Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH : DOSEN

PEMBIMBING:

PEMASARAN GLOBAL MUHAMMAD RACHMADI,


SE,MM

MAKALAH

“INTERNETISASI : KONSEP DAN STRATEGI”

DISUSUN OLEH:

1. BINTANG GEMILANG EFENDI


2. PRAYOGA MAULANA YUSUF
3. DWITA TIARA RESTU
4. ELVA ZILA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

MANAJEMEN

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT, yang mana berkat rahmat
dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Internetisasi konsep dan strategi ”. Makalah ini diajukan guna memenuhi nilai
pelajaran pemasaran global. Tidak lupa, kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca makalah ini.
Harapan saya semoga makalah ini bermanfaat dan menjadikan sumber
pengetahuan bagi para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................ii

Daftar Isi .......................................................................................................iii

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................2

Bab II PEMBAHASAN

2.1 E-Commerce: Perspektif dan Perkembangan..................................................3

2.2 Market space dan Internet Marketing ....................................................5

2.3 Aplikasi Internet dalam bidang Bisnis....................................................6

2.4 Era Digital Marketing.............................................................................8

2.5 Peluang dan Tantangan Internet Marketing............................................9

2.6 Model Proses Internetisasi......................................................................9

Bab III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................11

3.2 Saran......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi computer dan telekomunikasi telah berhasil


menciptakan infrastruktur informasi baru yang dikenal dangan istilah Internet.
Infrastruktur ini meliputi serangkaian jariang elektronik yang bermanfaat dalam
memfasilitasi transfer informasi dan komunikasi interaktif, di antaranya
jaringan telepon, jaringan kabel (cabel networks), jaringan seluler, satelit,
jaringan intra-komputer korporasi dan bisnis, computer bulletin board, dan jasa
on-line komersial. Ditilik dari sejarahnya, internet sukses dikembangkan dan
diuji coba pertama kali pada tahun 1969 oleh US Department of Defense dalam
proyek ARPANet (Advanced Research Projects Network). Menjamurnya
penggunaan internet ditunjang oleh perkembangan World Wide Web (WWW)
yang dirancang oleh laboratorium CERN (Conseil European pour la Recherche
Nucleaire) di Jenewa tahun 1991 dan dikendalikan oleh W3 Organization yang
juga  berpusat di CERN.

Internet memiliki beberapa daya tarik dan keunggulan bagi para konsumen
maupun organisasi, misalnya dalam hal kenyamanan, akses 24 jam sehari,
jangkauan global, efisiensi, alternatif ruang maupun pilihan yang relatif ‘tak
terbatas’, personalisasi, sumber informasi  potensial, dan lain lain. Dalam
konteks bisnis, internet membawa dampak transformasional yang menciptakan
paradigma baru dalam bisnis, berupa digital marketing atau internet marketing
(cyber marketing, electronic marketing, dan sejumlah istilah lainnya). Bab ini
memaparkan  berbagai perubahan tersebut dan mengidentifikasi implikasinya
bagi pemasaran global. Dalam konteks ini, istilah “Internetisasi” mengacu pada
proses sebuah perusahaan terlibat dalam aktivitas-aktivitas bisnis secara
elektronik (e-commerce atau e-business), khususnya dengan memanfaatkan
internet sebagai media, pasar, maupun infrastruktur penunjang.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa E-commerce perspektif dan perkembangan?
2. Apa market space dan internet marketing?
3. Apa aplikasi internet dalam bidang bisnis?
4. Apa era digital marketing?
5. Apa peluang dan tantangan internet marketing?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui E-commerce perspektif dan perkembangan
2. Mengetahui market space dan internet marketing
3. Mengetahui aplikasi internet dalam bidang bisnis
4. Mengetahui era digital marketing
5. Mengetahui peluang dan tantangan internet marketing

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 E-commerce perspektif dan Perkembangan


