah besar,
terutama menyangkut konektivitas, sebelum bisa mewujudkan e-readiness.
Hal itu berbeda dengan traditional market place yang mengacu pada sistem transaksi
seperti atom based products yaitu benda fisik yang bisa disentuh dengan panca indra,
distribusi fisik dan tempat transaksi yang jelas. maka market space lebih berupa bit
based products (seperti kode instruksi atau bahasa komputer, perangkat lunak
semacam nescape atau internet explorer) yang di distribusikan secara elektronik
dalam ruang virtual.Berkembangnya market space membuat semakin intensifnya
kompetisi global antar penyedia jasa/produk dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen yang semakin cerdas/menuntut pelayanan yang efisien dan
efektif.
Banyak pakar yang yakin bahwa berkembangnya virtual market space tidak akan
menghilangkan kebutuhan akan pasar tradisional.kebalikannya, akan melengkapi dan
komplementeri contoh:konsumen rlatif menjadikan belanja sebagai rekreasi atau cara
bersosialisasi.Namun banyak pula orang yg tidak puas bila belum membuka halaman
majalah produk sembari menilai isinya serta menimbang-nimbang guna memutuskan
buat membeli atau tidak.ada banyak ragam produk lainnya,seperti kosmetik,pakaian,
sepatu,alat-alat elektronika, dll.
1. Yellow pages, berupa data base terorganisasi yang memuat aneka ragam infomasi
produk, perusahaan, iklan, berita, dll.
2. Web traffic control, berfungsi sebagi iklan yang menarik perhatian para pemakai
internet agar mengunjungi situs tertentu.
3. Online store front, berupa gerai penjualan virtual seperti amazon.com maupun
mal-mal virtual yang kini semakin marak dijuampai.
4. Standart websites, berupa homepage dan alamat email untuk kontak atau layanan
pelanggan
5. Business to business links, berupa koneksi pada jaringan bisnis yang dimiliki
perusahaan. Kecuali ini, apabila berupa sejenis web rings yang terdiri atas
beberapa situs yang saling menawarkan satu sama lain melalui jalan berukar links
menyertai situs serta secara bersama-sama menjual ruang iklan yang tersedia pada
pihak ke tiga.
6. Community sites, misalnya ruang ngobrol eksklusif bagi kelompok pelanggan
tertentu
7. Informational/image sites, yang tidak mempunyai tugas komesial langsung, tetapi
lebih mengutamakan perspektif penajian berita, contohnya ABS (Australian
Bureau of Statistics).
8. Content based sites, pegguna perlu membayar biaya kelompok supaya dapat
mengakses ke isi situs bersangkutan.
1. Fundamental models
a. Online yellow pages model. Perusakaan yang menerapkan menu hiper link
yang tiap-tiap item didalamnya terhubung ke sumber-sumber terikat dan
menyediakan infomasi lebih lanjut mengenai topik spesifikasi tertentu.
b. Suscription Model. Konsumen perlu langganan supaya dapat mengakses
secara online artikel jurnal, majalah, perangkat lunak, atau produk lainnya
yang diupdate secara rutin.
c. Advertising model. Model ini banyak menggunakan situs-situs mesin pencari
yang menyediakan ruang iklan kepada pihak yang tertarik. Pendapatan dari
iklan ini merupakan sumber perolehan utamanya.
d. 3.5.7 Model. Model ini dinamakan model 3.5.7 karena terdiri atas 3 langkah
bagi focus yang lebih baik, lima strategi untuk mengevaluasi potensi
kehadiran sebuah situs, serta tujuh cara yang dapat menggunakan sebagai
kerangka dalam menyusun rencana eksklusif. Komponen tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a) Tiga poin yang menjelaskan bisnis di Internet belum banyak menghasilkan
pendapatan besar dan mengapa perusahaan masih tetap perlu
mempertahankan situsnya.
Internet belum menjadi alat transaksi penjualan.
Komunikasi merupakan sumber penerimaan perusahaan. Sebagian besar
perusahaan harus menyadari bahwa potensi rill bagi e-business justru
datang dari biaya komunikasi yang murah
Bisnis di Internet membutuhkan pemikiran, strategi, dan rancangan
baru.
b) Lima Strategi evaluasi potensi website yang yaitu elemen kunci dari
berbisnis online.
Berkomunikasi melalui pelanggan lain.
Menyediakan fasilitas serta bantuan pelanggan.
Berkomunikasi melalui calon pelangggan.
Memperluas komunikasi bisnis tradisional
Komunikasi internal.
c) Tujuh pedoman taktikal
Membangun brand awareness dan brand loyalty.