Internet sebagai media elektronik mutakhir yang menunjang e-commerce
(electronic commerce) mengalami pertumbuhan pesat. Pada tahun 1998, sekitar
100 juta orang diseluruh dunia menggunakan internet , dimana 67 juta di
antaranya berlokasi di Amerika Serikat. Di Indonesia, survai yang dilakukan
AC Nielsen pada bulan juni 1999 menunjukan bahwa  pengguna internet di
Indonesia sudah mendekati 800.000 orang, dimana 32% diantaranya
menggunakan untuk keperluan pribadi, sementara 25% lain untuk pribadi juga
bisnis. Jumlah  pengguna internet di Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh
20% pertahun. Sementara itu, asosiasi ISP (Internet Service Provider) Indonesia
memprediksi bahwa jumlah pemakai internet di Indonesia bakal mencapai 1,5
juta orang di tahun 2000 dan 15 juta orang pada tahun 2005.
Secara simplistik, bila kita membuat homepage dan melayani pesanan
produk melalui internet, maka kita sudah menjadi pemasar global yang
menjalankan e-commerce. Namun demikian, definisi e-commerce bisa ditinjau
dari 5 perspektif: on-line purchasing, digital communication, service, business
process, dan maket-of-one perspectives.
Perspektif Definisi E-commerce
on-line purchasing perspective Sistem yang memungkinkan pembeli
dan penjual produk dan informasi
melalui internet dan jasa online
lainnya
Digital communication perspective Sistem yang memungkinkan
pengiriman informasi digital, produk,
jasa dan pembayaran online
Sevice perspective Sistem yang memungkinkan upaya
menekankan biaya, menyempurnakan
kualitas produk dan informasi instan
terkini, dan meningkatkan kecepatan

3
penyampaian jasa
Business process perspective Sistem yang memungkinkan otomatis
transaksi bisnis dan aliran kerja
Market –of-one-perspective Sistem yang memungkinkan proses
“custormization”produk dan jasa untuk
diadaptasikan pada kebutuhan dan
keinginan setiap pelanggan secara
efisien

Menurut Gartner Advisory Group terdapat empat persepktif utama e-


business berkaitan dengan peluang dan resiko bisnis perusahaan yaitu :
1. Perspektif business/financial models, yang berfokus pada peluang dan model
bisnis yanglebih beroperasi sebagai entitas elektronik daripada entitas fisik.
Faktor kunci dalammodel ini adalah aspek finansial, seperti reduksi biaya
dan efisiensi. Model ini menuntut perubahan dalam hal budaya perusahaan,
citra organisasi, dan pedoman akuntansiteknologi dalam hal ini
dimanfaatkan sebagai enabler bagi pemanfaatan peluang bisnis.
2. Perspektif relationships,yang menekankan pembentukan relasi dan
kolaborasi baru gunamemasuki pasar baru atau meningkatkan interaksi
dengan pelanggan, pemasok,distributor, dan mitra bisnis lainnya.
3. Perspektif commerce, yang berkenaan dengan penjualan dan pembelian
produk dan jasasecara elektronik. Hal ini membutuhkan adanya sistem,
layanan, model dan relasi yang bisa mendukung mekanisme penjualan dan
penjualan yang lebih efektif.
4. Perspektif responsiveness, yang lebih berkaitan dangan aspek efisiensi dan
timingtransaksi bisnis. Responsifitas berarti mengurangi waktu antara
permintaan bisnis dan pemenuhannya. Hasil utama yang diharapkan adalah
peningkatan efisiensi dan penekanan tingkat kesalahan dan peningkatan
tingkat kepuasan pelanggan.

4
Ditinjau dari segi kesiapan mengadopsi e-business, The Economist
Intelligence Unit danPyramid Research menyusun peringkat e-readiness
sejumlah Negara. E-readiness mengacu padasejauh mana industri bisnis
sebuah Negara kondusif untuk internet commerce. Indikator yangdigunakan
meliputi: tingkat melek computer di Negara bersangkutan, keamanan
transaksiinternet, dan tingkat kecanggihan infrastruktur telekomunikasi
masing-masing negara. Berdasarkan indikatr-indikator ini, negara bisa
dikategorikan sebagai:
 E-business leaders : Negara-negara yang sudah mencapai tingkat e-ready,
namun masihmenghawatirkan kurangnya regulasi mengenai e-business
 E-business contenders : Negara-negara yang telah siap dalam hal
infrastruktur danlingkungan bisnis, namun masih perlu membenahi faktor-
faktor lain dalam hal e-readiness
 E-business followers : Negara-negara yang telah mulai berupaya
mempersiapkan berbagai infrastruktur menuju e-readiness
 E-business laggards : Negara-negara yang masih memiliki sejumlah
masalah besar,terutama menyangkut konektivitas, sebelum bisa
mewujudkan e-readiness

2.2 Market Space dan Internet Marketing


Secara garis besar, kemajuan teknologi internet yang disertai dengan
berkembangnya bermacam-macam titik akses, seperti World Wide Web
(WWW) yang membawa tiga implikasiutama: (1) percepatan globalisasi
industry; (2) multidimensionalitas proses penciptaan nilai; dan (3) tingkat
hambatan masuk industry.
 Percepatan Globalisasi Industri
akses ke WWW membuka peluang bagi setiap perusahaan untuk
memasuki pasar global.Perkembangan infrastruktur jaringan intra dan
inter-korporasi memudah perusahaan untuk melakukan ‘co-R&D dan co-
5
marketing’ di berbagai kawasan geografis dan zona waktu berbeda di
seluruh penjuru dunia secara simultan. Era R&D dan pemasaran global24
jam melalui jaringan aliansi strategic yang kompleks kini telah mejadi
kenyataan.
 Multidimensionalitas Proses Penciptaan Nilai
Pada prinsipnya WWW dan jaringan sejenisnya bukan sekedar
infrastruktur namunsekaligus juga pasar. Menurut Rayport dan Sviokla
kini terjadi pergesaran dari transaksi pasar tradisional yang menekankan
interaksi secara fisik antara penjual dan pembelimenjadi transaksi
elektronik dengan kata lain, terjadi perubahan dari market placemenjadi
market space. Dalam market space, nilai atau value diciptakan
melaluimanajemen 3C : content, context, dan carrier (infrastructure) yang
berlaku untuk levelindividual bisnis, maupun struktur industri. Content
mencakup produk fisik yangdiperluas dengan jasa informasi. Context
berupa saluran elektronik atau outline produkatau jasa. Carrier merupakan
operator infrastruktur elektronik yang digunakan.
 Tingkat Hambatan Masuk Industri
infrastruktur informasi berdampak signifikan pada hambatan masuk
industri. Disatu sisi,dalam kasus tertentu akses ke infrastruktur informasi
menghadirkan peluang bisnis globalyang bahkan sebelumnya tidak
terbayangkan. Namun disisi lain, dalam beberapa industry jasa berbasis
informasi yang sudah mapan infrastruktur informasi yang sifatnya
industry specific justru bisa menciptakan hambatan masuk yang
signifikan.

2.3 Aplikasi Internet dalam Bidang Bisnis


Secara garis besar, aplikasi internet untuk keperluan bisnis meliputi 8
bidang pokok,diantaranya :

6
 Yellow pages, berupa database terorganisir yang membuat aneka ragam
informan produk, perusahaan, iklan, berita, hiburan, dan sebagainya.
 Web traffic control, berfungsi sebagai iklan yang menarik perhatian para
pemakaiinternet agar mengunjungi situs tertentu.
 On-line store front, berupa gerai penjualan virtual seperti amazon.com
maupun mal-malvirtual yang kini semakin marak dijumpai.
 Standard websites, berupa homepage dan alamat e-mail untuk kontak atau
layanan pelanggan.
 Business-to-business links, berupa koneksi pada jaringan bisnis yang
dimiliki perusahaan.
 Community sites, seperti ruang ‘ngobrol’ (chatting room) khusus untuk
pelanggan tertentu.
 Informational/image sites, yang tidak memiliki fungsi komersial langsung,
namun lebihmenekankan aspek penyampaian informasi misalnya ABS.
 Content-based sites, dimana pemakai harus membayar biaya keanggotaan
agar bisa mendapat akses ke situs bersangkutan.

Contoh situs online:


 Yellow pages model (www.yellowpages.com)
Model ini merancang menu hiperlink yang setiap item didalamnya
terhubung ke sumber-sumber terkait dan menyediakan informasi lebih
lanjut mengenai topik spesifik tertentu.
 Subscription model (www.emeraldinsight.com)
Model ini mengaharuskan konsumen berlangganan agar dapat mengakses
secara online artikel, jurnal, majalah, perangkat lunak dan di update secara
rutin.
 Adversiting model (www.webwombat.com.au)
Model ini menyediakan ruang iklan bagi pihak-pihak yang terkait.

7
 Auction model (www.kaskus.us)
Model ini menawarkan jasa lelang online bagi penjual.
 Reserve auction model (www.respond.com)
Penjual menawarkan harg untuk produk tertentu dan penjual akan
memutuskan apakah akan menerima tawaran tersebut.
 Portal model (www.indocenter.co.id)
Model

2.4 Era Digital Marketing


Digital marketing adalah strategi pemasaran yang memanfaatkan
teknologi digital untuk memasarkan produk dan jasa ke pemasaran online.
Indonesia sudah memasuki revolusi industri 4.0 sehingga segala aktivitas
dalam dunia industri harus mampu memanfaatkan teknologi digital yang
telah ada.
Era digital marketing memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Munculnya born global (International new venture), perusahaan yang


sejak berdirinya mengejar visi menjadi perusahaan global dan
melakukan proses globalisasi bisnis tanpa melewati tahapan menjadi
perusahaan domestik.
 Berakhirnya push strategy, konsumen memiliki bargaining power yang
tinggi.
 Konsumen mengetahui fakta dan kebenaran, konsumen tidak dapat
dibohongi lagu karena adanya internet.
 Mass customizaton, konsumen dimungkinkan untuk merancang
produknya sendiri.