Direct-response promotions.
Edukasi marketplace,
Demontrasi dan distribusi produk
Publik relations.
Riset dan pengembangan produk.
Layanan dan dukungan pelanggan.
e. Auction/Reverse auction model.
Auction bentuk, website menyampaikan jasa lelang online untuk penjual.
Reverse auction model, penawar harga mengutarakan penawaran biaya untuk
produk tertenju (misalnya tiket kereta api) serta penjual untuk menentukan
apakah dapat pemperoleh ajuan tersebut.
f. Affiliation model, pemilik website menandatangi perjanjian dalam mengikuti
program afiliasi. Misalnya, situs www.amazon.com. Mendatangkan para
pemilik website ketika kontrak penjualan buku koleksinya. Bila kontral
disepakai pemilik website untuk dikirimi perincian intruksi atas bentuk
merencanakan link dan banner ads.
g. Portal model. Sasaran pokok model ini merupakan pilihan utama antara
pengguna internet saat mencari informasi maupun aktifitas pencarian lainya.
2. Buy/Sell Fulfilment Models
a. Virtual storefront. Menyuplai informasi penuh maupun fasilitas layanan
transaksi yang dibuat dalam memasarkan produk dan jasa perusahaan, maupun
bantuan dari pelanggan online.
b. E-Procurement, perusahaan mengambil ancaman elektronik bagi sudut pandang
penyediaan, maka dari itu biaya operasional internal dan biaya tidak langsung
dapat ditekan.
3. E-Marketplace Models
a. Procurements Marketpalce Models, yaitu pengembangan semenjak E-
Precurement Model. Perbedaannya yaitu bentuk E-Precurement Model yaitu satu
pembeli ke banyak pemasok, padahal Procurements Marketpalce Models lebih
mengutamakan banyak pembeli ke banyak pemasok.
b. Vertical Marketplace Model, bermaksud membuat pertemuan pembeli dengan
penjual kepada industry spesifik, misalnyaindustri fasmasi dan produksi baja.
c. Horizontal Marketplace Model, pasar yang menyediakan produk dan jasa untuk
beraneka macam industri. Serta memfasilitasi e-commerce untuk berbagai
tahapan dalam rantai pasokan dan disejumlah industri, horizontal marketplace
mampu menyederhakan proses pencarian dan pemesanan oleh para clientnya
4. Peer To Peer Models, beroprasi memerlukan centralized server mitra transaksi
saling berhubungan secara langsung dan melakukan transaksi secara real time.
D. Era Digital Marketing
Dalam perkembangan jaringan sosial yang saat ini berkembang meningkatkan para
pengusaha atau pebisnis mendapatkan informasi dan perkembangan trend yang terjadi
secara lokal. Di mana pemasaran akan menargetkan konsumen dalam radius tertentu di
sekitar lokasi perusahaan. Dalam strategi pemasaran ini untuk dapat bekerja dengan
efesien harus dilakukan dengan cara melakukan penyesuaian dengan nilai, norma dan
kebutuhan yang dimiliki oleh penduduk sekitar lokasi perusahaan.
Dalam konteks pemanfaatan internet untuk aktivitas pemasaran ada 3 kelompok tang
difasilitasi : aktivitas pemasaran informasional, fasilitasi relasi dan pemasaran
transaksional di internet.
Survai yang dilakukan information week terhadap para eksekutif bisnis dan teknologi
inormasi mengungkapkan bahwa perusahan-perusahaan menjustifikasi investasi e-
business mereka tidak berdasarkan kalkulasi ROI (Return On Investment), namun
koneks sasaran strategic, seperti mempertahankan keunggulan kompetitif,
mempertahankan kepuasan pelanggan, dan membangun serta meningkatkan brand
awareness. Secara lebih spesifik, sasaran-sasaran strategik ini dapat dijabarkan
menjadi :
Proses penyampaian produk secara digital lewat media internet diperkirakan akan
semakin berkembang pesat dan marak digunakan oleh semua golongan masyarakat
dan tentunya penggunaan paling signifikan terdapat pada sektor bisnis, terutama
akan sangat diperlukan untuk program perangkat linak, surat kabar, CD
musik,sekuritas, tiket pesawat, jasa konsultasi,perbankan,pendidikan,perawatan
kesehatan dan juga hiburan (Andersaen & Vincze,2000). Dibaliknya,terdapat
beberapa tantangan besar yang tentunya perlu diantisipasi dan diatasi dengan baik,
diantaranya:
PENUTUP
Kesimpulan