8
2.5 Peluang dan tantangan Internet Marketing

Peluang dalam internet marketing adalah:


 Sumber baru untuk informasi pasar
 Individualized customized marketing
 Cara baru menjalin relasi dengan pelanggan, komunikasi pelanggan dan
membangun citra merek
 Peluang baru bagi distribusi dan komunikasi
 Berinteraksi dengan pelanggan via jejaring sosial
 Sumber ide pengembangan produk baru dll

Tantangan dalam internet marketing adalah:


 Ketersediaan dan kecepatan akses internet secara luas
 Infrastruktur dan regulasi menyangkut tarif telepon, jasa, ISP, dan UU
ECOM
 Isu privasi dan keamanan dalam transaksi online
 Sistem pembayaran
 Isu perlindungan atas hak-hak konsumen

2.6 Model Proses Internetisasi

Proses Internasionalisasi merupakan proses yang kompleks dan


multidimensional. Implikasinya, terdapat berbagai perspektif yang berusaha
memahami proses internasionalisasi secara komprehensif. Riset – riset
internasionalisasi berhasil mengidentifikasi sejumlah faktor yang dinilai
memepengaruhi karakteristik, tingkat, dan kecepatan internasionalisasi
perusahaan.

9
Faktor – faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu :

1. Faktor Internal, yakni faktor-faktor yang bisa dikendalikan oleh


perusahaan. Faktor ini melipiti :
 Karakteristik manajemen, seperti usia, pendidikan, pengetahuan,
pengalaman, dan sikap/persepsi terhadap aktivitas
internasionalisasi
 Karakteristik perusahaan, seperti ukuran perusahaan, usia
perusahaan, sumberdaya yang dimiliki, teknologi, struktur
organisasi, dan karakteristik produk/jasa yang ditawarkan.
2. Faktor Eksternal, yakni faktor-faktor yang di luar kendali perusahaan dan
berpengaruh terhadap aktivitas internasional perusahaan. Di antaranya
terdiri atas :
 Connected relationships, meliputi hubungan terus-menerus yang
dijalin dengan pihan pemasok, distributor, dan pelanggan, baik di
negara asal maupun di negara tujuan pemasaran
 Network environment, seperti ukuran pasar domestik dibandingkan
pasar luar negeri, tingkat internasionalisasi perusahaan lain dalam
industri sejenis, ketersediaan dukungan pemerintah, ketersediaan
karyawan terampil dan terlatih, ketersediaan infrastruktur
penunjang aktivitas internasionalisasi, hambatan perdagangan,
jarak geografis, dan jarak kultural antar pasar.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkembangan teknologi computer dan telekomunikasi telah berhasil


menciptakan infrastruktur informasi baru yang dikenal dangan istilah Internet.
Infrastruktur ini meliputi serangkaian jariang elektronik yang bermanfaat dalam
memfasilitasi transfer informasi dan komunikasi interaktif, di antaranya
jaringan telepon, jaringan kabel (cabel networks), jaringan seluler, satelit,
jaringan intra-komputer korporasi dan bisnis, computer bulletin board, dan jasa
on-line komersial. Internet memiliki beberapa daya tarik dan keunggulan bagi
para konsumen maupun organisasi, misalnya dalam hal kenyamanan, akses 24
jam sehari, jangkauan global, efisiensi, alternatif ruang maupun pilihan yang
relatif ‘tak terbatas’, personalisasi, sumber informasi  potensial, dan lain lain.
Dalam konteks bisnis, internet membawa dampak transformasional yang
menciptakan paradigma baru dalam bisnis, berupa digital marketing atau
internet marketing (cyber marketing, electronic marketing, dan sejumlah istilah
lainnya).

3.2 Saran

Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan


kami untuk mengembangkan potensi yang ada dengan harapan dapat
bermanfaat dan bisa dipahami oleh para pembaca. Kritik dan saran sangat kami
harapkan dari pembaca, khususnya dari bapak dosen yang telah membimbing
kami dan para mahasiswa demi kesempurnaaan makalah ini. Apabila ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.coursehero.com/file/41648606/BAB-8-JADIdocx/

https://www.scribd.com/document/404542973/INTERNETISASI-docx

12

Anda mungkin juga menyukai